You are on page 1of 6

Virus pada ikan mas

Penyakit Pada Ikan (Cacing, Virus, Bakteri) Rabu, 17 Februari 2010 07:02 a.Gyrodactylidea Gyrodactylidea lebih sering menyerang ikan kolam dan jarang terjadi di aquarium. Species tertentu dari gyrodactydea bisa mencapai ukuran 3 mm bisa dilihat dengan mata telanjang dan pengamatan.Ikan menggosokkan dirinya dan menjadi malas b.Dactylogyridea Telur dari dactylogyridea hidup di insang atau kulit ikan sebagai parasit. Kondisi dimana aqurarium tidak sehat, ikan stress atau kelebihan populasi didalam aquariummenyebabkan dactylogyridea dapat berkembang dengan pesat. Ikan yang terjangkit menggosokkan dirinya ke dasar aquarium atau benda-benda yang ada pada aquarium, ikan diam di permukaan air dengan bernafas secara cepat atau megap-megap.Dactylogyridea melukai kulit ikan dan selaput pada insang dan ini dapat mendatangkan serangan yang lain oleh fungi,bakteri atau protozoa. c.Fish leeches leech atau cacing penghisap darah ini kadang-kadang muncul tidak sengaja biasanya ikan yang baru dibeli atau burung-burung yang membawa cacing ini ke dalam kolam. Mereka berukuran beberapa centimeter dan bisa dilihat dengan mata telanjang. Mereka menghisap darah dan berbahaya karena bisa menularkan penyakit dari satu ikan ke ikan yang lain. Gunakan kain yang sudah direndam alkohol untuk mencabut atau menghilangkan dari tubuh ikan 4.PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS Virus sangatlah kecil sehingga tidak bisa dilihat dengan mikroskop biasa. Mereka hanya bisa dilihat dengan mikroskop elektron. Mereke menyebar di dalam sel hidup dan memaksanya untuk memproduksi virus baru. Dengan demikian sel yang terseran virus tidak dapat bekerja secara normal lagi di dalam jaringan. a.Lymphocystis Lymphocystis berkembang pada kulit ikan dan merubah sel pada selaput lendir ikan.mereka tumbuh dengan sangat cepat.Ditandai dengan benjolan atau bisul pada kulit ikan. Sel yang dipaksa untuk memproduksi virus terus berkembang dan akhirnya pecah sehingga jutaan virus menyebar di dalam aquarium. Biasanya tanda serangan pertama muncul di ujung sirip dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Bagian sirip yang terkena virus bisa dipotong untuk mencegah penyebaran virus. Penanganan dapat di beri obat ikan yang bertindak sebagai disinfektan.

b.Pox Biasanya muncul pada ikan koi pada musim semi juga disebabkan oleh virus. Bukan pox yang sebenarnya yang menyerang tapi herpes dan tidak menyerang manusia c.Spring virosis Serangan virosis pada ikan kolam sangatlah akut dan menular. Apabila ikan terserang virosis dan selamat maka ikan tersebut akan kebal terhadap serangan virosis. Akan tetapi ikan itu juga menjadi bahaya laten sebagai penular bagi ikan lain 5.PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH BAKTERI Bakteri ada disetiap aquarium mereka melakukan banyak fungsi yang menguntungkan seperti mengurai amonia, nitrit dan nitrat. Tetapi ada juga yang merugikan seperti bakteri patogen.bakteri ini juga ada disetiap aquarium tetapi dengan perawatan kualitas dan parameter air bakteri ini tidak menyebabkan masalah ditambah lagi dengan sistem kekebalan yang ada pada ikan. Bakteri dapat menyebabkan berbagai macam penyakit yang tidak selalu mudah untuk dideteksi. a.Vitiligo Vitiligo disebabkan oleh bakteri berbeda. Dapat dikenali dengan adanya noda putih berkabut pada sirip atau kulit ikan. Selaput lendir terbuka sehingga daerah tak bersisik menjadi kelihatan. Hal ini bisa menyebabkan kulit ikan akan hancur atau terkelupas. b.Fin Rot fin rot disebabkan oleh bakteri yang ada di dalam aquarium. Ikan yang sehat tidak akan terkena bakteri ini karena sistem pertahanan yang cukup terhadap bakteri ini. Bakteri ini akan menyerang ikan yang tidak sehat, ikan yang mengalami stress atau kelebihan populasi dalam sebuah aquarium. Fin rot juga bisa terjadi karena adanya penyakit yang lain seperti columnaris, populasi jamur yang berlebihan, luka, parasit dan kondisi air yang tidak higienis.Ekor ikan membusuk pada ujungnya dan menyebar terus sampai ke pangkal ekor.Dengan pemberian obat ikan yang baik ekor ikan akan dapat tumbuh normal kembali. c.Bacterial Gill Rot Bacterial Gill rot timbul ketika selaput lendir sensitif pada insang telah diserang parasit. Bagian dalam insang yang telah mati diserang bakteri berwarna putih keabu-abuan. d.Columnaris Infeksi yang disebabkan oleh bakteri columnaris ditandai dengan adanya seperti jaringan halus berwarna putih pada mulut, sirip, ekor dan sisik ikan.Pada tahap selanjutnya pada ekor dan sirip kadang-kadang mengalami pembusukan.Pisahkan ikan yang terkena bakteri ini dan lakukan pengobatan.

e.Bloody inflammations Pendarahan pada sebagian area pada kulit ikan, pendarahan pada anus dan ekor dan sirip merupakan ciri-ciri infeksi yang terjadi karena bakteri Aeromonas dan Pseudomonas. f.Dropsy Ikan terlalu lama stress dapat menyebabkan melemahnya sistem kekebalan pada ikan dengan begitu memudahkan bakteri menginfeksi.Bakteri menginfeksi usus ikan sehingga ikan malas untuk makan karena adanya gangguan di pencernaan.Pada tahap selanjutnya selaput pada usus akan lepas menempel pada anus berwarna putih dan panjang seperti berak putih. Sehingga makanan tidak dapat lagi dicerna karena organ didalam sudah tidak dapat bekerja dengan baik.Pada tahap akhir karena kerusakan organ hati ikan atau kerusakan organ urin. Akhirnya cairan berkumpul di rongga pada tubuh ikan, pada bagian dalam sisik atau pada mata ikan. Hal ini menyebabkan bengkak pada sisik dan pada mata ikan ( pop eyes ) g.Erythrodermatitis Menyerang ikan-ikan dalam kolam disebabkan oleh bakteri genus Aeromonas.

penyakit pada udang


Advertisement Udang windu (Penaeus monodon) merupakan udang komoditas asli daerah tropis yang telah berkembang menjadi industri sejak awal dekade 1980-an. (Hadiwiyoto, 1993). Genus ini mudah sekali dibedakan dengan genus-genus dengan melihat rostrumnya yang rumus 7/3, artinya pada sisi atas tanduk terdapat 7 gigi sedang pada sisi bawah mempunyai gigi 3. Badannya bergaris tengah rata-rata 1,5-5 cm. Menurut Tricahyo (1992), udang windu termasuk keluarga Arthropoda, klas Crustacea, ordo Decapoda dan spesies Penaeus monodon Fabr. Diantara jenis penyakit yang menyerang udang windu, penyakit viral adalah penyakit yang paling ganas dan mengakibatkan kerugian paling besar. Tercatat wabah penyakit kepala kuning, dan bercak putih telah melanda pertambakan Indonesia danmengakibatkan kematian udang berumur antara 1 2 bulan. 1. PENYAKIT VIRAL Penyakit viral telah mengakibatkan kerugian yang cukup besar di kalangan petambak. Penyebaran penyakit terjadi secara cepat dan melanda satu kawasan dalam waktu sangat singkat. Ada sekitar 5 jenis penyakit viral yang telah dideteksi yaitu IHHNV (Infectious Hypodermal and Hematopoitic Necrosis Virus), HPV (Hepatopancreatic Parvolike Virus), MBV (Monodon Baculavirus), SEMBV (Systemic Ectodermal and Mesodermal Baculovirus), YHV (Yellow Head Virus). a. Epizootiologi Infeksi :Secara horizontal terjadi melalui rantai makanan atau virion yang terbatas ke lingkungan dan masuk ke tubuh udang yang sehat. Secara vertikal terjadi dengan cara induk yang menjadi karier virus akan menularkan melalui kotoran yang setelah bebas di air akan menginfeksi larva. Infeksi pada umumnya terjadi melalui 3 rute utama yaitu kulit, insang, dan saluran pencernaan. b. Diagnosis Virus : Histipatologi, dasblot, hibridisasi, in situ dan PCR dan RT-PCR. Metode diagnosis dengan PCR metode yang paling cepat dan menjanjikan tingkat akurasi yang tinggi dibandingkan metode lain. Sampel dapat disiapkan dalam awetan alkohol 70% dalam potongan kecil (0,5 cm), untuk PCR dan penggunaan formalin 10% untuk pemeriksaan histopatologi. c. Pengendalian Penyakit : Penyediaan benih bebas virus. Pembersihan karien di lingkungan tambak merupakan alternatif yang paling berhasil untuk program pengendalian penyakit viral. Aplikasi ilmunostimulan dapat merangsang sistem kekebalan non spesifik udang windu. Penjagaan kualitas lingkungan 2. PENYAKIT BAKTERIAL Di pembenihan menjadi masalah serius seperti berjangkitnya penyakit larva nyala (Luminous disease). Beberapa jenis penyakit bakterial yang dijumpai menyerang udang di tambak diantaranya adalah penyakit insang hitam, penyakit ekor geripis, kaki putus, bercak hitam, kulit dan otot hitam (black splincter disease). Bakteri Vibrio Sp. Seperti Vibrio Alginolyticus, V.

Parahaemolyticus, dan V. Anguillanum merupakan bakteri yang erat kaitannya dengan penyakit tersebut. Peningkatan virulensi patogen diperkuat dengan jeleknya manajemen kuaiiatas air, yang tidak jarang menimbuikan kematian udang. Secara umum Vibrio Sp termasuk patogen opportunis bagi udang windu. a. Epizootiologi : Transmisi infeksi bakteri dapat terjadi baik secara vertikal dan horizontal, dengan rute infeksi melalui kulit, insang dan pencemaan makanan. Ikan, udang, fitoplaknton, kotoran dapat menjadi media bagi patogen bakterial. Karenanya penyakit bakterial termasuk kelompok water borne disease, karena dapat dikatakan air merupakan resevoir bakteri. b. Diagnosis Penyakit : Konfirmasi dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan bagian jaringan otot, bagian yang menunjukkan luka, insang dan hemolimfe. Sampel kemudian dibiakkan pada permukaan media TCBS, dan apabila diperlukan dapat dilakukan identifikasi untuk menentukan jenis. c. Pengendalian : Apabila sedang terjadi wabah (outbreak) pemakaian antibiotik dapat dilakukan dengan cara pencampuran ke dalam pakan. Sebelum diberikan sebaiknya dilakukan sensitivitas antibiotik sehingga diperoleh jenis dan dosis pengobatan yang tepat. Penggunaan vitamin C, imunostimulan selain vaksin dapat dilakukan. 3. PENYAKIT MIKOTIK Jamur jenis Fusarium Sp. Merupakan jenis jamur yang ditemukan menginfestasi insang udang, mengakibatkan penyakit insang hitam. Dengan bantuan mikroskop, akan ditemukan makrokonidia jamur pada insang yang berwarna kehitaman. a. Epizootologi : Melalui air, faktor pemicu timbulnya penyakit juga tidak jelas, akan tetapi kondisi lingkungan yang jelek, air kaya bahan organik , menjadi pemicu munculnya penyakit ini. Reservoir jamur adalah air, dan bahan organik yang melimpah di lingkungan air tambak dapat menjadi media yang subur lagi berkembangnya jamur. 4. PENYAKIT FOULING Tubuh udang kelihatan seperti berlumut, dengan warna kecoklatan yang diakibatkan oleh penempelan protozoa jenis Varticella sp dan Zoothamnium sp. Protozoa ini juga sering menempel pada insang sehingga kelihatan berwama kecoklatan dan pada akhirnya akan mengakibatkan warna insang menjadi kehitaman, karena nekrosis. a. Epizantiologi.: Transmisi protozoa karenanya terjadi secara horizontal. b. Diagnosis Penyakit.: Konfirmasi penyakit dapat dilakukan dengan bantuan mikroskop dengan pembesaran rendah hingga 400 x. Dengan pemeriksaan ini akan terlihat baik Vorticella sp. Sebagai sel tunggal dilengkapi tangkai dan bergerak atau Zoothamnium sp. Sebagai koloni dengan percabangan dua-dua (bina). c. Pengendalian Penyakit.: Pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan cara pengelolaan kualitas air, dengan menghindari bahan organik berlebihan dalam air media pemeliharaan, merangsang udang moulting dan segera melakukan penggantian air secara kontinyu. 5. PENYAKIT NUTRITIF. Penyakit Nutritif dapat terjadi meskipun prasensasinya relatif jarang terjadi. Pakan buatan yang terkontaminasi oleh aspeegillus flavus, dan penicellum sp dapat menjadi penyebab udang menderita keracunan. Faktor penyebabnya adalah pakan yang diberikan sudah masa kadaluwarsa, dan disimpan pada kondisi embab. Kekurangan vitamin C dapat juga terjadi.

Fotografi Fotokita Pembaca Arsip Forum

Ditemukan, Virus yang Menyerang Ikan Salmon


Oleh Abiyu Pradipa | 08-11-2011 | http://ngi.cc/nAe | alam dan lingkungan

Populasi ikan salmon, spesies ikan yang lahir di hulu sungai, mencari makan di hilir lalu kembali ke hulu sungai untuk berkembang biak mengalami penurunan drastis, khususnya di sungai Fraser, Kanada. Ternyata, diketahui bahwa penyebabnya adalah virus yang disebu sebagai Infectious Salmon Anemia. Sebelumnya, virus ini ditemukan di peternakan ikan di kawasan timur Kanada, Norwegia, dan Chili. Alexandra Morton, biolog yang mengirimkan sampel dari ikan salmon coho dan sockeye untuk diteliti menyalahkan pertanian salmon di perairan terbuka sebagai penyebab peredaran virus tersebut. Adapun virus itu kemungkinan tiba di kawasan British Columbia, Kanada, bersama dengan telur ikan salmon impor. Ini sangat tidak terduga. Kami tidak mengetahui penyebabnya dan itu yang membuat banyak orang khawatir, ucap Morton. Dari pemantauan, jumlah ikan salmon yang kembali ke hulu sungai Fraser untuk bertelur sempat turun hingga 1 juta ekor pada tahun 2009 lalu saat peneliti memprediksi bahwa akan ada 10 juta ekor ikan yang kembali untuk bertelur. Meski begitu, angka ini sempat pulih pada tahun 2010. Namun menurut para pengamat salmon, angka tersebut merupakan anomali. Bruce Cohoen, hakim dari pengadilan tinggi setempat, telah menjadwalkan pemeriksaan terkait bukti-bukti dan bagaimana virus Infectious Salmon Anemia bisa menyebar ke daerah tersebut. (Sumber: Postmedia News, United Press International)

You might also like