You are on page 1of 11

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kebudayaan merupakan salah satu kekayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Indonesia memiliki kebudayaan yang sangat beranekaragam. Nilai-nilai sejarah, moral, dan spiritual yang terdapat dalam budaya Indonesia dapat dijadikan penyaring atas budaya asing yang masuk ke Indonesia. Masih ada kebudayaan Indonesia yang banyak menyisakan peninggalan-peninggalan yang mengandung nilai sejarah dan memiliki nilai seni rupa yang dijadikan objek wisata di Indonesia, yang terkenal sampai ke mancanegara, salah satunya Candi Prambanan.

B. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas individu mata kuliah Sejarah Seni Rupa Indonesia pada semester 2 tentang Candi Prambanan. Di samping itu, laporan ini dibuat untuk mengetahui lebih banyak tentang Candi Prambanan, baik dari sejarah, lokasi, maupun deskripsi candi-candi serta reliefnya. Tujuan lainnya adalah untuk menambah wawasan tentang sejarah kebudayaan bangsa Indonesia.

C. Rumusan Masalah 1. Bagaimana sejarah Candi Prambanan? 2. Apa candi-candi yang terdapat di dalam Candi Prambanan? 3. Bagaimana arsitektur pada Candi Prambanan? 4. Bagaimana relief pada Candi Prambanan?

BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Candi Prambanan Candi Prambanan merupakan kelompok candi yang dibangun oleh raja-raja Dinasti Sanjaya pada abad IX. Ditemukannya tulisan nama Pikatan pada candi menimbulkan pendapat bahwa candi ini dibangun oleh Rakai Pikatan yang kemudian diselesaikan oleh Rakai Balitung berdasarkan prasasti berangka 856 M Prasasti Siwargrarha sebagai manifest politik untuk meneguhkan kedudukannya sebagai raja yang besar.Prasasti Siwargrarha tahun 856 M yang dikeluarkan oleh Rakai Pikatan tidak diketahui asalnya, kini disimpan di Museum Nasional Jakarta. Prasasti ini mulai menarik perhatian setelah J.G. De Casparis berhasil menguraikan dan membahasnya. Menurut Casparis ada 3 hal penting dalam prasati tersebut, yaitu: Bahasanya merupakan contoh tertua prasasti yang berangka tahun yang ditulis dalam puisi Jawa kuna; Isinya memuat bahan-bahan atau peristiwa-peristiwa sejarah yang sangat penting dari pertengahan abas ke IX M; Didalamnya terdapat uraian yang rinci tentang suatu gugusan candi, sesuatu yang unik dalam epigrafi Jawa kuna.Dari uraian diatas yang menarik adalah peristiwa sejarah dan uraian tentang pembangunan gugusan candi. Peristiwa sejarah yang dimaksud adalah peperangan antara Balaputeradewa dari keluarga Sailendra melawan Rakai Pikatan dari keluarga Sanjaya. Balaputeradewa kalah dan melarikan diri ke Sumatera. Konsolidasi keluarga raja Rakai Pikatan itu kemudian menjadi permulaan dari masa baru yang perlu diresmikan dengan pembangunan suatu gugusan candi besar. Gambaran tentang gugusan candi seperti yang disebut dalam prasasti Siwargrarha dapat dibandingkan dengan kompleks candi Prambanan, gugusan candi yang dibangun pusatnya dipagari tembok keliling dan dikelilingi oleh deretan candi perwara yang disusun bersap hanya terdapat pada pula candi candi

Prambanan.Disebutkan

Perwara sama dalam bentuk dan ukuran. Hal lain yang menarik adalah 2 buah candi Apit, masing-masing didekat pintu masuk utara dan selatan.Keterangan

mengenai gugusan candi yang terletak didekat sungai mengingatkan pada gugusan candi Prambanan dengan sungai Opak di sebelah
2

baratnya dan jika dari jarak antara sungai Opak dan gugusan candi Prambanan dan adanya pembelokan aliran sungai kemungkinan pembelokan tersebut terjadi diantara desa Klurak dan Bogem. Dengan demikian, tampaknya uraian yang terdapat dalam prasasti Siwargrarha tentang gugusan candi tersebut lebih cocok dengan keadaan candi Prambanan. Terjadinya perpindahan pusat kerajaan Mataram ke Jawa Timur berakibat tidak terawatnya candi-candi di daerah Prambanan, kondisi ini semakin parah dengan terjadinya gempa bumi dan beberapa kali meletusnya Gunung Merapi yang menjadikan candi Prambanan runtuh dan meninggalkan puing-puing batu yang berserakan. Candi Prambanan dikenal kembali saat seorang Belanda bernama C.A.Lons mengunjungi Jawa pada tahun 1733 dan melaporkan tentang adanya reruntuhan candi yang ditumbuhi semak belukar. Candi Prambanan dikenal kembai saat seorang Belanda bernama C.A.Lons mengunjungi Jawa pada tahun 1733 dan melaporkan tentang adanya reruntuhan candi yang ditumbuhi semak belukar. Usaha pertama kali untuk menyelamatkan Candi Prambanan dilakukan oleh Ijzerman pada tahun 1885 dengan membersihkan bilik-bilik candi dari reruntuhan batu. Pada tahun 1902 baru dimulai pekerjaan pembinaan yang dipimpin oleh Van Erp untuk candi Siwa, candi Wisnu dan candi Brahma. Perhatian terhadap candi Prambanan terus berkembang. Pada tahun 1933 berhasil disusun percobaan Candi Brahma dan Wisnu. Setelah mengalami berbagai hambatan, pada tanggal 23 Desember 1953 candi Siwa selesai dipugar. Candi Brahma mulai dipugar tahun 1978 dan diresmikan 1987. Candi Wisnu mulai dipugar tahun 1982 dan selesai tahun 1991. Kegiatan pemugaran berikutnya dilakukan terhadap 3 buah candi perwara yang berada di depan candi Siwa, Wisnu dan Brahma besarta 4 candi kelir dan 4 candi disudut / patok. Kompleks candi Prambanan dibangun oleh Raja-raja Wamca (Dinasty) Sanjaya pada abad ke-9. Candi Prambanan merupakan kompleks percandian dengan candi induk menghadap ke timur, dengan bentuk secara keseluruhan menyerupai gunungan pada wayang kulit setinggi 47 meter. Agama Hindu mengenal Tri Murti yang terdiri dari Dewa Brahma sebagai Sang Pencipta, Dewa Wisnu sebagai Sang Pemelihara, Dewa Shiwa sebagai Sang Perusak. Bilik utama dari candi induk ditempati Dewa Shiwa sebagai Maha Dewa sehingga dapat disimpulkan candi Prambanan merupakan candi Shiwa. Candi Prambanan atau candi Shiwa ini juga sering disebut sebagai candi Loro Jonggrang berkaitan dengan legenda yang menceritakan tentang seorang dara yang jonggrang atau gadis yang jangkung, putri Prabu Boko, yang membangun kerajaannya diatas bukit di sebelah selatan kompleks candi Prambanan. Usaha pertama kali untuk menyelamatkan candi Prambanan dilakukan oleh Ijzerman pada tahun 1885 dengan membersihkan bilik-bilik candi dari reruntuhan batu. Pada tahun 1902 dimulai pekerjaan pembinaan yang dipimpin oleh Van Erp untuk candi Siwa, candi Wisnu dan candi Brahma. Perhatian terhadap candi Prambanan terus berkembang. Pada tahun 1933 berhasil
3

disusun percobaan candi Brahma dan Wisnu. Setelah mengalami berbagai hambatan pemugaran diselesaikan oleh bangsa Indonesia, tanggal 23 Desember 1953 candi Siwa selesai dipugar dan secara resmi dinyatakan selasai oleh Presiden Dr. Ir. Sukarno. Pemugaran candi di wilayah Prambanan terus dilaksanakan, diantaranya yaitu pemugaran candi Brahma dan candi Wisnu. Pemugaran candi Brahma dimulai pada tahun 1977 dan telah selesai dan diresmikan oleh Prof Dr. Haryati Soebandio tanggal 23 Maret 1987. Candi wisnu mulai dipugar pada tahun 1982 selesai dan diresmikan oleh Presiden Soeharto tanggal 27 April 1991. Kegiatan pemugaran berikutnya dilakukan terhadap 3 buah candi yang berada di depan candi Siwa, Wisnu dan Brahma besarta 4 candi kelir dan 4 candi disudut.

B. Candi-candi yang terdapat dalam Candi Prambanan Gugus candi ini dinamakan Prambanan karena terletak di daerah Prambanan. Nama Loro Jongrang berkaitan dengan legenda yang menceritakan tentang seorang dara yang jongrang atau gadis jangkung putri Prabu Boko. Loro berarti gadis dan Jongrang yang berarti cantik, jadi Loro Jongrang dapat diartikan juga gadis cantik. 1. Candi Apit Luas dasarnya 6 meter persegidengan tinggi 16 meter. Ruangannya kosong. Mungkin candi ini dipergunakan untuk bersemedi sebelum memasuki candi-candi induk. Karena keindahannya yang mungkin digunakan untuk menanamkan estetika dalam komplek percandian Prambanan. 2. Candi Angsa Candi ini mempunyai satu ruangan yang tak berisi apapun. Luas dasarnya 13 meter persegi dan tingginya 22 meter. Mungkin ruangan ini hanya dipakai untuk kandang angsa hewan yang biasa dikendarai oleh Brahma. 3. Candi Brahma Luas dasarnya 20 meter persegi dan tingginya 30 meter. Di dalam satu satunya ruangan berdiri Arca Brahna berkepala empat dan berlengan empat. Arca ini sebenarnya sangat indah tetapi sudah rusak. Salah satu tangannya memegang tasbih yang satunya memegang KAMANDALU tempat air. Keempat wajahnya menggambarkan keempat kitab suci weda masing-masing menghadapi keempat arah mata angina. Sebagai pencipta ia membawa air karena seluruh alam keluar dari air. Tasbih menggambarkan waktu. Dasar kaki candi juga dikelilingi oleh selasar yang di batasi pagar langkan dimana pada dinding langkan sebelah dal;am terpahat relief lanjuutan cerita Ramayana dan relief serupa pada Candi Siwa hingga tamat. 4. Candi Siwa
4

Candi Siwa adalah replika Gunung Mahameru yang diyakini umat Hindu sebagai tempat bersemayam para dewa. Candi dengan luas 34 m2 dan tinggi 47 m adalah candi terbesar dan terpenting. Bangunan ini dibagi menjadi tiga bagian secara vertikal yaitu kaki, tubuh dan kepala. Kaki candi menggambarkan Dunia Bawah (tempat manusia yang masih diliputi hawa nafsu). Tubuh candi menggambarkan Dunia Tengah (tempat manusia yang telah meninggalkan keduniaan). Atap melukiskan Dunia Atas (tempat para Dewa). Di dalam candi terdapat empat ruangan yang menghadap ke arah keempat mata angin. Kamar terdepan kosong, sedangkan ketiga kamar lainnya masing-masing berisi Arca, diantaranya: Siwa Mahadewa; Ganesha; dan Durga. a) Arca Siwa Mahadewa Arca ini mempunyai tinggi 3 m berdiri di atas landasan batu setinggi 1 m. Diantara kaki arca dan landasannya terdapat batu bundar berbentuk bunga teratai. Arca ini menggambarkan Raja Balitung. Tanda- tanda sebagai Siwa adalah tengkorak di atas bulan sabit di atas mahkotannya, mata ketiga pada dahinya, bertangan empat berselempangan ular, kulit harimau di pinggangnya serta senjata Trisula pada sandaran arcanya. b) Arca Siwa Maha Guru Arca ini berwujud seorang tua berjanggut yang berdiri dengan perut gendut. Tangan kanannya memegang tasbih, tangan kiri memegang kendi dan bahunya terdapat kipas. Semuanya adalah tanda-tanda seorang pertapa. c) Arca Ganesha Arca ini berwujud manusia berkepala gajah bertangan empat yang sedang duduk dengan perut gendut. Tangan-tangan belakangnya memegang tasbih dan kampak sedangkan

tangan-tangan depannya memegang patahan gadingnya sendiri dan sebuah mangkuk Ganesha menjadi lambang kebijaksanaan dan ilmu pengetahuan, penghalau segala kesulitan. d) Arca Durga atau Loro Jonggrang Arca ini berwujud seorang wanita bertangan delapan yang memegang beranekaragam senjata, diantaranya: Cakra, Gada, Anak Panah, Ekor Banteng, Sankha, Perisai, Busur, dan Rambut berkepala Raksa Arsua. Ia berdiri di atas bantang Nandi dalam sikap Tribangga (Tiga Gaya Gerak yang membentuk tiga lekukan tubuh). 5. Candi Wisnu Bentuk, ukuran relief dan hiasan dinding luasnya sama dengan candi brahma. Didalam satusatunya ruangan yang ada berdirilah Arca Wisnu bertangan empat yang memegang gada cakra, tiran. Pada dinding langkan sebelah dalam terdapat relief cerita kresna sebagai AVATARA atau penjelmaan wisnu dan balarama (baladewa) kiakaknya.
5

6. Candi Nandi Luas dasarnya 15 m persegi dan tingginya 25 m. didalam satu-satunya ruangan yang ada terbaring arca seekor lembu jantan dalam sikap merdeka dengan panjang kurang lebih 2 m. disudut belakangnya terdapat Arca Dewa Candra. Candra yang bermata 3 bertiri di atas kereta yang di tarik 10 ekor kuda. Surya berrdiri di atas kereta yang di tarik oleh 7 ekor kuda. Candi ini sudah runtuh. 7. Candi Garuda Bentuk ukuran serta hiasan dindingnya sama dengan candi angsa. Di dalam satu-satunya ruangan terdapat arca kecil yang berwujud seekor naga. Garuda adalah kendaraan wisnu. 8. Candi Kelir Luas dasarnya 1,55 m2 dengan tinggi 4,10 m. Candi ini tidak memiliki tangga masuk. Fungsinya sebagai penolak bala.

C. Arsitektur Candi Prambanan Arsitektur Candi Prambanan mengikuti arsitektur Hindu berdasarkan tradisi Vastu Shastra. Desain candi memasukkan mandala dalam pengaturan candi dan juga menara khas candi Hindu yang menjulang tinggi. Candi Prambanan awalnya bernama Shivagrha dan didedikasikan untuk dewa Siwa. Candi Prambanan ini dirancang untuk meniru Meru, gunung suci tempat tinggal para dewa Hindu, dan rumah Siwa. Seluruh kompleks Candi merupakan model alam semesta menurut kosmologi Hindu dan lapisan-lapisan Loka. Sama seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan juga mengenal hirarki zona candi, membentang dari kurang suci ke alam suci. Setiap konsep Hindu dan Budha ini memiliki cara mereka sendiri, tapi konsep utamanya serupa. Baik itu rencana ruangan tertutup (horizontal) atau struktur candi (vertikal) yang terdiri dari tiga zona : Bhurloka (dalam Buddhisme: Kamadhatu), alam terendah dari manusia biasa, manusia, hewan juga setan. Dimana manusia masih diikat oleh keinginan, nafsu dan cara hidup yang tidak suci. Halaman luar dan kaki (dasar) masing-masing bagian dari candi yang melambangkan dunia bhurloka. Bhuvarloka (dalam Buddhisme: Rupadhatu), alam tengah orang suci, Resi , pertapa, dan dewa-dewa yang lebih rendah. Orang di sini mulai melihat cahaya kebenaran. Halaman tengah dan tubuh setiap candi dilambangkan dunia bhuvarloka. Svarloka (dalam Buddhisme: Arupadhatu), alam suci tertinggi dewa, juga dikenal sebagai svargaloka . Halaman bagian dalam dan atap candi melambangkan dunia svarloka . Atap candi Prambanan dihiasi dan dimahkotai dengan Ratna (sansekerta : permata). Dalam arsitektur candi
6

Jawa kuno, Ratna dalam Hindu setara dengan stupa dalam Buddha, dan terletak sebagai puncak candi tersebut.

D. Relief Pada Candi Prambanan Pada dinding pagar langkan candi Siwa dan candi Brahma dipahatkan relief cerita Ramayana, sedangkan pada pagar langkah candi Wisnu dipahatkan relief Krisnayana. masuk candi Siwa dari arah timur belok ke kiri akan anda temukan relief cerita Ramayana tersebut searah jarum jam, relief cerita selanjutnya bersambung di candi Brahma. Bagian tepi candi dibatasi dengan pagar langkan, yang dihiasi dengan relief Ramayana yang dapat dinikmati bilamana kita berperadaksina (berjalan mengelilingi candi dengan pusat cansi selalu di sebelah kanan kita) melalui lorong itu. Cerita itu berlanjut pada pagar langkan candi Brahma yang terletak di sebelah kiri (sebelah selatan) candi induk. Sedang pada pagar langkan candi Wishnu yang terletak di sebelah kanan (sebelah utara) candi induk, terpahat relief cerita Kresnadipayana yang menggambarkan kisah masa kecil Prabu Kresna sebagai penjelmaan Dewa Wishnu dalam membasmi keangkaramurkaan yang hendak melanda dunia. Bilik candi induk yang menghadap ke arah utara berisi parung Durga, permaisuri Dewa Shiwa, tetapi umumnya masyarakat menyebutnya sebagai patung Roro Jonggrang, yang menurut legenda, patung batu itu sebelumnya adalah tubuh hidup dari putri cantik itu, yang dikutuk oleh ksatria Bandung Bondowoso, untuk melengkapi kesanggupannya menciptakan seribu buah patung dalam waktu satu malam. Candi Brahma dan candi Wishnu masing-masing memiliki satu buah bilik yang ditempati oleh patung dewa-dewa yang bersangkutan. Dihadapan ketiga candi dari Dewa Trimurti itu terdapat tiga buah candi yang berisi wahana (kendaraan) ketiga dewa tersebut. Ketiga candi itu kini sudah dipugar dan hanya candi yang ditengah ( di depan candi Shiwa) yang masih berisi patung seekor lembu yang bernama Nandi, kendaraan Dewa Shiwa. Patung angsa sebagai kendaraan Brahma dan patung garuda sebagai kendaraan Wishnu yang diperkirakan dahulu mengisi bilik-bilik candi yang terletak di hadapan candi kedua dewa itu kini telah dipugar. Keenam candi itu merupakan 2 kelompok
7

yang saling berhadapan, terletak pada sebuah halaman berbentuk bujur sangkar, dengan sisi sepanjang 110 meter. Didalam halaman masih berdiri candi-candi lain, yaitu 2 buah candi pengapit dengan ketinggian 16 meter yang saling berhadapan, yang sebuah berdiri di sebelah utara dan yang lain berdiri di sebelah selatan, 4 buah candi kelir dan 4 buah candi sedut Halaman dalam yang dianggap masyarakat Hindu sebagai halaman paling sacral ini, terletak di tengah halaman tengah yang mempunyai sisi 222 meter, dan pada mulanya berisi candi-candi perwara sebanyak 224 buah berderet-deret mengelilingi halaman dalam 3 baris.

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan Candi prambanan adalah kelompok percandian hindu yang dibangun oleh raja-raja dinasti sanjaya pada abad IX tepatnya pada tahun 778 tahun saka. Di dalam kompleks Candi Prambanan terdapat beberapa candi seperti Candi Siwa, Wisnu, Apit, Brahma, dan Nandi. Arsitektur Candi Prambanan mengikuti arsitektur Hindu berdasarkan tradisi Vastu Shastra. Desain candi memasukkan mandala dalam pengaturan candi dan juga menara khas candi Hindu yang menjulang tinggi.

B. Saran Dengan adanya objek wisata yang merupakan peninggalan sejarah ini , semoga bangsa Indonesia dapat memberikan keutungan. Oleh karena itu, peninggalan sejarah tersebut perlu dirawat dan dijaga dengan baik agar terjaga keutuhannya dan keasliannya serta tetap terlihat nilai-nilai sejarahnya sehingga lebih baik bermanfaat di kemudian hari.

DAFTAR PUSTAKA
http://mursalimlegok.blogspot.com/2009/01/bab-i-pendahuluan-1_20.html http://yandisatyadwiputra.blogspot.com/ http://misticx.blogspot.com/2012/02/contoh-makalah-jogja.html http://www.gonjangganjing.com/tag/relief-candi-prambanan/

10

LAMPIRAN FOTO

11

You might also like