You are on page 1of 5

Suku toraja adalah suku yang menetap di pegunungan bagian utara Sulawesi selatan, Kata toraja berasal dari

bahasa Bugis, to riaja, yang berarti "orang yang berdiam di negeri atas".mayoritas penduduk toraja beragama Kristen, pekerjaan utamanya sebagai petani di dataran tinggi. Suku toraja sebenarnya selama ratusan tahun adalah suku yang terisolir karena letak geografisnya yang berada di pegunungan terpencil, hal ini menyebabkan sifat masyarakat toraja hingga kini susah menerima orang asing di pranata sosialnya, masyarakat toraja sangat susah menerima perubahan, bahkan terbawa hingga generasi terkini. Hal ini tidak lepas dari budaya masyarakat toraja yang menjunjung tinggi adat istiadat nenek moyang.

Corak budaya suku toraja


a. Tongkonan Tongkonan adalah rumah tradisional Toraja yang berdiri di atas tumpukan kayu dan dihiasi dengan ukiran berwarna merah, hitam, dan kuning. Kata tongkonan berasal dari bahasa Toraja tongkon (duduk). b. Ukiran Kayu Ukiran kayu Toraja: setiap panel melambangkan niat baik. Bahasa Toraja hanya diucapkan dan tidak memiliki sistem tulisan. Untuk menunjukkan kosep keagamaan dan sosial, suku Toraja membuat ukiran kayu dan menyebutnya Passura (atau tulisan). Oleh karena itu, ukiran kayu merupakan perwujudan budaya Toraja. c. Bahasa Bahasa Toraja adalah bahasa yang dominan di Tana Toraja, dengan Sadan Toraja sebagai dialek bahasa yang utama. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional adalah bahasa resmi dan digunakan oleh masyarakat, akan tetapi bahasa Toraja pun diajarkan di semua sekolah dasar di Tana Toraja. Ragam bahasa di Toraja antara lain Kalumpang, Mamasa, Tae , Talondo , Toala, dan Toraja-Sadan, dan termasuk dalam rumpun bahasa Melayu-Polinesia dari bahasa Austronesia.

Aktivitas suku
Upacara adat Di wilayah Kab. Tana Toraja terdapat dua upacara adat yang amat terkenal , yaitu upacara adat Rambu Solo (upacara untuk pemakaman) dengan acara Sapu Randanan, dan Tombi Saratu, serta Manene, dan upacara adat Rambu Tuka. Upacara-upacara adat tersebut di atas baik Rambu Tuka maupun Rambu Solo diikuti oleh seni tari dan seni musik khas Toraja yang bermacam-macam ragamnya. Rambu Solo Adalah sebuah upacara pemakaman secara adat yang mewajibkan keluarga yang almarhum membuat sebuah pesta sebagai tanda penghormatan terakhir pada mendiang yang telah pergi.

Tingkatan Upacara Rambu Solo Dipasang Bongi : Upacara pemakaman yang hanya dilaksanakan dalam satu malam saja. Dipatallung Bongi : Upacara pemakaman yang berlangsung selama tiga malam dan dilaksanakan dirumah almarhum serta dilakukan pemotongan hewan. Dipalimang Bongi : Upacara pemakaman yang berlangsung selama lima malam dan dilaksanakan disekitar rumah almarhum serta dilakukan pemotongan hewan. Dipapitung Bongi : Upacara pemakaman yang berlangsung selama tujuh malam yang pada setiap harinya dilakukan pemotongan hewan.
Pemakaman Peti mati yang digunakan dalam pemakaman dipahat menyerupai hewan (Erong). Adat masyarakat Toraja adalah menyimpan jenazah pada tebing/liang gua, atau dibuatkan sebuah rumah (Patane).

You might also like