Professional Documents
Culture Documents
bahasa Bugis, to riaja, yang berarti "orang yang berdiam di negeri atas".mayoritas penduduk toraja beragama Kristen, pekerjaan utamanya sebagai petani di dataran tinggi. Suku toraja sebenarnya selama ratusan tahun adalah suku yang terisolir karena letak geografisnya yang berada di pegunungan terpencil, hal ini menyebabkan sifat masyarakat toraja hingga kini susah menerima orang asing di pranata sosialnya, masyarakat toraja sangat susah menerima perubahan, bahkan terbawa hingga generasi terkini. Hal ini tidak lepas dari budaya masyarakat toraja yang menjunjung tinggi adat istiadat nenek moyang.
Aktivitas suku
Upacara adat Di wilayah Kab. Tana Toraja terdapat dua upacara adat yang amat terkenal , yaitu upacara adat Rambu Solo (upacara untuk pemakaman) dengan acara Sapu Randanan, dan Tombi Saratu, serta Manene, dan upacara adat Rambu Tuka. Upacara-upacara adat tersebut di atas baik Rambu Tuka maupun Rambu Solo diikuti oleh seni tari dan seni musik khas Toraja yang bermacam-macam ragamnya. Rambu Solo Adalah sebuah upacara pemakaman secara adat yang mewajibkan keluarga yang almarhum membuat sebuah pesta sebagai tanda penghormatan terakhir pada mendiang yang telah pergi.
Tingkatan Upacara Rambu Solo Dipasang Bongi : Upacara pemakaman yang hanya dilaksanakan dalam satu malam saja. Dipatallung Bongi : Upacara pemakaman yang berlangsung selama tiga malam dan dilaksanakan dirumah almarhum serta dilakukan pemotongan hewan. Dipalimang Bongi : Upacara pemakaman yang berlangsung selama lima malam dan dilaksanakan disekitar rumah almarhum serta dilakukan pemotongan hewan. Dipapitung Bongi : Upacara pemakaman yang berlangsung selama tujuh malam yang pada setiap harinya dilakukan pemotongan hewan.
Pemakaman Peti mati yang digunakan dalam pemakaman dipahat menyerupai hewan (Erong). Adat masyarakat Toraja adalah menyimpan jenazah pada tebing/liang gua, atau dibuatkan sebuah rumah (Patane).