You are on page 1of 6

Bab 1 Pendahulan

1. Dasar Pemikiran PKN Kelompok MPK adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran untuk mengembangkan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap TYME dan berbudi pekerti luhur, berkepribadian mantap, dan mandiri serta mempunyai rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Kesemua mata kuliah dalam kelompok MPK termasuk pendidikan afektif, yaitu untuk mewujudkan nilai dasar agama dan kebudayaan serta kesadaran berbangsa dan bernegara dalam menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang dikuasainya dengan rasa tanggung jawab kemanusiaan. 2. Landasan Yuridis PKN 1) Pembukaan UUD 1945 dalam alinea II dan IV 2) Batang Tubuh UUD 1945 pasal 31 ayat 1-5 3) SK Mendiknas No. 232/U/2000 4) SK Mendiknas No. 045/U/2002 5) UU No. 20 Tahun 2003 pasal 37 ayat 2 6) PPNo. 19 Tahun 2005 7) SK Dirjen Dikti No. 43/DIKTI/Kep/2006 3. Kompetensi PKN SK yang wajib dikuasai mahasiswa, meliputi: pengetahuan tentang nilai-nilai agama, budaya, dan kewarganegaraan serta mampu menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan seharihari. KD mata kuliah ini adalah membimbing mahasiswa menjadi ilmuwan dan profesional yang memiliki semangat kebangsaan dan cinta tanah air, demokratis yang berkeadaban, menjadi warga Negara yang memiliki daya saing, berdisiplin, dan berpartisipasi aktif dalam membangun kehidupan yang damai berdasarkan sistem nilai Pancasila. 4. A. Konsep PKN Kata Kewarganegaraan: > Bahasa Latin Civicus. > Bahasa Inggris Civic artinya warga negara atau kewarganegaraan. Dari kata Civic lahir kata Civic yaitu ilmu kewarganegaraan, Civic Education, dan Pendidikan Kewarganegaraan. > Kesimpulannya, PKn adalah mata kuliah diajarkan di perguruan tinggi berisi program pendidikan dan pemahaman tentang persoalan kebangsaan, pendidikan bela negara, kewarganegaraan dalam hubungannya dengan negara, demokrasi, HAM, penegakan rule of law, dan masyarakat madani. B. Latar Belakang PKN Dalam kaitannya dengan semangat perjuangan bangsa, maka perjuangan non fisik sesuai dengan bidang profesi masing-masing memerlukan sarana kegiatan pendidikan bagi setiap WNI. Selain itu, bagi mahasiswa sebagai calon cendekiawan pada khususnya yaitu melalui PKn. Hakikat PKn memiliki wawasan kesadaran bernegara untuk bela negara dan memiliki pola pikir, sikap, dan perilaku sebagai pola tindak kecintaan pada tanah air berdasarkan Pancasila. Hal tersebut tentunya dipupuk melalui Pendidikan Kewarganegaraan. 5. Sejarah PKN SEJARAH

Semangat perjuangan bangsa Indonesia yang tak kenal lelah menyerah telah terbukti pada perang kemerdekaan 17 Agustus 1945. Semangat perjuangan bangsa inilah yang harus dimiliki oleh setiap warga negara Indonesia. 6. Metodologi Pembelajaran PKN METODOLOGI Adapun metodologi dalam pembelajaran PKn ini, antara lain: Proses Pembelajaran interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi untuk berpartisifasi aktif serta memberikan kesempatan bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian. Aktivitas pembelajaran, dengan kuliah tatap muka, ceramah, diskusi interaktif, studi kasus, penugasan mandiri dan kelompok dalam bentuk pembuatan makalah, tugas baca, seminar kecil, kegiatan kokurikuler, dan lain-lain. Pembelajaran sebagai proses mendidik dengan pembahasan kritis analitis, induktif dan deduktif, dan reflektif melalui dialog kreatif partisifatori.

Bab 2 Filsafat Pancasila


1. Pengertian Filsafat dan Ideologi Secara etimologis, kata filsafat berasal dari bahasa Yunani philen yang berarti cinta dan sophos yang berarti kebijaksanaan. Jadi, filsafat menurut asal katanya berarti cinta pada kebijaksanaan. Cinta dalam arti yang luas sebagai keinginan sungguh-sungguh terhadap sesuatu, sedangkan kebijaksanaan dapat diartikan sebagai kebenaran sejati. Oleh karena itu, secara sederhana pemahaman filsafat adalah keinginan yang sungguh-sungguh untuk mencari kebenaran sejati. Secara etimologis kata ideologi berasal dari bahasa Yunani idea yang berarti gagasan atau cita-cita dan logos yang berarti ilmu sebagai hasil pemikiran. Jadi, ideologi adalah suatu gagasan atau cita-cita yang berdasarkan hasil pemikiran. 2. Pancasila sebagai system Filsafat Filsafat Pancasila secara ringkas dapat didefinisikan sebagai refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila dalam bangunan bangsa dan negara Indonesia (Syarbaini, 2003). Pancasila dalam pendekatan filsafat akan dibahas menjadi dua bagian, yaitu: 1) Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. 2) Perwujudan nilai Pancasila sebagai norma bernegara Sistem filsafat memiliki dasar ontologis, dasar epistemologis, dan dasar aksiologis. 3. Susunan Arti Pancasila Adapun susunan isi arti sila-sila Pancasila, meliputi tiga hal, yaitu : (1) isi arti Pancasila yang abstrak umum universal; (2) isi arti Pancasila yang umum kolektif; dan (3) isi arti Pancasila yang khusus kongkrit. Isi arti Pancasila yang abstrak umum universal merupakan inti dari atau esensi Pancasila sehingga menjadi pangkal tolak pelaksanaan pada bidang-bidang kenegaraan, tertib hukum Indonesia, dan realisasi praktisnya dalam berbagai bidang kehidupan konkrit. Isi arti umum kolektif adalah realisasinya dalam bidang-bidang kehidupan. Pancasila sebagai pedoman dan sumber nilai kolektif bangsa dan negara Indonesia terutama dalam tertib hukum Indonesia.

Isi arti khusus konkrit dimaksudkan bagi realisasi praktis dalam suatu lapangan kehidupan tertentu sehingga memiliki sifat khusus konkrit. 4. Asal Mula Pancasila sebagai Ideologi Asal mula terbentuknya Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia, dapat ditelusuri dari proses pembentukannya, berikut ini. 1) Kausa Materialis Bangsa Indonesia sebagai kausa materialis/asal mula bahan dari adanya Pancasila 2) Kausa Formalis Pidato Ir. Soekarno yang dibahas dalam sidang BPUPKI khsususnya mengenai rumusan dan nama sebagai asal mula bentuk. 3) Kausa Efisien Menjadikan Pancasila menjadi ideologi negara adalah PPKI yang berperan sebagai pembentuk negara sebagai asal mula karya. 4) Kausa Finalis Kausa finalis/asal mula tujuan mewujudkan Pancasila sebagai ideologi negara sah adalah para anggota BPUPKI dan Panitia Sembilan. 5. Hakikat dan Ideologi Pancasila A. HAKIKAT IDEOLOGI PANCASILA Ideologi Pancasila adalah hasil refleksi bangsa Indonesia berkat kemampuannya mengadakan distansi terhadap dunia kehidupannya. Ideologi bukanlah sebuah pengetahuan teoritis belaka tetapi merupakan sesuatu yang dihayati menjadi sebuah keyakinan. B. FUNGSI IDEOLOGI PANCASILA 1) Struktur kognitif; 2) Orientasi dasar; 3) Norma-norma; 4) Bekal dan jalan; 5) Kekuatan; dan 6) Pendidikan. 6. Pancasila sebagai Ideologi Terbuka A. Prinsip dan Faktor Pendorong Keterbukaan Pancasila 1) Ada empat prinsip keterbukaan Pancasila 2) Ada empat faktor pendorong Pancasila sebagai ideologi terbuka B. Tiga Dimensi Ideologi Pancasila Pancasila sebagai ideologi memiliki dimensi-dimensi, yaitu: 1) Dimensi Realitas 2) Dimensi Idealitas 3) Dimensi Fleksibilitas C. Tingkatan Nilai Ideologi Pancasila Tiga tingkatan nilai dalam ideologi Pancasila, antara lain: 1) Nilai Dasar 2) Nilai Instrumental 3) Nilai Praksis 4)

Bab 3 Identitas Nasional


1. Hakikat Bangsa dan Negara A. Hakikat Bangsa 1. Bangsa dalam arti sosiologis dan antropologis Bangsa adalah persekutuan hidup masyarakat yang berdiri sendiri masing-masing anggota persekutuan hidup tersebut merasa satu kesatuan ras, bahasa, agama, dan adat istiadat. 2. Bangsa dalam arti politis Bangsa adalah suatu masyarakat dalam suatu daerah yang sama dan mereka tunduk pada kedaulatan negaranya sebagai suatu kekuasaan tertinggi ke luar dan ke dalam. Jadi mereka diikat oleh kekuasaan politik yang disebut Negara 3. Bangsa dalam arti Cultural Unity dan Political Unity a. Menurut Cultural Unity, hakikat bangsa sama dengan bangsa dalam arti sosiologis dan antropologis yang terjadi karena suatu masyarakat sebagai satu persekutuan hidup berdiri sendiri yang merasa satu kesatuan dalam hal ras, religi, bahasa, dan adat istiadat. b. Menurut Political Unity, hakikat bangsa adalah anggota yang berdiam di satu daerah yang disebut wilayah yang sama dan sebagai satu pemerintahan serta tunduk pada kekuasaan tertinggi.

B. Hakikat Negara 1. Negara menurut etimologis Secara etimologis, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, negara mempunyai dua pengertian, yaitu: i. Negara adalah organisasi di suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati rakyatnya. ii. Negara adalah kelompok sosial yang menduduki wilayah atau daerah tertentu yang diorganisasi di bawah lembaga politik dan pemerintah yang efektif, mempunyai satu kesatuan politik, berdaulat, sehingga berhak menentukan tujuan nasionalnya. 2. Negara menurut pendapat ahli Pengertian negara menurut para ahli, sebagai berikut: i. George Jellinek Negara adalah organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia yang telah berkediaman di wilayah tertentu. ii. Soenarko Negara adalah organisasi kekuasaan masyarakat yang mempunyai daerah tertentu dimana kekusaan negara berlaku sepenuhnya sebagai sovereign.

C. Unsur Terbentuknya Negara Unsur-unsur negara meliputi dua unsur, yaitu:

1) Unsur Konstitutif Unsur konstitutif, terdiri dari: a. Rakyat, yaitu orang-orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah suatu negara dan tunduk pada kekuasaan negara tersebut. b. Wilayah, yaitu daerah yang menjadi kekuasaan negara serta menjadi tempat tinggal bagi rakyat negara. c. Pemerintahan yang berdaulat, yaitu adanya penyelenggara negara yang memiliki kekuasaan menyelenggarakan pemerintahan di negara tersebut. 2) Unsur Deklaratif Unsur deklaratif adalah unsur terbentuknya negara berdasarkan pengakuan dari negara lain, misalnya pengakuan negara Mesir akan kemerdekaan Indonesia.

D. Teori terjadinya negara 1) Proses terjadinya negara secara teoritis, yaitu: a. Teori Hukum Alam Menurut teori hukum alam, terjadinya negara adalah sesuatu yang alamiah, yaitu mulai dari lahir, berkembang, dan mencapai puncaknya, layu dan akhirnya mati. b. Teori Ketuhanan Menurut teori ini menyatakan bahwa negara adalah kehendak Tuhan. c. Teori perjanjian Menurut teori perjanjian, negara terjadi sebagai hasil perjanjian antar manusia. 2) Proses terjadinya negara di zaman modern Negara-negara di dunia ini terbentuk melalui beberapa proses, seperti: (1) Penaklukan; (2) Peleburan; (3) Pemecahan; (4) Pemisahan diri; (5) Perjuangan atau revolusi; (6) Penyerangan/pemberian; dan (7) Pendudukan atas wilayah yang belum ada pemerintahan sebelumnya. E. Fungsi dan tujuan negara Di bawah ini adalah fungsi negara menurut para ahli, antara lain: a. John Locke Menurutnya, negara mempunyai tiga fungsi, yaitu: 1) Fungsi Legislatif, untuk membuat peraturan. 2) Fungsi Eksekutif, untuk melaksanakan peraturan. 3) Fungsi Federatif, untuk mengurusi urusan luar negeri dan urusan perang dan damai.

b. Montesquieu Ada tiga fungsi negara, yaitu: 1) Fungsi Legislatif, untuk membuat undang-undang. 2) Fungsi Eksekutif, untuk melaksanakan undang-undang. 3) Fungsi Yudikatif, untuk mengawasi agar semua peraturan ditaati

2. Bangsa dan Negara Indonesia Proses terbentuknya bangsa dan negara secara umum, yaitu: 1) Model Ortodoks Bermula dari adanya suatu bangsa terlebih dahulu yang kemudian bangsa tersebut membentuk suatu negara tersendiri. Contohnya Yahudi yang mendirikan negara Israel untuk satu bangsa Yahudi saja. 2) Model Mutakhir Berawal dari adanya negara terlebih dahulu yang terbentuk melalui proses tersendiri, sedangkan penduduk negara merupakan sekumpulan suku bangsa dan ras. Contohnya negara Amerika Serikat tahun 1776. 1) Hakikat Negara Indonesia Hakikat negara Indonesia adalah negara kebangsaan modern, yaitu negara yang pembentukannya didasarkan pada semangat kebangsaan atau nasionalisme. 2) Proses Terjadinya Negara Indonesia Secara teoritik, perkembangan negara Indonesia terjadi yaitu: a. Terjadinya negara tidak sekadar dimulai dari proklamasi, tetapi adanya pengakuan akan hak setiap bangsa untuk merdeka. b. Adanya perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan. c. Terjadinya negara Indonesia merupakan kehendak bersama seluruh bangsa Indonesia. d. Negara Indonesia perlu menyusun alat-alat kelengkapan negara yang meliputi tujuan negara, bentuk negara, sistem pemerintahan negara UUD negara, dan dasar negara.

3. Pengertian Identitas Nasional

You might also like