You are on page 1of 16

KARYA ILMIAH TAWURAN ANTAR PELAJAR

Disusun oleh: Asti Widia Pangesti (03) XI IPS 2

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3 BANTUL TAHUN AJARAN 2011/2012

KARYA ILMIAH TAWURAN ANTAR PELAJAR

Disusun oleh: Asti Widia Pangesti (03) XI IPS 2

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3 BANTUL TAHUN AJARAN 2011/2012

HALAMAN PENGESAHAN

Karya tulis ini telah disahkan didepan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan diketahui oleh Kepala Sekolah.

Hari/Tanggal : Waktu Tempat : :

Mengetahui, Kepala Sekolah Pembimbing

Drs. Herman Priyana NIP. 19570511 198603 1 001

Sulastri NIP 19670103 200501 2 004

KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami ingin mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberkati kami sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan karya tulis ini dan berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data dan fakta pada karya tulis ini.

Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula dengan karya tulis ini yang telah kami selesaikan. Tidak semua hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna dalam karya tulis ini. Kami melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kami miliki. Di mana kami juga memiliki keterbatasan kemampuan. Maka dari itu seperti yang telah dijelaskan bahwa kami memiliki keterbatasan dan juga kekurangan, kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang budiman. Kami akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki karya tulis kami di masa datang. Sehingga semoga karya tulis berikutnya dan karya tulis lain dapat diselesaikan dengan hasil yang lebih baik.

Dengan menyelesaikan karya tulis ini kami mengharapkan banyak manfaat yang dapat dipetik

dan diambil dari karya ini. Semoga dengan adanya karya tulis ini dapat mengurangi bahkan menghilangkan aksi tawuran antar pelajar di Indonesia. Dengan begitu maka pihak-pihak yang bersangkutan dapat mengantisipasi masalah tawuran antar pelajar. Sehingga dunia pendidikan bangsa Indonesia dapat menjadi aman dan tidak tercoreng dengan aksi tawuran yang semakin luas.

Penulis

DAFTAR ISI Halaman Sampul.. Halaman Judul.. Halaman Pengesahan Kata Pengantar . Daftar Isi... Abstraksi......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.. .. 1.2 Perumusan Masalah... 1.3 Tujuan Penulisan.... 1.4 Manfaat...... 1.5 Pembatasan Masalah..

BAB II ISI A.Kerangka teori

B.Hipotesis Penelitian BAB III PEMBAHASAN 4.1 Pengertian Tawuran.. 4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tawuran antar remaja 4.3 Dampak dari tawuran antar pelajar 4.4 Peran pemerintah dalam memberantas aksi tawuran antar pelajar di Indonesia . . BAB IV PENUTUP... DAFTAR PUSTAKA ..

ABSTRAKSI

Karya tulis ini menjelaskan tentang bagaimana sekarang ini banyak kejadian tawuran antar pelajar di Indonesia. Di mana sekarang banyak para pelajar yang terjadi dilakukan oleh pelajar. Tidak hanya kaum pelajar di sekolah-sekolah dasar dan menengah melainkan para mahasiswa juga pernah terlibat dalam masalah ini. Tentu ini bukan masalah kecil, dunia pendidikan di bangsa Indonesia kini tercoreng dengan maraknya aksi tawuran antar pelajar.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tawuran, sepertinya masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi. Hampir setiap minggu, berita itu menghiasi media massa. Bukan hanya tawuran antar pelajar saja yang menghiasi kolom-kolom media cetak tetapi tawuran antar warga, antar kaum beragama, antara polisi dan mahasiswa, sungguh menyedihkan. Inilah fenomena yang terjadi di masyarakat kita. Tawuran antar pelajar maupun tawuran antar remaja semakin menjadi semenjaknya terciptanya geng-geng. Perilaku antar selalu dipertontonkan ditengahtengah masyarakat. Mereka itu sudah tidak merasa bahwa perbuatan itu sangat tidak terpuji dan bisa mengganggu ketenangan masyarakat. Sebaliknya mereka merasa bangga jika masyarakat itu takut dengan geng/kelompok. Seorang pelajar seharusnya tidak melakukan seperti itu. Biasanya permusuhan antar sekolah dimulai dari masalah yang sangat sepele. Namun remaja yang masih labil tingkat emosinya justru menanggapinya sebagai sebuah tantangan. Pemicu lain biasanya dendam dengan rasa kesetiakawanan yang tinggi para siswa tersebut akan membalas perlakuan yang disebabkan oleh siswa sekolah yang dianggap merugikan seorang siswa atau mencemarkan nama baik sekolah tersebut. Tawuran antar pelajar tawuran yang sering dilakukan pada sekelompok remaja terutama oleh para pelajar. Bahkan para mahasiswa yang notabene orang yang berpendidikan tinggi dalam memecahkan masalah menggunakan kekerasan. Kekerasa sudah dianggap sebagai pemecah masalah yang sangat efektif di kaum remaja. Hal ini seolah menjadi bukti nyata bahwa seorang pelajar seolah-olah sangat leluasa untuk melakukan hal-hal yang bersifat anarkis dan premanis. Tentunya perilaku ini sangat merugikan orang yang terlibat dalam tawuran tersebut. Bahkan orang lain yang tidak terlibat juga merasakan dampak tawuran tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa pengertian tawuran? 2. Apa penyebab tawuran tersebut? 3. Bagaimana dampak tawuran bagi pelajar? 4. Bagaimana upaya dalam mengantisipasi terjadinya tawuran?

C. TUJUAN PENULISAN Penulisan Karya Tulis ini bertujuan untuk memberikan pedoman dan bagaimana kita menanggapi aksi tawuran dikalangan remaja. Supaya kita dapat menghindari atau membentengi diri untuk tidak melakukan aksi tawuran. Bahkan kita dapat mengetahui bagaimana cara menyelesaikan masalah dengan tanpa menggunakan aksi kekerasan.

D. MANFAAT Kita dapat mengetahui bagaimana

BAB II LANDASAN TEORI I. PENGERTIAN TAWURAN Dalam kamus bahasa Indonesia tawurandapat diartikan sebagai perkelahian yang meliputi banyak orang. Sedangkan pelajar adalah seorang manusia yang belajar. Sehingga pengertian tawuran pelajar adalah perkelahian yang dilakukan oleh sekelompok orang yang mana perkelahian tersebut dilakukan oleh orang yang sedang belajar Secara psikologis, perkelahian yang melibatkan pelajar usia remaja digolongkan sebagai salah satu bentuk kenakalan remaja (juvenile deliquency). Kenakalan remaja, dalam hal perkelahian, dapat digolongkan ke dalam 2 jenis delikuensi yaitu situasional dan sistematik. 1. Delikuensi situasional, perkelahian terjadi karena adanya situasi yang mengharuskan mereka untuk berkelahi. Keharusan itu biasanya muncul akibat adanya kebutuhan untuk memecahkan masalah secara cepat. 2. Delikuensi sistematik, para remaja yang terlibat perkelahian itu berada di dalam suatu organisasi tertentu atau geng. Di sini ada aturan, norma dan kebiasaan tertentu yang harus diikuti angotanya, termasuk berkelahi. Sebagai anggota, tumbuh kebanggaan apabila dapat melakukan apa yang diharapkan oleh kelompoknya. Seperti yang kita ketahui bahwa pada masa remaja seorang remaja akan cenderung membuat sebuah genk yang mana dari pembentukan genk inilah para remaja bebas melakukan apa saja tanpa adanya peraturan-peraturan yang harus dipatuhi karena ia berada dilingkup kelompok teman sebayanya. II. Faktor- faktor yang menyebabkan tawuran pelajar Berikut ini adalah faktor-faktor yang menyebabkan tawuran pelajar, diantaranya : a. Faktor Internal

Faktor internal ini terjadi didalam diri individu itu sendiri yang berlangsung melalui proses internalisasi diri yang keliru dalam menyelesaikan permasalahan disekitarnya dan semua pengaruh yang datang dari luar. Remaja yang melakukan perkelahian biasanya tidak mampu melakukan adaptasi dengan lingkungan yang kompleks. Maksudnya, ia tidak dapat menyesuaikan diri dengan keanekaragaman pandangan, ekonomi, budaya dan berbagai keberagaman lainnya yang semakin lama semakin bermacam-macam. Para remaja yang mengalami hal ini akan lebih tergesa-gesa dalam memecahkan segala masalahnya tanpa berpikir terlebih dahulu apakah akibat yang akan ditimbulkan. Selain itu, ketidakstabilan emosi para

remaja juga memiliki andil dalam terjadinya perkelahian. Mereka biasanya mudah friustasi, tidak mudah mengendalikan diri, tidak peka terhadap orang-orang disekitarnya. Seorang remaja biasanya membutuhkan pengakuan kehadiran dirinya ditengah-tengah orang-orang sekelilingnya.

b.

Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar individu, yaitu :

1.

Faktor Keluarga

Keluarga adalah tempat dimana pendidikan pertama dari orangtua diterapkan. Jika seorang anak terbiasa melihat kekerasan yang dilakukan didalam keluarganya maka setelah ia tumbuh menjadi remaja maka ia akan terbiasa melakukan kekerasan karena inilah kebiasaan yang datang dari keluarganya. Selain itu ketidak harmonisan keluarga juga bisa menjadi penyebab kekerasan yang dilakukan oleh pelajar. Suasana keluarga yang menimbulkan rasa tidak aman dan tidak menyenangkan serta hubungan keluarga yang kurang baik dapat menimbulkan bahaya psikologis bagi setiap usia terutama pada masa remaja. Menurut Hirschi (dalam Mussen dkk, 1994). Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa salah satu penyebab kenakalan remaja dikarenakan tidak berfungsinya orang tua sebagai figure teladan yang baik bagi anak (hawari, 1997). Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa salah satu penyebab kenakalan remaja dikarenakan tidak berfungsinya orang tua sebagai figure teladan yang baik bagi anak (hawari, 1997). Jadi disinilah peran orangtua sebagai penunjuk jalan anaknya untuk selalu berprilaku baik.

2.

Faktor Sekolah

Sekolah tidak hanya untuk menjadikan para siswa pandai secara akademik namun juga pandai secara akhlaknya . Sekolah merupakan wadah untuk para siswa mengembangkan diri menjadi lebih baik. Namun sekolah juga bisa menjadi wadah untuk siswa menjadi tidak baik, hal ini dikarenakan hilangnya kualitas pengajaran yang bermutu. Contohnya disekolah tidak jarang ditemukan ada seorang guru yang tidak memiliki cukup kesabaran dalam mendidik anak muruidnya akhirnya guru tersebut menunjukkan kemarahannya melalui kekerasan. Hal ini bisa

saja ditiru oleh para siswanya. Lalu disinilah peran guru dituntut untuk menjadi seorang pendidik yang memiliki kepribadian yang baik.

3.

Faktor Lingkungan Lingkungan rumah dan lingkungan sekolah dapat mempengaruhi perilaku remaja.

Seorang remaja yang tinggal dilingkungan rumah yang tidak baik akan menjadikan remaja tersebut ikut menjadi tidak baik. Kekerasan yang sering remaja lihat akan membentuk pola kekerasan dipikiran para remaja. Hal ini membuat remaja bereaksi anarkis. Tidak adanya kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu senggang oleh para pelajar disekitar rumahnya juga bisa mengakibatkan tawuran.

2.

Hal yang menjadi pemicu tawuran Tak jarang disebabkan oleh saling mengejek atau bahkan hanya saling menatap antar

sesama pelajar yang berbeda sekolahan. Bahkan saling rebutan wanita pun bisa menjadi pemicu tawuran. Dan masih banyak lagi sebab-sebab lainnya.

BAB III PEMBAHASAN Tawuran antar pelajar adalah pertemuan antara dua atau lebih kelompok yang sama-sama kurang berpendidikan mampu menimbulkan perkelahian diantara mereka ditempat umum sehingga orang lain yang tidak bersalah banyak menjadi korban. Tawuran antar pelajar ini termasuk ke dalam jenis penyimpangan kolektif (group deviaton) dimana pelajar yang berlaku dalam masyarakatsehingga menimbulkan keresahan, ketidak amanan, ketidak nyamanan serta tindak kriminalitas lainnya. Tawuran antar pelajar dapat dihasilkan dari adanya pergaulan atau pertemanan sekelompok orang yang menimbulkan solidaritas antar anggotanya sehingga mau tidak mau terkadang harus ikut tindak kenakalantersebut. Padahal mereka pun sadar bahwa dengan mereka ikut serta dalamtawuran antar pelajar tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan masyarakat,namun ironisnya mereka menganggap itu semua sebagai cara mereka untuk mempertahankan kelompok atau sekolah mereka masing-masing. Pengaruh Buruk Dari Orang Tua, Tingkah Laku kriminal dan TindakanAsusila.Pengaruh buruk dari orang tua dapat juga menjadi faktor penyebabterjadinya tawuran antar pelajar. Sebagai contohnya ketika terjadi percekcokan antara ayah dan ibunya, dan terlebih sang ayah selalumelakukan tindakan asusila seperti memukul istrinya dan tanpa disadarisang anak melihat kejadian tersebut sehingga sang anak cenderung inginmempraktekan apa yang terjadi pada orang tuanya. Disini kembali lagi pada prinsip awal bahwa baik buruknya seorang anak dipengaruhi olehsikap dan tingkah laku orang tuanya. Lingkungan sekolah yang tidak menguntungkan bisa berupa bangunansekolah yang tidak memenuhi persyaratan, tanpa halaman bermain yang cukupluas, tanpa ruangan olah raga, minimnya fasilitas ruang belajar, jumlah murid didalam kelas yang terlalu padat, ventilasi dan sanitasi udara yang buruk dan lainsebagainya. Seorang remaja yang tinggal dilingkungan rumah yang tidak baik akan menjadikan remaja tersebut ikut menjadi tidak baik. Kekerasan yang sering remaja lihat akan membentuk pola kekerasan dipikiran para remaja. Hal ini membuat remaja bereaksi anarkis.

Tak jarang disebabkan oleh saling mengejek atau bahkan hanya saling menatap antar sesama pelajar yang berbeda sekolahan. Bahkan saling rebutan wanita pun bisa menjadi pemicu tawuran. Dan masih banyak lagi sebab-sebab lainnya. Dampak karena tawuran pelajar : a. Kerugian fisik, pelajar yang ikut tawuran kemungkinan akan menjadi korban. Baik itu cedera ringan, cedera berat, bahkan sampai kematian b. Masyarakat sekitar juga dirugikan. Contohnya : rusaknya rumah warga apabila pelajar yang tawuran itu melempari batu dan mengenai rumah warga c. Terganggunya proses belajar mengajar d. Menurunnya moralitas para pelajar e. Hilangnya perasaan peka, toleransi, tenggang rasa, dan saling menghargai Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi tawuran pelajar a. b. Memberikan pendidikan moral untuk para pelajar Menghadirkan seorang figur yang baik untuk dicontoh oleh para pelajar. Seperti hadirnya

seorang guru, orangtua, dan teman sebaya yang dapat mengarahkan para pelajar untuk selalu bersikap baik c. diri d. Memfasilitasi para pelajar untuk baik dilingkungan rumah atau dilingkungan sekolah untuk Memberikan perhatian yang lebih untuk para remaja yang sejatinya sedang mencari jati

melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat diwaktu luangnya. Contohnya : membentuk ikatan remaja masjid atau karangtaruna dan membuat acara-acara yang bermanfaat, mewajibkan setiap siswa mengikuti organisasi atau ekstrakulikuler disekolahnya

Kartini kartono pun menawarkan beberapa cara untuk mengurangi tawuran remaja, diantaranya : a. Banyak mawas diri, melihat kelemahan dan kekurangan sendiri dan melakukan koreksi terhadap kekeliruan yang sifatnya tidak mendidik dan tidak menuntun

b. Memberikan kesempatan kepada remaja untuk beremansipasi dengan cara yang baik dan sehat c. Memberikan bentuk kegiatan dan pendidikan yang relevan dengan kebutuhan remaja zaman sekarang serta kaitannya dengan perkembangan bakat dan potensi remaja

BAB IV PENUTUP 1. Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan Faktor yang menyebabkan tawuran remaja tidak lah hanya datang dari individu siswa itu sendiri. Melainkan juga terjadi karena faktor-faktor lain yang datang dari luar individu, diantaranya faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor lingkungan. Para pelajar yang umumnya masih berusia remaja memiliki kencenderungan untuk melakukan hal-hal diluar dugaan yang mana kemungkinan dapat merugikan dirinya sendiri dan orang lain, maka inilah peran orangtua dituntut untuk dapat mengarahkan dan mengingatkan anaknya jika sang anak tiba-tiba melakukan kesalahan. Keteladanan seorang guru juga tidak dapat dilepaskan. Guru sebagai pendidik bisa dijadikan instruktur dalam pendidikan kepribadian para siswa agar menjadi insan yang lebih baik. Begitupun dalam mencari teman sepermainan. Sang anak haruslah diberikan pengarahan dari orang dewasa agar mampu memilih teman yang baik. Masyarakat sekitar pun harus bisa membantu para remaja dalam mengembangkan potensinya dengan cara mengakui keberadaanya. B. Saran Dalam menyikapi masalah remaja terutama tentang tawuran pelajar diatas, penulis memberikan beberapa saran. Diantaranya :

a.

Keluarga sebagai awal tempat pendidikan para pelajar harus mampu membentuk pola pikir

yang baik untuk para pelajar b. c. Masyarakat mesti menyadari akan perannya dalam menciptakan situasi yang kondusif Lembaga pendidikan formal sudah semestinya memberikan pelayanan yang baik untuk

membantu para pelajar mengasah kemampuan dan mengembangkan segala potensi yang ada didalam dirinya

You might also like