You are on page 1of 5

A. Pendahuluan Menurut UU no.

20 tahun 2008 pasal 3 dikatakan bahwa Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan. UMKM di negara berkembang, seperti di Indonesia, sering dikaitkan dengan masalah-masalah ekonomi dan sosial dalam negeri seperti tingginya tingkat kemiskinan, besarnya jumlah pengangguran, ketimpangan distribusi pendapatan, proses pembangunan yang tidak merata antara daerah perkotaan dan perdesaan, serta masalah urbanisasi. Perkembangan UMKM diharapkan dapat memberikan kontribusi positif yang signifikan terhadap upaya-upaya penanggulangan masalah-masalah tersebut di atas. Kamar dan Dagang Indonesia (Kadin) mengatakan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mampu memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Domestik Broto (PDB) sebesar Rp2,12 trilun atau 53,6 persen dari total PDB Indonesia. Sektor ini sudah bisa menyerap tenaga kerja sebanyak 91,8 juta pekerja atau 97,3 persen terhadap seluruh tenaga kerja saat ini, kemudian dari jumlah pelaku usaha pada sektor usaha besar sebanyak 4,52 ribu atau 0,01 persen. Disusul usaha menengah sebanyak 120,25 ribu atau 0,24 persen, usaha kecil terdapat 2,02 juta atau 4,05 persen dan usaha mikro sebanyak 47,70 juta atau 95,70 persen. Suatu prestasi yang sangat membanggakan menurut saya. Tetapi apakah pemerintah sudah berpihak dan turut berpartisipasi dalam keberhasilan mereka? Pertanyaan tersebut masih menjadi pertanyaan besar bagi saya, karena yang terjadi para pelaku UMKM masih kesulitan dalam hal permodalan, yang disebabkan oleh ketidaktahuan mereka mengenai program pemerintah yang terkait dengan pendanaan bagi UMKM maupun pihak bank yang cenderung membedak-bedakan dalam memberikan bantuan kredit. Selain itu, penjaminan terhadap keberlangsungan usaha mereka ini masih belum bisa dijamin dengan baik. Ketika di satu sisi pelaku UMKM

didorong untuk meningkatkan usaha melalui pelatihan-pelatihan, di sisi lain barangbarang impor semakin marak masuk ke dalam negeri.

B. Hal-hal Yang Perlu Dilakukan oleh Pemerintah Untuk Mendorong UMKM 1. Pembinaan Pembinaan pelaku UMKM dapat dilakukan dengan pendampingan,pelatihan dan penyuluhan dalam pelaksanaan usaha oleh pemerintah dan BUMN. Pendampingan ini harus dipantau agar para pendamping tidak mengambil alih kreatifitas dan gagasan-gagasan para pelaku UMKM yang dapat menghambat perkembangan mereka. Menurut UU no. 20 tahun 2008 pasal 19 dikatakan bahwa pengembangan UMKM dalam bidang sumber daya manusia dilakukan dengan cara : a) memasyarakatkan dan membudayakan kewirausahaan
b) meningkatkan keterampilan teknis dan manajerial

c) membentuk dan mengembangkan lembaga pendidikan dan pelatihan untuk


melakukan pendidikan, pelatihan, penyuluhan, motivasi dan kreativitas bisnis, dan penciptaan wirausaha baru

Namun yang terjadi sekarang adalah lembaga-lembaga pelatihan masih sangat jarang kita dapatkan khususnya di daerah-daerah yang sebenarnya memiliki banyak potensi untuk pengembangan usaha. Sebagian besar pelaku UMKM adalah masyarakat menengah ke bawah yang memiliki pengetahuan yang sangat minim sehingga sangat membutuhkan pelatihan dan penyediaan sarana pelatihan dan penyuluhan dari pemerintah.

2. Hukum

UMKM merupakan usaha yang harus terus dibimbing karena para pelaku usaha ini adalah masyarakat menengah ke bawah. Harus ada pedoman hukum untuk melindungi dan mengarahkan serta mendukung pelaksanaan usaha. Dalam UU no. 20 tahun 2008, ada beberapa pasal yang mengungkit tentang bantuan hukum terhadap UMKM. Pada pasal 13 ayat (1) bagian h dikatakan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah memberikan bantuan konsultasi hukum dan pembelaan ; pasal 20 bagian e tertulis : mendorong Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah untuk memperoleh sertifikat hak atas kekayaan intelektual; dan pasal 21 ayat (5).
Sangat jelas bahwa Pemerintah memperhitungkan dengan begitu seksama peran UMKM dalam perekonomian bangsa sehingga pemerintah memberikan bantuan hukum dan sertifikat hak atas kekayaan intelektual. Tentu program pemerintah ini harus didukung sepenuhnya oleh seluruh lapisan masyarakat dan lapisan pemerintah. Pelaksanaan undangundang ini masih menimbulkan pertanyaan bagi saya, apakah pelaksanaan undang-undang ini sudah berjalan dengan baik? Yang menjadi permasalahan adalah sampai saat ini budaya Indonesia banyak diklaim oleh Negara lain, apalagi dengan hasil industry akan sangat gampang untuk diklaim oleh pihak lain. Perlu ada kerjasama yang baik antara pemerintah dan pelaku UMKM, dalam hal ini pelaku UMKM memberikan informasi mengenai hasil karya mereka untuk diberikan perlindungan HaKI. Pelaku UMKM juga harus menyampaikan permasalahan mereka untuk diberikan bantuan hukum oleh pemerintah. Dengan adanya bantuan hukum, UMKM dapat leluasa dalam berkreasi serta mendapat perlindungan gagasan atau produk kreatif yang diciptakan. Hukum juga dapat mengarahkan serta memberikan rambu-rambu tentang hak dan kewajiban mereka.

3. Teknologi Dalam ASEAN-China Workshop yang diselenggarakan tahun 2003 diketahui bahwa implementasi teknologi pada UMKM-UMKM di Myanmar, Filipina dan Indonesia masih minim. Sementara, di lingkungan APEC (dari hasil pertemuan APEC Small and Medium Enterprises (SME) Leader Meeting) Indonesia tidak tercantum dalam daftar negara-negara yang berhasil menciptakan UMKM inovatif.

Pemerintah telah mengantisipasi keadaan ini melalui suatu undang-undang agar penciptaan teknologi bagi para pelaku UMKM semakin berkembang. Dalam UU no. 20 tahun 2008, terdapat pasal yang menjelaskan usaha pemerintah dalam pengembangan teknologi yaitu pada pasal 20. Dalam pasal ini sangat jelas upaya pemerintah dalam mendorong UMKM. Pemerintah berupaya meningkatkan mutu hasil produksi, meningkatkan kemampuan di bidang penelitian untuk menghasilkan produk baru, melindungi pengusaha melalui sertifikat hak atas kekayaan intelektual, dan yang paling penting adalah pemerintah memberikan intensif kepada pelaku UMKM untuk melestarikan lingkungan hidup. Rendahnya pemanfaatan teknologi mempengaruhi sistem produksi yang pada akhirnya produk tersebut kurang kompetitif. Oleh karena itu, bantuan yang diberikan pemerintah dan lembaga-lembaga lain diharapkan bukan hanya berbentuk finansial tetapi non finansial seperti teknologi. Sehingga UMKM di Indonesia lebih modern dan kompetitif dalam menghasilkan produk yang inovatif dengan sistem pemasaran yang modern pula. 4. Stakeholders a. Pemerintah, sebagai penguasa pemerintah harus mengeluarkan kebijakan agar dapat tercipta iklim investasi, mendorong pertumbuhan dunia usaha khususnya skala mikro, kecil dan menengah, menciptakan stabilitas ekonomi dan iklim persaingan usaha yang sehat serta kemudahan dalam pengurusan perijinan dan transparansi alokasi dana untuk usaha. b. Perbankan, harus adil dalam memberikan kredit terhadap masyarakat khususnya pelaku UMKM. Transaksi harus mudah, cepat dan penyalurannya harus tepat, membuat segmentasi kebijakan yang disesuaikan dengan level usaha, serta berperan aktif dalam membangun kepemilikan aset. c. Perusahaan besar, diharapkan bisa membantu UMKM melalui

pembinaan-pembinaan agar standar kualitas produk dan target produksi

dapat terpenuhi, menciptakan teknologi tepat guna, serta membantu dalam mendorong proses produksi yang efektif dan efisien. 5. Permodalan Modal adalah salah satu kendala bagi kelangsungan UMKM. Maka dari itu perlu adanya sumber dana lain melalui kemitraan dengan perbankan baik melalui program pemerintah maupun dari UMKM itu sendiri agar dapat memudahkan dalam pemberian bantuan, kredit dan sejenisnya. Kemitraan diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi UMKM, misalnya kredit lunak tanpa agunan, modal ventura, dsb. C. Realisasi Kebijakan yang dikaitkan dengan UU No. 20 tahun 2008

D. Kesimpulan

You might also like