You are on page 1of 11

PERLUKAH PERHATIAN PADA DAERAH PERBATASAN KAITANNYA DENGAN KONSEP DAN IMPLEMENTASI WAWASAN NUSANTARA

Disusun guna memenuhi tugas Bapak Suhadi

OLEH : KELOMPOK 3 ROMBEL 32

1. Rezky Bagus P. 2. Rumalah 3. Ikha Brillyani W. 4. Anggun Fajar A. 5. Tintrim Sri R. 6. Safrina Alam A.

4101411106 4101411107 4101411108 4101411109 4101411110 4101411111

JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SEMARANG

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat, hidayah, serta inayah-Nya, penulis masih diberi kesehatan sehingga dapat menyelesaikan Paper ini dengan judul Perlukah Perhatian pada Daerah Perbatasan Kaitannya dengan Konsep dan Implementasi Wawasan Nusantara. Paper ini dibuat guna memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Suhadi, selaku Dosen mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah banyak memberikan bekal pengetahuan untuk membuat paper ini. Demikianlah Paper ini disusun, Sebagai manusia biasa, tentunya penulis tidak luput dari kesalahan dan kekeliruan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan maupun pembuatan paper dikemudian hari.

Semarang, 16 April 2012

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang B. Tujuan Penulisan C. Rumusan Masalah

BAB II PEMBAHASAN BAB III KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah perbatasan wilayah erat kaitannya dengan pemahaman dan pelaksanaan konsepsi wawasan nusantara. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan yang terbesar di dunia. Wilayah Indonesia terdiri atas rangkaian pulau- pulau besar dan kecil sekitar 17.508 buah yang membentang seluas lebih kurang delapan juta kilometer persegi. Sesuai dengan posisi geografisnya, Negara Indonesia memiliki daerah perbatasan yang berupa perbatasan di darat dan perbatasan di laut dengan negara-negara tetangga. Penduduk Indonesia yang berjumlah lebih dari 200 juta jiwa tersebar secara tidak merata di seluruh wilayah negara. Sebagian besar penduduk Indonesia tersebut berada di pusat-pusat pemerintahan dan pusat- pusat industri atau perdagangan, akibatnya sebagian kecil yang menempati daerah-daerah terpencil. Daerah- daerah terpencil itu sebagian besar berada di daerah perbatasan negara. Kehidupan di daerah- daerah terpencil termasuk daerah perbatasan berbeda dengan kehidupan di pusat pemerintahan dan daerah perdagangan dan industri. Kehidupan di pusat pemerintahan dan daerah industri atau perdagangan memiliki kelengkapan sarana dan prasarana yang baik. Namun, bagi daerah terpencil, termasuk daerah perbatasan, berlaku kondisi sebaliknya. Kenyataan lain untuk daerah terpencil dan daerah perbatasan adanya kondisi alam yang sulit dijangkau berupa wilayah pegunungan, hutan lebat, atau lautan. Akibatnya sistem sirkulasi daerah- daerah perbatasan kurang memadai. Dengan adanya perbedaan tersebut, menyebabkan munculnya berbagai masalah yang akan berdampak pada keutuhan wilayah Republik Indonesia sebagai kesatuan yang utuh. Sehingga diperlukan suatu pemahaman mengenai konsep kepulauan Indonesia yang lazim disebut dengan Wawasan Nusantara serta implementasinya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini penting untuk menjaga keutuhan wilayah Republik Indonesia sebagai satu kesatuan yang utuh yang terbentang dari ujung barat, sabang ke ujung timur, merauke.

B. Tujuan Penulisan 1. Memahami makna wawasan nusantara 2. Mengetahui keterkaitan masalah daerah perbatasan dengan wawasan nusantara 3. Mengetahui bagaimana cara untuk mengatasi permasalahan di daerah perbatasan

C. Rumusan Masalah 1. Pengertian dan sejarah singkat timbulnya wawasan nusantara 2. Kaitan masalah- masalah yang timbul di daerah perbatasan dengan wawasan nusantara 3. Solusi atas permasalahan di daerah perbatasan

BAB II PEMBAHASAN

Menilik semua hal diatas semua berawal dari konsep dan implementasi dari wawasan nusantara. Dalam rangka menerapkan wawasan nusantara, kita sebaiknya terlebih dahulu mengerti dan memahami pengertian ,ajaran dasar, hakikat ,asas, kedudukan dan fungsi serta tujuan wawasan nusantara.

A. Pengertian dan sejarah singkat timbulnya wawasan nusantara 1. Pengertian Wawasan Nusantara Istilah wawasan nusantara berasal dari kata wawas yang berarti pandangan, tinjauan, atau penglihatan inderawi. Istilah wawasan berarti cara pandang, cara tinjau, atau cara melihat. Sedangkan istilah nusantara berasal dari kata nusa yang berarti pulau-pulau, dan antara yang berati diapit di antara dua hal. Secara unum wawasan nasional berarti cara pandang suatu bangsa tentang diri dan lingkungannya yang dijabarkan dari dasar falsafah dan sejarah bangsa itu sesuai dengan posisi dan kondisi geografi negaranya untuk mencapai tujuan atau cita-cita nasionalnya. Wawasan nusantara mempunyai arti cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan pancasila dan UUD 1945 serta sesuai dengan geografi wilayah nusantara yang menjiwai kehidupan bangsa dalam mencapai tujuan dan cita-cita nasionalnya. B. Kaitan Masalah- masalah yang timbul di daerah perbatasan terhadap wawasan nusantara Kondisi daerah perbatasan yang ada di Indonesia masih dapat dibilang belum diperhatikan dengan baik oleh pemerintahan Republik Indonesia. Sistem pembangunan sentralistik pada zaman orde baru harus segera diperbaiki. Persepsi seorang aktor politik atau pemimpin dalam melaksanakan kebijakan pemabanunan terhadap wawasan nusantara akan mempengaruhi kebijakan yang mereka buat. Pada daerah perbatasan banyak sekali masalah-masalah yang dihadapi. Komplesitas masalah yang dihadapi oleh daerah perbatasan ini karena terkait langsung dengan hubungan bilateral dengan negara tetangga. Permasalahan dalam daerah

perbatasan dibedakan menjadi tiga level yaitu: level lokal, level nasional, dan level internasional. Pada level lokal permasalahan yang dihadapi adalah: keterisolasian, keterbelakangan, kemiskinan, mahalnya harga barang dan jasa, keterbatasan harga barang dan jasa, keterbatasan prasarana dan sarana pelayanan publik (infrastruktur), rendahnya kualitas SDM pada umumnya, penyebaran penduduk yang tidak merata, terjadinya penumpukan TKI akibat adanya deportasi dari Malaysia Pada level nasional, pembangunan perbatasan dihadapkan pada masalah : kebijakan pemerintah yang kurang berpihak kepada pembangunan daerah perbatasan, belum adanya paying hukum dan lembaga yang menangani khusus wilayah perbatasan, tapa batas negara, penyelundupan tenaga kerja Indonesia, masih kurangnnya personil, anggaran, prasarana dan sara, serta kesjahteraan anggota TNI/POLRI, terjadinya perdagangan lintas batas illegal, kurangnya akses dan media komunikasi dan informasi dalam negeri, terjadinua proses pemudaran wawasan kebangsaanm, illegal logginh dan illegal fishing oleh negara tetangga, belum optimalnya koordinasi lintas sektoral dan lintas wilayan dalam penanganan wilayah perbatasan. Pada level internasional permasalahan pembangunan daerah perbatasan dihadapkan pada masalah: kesenjangan prasarana dan sarana yagn terjadi pada daerah perbatasan di Indonesia jika dibandingkan dengan Malaysia dapat menimbulkan permaslah politik dan HANKAM, terjadinya eksodus WNI ke negara tetangga Malaysia diakrenakan hampir seluruh wilayah kecamatan di perbatasan tidak memiliki akses menuju ibukota kabupaten, dan rendahnya daya saing penduduk setempat dibandingkan dengan negara tetangga. Beberapa kendala dalam pembangauanna daerah perbatasan adalah sumber daya manusia, yang ditunjukkan antara lain oleh rendahnya jumlah dan kualitas kesejahteraan penduduk dengan penyebaran yang tidak merata dibandingkan dengan luas wilayah dan garis perbatasan yang panjang, yang berimplikasi pada kegiatan pelintas batas yang ilegal, selain itu banyaknya TKI yang bekerja di negara tetangga sebagai pekerja kasar seperti buruh perkebunan, bangunan, dan pembantu rumah tangga, juga turut menurunkan harkat bangsa. Sumber daya buatan (prasarana), yang tingkat pelayanannya masih sangat terbatas, seperti sistem perhubungan dan telekomunikasi, pelayanan listrik dan air bersih, serta fasilitas lainnya seperti kesehatan, pendidikan, dan pasar, sehingga penduduk daerah

perbatasan masih cenderung untuk berorientasi kepada negara tetangga yang tingkat aksesibilitas fisik dan informasinya relatif lebih tinggi. Penataan ruang dan pemanfaatan sumber daya alam, yang ditunjukkan antara lain oleh terjadinya konflik ataupun tumpang tindih pemanfaatan ruang (lahan) baik antara kawasan budidaya dengan kawasan lindung, maupun antar kawasan budidaya seperti antara kegiatan pertambangan dan kehutanan yang berkaitan dengan ekonomi daerah dan masyarakat. Penegasan status daerah perbatasan, yang berupa penetapan wilayah kecamatan yang berbatasan langsung dengan negara tetangga, persetujuan lintas batas kedua negara (terutama berkaitan dengan larangan untuk mengelola dan mengembangkan kawasan penyangga sepanjang garis perbatasan). Keterbatasan sumber pendanaan, dimana pembangunan daerah perbatasan kurang diberikan prioritas dibandingkan dengan daerah lainnya, sehingga semakin memperlebar tingkat kesenjangan antardaerah. Terbatasnya kelembagaan dan aparat yang ditugaskan di daerah perbatasan, dengan fasilitas yang kurang mencukupi, sehingga fungsi pelayanan kepada masyarakat setempat relatif kurang memadai. Penjagaan daerah perbatasan dalam security approach, lebih menekankan keamanan daerah perbatasan dan penjagaan batas-batas. Namun tidak meratanya penjagaan batas mulai dari sarana dan prasarana dalam melakukan penjagaan akan membuat penjagaan di beberapa daerah tertentu tidak maskimal sehingga rawan adanya klaim dari negara tetangga. Dalam pendekatan ini pula, masyarakat yang berada disana akan semakin terbatasi. Disatu sisi masyarakat daerah perbatasan dituntut untuk berkehidupan lebih baik dengan menjual produknya namun dengan tidak adanya infrasturktur yang mendukung membuat produk yang mereka hasilkan memiliki harga jual yang tinggi sehingga tidak dapat bersaing dengan produk-produk milik perusahaan besar. Selain itu dengan lemahnya penjagaan pada daerah perbtaraasan, negara tetangga dapat membangun infrastruktur yang mendukung perekenomian dan menyediakan sarana pernjualan dengan menwarkan harga yang tinggi terhadap masyarakat daerah perbatasan. Secara terpaksa maka masyarakat daerah perbatasan menjual daerahnya kepada negara tetangga yang dianggapnya lebih memperhatikannya. Contoh kasus yang sekarang lagi banyak diperbincangkan adalah masyarakat di Dusun Tunjung Datu dan Camar Bulan, Kalimantan. Di daerah ini, warga secara sadar

mengakui adanya klaim daerah mereka oleh negara Malaysia dengan dibangunnya infrastruktur sebagai wujud perhatian negara Malaysia. Sehingga mereka lebih banyak menjual hasil alam mereka kepada negara Malaysia daripada negara Indonesia. Dalam berita yang dimuat dalam Republika.co.id, Akil yang berkunjung ke daerah tersebut mengatakan bahwa warga Camar Bulan belum kehilangan nasionalisme mereka hanya saja mereka lebih merasa diperhatika oleh negara Malaysia sehingga ada kesungkanan terhadap negara tersebut. Dengan adanya perhatian pada daerah perbatasan oleh negara lain akan menimbulkan akibat seakan-akan batas negara bergeser ke dalam wilayah Indonesia. Kenyataan ini mengakibatkan adanya batas imajiner yang berupa batas pengaruh asing yaitu pengaruh negara tetangga terhadap wilayah Indonesia. Batas imajiner inilah yang dinamakan Daerah Frontier. Daerah frontier yang terbentuk bersifat dinamis, artinya dapat bergeser sesuai dengan kadar pengaruh pemerintah terhadap masyarakat yang bersangkutan. Pengaruh efektif pemerintah pusat tidak lagi mencakup seluruh wilayah kedaulatan Indonesia, tetapi dikurangi dengan luas wilayah sampai dengan batas frontier yang sudah dipengaruhi oleh kekuatan asing dari seberang perbatasan. Pengaruh asing dapat berawal dari pengaruh budaya atau pengaruh ekonomi. Akan tetapi pengaruh tersebut apabila tidak ditangani secara efektif dapat berkembang menjadi permasalahan politik yang berujung pada kehendak memisahkan diri dari masyarakat di daerah frontier. Dengan demikian daerah frontier berdampak pada hilangnya wilayah yang berada di bawah kedaulatan Negara Indonesia. Pemahaman atas kondisi dan kontelasi Indonesia serta posisinya di antara negaranegara lain yang relatif lebih maju dan sejahtera, kesadaran akan kemungkinan terjadinya daerah frontier harus selalu dihidupkan. Kenyataan ini didukung oleh kondisi persaingan global yang memungkinkan munculnya daerah frontier yang lebih luas lagi. Dalam posisi yang demikian Wawasan Nusantara dapat diartikan memberikan pengaruh positif terutama dalam penyelenggaraan negara dalam upaya menghilangkan atau mencegah timbulnya daerah frontier tersebut. Ada beberapa prinsip kebijaksanaan yang dapat dikembangkan dalam mengatasi munculnya daerah frontier sebagai berikut: 1. Adanya perbaikan sistem sirkulasi di seluruh wilayah negara, terutama pada daerahdaerah terpencil dan sepanjang daerah perbatasan negara. Hal tersebut untuk menghilangkan rasa keterpencilan atau rasa keterasingan sebagian masyarakat serta

meningkatkan efektivitas komunikasi antar golongan masyarakat dan antar daerah di dalam wilayah Negara Indonesia. Di samping itu, perbaikan sistem sirkulasi dapat menghilangkan efektivitas pengawasan dan pengendalian masyarakat oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah. 2. Upaya membangun pust-pusat pertumbuhan di daerah terpencil atau daerah perbatasan sesuai dengan potensi daerah tersebut. Pembangunan ini diarahkan untuk mewujudkan percepatan pemerataan kesejahteraan rakyat. Pembangunan juga diharapkan memberi daya tarik baru yang mampu mengalihkan perhatian masyarakat di daerah perbatasan dari tempat pertumbuhan di negara-negara tetangga. 3. Upaya menjalin kerjasama dalam bidang budaya, ekonomi dan politik dengan negara tetangga yang berbatasan. Kerjasama ini dimaksudkan untuk menumbuhkan pusatpusat kehidupan yang tidak merugikan bagi kedaulatan wilayah masing-masing.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dengan adanya hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Wawasan Nusantara yang berarti cara pandang suatu bangsa tentang diri dan lingkungannya, merupakan hal penting yang harus terdapat dalam suatu negara, khususnya negara Indonesia. Bagi suatu negara Indonesia, Wawasan Nusantara berguna untuk menjaga keutuhan wilayah Republik Indonesia sebagai satu kesatuan yang utuh yang terbentang dari ujung barat, sabang ke ujung timur, merauke. Salah satu implementasi Wawasan Nusantara adalah dalam hubungan antar negara berkaitan dengan permasalahan daerah perbatasan. Dalam hal ini Wawasan Nusantara berguna dalam memberikan pengaruh positif dalam upaya menghilangkan ataupun mencegah timbulnya daerah frontier pada daerah perbatasan. Selain itu, diperlukan beberapa prinsip kebijaksanaan guna mengatasi yang harus segara dilaksanakan. B. Saran

You might also like