Professional Documents
Culture Documents
Jika dari dua buah roda berbentuk silinder atau kerucut yang saling bersinggungan pada sekelilingnya salah satu diputar maka yang lain akan ikut berputar pula. Alat yang menggunakan cara kerja semacam ini untuk mentransmisikan daya disebut roda gesek. Cara ini cukup baik untuk meneruskan daya kecil dengan putaran yang tidak perlu tepat. Guna mentransmisikan daya besar dan putaran yang tepat tidak dapat di lakukan dengan roda gesek. Untuk ini, kedua roda tersebut harus di buat bergigi pada sekelilingnya sehingga penerusan daya yang di lakukan oleh gigi-gigi kedua roda yang saling berkait. Roda bergigi semacam ini, dapat berbentuk silinder atau kerucut., atau disebut roda gigi. Transmisi roda gigi memepunyai keunggulan di bandingkan dengan sabuk atau rantai karena lebih ringkas, putaran lebih tinggi dan tepat, dan daya lebih besar. Kelebihan ini tidak selalu menyebabkan dipilihnya roda gigi disamping cara lain, karena memerlukan ketelitian yang lebih besar dalam pembuatan, pemasangan, maupun pemeliharaan.
Roda gigi kerucut spiral (g), karma mempunyai perbandingan kontak yang lebih besar, dapat meneruskan putaran tinggi dan beban besar. Sudut poros kedua roda gigi kerucut ini biasanya di buat 90O. Dalam golongan roda gig dengan poros bersilang, terdapat roda gigi miring silang (i), rodas gigi cacing ( j dan k ), roda gigi hipoid (i),dll. Roda gig macam (j) mempunya cacing berbentuk silinder dan lebih umum dipakai. Tetapi untuk beban besar, cacing globoid atau cacing selubung ganda (k) dengan perandingan kontak yang lebih besar dapat dipergunakan. Roda gigi hipoid adalah seperti yang dipakai pada roda gigi diferensial otomobil. Roda gigi ini mempunyai jalur gigi berbentuk spiral pada bidang kerucut yang sumbunya bersilang, dan pemindahan gaya pada permukaan gigi berlangsung secara meluncur dan menggelinding.
II. Nama-nama Bagian Roda Gigi dan Ukurannya ukuran gigi dinyatakan dengan jarak bagi lingkar, yaitu jarak sepanjang lingkaran jarak bagi antar profil dua gigi yang berdekatan. Jik diameter lingkaran jarak bagi dinyatakan dengan d (mm), dan jumlah gigi dengan z, maka jarak bagi lingkaran t (mm) dapat di tulis sebagai :
t=
d
z
jadi, jarak bai lingkar adalah keliling lingkarann dibagi dengan jumlah gigi. Dengan demikian ukuran gigi dapat ditentukan dari besarnya jarak bagi lingkar tersebut. Namun, karena jaralk bagi lingkar selalu mengandung factor ukuran yang disebut modul dengan lambang m, dimana :
pemakaiannya
sebagai ukuran gigi dirasakan kurang praktis. Untuk mengantasi hal ini, diambil suatu
m=
d z
dengan cara ini, m dapat ditentukan sebagai bilangna bulat atau bilangan pecahan 0,5 dan 0,25 yan lebih praktis. Juga karena :
xm=t
Cara lain untuk menyatakan ukuran gigi ialah dengan jarak bagi diametral . Dalam hal ini diameter lingkaran jarak bagi di ukur inch; maka jarak bagi diametral DP adalah jumlah gigi per inch diameter tersebut. Jika diameter jarak bagi dinyatakan d (in), maka :
DP =
z 1 d ' in
Dengan persamaan ini dapat dilihat bahwa jika DP kecil, berarti giginya besar. Sebagian besar gigi dari Amerika atau Eropa dinyatakan dengan harga DP tersebut. Adapun hubungan antara DP dan m adalah sebagai berikut :
m=
25,4 DP
dengan menggunakan harga-harga dan hubungan-hubungan diatas, persamaan roda gigi dapat ditulis secara lebih sederhana, demikian pula untuk merubah rumus dalam inch menjadi satuan modul, tidak akan di jumpai kesulitan.
u=
n2 d1 m.z1 z1 1 = = = = n1 d 2 m.z2 z2 i
Harga I, yaitu perbandingan antara junlah gigi pada roda gigi dan pada pinyon, disebut perbandingan roda gigi atau perbandingan transmisi. Perbandingan ini dapat sebesar 4 sampai 5 dalam hal roda gigi lurus standar, dan dapat diperbesar sampai 7 dengan perubahan kepala. Pada roda gigi miring dan miring ganda, perbandingan tersebut dapat sampai 10.
Roda gigi biasanya dipakai untuk reduksi (u < 1 atau > 1); tetapi kadangkadang juga dipakai untuk menaikkan putaran (u > 1 atau i < 1). Jarak sumbu poros a (mm) dan diameter lingkaran jarak bagi d1 dan d2 (mm) dapat dinyatakan sebagai berikut :
a = (d1 + d2)/2 = m(z1 dan z2) /2 d1 = 2a / (1 + i) d2 = 2a/ (1 + i) IV. Letak Poros Tabel Klasifikasi Roda Gigi Roda Gigi Roda gigi lurus, (a) Roda gigi miring,(b) Roda gigi miring ganda,(c) Roda gigi dengan poros sejajar Roda gigi luar Roda gigi dalam pinyon,(d) Batang gigi dan pinyon,(e) Arah putaran-berlawanan dan Arah putaran sama Gerakan berputar lurus dan Keterangan (klasifikasi atas dasar
Roda gigi kerucut lurus,(f) Roda gigi kerucut spiral,(g) Roda gigi kerucut Zerol Roda gigi kerucut miring Roda gigi dengan poros berpotong Roda gigi kerucut miring ganda. Klasifikasi atas dasar bentuk jalur gigi
Roda (h)
gigi
miring Gerakan
Roda gigi cacing silindris Roda gigi dengan poros silang Roda gigi cacing selubung ganda (globoid),(k) Roda gigi cacing samping
Roda gigi hiperloid Roda gigi hiperloid, (I) Roda gigi permukaan silang
Seri ke -1 0,1
Seri ke-3
Seri ke-1 4 5
0,2 0,25 0,3 0,35 0,4 0,45 0,5 0,55 0,6 0,7 0,75 0,8 0,9 1 1,25 1,5 1,75 2 2,25 2,5 2,75 3 3,25 0,65
6 8 10 12 16 20 25 32 40 50
VI. Tabel Faktor Untuk Bentuk Gigi Jumlah gigi Y Jumlah gigi Y
z 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 23
0,201 0,226 0,245 0,261 0,276 0,289 0,295 0,302 0,308 0,314 0,320 0,327 0,333
0,339 0,349 0,358 0,371 0,383 0,396 0,408 0,421 0,434 0,446 0,459 0,471 0,484
fv =
3 3+v
fv =
6 6+v
Kecepatan
v = 20-50 m/s
fv =
5,5 5,5 + v
Ft = bbmYfv
Tegangan lentur yang diijinkan
a
macam bahan dan perlakukan panas, dapat diperoleh dari Tabel 6.7. besarnya beban lentur yang diizinkan per satuan lebar sisi Fb (kg/mm) dapat dihitung dari besarnya
modul m, jumlah gigi z, factor bentuk gigi Y dari roda gigi standar dengan sudut tekanan 200, dan factor dinamis fv sebagai berikut :
Fb = a mYfv
Maka lebar sisi b dapat diperoleh dari :
b = Ft /Ft
Pada umumnya harga b ditetapkan antara (6-10) m (mm), dan untuk daya besar antara (10-16)m (mm). Roda gigi dengan sisi yang sangat lebar cenderung mengalami deformasi, khususnya. Jka bekerja sebagai pinyon, terutam jika ketelitiannya rerndaha dan memepunyai kesalahan dalm pemasanagan, sehingga distribusi tekananya padas sisi gigi tidak merata. Jika dari suatu perhitungan kekuatan ternyata diperlukan lebar sisi yangbesarnya di luar daerah tersebut diatas, maka perlu dilakukanperhitungan.
VIII. Tabel tegangan lentur yang diizinkan a pada bahan roda gigi. Kekuatan Kelompok bahan Lambang bahan tarik Kekerasan (Brinell) HB Tegangan lentur yang diizinkan
(kg/mm2) FC 15 Besi cor FC 20 FC 25 FC 30 Baja cor SC 42 SC 46 SC 49 Baja karbon untuk konstruksi mesin S 25 C S 35 C S 45 C 15 20 25 30 42 46 49 45 52 58 140-160 160-180 180-240 190-240 140 160 190 123-183 149-207 167-229
a (kg/mm2)
7 9 11 13 12 19 20 21 26 30
S 15 CK
50
SNC 21 SNC 22
80 100
75 85 95
85 80-100 180-260
3-5
IX. Tabel baja karbon untuk konstruksi mesin dan baja yang difinis dingin untuk poros. Standar dan macam Perlakuan panas Penormalan Kekuatan tarik (kg/mm2) 48 Keterangan
Lambang
S30C
S35C Baja karbon kontruksi mesin (JIS G 4102) S40C S45C S50C S55C
52 55 58 62 66
53 60 72
Lambang
Perlakuan panas
SNC 2 Baja khrom nikel ( JIS G 4102) SNC 3 SNC21 SNC22 SNCM 1 SNCM 2 Baja khrom nikel molibden ( JIS G 4103) SNCM 7 SNCM 8 SNCM22 SNCM23 SNCM25
10
Pengerasan kulit
90 95 100 80 85
SCM 2 SCM 3 SCM 4 Baja khrom moilibden (JIS G 4105) SCM 5 SCM21 SCM22 SCM23
Pengerasan kulit
XI.
Pasak tirus
2 3 4 5 6
0,160,25
11
7 8 10 12 14 15 16 18 20 22
7 7 8 8 9
7,2
16-80 18-90 22-110 28-140 0,400,60 36-160 40-180 45-180 50-200 56-220 0,600,80 63-250
4,0 4,0 5,0 5,0 5,5 5,0 6,0 7,0 7,5 9,0
3,5
0,160,25
20-25 22-30 30-38 38-44 44-50 50-55 50-58 58-65 65-75 75-85
0,250,40
10 10 11 12 14
10,2
5,5
(24 x 16) 2 5 x 14 28 x 16 32 x 18
24 25 28 32
16 14 16 18
16,2
8,1
/ harus dipilih dari angka-amgka berikut sesuai dengan daerah yang bersangkutan dalam tabel. 6,8,10,12,14,16,18,20,22,25,28,32,36,40,45,50,56,63,70,80,90,100,110,125,140,1 60,180,200,220,250,280,320,3600,400.
12
13
START 14.
1. Daya yang akan ditransmisikan P (kW) Putaran poros n1 (rpm) Perbandingan reduksi i Jarak sumbu poros a (mm)
2. Faktor Koreksi fc
15. Beban lentur yang diizinkan persatuan lebar Fb1, Fb2 (kg/mm2) Beban permukaan yang diizinkan persatuan lebar FH (kg/mm) Harga minimum 16. Lebar sisi, b(mm)
17. Bahan Poros Bahan Pasak 18. Diameter poros, ds1, ds2 (mm) Penentuan pasak dan alur pasak (mm) Tebal alur pasak, Sk1, Sk2 (mm)
5. Modul pahat m Sudut tekanan pahat 0 (0) 6. Jumlah gigi z1,z2 perbandingan gigi
7. Daimeter lingkaran jarak bagi (roda gigi standar) d01,d02 (mm) Jarak sumbu poros a0 (mm) 8. Kelonggaran sisi C0 (mm) Kelonggaran puncak Ct (mm) 9. Diameter kepala dk 1, dk 1 (mm) Diameter kaki df 1, df 2 (mm) Kedalam pemotonagan H (mm) 10. Faktor bentuk gigi Y1, Y2 11. Kecepatan keliling v (m/s) Gaya tangensial Ft (kg) PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB
T
20. Modul pahat,m Sudut tekan pahat, o Jumlah gigi, Z1, Z2 Jarak sumbu poros, dk1,dk2 (mm) Lebar gigi,b (mm) c Bahan roda gigi, dan perlakuan panasnya Bahan poros dan perlakuan Ismail Muchsin, ST.M.Sc ELEMEN MESIN II panasnya Diameter poros, ds1,ds2 (mm)
14
a a a
12. Faktor dinamis fv 13. bahan masing-masing, roda gigi perlakuan panas Kekutan tarik B1, B2 (kg/mm2) Kekerasan permukaan gigi HB1, HB2
STOP END
15