You are on page 1of 13

BEA MATERAI

Sejarah terbentuknya :
ATURAN BEA MATERAI 1921 UU BEA MATERAI NO : 13 TAHUN 1985 BERLAKU MULAI 1986 Rp 1.000,- dan Rp 500,-.

PP NO : 7 TAHUN 1995 TANGGAL 21 APRIL 1995 BERLAKU 16 MEI 1995 Rp 2.000,- dan Rp 1.000,-. PP NO : 24 TAHUN 2000 TANGGAL 20 APRIL 2000 BERLAKU 1 MEI 2000
Rp 6.000,- dan Rp 3.000,-. SAMPAI SEKARANG
1

RP 6.000,1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Surat Perjanjian dan Surat-surat lainnya yang dibuat dengan tujuan digunakan sebagai alat pembuktian mengenai perbuatan, kenyataan atau keadaan yang bersifat perdata. Akta-akta Notaris termasuk salinannya. Akta-akta yang dibuat oleh PPAT termasuk rangkaprangkapnya. Surat yang memuat jumlah uang Rp 1.000.000,- atau lebih Surat berharga seperti Wesel, Promes dan askep yang harga nominalnya Rp 1.000.000,- atau lebih Efek dengan nama dan dalam bentuk apapun sepanjang harga nominalnya Rp 1.000.000,- atau lebih Dokumen yang akan digunakan sebagai alat pembuktian di Pengadilan
2

RP 3.000,1. Surat berharga seperti Wesel, Promes dan askep

yang harga nominalnya lebih dari >Rp 500.000,- s/d kurang dari < Rp 1.000.000,-. 2. Efek dengan nama dan dalam bentuk apapun sepanjang harga nominalnya lebih dari Rp 500.000,- s/d < Rp 1.000.000,-. 3. Cek dan Giro Bilyet tanpa nilai nominal

Dokumen yang tidak dikenakan BEA MATERAI :


1. Dokumen yang berupa : Surat Penyimpanan Barang, Konosemen, Surat Angkutan Penumpang dan Barang, Keterangan pemindahan yang dituliskan di atas dokumen. 2. Segala bentuk Ijazah. 3. Tanda Terima Gaji, Uang Tunggu, Pensiunan, Uang Tunjangan dan Pembayaran lainnya yang ada

kaitannya dengan hubungan kerja serta suratsurat yang diserahkan untuk mendapatkan pembayaran tersebut. 4. Tanda Bukti Penerimaan Uang Negara.

5. Kwitansi untuk semua jenis pajak dan penerimaan lainnya yang dapat disamakan dengan itu demi kas negara, kas Pemerintah Daerah dan Bank. 6. Tanda Penerimaan Uang yang dibuat untuk Intern Organisasi. 7. Dokumen yang menyebutkan Tabungan, Pembayaran Uang Tabungan kepada Penabung oleh Bank, Koperasi dan Badan Badan lainnya yang bergerak di bidang tersebut. 8. Surat Gadai yang diberikan oleh PERUM Penggadaian.
5

Saat Terhutangnya Bea Materai :


Saat terhutangnya Bea Materai ditentukan dalam hal : 1. Dokumen yang dibuat Satu Pihak, adalah pada saat Dokumen itu diserahkan. 2. Dokumen yang dibuat oleh Lebih dari satu pihak, adalah pada saat selesainya dokumen itu dibuat. 3. Dokumen yang dibuat di Luar Negeri, adalah pada Saat Digunakan di Indonesia.

Benda Materai dan Penggunaannya


Pengertian Benda Materai adalah : 1. Materai Tempel (segi empat uk 32 mm x 24 mm nominal Rp 3.000,- dan Rp 6.000,-). 2. Kertas Materai yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia.

Bentuk,Ukuran, Warna Materai Tempel dan Kertas Materai, Pencetakan, Pengurusan, Penjualan serta penelitiannya ditetapkan oleh Menteri Keuangan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No : 15/PMK.03/2005 tanggal 22 Februari 2005.

Penggunaan dan Cara Pelunasan


Pada Umumnya Materai atas dokumen dilunasi dengan cara : 1. Menggunakan Benda Materai. 2. Menggunakan cara lain yang ditetapkan oleh Menteri Keuanagan ( Pelunasan Bea materai dengan membubuhkan tanda Tera dengan mesin teraan)

Pengunaan Benda Materai perlu diperhatikan sebagai berikut : 1. Materai tempel direkatkan seluruhnya dengan utuh dan tidak rusak di atas
dokumen yang dikenakan Bea Materai. 2. Materai tempel direkatkan di tempat di mana tanda tangan akan dibubuhkan. 3. Disertai dengan pencantuman tanggal, bulan dan tahun dilakukan dengan TINTA atau yang sejenis itu, sehingga sebagian tanda tangan ada di atas kertas dan sebagian lagi diatas materai tempel. 4. Jika digunakan lebih dari satu materai tempel, tanda tangan harus dibubuhkan sebagian di atas semua materai tempel dan sebagian di atas kertas. 5. Kertas materai yang sudah digunakan, tidak boleh digunakan lagi. 6. Jika isi dokumen yang dikenakan be materai terlalu panjang untuk dimuat seluruhnya di atas kertas materai yang digunakan, maka untuk bagian isi yang masih tertinggal dapat digunakan kertas tidak bermaterai. 7. Apabila ketentuan mengenai bentuk,ukuran dan lain sebagainya yang ditetapkan Menteri Keuangan, cara penggunaan dan pelunasan serta ketentuan butir 1 dan butir 6 di atas tidak dipenuhi, maka dokumen yang bersangkutan dianggap tidak bermaterai.
9

Sanksi Administrasi
Terhadap dokumen yang dikenakan Bea Materai

tetapi tidak atau kurang dilunasi sebagaimana mestinya dikenakan : Denda Administrasi 200%. dari Bea Materai yang tidak atau kurang bayar. Pelunasan Bea Materai tersebut beserta dendanya dilakukan dengan cara : Pemeteraian Kemudian. Pemeteraian Kemudian adalah suatu cara pelunasan Bea Materai yang dilakukan oleh Pejabat PT Pos Indonesia atas permintaan pemegang dokumen yang bea meterainya belum dilunasi sebagaimana mestinya.
10

Pemeteraian Kemudian
Pasal 10 UU No: 13 tahun 1985 tentang Bea Materai (Kep Men Keu No: 476/KMK.03/2002 )

Pelaksanaan Pemeteraian dilakukan atas : 1. Dokumen yang semula tidak terutang Bea Materai namun akan digunakan sebagai alat pembuktian di muka pengadilan. 2. Dokumen yan Bea Materainya tidak atau kurang dilunasi sebagaimana mestinya. 3. Dokumen yang dibuat di Luar Negeri yang akan digunakan di Indonesia. Pemeteraian Kemudian dengan menggunakan : 1. Materai Tempel , dan 2. Surat Setoran Pajak (SSP)
11

Daluarsa
Kewajiban pemenuhan Bea Materai dan denda administrasi yang terutang menurut UU Bea Materai , Daluarsa setelah lampau waktu 5 (lima ) tahun, terhitung sejak tanggal dokumen dibuat.

12

Sanksi Pidana
Pidana Penjara selama-lamanya 7 (tujuh) tahun :
1. Barang siapa meniru atau memalsukan materai tempel, kertas materai atau

meniru dan memalsukan tanda tangan yang perlu untuk mensahkan materai. 2. Barang siapa dengan sengaja menyimpan dengan maksud untuk diedarkan , atau memasukkan ke Negara Indonesia materai palsu, yang dipalsukan atau dibuat dengan melawan hak. 3. Barang siapa dengan sengaja menggunakan, menjual, menawarkan, menyerahkan, menyediakan untuk di jual atau dimasukkan ke Negara Indonesia materai yang mereknya, capnya , tandatangannya, tanda sahnya atau tanda waktunya mempergunakan telah dihilangkan seolah-olah materai itu belum dipakai dan atau menyuruh orang lain menggunakannya dengan melawan hak. 4. Barang siapa menyimpan bahan-bahan atau perkakas-perkakas yang diketahuinya digunakan untuk melakukan salah satu kejahatan untuk meniru dan memalsukan benda materai.

13

You might also like