You are on page 1of 31

MODUL LATIHAN KEPEMIMPINAN LDK UGM*

LATIHAN KEPEMIMPINAN I Target 1. Peserta paham esensi dan konsep dakwah terutama dakwah thulabby (dakwah kampus) 2. Peserta memiliki komitmen untuk berdakwah melalui LDK Materi 1. 2. 3. 4. 5. Konsep diri Problematika umat Konsep dakwah Ke-LDK-an Amal jamai

Deskripsi Materi Materi Target


Peserta memahami hakikat penciptaan manusia (sebagai abdullah dan khalifatullah) Peserta mengenali potensi diri dan idealita seorang manusia Peserta memiliki kebanggaan menjadi seorang muslim dan bagian dari umat Islam Peserta peka terhadap kondisi dirinya dan lingkungannya peserta mampu mengidentifikasi permasalahan diri dan masyarakatnyat dalam konteks kekinian peserta memiliki semangat untuk bergerak melakukan perubahan diri dan sosial masyarakat sekitar Peserta paham akan dakwah sebagai solusi atas permasalahan umat Peserta paham konsep dakwah Rasul dan dakwah dari masa ke masa Peserta paham urgensi dan konsep dakwah kampus Peserta paham secara utuh LDK (SKI) sebagai sarana dakwah memiliki komitmen untuk terus bergerak di LDK (SKI) Peserta urgensi dan konsep amal jamai Peserta mengenal dan memiliki ukhuwah terhadap seluruh pengurus LDK

Deskripsi singkat
Ada dua hal pokok yang dibahas pada materi kali ini. Pertama, hakikat penciptaan manusia yaitu sebagai seorang hamba dan khalifah di muka bumi dimana akan mempertanyakan dari mana, untuk apa, akan kemana seorang manusia diciptakan. Kedua, idealitas seorang muslim dan peradaban Islam dimana Rasulullah sebagai sosok teladan dan zaman Rasul sebagai inspirator peradaban sehingga akan terbangun sebuah kebanggaan akan jati dirinya sebagai seorang muslim. Materi ini akan membenturkan idealita umat Islam dan realitanya saat ini dimana keterpurukan terjadi pada semua lini kehidupan. Jika ditarik akar permasalahannya akan ada dua faktor: internal umat Islam dan eksternal umat Islam. Pada tataran internal, masih ada sebagian umat Islam yang masih dangkal pamahaman keislamannya. Sementara di sisi lain, seperti ada sebuah koalisi besar yang bersatu untuk melumat umat Islam secara terorganisir. Materi akan membahas tentang posisi dakwah sebagai jembatan antara realita dan idealita (solusi atas problematika umat) dan bagaimana konsep dakwah Rasul serta dakwah dari masa ke masa terutama dakwah kekinian. Lalu, membahas konsep dakwah kampus sebagai salah satu metode dakwah kekinian dan kedisinian. Materi ini akan membahas urgensi adanya LDK sebagai sarana dakwah masa kini, sejarah LDK, visi misi, serta LDK saat ini (SWOT, grandtheme, struktur, arahan kerja, pengurus, dsb) Materi akan membahas tentang urgensi dan konsep amal jamai sebagai salah satu hal yang asasi dalam dakwah yang terorganisir. Selanjutnya akan lebih mengenalkan antara pengurus yang satu dengan yang lain.

Konsep diri

Probelmatika Umat

Konsep Dakwah

Ke-LDK-an

Amal Jamai

LATIHAN KEPEMIMPINAN II Target 1. Peserta memiliki ruh dakwah yang kokoh 2. Peserta memiliki alur berfikir yang matang dalm menyusun rencana-rencana dakwahnya Materi 1. Analisis Shirah 2. Analisis Sosial 3. Desain Kegiatan Deskripsi Materi Materi Target
Peserta paham sejarah dakwah Rasul Peserta paham akan solusi-solusi yang Rasul lakukan untuk menyingkapi problematika dakwah Peserta memiliki ruh dakwah yang semakin kokoh

Deskripsi singkat
Menggambarkan sejarah dakwah Rasul dari pra kenabian hingga wafatnya Rasul serta mengambil hikmah atas peristiwa-peristiwa yang terjadi saat itu. Selain itu juga menggambarkan metode-metode dakwah Rasul yang kemudian dibagi atas beberapa fase (secara sembunyisembunyi, terang-terangan, membangun dan memimpin daulah Islam)

Analisis Shirah

Peserta memiliki alur berfikir yang matang dalam menyusun sebuah rencana dakwah (kegiatan atau proker) Analisis Sosial Peserta paham konsep analisis sosial dan Desain dan desain kegiatan sebagai salah satu Kegiatan metode berfikir Peserta mampu mengaplikasikan metode analisis sosial dan desain kegiatan dalam kehidupan berorganisasi

Menggambarkan tentang urgensi atas alur berfikir yang matang dalam menyususn rencana kerja LDK. Lalu, menggambarkan ansalisis sosial dan desain kegiatan sebagai salah satu metode berfikir kritis serta langkah-langkahnya sehingga peserta mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan dakwahnya

LATIHAN KEPEMIMPINAN III Target 1. Peserta memiliki memiliki pemikiran strategis dan komitment untuk mengembangkan lembaga Materi 1. 2. 3. 4. Konsepsi Tauhid Problematika global umat Islam Renstra Lembaga Sinergitas dakwah kampus

Deskripsi Materi Materi Target


Peserta paham tentang konsep Allah dalam tauhid uluhiyah, rububiyah, mulkiyah, asma wa sifat Peserta paham tentang urgersi dan metodologi untuk membumikan kalimat tauhid Peserta paham kondisi umat Islam secara global Peserta mampu menganalisis penyebab permasalahan baik secara internal maupun eksternal Peserta mengerti langkah-langkah untuk membuat renstra lembaga (LDK-SKI) masing-masing Peserta mampu mengamplikasikan renstra ini di masa yang akan datang Peserta paham akan urgensi sinergitas dakwah kampus Peserta paham tentang peta politik dakwah kampus terutama lini daawy Peserta mampu bersinergis dalam mengembangkan dakwah kampus melalui lembaga masing-masing

Deskripsi singkat
Menggambarkan tentang konsep ketauhidan Allah yang tercermin dalam tauhid yang empat sehingga tercermin konsep islam yang ideal dimana islam sebagai sebuah dien (agama) dan daulah (tat dunia). Menggambarkan pula bagaimana metodologi untuk membumikan kalimat tauhid Mengambarkan tentang kondisi terkini umat Islam yang lemah di antara ideologi-ideologi besar dunia yang. Faktor internal, pemahaman Islam yang dangkal dan perpecahan antar pemikiran Islam menyebabkan Umat Islam yang beraada dalam posisi sulit di tengah-tengah ideology-ideologi besar dunia, semisal kapitalisme, lberalisme, sekulerisme, sosialisme, zionisme, dsb Menggambarkan urgensi serta metode pembuatan renstra lembaga melalui metode analisis sosial. Produk minimal dari materi ini adalah peserta mampu membuat renstra lembaga satu tahun mendatang secara detail mulai dari grandtheme hingga arahan kerja sebagai hasil atas analisis sosial medan dakwah. menggambarkan tentang urgensi dan kondisi sinergitas dakwah kampus terutama lini daawy melalui FSLDIK. Dan juga membedah FSLDIK, mulai dari sejarah, visi misi, kondisi FSLDIK saat ini serta FSLDIK masa datang. Selain itu, bagaimana membangun sinergitas gerak dengan lembagalembaga pergerakan lain yang terkait (BEM, KM/Hima, UKM. Dsb)

Konsepsi Tauhid

Problematika Global Umat Islam

Renstra Lembaga

Sinergitas Dakwah Kampus

*Materi dan target disarikan dari training kaderisasi FSLDIK, Februari 2009 dan modul Taining Kepemimpinan Jamaah Shalahhuddin dari masa ke masa

METODOLOGI PENYAMPAIAN METERI


(Jamaaah Shalahuddin Version)*
Materi Metodologi**
Membuat tulisan tentang Who Am I yang menggambarkan tentang deskripsi diri (biodata, karakter, kelebihan, kekurangan, cita-cita, dsb) Tugas membaca artikel atau buku (ref: Model Manusia Muslim Abad XXI karya Anis Matta) yang menggambarkan tentang konsep diri yang ideal Konsep diri Focus Group Discussion yang akan mendiskusikan tentang konsep diri yang ideal Nonton film atau video tentang konsep diri yang ideal misal nonton film biografi tokoh Islam, cth: the message (ar-risalah) Klasikal dimana ada penceramah yang menerangkan tentang materi Mencari dan membaca artikel yang berisi data tentang problematika umat baik yang di Indonesia maupun mancanegara Focus Group Discussion yang akan mendiskusikan tentang problematika umat berdasarkan data-data yang ada. Presentasi dari hasil FGD tersebut dan diakhiri dengan penarikan kesimpulan. Problematika Umat Nonton film atau video tentang contoh nyata problematika umat kontemporer dan kemudian di bedah Spreeding ke masyarakat untuk melihat realita masyarakat secara langsung sebagai sampel problematika umat Klasikal dimana ada penceramah yang menerangkan tentang materi Focus Group Discussion yang akan mendiskusikan tentang solusi atas problematika umat Konsep Dakwah yang kemudian diarahkan solusi atas itu semua yaitu dakwah dan konsep-konsepnya Klasikal dimana ada penceramah yang menerangkan tentang materi Presentasi tentang profil LDK (Sejarah, Visi, Misi, Struktur, dsb) Ke-LDK-an Haflah yang menggambarkan profil lembaga Talkshow tentang profil lembaga dari beberapa perspektif Training manajerial: team building Amal Jamai Klasikal dimana ada penceramah yang menerangkan tentang materi Out bond dengan hikmah ke-amaljamai-an Tugas membaca Shirah Nabawiyah dari penulis manapun Tugas diskusi dengan Ustadz dengan bahasan shirah nabawiyah dan hikmahnya FGD dengan bahasan diskusi tentang shirah nabawiyah dan hikmah yang dapat diambil Analisis Shirah dalam konteks kekinian dan kedisinian Presentasi dari hasil FGD tersebut dan diakhiri dengan penarikan kesimpulan. Klasikal dimana ada penceramah yang menerangkan tentang materi Tugas mencari dan mempelajari data yang akan didiskusikan untuk dianalisis Pemberian materi tentang ansos dan desain kegiatan Analisis Sosial dan Workshop ansos dan desain kegiatan dimana peserta akan melakukan analisis sosial terhadap Desain Kegiatan suatu tema tertentu berdasarkan data yang ada dengan metode ansos dan kemudian membuat suatu kegiatan berdasarkan hasil ansos dengan metode desain kegiatan Presentasi dan pengkritisan terhadap hasil workshop Tugas membaca artikel atau buku tentang konsep tauhid (ref: Petunjuk Jalan karya Sayyid Quthb) Bedah buku Petunjuk Jalan karya Sayyid Quthb dimana peserta akan membedah buku ini Konsepsi Tauhid secara otodidak bab per babnya Presentasi atas hasil bedah buku Petunjuk Jalan Klasikal dimana ada penceramah yang menerangkan tentang materi Tugas mencari dan mempelajari data tentang ideologi-ideologi besar dunia dan pemikiranProblematika Global pemikiran besar Islam Umat Islam Tugas membaca buku tentang ideologi-ideologi besar dunia dan pemikiran-pemikiran besar Islam (ref: Gerakan Keagamaan dan Pemikiran penyusun WAMY dan Menuju Jamaatul

Renstra Lembaga Dakwah

Sinergitas Kampus

Muslimin karya Husain bin Muhammad bin Ali Jabir) FGD tentang ideologi-ideologi besar dunia dan pemikiran-pemikiran besar Islam Presentasi hasil FGD Klasikal dimana ada penceramah yang menerangkan tentang materi Mencari dan mempelajari data tentang medan dakwah LDK Memahami AD/ART LDK Tugas diskusi tentang LDK bersama alumni LDK maupun tokoh yang paham akan ke-LDKan Penjelasan tentang materi Renstra Lembaga Workshop pembuatan renstra lembaga dimana peserta akan menganalisis kebutuhan kebuhan medan dakwah yang produk akhirnya adalah renstra lembaga (AD/ART dan Grand design) Presentasi pengkritisan terhadap hasil workshop FGD tentang sinergitas dakwah kampus Klasikal dimana ada penceramah yang menerangkan tentang materi

*Beberapa metodologi yang pernah digunakan dalam Training Kepemimpinan JS **Metodologi ini disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan dimana bisa hanya salah satu, gabungan dari beberapa metode yang ada, atau kreasi atas metode-metode yang ada

KONSEP DIRI
Ada pertanyaan-pertanyaan mendasar yang harus dijawab oleh seorang manusia terutama dalam posisinya sebagai seorang muslim. 1. Siapa saya? Atau dari mana saya berasal? 2. Kenapa saya hidup? Dan untuk apa saya hidup? 3. Bagaimana saya hidup? Banyak sekali derivasi dari 3 pertanyaan besar tersebut. Yang kita lakukan dalam Latihan Kepemimpinan 1 ini adalah memberi sebuah awalan dan alur berpikir untuk mencoba menjawab 3 pertanyaan besar di atas sesuai dengan konsep diri muslim. Sebelum mulai mengenali diri, fungsikan seluruh panca indera kita lalu bukalah pikiran dan hati kita, hubungkan keduanya melalui sebuah kesadaran awal bahwa kita adalah ciptaan Dzat Yang Maha Besar dan dilahirkan dalam keadaan fithrah (bersih dan suci), tapi pada saat itu juga coba ajak pikiran kita untuk berfikir tentang logika penciptaan berdasarkan ilmu atau teori yang kalian pahami agar kesadaran atas diri yang terserak selama ini kembali pada fitrah. Kunci utama mengenali diri adalah kejujuran dan keterbukaan. Maka milikilah keduanya pada hati dan pikiran kita. Untuk memahami siapa diri kita maka kita harus paham konsepsi akan diri kita dimana kita memahami diri kita berdasarkan subjektifikasi (aku diri), objektifikasi (aku sosial) dan idealnya diri kita (aku ideal). Secara mudah, tingkatan konsep diri terbagi menjadi 3 hal besar, yaitu: 1. Aku diri : Aku yang seperti aku pahami Ini merupakan cara kita mempersepsi diri kita. Setiap kita memiliki pemahaman diri kita apa adanya. 2. Aku sosial : Aku seperti yang dipahami orang lain disekitarku Cara orang memahami kita akam mempengaruhi diri kita. Proses pembentukan makna dibentuk secara kumulatif dalam diri kita. Dengan apresiasi inilah pemahaman kita berkembang. 3. Aku Ideal : Aku yang aku inginkan Ada orang yang begitu kuat keyakinan aku idealnya namun tidak memiliki korelasi dengan aku diri, orang inilah yang disebut sebagai pemimpi. Orang seperti ini idak mendasari aku ideal dengan aku dirinya. Hal ini dapat terjadi karena dia tidak mengetahui subjek apa yang terdapat dalam aku diri untuk di-upgrade menjadi aku ideal. Ada pula orang yang tidak memiliki aku ideal, hanya aku diri. Jadilah ia orang yang biasa-biasa saja. Para psikolog mengatakan bahwa laki-laki memiliki self confident yang lebih kuat daripada wanita, sehingga banyak mengabaikan pengaruh sosial atau komentar orang terhadap mereka. Abu Bakar pernah berdoa, Ya Allah, ampunilah aku atas apa yang mereka tidak ketahui tentang diriku dan jadikanlah aku lebih dari apa yang mereka duga. Dalam membentuk konsep diri, kita memerlukan suatu standar. Nilai Islam harus kita jadikan standar yang membimbing kita. Dengan mengetahui konsep diri yang jelas, kita akan mengetahui secara terfokus apa yang dapat kita kontribusikan. Dengan konsep diri kita akan mengetahui sejauh mana arah yang kita miliki. Buka Al Quran dan di banyak sekali ayat Allah memberi gambaran tentang bagaimana bumi ini berjalan, bagaimana karakteristik dan kriteria manusia, jin, malaikat, dll, bagaimana agar menjadi manusia yang baik, apa saja yang boleh dan tidak boleh atau sebaiknya tidak dan sebaiknya kita lakukan. Dan di banyak ayat lain akan kita temukan bahwa Allah menyediakan alam semesta dengan segala potensinya ini untuk orang-orang yang berakal, orang-orang yang mau berpikir dan mau memahami. Manusia sebagai makhluk Allah Swt. tentu memiliki kedudukan yang berbeda dari ciptaan-Nya yang lain. Oleh karena itu mereka mempunyai imtiyazat (keistimewaan) sebagai makhluk Allah Swt. Al-Quran menyebutkannya dalam beberapa sisi. Di antaranya,

1. Mukarram (makhluk yang dimuliakan) Sebagai makhluk yang dimuliakan Allah Swt. manusia diberikan keistimewaan. Bentuk fisik yang bagus dengan tata letak yang tepat menjadikan dirinya berbeda dengan makhluk lainnya. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (QS. At Tiin: 4). Dengan tampilan fisik dan bentuk yang bagus manusia juga diberikan keistimewaan lainnya, yakni ditundukkannya alam semesta untuk kehidupannya. Manusia bisa mengarungi samudera yang luas. Mengelilingi dunia, menikmati panorama indahnya alam raya. 2. Mukallaf (makhluk yang dibebankan tugas). Dengan kelebihan dan karunia yang diberikan kepada mereka, manusia dibeban tugaskan untuk beribadah dan mengatur serta merawat jagat raya yang menjadi sarana hidupnya dengan sebaik-baiknya. Agar mereka menyadari bahwa karunia itu tidak datang dengan sendirinya melainkan ia adalah pemberian Tuhan sehingga mereka seharusnya berterima kasih pada-Nya dengan senantiasa beribadah. "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku" (QS. Ad Dzariyat: 56) 3. Mujzi (makhluk yang mendapatkan balasan atas amalannya) Dalam menjalankan beban tugasnya manusia pun mendapatkan balasan atas amalannya. Mereka yang menunaikan tugasnya dengan baik manusia berhak meraih anugerah keridhaan dan surga-Nya."Barang siapa yang mengerjakan amal kebaikan seberat dzarrah pun niscaya dia akan mendapatkan balasannya. Dan barang siapa yang mengerjakan amal kejahatan seberat dzarrah pun niscaya dia akan mendapatkan balasannya pula" (QS. Az Zalzalah: 7 8). Orang yang marifah (mengenali) kepada Allah meyakini bahwa setiap gerak langkahnya, ucapannya, dan getaran hatinya selalu diawasi oleh Allah, karena Allah Maha Melihat dan Maha Mengawasi. Semut hitam yang berjalan di atas batu hitam di malam kelam tak luput dari pengawasan-Nya. Sehelai daun kering yang jatuh dari pohonnya di tengah hutan belantara tak lepas dari perhitungan-Nya. Sebutir debu yang diterbangkan angin di tengah padang pasir yang luas ada dalam kuasa-Nya. Deburan ombak di tengah samudera ada dalam genggaman-Nya. Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa. Kemudian Dia bersemayam di atas Arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan segala apa yang keluar daripadanya, dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadannya. Dan Dia besamamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa kamu kerjakan (QS Al-Hadid: 4). Dengan keyakinan seperti ini, mereka tidak berani melanggar perintah dan larangan Allah. Mereka tidak berani memakan harta yang bukan miliknya, mereka tidak berani berdusta, dan mereka tidak berani melangkah di luar garis yang telah ditetapkan oleh Allah. Setiap pelanggaran akan ada dosa, dan setiap dosa akan berujung pada siksa api neraka. Marifatullah akan melahirkan rasa takut pada siksa Allah. Renungkanlah! Orang yang mengenal Allah dengan pengenalan yang mendalam, yakin bahwa Allah Maha Pengasih dan Penyayang. Betapa banyak nikmat yang telah Allah berikan kepada manusia, tapi sering tidak disadari oleh manusia. Kita sering memuji-muji indahnya pemandangan alam yang terhampar di depan mata, tapi kita jarang memuji Pemberi mata kita. Kita sering kagum mendengar suara gemercik air mengalir dari bebatuan, tapi jarang sekali kita mengagumi kepada Pencipta telinga kita. Kita sering merasakan nikmatnya aneka makanan yang disajikan, tapi kita lupa pada Pemberi lidah. Yang perlu kita yakini adalah bahwa tidak ada satu makhluk pun yang diciptakan sia-sia. Jadi, setiap diri kita pasti berguna untuk orang lain, tergantung kita mau memanfaatkan diri kita untuk memberi manfaat pada sekitar kita atau tidak, karena Allah tidak meremehkan amal-amal kecil yang bernilai misalnya saja: senyum

adalah sedekah, atau menyingkirkan batu di jalan, menjaga lisan kita dari gibah, itu semua adalah hal-hala kecil yang dengan mudah bisa kita lakukan asal ada kemauan dan tekad. Terkadang kita mengalami hambatan yaitu penilaian orang lain terhadap kita. Untuk mengatasi yang satu ini kita yakin saja bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Tapi jangan selau menjadikan ini sebagai bentuk apologi. Yang harus kita lakukan adalah introspeksi diri dan ini butuh kejujuran dan keterbukaan. Sementara itu, dalam kehidupan ini kita memiliki satu contoh teladan yang digariskan Allah hidup sebagai Rasul akhir zaman. Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS Al Ahzab: 21). Konsep diri seorang manusia tergambar secara sempurna pada diri seorang Rasul sebagaimana Aisyah yang menggambarkan Akhlak Rasul bak Al quran yang berjalan. Bagaimana Rasul hidup sebagai seorang hamba Allah, hidup sebagai seorang pemimpin bagi keluarga dan umat dan bagaimana pula beliau hidup untuk membangun peradaban ideal (baca: peradaban Islam). Dan akan kita saksikan pula bagaimana zaman Rasul sebagai sebuah zaman terbaik yang pernah tercatat dalam lembar sejarah umat manusia. Jadi, tidak ada hal dapat kita lakukan saat ini selain introspeksi sembari merenungi kembali hakikat diri sebagai seorang muslim sejati dimana Rasul sebagai acuan yang paripurna.

Sumber: Modul Training Kepemimpinan Jamaah Shalahuddin I, Turgo, 9-11 Mei 2008 Modul Training Kepemimpinan Jamaah Shalahuddin I, Kaliurang 17-19 Juni 2005

PROBLEMATIKA UMAT
Problematika, sebuah kata yang sangat familiar di teliga kita semua. Secara mudah, kita dapat memahami problematika adalah suatu kondisi dimana kenyataan (realita) berbeda dari apa yang seharusnya terjadi (idealita). Problematika sedapat mungkin harus dihindari oleh siapa pun. Namun demikian tampaknya problematika akan selalu menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Untuk menghindarinya rasanya tak mungkin. Yang mungkin dilakukan adalah bagaimana memanajemennya agar tidak terlalu berdampak negatif bahkan mungkin mampu memberikan dampak yang positif. Dalam Latihan Kepemimpinan I kali ini, problematika umat menjadi salah satu topik yang coba dikaji. Perhatikan dan kaji data-data di bawah ini tentang gamabarn umat Islam Indonesia saat ini sebagai data yang mungkin dapat mewakili gambaran umat Islam di seluruh dunia. Laporan UNDP, kualitas SDM Indonesia ada pada peringkat 10 dari 14 negara berkembang. Di Asia Pasifik, kualitas guru di Indonesia ada pada peringkat 14 dari 14 negara berkembang. Sepanjang tahun 2007, Komisi Nasional Perlindungan Anak mengungkapkan 33,9 juta anak Indonesia dilanggar hak pendidikannya. Dari jumlah tersebut, 11 juta anak berusia 7-8 tahun buta huruf dan sama sekali tidak mengenyam bangku sekolah, sedangkan sisanya putus sekolah. Pada tahun 2006, anak yang mampu melanjutkan studi ke tingkat perguruan tinggi hanya sekitar 14 %, sedangkan yang tidak mampu sekitar 80%. Bila diperinci 4.370.492 anak putus sekolah dasar, 18.296.332 anak putus sekolah menengah pertama dan 325.393 anak putus sekolah menengah atas, dan sisanya 11 juta anak sisanya buta huruf karena tidak sekolah (Suara Islam, 4-17 Januari 2008). Pada 2006, pengangguran terbuka (open unemployed) mencapai 10,4 % dari total angkatan kerja atau sekitar 10 juta orang (hampir penduduk Malaysia) sementara jumlah yang bekerja paruh waktu (underemployed), yakni bekerja kurang dari 35 jam/minggu, sebesar 29,9 juta orang atau 31,4 % (Sumber: www.bps.go.id) Kerugian negara akibat korupsi Rp. 4,3 Trilyun (2004), Rp. 5,3 Trilyun (2005), dan Rp. 14,4 Trilyun (2006). Sebagian besar krupsi terjadi di BUMN dan BUMD dengan kerugian mencapai Rp. 11,66 Trilyun. Sepanjang 2006 terdapat 6.879 pengaduan kasus korupsi. (ICW) Dengan asumsi kemiskinan jika berpenghasilan di bawah USD 1 per hari, maka 39,05 juta atau 17,75 % penduduk Indonesia tergolong miskin (2006) dan 37,17 juta atau 16,58 % penduduk Indonesia tergolong miskin (2007). Bila standar dinaikkan US $ 2 perhari (standar World Bank), jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan naik jadi 60% atau 132 juta orang (sebagai perbandingan, sapi di Eropa mendapat subsidi US $ 2,5 perhari). Sumber: BPS dan Kompas Data Bappenas 2006, hutang Indonesia sebesar USD 130 Milyar, terdiri dari : utang Luar Negeri USD 67,9 Milyar dan Utang domestik Rp. 658 Trilyun. Setiap tahun cicilan hutang LN yang jatuh tempo Rp. 96
Trilyun, plus beban hutang domestik Rp. 60 Trilyun (Total Rp 150 170 Trilyun pertahun).

Dsb

Dapat kita rangkum bahwa problematika global umat Islam terjadi pada semua sektor kehidupan: ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, hukum, dan hankam. Pertanyaannya, apa yang harus kita lakukan?
Dirangkum dari berbagai sumber

KONSEP DAKWAH
Kita semua sudah sangat memahami kondisi umat Islam saat ini jauh dari idealita yang ada. Kemudian, kita mulai berfikir apa yang harus kita lakukan sebagai agen perubahan. Para Rasul telah mengajarkan kita akan satu hal yang kemudian menjadi solusi atas setiap problematika yang hadir: dakwah. Dakwah merupakan sebuah istilah yang tidak asing lagi di telinga kita. Namun jika kita bertanya pada diri kita sendiri, sudah tahukah kita apa itu dakwah. Dakwah secara bahasa artinya seruan, panggilan atau ajakan. Sedangkan secara istilah dakwah adalah mengajak manusia kepada jalan Allah berupa kebaikan dan petunjuk, dan menyuruh berbuat baik dan mencegah berbuat munkar yang dilarang Allah dan Rosul-Nya untuk mencapai kebahagiaan dunia dan kebahagiaan akhirat. Setelah kita mengetahui difinisi dakwah maka selanjutnya kita perlu mengetahu apa tujuan dari dakwah ini. Tujuan dakwah adalah mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya yaitu dari dari kegelapan syirik menuju cahaya tauhid, dari kegelapan bidah menuju cahaya sunnah, dan dari kegelapan maksiat menuju cahaya taat. Allah berfirman: Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. (QS. Ibrahim: 1). Dakwah merupakan tugas agung yang telah diemban oleh setiap nabi dan rosul Allah dari masa ke masa, dan kemudian dilanjutkan oleh dai-dai Allah yang mendapatkan petunjuk yaitu orang-orang yang menyampaikan ilmu yang benar, mengamalkannya dan mendakwahkannya hingga akhir zaman nanti. Bagaimana dengan hukum berdakwah? Hukum dakwah pada asalnya adalah fardlu kifayah, artinya ketika telah ada sebagian dari umat ini yang melakukannya maka telah gugur kewajiban tersebut bagi sebagian umat yang lainnya. Namun, dengan kondisi dunia sekarang ini yang dipenuhi dengan kemungkaran dan kemaksiatan kepada Allah, dan banyaknya manusia yang mulai meninggalkan ajaran agama ini maka kewajiban dakwah berubah menjadi fardlu ain, artinya diwajibkan kepada setiap muslim sesuai dengan kemampuannya masingmasing. Dakwah merupakan salah satu bagian dari ibadah kepada Allah, maka dakwah harus memenuhi dua syarat pokok yaitu pertama, ikhlas hanya mengharap ridlo Allah dan kedua, mengikuti tuntunan Rosulullah dalam berdakwah. Sehingga barangsiapa yang berdakwah dengan mengharapkan sesuatu selain Allah maka Allah akan menolak amalan dakwahnya. Dan barangsiapa yang berdakwah menyimpang dari metode/petunjuk Rosulullah maka dakwahnya hanya akan merusak dan tidak memperbaiki. Selanjutnya bagaimana metodenya? Pada dasarnya dakwah itu dilakukan dengan lemah lembut, namun dakwah harus dilakukan dengan hikmah (bijaksana). Sebagaimana Allah berfirman: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. An-Nahl: 125). Kemudian dakwah juga harus dilakukan diatas bashiroh. Allah taala berfirman: Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, Aku dan orangorang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan bashiroh, Maha Suci Allah, dan Aku bukan termasuk orang-orang yang musyrik". Bashiroh bisa diartikan sebagai hujjah (argumen) yang jelas. Berdakwah dengan bashiroh bisa dijabarkan bahwa seseorang yang mau berdakwah maka harus memiliki 3 hal yaitu pertama, pengetahuan tentang apa yang akan didakwahkan, yaitu ilmu syariat. Kedua, pengetahuan tentang kondisi objek dakwah, dan ketiga, pengetahuan tentang metode dakwah, agar apa yang ingin didakwahkan sampai kepada objek yang didakwahi. Setelah kita mengetahui tentang dakwah, maka langkah selanjutnya kita juga harus mengetahui sifat-sifat atau akhlak-akhlak yang harus dimiliki oleh seorang aktivis dakwah. Sifat-sifat tersebut diantaranya: pertama,

ikhlas dalam berdakwah kepada Allah. Kedua, membekali diri dengan ilmu agama. Ketiga, sabar dalam mengemban beban dakwah serta tidak tergesa-gesa dan lemah lembut dalam berdakwah. Keempat, beramal dengan dakwahnya dan menjadi contoh yang baik dari apa yang didakwahkannya. Sebenarnya masih banyak sifat-sifat yang lain, tapi minimal 4 sifat itu yang harus kita miliki. Dapat kita simpulkan bahwa dakwah adalah sebuah perubahan sosial masyarakat. Dan itulah tugas seorang Nabi dan Rasul beserta para penerus dakwahnya. Yang menjadi pertanyaan kemudian adalah bagaimana dakwah ini kita turunkan dalam konteks kekinian dan kedisinian. Saat ini posisi kita adalah sebagai seorang dai yang sedang menempuh pendidikan tinggi di UGM sehingga kita harus paham konsep dakwah kontekstual: dakwah kampus. Dakwah kampus merupakan sebuah fase yang penting dalam dakwah secara umum. Salah satu tujuannya adalah mensuplai alumni yang berafiliasi terhadap Islam serta mengoptimalkan peran kampus dalam proses transformasi masyarakat menuju masyarakat yang madani. Dengan peran ini, maka dakwah kampus merupakan sebuah dakwah yang harus dilakukan. Untuk seorang Aktivis Dakwah Kampus (ADK), dakwah di kampus juga bisa dijadikan sebagai tempat latihan beramal, mempersiapkan diri untuk memasuki medan dakwah yang lebih berat, yakni dakwah di masyarakat kelak. Lembaga Dakwah Kampus (LDK) pada suatu kampus menjadi sebuah kebutuhan. Dia berfungsi sebagai garda terdepan dalam syiar Islam di Kampus. Dia mempunyai fungsi utama dalam hal dakwiy (syiar dan kaderisasi) dan khidamy (pelayanan). Dua fungsi utama ini menjadi target awal bagi sebuah LDK dalam menjalankan amanahnya. Seiring waktu berjalan, ternyata LDK dirasa perlu melakukan sebuah ekspansi terhadap agenda dakwahnya ke arah siyasi (sosial dan politik), faniy (keprofesian) dan ilmiy (keilmuan). Adanya ekspansi dakwah ini bertujuan agar dakwah yang dilakukan bisa merangkul semua masyarakat dan melingkupi semua aspek kehidupan. Itulah dakwah. Dalam perjalanan hidup kita, dakwah adalah aktivitas yang menjadi shahabat setia. Dakwahlah nafas kehidupan itu. Tanpa dakwah, apalah arti hidup ini. Bukankah kita adalah dai sebelum menjadi sesuatu?

Sumber: Modul Training Kepemimpinan Jamaah Shalahuddin I 1427 H Buku Risalah Manajemen Dakwah Kampus

KE-LDK-AN*
JAMAAH SHALAHUDDIN DAHULU, KINI, DAN MASA DEPAN

Sejarah panjang Jamaah Shalahuddin yang dikenal dengan sebutan JS atau Jasha, telah tertorehkan di Universitas Gadjah Mada, kampus tertua di Indonesia. Diantara lembaga-lembaga dawah kampus (LDK) yang berjumlah sekitar 200-an lebih di seluruh Indonesia, JS memang LDK yang terbilang cukup tua, disamping Jamaah Masjid Kampus Salman ITB dan Jamaah Masjid Kampus Arief Rahman Hakim UI. Lihat saja usianya yang hingga saat ini telah mencapai 25 tahun sejak didirikan pada tahun 1976. Mari kita simak sekelumit sejarah terbentuknya JS Sekitar tahun 1974-1975 organisasi kemahasiswaan masih berbentuk Dema (Dewan Mahasiswa). Pada saat itu muncul pemikiran untuk mengemas dakwah dalam bentuk yang lain. Sehingga diadakan peringatan Maulid Nabi yang besar yang dinamakan Maulid Pop. Kegiatan ini berupaya menampilkan Islam dalam perspektif budaya ilmiah kampus. Di antaranya menghadirkan tokoh-tokoh budaya (Dialog Budaya oleh YB Mangunwijaya, Amri Yahya, Syubah Asa, Taufiq Ismail, Ir. Syahirul Alim) dan dimeriahkan dengan adanya pameran lukisan (Ahmad Sadali, AD Pirous, Amri Yahya dll). Karena acaranya yang besar dan membutuhkan tempat strategis maka dipilihlah tempat yang representatif yaitu Gelanggang Mahasiswa UGM. Selain itu dipertimbangkan jika dilaksanakan di Masjid Mardliyah (selatan RSU Dr. Sardjito) dirasa tidak strategis. Pada bulan Ramadhan dibentuk kepanitiaan Ramadlan In Campus (RIC). Pada tahun 1976 di bulan Ramadhan, muncul gagasan untuk menamai Jama'ah Shalahuddin yang diusulkan oleh beberapa orang di antaranya Muslikh Zainal Asikin, Akhmad Fanani dan Djafnan Tsan Affandi, Erlius, Samhari Baswedan, A Luqman, M Toyibi, Hadi Prihatin (founding fathers Jama'ah Shalahuddin). Nama Shalahuddin dipilih karena ia adalah tokoh pahlawan Islam yang mampu menerjemahkan Islam tidak hanya sebagai doktrin ibadah yang sempit, tetapi dapat menjabarkannya melalui kerja keras, profesional, disiplin, dan tatapan masa depan yang jauh. Seiring bergulirnya waktu, karena organisasi terbentuk dan membutuhkan kegiatan yang berkesinambungan, akhirnya dirintis kegiatan shalat Jumat di Gelanggang Mahasiswa. Hiruk pikuk kegiatan rutin ini tentu membutuhkan sekretariat untuk shalat Jumat. Organisasi Jama'ah Shalahuddin yang legal terbentuk pertama kali ini diketuai oleh Mansur Romi. Dalam perjalanan awalnya, Jama'ah Shalahuddin banyak mendapat dukungan tokoh-tokoh Islam Yogyakarta di antaranya AR Baswedan, Ir. RHA Syahirul Alim M.Sc, Ir. Basith Wahid, drs. Aslam Hadi, drs. Saefullah Mahyudin dan Bapak AR Fachrudin (Ketua Muhammadiyah saat itu). Pemerintah sendiri lewat Mendikbud Daoed Joesoef pernah memerintahkan Rektor UGM untuk membubarkan Jama'ah Shalahuddin, dengan dalih banyak pengurus Jama'ah Shalahuddin terlibat demonstrasi menentang pemberlakuan NKK/BKK pada tahun 1978, masa rezim Orde Baru. Untunglah perintah itu ditolak oleh Rektor UGM saat itu. Menteri yang sama pernah pula mempertanyakan kegiatan sholat Jumat dan Tarawih di Gelanggang Mahasiswa UGM. Mengenai masalah syariat seperti shalat Jumat, Shalahuddin waktu itu berkonsultasi dengan Bapak AR Fachruddin. Menurut beliau hal ini tidak bertentangan dengan syariat. Pak AR juga berjanji akan sholat Jumat di Gelanggang Mahasiswa jika tidak ada jadwal mengisi khutbah di tempat lain. Jama'ah Shalahuddin sendiri ditetapkan menjadi Unit Kerohanian Islam di bawah Pembantu Rektor III mulai tahun 1987 oleh Rektor UGM saat itu, Prof. Dr. Koesnadi Hardjasoemantri, SH. Untuk itu Jama'ah Shalahuddin berhak mendapatkan sepetak tempat di Gelanggang Mahasiswa, bekas ruang rias. Pembina UKI saat itu yang ditunjuk Rektor adalah Prof. dr. Ahmad Muhammad Djojosugiro (alm. wafat dalam tragedi Mina), Drs. Hasan Basri, Dr. Chairil Anwar, Ir. Muhyidin Mawardi, M.Sc, serta Drs. Wagiyo. Namun saat ini Pembina JS masih dipercayakan kepada bapak Drs. Hasan Basri (dosen Psikologi) dan bapak Dr. Chairil Anwar (dosen FMIPA).

Akhir tahun 1999, pada momentum Ramadhan Di Kampus 1420 H menjelang pergantian millenium Jama'ah Shalahuddin hijrah ke Masjid Kampus UGM, sebagai rumah barunya. Namun posisi bekas sekretariat di Gelanggang Mahasiswa akan tetap difungsikan sebagai sarana dakwah dan fungsional sehari-hari sebagai mushola Gelanggang Mahasiswa. Mengapa JS pindah ke Maskam (Masjid Kampus) ? Hal ini atas kepercayaan pihak Rektor kepada JS agar Maskam ada yang mengelola pemakmurannya. Hal ini barangkali cukup wajar karena JS merupakan satu-satunya lembaga keIslaman di tingkat universitas. Perlulah kita ketahui sekilas sejarah berdirinya Masjid Kampus UGM, yang dalam hal ini peran JS cukup signifikan di dalam memperjuangkan berdirinya Maskam . Kehausan untuk memiliki sebuah masjid sendiri terasa sekali di kalangan civitas akademika UGM. Hal ini bisa kita lihat mulai munculnya mushola-mushola di hampir tiap fakultas di UGM. Dan tak bisa dipungkiri ini adalah realita bahwa bagaimana pun masjid adalah kebutuhan. Mahasiswa muslim UGM benar-benar rindu kehadiran sebuah masjid kampus. Dan pada saat Jama'ah Shalahuddin telah ditarik menjadi UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) maka makin jelas bahwa mereka berharap terhadap Jama'ah Shalahuddin untuk bersama-sama memperjuangkan berdirinya Masjid Kampus. Menurut catatan dalam Laporan Pertanggungjawaban Pengurus Jama'ah Shalahuddin tahun 1989 tercantum bahwa seluruh universitas negeri di Indonesia (khususnya di Jawa) telah memiliki Masjid Kampus. Bahkan ada beberapa yang memiliki lebih dari satu. UGM yang merupakan universitas tertua dengan jumlah fakultas dan alumni terbesar di Indonesia ini malah belum memilikinya. Di laporan pertanggungjawaban itu tertulis bahwa isu Masjid Kampus mulai gencar pada Ramadlan 1407 H. Dua permasalahan mendasar Masjid Kampus adalah lokasi dan sumber dana. Hingga tanggal 31 Desember 1988 telah dicapai titik terang tentang lokasi masjid, yaitu direncanakan di sebelah tenggara Fak. Psikologi (saat itu masih berupa tanah makam Cina). Permasalahan dana belum dibahas secara intensif sampai tanggal 31 Desember 1988 saat Rektor menginformasikan adanya tawaran dari Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila (YAMP). Akibat tawaran itu tersebut arah pembicaraan tentang Masjid Kampus berubah. Semula berbicara tentang bagaimana mewujudkan Masjid Kampus, beralih ke bagaimana menyikapi tawaran tersebut. Pembicaraan yang terakhir ini melibatkan pula Sie Kerohanian Islam (SKI) fakultas. Pembicaraan pengurus Jama'ah Shalahuddin berkesimpulan bahwa pengurus keberatan untuk menerima tawaran YAMP itu. Demikian pula SKI. Bahkan mereka telah membuat pernyataan bersama tentang sikap keberatan itu dan disampaikan ke rektor pada tanggal 27 Januari 1989. Salah satu pertimbangan untuk menolak tawaran tersebut adalah kemampuan UGM (termasuk alumninya) untuk membangun sendiri masjidnya. Kemudian pembicaraan Masjid Kampus mulai terhenti. Pada tanggal 23 Februari 1989 team dari Jama'ah Shalahuddin yang menangani masalah Masjid Kampus menghadap rektor dan rektor meminta untuk menunda pembicaraan masalah tersebut. Seiring perjalanan waktu, perjuangan itu tidak berhenti di tengah jalan. Harapan mahasiswa UGM untuk merasakan sejuknya sebuah Masjid Kampus menjadi bekal dalam setiap langkah perjuangan. Hal ini berlangsung sangat lama. Perjuangan ini makin mendorong pemikiran untuk mewujudkan Masjid Kampus. Perjuangan mahasiswa atas Masjid Kampus terjawab dengan terbentuknya panitia pembangunan Masjid Kampus oleh rektorat tahun 1990. Hal yang melegakan mahasiswa ini bukan merupakan titik akhir perjuangan mahasiswa untuk mewujudkan Masjid Kampus. Bahkan dengan terbentuknya panitia ini semakin jelas bahwa untuk mendirikan Masjid Kampus tidak semudah yang dibayangkan. Mahasiswa yang dilibatkan dalam kepanitiaan Masjid Kampus dalam hal ini diwakili oleh Jama'ah Shalahuddin yang kebagian peran sebagai tim dana dan kesekretariatan. Merasakan benar panjang dan terjalnya perjuangan yang harus dilalui. Sumbangsih mahasiswa terhadap keberadaan Masjid Kampus tidak hanya sebatas itu, mahasiswa-mahasiswa Arsitektur yang tergabung dalam KMA Wiswakharman ikut berperan besar. Karena KMA adalah wadah penggodokan rancangan awal sebuah fisik masjid lengkap dengan fasilitasnya yang dibutuhkan arah yang jelas yang akan dituju oleh masyarakat masjid. Maksudnya setiap bagian bangunan yang akan berdiri mempunyai makna dan

fungsi tertentu. Tidak sesederhana masjid itu berdiri tetapi dibutuhkan penggalian konsep yang mendasari setiap bagian bangunan itu. Dalam KMA sendiri secara kebetulan terdapat aktivis Jama'ah Shalahuddin. Di mana Jama'ah Shalahuddin sendiri pada saat itu adalah organisasi yang paling representatif untuk menggali konsep kemasjidan tersebut dikorelasikan oleh bangunan masjid. Jama'ah Shalahuddin adalah Unit Kerohanian Islam UGM yang sarat kegiatan sehingga sewajarnya tahu kebutuhan tempat apa saja yang perlu dibangun oleh Masjid Kampus. Sehingga secara tidak langsung Jama'ah Shalahuddin sendiri memberikan kontribusi dasar dalam pembangunan Masjid Kampus. Pada tahun 1990-an, Jama'ah Shalahuddin secara struktural masuk ke dalam kepanitiaan. Perlu disadari bahwa Jama'ah Shalahuddin adalah organisasi kemahasiswaan di mana pergantian generasinya berjalan secara periodik satu tahun-an. Transfer ide dan informasi ke setiap generasi belum tentu menjamin generasi berikutnya seperti atau serupa generasi sebelumnya. Sehingga keterlibatan dalam kepanitiaan berjalan fluktuatif tergantung pada personal pengurus Jama'ah Shalahuddin. Pembangunan Masjid Kampus sendiri terkesan lamban karena ada permasalahan krusial yaitu permasalahan lokasi yang masih berupa makam. Selama makam masih berada di sana maka jelas sulit memastikan kapan pembangunan masjid dimulai. Hal ini menyebabkan pencarian dana tidak diekspose karena belum adanya kepastian. Secara logika hubungan keduanya sangat erat. Dari sini menyebabkan panitia pembangunan Masjid Kampus mengadakan pertemuan tidak secara reguler. Pertemuan dilaksanakan sewaktu-waktu di saat masih ada perubahan informasi. Karena saat itu panitia masih menunggu kepastian tempat untuk memindahkan makam. Enam tahun adalah waktu yang terlalu lama untuk sebuah penantian kepastian tempat itu. Hal ini menyebabkan panitia Masjid Kampus nampak lamban menanganinya. Dari tahun 1990-1996 Panitia Pembangunan Masjid Kampus menitikberatkan pada pemindahan makam dan sudah ada 3 tempat secara berturut-turut yang disediakan untuk makam yaitu Gunung Sempu, Gamping dan terakhir adalah Piyungan menjadi tempat pilihan untuk lokasi makam. Dan selama 6 tahun itu pula pengurus Jama'ah Shalahuddin telah berganti-ganti dan perjuangan mewujudkan Masjid Kampus tetap berjalan. Hingga akhirnya pada tahun 1998 dilaksanakanlah peletakan batu pertama pendirian Masjid Kampus, yang pada tahun tersebut merupakan momentum lahirnya Orde Reformasi yang cukup monumental dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Kiprah JS selama ini tentu saja tidak akan pernah terlepaskan dengan visi dan misi yang diembannya. Saat ini JS memiliki visi dan misi yang perlu kita pahami bersama, yaitu : Visi Jama'ah Shalahuddin 1. Jama'ah Shalahuddin adalah lembaga dakwah yang merupakan bagian dari muslimin di dunia yang bergerak demi kejayaan Islam. 2. Perjuangan muslim adalah menegakkan kalimatullah di muka bumi sampai tidak ada lagi fitnah dan agama ini hanya milik Allah SWT. 3. Pelaku dakwah berjuang dan bergerak dengan tujuan semata-mata mancari ridho Allah SWT. 4. Senantiasa berbenah diri mengambil hikmah dari pihak manapun untuk meningkatkan kualitas dalam usaha mencapai misinya. Misi Jama'ah Shalahuddin 1. Mewujudkan Jama'ah Shalahuddin sebagai pusat pergerakan, pembinaan, pengkaderan, pengkajian dan pelayanan. 2. Memakmurkan masjid kampus UGM dan mengupayakannya sebagai pusat keislaman (Islamic Centre) Untuk mewujudkan visi dan misinya maka setiap anggota dan pengurus diharapkan memiliki prinsip-prinsip dasar dalam melaksanakan segala aktivitasnya, yaitu ikhlash dalam beramal dan selalu tampil prima dengan kata lain memiliki jiwa dan semangat itqan/profesional. Hal inilah jati diri JS yang ada sejak berdirinya dan akan senantiasa diwariskan oleh para pendahulu kepada generasi selanjutnya. Dengan demikian, tidak boleh

mengenal putus asa dalam berusaha untuk mencapai ikhlash dan prima. Latihan demi latihan harus terus dilakukan. Tidak boleh takut untuk berbuat dan berusaha bangkit dengan semangat yang tidak boleh padam, walau hambatan dan tantangan senantiasa datang menerpanya. Alhamdulillah, telah bermunculan para alumni JS yang sukses di bidangnya, berbekal tempaan yang pernah mereka dapatkan di JS dengan segala pernik-perniknya. Di bidang pendidikan, banyak yang menjadi dosen, diantarannya seperti : Dr. Wasis Wildan (dosen Teknik, mantan Ketua Umum JS), Dr. Chairil Anwar (dosen FMIPA), dr. Mansyur (dosen Kedokteran, mantan Ketua Umum JS). Di bidang perekonomian, diantaranya : Ir. Wahyu Hidayat (Dirut. PT. Merpati Nusantara Airlines, mantan ketua RDK), Edi Setijono (Direktur PT. Aseli Dagadu Djokdja), Ahmad Sumiyanto, SE (Direktur BMT Al Ikhlash). Di bidang sosial budaya, diantaranya : Emha Ainun Najib. Di bidang Sosial Politik, diantaranya : Boedi Dewantoro, SH (Wakil Ketua DPRD I DIY), Drs. Wajdi Rahman (DPRD II Kodya YK), Drs. Zaid Suprih Hidayat (DPRD II Sleman). Dan masih banyak lagi kiprah para alumni dalam berbagai bidang, baik tingkat daerah maupun nasional. Perlu kita ketahui ada ikatan alumni JS yang bernama Keluarga Alumni Jamaah Shalahuddin (KAJASHA) yang sekarang ketuanya adalah Dr. Edi Meiyanto (dosen Farmasi). Barangkali ini dahulu yang perlu kami sampaikan dan sebenarnya masih banyak yang perlu Anda ketahui. Oleh karena itu silakan datang ke Sekretariat JS di Sayap Selatan Masjid Kampus UGM untuk menatap masa depan bersama Shalahuddin.
Sumber: Modul Training Kepemimpinan Jamaah Shalahuddin I dari masa ke masa

*ke-LDK-an merupakan materi yang menggambarkan tantang LDK masing-masing

AMAL JAMAI
AMAL JAMAI Amal jamai merupakan proses dakwah yang terekam dengan kuat di dalam al-Quran dan as-Sunnah, baik eksplisit maupun implisit yaitu: Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (Q.S. 3:103-104) Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharap perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas. (Q.S. 18:28) Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh. (Q.S. 61:4) Sesungguhnya serigala memakan kambing yang sendirian Al-Mukmin lil mukmin kalbunyani yasyuddu badhuhum badha. Mukmin yang satu dengan mukmin yang lain seperti bangunan yang saling topang satu sama lain

Pengertian Amal Jama'i 'Amal berarti bekerja, berbuat atau menghasilkan. Bagi seorang muslim, beramal berarti berbuat, mengerjakan dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya, umat dan agama. Karenanya bekerja menjadi kewajiban bagi setiap muslim. Jama'i berasal dari kata jama'ah. Jama'ah adalah suatu rerkumpulan orang-orang untuk mencapai hal-hal tertentu. Yang disebut dengan jama'ah sedikitnya terdiri dari dua orang. Sesuai dengan sabda Rosulullah SAW. "Barang siapa yang ingin mendapatkan pahala berjama'ah maka shalatlah bersamanya. [Dikeluarkan oleh Ahmad, Daraimi, Tirmidzi, Hakim, Baihaqi, dan Ibnu Hazm dari hadist Abu Sa'id Al-Khudri] "Shalat berjama'ah itu lebih besar pahalanya 27 tingkat dari shoIat sendirian." [Muttafaq alaih dari hadist Ibnu Umar] Amal Jama'i atau kerja bersama adalah kegiatan yang merupakan produk suatu keputusan jama'ah yang selaras dengan manhaj (sistem) yang lelah ditentukun bersama, untuk mencapai tujuan tertentu. Pentingnya Amal Jama'i Manusia, seranjang zaman, secara fitrah tidak dapat hidup sendirian. Ia selalu membutuhkan manusia lain untuk mencapai tujuan hidupnya. Lihat kisah: Fir'aun [26:34-37] Ratu Balqis [27:32-33] Nabi Musa AS [20:29-32] Kaum kafir Makkah [8:30]

Bagi manusia muslim, Allah telah mengarahkan agar da1am melaksanakan aktifitasnya dengan beramal jama'i [61:4, 3:104]. Realitas yang ada juga mengharuskan bahwa kerja yang sukses harus dilakukan secaru kolektif. Sebab tangan sebelah tidak bisa bertepuk. Lidi, jika hanya sebatang, tidak dapat membersihkan daun-daun di halaman. Untuk menegakkan Islam di hati kaum muslimin, menghadapi kemungkaran yang terjadi dan melawan tipu daya musuh, diperlukan kerja jama'ah. Dari sini amal jama'i menjadi wajib. Karena kaidah ushul fi'qih menyatakan: "Sesuai kewajiban yang tidak sempurna pelaksanaannya dengannya, maka ia adalah wajib". Selain itu, Islam bukan agama individu, melainkan agama satu umat, satu tanah air dan satu tubuh. Islam menyeru kepada kesatuan kaum muslimin. Allah berfirman: Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (angama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai [3:103]. Ciri-ciri Amal Jama'i Aktifitas yang akan dijalankan harus bersumher dari keputusan atau rerseluruhan jama'ah Jama'ah yang dimaksud harus mempunyai visi dan misi, serta struktur organisasi yang tersusun rapi. Setiap tindakan dan aktifitasnya harus sesuai dengan dasar dan strategi atau pendekatan yang telah digariskan oleh jama'ah. Seluruh tindakannya harus bertujuan untuk mencapai cita-cita yang telah ditetapkan bersama.

PENGORGANISASIAN DALAM ISLAM Definisi Organisasi adalah wadah orang-orang atau sekelomrok orang untuk kerjasama dalam mencapai tujuan tertentu yang diinginkan. Urgensi Pengorganisasian Fitrah. Kecenderungan untuk berkumrul [39:72-75] Ash-shulthon. Untuk menggalang kekuatan [55:33] An-Ni'mah. Merupakan nikmat dari Allah [3:103, 8:62-63] Dalam rangka menghadari musuh Islam [8:73, 61:4]

Syarat tegaknva organisasi secara umum organisasi akan tegak jika terdapat pengelolaan atau unsur-unsur manajemen: Planning, perencanaan yang matang. Oganizing, konsep yang baik Actuating, pelaksanaan Controling, pengawasan dan pengendalian yang baik.

Syarat-Syarat Organisasi lslam Gerakan yang konstan (Harokatul Mustamiroh) [2:195] Tujuan yang benar (Al-Ghoyatus Shohihah) [2:207] Metode dan Sistem Yang Jelas (Al-Minhajul Wadhiah) [12:108] Pemimpin yang lkhlas (Al-Qiyadatul Mukhlishoh) [48:5] Pengikut yang taat setia (Al-Jundiyatul Muthii'ah) [3:79, 3:146-148]

Sikap yang Dibutuhkan dalam Berorganisasi Islam Sikap Moral, yaitu iman. Keimanan merupakan landasan Allah bertindak dan berbuat. Sikap Operasional, yaitu Islam. Pekerjaan yang dilakukan selalu berada dalam kerangka tuntunan dan ajaran Islam. Sikap Hasil, yaitu Ihsan. Pekerjaan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, teratur, berencana, berdasarkan ilmu, dan tidak asal-asalan, dilakukan berorientasi pada hasil yang baik

Struktur Organisasi Sebuah organisasi harus memiliki struktur, agar: Seseorang mempunyai wewenang atau kekuasaan yang jelas. Hubungan kerja antar anggota teratur.

Dasar Struktur Organisasi Pembagian Kekuasaan/wewenang (authority) Tanggung jawab (responsibility).

Sumber: Musthafa Masyhur, Amal Jama'i: Gerakan Bersama, Al-Islahi Press Abdurrahman Bin Abdul Khaliq Al-Yusuf, Legitimasi Amal Jama'i, Pustaka Tadabbur. Musthafa Masyhur, AL-Qiyadah Wal Jundiyah, AL-lslahi Press. Dr. Yusuf Al-Qordhawi, Priorilas Gerakan Is!am JiIid I, Usamah Press. Dan sumber-sumber lainnya

ANALISIS SHIRAH
Kehidupan Rasulullah Saw memberikan kepada kita contoh-contoh mulia, baik sebagai pemuda Islam yang lurus perilakunya dan terpercaya di antara kaum dan juga kerabatnya, ataupun sebagai dai kepada Allah dengan hikmah dan nasehat yang baik, yang mengerahkan segala kemampuan utnuk menyampaikan risalahnya. Juga sebagai kepala negara yang mengatur segala urusan dengan cerdas dan bijaksana, sebagai suami teladan dan seorang ayah yang penuh kasih sayang, sebagai panglima perang ang mahir, sebagai negarawan ynag pandai dan jujur, dan sebagai Muslim secara keseluruhan (kaffah) yang dapat melakukan secara imbang antara kewajiban beribadah kepada Allah dan bergaul dengan keluarga dan sahabatnya dengan baik. Begitu pentingnya pemahaman akan materi Sirah Nabi sebagai gambaran kehidupan paling utuh, dimana nilainilai Islam saat itu direalisasikan. Atau diperjuangkan. Maka Lembaga Dakwah Kampus sebagai salah satu komunitas dakwah, sangat perlu untuk memahami dan mengambil intisari-intisari (ibrah) dari berbagai peristiwa kehidupan nabi. Mulai dari awal mula Islam diserukan sampai kemudian disebar-luaskan hingga membentuk suatu masyarakat yang paling sempurna dalam menerapkan nilai-nilai Islam; Madinah. Tujuan mengkaji Sirah Nabawiyah bukan sekedar untuk mengetahui peristiwa-peristiwa sejarah yang mengungkapkan kisah-kisah dan kasus yang menarik. Karena itu, tidak sepatutnya kita menganggap kajian fikih Sirah Nabawiyah termasuk sejarah, sebagaimana kajian tentang sejarah hidup salah seorang Khalifah, atau sesuatu periode sejarah yang telah silam. Kita akan melihat berbagai permasalah yang hadir dalam gerak dakwah Rasul dari yang paling simpel hingga yang paling kompleks. Dengan bimbingan Allah, Rasul secara apik mengemas solusi permasalahan itu dalam sebuah gerakan dakwah yang cerdas namun tetap militan. Oleh karena itulah dalam Latihan Kepemimpinan II kali ini mengambil fokus bahasan pada Analisis Sirah Nabi sebagai suatu upaya dalam menjaga proses dakwah ini tetap berada dalam asholah-nya. Juga menjadi sarana paling tepat dalam menumbuhkan semangat perjuangan menegakan nilai-nilai Islam, dikarenakan seakan-akan mengalami sendiri tiap-tiap bagian dari episode perjuangan Nabi. Serta menjadi salah satu upaya pendekatan dalam nantinya melakukan desain dakwah (desain kegiatan) melalui tahapan analisa sosial. Dengan kita kembali mempelajari kembali sejarah dakwah Rasul maka diharapkan akan tertanamkannya nilainilai atau ruh semangat dakwah aqidah Rasulullah Saw dalam diri pribadi, serta teraplikasikan dalam gerak dakwah. Itulah beberapa hal yang melatar-belakangi kenapa materi Sirah Nabi menjadi begitu penting. Selain, satu hal lagi yang diharapkan dengan adanya penekanan pada materi ini, maka Lembaga Dakwah Kampus kedepan bisa menjadi lebih bergairah lagi, bersemangat lagi dalam mendakwahkan Islam disebabkan pemahaman akan Fiqh Dakwah yang komprehensif melalui Fiqh Sirah ini.

Sumber:
Said Ramadhan Al-Buthy, Sirah Nabawiyah: Analisis Ilmiyah Manhajiyah terhadap Sejarah Pergerakan Islam di Masa Rasulullah SAW Modul Training Kepemimpinan Jamaah Shalahuddin II dari masa ke masa

ANALISIS SOSIAL DAN DESAIN KEGIATAN


Analisis Sosial Pengertian analisis sosial adalah usaha untuk memperoleh gambaran yang lengkap mengenai situasi sosial dengan menelaah kaitan-kaitan historis dan struktural. Analisis sosial juga merupakan alat yang memungkinkan kita menangkap realita sosial yang kita hadapi. Sehingga akan membantu kita menentukan langkah yang tepat untuk menyelesaikan masalah sosial tersebut. Metode analisis sosial adalah sebuah metode metode perumusan prosedural/beralur. Setiap poin-poin kesimpulan dalam setiap tahapannya tidak lahir begitu saja melainkan kelanjutan dari alur tahapan sebelumnya. Dan semuanya akan selalu berhubungan terus, tidak ada tahapan yang terputus. Metode perumusan beralur hingga kini masih merupakan metode terbaik yang paling sesuai dengan logika manusia, berfikir prosedural dari awal hingga akhir, sehingga metode ini masih dipakai terus di Lembaga Dakwah Kampus dalam menentukan geraknya. Syarat-syarat sebelum melakukan analisis sosial Pahami lebih dulu siapa diri kita, apa visi misi kita, dan siapa yang menjadi objek ansos kita. Dalam konteks LDK, ketiganya bisa diketahui setelah menelaah AD/ART LDK. Pahami benar apa itu Ansos agar tidak terjebak pada intelektualisme dan scientism. Cermat dalam menentukan paradigma yang digunakan untuk mendefinisikan masalah. Kuasai alat analisa (media) yang akan banyak digunakan untuk mendefinisikan masalah. Kuasai alat analisa yang akan banyak digunakan pada saat pengumpulan data. Sedangkan pada saat analisis jangan mengabaikan analisis aktor dan analisis faktor sebagai kerangka berfikir (misalnya : siapa aktornya, apa determinannya dan apa kepentingan di baliknya) Kuasai teknik-teknik memfasilitasi pertemuan dan pemrosesan data. Pertajam kepekaan terhadap kondisi dan budaya lokal.

Langkah-langkah dalam analisis sosial: Identifikasi masalah, yaitu mendaftar masalah yang ada dan yang mungkin akan ada, yang relevan dengan visi misi kita. Sesuatu dikatakan sebagai masalah atau bukan, parameternya adalah Islam itu sendiri. Penggunaan data sangatlah penting dalam hal ini untuk akurasi identifikasi masalah yang kita lakukan. Perumusan masalah, yaitu melakukan klasifikasi dan merumuskan masalah-masalah tersebut. Dalam mengklasifikasikan dan merumuskan masalah disarankan untuk menggunakan istilah-istilah Islam. Dalam tahapan ini, pengetahuan yang mendalam tentang Islam sangatlah dibutuhkan. Penentuan akar masalah, yaitu memutuskan masalah yang menjadi sebab utama dari munculnya masalah-masalah lainnya. Cara termudah dalam menentukan akar masalah adalah dengan merujuk kepada rosyiquna fi ilmi, yaitu para ulama yang dipercaya ilmu dan agamanya. Analisis kebutuhan, yaitu menentukan kebutuhan apa saja yang dibutuhkan untuk bisa menyelesaikan akar masalah. Alternative penyelesaian, yaitu menentukan penyelesaian-penyelesaian/ solusi-solusi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Satu kebutuhan biasanya bisa dipenuhi dengan lebih dari satu penyelesaian/solusi. Pilihan kata/ istilah sangatlah penting untuk diperhatikan, tidak boleh asal-asalan, karena akan sangat berpengaruh pada aplikasi di lapangan nanti. Analisis SWOT, yaitu mengukur kemampuan diri kita dengan mempertimbangkan kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman. Dalam melakukannya perlu proporsional disesuaikan dengan kebutuhannya untuk memilih penyelesaian akhir. Kelemahan SWOT adalah tingkat subjektivitas yang

tinggi, maka diperlukan wisdom (kearifan, kebijaksanaan) dari para pelakunya. Data juga penting untuk akurasi analisis. Penyelesaian akhir, yaitu menentukan penyelesaian akhir yang dipilih untuk dikerjakan dari alternatif yang ada setelah mempertimbangkan kemampuan diri. Menentukan tema besar, yaitu rangkaian kata yang akan menjadi jargon dan semangat bagi anggota LDK dan menjadi bahasa publik ke masyarakat, yang merupakan simbol dari penyelesaian akhir yang akan dilaksanakan oleh LDK.

Desain Kegiatan Design kegiatan merupakan sebuah proses kreatif penciptaan sebuah kegiatan, diawali dengan analisis sosial hingga realisasi penyelesaian masalah dengan operasionalisasi konsep. Design kegiatan merupakan sebuah penjabaran dari konsep penyelesaian masalah dalam analisis sosial yang telah dilakukan. Ciri khas kegiatan LDK yang perlu diperhatikan: Kreatif dan Inovatif Efektif dan Efisien Profesional Syari

Tahapan Tahapan Design Kegiatan Analisa Sosial (Ansos) Proses analisis kondisi sosial, pengidentifikasian maslah hingga penentuan solusi penyelesaiannya. Tujuan, adalah sesuatu yang hendak kita tuju, terkait dengan masalah sosial yang dihadapi. Tujuan ini diambil dari penyelesaian akhir yang kita peroleh. Target adalah sesuatu yang harus dicapai saat kegiatan yang kita lakukan itu selesai. Bentuk harus konkrit dan spesifik, untuk kebutuhan yang ingin dicapai. Harus terukur (parameternya). Parameter ditentukan untuk daoat mengukur tercapai tidaknya target yang telah kita tetapkan Materi adalah sekumpulan sesuatu yang digunakan untuk bisa mencapai target yang telah ditentukan dan tujuan yang telah ditetapkan. Metode adalah cara yang digunakan untuk menyampaikan materi-materi yang telah disusun. Bentuk kegiatan akan muncul dalam tahapan ini. Instrumen adalah segala hal yang diperlukan untuk mendukung metode, baik materiil maupun non materiil. Prosedur adalah memuat sistematika/alur tahap demi tahap tentang apa yang harus dipersiapkan agar kegiatan bisa terlaksana sesuai yang direncanakan. Operasionalisasi Operasionalisasi adalah tahapan pelaksanaan kegiatan setelah dibentuknya OC atau kepanitiaan kegiatan. Pra Kegiatan: List Kebutuhan Membuat Job Description/ Arahan Kerja Panitia Membuat Time Schedule/ Petunjuk Pelaksanaan (juklak) Melakukan koordinasi, komunikasi, kontrol, dan evaluasi

Membuat Run Down/ Petunjuk Teknis (juknis) Hari-H Kegiatan: Briefing Panitia Mengkoordinir Acara Melakukan Evaluasi Akhir Evaluasi akhir merupakan evaluasi total yang dilakukan pada akhir penyelenggaraan kegiatan untuk keseluruhan paket kegiatan. Pada sesi ini di evaluasi apakah target kegiatan terpenuhi atau tidak. Juga dibandingkan antara modul dengan dokumentasi proses yang berlangsung sehingga bisa diketahui di mana terjadi penyimpangan. Pada tahapan ini kita merencanakan kapan evaluasi total dilakukan, dan apa saja yang dibutuhkan untuk melakukan evaluasi total tsb. Membuat Laporan Pertanggungjawaban [LPJ] Setelah selesai evaluasi maka panitia diwajibkan membuat laporan pertanggungjawaban secara lisan maupun tertulis kepada ketua Jamaah Shalahuddin. Inti dari isi LPJ ini terkait dengan seberapa jauh pencapaian target kegiatan. Selain itu LPJ ini juga untuk kebutuhan pelaporan atas penggunaan dana rektorat kepada pihak universitas. Membuat Dokumentasi Tujuan dari dokumentasi ini adalah agar kepanitiaan selanjutnya mendapatkan gambaran tentang kegiatan yang sejenis. Sehingga mereka tidak mengulang kesalahan yang sama maupun tidak memikirkan masalah yang sama, yang sebenarnya sudah dipikirkan solusinya oleh pendahulu mereka. Dan pada akhirnya yang mereka lakukan adalah pemilkiran tentang teknik/metode baru yang lebih maju dan lebih efektif untuk suatu kegiatan. Dokumentasi arsip dan file-file kegiatan juga wajib dilakukan oleh panitia. Dokumentasi disatukan dan dijilid hardcover secara rapi. Dokumentasi ini kemudiaan disimpan di perpustakaan JS sebagai sebuah referensi baru.

Sumber/; Modul Kepemimpinan Jamaah Shalahuddin II dari masa ke masa

KONSEPSI TAUHID
Seluruh umat manusia kini berada dalam jurang kehancuran, kata Sayyid Quthb dalam permulaan Petunjuk Jalan. Kehancuran akibat hilangnya nilai dari semua ideologi yang pernah dan sedang memimpin dunia. Nasionalisme, Liberalisme, Sosialisme, Marxisme, dsb pun gagal memimpin dunia akibat kekeringan nilai meskipun melimpah akan materi. Tapi, ada satu masa ketika dunia pernah kaya akan nilai dimana sebuah peradaban besar telah sukses mengejawantahkan sistemnya yang penuh akan nilai: Islam. Generasi awal umat Islam dengan gemilang berhasil menurunkan kalimat Ilahiah menjadi bahasa peradaban manusia. Inilah generasi Qurani yang unik, generasi yang menerima Islam dengan paripurna melalui Quran yang diwahyukan dan Sunnah yang dicontohkan oleh Rasul. Generasi ini berjaya bukan karena Rasul hidup ditengah-tengah mereka. Bukan. Bukankah Rasul diutus untuk umat hingga akhir zaman. Jadi, mustahil faktor keberadaan Rasul yang hidup di tengah-tengah sebuah gererasi menjadi faktor penentu. Generasi ini mampu berjaya sebagai sebuah konsekuensi logis akan interaksi mereka akan Quran yang diturunkan melalui Rasul. Ini lebih karena tiga faktor. Pertama, mereka tidak memiliki sumber pedoman hidup selain Quran sehingga mereka bersih akan konsep dan sistem selain sistemNya. Kedua, mereka tidak menjadikan Quran sebagai sumber ilmu, pengetahuan, ketenangan, maupun sumber keindahan meskipun didalamnya ada nilai-nilai ini. Namun, mereka menjadikan Quran sebagai suatu perintah yang harus dilaksanakan tanpa ada sanggahan sedikitpun. Ketiga, mereka dengan Quran itu mampu mengubah hidup secara total dari kejahiliahan menuju cahaya Ilahi. Jika pioner kebangkitan umat menginginkan keberhasilan sebagaimana keberhasilan generasi pertama ini, mereka harus meneladani karakter pribadi dan karakter dakwah pada masa mereka. Qur'an Makki selama 13 tahun telah mengajarkan jalan dakwah bagi generasi pertama umat ini. Selama masa yang amat panjang ini Quran tidak pernah megajarkan generasi ini selain konsep aqidah dan Qur'an tidak melompat pada pembahasan lain, apalagi masalah cabang/furu'iyah bahkan syariat. Ini pula yang dijadikan seruan dakwah oleh Rasulullah, meskipun peluang mendapatkan perlawanan lebih besar dari pada dakwah lain. Rasulullah tidak mendakwahkan nasionalisme Arab, tidak pula keadilan sosial dan perbaikan moral. Meskipun ketiga hal terakhir ini peluangnya lebih besar untuk didukung orang-orang Arab, tetapi ia bisa menjadi Tuhan baru dan bersifat rapuh. Sedangkan aqidah, tauhid, ia akan terpatri kuat memberi daya dorong yang hebat, di samping itulah kebenaran hakiki yang harus menjadi pondasi setiap perubahan. Inilah konsepsi tauhid. Konsep dimana seorang manusia akan dikembalikan pada Tuhannya dengan meniadakan nilai-nilai selainNya. Perubahan yang terjadi karena tauhid adalah perubahan revolusioner pada diri seseorang atau bangunan umat. Sebab perubahan Islam berarti peralihan dari mengikuti manhaj makhluk menuju manhaj Pencipta. Perubahan Islam berarti meninggalkan sistem produk manusia untuk memilih sistem ciptaan Allah. Perubahan Islam berarti mencampakkan hukum buatan hamba untuk merengkuh dan mengaplikasikan hukum Allah. Perubahan inilah yang akan memuliakan manusia, serta membawa mereka menuju rahmat, setelah hidup penuh dengan kehinaan dan kelemahan. Pioner umat yang akan melakukan misi perubahan revolusioner ini harus percaya diri dengan manhajnya; manhaj Islam, manhaj Qur'an. Maka, persoalan jihad juga harus diterima apa adanya sebagaimana konsep Qur'an yang telah dijelaskan Sayyid Quthb dalam Fi Zhilalil Qur'an saat menafsirkan surat Al-Anfal dan AtTaubah. Intinya, jihad bukan defensif, tetapi ofensif. Manhaj yang sama seperti dipahami Ibnul Qayyim dalam Zaadul Maad. Saat dakwah dihalangi oleh kekuatan politik atau kekuasaan, maka jihad harus menetralisir kekuatan itu sehingga dakwah bebas disebarkan. Inilah jalan yang diinginkan Allah terhadap tentara-tentaraNya. Sebuah transformasi total dari penghambaan terhadap makhluk dan ciptaannya menjadi penghambaan terhadap Allah semata. Tiada Pencipta dan Pengatur

selain Allah. Tiada yang berhak diibadahi selainNya. Tiada kuasa selain kuasaNya. Tiada yang memiliki asma yang agung selain asmaNya. Inilah jalan itu. Jalan yang menyatukan seluruh manusia dalam satu panji. Bukan panji kesukuan, panji kekerabatan, maupun panji nasionalisme sempit, melainkan panji Tauhid. Tauhid ini pula yang kemudian mengakar kuat dalam diri umat dan peradabannya menjadi suatu budaya yang penuh akan nilai tanpa harus meninggalkan identitasnya. Inilah jalan itu. Jalan yang sengaja Allah pilihkan untuk hambanya yang kuat lagi beriman. Jalan yang dihiasi bukan dengan materi, kekuasaan, maupun pujian. Namun, jalan yang kemudian dihiasi dengan onak dan duri. Dan kita sebagai pioner kebangkitan itu hanya mampu berdoa sembari tawakal yang total kepada pemilik segala kekuasaan agar bumi ini kembali dihiasi dengan kalimat Tauhid. Laa ilaha illallah.

Sumber: Maalim Fi ath-Thariq (Petunjuk Jalan) karya Sayyid Quthb

PROBLEMATIKA GLOBAL UMAT ISLAM


Umat Islam saat ini berada dalam dilema yang luar biasa. Di satu sisi, umat Islam berada pada hegemoni ideologi-ideologi besar dunia. Sementara itu, internal umat Islam yang kaya akan pemikiran dan gerakan menyebabkan umat Islam seolah-olah diserap seluruh energinya untuk menuntaskan masalah-masalah internalnya yang dalam tataran ideal seharusnya tidak perlu terjadi. Dunia kini kaya akan pemikiran dan gerakan, baik keislaman maupun non keislaman. Dalam buku Gerakan Keagamaan dan Pemikiran yang diterbitkan oleh WAMY tak kurang dari 50 lebih ideologi besar dunia telah hadir dan berkembang baik yang masih eksis hingga yang telah menjadi sejarah. Berikut ini adalah beberapa gerakan dan pemikiran baik Islam maupun selainnya yang dinilai paling berpengaruh dalam kehidupan umat Islam dalam konteks kekinian. 1. Westernisasi Westernisasi adalah sebuah arus besar yang mencoba mewarnai dunia terutama dunia Islam dengan gaya Barat dengan cara menggusur kepribadian kaum muslimin sehingga menjadi kaum muslimin menjadi tawanan budaya yang meniru secara total peradaban Barat. 2. Kristenisasi Kristenisasi adalah sebuah gerakan yang lahir untuk mewarnai dunia dengan nilai-nilai kristiani dan lebih bersifat politis kolonialis. 3. Darwinisme Darwinisme adalah gerakan pemikiran yang dinisbatkan kepada penggagas teori evolusi Charles Darwin dengan teori penciptaan dan pertumbuhannya yang mengguncang nilai-nilai agama. 4. Kapitalisme Kapitalisme adalah sebuah sistem ekonomi yang filsafat sosial dan politiknya didasarkan kepada asas pengembangan hak milik pribadi dan pemeliharaannya serta perluasan paham kebebasan dengan tujuan utama yaitu meraih profit sebesar-besarnya walaupun harus melampaui batas yang ada. 5. Komunisme Komunisme adalah sebuah aliran berfikir berlandaskan kepada atheisme yang menjadikan materi sebagai asas segala-galanya dan menganggap sejarah manusia hanya diwarnai sebagai pertarungan kaum borjuis terhadap kaum proletar yang kemudian berakhir dengan kediktatoran kaum proletar. 6. Zionisme Zionisme adalah sebuah gerakan politik ekstrim Yahudi yang berupaya mendirikan negara Israel di tanah Palestina dan kemudian dari negara ini diharapkan bisa memimpin dunia seluruhnya. 7. Sekulerisme Sekulerisme adalah paham yang memisahkan antara kegiatan duniawi dengan kegiatan ukhrawi dimana tidak ada campur tangan agama atas segala urusan duniawi. 8. Ikhwanul Muslimin Ikhwanul Muslimin adalah gerakan Islam terbesar saat ini yang mecoba mengembalikan kejayaan Islam dengan berlandaskan Quran dan sunnah dan dengan prinsip universalitas Islam dimana tidak mengenal adanya pemisahan antara satu aspek dengan aspek lain dalam gerakannya. 9. Jamaah Tabligh Jamaah Tabligh adalah sebuah jamaah islamiyah yang dakwahnya berpijak pada penyampaian (tabligh) tentang keutamaan Islam beserta ibadahnya kepada setiap orang yang dapat dijangkau dengan menjauhi bentuk-bentuk kepartaian dan masalah-masalah politik. 10. Dakwah Salafiyah (Wahabbi) Dakwah Salafiyah (Wahabbi) adalah gerakan ishlah (reformasi) yang menyerukan agar akidah Islam dikembalikan kepada asalnya yang murni dan menekankan pada pemurnian tauhid dari syirik dengan segala manifestasinya. 11. Hizbut Tahrir

Hizbut Tahrir adalah partai politik Islam yang dakwahnya berpijak di atas keharusan untuk mengembalikan khilafah Islamiyah yang bertopang pada fikrah (ide) sebagai sarana paling pokok dalam perubahan. 12. Syiah Imamiyah Syiah Imamiyah adalah sebuah kelompok umat Islam yang berpegang teguh bahwa Ali lah yang berhak mewarisi khlaifah dan bukan Abu Bakar, Umar, dan Ustman ra dan meyakini adanya dua belas imam sebagai penerus dakwah Nabi. Dalam konteks ke-Indonesia-an kita akan menemukan banyak sekali ragam dari gerakan pemikiran Islam di Indonesia. Sebagai contoh, gerakan Islam tradisional seperti NU dan Muhammadiyah, gerakan Islam modern dan cenderung moderat seperti Tarbiyah (IM), dan gerakan Islam fundamentalis dan cenderung ekstrim kanan seperti HTI, MMI dan FPI. Dari realita yang ada dapat kita simpulkan bahwa ada sebuah arus global yang mencoba menggoyahkan pondasi Umat Islam yang saat ini cenderung lemah dan defensif. Dan umat Islam ditantang untuk memanfaatkan semua potensi yang ada demi menjaga eksistensinya dalam percaturan global.

Sumber: Gerakan Keagamaan dan Pemikiran yang diterbitkan oleh WAMY Sumber lainnya

RENSTRA LEMBAGA
Design Lembaga Dakwah Kampus (LDK) adalah tahapan proses merencanakan langkah strategis dakwah yang akan ditempuh oleh LDK untuk beberapa tahun ke depan. Dengan begitu, maka LDK akan mampu mengetahui posisi dan peran strategisnya dalam dakwah dan perbaikan umat menuju tegaknya kalimat tauhid di muka bumi. Berikut ini adalah tahapan-tahapan dalam menyusun rencana strategis (renstra) 1. ANALISA SOSIAL (ANSOS) adalah untuk memperoleh gambaran yang lengkap mengenai situasi dan kondisi sosial objek dan medan dakwah dengan menelaah kaitan-kaitan historis dan struktural. Analisis sosial juga merupakan alat yang memungkinkan kita menangkap realita sosial yang kita hadapi. Analisis sosial akan membantu kita untuk menemukan akar masalah dari berbagai masalah yang menimpa umat Islam.. Sebelum melakukan ansos, kita perlu mengetahui lebih dulu siapa diri kita, apa visi misi kita, dan siapa yang menjadi objek ansos kita. Dalam konteks LDK, ketiganya bisa diketahui setelah menelaah AD/ART LDK. Langkah-langkah dalam analisis sosial: Identifikasi masalah, yaitu mendaftar masalah yang ada dan yang mungkin akan ada, yang relevan dengan visi misi kita. Sesuatu dikatakan sebagai masalah atau bukan, parameternya adalah Islam itu sendiri. Penggunaan data sangatlah penting dalam hal ini untuk akurasi identifikasi masalah yang kita lakukan. Perumusan masalah, yaitu melakukan klasifikasi dan merumuskan masalah-masalah tersebut. Dalam mengklasifikasikan dan merumuskan masalah disarankan untuk menggunakan istilah-istilah Islam. Dalam tahapan ini, pengetahuan yang mendalam tentang Islam sangatlah dibutuhkan. Sistematisasi masalah, yaitu melakukan sistematisasi atau mencoba mengetahui apakah ada hubungan sebab akibat antar masalah-masalah yang sudah dirumuskan sebelumnya. Disini juga, sangatlah dibutuhkan pemahaman Islam yang komprehensif dan integral. Penentuan akar masalah, yaitu memutuskan masalah yang menjadi sebab utama dari munculnya masalah-masalah lainnya. Cara termudah dalam menentukan akar masalah adalah dengan merujuk kepada rosyiquna fi ilmi, yaitu para ulama yang dipercaya ilmu dan agamanya. Analisis kebutuhan, yaitu menentukan kebutuhan apa saja yang dibutuhkan untuk bisa menyelesaikan akar masalah. Alternatif penyelesaian, yaitu menentukan penyelesaian-penyelesaian atau solusi-solusi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Satu kebutuhan biasanya bisa dipenuhi dengan lebih dari satu penyelesaian/solusi. Pilihan kata/ istilah sangatlah penting untuk diperhatikan, tidak boleh asal-asalan, karena akan sangat berpengaruh pada aplikasi di lapangan nanti. Analisis SWOT, yaitu mengukur kemampuan diri kita dengan mempertimbangkan kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman. Dalam melakukannya perlu proporsional disesuaikan dengan kebutuhannya untuk memilih penyelesaian akhir. Kelemahan SWOT adalah tingkat subjektivitas yang tinggi, maka diperlukan wisdom (kearifan, kebijaksanaan) dari para pelakunya. Data juga penting untuk akurasi analisis. Penyelesaian akhir, yaitu menentukan penyelesaian akhir yang dipilih untuk dikerjakan dari alternatif yang ada setelah mempertimbangkan kemampuan diri.

Menentukan tema besar, yaitu rangkaian kata yang akan menjadi jargon dan semangat bagi anggota LDK dan menjadi bahasa publik ke masyarakat, yang merupakan simbol dari penyelesaian akhir yang akan dilaksanakan oleh LDK.

2. DESIGN LDK Tujuan, adalah sesuatu yang hendak kita tuju, terkait dengan masalah sosial yang dihadapi. Tujuan ini diambil/dikutip dari penyelesaian akhir yang kita peroleh. Target adalah sesuatu yang harus dicapai dalam jangka waktu tertentu. Bentuk harus konkrit dan bisa terukur (dilengkapi dengan parameter). Target yang disusun mencakup target jangka panjang (4 tahun) dan target jangka pendek (1 tahun kepengurusan). Materi adalah sekumpulan sesuatu yang digunakan untuk bisa mencapai target yang telah ditentukan dan tujuan yang telah ditetapkan. Materi ini biasanya berupa konsep atau bagian dari ajaran Islam. Materi ini sifatnya agak detail, perlu dirumuskan dan disistematisasikan/ dialurkan. Materi ini diturunkan dari target jangka panjang hingga menjadi materi untuk target jangka pendek. Metode adalah cara yang digunakan untuk menyampaikan materi-materi yang telah disusun untuk mencapai tujuan dan target. Di tahapan metode ini, kita juga harus menyusun strategi dakwah, sehingga pembahasan metode adalah pembahasan yang cukup panjang dan penting. Dalam konteks mendesign LDK, dalam menentukan metode perlu memperhatikan misi dan beberapa prinsip dakwah dakwah LDK. Selain itu sebelum merumuskan metode/ strategi dakwah, maka perlu menjawab beberapa beberapa pertanyaan berikut, yaitu 1) dimana posisi LDK sekarang? 2) kemana LDK akan dibawa? (posisi peran LDK ingin dimana, kebutuhan dakwah apa yang ingin dipenuhi dan lahan dakwah mana yang ingin digarap). Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan berpengaruh pada metode. Selanjutnya beberapa hal berikut bisa dipertimbangkan untuk melengkapi isi strategi kita: Bagaimana memenuhi kebutuhan umat akan dakwah Bagaimana merespon perubahan lingkungan dakwah Bagaimana mengalahkan musuh dakwah Bagaimana memperbesar peran kita dalam dakwah Bagaimana mengelola fungsi dan mengembangan kemampuan organisasi dakwah kita Bagaimana mencapai visi dan target strategis dakwah kita

Instrumen adalah segala hal yang diperlukan untuk mendukung metode, baik materiil maupun non materiil. Instrumen ini bisa juga dibagi kembali menjadi 2 yaitu: Hardware (organisasi). Menentukan Struktur Organisasi (mis.departemen/bso/arahankerja...) Menentukan Kebijakan-Kebijakan/ Prosedur Umum Organisasi.(mis. Kaderisasi mjd tanggungjawab bersama...) Membangun lingkungan kerja dan budaya organisasi yang mendukung. (mis. Profesional, amanah, islami...) Software (sumber daya manusia) Human Resource Planning (HRP). Kebutuhan/ Spesifikasi kader untuk menjalankan metode/strategi dahwah, baik kualitas maupun kuantitasnya. Kondisi kader saat ini yang tersedia. Temukan gaps atau kesenjangannya.

Cari cara/solusi hilangkan gaps tersebut.

Prosedur adalah memuat sistematika/alur tahap demi tahap tentang apa yang harus dilakukan (action plan) dari strategi dan instrumen yang sudah disusun diatas. Prosedur ini berisikan time schedule dan tahapan aksi nyata yang akan dilakukan. (mis. Open recruitmen kapan aja, musyker kapan,mtt, bagaimana membangun profesionalisme, kaderisasi, dll, ......) Tahapan mendesign LDK berakhir sampai disini. Operasionalisasi adalah tahapan menjalankan rencana aksi yang ada di dalam prosedur. Evaluasi adalah tahapan melakukan monitoring dan evaluasi dari apa yang sudah dijalankan. Revisi dilakukan jika memang diperlukan karena adanya evaluasi pelaksanan kinerja, perubahan kondisi, kesempatan baru, atau ide baru.
Sumber: Modul Kepemimpinan Jamaah Shalahuddin III dari masa ke masa

SINERGITAS DAKWAH KAMPUS


Dawah thulabi atau lebih spesifik dakwah kampus adalah bagian integral dari dawah Islam secara umum. Tujuannya pun sejalan dengan tujuan dawah Islam. Mengembalikan peran umat sebagai guru dunia dan mercusuar peradaban umat manusia sehingga Islam menjadi Rahmatan Lil-Alamin. Maka dawah thulabi mampu menjadi sarana yang memberikan kontribusi signifikan dalam agenda dawah alami, yaitu sebagai lingkaran awal pembentukan masyarakat Islami. Dalam perjalanannya, dakwah kampus membutuhkan sinersitas antar elemen-elemen penyusunnya. Sinergitas yang dibutuhkan dakwah kampus ini begitu kompleks, mulai dari sinergitas sumber daya manusia sebagai aset terbesar dakwah hingga sinergitas arah gerak elemen dakwah kampus. Sinergitas ini mutlak dibutuhkan. Tanpanya, dakwah kampus akan kehilangan arah yang nantinya akan menghilangkan eksistensi dakwah kampus itu sendiri. Dakwah kampus butuh sebuah pengkoordinasian yang matang dan cerdas antar lininya. Harus ada pola koordinasi yang jelas antara elemen daawy, siyasi, ilmi, maupun elemen-elemen vital lainnya. Sinergitas yang kokoh inilah yang kemudian menjadi pondasi utama bangunan ideal dakwah kampus. Dalam konteks daawy, setidaknya ada dua ranah sentral yang harus disinergiskan: struktural dan fungsional. Secara struktural, bagaimana ada sebuah pola komunikasi dan koordinasi yang optimal antara Jamaah Shalahuddin sebagai LDK dan Sentra Kerohanian Islam sebagai LDF. Bagaimana pula Jamaah Shalahuddin benar-benar berfungsi sebagaimana idealnya sebagai pemimpin atau qiyadah bagi SKI. Dalam bahasa yang lebih mudah bagaimana sinergitas yang ada benar-benar mampu memposisikan JS sebagai payung SKI yang mengayomi seluruh SKI di bawahnya. Secara fungsional, setidaknya ada lima fungsi startegis yang diprioritaskan untuk disinergiskan antara JS dan SKI: kaderisasi, syiar, jaringan, media, dan kemuslimahan. Pertama, sinergitas yang ada mampu menghasilkan kader yang mampu mencapai standar mutu kader (SMK) yang telah disepakati dan setiap lembaga mampu melakukan alur formal kaderisasi dengan muatan dan materi yang terstandardisasi. Selain itu dengan adanya sinergitas, pengelolan kader irisan dan transfer kader mampu berjalan dengan optimal. Kedua, sinergitas tersebut mampu melakukan pengelolaan syiar-syiar Islami yang masif dan optimal dengan berlandaskan standar kualifikasi syiar (SKS). Selain itu, bagaiamana mampu mengelola isu-isu kontemporer strategis sehingga JS dan SKI mampu menjadi issue maker di kampus UGM. Ketiga, dengan adanya sinergitas SKI-JS mampu mengefektifkan pengelolaan jaringan-jaringan yang ada di masing-masing lembaga. Dan juga, JS dan SKI mampu menjadi inisiator bagi tercipta dan berjalan efektifnya jaringan mihani atau keprofesian pada ranah nusantara. Keempat, dengan sinergitas tersebut mampu melakukan pengelolaan media baik cetak maupun elektronik yang dimiki JS dan SKI. Media yang ada mampu berfungsi dengan optimal sebagai sarana pewacanaan JS dan SKI. Kelima, dengan adanya sinergitas, ada pengelolaan yang baik terkait syiar dan pembinaan kemuslimahan JS dan SKI. Oleh karena itu, sebagai sarana untuk menciptakan sinergitas baik struktural maupun fungsional maka dalam tataran teknisnya, disepakati lahirnya sebuah wasilah bernama Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Intra Kampus (FSLDIK). Dalam perjalanannya, FSLDIK kemudian mencoba menawarkan satu bentuk pola sinergitas dengan adanya pusat komunikasi (Puskom) yang berisikan para masul SKI-JS dan adanya lima jaringan khusus (Jarsus) yang mengampu fungsi-fungsi strategis yang ada dengan berisikan penanggung jawab fungsi di masing-masing lembaga. Secara umum, gambaran FSLDIK digambarkan dengan bagan di bawah ini.

Pusat Komunikasi

Jaringan Khusus Kaderisasi

Jaringan Khusus Syi'ar

Jaringan Khusus Jaringan

Jaringan Khusus Media Opini

Jaringan Khusus Kemuslimahan

Sudah bertahun-tahun pola sinergitas dijalankan melalui wasilah FSLDIK. Banyak kelebihan, namun juga banyak kelemahan dengan pola seperti ini. Yang kemudian menjadi pekerjaan rumah bagi kita semua selaku stake holder dakwah kampus UGM adalah bagaimana lebih mengefektifkan pola sinergitas. Bagaimana di masa yang akan datang pola komunikasi dan koordinasi antara JS dan SKI menjadi benar-benar optimal dan efektif. Dan itu pekerjaan besar kita bersama demi sebuah cita akan sinergitas dakwah kampus UGM.

Disarikan dari: Matrikulasi Kader SKI-JS Desember 2009 Grand Design FSLDIK UGM 1430-1431 H

You might also like