You are on page 1of 9

KONVOLUSI

Proses konvolusi adalah proses menentukan sinyal output dari sebuah input tertentu dengan fungsi transfer tertentu . Konvolusi dapat memiliki input berupa sinyal kontinyu, maupun sinyal diskret. Deretan input ini berupa impuls satuan. Sedangkan deretan output berupa respon sistem deretan. Proses konvolusi dapat dilakukan dengan cara grafis/langsung (menggambar deretan sinyal input, transfer dan output), maupun dengan cara komputational (menggunakan perhitungan pada komputer).
Sinyal kontinyu -------------------

Keluaran sistem dengan tanggapan impuls h(t) dan masukan x(t) dapat direpresentasikan sebagai: y (t ) = x( ) (t )
all

y (t ) =

x( p)h(t p)dp

atau dapat juga dinyatakan: y (t ) = h( p ) x (t p )dp


Kedua rumusan diatas dikenal sebagai integral konvolusi. Untuk dua fungsi sembarang x(t) dan h(t) maka integral konvolusi r(t) dapat dinyatakan sebagai: r(t) = x(t) * h(t) r (t ) =

x( p)h(t p)dp

Konvolusi kontinyu mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: a) Komutatif x(t)*y(t) = y(t)*x(t) rxy(t) = ryx(t) b) Distributif x(t)*[y(t) z(t)] = [x(t)*y(t)] [x(t)*z(t)] rxy(t) = ryx(t) rxz(t)

c) Asosiatif x(t)*[y(t)*z(t)] = [x(t)*y(t)]*z(t) Untuk memperjelas penggunaan integral konvolusi disajikan contoh sebagai berikut: Contoh soal 1 Dua buah isyarat mempunyai rumusan sebagai berikut: x(t) = dan, h(t) = 1 0, Penyelesaian: Untuk mencari nilai konvolusi kedua isyarat kontinyu digunakan: r(t) = x(t) * h(t) r (t ) =

1 0,

0<t<1 t lainnya 1<t<2 t lainnya

Carilah sinyal r(t) yang merupakan hasil konvolusi dua isyarat tersebut.

x( p)h(t p)dp

Pada rumus diatas dapat dilihat bahwa untuk mencari nilai r(t) diperlukan sinyal x(p) dan sinyal h(t-p). x(t) = maka, x(p) = 1 0, h(t-p) = 1 0, h(t-p) = 1 0, 0<p<1 p lainnya 1<t-p<2 t-p lainnya -2+t<p<-1+t p lainnya h(t-p) 1 0, 0<t<1 t lainnya

sedangkan h(t-p) dapat dicari sebagai berikut:

yang dibutuhkan adalah fungsi h dalam p maka:

Untuk h(p) x(p) mempermudah diilustrasikan sebagai berikut:

1 -1 1 p

1 -1 1 2 p t-2

1 t-1 1 p

Gambar 1 Sinyal x(p), h(p) dan h(t-p) Pada gambar diatas sinyal h(t-p) adalah sinyal h(-p) yang tergeser sejauh t. Dari rumusan integral konvolusi dapat dilihat bahwa sinyal h(-p) dijalankan dari - sampai +. Nilai integral konvolusi dapat dibagi menjadi beberapa kasus penggal waktu t yaitu: Pada saat t<1 Pada saat 1<t<2 Pada saat 2<t<3 Pada saat t>3 Untuk memperjelas keempat kasus ini x(p) dan h(t-p) digambarkan dalam satu sumbu y(p). y(p) h(t-p) t-2 x(p) 1 (a) y(p) x(p) h(t-p) y(p) x(p) h(t-p) p y(p) h(t-p) 1 x(p)

1 t-1

t-2

t-1 1 (b)

t-2 1 t-1 Gambar 2 (c)

1 t-2 p (a) Sinyal x(p) dan h(t-p) pada saat t<1 (d)

t-1

(b) Sinyal x(p) dan h(t-p) pada saat 1<t<2 (c) Sinyal x(p) dan h(t-p) pada saat 2<t<3 (d) Sinyal x(p) dan h(t-p) pada saat t>3 Hasil konvolusi r(t) pada tiap penggal waktu tersebut adalah sebagai berikut a) Pada saat t<1

Pada periode ini sinyal h(t-p) belum sampai ke titik awal x(p) maka: r (t ) =

x( p)h(t p)dp

r(t) = 0 b) Pada saat 1<t<2

Pada saat 1<t<2 batasan bawah integral konvolusi berdasar Gambar 2.2 (b) adalah 0 dengan batas atas t-1. r (t ) =
t 1

x( p)h(t p)dp
0 0

r (t ) = (1)(1)dp r(t) = t-1 c) Pada saat 2<t<3 Pada saat 2<t<3 batasan bawah integral konvolusi berdasar Gambar 2.2 (c) adalah t-2 dengan batas atas 1. r (t ) = r (t ) = r(t)
1

t 1

t 2 1

x( p)h(t p)dp (1)(1)dp


= 1-(t-2) = 3-t

t 2

d)

Pada saat t<3

Pada waktu ini h(t-p) sudah meninggalkan batas akhir x(p) sehingga:

r (t ) =

x( p)h(t p)dp

r(t) = 0 Dengan demikian hasil konvolusi secara keseluruhan adalah sebagai berikut: t-1 1<t<2 r(t) = 3-t 2<t<3 0, t lainnya r(t) t-1 1 1 2 3-t 3 t

Gambar 3 Sinyal r(t) hasil konvolusi x(t) dan h(t)

Sinyal Diskrit ----------------Konvolusi antara dua sinyal diskrit x[n] dan h[n] dapat dinyatakan sebagai

Bentuk penjumlahan yang ada di bagian kanan pada persamaan di atas disebut sebagai convolution sum. Jika x[n] dan h[n] memiliki nilai 0 untuk semua integer pada n<0, selanjutnya x[i]=0 untuk semua integer pada i<0 dan h[i-n]=0 untuk semua integer n i < 0. Sehingga jumlahan pada persamaan x[n]*h[n] akan menempati dari nilai i=0 sampai dengan i = n, dan operasi konvolusi selanjutnya dapat dituliskan sebagai:

Langkah-langkah penyelesaian hampir sama dengan konvolusi pada sinyal kontinu. merubah discretetime index n sampai dengan i dalam sinyal x[n] dan h[n]. Sinyal yang dihasilkan x[i] dan h[i] menjadi sebuah fungsi discrete-time index i. Menentukan h[n-i] dan membentuk pencerminan terhadap sinyal h[i]. Lebih tepatnya h[-i] merupakan pencerminan dari h[i] yang diorientasikan pada sumbu vertikal (axis), dan h[n-i] merupakan h[-i] yang digeser ke kanan dengan step n. Saat pertama kali product (hasil kali) x[i].h[n-i] terbentuk, nilai pada konvolusi x[n]*h[n] pada titik n dihitung dengan menjumlahkan nilai x[i].h[n-i] sesuai rentang i pada sederetan nilai integer tertentu. Contoh: Ada system diskrit sbb: Sinyal pertama: x[i]= 1 2 3 Sinyal kedua: h[i]= 2 1 3 Cari konvolusi 2 sinyal tersebut secara manual dan dengan MATLAB. Jawab: Langkah 1: pembalikan sinyal kedua, h[n] sehingga didapatan kondisi : Sinyal pertama: x[i] = 1 2 3 Sinyal kedua: h[-i] = 3 1 2 Langkah 2: pergeseran dan penjumlahan Sinyal pertama: 1 2 3 Sinyal kedua: 3 1 2 ------------------ x product and sum: 0 0 2 0 0 = 2 Langkah 3: pergeseran satu step dan penjumlahan Sinyal pertama: 1 2 3 Sinyal kedua: 3 1 2 --------------------- x product and sum: 0 1 4 0 = 5 langkah 4: pergeseran satu step dan penjumlahan Sinyal pertama: 1 2 3 Sinyal kedua: 3 1 2 ------------------- x product and sum: 3 2 6 = 11 Langkah 5: pergeseran satu step dan penjumlahan Sinyal pertama: 1 2 3 Sinyal kedua: 3 1 2 ------------------- x

product and sum: 0 6 3 0 = 9 Langkah 6: pergeseran satu step dan penjumlahan Sinyal pertama: 1 2 3 Sinyal kedua: 3 1 2 ------------------- x product and sum: 0 0 9 0 0 = 9 Langkah 7: pergeseran satu step dan penjumlahan Sinyal pertama: 1 2 3 Sinyal kedua: 3 1 2 ------------------- x product and sum: 0 0 0 0 0 0 = 0 Dari hasil product and sum tersebut hasilnya dalam bentuk deret : 2 5 11 99 Hasil dicek dengan menggunakan m-file (matlab):
% contoh konvolusi n=1:1:8 h=[0 0 0 0 1 2 3 0]; x=[0 0 0 0 2 1 3 0]; hx=conv (x,h); subplot(3,1,1); stem(n,h); subplot(3,1,2); stem(n,x); nn=-3:1:11; 15 didapat dari jumlah h[n] + x[n] 1 8+8 -1 =15 dimulai dari -3 karena nilai (h[n-k] kali x[k]) 0 saat n=5 subplot(3,1,3); stem(nn,hx); hasil ans = Columns 1 through 15 0 0 0 0 0 0 0 0 2 5 11 9 9 0 0

Contoh: Ada system diskrit sbb: Sinyal pertama:

Sinyal kedua:

Cari konvolusi 2 sinyal tersebut dengan MATLAB. Jawab: m-file


h=[0 0 0 0 1 1 1 0]; x=[0 0 1 1 0 0]; hx=conv (x,h); n=-1:1:6; subplot(3,1,1); stem(n,h); n1=-1:1:4; subplot(3,1,2); stem(n1,x); nn=-3:1:9; subplot(3,1,3); stem(nn,hx);

Hasil konvolusi :

You might also like