You are on page 1of 2

Contoh Makalah Tentang Mengembangkan Sikap Demokratis Dilingkungan Kampus

PERAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MELESTARIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA .. PERAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MELESTARIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA Oleh: Dr. Waspodo Tjipto Subroto, M.Pd Universitas Negeri Surabaya Email: waspodotjipto@yahoo.co.id Abstract Civic Education is essentially a study of value and political education who seek students to become good citizens. Good citizen is one of its characteristics have character and cultured according to the cultural heritage of their nations. Fenomena of development countries, in the age of globalization, the entry of foreign cultural influence through various channels of information have an impact on morality and behavior young generation in accordance with the character and culture of the nation. Indications of declining morality of the young generation is demanding the learning of Civic Education contributes to fostering students' morality and character to become the next generation that is able to preserve the character and culture of Indonesia. Civic Education learning through a variety of themes, can serve to nurture students to be characterized and cultured according to the character and culture of Indonesia. Heritages of cultured and charactered nation can be tranmission through civic education learning. So, Civic Eduaction is very importance for cultural and character building of youth generation. I. PENDAHULUAN Pembangunan budaya dan karakter bangsa (cultural and character building) merupakan komitmen nasional yang telah lama ... Read More DAMPAK KETUNAGRAHITAAN TERHADAP LINGKUNGAN (KELUARGA dan MASYARAKAT) Anak Tunagrahita yaitu anak yang memiliki kecerdasan dibawah rata-rata anak normal pada umumnya dan memiliki hambatan dalam bidang penyesuaian diri maupun interaksi sosial. Ada beberapa klasifikasi anak tunagrahita, yaitu Tunagrahita ringan, tunagrahita sedang dan tunagrahita berat. Dalam hal ini anak tunagrahita berat masih dapat dibedakan lagi menjadi tunagrahita berat (severe) dan tunagrahita sangat berat (profound). Dampak ketunagrahitaan dalam lingkungan keluarga begitu terlihat. Karena lingkungan keluarga merupakan lingkungan sosial pertama bagi anak sehingga memberikan pengaruh terbesar bagi perkembangan kepribadian anak. Anak pertama kali mengidentifikasi dirinya dengan lingkungan keluarga. Anggota keluarga merupakan orang yang berarti bagi anak pada waktu dasar-dasar kepribadian anak terbentuk. Orang yang paling banyak menanggung beban akibat ketunagrahitaan adalah orang tua dan keluarga anak tersebut. Oleh karena itu dikatakan bahwa penanganan anak tunagrahita merupakan psikiatri keluarga. Keluarga anak tunagrahita berada dalam resiko, mereka menghadapi resiko yang berat. Saudara saudara anak tersebut pun menghadapi hal hal yang bersifat emosional. Pada saat pertama kali mengetahui bahwa anaknya mengalami ketunagrahitaan pasti semua orang tua akan merasa terpukul bahkan menyalahkan diri sendiri, mereka kadang berpendapat bahwa ada yang tidak beres dengan keturunannya. Hal itu memang benar, tapi tidak smua ketunagrahitaan disebabkan karena keturunan, karena penyebab ketunagrahitaan dapat dilihat dari factor sebelum kelahiran, saat ... Read More Rekayasa Lingkungan untuk Perkembangan Sosial Anak Tunarungu (ATR) Manusia sebagai makhluk sosial selalu memerlukan kebersamaan dengan orang lain. Demikian pula anak tunarungu, ia tidak terlepas dari kebutuhan tersebut. Akan tetapi karena mereka memiliki kelainan dalam segi fisik, biasanya akan menyebabkan suatu kelainan dalam penyesuaian diri terhadap lingkungan. Pada umumnya lingkungan melihat mereka sebagai pribadi yang memiliki kekurangan dan menilainya sebagai seseorang yang kurang berkarya. Dengan penilaian tersebut, anak tunarungu merasa benar-benar kurang berharga serta memberikan pengaruh yang benar-benar besar terhadap perkembangan fungsi sosialnya. Dengan adanya hambatan dalam perkembangan sosial ini mengakibatkan pula pertambahan minimnya penguasaan bahasa dan

1/2

kecenderungan menyendiri serta memiliki sifat egosentris. Faktor sosial dan budaya meliputi pengertian yang sangat luas, yaitu lingkungan hidup di mana anak berinteraksi yaitu interaksi antara individu-individu, dengan kelompok, keluarga, dan masyarakat. Untuk kepentingan anak tunarungu, seluruh keluarga, guru, dan masyarakat sekitar hendaknya berusaha mempelajari dan memahami keadaan mereka karena hal tersebut dapat menghambat perkembangan kepribadian yang negatif pada diri anak tunarungu. Kita harus berhati-hati jika ada pendapat bahwa ketunarunguan mengakibatkan kelainan dalam penyesuaian diri terhadap lingkungan. Kalaupun terjadi, hal ini bukanlah sebagai akibat dari kelainan itu semata. Sebab, kelainan fisik hanyalah merupakan variabel dalam kelainan psikologis. Jadi, bukanlah reaksi langsung, melainkan hanya akibat reaksi anak dan lingkungannya tidak memahami keadaan yang ada. Anak tunarungu ... Read More SOSIAL DAN KOMUNIKASI ANAK TUNARUNGU DI LINGKUNGAN MASYARAKAT Secara nyata anak tunarungu perlu bersosialisasi dengan lingkungan, baik itu lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat luas. Kadang kala dalam berinteraksi sosial terhadap lingkungan anak merasa dirinya terasing dari yang lain. Hal ini barang tentu merupakan dampak dari ketunarunguannya, karena berkomunikasi terhambat sehingga psikologi dan sosialnya berpengaruh, maka dalam bertingkah laku menunjukkan keangkuhan dan kesombongannya. Kekakuan, egosentris, dan keras kepala ini merupakan bagian dari aspek psikologis dan sosial, semua ini akan muncul apabila anak tunarungu telah berinteraksi dengan lingkungan. Sehingga didalam menghadapi hidup ini anak tunarungu merasa asing dari lingkungan sosialnya. Ini disebabkan karena penyandang tunarungu kurang atau tidak dapat merespon perintah-perintah secara verbal yang meliputi kepada kekurangan dalam penguasaan bahasa sehingga fokus pemikirannya juga terbatas, sehingga semua ini dapat mengakibatkan kemunduran untuk bersoialisasi. Menyadari berbagai keterbatasan yang kelak dihadapi, khususnya tunarungu yang diderita sejak lahir, maka penatalaksanaan dalam pendidikan dan habilitasinya perlu dipersiapkan sejak dini, dengan harapan agar akses negatif yang muncul akibat keterbatasan kemampuan bahasa dan komunikasinya dapat diminimalkan. Pada gilirannya anak tunarungu diharapkan mampu mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan, baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, alam sekitar, serta dapat mengembangkan kemampuan dalam dunia kerja atau mengikuti pendidikan lanjutan (Depdikbud, 1994) ... Read More

2/2

You might also like