You are on page 1of 13

LAPORAN PRAKTIKUM PRODUKSI TERNAK PERAH

Disusun oleh: Nama : Putri anggraini (E1C010034)

Sistanto ( Supono ( Kelompok : Satu (1) Sub kelompok : Dosen pembimbing : 1. 2.

JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BENGKULU 2011

BAB I Pendahuluan
1.1.LATAR BELAKANG Kambing seprti halnya ternak ruminansia pada umumnya dapat diklasifikasikan kedalam dua tipe yaitu potong dan perah. Kedua tipe ini akan menghasilkan susu jika secara fisiologis dalam keadaan laktasi (menyusui, tampak dari bentuk ambingnya). Yang membedakan keduanya tentu saja adalah jumlah produksinya, pada tipe perah akan menghasilkan susu lebih banyak. Kambing betipe perah atau potong biasanya tergantung bangsanya. Ternak perah merupakan ternak yang menghasilkan susu melebihi kebutuhan konsumsi susu anak-anaknya. Produksi susu tersebut dapat dipertahankan sampai waktu tertentu atau selama masa hidupnya. Produksi susunya akan selalu ada walaupun anakanaknya sudah disapih atau sudah tidak disusui lagi. Susu yang dihasilkan oleh ternak perah inilah yang dimanfaatkan oleh manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan protein hewani tubuh mereka. Ternak perah tidak hanya sapi, bisa juga kambing. Karena selain sapi, ada juga bangsa kambing yang bisa dijadikan sebagai ternak perah. Bangsa kambing yang bisa dijadikan sebagai ternak perah memiliki ciri-ciri fisik yang sedikit berbeda dari bangsa kambing yang dijadikan sebagai ternak potong. Selai itu bangsa kambing perah tidak bisa dibudidayakan disembarang wilayah seperti bangsa kambing potong, walaupun bisa itupun harus mendapat perlakuan yang khusus. Hal ini karena berhubungan dengan produksi susu yang akan dihasilkan. Produksi susu pada kambing perah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah, faktor genetik, struktur anatomi, struktur fisiologis,. Selai faktor faktor tersebut sebagaimana ternak pada umumnya, ternak kambing perah juga memerlukan manajemen pemeliharaan yang baik agar produksinya bisa maksimal. Dalam manajemen pemeliharaan yang harus selalu diperhatikan adalah sistem perkandangan, pemberian pakan dan air minum serta tidak lupa kesehatan dari ternak itu sendiri. Kualitas air susu yang dihasilkan oleh kambing perah tergantung dari faktor bangsa, jenis, umur, pakan dan interval laktasi. 1.2. TUJUAN

Praktikum ini dilakukan dengan tujuan : Agar mahasisiwa dapat mengenali bangsa bangsa kambing perah melalui pengamatan ciri ciri fisiologis dari masing-masing bangsa itu. Agar mahasiswa mengetahui keadaan lingkungan yang sesuia untuk budidaya kambing perah Agar mahasisiwa mengetahui bentuk atau tipe perkandangan yang baik untuk budidaya kambing perah. Agar mahasiswa dapat mengetahui manajemen pemberian pakan dan air minum yang baik untuk budidaya kambing perah. Agar mahasisiwa dapat mengetahui cara atau teknik pemerahan yang benar. Agar mahasisiwa dapat mengetahui dan memahami berbagi jenis penyakit yang biasa menyerang ternak kambing perah dan cara pengobatan serta pencegahannya.

BAB II Tinjauan pustaka


Kambing perah adalah jenis kambing yang dipelihara dengan tujuan untuk menghasilkan susu. Terdapat beberapa bangsa kambing perah yaitu, kambing etawah, saanen, boer,togenberg, nubian dan kacang. Kambing-kambing perah yang biasa ditemui di Indonesia adalah kambing nubian, saanen boer dan kambing peranakan seperti peranakan etawa serta persilangannya. Karakteristik kambing etawa adalah postur tubuhnya yang lansing, tinggi dan panjang. Kambing saanen memiliki karakteristik warna bulunya putih/krem mulus dengan kepala relatif ringan dan telinga pendek tegaksrte bad an lebar-panjangdengan bobot induk 20-25 kg, produksi susu 2-3l/ek/hr dan tinggi gumba induk 75 cm. Kambing nubian memiliki warna beragam dengan teling panjang terkulai, hidung dan kepala bulat, bobot induk 20-25 kg, produksi susu 2-3 l/ek/hr dan tinggi gumba induk 85 cm. Kambing PE memiliki waran bulu yang beragam (coklat, hitam, merah, putih)dengan telinga panjang terkulai dan sedikit melipat diujung, hidung melengkung, kaki panjang berambut, bobot induk 30 kg, produksi susu 1-1,5 l/ek/hr. Kambing Jawa/ kacang memiliki warna coklat/hitam/putih dengan hidung lurus, berjenggot dan telinga pendek, bobot induk 20-25 kg dan produksi susu 0,51L/ek/hr.(Peterson et al 1978 dan Murtidjo 1995). Ambing dan puting serta semua sistem (pembuluh darah, limpa, hormon, dan syaraf)pada ternak ruminansia termasuk kambing akan aktif menjelang dan selama fase laktasi. Hal ini ditandai dengan pembesaran bentuk ambing dan putting karena terjadinya perkembangan, perpanjangan, percabangan, dan pengaktifan saluran dan alveoli yang ada didalam mamari(Larson, 1986). Oleh karena itu ukuran ambing dan puting dapat dipakai sebagai indikator produksi susu terutama berkorelasi terhadap sebelum dan sesudah pemerahan.(Reynolds and Brown, 1991) Fisiologi lingkungan

Lingkungan menurut asalnya dibagi menjadi dua, yaitu lingkungan alam dan lingkungan buatan. Lingkungan alam terdiri dari faktor iklim yaitu suhu udara, kelembaban udara, kecepatan angin, tekanan udara, curah hujan, ketinggian, debu, cahaya dan radiasi kosmik (Williamson dan Payne, 1993). Lingkungan alam dipengaruhi oleh cahaya dan iklim, sedangkan lingkungan buatan terdiri dari polusi lingkungan, komponen toksis pada air, factor mekanis, radiasi ionisasi dan ionisasi udara buatan. Selain lingkungan diatas masih

ada lingkungan lainnya yaitu lingkungan social, tanah vegetasi, endoparasit dan ektoparasit (Siregar, 1993). 1.Pengukuran suhu udara Suhu merupakan bentuk karakteristik inherent, yang dimiliki oleh suatu benda yang berhubungan dengan panas dan energi. Jika panas dialirkan pada suatu benda maka suhu benda akan meningkat, sebaliknya suhu benda akan turun jika benda yang bersangkutan kehilangan panas (Williamson dan Payne, 1993). Pengembangan kambing perah disekitar subtropis sebaiknya dipilih daerah yang mempunyai suhu lingkungan antara 18,3 - 21,1 C dan kelembaban diatas 55% dengan ketinggian antara 790 - 1220

m di atas permukaan laut. Daerah yang cocok untuk sapi perah dengan suhu lingkungan 21 - 25 C dengan ketinggian tempat 790 m dari permukaan laut (Siregar, 1993).

Menurut Campbell dan Lasley (1985), suhu udara pada daerah yang nyaman (comfort zone) untuk usaha sapi perah adalah berkisar antara 15,56 - 26,67C. 2.Pengukuran kelembaban Kelembaban udara adalah perbandingan relatif uap air yang ada dalam udara jenuh pada tekanan dan suhu yang sama. Kelembaban relatif erat hubungannya dengan tingkat penguapan air dari tubuh ternak ke lingkungan (Siregar, 1993). Kelembaban udara relatif lebih tinggi pada udara dekat permukaan pada pagi hari disebabkan karena penambahan uap air hasil evatranspirasi dari permukaan atau pengembunan yang memanfaatkan uap air yang berasal dari udara (Williamson dan Payne, 1993). 3. Pengamatan cahaya matahari

Sinar matahari pagi dapat mempengaruhi kesehatan ternak. Kandang yang baik sebaiknnya menghadap ketimur, agar cahaya matahri pagi bisa masuk kedalam kandang. Perkandangan Perkandangan merupakan kompleks tempat tinggal ternak dan pengelola yang digunakan untuk melakukan kegiatan proses produksi sebagian atau seluruh kehidupannya dengan segala fasilitas dan peralatannya, sedangkan kandang adalah tempat tinggal ternak untuk melakukan kegiatan produksi maupun reproduksi dari sebagian atau seluruh kehidupannya (Sudarmono, 1993). Dalam pembuatan kandang kambing perah diperlukan beberapa persyaratan yaitu terdapat ventilasi, memberikan kenyamanan kambing perah, mudah dibersihkan, dan memberi kemudahan bagi pekerja kandang dalam melakukan pekerjaannya (Siregar, 1993). Bangunan kandang harus memberikan jaminan hidup yang sehat, nyaman bagi kambing dan tidak menimbulkan kesulitan dalam pelaksanaan tata-

laksana. Oleh karena itu, konstruksi, bentuk, dan macam kandang harus dilengkapi dengan ventilasi yang sempurna, atap, dinding, lantai, tempat pakan dan air minum, selokan atau parit, dan ukuran petak kandang yang sesuai kapsitas (Blakely dan Blade, 1995). 1. Model kandang Ada dua jenis kandang yang sesuai dengan kambing perah yaitu: a). Model kandang panggung yang mempunyai kolong dan lantainya agak tinggi dari permukaan tanah. Dinding sebelah kiri, kana, dan belakang perlu ditutup untuk menghindari aliran angin. Lantai kandang hendakmnya bercelah 11/2 cm agar tinja dan air kencing langsung jatuh kekolong, makin mudah orang bekerja membersihkan atau mengambil komposnya. b). Model kandang mupuk atau kandang dengan lantai ditanah. Kandang ini tidak begitu disukai orang, karena mudah kotor dan lembab atau basah, lagi pula memerlukan lebih banyak tenaga untuk memelihara agar lantai tetap kering dan juga diperlukan banyak potongan jerami yang kering untuk itu.

Pemberian pakan dan air minum

Pakan berguna untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok, seperti produksi (tumbuh besar, gemuk dan susu) dan untuk bereproduksi (kawin, bunting, beranak, menyusui). Pemberian pakan harus sesuai dengan kebutuhannya dan jumlahnya disesuaikan dengan status fisiologis ternaknya. Sebagai patokan umum yaitu 10% bahan kering dari bobot badan. Pakan untuk kambing dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu sumber energi, sumber protein dan sumber mineral. Sumber energi antara lain biji-bijian: jagung, sorgum, dedak: padi, dedak gandum, dedak jagung, ketela rambat, singkong, onggok, rumput-rumputan dan jerami padi. Bahan pakan yang merupakan sumber protein antara lain jenis leguminosa glirisidia, turi, lamtoro, centrocema, sisa pertanian seperti : daun kacang, daun singkong, bungkil kedelai, biji kapas, ampas tahu, ampas kecap dan lain-lain. Sebagai sumber mineral dapat ditambahkan garam atau mineral mix. Air minum harus selalu tersedia di dalam kandang. Kambing menyukai pakan yang tidak biasa dikonsumsi oleh hewan lain. Pakan utama kambing adalah tunas-tunas sesuai dengan sifat alamiah kambing (browser). Kambing sangat efisien dalam mengubah pakan berkualitas rendah menjadi protein yang ber kualitas tinggi (Blakely dan Bade , 1994).

Hijauan dapat disediakan dengan cara mencari di alam atau dapat pula dibudidayakan. Penanaman dapat dilakukan di areal yang tidak dimanfaatkan untuk tanaman pertanian, seperti di galengan/pematang sawah pinggir jalan, tanah desa, di lereng atau bahkan dapat ditanam sebagai pagar hidup, dan di area tanam sebagai monokultur. Berbagai jenis hijauan yaitu rumput (rumput alam, rumput gajah, setaria, rumput benggala, rumput raja dan lain sebagainya). Selain itu jenis hijauan lain yaitu leguminosa (daun, kacang-kacangan, lamtoro, turi, glirisidia, kaliandra, albasia dan lain-lain). Hijauan yang berasal dari sisa hasil panen seperti daun ubi, daun nangka, jerami kacang tanah, jerami kacang kedelai, jerami jagung dan daun pisang juga dapat digunakan sebagai pakan kambing. Dalam pemberian pakan hijauan, perlu diperhatikan imbangan antara rumput dan daun leguminosa dikaitkan dengan kondisi fisiologis ternak. Pada kambing dewasa, pemberian pakan rumput dan leguminosa dapat diberikan dengan perbandingan 3 : 4. Namun bila ternak dalam keadaan bunting, sebaiknya perbandingan rumput dan daun leguminosa adalah 3 : 2. Lain halnya bila kambing sedang menyusui, perbandingan sebaiknya 1 : 1. Anak kambing lepas sapih diberikan rumput dan daun leguminosa dengan perbandingan 3 : 2. Hindari pemberian hijauan yang masih muda, jika terpaksa digunakan hendaknya diangin-anginkan selama minimal 12 jam untuk menghindari terjadinya bloat (kembung) pada kambing. Pakan sebaiknya diberikan 2 kali sehari (pagi dan sore), dan berikan juga air minum dan garam beryodium secukupnya. Untuk kambing bunting, induk menyusui, kambing perah dan pejantan yang sering dikawinkan perlu ditambahkan makanan penguat dalam bentuk bubur berupa campuran dedak, ampas tahu dan bahan lain yang ada di daerahnya sebanyak 0,5 - 1 kg/ekor/hari. Bahan pakan berupa hijauan juga dapat diawetkan pada saat hijauan melimpah seperti membuat silase atau hay. Jerami padi, kacang-kacangan, limbah pertanian lainnya juga dapat diawetkan sebagai pakan kambing di saat musim

kemarau(http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/pakan-dan-pemberiannya).

a. Zat makanan
Zat-zat makanan yang diperlukan terdiri dari : 1). Protein semua tenunan tubuh hewan mengandung banyak protein, kadarnya berkisar 15-17%. Protein terbentuk dari asam-asam amino. Beberapa asam amino tidak dapat dibentuk didalam tubuh hewan, oleh karena itu harus tersedia didalam ransum. Hasil yang dikehendaki dari hewan, banyak memerlukan protein. Oleh karena itu ransum yang mengandung protein tinggi sangat penting artinya.

Fungsi protein adalah : Untuk pertumbuhan badan Mengganti jaringan yang rusak Berproduksi(daging dan susu) Pertumbuhan rambut

Ransum kambing sebaiknya mengandung 9-14 protein. 1). Lemak Lemak merupakan sumber tenaga cadangan yang bisa disimpan atau ditimbun didalam tubuh. Daya melemak kambing lebih rendah daripada domba. 2). Karbohidrat, ransum yang mengandung karbohidrat yang tinggi akan mempercepat penimbunan lemak pada alat-alat tubuh, sehingga hewan manjadi cepat gemuk. 3). Mineral, mineral tidak kalah pentingnya dengan zat makanan yang lain. Beberapa jenis mineral yang dibutuhkan oleh ternak kambing perah adalah: Ca(calcium) dan p fosfor Garam dapur(NaCl) J (yodium) Fe, Cu, dan Co

4).Vitamin, ternak kambing mampu membuat sendiri beberapa vitamin, sehingga kekurangan akan vitamin jarang terjadi. 5).Air, air penting artinya bagi tubuh, adapun gunanya adalah: Mengedarkan zat makanan keseluruh tubuh Mengatur panas tubuh Membentuk tubuh

Kekurangan air 10% didalam tubuh dapat mengganggu ternak, Jika kekurangan air mencapai 20%, maka ternak akan mati.

b. Rumput
Untuk bisa dijadikan bahn makanan yang sempurna, rumput harus memenuhi 3 syarat penting yaitu: 1) Mempunyai nilai yang tinggi 2) Mudah dicerna, rumput hendaknya dalam keadaan masih muda. Sebaik-baiknya rumput dipotong sebelum berbunga. Sebaliknya rumput yang diberikan masih terlalu muda menimbulkan gangguan perut.

3) Diberikan dalam jumlah yang cukup, kambing dewasa membutuhkan rumput sebanyak 7 kg seekor sehari, tidak termasuk yang tidak dimakan.

c. Daun
Jenis daun yang disukai ternak kambing adalah : turi, nangka, waru, pisang, jinjing, jaranan, lamtoro dan masih banyak lagi.

d. Makanan penguat atau konsentrat


Makanan penguat terdiri dari beberapa campuran bahan makanan. Makin banyak bahan yang dipakai makin sempurna ransum itu. Bahan makanan yang populer unntuk kambing adalah sebagai berikut: 1) Dedak padi ,dedak padi halus adalah paling tinggi nilainya. Dedak kasar dapat mengganggu pencernaan. Kadungan pprotein sedang dan banyak karbohidrat. Dedak yang halus adalah dedak kesukaan kambing, lebih-lebih dedak yang masih baru. 2) Dedak jagung, dedak jagung lebih disukai kambing dibanding dedak padi, sedangkan pengaruhnya sama. 3) Bungkil kelapa, bungkil ini dipakai sebagai campuran dalam ransum. Proteinya 2 kali lebih besar daripada dedak halus dan dedak jagung. Mengandung lemak yang tinggi, cocok untuk kambing yang di perah. Pemerahan Kambing yang diperah hendaknya lebih banyak diberikan daun-daunan. Jika susu merupakan hasil utama, maka maka pemerahan dilakukan 2 kali sehari jam 6 pagi dan jam 4 sore. Kambing yang diperah 2 kali harus memperoleh perawatan dan makanan yang serba cukup, melebihi dari makanan yang diterima oleh induk yang sekedar menyusui saja. Pemerahan dapat dilakukan vaik sacara mekanik maupun secara manual. Di Indonesia peternak memerah pada umumnya dengan cara manual. Kesehatan dan penyakit Kambing sama seperti ternak lainnya, mereka juga bisa mengidap jenis penyakit tertentu. Beberapa jenis penyakit yang menyerang ternak kambing ini biasanya disebabkan oleh manajemen pemeliharaan yang kurang baik. Mulai dari manajemen pakan , kandang dan lingkunagn sekitar kandang. Data yang diperoleh pada saat pratikum di LPPB Bengkulu, penyakit yang pernah teridentifikasi pada peternakan tersebut antara lain :

a). Mastitis Mastitis adalah penyakit yang ditandai dengan peradangan pada kelenjar susu oleh luka karena mekanis antara lain lantai kandang yang kotor dan kasar, mesin pemerah yang kurang tepat pemakaianya, peralatan kandang yang tajam, atau secara kimiawi dapat disebabkan desinfektan yang menyebabkan radang. Dalam banyak kasus, mastitis juga disebabkan oleh berbagai macam bakteri seperti streptococcus, staphylococcus dan coliform. Secara laboratories susu dari ternak perah yang terinfeksi mastitis biasanya mempunyai somatic cell count (SCC) yang tinggi. Nilai SCC sebesar 50.000/ml susu menyebabkan penurunan produksi susu.(Sulistyowati, et. al.1997). Mastitis juga sering terjadi akibat pemerahan yang tidak hati hati atau sebelum pemerahan kambing tidak dibersihkan ambingnya dengan desinfektan. Kambing dewasa terjadi demam dan suhu tubuh meninggi, nafsu makan berkurang dan produksi susu berkurang atau terhenti. Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan selalu menjaga kebersihan sebelum melakukan pemerahan dan menghindarkan perlakuan yang kasar saat melakukan pemerahan. Pengobatan penyakit ini dapat dilakukan dengan memberi obat obatan antibiotic lewat air minum, atau dapat diberi penicillin.(Murtidjo,(1993). b). Scabies Scabies atau kudis adalah salah satu penyakit yang sering dijumpai pada kambing yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei yang menyebabkan dermatitis gatal yang parah. Scabies menyebar dengan mudah melalui kontak langsung, dan bahan-bahan yang ada di kandang seperti pagar, tempat pakan, dan bahan lain yang terkontaminasi bertindak sebagai carrier (Blood et al., 1986). Penyakit ini menimbulkan kerugian akibat penurunan berat badan (Manurung dkk., 1992), penurunan produksi daging, kualitas kulit dan gangguan kesehatan masyarakat (Iskandar, 2000) dan penurunan harga jual kambing sampai 1/3 harga normal (Manurung 1991). Bahkan Manurung dkk (1986) menyebutkan bahwa kambing scabies yang tidak diobati bisa mengalami kematian dalam tiga bulan. Selain kerugian ekonomis tersebut, penyakit ini juga sangat merugikan karena bersifat zoonosis yaitu penyakit ternak yang mampu menyerang manusia (Blood et al., 1986) dalam http//medisveterinergk,2009. Pengobatan dapat dilakukan dengan injeksi (suntik) Ivermectin (Ivomec: merk dagang). Dosis yang diberikan umunya 1 ml untuk 20 kg bobot kambing. Pemberian dosis injeksi harus dikonsultasikan dengan dokter hewan. Injeksi diulang 10-14 hari kemudian dari injeksi yang pertama. Masa 10-14 hari adalah waktu yang diperlukan untuk sebuah telur tungau Sarcoptes scabiei yang mungkin masih tersisa untuk menetas. Ivomec

umumnya dijual dalam kemasan 50 ml/botol. Ivomec tidak boleh diberikan kambing yang bunting karena dapat menyebabkan keguguran. Selain itu Ivomec baru bisa diberikan pada kambing diatas umur 2 bulan.(Http://etawajaya.com). c). Cacingan Penyakit cacing merupakan penyakit yang dapat menyebabkan kambing penderita akan mengalami hambatan pertambahan berat tubuh. Akibat dari serangan penyakit cacing antara lain cacing menyerap sebagian zat makanan yang seharusnya untuk pertambahan berat tubuh, cacing merusak jaringan jaringan organ vital dan menyebabkan kambing menjadi kurang nafsu mengkonsumsi makanan. Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan menghindarkan pemberian makanan kasar atau hijauan pakan yang terkontaminasi siput dan usahakan hijauan pakan sebelum diberikan pada ternak kambing dicuci terlebih dahulu. Pengobatan penyakit ini dapat menggunakan zanil atau valbazen yang diberikan lewat air minum atau lewat suntikan dengan dovanik.(Murtidjo,1993). Obat obatan yang lain yang digunakan di LPPB Bengkulu yaitu albindasol.

http://medisveterinergk.wordpress.com/2009/08/07/scabies-atau-kudis-pada-kambing/ http://www.etawajaya.com/pengobatan-kudis-scabies-pada-kambing-etawa/

PEMBAHASAN
1. Jenis kambing yang diternakan di LPPB Bengkulu. a). Kambing Nubian Dari pengamatan ciri fisik dan pengukuran berat badan kambing jenis Nubian yang terdapat di LPPB Bengkulu, kambing Nubian memiliki ciri ciri antara lain bertubuh besar, telinga menggantung atau terkulai, dan berat badan mencapai 60.45 kg, hal ini sesuai dengan pengamatan Purnomoadi (2003) yang menyebutkan berat badan kambing Nubian berkisar antara 20 60 kg. Selain itu kambing Nubian mempunyai betuk ambing yang asimetris hal ini di sebabkan karena kambing tersebut hanya melahirkan satu anak dalam satu periode kelahiran sehingga pada saat menyusui hanya satu sisi ambing yang mendapat rangsangan dari anak untuk mensekresikan susu. b). Kambing Peranakan Etawa (PE) Merupakan bangsa kambing dari hasil persilangan kambing kacang dengan kambing etawah. Kambing PE memiliki sifat antara kambing kacang dan kambing etawah.spesifikasi dari kambing ini adalah hidung agak melengkung, telinga agak besar dan terkulai dan produksi air susunya 1 - 1.5 liter per hari. (Murtidjo,1993). Pada saat pratikum, performance kambing PE yang diukur antara lain panjang badan 72 cm, lingkar dada 88 cm, tinggi badan 76 cm. dan berat badan 55.76 kg. c). Kambing Peranakan Spesifikasi dari kambing persilangan antara kambing Nubian dengan Boer di LPPB Bengkulu antara lain lingkar dada 94 cm, panjang badan 75 cm, tinggi 75 cm dan berat badan di asumsikan mencapai 66.27 kg. Dari ketiga jenis kambing di atas pengukuran berat badan dilakukan dengan menggunakan rumus Winter yang diubah oleh Arjodarmoko dalam Purnomoadi (2003), yaitu dengan cara mengalikan panjang badan dengan lingkar dada dikuadrakan kemudian dibagi 104 atau sepuluh ribu.

2. Faktor Lingkungan Pengukuran suhu dilakukan di tiga tempat berbeda atara lain kandang induk betina, kandang pejantan dan kandang cempe atau yang sudah disapih. Rata rata suhu hasil pengukuran pada saat pemerahan di pagi hari sebesar 23 oc. suhu tersebut merupakan suhu yang nyaman untuk hidup ternak yang berkisar antara 18 30 oc.

Kesehatan dan penyakit Kambing sama seperti ternak lainnya, mereka juga bisa mengidap jenis penyakit

tertentu. Beberapa jenis penyakit yang menyerang ternak kambing ini biasanya disebabkan oleh manajemen pemeliharaan yang kurang baik. Mulai dari manajemen pakan , kandang dan lingkunagn sekitar kandang. Data yang diperoleh pada saat pratikum di LPPB Bengkulu, penyakit yang pernah teridentifikasi pada peternakan tersebut antara lain : a). Mastitis Mastitis adalah penyakit yang ditandai dengan peradangan pada kelenjar susu oleh luka karena mekanis antara lain lantai kandang yang kotor dan kasar, mesin pemerah yang kurang tepat pemakaianya, peralatan kandang yang tajam, atau secara kimiawi dapat disebabkan desinfektan yang menyebabkan radang. Dalam banyak kasus, mastitis juga disebabkan oleh berbagai macam bakteri seperti streptococcus, staphylococcus dan coliform. Secara laboratories susu dari ternak perah yang terinfeksi mastitis biasanya mempunyai somatic cell count (SCC) yang tinggi. Nilai SCC sebesar 50.000/ml susu menyebabkan penurunan produksi susu.(Sulistyowati, et. al.1997). Mastitis juga sering terjadi akibat pemerahan yang tidak hati hati atau sebelum pemerahan kambing tidak dibersihkan ambingnya dengan desinfektan. Kambing dewasa terjadi demam dan suhu tubuh meninggi, nafsu makan berkurang dan produksi susu berkurang atau terhenti. Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan selalu menjaga kebersihan sebelum melakukan pemerahan dan menghindarkan perlakuan yang kasar saat melakukan pemerahan. Pengobatan penyakit ini dapat dilakukan dengan memberi obat obatan antibiotic lewat air minum, atau dapat diberi penicillin.(Murtidjo,(1993). b). Scabies Scabies atau kudis adalah salah satu penyakit yang sering dijumpai pada kambing yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei yang menyebabkan dermatitis gatal yang parah. Scabies menyebar dengan mudah melalui kontak langsung, dan bahan-bahan yang ada di kandang seperti pagar, tempat pakan, dan bahan lain yang terkontaminasi bertindak sebagai carrier (Blood et al., 1986). Penyakit ini menimbulkan kerugian akibat penurunan berat badan (Manurung dkk., 1992), penurunan produksi daging, kualitas kulit dan gangguan kesehatan masyarakat (Iskandar, 2000) dan penurunan harga jual kambing sampai 1/3 harga normal (Manurung 1991). Bahkan Manurung dkk (1986) menyebutkan bahwa kambing scabies yang tidak diobati bisa mengalami kematian dalam tiga bulan. Selain kerugian ekonomis tersebut, penyakit ini juga sangat merugikan karena bersifat

zoonosis yaitu penyakit ternak yang mampu menyerang manusia (Blood et al., 1986) dalam http//medisveterinergk,2009. Pengobatan dapat dilakukan dengan injeksi (suntik) Ivermectin (Ivomec: merk dagang). Dosis yang diberikan umunya 1 ml untuk 20 kg bobot kambing. Pemberian dosis injeksi harus dikonsultasikan dengan dokter hewan. Injeksi diulang 10-14 hari kemudian dari injeksi yang pertama. Masa 10-14 hari adalah waktu yang diperlukan untuk sebuah telur tungau Sarcoptes scabiei yang mungkin masih tersisa untuk menetas. Ivomec umumnya dijual dalam kemasan 50 ml/botol. Ivomec tidak boleh diberikan kambing yang bunting karena dapat menyebabkan keguguran. Selain itu Ivomec baru bisa diberikan pada kambing diatas umur 2 bulan.(Http://etawajaya.com). c). Cacingan Penyakit cacing merupakan penyakit yang dapat menyebabkan kambing penderita akan mengalami hambatan pertambahan berat tubuh. Akibat dari serangan penyakit cacing antara lain cacing menyerap sebagian zat makanan yang seharusnya untuk pertambahan berat tubuh, cacing merusak jaringan jaringan organ vital dan menyebabkan kambing menjadi kurang nafsu mengkonsumsi makanan. Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan menghindarkan pemberian makanan kasar atau hijauan pakan yang terkontaminasi siput dan usahakan hijauan pakan sebelum diberikan pada ternak kambing dicuci terlebih dahulu. Pengobatan penyakit ini dapat menggunakan zanil atau valbazen yang diberikan lewat air minum atau lewat suntikan dengan dovanik.(Murtidjo,1993). Obat obatan yang lain yang digunakan di LPPB Bengkulu yaitu albindasol.

http://medisveterinergk.wordpress.com/2009/08/07/scabies-atau-kudis-pada-kambing/ http://www.etawajaya.com/pengobatan-kudis-scabies-pada-kambing-etawa/

You might also like