You are on page 1of 93

Menuju Puncak Taqwa melalui

Akademi Ramadhan
Penulis : • Budi Dharmawan
• Hasan Rifa’i Al Faridy
Penyunting : • Abu Salman
• Harjani Hefni, LC
Desain Sampul : • Abu Fadhilah
• Kjell B. Sandved
Penerbit : Yayasan Medina
Jl. Raya Bogor KM 31
Cimanggis, Depok 16951, Indonesia
Tel : +62 21 872 2558
Fax: +62 21 872 2831
HP : +62 81 5961 7000
Email: azhar.zainuri@ui.edu
Cetakan Pertama : September 2004
Cetakan Kedua : Oktober 2004
Cetakan Ketiga : Agustus 2006
Cetakan Keempat : Agustus 2008

HAK CIPTA DILINDUNGI OLEH UNDANG UNDANG RI NO.7 TAHUN 1987


BOLEH DIPERBANYAK UNTUK KEPENTINGAN DAKWAH

PERPUSTAKAAN NASIONAL RI: KATALOG DALAM TERBITAN (KDT)


Dharmawan, Budi et.al.,

Menuju Puncak Taqwa melalui Akademi Ramadhan/ Budi Dharmawan, et..al.-


Cetakan 4- Jakarta: Yayasan Medina, 2008, 83 halaman + x
1. Ramadhan I. Judul II. Dharmawan, Budi
ISBN 979 – 15087-0-4
KATA SAMBUTAN

Segala puji bagi Allah Rob Semesta Alam yang mengatur hidup dan
kehidupan ini dengan seimbang sehingga ketenteraman dan kenyamanan
hidup akan kita rasakan manakala keta’atan tanpa reserve kita berikan
kepadaNya setiap saat.

Salawat serta salam kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa


Salaam, beserta keluarganya, sahabat serta pengikutnya hingga akhir
zaman. Beliaulah manusia teladan dan panutan kita, sehingga jalan lurus
akan dapat kita tempuh karena taat kepada manhaj beliau yang rinci,
dimana tak satu aturanpun terlewatkan oleh beliau yang tak pernah
merasa penat untuk kebaikan ummatnya. Beliau juga tak pernah merasa
hebat dengan status kenabiannya karena ia adalah teladan kita dalam
ketaatannya kepada Allah.

Saya menyambut gembira karya akhi Budi Dharmawan yang telah


menyusun petunjuk praktis Ramadhan dalam sebuah buku yang diberi
judul: “Menuju Puncak Taqwa melalui Akademi Ramadhan”.

Buku ini berusaha untuk memberikan format baru agar terasa up to date
dengan apa yang tengah digandrungi oleh remaja kita akan sebuah acara
televisi stasiun swasta yang disebut sebagai : Akademi Fantasi” (AFI).
Ternyata acara ini bukan saja digandrungi oleh remaja , tapi juga anak-
anak serta orang tua dan merupakan acara TV dengan rating tertinggi
menurut versi Neilsen. Nampaknya demam acara serupa tengah merata
di seluruh stasiun televisi dunia dimana masing-masing stasiun televise
mengarah kepada acara-acara seperti itu dengan nama yang berbeda-
beda seperti di Indonesia misalnya ada “Indonesian Idols” mencontek dari
stasiun TV luar negeri. Tanpa kecuali negeri-negeri Islam ikut terhanyut
oleh acara ini dan mereka lupa sebenarnya ada Akademi yang lebih pas
iii
untuk semua usia dalam mencapai kebahagiaan bukan hanya
kebahagiaan dunia tetapi juga kebahagiaan akhirat.

Semua kita memiliki peluang istimewa untuk mencapai puncak dalam


Akademi Ramadhan, dan peluang itu selalu datang setiap tahun di bulan
Ramadhan. Mereka yang karena kelalaiannya sendiri tereliminasi pada
tahun ini dapat maju lagi pada tahun berikutnya. Ini merupakan bukti kasih
Allah kepada kita semua, yang tidak terjadi pada Akademi Fantasi (AFI).

Buku ini bukan buku Fiqih tentang puasa, tetapi cukup memadai untuk
digunakan sebagai petunjuk praktis menghadapi Ramadhan. Dengan
uraian ayat-ayat Al Qur’an dan Hadist yang cukup memadai apalagi
dilengkapi dengan tulisan tentang Zakat oleh Sdr. Hasan Rifa’i Al Faridy
sehingga menambah kesempurnaan buku ini. Saya berharap buku ini
sangat bermanfaat bagi penulis & keluarganya serta untuk kita semua.

Semoga akan muncul karya-karya berikutnya untuk menambah khazanah


pemikiran kita. Billahit taufiq wal hidayah Wassalamu ‘alaikum wa
rahmatullahi wa barakatuh.

DR. Salim Segaf Al-Jufri, MA

iv
CERITA SAMPUL:
KISAH ULAT MENJADI KUPU-KUPU

Ini adalah kisah tentang alfabet (A sampai Z) dan angka numerik (0


sampai 9). Mereka begitu beraneka dan menjadi indah setelah bersama-
sama dikumpulkan dalam suatu kesatuan.

Tapi pernahkah terpikir oleh kita bahwa dibutuhkan waktu 20 tahun untuk
mengumpulkan semuanya dan antara huruf serta angka yang satu
dengan yang lain boleh jadi didatangkan dari negeri yang berbeda?

Mengapa ? Karena semua huruf dan angka ini adalah lukisan Allah pada
sayap kupu-kupu. Kjell B. Sandved seorang fotografer yang gigih telah
bekerja selama 20 tahun untuk mengumpulkan semuanya. Diantara
kupu-kupu tersebut ditemuinya di Guinea; Malaysia; Brasilia dan belahan
dunia lainnya….

Kisah ini dimulai dari kupu-kupu yang lucu. Dia seringkali ditanya oleh
anak TK “kemana engkau terbang?” Pertanyaan ini muncul karena sang
kupu-kupu selalu hilir mudik mencari. Ternyata yang dicari adalah bunga-
bunga yang indah. Sementara sang kupu-kupu sesekali berayun-ayun di
atas tangkai yang lemah, sang anak kembali bertanya “Apakah sayapmu
tak merasa lelah?”

Begitu menyenangkannya kupu-kupu ini, sehingga si anak berusaha


untuk berempati dengan kelelahan sang kupu-kupu. Akhirnya karena si
anak selalu melihat bahwa si kupu-kupu selalu lincah bergerak dan
tampak gembira, maka si anak mengetahui bahwa kupu-kupu nya ini tak
pernah merasa lelah.

v
Tapi apakah si anak ini juga mengetahui bahwa lincah dan
menyenangkan si kupu-kupu hanyalah seekor ulat yang lamban dan tidak
disukai?

Ada satu hal yang guru atau orang tua sebaiknya tidak lupa untuk
menceritakannya. Yaitu suatu kenyataan bahwa tidaklah seekor ulat
dapat mengubah dirinya menjadi kupu-kupu sebelum terlebih dahulu dia
mengubah dirinya menjadi kepompong (pupa). Selama proses menjadi
kepompong ini sang ulat berpuasa menahan lapar dan dahaga. Sang ulat
demikian sabarnya sehingga akhirnya dengan seizin Allah dia menjadi
mahluk yang sama sekali baru (metamorfosa sempurna). Ada 7 kualitas
yang dimiliki oleh ulat yang telah menjadi kupu-kupu ini ;

1. Beberapa pasang kaki yang dapat memegang dengan kokoh dan


terampil.
2. Mata faset yang dapat melihat lebih jernih dan luas.
3. Dua pasang sayap yang simetris dan overlapping.
4. Sepasang antenna yang handal dan sensitif.
5. Keindahan warna yang beraneka.
6. Motif dan corak warna yang unik.
7. Sungut dan bulu-bulu halus di perut yang dapat mengangkut benang
sari.

vi
DAFTAR ISI

Hal
Kata Sambutan dari DR. Salim Segaf Al Jufri, MA iii
Cerita Sampul: Kisah Ulat Menjadi Kupu-Kupu v
Daftar Isi vii
1. Peserta Akademi Ramadhan 1
2. Persiapan Mengikuti Akademi Ramadhan 4
2.1. Persiapan pribadi 4
2.2. Persiapan oleh komunitas (lingkungan) 17
3. Hikmah dan Keutamaan Puasa 21
3.1. Pengertian Puasa 21
3.2. Hal hal yang membatalkan puasa 23
3.3. Hikmah puasa 25
3.4. Keutamaan puasa 26
4. Keistimewaan Ramadhan 30
4.1. Bulan paling utama yang paling berkah 30
4.2. Bulan pendidikan dan pelatihan 31
4.3. Bulan diturunkannya Al-Quran 32
4.4. Bulan ampunan dosa 32
4.5. Bulan yang memiliki lailatul qadr 33
4.6. Bulan dilipatgandakannya pahala 33
4.7. Bulan jihad dan kemenangan 34
5. Menuju Puncak Taqwa melalui Akademi Ramadhan 36
5.1. Niat dan Motivasi Puasa karena Allah 36

vii
DAFTAR ISI

Hal
5.2. Berusaha Mandi dari Hadats besar sebelum 36
Terbit Fajar
5.3. Melaksanakan Qiyam Ramadhan dan Tarawih 37
5.4. Mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka 38
5.5. Menjaga diri agar senantiasa membaca, 38
tadabbur, dan mengajarkan Quran
5.6. Berdoa ketika berbuka 41
5.7. Berlomba-lomba memberi makanan untuk orang 41
berbuka
5.8. Menjaga mata, telinga dan lidah 41
5.9. Senantiasa berusaha untuk telah berada di
Masjid sebelum adzan 42
5.10. Senantiasa melaksanakan shalat sunnah rawatib
12 rakaat setiap hari 43
5.11. Senantiasa melaksanakan shalat dhuha 44
5.12. Mendisiplinkan diri agar terbiasa shalat 2 rakaat
setelah wudhu 44
5.13. Memperbanyak dzikrullah 45
5.14 Memperbanyak bacaan shalawat kepada nabi 46
5.15. Memperbanyak istigfar 47
5.16. Memperbanyak shadaqah dan membantu orang
lain 47

viii
DAFTAR ISI

Hal
5.17. Memperbanyak silaturahim 47
5.18. Membantu dan menjenguk saudara saudara kita
yang sedang sakit 47
5.19. Melakukan umroh di bulan Ramadhan 48
5.20. Berdakwah menyeru manusia ke jalan Allah 48
5.21. Meningkatkan kesadaran bermuroqobah dan
muhasabah 49
5.22. Mengelola waktu dengan amal bermanfaat 49
5.23. Bersungguh sungguh di 10 hari terakhir dan
berusaha menggapai malam Lailatul qadr dengan
melaksanakan i’tiqaf di Masjid 52
5.24. Menjauhi kegiatan yang bisa merusak pahala
Ramadhan 55
5.25. Membayar Zakat Fitrah dan Zakat Mal 55
5.26. Melaksanakan takbir di malam Iedul Fitri 56
5.27. Melaksanakan Shalat Iedul Fitri 57
5.28. Merayakan Iedul Fitri secara sederhana 58
5.29. Melaksanakan puasa Syawal 59
5.30. Menjalani Kehidupan Pasca Ramadahan
layaknya bagaikan Ramadhan 60

ix
DAFTAR ISI

Hal
6. Panduan Zakat (Tulisan Hasan Rifa’i Al Farify) 61
6.1. Makna Zakat 61
6.2. Penyebutan Zakat dan Infaq dalam Al-Quran dan
As-Sunnah 61
6.3. Hukum Zakat 62
6.4. Macam-macam Zakat 62
6.5. Syarat-syarat wajib Zakat 62
6.6. Pengertian Maal (harta) 63
6.7. Syarat-syarat Kekayaan yang wajib dizakati 63
6.8. Harta (Maal) yang wajib dizakati 65
6.9. Nishab dan Kadar Zakat 67
6.9.1. Harta Peternakan 67
6.9.2. Emas dan Perak 71
6.9.3. Harta Perniagaan 73
6.9.4. Hasil Pertanian 75
6.10. Zakat Profesi 78
6.11. Harta Lain-Lain 79
6.12. Hikmah Zakat 82

x
BAB 1
AKADEMI RAMADHAN

Tanpa kita sadari sesungguhnya bulan Ramadhan merupakan sebuah


Akademi. Akademi yang Nyata dan Sejati dan bukan sekedar
Akademi Fantasi. Dia bukan sekedar Akademi yang ingin mencetak
pesertanya menjadi „entertainer“ tapi menjadi “artis kehidupan“ dunia
dan akhirat. Dia bukan sekedar akademi yang ingin menghantarkan
pesertanya untuk menuju “puncak impian di hati“ menggapai bintang
tetapi ingin menghantarkan pesertanya menuju “puncak taqwa yang
sejati“ menggapai surga.

Dia merupakan Akademi yang memberi kesempatan kepada pesertanya


untuk menggapai puncak secara adil (fair) dan cerdas (smart) karena
seseorang tidak akan tereliminasi hanya karena hasil polling atau
hanya karena orang lain “tidak ngefans“ meskipun sesungguhnya boleh
jadi dia berbakat. Dalam Akademi ini seseorang tereliminasi semata-
mata karena dirinya sendiri, karena pada bulan ini Allah menutup pintu
neraka dan membelenggu syaitan-syaitan. Maka tereliminasilah mereka
yang telah melewati Ramadhan tetapi Surga justru tertutup baginya,
dikarenakan dia telah pandai menciptakan syaitan-syaitan bagi dirinya
sendiri di bulan Ramadhan. Sehingga tidak ada yang dia dapat di dalam
bulan Ramadhan tersebut kecuali haus dan lapar belaka. Naudzubillahi
min dzalika!

Jika pada Akademi Fantasi tiap orang sesungguhnya berjuang untuk


mengalahkan orang lain maka pada Akademi Ramadhan, maka tiap
orang berjuang untuk mengalahkan dirinya sendiri. Kalau pada
Akademi Fantasi setiap orang diiming-imingi oleh kemasyhuran,
kekayaan dan kenaikan status sosial, maka pada Akademi
1
Ramadhan setiap orang diiming-imingi oleh berkah, rahmat dan
maghfiroh (ketingggian derajat di surga). Jika pada Akademi Fantasi
untuk mencapai puncak seseorang harus menempuhnya selama 70
sampai 90 hari, maka pada Akademi Ramadhan untuk mencapai
puncak seseorang cukup menempuhnya selama satu bulan. Kalau
Akademi Fantasi semakin menggiring seseorang kepada kehidupan
yang semakin simpel dan praktis (konsumerisme pragmatis) duniawi
maka Akademi Ramadhan semakin menggiring seseorang kepada
kehidupan yang paling berkualitas (the excellent quality of life), yaitu
kehidupan yang semakin mendekatkan seseorang kepada akhirat.

Kalau Akademi Fantasi aslinya diambil dari Meksiko maka Akademi


Ramadhan aslinya diambil dari Pencipta-Pemilik-Pemelihara-
Penguasanya Meksiko dan bahkan Alam Semesta. Kalau dalam
Akademi Fantasi seseorang secara intensif diasah kualitas atau
kemampuannya dalam menyanyi, menari dan penampilan (outer
personality) nya, maka dalam Akademi Ramadhan seseorang secara
intensif diasah kualitas atau kemampuannya dalam membawakan Al-
Qur’an, beribadah dan karakter (inner personality) nya. Kalau dalam
Akademi Fantasi seseorang diundang menjadi tamu sebuah industri
hiburan, maka dalam Akademi Ramadhan seseorang diundang menjadi
tamu Allah SubhanAllahu wa ta’aala.

Berbeda dengan Akademi Fantasi seperti Akademi Fantasi Mexico,


Akademi Fantasi Malaysia, dsb yang pesertanya dibatasi oleh ruang
lingkup negaranya masing-masing, maka peserta Akademi Ramadhan
adalah Muslimin dan Muslimat di seluruh dunia.

Seseorang yang makan sahur di Indonesia, kemudian pagi harinya


pergi ke Malaysia dan bermalam disana, dapat berbuka dan sekaligus
2
“tampil dalam konser“ tarawih di Malaysia. Ini mustahil dilakukan oleh
peserta Akademi Fantasi Indonesia yang setiap pekan harus tampil
dalam konser (hingga dia tereliminasi) di Indonesia, sehingga tidak
mungkin dia tampil dalam konser Akademi Fantasi di Malaysia.

Akademi Ramadhan melibatkan jumlah peserta terbesar dibandingkan


aktifitas apapun sepanjang sejarah di dunia ini termasuk Perang Dunia.
Hal ini terjadi karena kesertaan seorang muslim dalam Akademi
Ramadhan tidak melalui proses seleksi tetapi justru diwajibkan kepada
mereka yang berakal dan telah baligh hingga batas usia sebelum udzur
dan kepada mereka yang tidak sedang atau memiliki halangan syar’i.
Maka tidak heran jika jumlah peserta Akademi Ramadhan seluruh dunia
ini jumlahnya mendekati 1 milyar jiwa. SubhanAllah!. Oleh karena itu,
kita dapat menyebut Ramadhan sebagai “the month of the world“.
Keujung belahan dunia manapun kita pergi di bulan Ramadhan maka
kita akan mendapati orang-orang yang tengah berpuasa disana.

3
BAB 2.
PERSIAPAN MENGIKUTI AKADEMI RAMADHAN

Kalangan yang terlibat dalam Akademi Ramadhan dapat dibagi atas 2


bagian:

a. Pribadi
b. Lingkungan (komunitas)

Untuk memperoleh hasil optimal dari Akademi Ramadhan, perlu


persiapan matang baik oleh kita sebagai pribadi maupun sebagai
sebuah lingkungan (komunitas).

2.1. Persiapan Pribadi

Secara pribadi kita perlu mempersiapkan kedatangan bulan Akademi


Ramadhan dalam 5 (lima) hal, yaitu:

2.1.1. Persiapan Ruhani (Spiritual)

Persiapan ruhani merupakan persiapan yang paling utama


karena kekuatan ruhani inilah yang akan menjadi motor
penggerak segala bentuk ibadah kita sebelum, ketika dan
setelah Akademi Ramadhan.

Pertama, sebaiknya kita membiasakan diri puasa beberapa hari


di bulan Sya’ban (puasa Senin-Kamis, atau puasa tanggal 13,

4
14, dan 15 Sya’ban) sebagaimana dilakukan oleh Rasulullah
SAW.

Kedua, dianjurkan untuk banyak beristighfar atau meminta


ampunan kepada Allah dan meminta serta memberi maaf
kepada keluarga, kerabat, tetangga, handai taulan dan sesama
agar kedatangan bulan suci kita sambut dengan hati bersih dari
segala bentuk dosa dan kesalahan, rasa iri dan dengki, rasa
perselisihan dan permusuhan serta penyakit-penyakit hati
lainnya.

Ketiga, banyak berdoa kepada Allah agar Allah SWT


menyampaikan kita kepada bulan Ramadhan. Ma'la ibn Fadl
berkata "Para salafus shaleh berdoa selama 6 bulan agar
mereka disampaikan hingga bulan ramadhan dan kemudian
berdoa (setelah Ramadhan) selama 6 bulan agar ibadah mereka
diterima". Begitu besar pengharapan mereka, karena para
salafus shaleh melihat bahwa Ramadhan merupakan sebuah
akademi yang nyata dan bukan sekedar akademi fantasi.

Yahya Ibn Katsir berkata: "diantara doa yang dibaca oleh para
salaf adalah Ya Allah selamatkan aku hingga bulan ramadhan
dan karuniakan aku ramadhan dan terimalah ibadah-ibadahku
pada bulan ramadhan"

Atau doa generasi sahabat ketika menyambut Ramadhan adalah


sebagai berikut:

5
“Allahumma Qod Azhalna Syahru Ramadhan Wa Hadlara,
Fasallimuhu Lana Wasallimna Lahu Warzuqna Shiyamahu
Waqiyamahu, Warzuqna Fihil Jidda Wal Ijtihada Wan
Nasyatha, Wa A’idzna Fihi Minal Fitan”.

[Ya Allah, bulan Ramadhan telah datang dan menaungi kami,


maka serahkanlah ia untuk kami dan pasrahkanlah kami
padanya, karuniakanlah kepada kami (kemampuan) untuk
berpuasa dan shalat malam di bulan itu, anugerahkanlah kepada
kami kesungguhan, keseriusan dan kegesitan, serta lindungilah
kami dari berbagai fitnah di bulan itu].

Apabila kita mempersiapkan ruhani kita secara baik, tanpa kita


sadari kita telah mulai memberangkatkan diri kita menuju tempat
kedamaian kita, dimana otak dan pikiran kita pada waktu itu
menjadi rileks dan tenang atau berada pada tahapan relaxation
state. Apabila diukur, maka frekuensi gelombang (energi) otak
kita berada pada 7-13 Hertz, atau berada pada keadaan Alpha.
Pada saat-saat seperti ini, secara psikologis, seseorang akan
mengalami:

• akselerasi pembelajaran
• peningkatan capaian atas tujuan-tujuannya
• peneguhan atas keyakinan-keyakinannya.

Bila kondisi ini dicapai, insyaallah kita akan memasuki Akademi


Ramadhan dengan memiliki 5 kualitas:

6
1. Menempatkan hubungan kita dengan Allah sebagai hal yang
utama.
2. Sungguh-sungguh berserah diri kepada Allah.
3. Sabar dan taat dalam menjalankan ibadah kepada Allah.
4. Rendah hati di hadapan sesama manusia.
5. Memiliki hati seorang hamba.

2.1.2. Persiapan Fikri (konseptual).

Kebanyakan orang lebih banyak mempersiapkan ruhani dan


jasmani saja dalam menghadapi Akademi Ramadhan, dan
kurang melakukan persiapan fikri. Padahal, dengan melakukan
persiapan fikri (konseptual), kita sekaligus membiasakan diri
melatih atau memberdayakan “mind power“ kita.

Sesungguhnya Allah telah memberi kita anugerah otak dengan


kemampuan yang sangat dahsyat. Dia merupakan komputer
terbaik yang pernah dikenal manusia. Saraf otak kita memiliki
jaringan 1.400 kali lebih njelimet dan rumit dibandingkan dengan
jaringan telepon di dunia. Sayangnya, manusia tidak sanggup
memanfaatkan otak ini secara optimal. Sebagian besar manusia
hanya dapat memanfaatkan 4% sampai 5% saja dari kapasitas
sebenarnya. Manusia memiliki 10 milyar sel saraf di otaknya
dimana setiap selnya dapat berfungsi sebagai sebuah
perpustakaan yang lengkap. Masing-masing sel saraf mampu
merekam 88 juta bit informasi (setara dengan 12,5 triliun huruf
atau setara dengan 33 miliar helai kertas folio dengan spasi
7
ganda). Kalau saja manusia dapat memanfaatkan 7 % saja dari
kemampuan otaknya maka gambaran kecerdasan orang
tersebut menurut Maxwell Maltz penulis Psycho Cybernatics
adalah :

1. Memiliki 5 gelar kesarjanaan.


2. Menguasai 12 bahasa dunia.
3. Hafal Ensiklopedia lembar demi lembar, huruf demi huruf
(Catatan: setara dengan hafal tafsir).

Persiapan fikri yang perlu dilakukan menghadapi Akademi


Ramadhan adalah berupa upaya untuk mencari dan mengerti
ilmu tentang Ramadhan agar ibadah yang kita lakukan dapat
sesuai dengan aturan yang telah ditentukan oleh Allah dan
dicontohkan oleh Rasul-NYA. Oleh karena itu persiapan ini
menjadi penting.

Kita perlu kembali membaca dan menelaah buku-buku yang


membahas tentang puasa agar kita dapat mengetahui syarat
dan rukun puasa serta hal-hal yang dapat membatalkan serta
menghilang nilai puasa.

“Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan dan mengetahui


batas-batasnya (ketentuan-ketentuannya) serta memelihara hal-
hal yang harus dijaga, maka dihapus dosanya yang telah lalu“
(HR Ahmad dan Al-Baihaqi)

8
Untuk menghantarkan kita kepada persiapan ruhani dan
persiapan fikri yang sempurna menghadapi Akademi Ramadhan,
marilah kita simak khutbah Rasulullah SAW menyambut
datangnya Ramadhan di bawah ini (akan lebih bermanfaat kalau
kita membacanya dengan mengulang sebanyak 3 kali):

Khutbah Rasulullah Menyambut Ramadhan

Wahai manusia! Sungguh telah datang pada kalian bulan Allah


dengan membawa berkah, rahmat dan maghfirah. Bulan yang
paling mulia disisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari paling
utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling
utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam paling utama. Inilah
bulan ketika kamu diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan
oleh-Nya. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu
adalah ibadah, amal-amalmu diterima, dan doa-doamu diijabah.

Bermohonlah kepada Allah Rabbmu dengan niat yang tulus dan


hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan
puasa dan membaca kitab-Nya. Celakalah orang yang tidak
mendapat ampunan Allah di bulan yang agung ini. Kenanglah
dengan rasa lapar dan hausmu, kelaparan dan kehausan di hari
kiamat. Bersedekahlah kepada kaum fakir dan miskin.
Muliakanlah orang-orang tuamu, sayangilah yang muda,
sambunglah tali persudaraanmu, jaga lidahmu, tahan
pandanganmu dari apa yang tidak halal kamu memandangnya,
dan pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu
mendengarkannya.

9
Kasihanilah anak-anak yatim, niscaya dikasihi manusia anak-
anak yatimmu. Bertobatlah kepada Allah dari dosa-dosamu.
Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdoa pada waktu shalatmu
karena itulah saat-saat yang paling utama ketika Allah Azza wa
Jalla memandang hamba-hambanya dengan penuh kasih; Dia
menjawab mereka ketika mereka menyeru-Nya, menyambut
mereka ketika mereka memanggil-Nya, dan mengabulkan
mereka ketika mereka berdoa kepada-Nya.

Wahai manusia! Sesungguhnya diri-dirimu tergadai karena amal-


amalmu, maka bebaskanlah dengan istighfar. Punggung-
punggungmu berat karena beban (dosa)-mu, maka ringankanlah
dengan memperpanjang sujudmu.

Ketahuilah! Allah Ta'ala bersumpah dengan segala kebesaran-


Nya bahwa Dia tidak akan mengazab orang-orang yang shalat
dan sujud, dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka
pada hari manusia berdiri dihadapan Rabb Al-'Alamin. Wahai
manusia! Barangsiapa diantaramu memberi buka kepada orang-
orang Mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka disisi Allah
nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan ia
diberi ampunan atas dosa-dosanya yang lalu.

(Sahabat-sahabat bertanya: "Ya Rasulullah! Tidaklah kami


semua mampu berbuat demikian.") Rasulullah meneruskan:
Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan sebiji
kurma. Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan
seteguk air.

10
Wahai manusia! Siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan
ini ia akan berhasil melewati sirath pada hari ketika kaki-kaki
tergelincir. Barang siapa yang meringankan pekerjaan orang-
orang yang dimiliki tangan kanannya (pegawai atau pembantu)
di bulan ini, Allah akan meringankan pemeriksaan-Nya di hari
Kiamat. Barang siapa menahan kejelekannya di bulan ini, Allah
akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.
Barangsiapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan
memuliakannya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.

Barangsiapa menyambungkan tali persudaraan (silaturahmi) di


bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya
pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa memutuskan
kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya
pada hari ia berjumpa dengan-Nya.

Barangsiapa melakukan shalat sunat di bulan ini, Allah akan


menuliskan baginya kebebasan dari api neraka. Barangsiapa
melakukan shalat fardhu baginya adalah ganjaran seperti
melakukan 70 shalat fardhu di bulan yang lain.

Barang siapa memperbanyak shalawat kepadaku di bulan ini,


Allah akan memberatkan timbangannya pada hari ketika
timbangan meringan. Barangsiapa pada bulan ini membaca satu
ayat Al-Quran, ganjarannya sama seperti mengkkhatam Al-
Qur'an pada bulan-bulan yang lain.

Wahai manusia! sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan


bagimu, maka mintalah kepada Tuhanmu agar tidak akan
11
pernah menutupkannya bagimu. Pintu-pintu neraka tertutup,
maka mohonlah kepada Rabbmu untuk tidak akan pernah
dibukakan bagimu. Setan-setan terbelenggu, maka mintalah
agar ia tak lagi pernah menguasaimu.

Amirul Mukminin karamallahu wajha berkata, “Aku berdiri dan


berkata, Ya Rasulullah! Apa amal yang paling utama dibulan
ini?" Jawab Nabi: “Ya abal Hasan! Amal yang paling utama di
bulan ini adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan Allah".
Alhamdulillahi rabbal ’aalamin (HR. Riwayat Ibnu Khuzaimah
dari Salman Al-Farisi)

2.1.3. Persiapan Jasmani (Fisikal).

Kita perlu mempersiapkan badan kita menyambut Akademi


Ramadhan, agar mampu melaksanakan kegiatan puasa dan
amaliah ramadhan dengan baik. Rasulullah SAW bersabda:
"Seorang mu'min yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah
daripada mu'min yang lemah.

Hadits Rasulullah di atas mendorong kita untuk menjaga


kesehatan dan kebugaran tubuh. Dengan demikian, ungkapan
yang lebih tepat bukan “Didalam badan yang sehat terdapat jiwa
yang sehat” seperti apa yang dikatakan oleh orang Yunani.
Tetapi “Badan yang sehat adalah jalan menuju kesehatan jiwa”.

12
Mau tidak mau, untuk menghadapi Akademi Ramadhan kita
harus mempersiapkan fisik kita dengan cara kembali kepada
cara-cara hidup yang sehat. Ini kita lakukan, antara lain dengan:

a. memperhatikan apa yang kita makan


b. istirahat dan relaksasi yang memadai
c. olahraga secara teratur
d. berpikir positif
e. berhati lapang

Tubuh kita terdiri dari lebih dari 5 triliun sel, dimana setiap
individu selnya akan mati dalam tempo tidak lebih dari 3 (tiga)
bulan. Setiap saat, tubuh kita membuat sel-sel baru untuk
menggantikan sel-sel yang mati tersebut. Artinya, setiap tahun
tubuh kita adalah sepenuhnya terdiri atas sel yang baru-yang
berbeda dari sel-sel tubuh kita tahun sebelumnya.

Sel-sel baru ternyata terbentuk berdasarkan suasana hati atau


emosi pada saat pembentukannya. Pada saat kita marah dan
penuh dendam, maka sel-sel yang terbentuk adalah sel-sel yang
marah dan penuh dendam. Sel-sel seperti apakah ini? Inilah sel-
sel yang menyebabkan berbagai penyakit seperti kanker, dan
sebagainya. Jika kita selalu dalam suasana lapang dada dan
berpikir positif, maka sel yang terbentuk adalah sel yang sehat
dan tidak merusak.

Sebaliknya, kita harus meninggalkan kebiasaan buruk yang


dapat merusak fisiologi tubuh kita yang pada gilirannya dapat
merusak dan memperlemah sistem kekebalan tubuh kita dan
13
menimbulkan berbagai penyakit. Ada beberapa kebiasaan buruk
yang merusak kesehatan badan kita, antara lain:

a. kebiasaan merokok dan sebagainya


b. makan berlebih dan kurang olahraga
c. tidur tidak teratur
d. kebiasaan menumpuk stress dalam pikiran
e. mengotori jiwa atau tidak membersihkan hati

Selain itu, mengkondisikan diri kita dengan berpuasa di bulan


Sya’ban (baik itu puasa Senin-Kamis atau puasa 13, 14, 15
Sya’ban) sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW juga
merupakan bagian dari upaya kita untuk mempersiapkan
jasmani kita untuk terkondisi menghadapi Akademi Ramadhan.

2.1. 4. Persiapan Akhlaqi (Perilaku dan moral)

Rasulullah SAW bersabda: "Berapa banyak orang yang puasa


namun mereka tidak mendapatkan dari puasa mereka kecuali
lapar dan haus" (HR.Thabrani, Ahmad dan Baihaqi). Agar kita
terhindar dari sekedar menahan lapar dan haus, kita perlu
menjaga akhlaq kita dalam berpuasa dengan memelihara indra
dan mengendalikan syahwat kita, antara lain:

a. Menjaga penglihatan dan menghindarinya dari obyek yang


tidak baik. Nabi Isa a.s berkata: "Penglihatan akan
menimbulkan di dalam hati syahwat dan cukuplah itu
sebagai sebuah kesalahan"

14
b. Menjaga lisan dari perkataan yang bathil dan tidak
bermanfaat. Rasulullah SAW bersabda: "Apabila kalian
sedang berpuasa janganlah berkata dengan perkataan
kotor (keji) dan janganlah melakukan perbuatan bodoh
(berteriak, mencela) apabila ada orang yang menghina
katakan kepadanya bahwa saya sedang puasa"
(HR.Muttafaqun 'alaih). Ketika kita mampu menjaga lisan
maka insya Allah kita akan terhindar dari puasa yang sia-
sia namun ketika kita tidak mampu untuk itu maka puasa
kita akan sia-sia, sebagaimana yang disinyalir oleh
Rasulullah SAW "Barangsiapa yang tidak meninggalkan
perkataan dan perbuatan bohong maka Allah tidak
menperdulikan ibadah puasanya" (HR. Ibnu Majah).
c. Menjaga pendengaran dari hal-hal yang bathil.
d. Menjaga pikiran dari hal-hal yang tidak diperbolehkan oleh
syari’at.
e. Menjaga anggota badan lainnya dari hal-hal yang
diharamkan oleh Allah.
f. Mengurangi hal-hal yang tidak berguna atau bahkan
meninggalkannya.
g. Tidak memperbanyak yang halal di malam hari dan tidak
memfokuskan pikiran pada makanan dan minuman (QS :
Al-A’raf ayat 31).

2.1.5. Persiapan Secara Materi

Dari Abi Hurairah r.a bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:


"Rasulullah SAW bersumpah tidak ada bulan yang paling baik
bagi orang beriman kecuali bulan Ramadhan, dan tidak ada

15
bulan yang paling buruk bagi orang munafik kecuali bulan
Ramadhan, dikarenakan pada bulan itu orang beriman telah
menyiapkan diri untuk berkonsentrasi dalam beribadah dan
sebaliknya orang munafik sudah bersiap diri untuk menggoda
dan melalaikan orang beriman dari beribadah" (HR.Ahmad).

Para ulama menguraikan lebih lanjut ungkapan "dikarenakan


orang beriman telah menyiapkan diri untuk berkonsentrasi dalam
beribadah" agar orang beriman telah menyiapkan diri dari sisi
materi untuk memberikan nafkah kepada keluarganya karena
mereka ingin konsentrasi beribadah. Memperbanyak Qiyamul-lail
menyebabkan mereka harus banyak tidur diwaktu siang dan
memperbanyak I'tikaf menyebabkan mereka tidak dapat untuk
beraktifitas diluar masjid, sehingga menyebabkan mereka tidak
dapat untuk melakukan aktifitas mencari ma'isyah. Oleh karena
itu, mereka mempersiapkan diri jauh-jauh hari sebelum
Ramadhan tiba agar mereka dapat khusyu dalam beribadah
serta mendapatkan keutamaan bulan yang mulia ini.

Disamping itu, persiapan dari sisi materi penting juga kita


laksanakan agar kita dapat mencontoh kedermawanan
Rasulullah ketika datang bulan Ramadhan sebagaimana yang
riwayatkan dari banyak hadits. Dari kitab Shahihain, Ibnu 'Abbas
ra berkata: "Rasulullah adalah manusia yang paling dermawan,
dan beliau semakin dermawan pada bulan Ramadhan ketika
berjumpa dengan Jibril untuk bertadarus Al-Quran,
kedermawanan Rasulullah ketika itu bagaikan angin yang
berhembus". Dari Riwayat Imam Ahmad disebutkan" Ia tidak
diminta sesuatu kecuali diberinya". Jadi, tanpa persiapan dari

16
sisi materi secara baik, kita akan sulit untuk mencontoh dan
mengikuti kedermawanan Rasulullah SAW.

2.2. Persiapan oleh Komunitas (lingkungan).

Komunitas (lingkungan) adalah faktor yang tidak dapat kita abaikan


dalam menyiapkan diri menyambut Akademi Ramadhan, sebab
lingkungan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mendukung
proses pelaksanaan ibadah di bulan Ramadhan.

2.2.1. Rumah.

Rumah adalah lingkungan yang paling utama dalam kehidupan


manusia, dimana sebagian besar kehidupannya ia habiskan.
Rumah merupakan nikmat yang harus disyukuri, karena ketika
Allah SWT mengazab orang Yahudi bani Nadzhir, Allah
mengazab mereka dengan mengeluarkan mereka dari rumah-
rumah mereka (QS. Al-Haysr : 2).

Kita harus mengkondisikan rumah kita agar dapat menunjang


kekhusu’an amaliah ibadah kita selama berlangsungnya
Akademi Ramadhan. Salah satu hal yang paling harus kita
perhatikan dalam mengkondisikan rumah adalah pengaruh
media, terutama televisi yang sangat tinggi pengaruhnya dalam
mengganggu kekhusu’an ibadah kita. Survey Research
Indonesia (1986) menunjukkan bahwa anak-anak Indonesia dari
SD sampai SMA menonton TV selama 15.000 jam dan duduk
dibangku sekolah dari SD-SMA selama 11.800 jam. Apakah ini

17
bukan berarti bahwa sesungguhnya anak-anak Indonesia bukan
dididik oleh sekolah tetapi dididik oleh TV? Oleh karena itu, kita
harus bisa meminimalisir penggunaan media ini. Bahkan,
Akademi Ramadhan dapat kita jadikan momentum “diet televisi”
bagi anggota keluarga kita di rumah.

2.2.2. Tetangga.

Disamping rumah, kita juga perlu mengkondisikan para


tetangga, yaitu dengan cara memberikan keterangan dan
anjuran untuk menyiapkan kedatangan Akademi Ramadhan. Hal
ini dapat kita lakukan dengan berkoordinasi dengan para tokoh
mulai dari Pak RT / RW, para kyai atau ulama yang ada di
lingkungan sekitar kita. Dengan seluruh kemampuan yang kita
miliki, mari kita ajak seluruh tetangga yang ada di sekitar kita
untuk menyambut datangnya tamu yang mulia yaitu “Ramadhan“
yang merupakan akademi kita untuk satu bulan penuh.

2.2.3. Tempat Ibadah (Masjid/Musholla).

Tempat ibadah juga harus kita siapkan dalam menyambut


Ramadhan, dengan 2 cara. Pertama dengan mengadakan
pembersihan umum dan perbaikan. Kedua, dengan
mengadakan acara penyuluhan dan menyebarkan buku-buku
saku tentang puasa dan pentingnya mengisi ramadhan dengan
amaliah secara optimal.

18
2.2.4. Tempat Kerja dan Pasar.

Biasanya sebelum memasuki bulan Ramadhan dan hingga


menjelang 10 hari terakhir (syahrul awakhir) kita masih tetap
mengadakan kegiatan dan aktifitas di kantor atau tempat-tempat
kerja kita, maka kita juga harus mengadakan persiapan dengan
melakukan penyadaran yang menyeluruh apakah dengan
menggalakkan dan mengadakan pemasangan famplet,
pengajian atau dengan mengirim email atau membagi-bagikan
buku saku ke teman-teman yang sekantor tentang segala hal
yang berhubungan dengan Akademi Ramadhan dan amaliah
ibadah Ramadhan.

CATATAN PENTING:

Akan lebih atraktif apabila setiap kita, sesuai dengan


kemampuan dan otoritas yang kita miliki, menyambut
kedatangan Akademi Ramadhan dengan menghias rumah,
kantor, pasar, tempat ibadah, lingkungan sekitar dan jalan-jalan
umum dengan pita-pita, balon, poster dan sebagainya dengan
tidak lupa memasang hiasan-hiasan berbentuk (ulat—
kepompong—kupu-kupu) yang digantung-gantung disana-sini
dengan urutan ulat tergantung di paling bawah baru kemudian
kepompong dan kupu-kupu berada di paling atas dan diujung tali
paling atas yang menempel di atap atau di dahan digantungkan
bentuk hiasan yang berbentuk ِ‫( ا‬Allah)

Hiasan ini merupakan simbol dari ulat buruk rupa yang berhasil
mentransformasikan dirinya menjadi makhluk yang dicintai
19
(kupu-kupu yang indah rupa) dengan cara berpuasa
(membentuk dirinya menjadi kepompong). Pesan yang ingin
disampaikan adalah bahwa setiap kita dapat
mentransformasikan diri kita menjadi makhluk yang sama sekali
baru (ketaqwaan) seperti halnya kupu-kupu yang asalnya
hanyalah seekor ulat yang buruk rupa dan menjijikkan jika dan
hanya jika kita pada waktu berada dalam fase kepompong
(berpuasa) tersebut kita menjalankan ibadah puasa atau
Akademi Ramadhan dengan sepenuh hati, mengikhlaskan diri
kita semata-mata karena Allah SWT.

20
BAB 3.
HIKMAH DAN KEUTAMAAN PUASA

3.1. Pengertian Puasa

Puasa adalah menahan diri dari makan minum dan melakukan hubungan
seksual suami isteri, serta dari hal hal lain yang membatalkan puasa,
dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Puasa pada bulan Ramadhan
hukumnya wajib. Dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat 183- 185
dinyatakan:

• Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa


sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar
kamu bertakwa,
• (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barang siapa di
antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia
berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang
ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-
orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa)
membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin.
Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan,
maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik
bagimu jika kamu mengetahui.
• (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan
yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai
petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).
Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat
tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan
21
itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka),
maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang
ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki
kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.
Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah
kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan
kepadamu, supaya kamu bersyukur.

Rasulullah bersabda: "Islam dibangun di atas lima pilar, yaitu: bersaksi


bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad SAW adalah
utusannya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa pada bulan
Ramadhan, dan melaksanakan ibadah haji ke Makkah.“ (HR
Mutaffaqqun 'alaih)

Para jumhur ulama sepakat bahwa Puasa Ramadhan wajib dilakukan


bagi orang orang yang menetap di suatu rempat dan dalam keadaan
sehat, dewasa, berakal (sehat ingatan) baik laki laki maupun
perempuan.

Anak-anak tidak wajib berpuasa sampai masa akil balig dan secara fisik
matang dan mampu melaksanakannya. Pada anak laki-laki kematangan
fisik ditandai dengan tumbuhnya bulu disekitar wajah dan alat kelamin,
dan keluarnya air mani. Pada anak perempuan, tanda kematangan
fisiknya adalah telah mengalami menstruasi. Namun demikian, adalah
baik untuk melatih anak-anak untuk berpuasa sejak dini, disesuaikan
dengan kesehatan dan kondisi fisik mereka.

Perempuan yang sedang haid dilarang berpuasa. Orang sakit tidak


wajib berpuasa apalagi bila sakit itu dapat membahayakan dirinya jika
tetap berpuasa. Namun demikian, mereka wajib mengganti puasanya
22
dengan memberi makan orang miskin sebanyak hari ia tidak berpuasa di
bulan Ramadhan, atau mengganti puasanya dengan berpuasa di hari
lain apabila ia telah sembuh dan sehat seperti sedia kala. Jika
meninggal dunia dalam keadaan sakit di bulan Ramadhan, maka ia tidak
wajib untuk mengganti puasanya. Orang yang sedang bepergian bisa
mengganti puasanya di hari lain jika puasa dapat mendatangkan
kesengsaraan atau kesulitan baginya. Para pengemudi truk, bis, kereta
api, taksi, bajaj, pesawat udara, dan alat transportasi lain dapat
dikategorikan sebagai orang yang bepergian.

3.2. Hal Hal yang Membatalkan Puasa

3.2.1. Makan minum dengan sengaja.

Orang yang makan dan atau minum karena lupa, puasanya tidak
batal. “Barangsiapa yang lupa bahwa ia sedang berpuasa,
lantas makan atau minum, maka hendaklah menyempurnakan
puasanya. Sebab sesungguhnya Allah telah memberinya makan
dan minum“ (HR Al-Jamaah)

3.2.2. Melakukan hubungan seksual suami isteri.

Orang yang melakukannya di siang hari pada bulan Ramadhan,


maka harus membayar kafarah, berupa membebaskan hamba
sahaya dengan niat karena Allah. Apabila tidak mampu, mereka
harus menggantinya dengan berpuasa dua bulan berturut turut
dan tidak boleh batal satu haripun. Apabila tidak mampu, harus
memberi makan 60 orang fakir-miskin selama dua bulan

23
tersebut. Jika tidak mampu, maka bebaskanlah mereka dari
kafarah tersebut.

3.2.3. Mengalami ejakulasi (keluar) air mani dalam keadaan terjaga


karena menyentuh alat kelamin, atau karena mencium,
memeluk, atau mencumbu istrinya. Sedangkan keluar air mani
karena mimpi, tidak membatalkan puasa karena keluarnya tanpa
kesengajaan.

3.2.4. Datang bulan (haid). Apabila seorang wanita mengeluarkan


darah haid atau nifas, pada pagi hari atau sore hari sebelum
matahari terbenam, puasanya menjadi batal, dan ia wajib
menggantinya (mengqadha) di hari-hari lain.

3.2.5. Muntah dengan sengaja untuk mengosongkan perut.


“Barangsiapa yang muntah tanpa sengaja, maka tidak wajib
mengqadha’ dan barangsiapa yang muntah dengan sengaja
maka wajib mengqadha“ (HR Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah
dan At-Turmudzi)

3.2.6. Berniat dengan sengaja untuk membatalkan puasa.

3.2.7. Makan, minum atau berhubungan intim karena menyangka


matahari telah terbenam, ternyata sangkaan itu tidak benar.

3.2.8. Murtad dari Islam (QS Al-An’am ayat 88).

24
3.3. Hikmah Puasa

Meskipun mengetahui hikmah dari suatu ibadah bukanlah merupakan


suatu syarat untuk menjalankan syari’at, ada baiknya dibahas sedikit
beberapa manfaat puasa untuk memperkuat dan untuk memantapkan
hati. Kita yakin bahwa Allah tidak akan mensyari’atkan sesuatu
melainkan untuk mendatangkan kebaikan untuk hamba-Nya. Diantara
hikmah puasa adalah :

3.3.1. Puasa membiasakan kesabaran, menguatkan kemauan, melatih


penguasaan terhadap diri, menumbuhkan self control
(muroqobah) dan membentuk ketaqwaan yang kokoh dalam diri.
(QS Al-Baqarah : 183)

3.3.2. Puasa menumbuhkan kepekaan sosial, membiasakan


kedisiplinan, merajut persatuan, menumbuhkan rasa kasih
sayang, memotivasi untuk melakukan banyak kebajikan dan
membangun semangat anti kemungkaran.

3.3.3. Puasa menumbuhkan sikap “mengakui kelemahan diri“ dan


rasa syukur terhadap karunia serta nikmat Allah SWT.

3.3.4. Puasa dapat mempersempit jalan aliran darah yang menjadi


jalan setan pada diri anak Adam.

3.3.5. Puasa dapat membersihkan usus-usus, memperbaiki kerja


pencernaan, membersihkan tubuh dari sisa-sisa dan endapan
25
makanan, mengurangi kegemukan dan kelebihan lemak di perut.
Kalau saat tidak berpuasa organ-organ pencernaan bekerja
ekstra keras, maka saat berpuasa organ-organ tersebut dapat
beristirahat, mengalami penyegaran kembali.

3.3.6. Menurut penelitian, pada saat shaum tingkat kekebalan


seseorang meningkat.

3.3.7. Terdapat berbagai penyakit yang dapat dicegah dan diobati


dengan berpuasa secara teratur, sebab dengan
mengistirahatkan alat pencernaan, maka zat-zat yang semula
terlalu banyak dan tertimbun dapat dimanfaatkan untuk energi
atau dibuang.

3.3.8. Dan lain lain yang mungkin belum bisa diungkap saat ini.

3.4. Keutamaan Puasa.

3.4.1. Puasa merupakan ibadah yang diutamakan Allah SWT dari


ibadah-ibadah lainnya.

“Setiap amal yang dilakukan anak Adam adalah untuknya dan 1


kebaikan dibalas 10 kali lipat, bahkan sampai 700 kali lipat. Allah
SWT berfirman: Kecuali puasa, ia untuk-Ku dan Aku yang
membalasnya. (Hamba-Ku) telah meninggalkan syahwat, makan
dan minumlah karena-Ku. Orang berpuasa mendapatkan 2
kesenangan ketika berbuka puasa dan kesenangan ketika
26
berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh, bau mulut orang
berpuasa lebih harum-dalam pandangan Allah-daripada aroma
kesturi.“ (HR Bukhari dan Muslim).

Yang dimaksud dengan ungkapan bahwa “Puasa itu untuk-Ku


dan Aku yang akan membalasnya“ yaitu:

a. Seluruh ibadah ritual berupa gerakan-gerakan anggota


badan yang dapat dilihat oleh manusia, sementara puasa
itu merupakan ibadah yang tidak terkait dengan gerakan
badan, sehingga tiada yang dapat mengetahuinya kecuali
Allah.

b. “Sesungguhnya hanya orang- orang bersabarlah yang


dicukupkan pahala mereka tanpa batas.“ (Q.S. Az Zumar:
10.) Hanya Allah yang tidak butuh makan dan minum, dan
siapa yang berpuasa akan mendapat balasan yang tidak
terkira., dan yang bersabar adalah orang-orang berpuasa.

3.4.2. Puasa sebagai perisai

Puasa dapat melatih manusia untuk mengendalikan dua


syahwat yang menyebabkan kesengsaraan di dunia dan di
akhirat, yaitu: syahwat kemaluan dan syahwat perut. (Q.S.
Muhammad: 12)

27
“Wahai para pemuda, siapa diantara kamu yang mampu untuk
menikah, maka hendaklah segera menikah, karena ia lebih
dapat menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan.
Barangsiapa yang tidak sanggup, maka hendaklah berpuasa,
karena ia dapat mengurangi syahwat.“ (H.R. Bukhari dan
Muslim)

“Sungguh! Sesuatu yang paling aku khawatirkan menimpa kamu


sekalian adalah syahwat yang terdapat dalam perut dan
kemaluanmu serta hal-hal yang menyesatkan karena hawa
nafsu.“ (H.R. Ahmad)

Apabila seseorang dapat mengendalikan dua syahwat tersebut,


maka ia akan terjaga dari api neraka. Sebab neraka itu dipagari
dengan syahwat dan Surga dipagari dengan hal-hal yang kurang
disenangi manusia. “Puasa itu perisai dan benteng kokoh (yang
melindungi seseorang) dari api neraka.“ (H.R. Ahmad dan Al
Baihaqi)

“Tiada seorang hamba yang berpuasa sehari di jalan Allah,


melainkan Allah akan menjauhkannya dari neraka sejauh
perjalanan tujuh puluh tahun.“ (H.R. Bukhari dan Muslim)

Apabila setiap individu dapat mengendalikan syahwat, maka


ketenteraman, keadilan dan kesejahteraan akan segera tercipta.

28
3.4.3. Puasa dapat memasukkan hamba ke Surga melalui pintu
khusus “Ar Rayyan. “

“Di Surga terdapat sebuah pintu yang diberi nama Ar Rayyan;


hanya orang-orang berpuasa yang akan masuk Surga melalui
pintu itu. Apabila mereka semua telah masuk, pintu itu ditutup
kembali, sehingga tiada seorangpun selain mereka yang dapat
masuk melalui pintu tersebut...“ (H.R. Bukhari dan Muslim)

3.3.4. Puasa akan memberi syafaat kepada pelakunya

“Pada Hari Kiamat nanti puasa dan Al-Qur’an akan memberikan


syafaat kepada hamba. Puasa berkata: “Wahai Tuhan, aku telah
menyebabkannya menahan makan dan syahwat, karenanya
izinkanlah aku untuk memberi syafaat kepadanya...“ (H.R.
Ahmad)

3.4.5. Puasa sebagai kaffarah (penghapus kesalahan)

“Barangsiapa tidak sanggup melakukan yang demikian, maka


kaffaratnya puasa selama tiga hari.“ (Q.S. Al Maidah: 89)

29
BAB 4.
KEISTIMEWAAN RAMADHAN

4.1. Bulan paling utama yang penuh berkah.

“Bulan paling utama adalah Ramadhan, dan hari paling utama adalah
Jum'at“ (HR At-Thabarani).

Dari Ubadah bin Ash-Shamit, diriwayatkan bahwa ketika Ramadhan tiba,


Rasulullah SAW bersabda: "Ramadhan telah datang kepada kalian,
bulan yang penuh berkah, pada bulan itu Allah SWT memberikan
naungan-Nya kepada kalian. Dia turunkan Rahmat-Nya, Dia hapuskan
kesalahan-kesalahan, dan Dia kabulkan do'a. pada bulan itu Allah SWT
akan melihat kalian berpacu melakukan kebaikan. Para malaikat
berbangga dengan kalian, dan perlihatkanlah kebaikan diri kalian kepada
Allah. Sesungguhnya orang yang celaka adalah orang yang pada bulan
itu tidak mendapat Rahmat Allah SWT". (HR Ath-Thabarani).

“Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah


mewajibkan kamu berpuasa di dalamnya. Pada bulan ini pintu-pintu
surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan para setan diikat. Dalam
bulan ini juga terdapat malam yang lebih baik daripada seribu bulan.
Barangsiapa tidak memperoleh kebaikannya, maka ia tidak memperoleh
apa-apa.“ (HR Ahmad dan An Nasa’i)

30
4.2. Bulan pendidikan dan pelatihan

Dengan mengacu kepada ayat 183 Surah Al-Baqarah, setiap kita terkena
ketentuan “wajib belajar“ dan “wajib latih“ dan “wajib memasuki“ Akademi
Ramadhan. Di dalam Akademi Ramadhan ini seluruh kebiasaan kita
secara fisikal dan spiritual dijungkir-balikkan. Kalau pada bulan-bulan
biasa kita makan sehari 3 kali maka di bulan ini kita hanya makan 2 kali
(waktu sahur dan buka). Pada bulan ini, saat siang hari ketika kita ingin
makan siang, justru diharamkan makan. Sebaliknya, saat-saat dimana
kita ingin tidur dan tengah terlelap justru kita diperintahkan untuk makan
(Sahur! Sahur! Sahur!).

Di bulan ini, kita juga dilatih untuk mengendalikan emosi kita untuk tidak
marah (ghodhob), tidak iri (hasad), untuk tidak dengki (hiqd), tidak
membicarakan kejelekan orang lain (ghibah), tidak membentuk isu
(fitnah), tidak mengadu domba (namimah), tidak menjadi orang yang
pelit (bakhil) dan sebagainya dengan harapan semua perilaku dan
perkataan yang mencerminkan hal-hal diatas tidak akan muncul pada
bulan-bulan selanjutnya setelah berakhirnya Akademi Ramadhan.

Keberhasilan dari suatu pelatihan bukan diukur dari terselesaikannya


paket pelatihan tersebut diikuti oleh seseorang, akan tetapi diukur dari
dari penerapan (implementasi) dari ilmu, nilai dan kebiasaan yang ada
dalam Akademi Ramadhan pada bulan-bulan lain selain Ramadhan.

31
4.3. Bulan diturunkannya Al Qur'an.

Bulan Ramadhan, bulan diturunkannya Al Qur'an sebagai petunjuk bagi


manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu, dan furqon
(sebagai pembeda atau pemisah antara yang haq dan yang bathil).“ (QS
Al Baqarah: 185).

Al-Qur’an atau “The Book“ (menurut Cat Steven) atau “Sang Buku“ yang
tidak ada keraguan di dalamnya, merupakan “operation manual“ bagi
orang-orang yang bertaqwa (QS. Al-Baqarah: 2). Sesungguhnya kita
manusia ini merupakan sebuah produk yang membutuhkan operation
manual (buku petunjuk) dari pabriknya, karena pabriklah yang lebih
mengerti spesifikasi dan kehandalan dari produknya. Tanpa buku
petunjuk, maka sebuah produk tidak akan dapat digunakan atau
difungsikan atau dioperasikan secara benar dan optimal. Begitu juga kita
manusia, tidak akan dapat menjalankan misi kita sebagai khalifah Allah
dimuka bumi secara benar dan optimal kalau kita tidak mendapat buku
petunjuk dari Allah SWT.

4.4. Bulan ampunan dosa

Rasulullah SAW bersabda: "Shalat lima waktu, dari Jum'at ke Jum'at,


dari Ramadhan ke Ramadhan, dapat menghapus dosa-dosa, apabila
dosa-dosa besar dihindari". (HR. Muslim).

"Barang siapa melakukan ibadah di malam hari bulan Ramadhan,


karena iman dan mengharapkan ridha Allah, maka dosa-dosanya yang
telah lalu diampuni". (HR. Muttafaqqun 'alaih).

32
"Saat Ramadhan datang, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka
ditutup dan syaithan-syaithan dibelenggu". (HR. Muttafaqqun 'alaih).

4.5. Bulan yang memiliki Lailatul Qadr.

“Sesungguhnya (Al-Qur’an) diturunkan pada malam Al-Qadr. Dan


tahukah kamu apakah malam Al-Qadr itu? Malam Al-Qadr itu lebih baik
dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat
jibril dengan izin Rabb-NYA untuk mengatur segala urusan. Malam itu
(penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.“ (QS. Al-Qadr ayat 1-5)

"Sungguh! Ramadhan adalah bulan yang diwajibkan Allah puasanya dan


aku sunnahkan shalat malamnya. Maka barangsiapa menjalankan puasa
dan shalat malam pada bulan itu karena iman dan mengharap pahala,
niscaya bebas dari dosa-dosa seperti saat ketika dilahirkan ibunya“
(HR. An-Nasa’i)

Jika 1 malam nilainya adalah 1000 bulan, maka itu berarti malam Lailtul
Qadr dapat menghapuskan dosa yang telah diperbuat oleh seseorang
selama 1.000 bulan atau 83 tahun. Wajarlah apabila Rasulullah
menyampaikan bahwa orang yang memperoleh lailatul qadr seperti
terlahir kembali bagaikan sebagai seorang bayi baru lahir fitri tanpa dosa.
Semoga semua kita pada tanggal 1 syawal mencapai Idul Fitri atau
kembali kepada fitri (tanpa dosa).

4.6. Bulan dilipatgandakannya pahala

Rabb-Mu berkata: "Setiap perbuatan baik dilipat gandakan pahalanya


sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat, kecuali puasa, puasa itu
33
untuk-Ku, dan Akulah yang akan membalasnya. Puasa adalah perisai
yang melindungi dari api neraka. Bau mulut orang yang berpuasa di sisi
Allah lebih wangi dari pada parfum misik. Apabila orang bodoh berlaku
jahil kepada seseorang diantara kamu yang tengah berpuasa,
hendaknya ia katakan: "Aku sedang berpuasa, aku sedang berpuasa".
(HR At-Tirmidzi).

Besarnya pahala yang sepenuhnya menjadi jaminan atau tanggungan


Allah, bagaikan seekor ayam yang dapat bertelur emas, dimana nilai
telornya jauh lebih berharga dari ratusan atau bahkan ribuan ayam.
Tentu saja hal ini sangat bergantung dari berapa sering ayam itu bertelur
dan berapa butir jumlahnya setiap kali bertelur. Begitu juga dalam
Ramadhan. Berapa banyak dan amal apa saja yang kita lakukan
semata-mata karena mengharapkan ridho Allah SWT?.

4. 7. Bulan jihad dan bulan kemenangan.

Sejarah mencatat, bahwa Ummat Islam mampu meraih beberapa


kesuksesan dan kemenangan besar justru pada bulan Ramadhan.
Perang Badar Kubro yang diabadikan dalam Al Qur'an sebagai yaumul
furqan dimenangkan oleh Ummat Islam pada tanggal 17 Ramadhan
tahun 2 Hijriyah. Saat itu, gembong kebathilan, Abu Jahal, terbunuh.

Penaklukan kota Mekkah (Fathu Makkah) yang dibadaikan dalam Al


Qur'an sebagai Fathan Mubiiina, terjadi pada tanggal 10 Ramadhan
tahun 8 Hijriyah. Perang Tabuk, terjadi pada bulan Ramadhan tahun 9
(sembilan) Hijriyah. Tersebarnya Islam di Yaman pada bulan Ramadhan
tahun 10 Hijriyah. Penaklukan Andalus (Spanyol sekarang) di bawah

34
pimpinan Thariq bin Ziyad terjadi pada tanggal 28 Ramadhan tahun 92
Hijriyah.

Peperangan ”Ainu Jalut”, dimana untuk pertama kalinya pasukan Islam


berhasil mengalahkan bangsa Mongol Tartar, yang sebelumnya sempat
dianggap mustahil, juga terjadi pada bulan Ramadhan tahun 658
Hijriyah. Masih banyak lagi contoh lainnya.

Peristiwa peristiwa diatas membuktikan bahwa Ramadhan bukan bulan


ber malas-malasan dan bulan lemah, tapi merupakan bulan kuat, bulan
jihad, dan bulan kemenangan.

35
BAB 5.
MENUJU PUNCAK TAQWA MELALUI AKADEMI RAMADHAN

5.1. Niat dan motivasi puasa karena Allah.

Rasulullah SAW bersabda: "Barang siapa berpuasa Ramadhan dengan


iman dan ikhlas, maka diampunilah dosanya yang telah lalu" (HR.
Muttafaqqun 'alaih)

Puasa yang dilakukan dengan ikhlas karena Allah bernilai sepuluh


kebajikan. Orang yang puasa di bulan Ramadhan dan diiringi dengan
puasa enam hari di bulan Syawal (setelah bulan Ramadhan) dinilai sama
dengan puasa sepanjang tahun, atau 360-365 hari menurut kalender
syamsiah (matahari). Hal demikian disebutkan dalam hadits Nabi SAW:
"Satu kebajikan (dibalas) menjadi sepuluh kali lipat sedangkan kejahatan
dibalas seimbang dengan dosanya atau Kuampuni sama sekali
meskipun di amenghadap Aku dengan kesalahan-kesalahan hampir
sebesar Bumi. Barangsiapa merencanakan hendak melaksanakan suatu
kebaikan, tetapi belum dikerjakan, akan dicatat (oleh Malaikat) baginya
suatu kebajikan.Dan barangsiapa merencanakan hendak melakukan
satu kejahatan tapi belum dikerjakannya, tidaklah dicatatkan baginya
sedikit pun (yang dianggap sebagai doa). Dan barangsiapa mendekatkan
dirinya kepada-Ku sejengkal, Aku akan mendekat kepadanya sehasta.
Dan barangsiapa yang mendekatkan dirinya kepada-Ku sehasta, akau
akan mendekat kepadanya sedepa. (HR Thabrani yang bersumber
dari Abu Dzar).

5.2. Berusaha mandi dari Hadats besar sebelum terbit fajar agar
dapat melakukan ibadah puasa dalam keadaan suci.
36
5.3. Melaksanakan Qiyam Ramadhan dan Shalat Tarawih.

Qiyam Ramadhan dan Tarawih sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW,


sebagaimana dituturkan dala hadits berikut ini: “Dari Abi Hurairah
menceritakan, bahwa Nbi SAW sangat menganjurkan Qiyam Ramadhan
dengan tidak mewajibkannya. Kemudian Nabi bersabda: Siapa saja
yang mendirikan Shalat di malam Ramadhan dengan penuh keimanan
dan harapan maka ia diampuni dosa-dosanya yang telah lampau“. (HR.
Muttafaqqun 'alaih)

Pada awalnya shalat Tarawih dilaksanakan Nabi SAW dengan


sebahagian sahabat secara berjamaah di Masjid Nabawi – Madinah.
Setelah berjalan tiga malam, Nabi membiarkan para sahabat
melaksanakan shalat tarawih secara sendiri sendiri. Baru di zaman
pemerintahan khalifah Umar bin Khattab, dimulai lagi Shalat Tarawih
berjamaah kembali, dan ini dijadikan dasar oleh jumhur ulama untuk
menetapkan sunnahnya shalat Tarawih berjamaah.

Dari berbagai riwayat, jumlah rakaat Shalat Tarawih dan witir yang
pernah dilakukan Nabi dan para Sahabat berkisar dari 11, 13, 21, 23,
bahkan ada 39 dan 41 rakaat. Yang penting disini bukan jumlah
rakaatnya, tetapi kualitas rakaatnya.

Tidak ada alasan yang mendasar untuk memperdebatkan satu dengan


lain dalam jumlah rakaat shalat tarawih apalagi kalau sampai
mengakibatkan perpecahan ummat. Imam Syafii mengatakan: “Jika
shalatnya panjang dan jumlah rakaatnya sedikit, itu baik menurutku. Dan
jika shalatnya pendek, jumlah rakaatnya banyak, itu juga baik
menurutku“
37
5.4. Mengakhirkan sahur, dan menyegerakan berbuka.

“Bersahurlah, sesungguhnya dalam sahur itu ada keberkahan.“ (HR


Muslim).

“Mintalah pertolongan dengan makan sahur agar dapat berpuasa disiang


harinya, dan dengan tidur siang, agar dapat qiyamul-lail di malam hari.“
(HR. Al Hakim).

“Ada tiga hal yang dicintai Allah 'Azza wa jalla: menyegerakan berbuka,
mengakhirkan sahur dan meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri
ketika shalat.“ (HR. Ath-Thabrani) .

“Manusia akan selalu dalam keadaan baik, selama mereka


menyegerakan berbuka.“ (HR. Muslim).

5.5. Menjaga diri agar senantiasa membaca, tadabbur dan


mengajarkan Al-Qur’an

Allah SWT, berfirman : “Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya


diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan
mengenai petunjuk-petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang
bathil) “ (QS Al-Baqarah : 185)

Pada ayat lain Allah berfirman: ”Sesungguhnya orang-orang yang


selalu membaca kitabullah dan mendirikan shalat dan menafkahkan
38
sebagian dari rizki yang Kami anugrahkan kepada mereka dengan diam-
diam dan terang terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang
tidak akan merugi. Agar Allah menyempurnakan pahala mereka dan
menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Mensyukuri” (QS Faathir: 29-30)
Rasulullah SAW, bersabda: “Bacalah oleh kalian Al-Qur’an, karena
sesungguhnya ia akan datang kepada kalian pada hari kiamat dengan
membawa syafa’at” Diriwayatkan oleh Imam Muslim. Dan demikian pula
sabdanya yang lain: ” Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari
Al-Qur’an kemudian mengajarkannya” (HR. Bukhari)

Dalam hadits lain Rasul mengatakan: “Siapa orang yang membaca


satu huruf dari Al-Qur’an, maka baginya pahala kebaikan hingga sepuluh
kali lipat. Aku tidak mengatakan aliflammim satu huruf, akan tetapi alif
satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf”. Diriwayatkan oleh Imam
Tirmidzi. Kemudian Rasul pun bersabda: ”Tahukah kamu bahwa
sesungguhnya seseorang yang melangkah menuju masjid untuk
mempelajari atau membaca dua ayat dari kitabullah memiliki pahala
yang lebih baik dari dua ekor unta. Dan tiga ayat lebih baik pahala
baginya dari tiga ekor unta. Dan empat ayat lebih baik dari empat ekor
unta. Dan begitu seterusnya”. (HR. Muslim).

Hadits lain mengatakan: ”Tidaklah yang diridhoi Allah, kecuali akan


disiramkan kepada mereka rahmah dan suatu kaum berkumpul disuatu
tempat dari tempat-tempat malaikat mengelilingi mereka, dan Allah
senantiasa menyebut nama-nama mereka”. (HR. Muslim)

Jibril alaihissalam mengajarkan Al-Qur’an kepada Nabi SAW, setiap


bulan Ramadhan. Keterangan-keterangan yang jelas dari para sahabat
dan salafussalih menyatakan bahwasanya mereka memperbanyak
39
membaca Al-Qur’an di bulan Ramadhan, baik dalam bacaan shalat
ataupun dalam kesempatan lainnya.

Adalah Utsman bin Affan yang selalu mengkhatamkan Al-Qur’an setiap


hari di bulan Ramadhan. Sementara Imam Syafi’i khatam enam puluh
kali di bulan Ramadhan. Imam Qotadah biasa khatam Al-Qur’an dalam
tujuh hari, namun di bulan Ramadhan ia khatam setiap tiga hari dan di
sepuluh hari terakhir Ramadhan, ia khatam setiap hari. Adapun Az-Zuhri,
ketika memasuki bulan Ramadhan ia berkata: ”Inilah saat yang tepat
untuk memperbanyak tilawah Al-Qur’an dan memberikan makanan”.

Sementara itu Imam Ahmad bin Hambal, khatam Al-Qur’an setiap pekan.
Imam Malik meninggalkan mempelajari hadits Nabi dan majelis ilmu,
untuk mengkhususkan diri membaca Al-Qur’an setiap datang bulan
Ramadhan. Sufyan Ats-Tsauri meninggalkan seluruh aktifitas ibadahnya
untuk hanya membaca Al-Qur’an di bulan Ramadhan. Ibrahim An-
Nakho’i khatam Al-Qur’an setiap tiga hari sekali di bulan Ramadhan, dan
setiap dua malam sekali di sepuluh akhir Ramadhan.

Siapa yang ingin khatam setiap 7 hari sekali, maka ia harus membaca
delapan puluh delapan halaman setiap harinya. Alangkah baiknya bila
membaca Al-Qur’an itu dilakukan di masjid, karena Rasulullah SAW.
mengatakan: ”(Diantara orang-orang yang akan mendapatkan syafa’at
Allah dihari kiamat) adalah seseorang yang hatinya selalu terkait dengan
masjid” (HR Bukhari Muslim)

Demikian pula Rasululllah SAW. bersabda: “Masjid itu merupakan rumah


bagi setiap orang yang bertaqwa, dan Allah akan menanggung mereka
dengan memberikan ruh, rahmah dan keleluasaan diatas jalan untuk
mencapai keridhoan dan surga-Nya” (HR. At-Thabrani).
40
5.6. Berdo'a ketika berbuka.

“Bagi orang yang berpuasa ketika ia berbuka, do'anya tidak ditolak“ (HR
Ibnu Majah).

Redaksi doa ketika berbuka adalah:

"Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, dan dengan rizqi-Mu aku berbuka,
kepada-Mu aku bertawakkal, kepada-Mu aku beriman, dahaga telah
hilang, urat-uratpun telah membasah dan pahala telah Engkau tetapkan
insya Allah ta'ala. Ya Allah yang maha luas karunia-Nya, ampunilah aku,
segala puji bagi Allah, yang telah memberikan pertolongan kepadaku,
sehingga aku dapat berpuasa dan yang telah memberikan rizqi
kepadaku, sehingga aku dapat berbuka".

5.7. Berlomba-lomba memberi makanan untuk orang yang


berbuka.

"Barang siapa yang memberikan makanan untuk berbuka bagi yang


berpuasa, maka dia akan mendapatkan pahala seperti orang yang
berpuasa dan yang berpuasa itu tidak dikurangi pahalanya sedikitpun"
(HR Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban) .

5.8. Menjaga mata, telinga dan lidah.

Serta anggota-anggota tubuh lainnya serta pikiran kita dari hal-hal yang
tidak berfaedah, dan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan dosa.

41
"Barang siapa yang tidak menjauhkan kata-kata dan perbuatan bohong,
maka Allah tidak menerima puasanya". (HR. Bukhari).

"Bisa jadi orang yang qiyamul-lail itu hanya mendapatkan meleknya saja
dan bisa jadi orang yang berpuasa itu hanya mendapatkan lapar dan
hausnya saja" (HR Ahmad, Ath-Thabarani dan Al Baihaqi dari Ibnu
Umar, juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Abu Hurairah dengan
redaksi sedikit berbeda).

5.9. Senantiasa berusaha untuk telah berada di masjid sebelum


adzan berkumandang dan tidak melewatkan pahala orang-
yang bersegera menunaikan shalat.

Hal itu dilandasi oleh sabda Rasulullah SAW: “Jika orang-orang


mengetahui keutamaan adzan dan shalat di shaf yang pertama,
kemudian tidak mendapatkannya kecuali ia harus menerimanya dengan
sedih hati, tentulah ia akan bersedih“. (HR. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah SAW memotivasi kita untuk shalat di shaf awal, dengan


sabdanya: “Sesungguhnya Allah dan para malaikatnya, selalu
bershalawat kepada orang yang shalat di shaf awal“ (HR. Ahmad &
Abu Daud).

Bila Anda termasuk orang yang sering ketinggalan berjama’ah, maka


bertekadlah untuk senantiasa mendapatkan takbiratul ihram, sesibuk
apapun Anda, karena Rasulullah memberi jaminan: “Siapa orang yang
selama empat puluh hari selalu melaksanakan shalat jama’ah, dan ia
mengikuti takbiratul ihram (tidak terlambat), Allah menuliskan baginya

42
dua pembebasan, pembebasan dari api neraka dan pembebasan dari
sifat munafik“ (HR. Tirmidzi.)

Sufyan Ats-Tsauri meriwayatkan dari Utsman bin Hakim bahwasanya ia


mendengar Sa’id bin Musayyab berkata: “Saya selalu sudah berada di
masjid ketika muadzin mengumandangkan adzan, selama tiga puluh
tahun. Waqi’ bin Jarroh mengatakan: “Al-A’mas tidak pernah tertinggal
takbirotul ihrom selama kurang lebih tujuh puluh tahun“.

Setelah Selesai Shalat Wajib, tambahkan dalam doa rutin anda dengan
doa berikut ini: Ya Allah masukkanlah rasa bahagia pada para penghuni
kubur. Ya Allah kayakanlah semua yang fakir. Ya Allah kenyangkanlah
semua yang lapar. Ya Allah berilah pakaian semua yang telanjang. Ya
Allah bayarkan utang semua yang berutang. Ya Allah lepaskan semua
orang yang menderita kesulitan. Ya Allah kembalikan semua yang
berada dalam pengasingan. Ya Allah bebaskan semua yang tertawan.
Ya Allah perbaikilah semua urusan kaum Muslim yang rusak. Ya Allah
sembuhkanlah semua yang sakit. Ya Allah tutuplah kefakiran kami
dengan kekayaanmu. Ya Allah ubahlah keadaan kami yang jelek menjadi
sebaik-baiknya keadaan. Ya Allah bantulah kami membayar utang-utang
kami dan kayakanlah kami dari kefakiran. Sesungguhnya Engkau
berkuasa atas segala sesuatu.

5.10. Senantiasa melaksanakan shalat sunnah rowatib dua belas


raka’at setiap hari, dan menjaganya agar tidak terlewatkan
dalam situasi dan kondisi seperti apapun.

Hal ini dilandasi oleh sabda Rasulullah SAW: ”Tidaklah seorang muslim
melaksanakan shalat dua belas raka’at selain shalat wajib setiap harinya,

43
kecuali Allah alan membangun baginya sebuah rumah di surga“ (HR.
Muslim).

Jika Anda ingin menambah pahala dan meraih kebaikan dari shalat
sunnah rawatib ini, maka hendaklah anda membiasakan sunnah rawatib
empat raka’at sebelum dzuhur dan empat raka’at setelahnya. Rasulullah
bersabda: “Siapa saja yang selalu melaksanakan empat raka’at qobla
dzuhur dan empat raka’at ba’danya, Allah mengharamkan dia atas api
neraka“ (HR Abu Daud & Tirmidzi).

Demikian juga dengan empat raka’at qobla shalat Ashar, karena


Rasulullah bersabda: “Allah merahmati seseorang yang melaksanakan
empat raka’at qobla shalat Ashar“ (HR Abu Daud & Tirmidzi).

5.11. Senantiasa melaksanakan shalat Dhuha.

Rasulullah SAW, bersabda: “Shalat Dhuha, adalah shalatnya orang-


orang yang membersihkan diri“. Atau sabdanya yang lain: “Setiap ruas
tubuh kita berhak mendapatkan shadaqah, maka setiap tasbih adalah
shadaqah, setiap tahmid adalah shadaqah, setiap tahlil adalah
shadaqah, setiap takbir adalah shadaqah, amar ma’ruf adalah shadaqah
dan nahyi munkar adalah shadaqah. Dan cukuplah bagi semua itu dua
raka’at yang dilakukan pada waktu duha“ (HR. Muslim).

5.12. Mendisiplinkan diri terbiasa melaksanakan shalat dua


raka’at setelah wudhu.

Rasulullah SAW. bersabda: “Wahai Bilal, katakanlah kepadaku amalan


yang senantiasa engkau lakukan setelah keislamanmu, karena aku
mendengar suara dua terompahmu di surga. Bilal menjawab: Tiada
44
suatu amalan pun yang sangat aku jaga selain aku selalu melakukan
shalat setelah aku bersuci dalam kondisi apapun baik siang ataupun
malam.“ (HR. Muttafaqqun 'alaih)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah ditanya mengenai orang yang tidak


membiasakan diri mengerjakan shalat sunnah rawatib, beliau menjawab:
“Siapa orang yang sengaja meninggalkannya, hal itu menunjukkan
ketidak-sempurnaan agamanya dan syahadatnya tertolak menurut
madzhab Ahmad, Syafi’i dan yang lainnya“.

5.13. Memperbanyak dzikrullah,

Terutama dzikir-dzikir yang kebanyakan kaum muslimin sudah


melupakannya, seperti ucapan

ُ ْ 
َ ْ ‫ا‬ ُ َ ‫َو‬ 
ُ ْ ُ ْ ‫ا‬ ُ َ ُ َ 
َ ْ ِ 
َ 
َ ُ َ  ْ ‫ َو‬ُ ‫ ا‬  ‫ ِإَ َ ِإ‬
َ
ٍ ْ ِ !َ 
ٍ َْ   ‫َ ُآ‬َ َ ‫َو ُه‬
Laa ilaaha illAllahu wahdahu laa syarikalahu lahulmulku wa
lahulhamdu wahuwa‚ ala kulli syai’in qodir yang dibaca sebanyak
seratus kali.
Rasulullah SAW. bersabda: “Siapa saja yang mengucapkan laa ilaha
illalohu wahdahu laa syarikalahu lahulmulku waalhulhamdu
wahuwa ‘ala kulli syai’in qodir sebanyak seratus kali dalam satu hari,
sama dengan pahala ia membebaskan 10 orang budak. Selain itu
dicatat pula baginya 100 kebaikan dan dihapus seratus keburukannya.
Kemudian ia pun dijauhkan dari godaan syaitan pada hari itu hingga
dating waktu petang. Dan tidak ada seorang pun yang lebih utama
darinya pada hari itu, kecuali orang yang mengerjakan amalan lebih
banyak darinya.” (HR. Mutafaqqun ‘alaih).
45
Dan biasakanlah mengucapkan kalimat laa haula wa laa quwwata illa
billah. Mengenai hal ini Rasulullah SAW. Bersabda: ”Inginkah aku
tunjukkan kalian kepada satu pintu diantara pintu-pintu surga? Yaitu
kalimat laa haula wa laa quwwata illa billah” (HR. Ahmad & Tirmidzi)

Kemudian perbanyaklah mengucapkan:


'ِ ْ (
ِ )َ ْ‫ ا‬
ِ ‫ا‬ ‫ن‬
َ #َ$ْ %
ُ ِ ِ ْ 
َ &ِ ‫ َو‬
ِ ‫ا‬ ‫ن‬
َ #َ$ْ %
ُ

subhanallahi wa bihamdihi subhanallahil ’adzim.

Rasulullah SAW. Bersabda: ”Dua kalimat yang sangat ringan untuk


diucapkan, namun sangat berat dalam timbangan Allah dan sangat
disukai-Nya yaitu subhanallahi wa bihamdihi subhanallahil’adzim”.
(HR. Bukhari Muslim)

Demikian pula dengan dzikir yang jarang sekali dibaca orang, sesuai
dengan sabda Rasulullah SAW: ”Senangkah kalian bila aku ajarkan
kepada kalian beberapa kalimat yang membuat kalian diampuni Allah ?
Katakanlah laa ilaha illallahul ‘aliyyul ‘adhhim, laa ilaha illalahul
hakimul karim, laa ilaha illalahu subhanallahi robbis samawatis
sab’i wa robbil ‘arsyil ‘adhim, alhamdu lahu robbul ‘alamin”. (HR.
Tirmidzi)

5.14. Memperbanyak bacaan shalawat kepada Nabi.

Rasulullah SAW. Bersabda: ”Siapa orang yang bershalawat kepadaku


satu kali shalawat, maka Allah bershalawat kepada orang itu sepuluh kali
shalawat, menghapus sepuluh kesalahannya dan mengangkatnya
sepuluh derajat”. (HR. Ahmad, Nasa’i & Hakim).
46
5.15. Memperbanyak istighfar

Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat Ali Imran: ”dan orang-
orang yang memohon ampunan di waktu sahur”. Rasulullah SAW.
Bersabda: ”Bergembiralah orang-orang yang menerima buku catatan
amalnya dengan penuh catatan istighfar” Al-Albani menshohihkan hadits
ini. Dalam hadits yang lain Rasulullah SAW. bersabda: “Demi jiwaku
yang berada ditangan-Nya, kalaulah kalian tidak melakukan dosa,
tentulah Allah sudah menghilangkan kalian untuk kemudian Allah
mendatangkan suatu kaum yang mereka melakukan dosa namun
kemudian mereka memohon ampunan (beristighfar) kepada Allah dan
Allah pun mengampuni dosa-dosa mereka” (HR. Muslim).

5.16. Memperbanyak shadaqah dan membantu orang-orang lain


yang membutuhkan bantuan.

Rasulullah SAW. bersabda: ”Siapa orang yang menginfakkan hartanya


dijalan Allah, maka Allah akan mencatat baginya tujuh ratus kali lipat dari
infaknya itu” (HR Ahmad, Tirmidzi & An-Nasa’i)

5.17. Memperbanyak silaturahim.

Suatu saat Rasulullah SAW. bersabda: ”Shadaqah yang dilakukan


secara tersembunyi bisa memadamkan murka Allah, dan silaturrahim
bisa memperpanjang umur, sementara mengerjakan kebaikan
menyelamatkan seseorang dari su’ul khatimah“ (HR Al-Baihaqi)

5.18. Membantu dan menjenguk saudara-saudara kita yang


sedang sakit.
47
Rasulullah SAW. bersabda: ”Kewajiban muslim terhadap sesama muslim
ada lima: menjawab salam, menjenguk orang sakit, mengusung jenazah,
memenuhi undangan, dan menjawab orang bersin”. (HR. Mutafaqqun
‘alaih).

5.19. Melakukan umrah di bulan Ramadhan.

Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW: ”Umrah di bulan Ramadhan


sama dengan haji” HR Bukhari, atau sabdanya yang lain: ”Umrah di
bulan Ramadhan sama dengan berhaji bersamaku”. (HR Bukhari).

5.20. Berdakwah, menyeru manusia ke jalan Allah dan agar


mereka melakukan kebaikan.

Allah berfirman: ”Dan siapakah orang yang lebih baik perkataannya dari
orang yang menyeru ke jalan Allah, dan ia melakukan amal shaleh,
kemudian ia berkata: ”Sesungguhnya aku adalah bagian dari orang-
orang muslim” (QS Fushilat: 23).

Selain itu Rasulullah SAW. juga bersabda: ”Demi Allah, jika Allah
memberikan hidayah kepada seseorang melalui usahamu, maka itu lebih
baik bagimu daripada seekor unta merah”. (HR Bukhari dan Muslim)

Maka berdakwahlah kepada manusia sesuai dengan kemampuan, baik


dengan memberikan nasihat, memberi wejangan, memberikan saran,
membagikan buku-buku islami, menghadiahkan kaset-kaset islami, dan
sebagainya.

48
5.21. Meningkatkan kesadaran bermuroqobah dan Muhasabah

Merasa diawasi terus oleh Allah SWT yang Maha Mengetahui, dan selalu
menyadari bahwa diri kita tengah berpuasa, tengah beribadah untuk
mencapai taqwa. "Dan agar kamu mengagungkan Allah sesuai dengan
apa yang ditunjukkan kepadamu" (QS Al Baqarah: 185).

„Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan


hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk
hari esok (akhirat) dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.“ (QS Al-Hasyr: 18)

5.22. Mengelola waktu dengan amal bermanfaat

Setelah melaksanakan shalat fajar, tinggallah beberapa saat di dalam


masjid untuk membaca Al Qur’an dan berdzikir. Agar Anda meraih
pahala haji dan umrah serta membebaskan empat orang hamba sahaya
dari keturunan nabi Isma’il, dan malaikat akan memohonkan ampunan
bagi Anda selama Anda berada ditempat shalat Anda.

Rasulullah SAW. bersabda: ”Orang yang melaksanakan shalat subuh


berjama’ah, kemudian ia duduk untuk berdzikir kepada Allah sampai
terbit matahari dan ia melaksanakan dua raka’at shalat Isyroq, maka
baginya pahala seperti pahala orang yang melaksanakan umrah dan haji
dengan sempurna” (HR. Tirmidzi)

49
Janganlah melewatkan keutamaan ini, dimana Anda akan tetap berada
di masjid sekitar dua puluh menit setelah terbitnya matahari untuk
kemudian shalat dua raka’at. Kemudian beristirahatlah sejenak, baik
dengan tidur atau yang lainnya sebelum berangkat ke sekolah atau
tempat kerja seperti biasanya. Usahakan menjauhi pembicaraan yang
tidak bermanfaat serta ghibah dan menyia-nyiakan waktu. Sebab
mungkin saja puasa yang kita lakukan ternodai oleh pembicaraan yang
tidak bermanfaat. Janganlah lupa untuk mengisi waktu luang di tengah
pekerjaan dengan membaca Al-Qur’an.

Setelah selesai bekerja, bersiap-siaplah untuk melaksanakan shalat


Ashar. Selesai shalat, duduklah sejenak untuk membaca sedikit dari
ayat-ayat Al-Qur’an. Rasulullah SAW bersabda: ”Bila engkau duduk
bersama suatu kaum untuk berdzikir kepada Allah sejak shalat Ashar
hingga tenggelamnya matahari, itu lebih aku sukai daripada engkau
memerdekakan empat orang hamba sahaya” (HR. Abu Daud)

Mendekati adzan maghrib, sangat baik bila kita bersiap untuk berbuka
dengan berwudhu dan memperbanyak istighfar. Jangan lupa untuk
berdo’a seperti diajarkan oleh Rasulullah SAW dengan redaksi seperti
disebutkan pada bagian 5.6, atau bisa juga dengan redaksi di bawah ini:

َ#َ)5َ
ُ ‫ا‬ ‫ َء‬#َ ْ‫ ُ ِإن‬2
ْ3َ ْ‫ا‬ .
َ $َ 1َ ‫ق َو‬
ُ ْ‫ا ْ ُ) ُو‬ .
ِ /َ &ْ ‫ا‬ ‫ َو‬,َُ -
 ‫ا‬ *
َ ‫َذ َه‬

“Dengan izin Allah rasa lapar telah pergi dan tenggorokan sudah
terbasahi serta telah kami raih pahala”.

Segerakanlah berbuka sesuai anjuran Rasul pada hadits yang telah


diterangkan sebelumnya. Jangan lupa, bahwa orang yang puasa
memiliki do’a yang dikabulkan Allah. Rasulullah SAW, bersabda: ”Tiga
50
do’a yang pasti dikabulkan: do’a orang yang puasa, do’a orang yang
dizholimi, serta do’a orang yang berada di perjalanan“.

Maka berdo’alah bagi dirimu, keluargamu, umat Islam serta para


mujahidin. Setelah berbuka, kita laksanakan shalat Maghrib. Sementara
waktu antara maghrib dan isya adalah waktu yang cukup panjang, isilah
dengan dzikir dan tilawah Al-Qur’an. Kemudian bersiap-siap untuk
melaksanakan shalat Isya dan Tarawih. Waspadalah terhadap tafrit
(kurang) dalam shalat tarawih. Karena Rasulullah SAW mengingatkan:
“Sesungguhnya seseorang, bila ia shalat tarawih bersama seorang imam
dan ia mengikutinya sampai imam itu berpaling dari tempatnya, Allah
mencatat qiyamullail baginya“. (HR. Abu Daud. Tirmidzi, Nasa’i, dan
Ibnu Majah)

Setelah shalat Tarawih, silaturahim atau berkunjung ke rumah teman dan


saudara atau hadir dalam halaqoh dzikir. Kemudian setelah itu
beristirahat sebelum datang waktu sahur, agar dapat beraktifitas esok
pagi dengan segar dan jiwa yang sehat. Akan lebih baik bila melakukan
shalat di akhir malam. Karena Rasulullah bersabda: “Allah SWT turun ke
langit dunia setiap malam, pada sepertiga malam terakhir sambil berkata:
’Siapa orang yang berdo’a kepadaKu, maka Aku akan mengabulkannya.
Siapa orang yang meminta kepadaKu, maka Aku akan memberinya. Dan
siapa orang yang meminta ampunan kepadaKu, maka Aku akan
mengampuninya“. (HR. Bukhari Muslim) Berdoa’lah kepada Allah
setelah Qiyamul-lail dengan do’a do’a yang diajarkan oleh Rasulullah.
Diantara do’a tersebut adalah: “ Ya Allah aku bermohon kepada-Mu pada
apa-apa yang Engkau tetapkan dan Engkau takdirkan berupa perkara
yang pasti dalam urusan yang bijaksana, berupa qadha yang tidak dapat
ditolak dan diganti. Tuliskanlah bagiku diantara orang yang berhaji ke
rumah-Mu yang mulia; yang mabrur hajinya, yang dihapuskan
51
kesalahannya, yang diampuni dosanya, yang diterima amal usahanya,
dan jadikanlah pada apa yang Engkau tetapkan dan Engkau taksirkan
berupa perkara yang pasti dalam urusan yang bijaksana dalam malam
kadar, berupa qadha yang tidak dapat ditolak dan tidak dapat diganti;
panjangkanlah usiaku, luaskan rezekiku.

Setelah qiyamul-lail, bersiap-siap untuk sahur dan sunnah dalam sahur


adalah mengakhirkannya. Janganlah bermalas-malasan untuk sahur,
karena Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah dan Para
malaikatNya bershalawat kepada orang-orang yang bersahur“.
Perbanyaklah istighfar di waktu sahur, karena dalam Al Qur’an Allah
berfirman: “Dan diwaktu sahur mereka beristighfar“. (QS Adz-Dzariyat:
18). Sementara itu Rasulullah SAW. bersabda: ”Wahai manusia,
bertaubatlah kepada Allah, karena sesungguhnya aku bertaubat kepada
Allah seratus kali setiap hari” (HR. Muslim)

Kemudian janganlah lupa untuk memohonkan ampunan bagi saudara-


saudara sesama muslim. Rasulullah SAW. bersabda: “Siapa orang yang
memohonkan ampunan bagi mu’minin dan mu’minat, Allah menuliskan
baginya satu kebaikan dari setiap mu’min dan mu’minat” (HR. At-
Thabrani)

Jadwal ini khusus untuk dilakukan sampai tanggal 20 bulan Ramadhan.

5.23. Bersungguh-sungguh di sepuluh hari terakhir, dan


berusaha menggapai malam Lailatul Qadr dengan
Melaksanakan I’tikaf di Masjid.

52
“Apabila memasuki 10 hari terakhir (dari bulan Ramadhan), Rasulullah
SAW menghidupkan malam, membangunkan keluarganya dan
mengencangkan sarungnya“ (HR Bukhari dan Muslim).

Sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan, maka wajib kita mengisi setiap
menit dan detiknya, untuk shalat, membaca Al-Qur’an dan mengisi
waktu malam dengan qiyamul-lail. Dalam kitab shahih Muslim, Aisyah
r.a. meriwayatkan bahwasanya Nabi SAW. selalu mengistimewakan
sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dengan beribadah tidak seperti
hari-hari lainnya. Dalam riwayat lain, Aisyah juga mengatakan
bahwasanya Nabi SAW. apabila memasuki sepuluh hari terakhir, ia
memasang kainnya didalam masjid untuk beri’tikaf, mengisi malam-
malamnya dengan ibadah dan membangunkan keluarganya. Seperti
yang kita ketahui bahwa pada bulan ini ada suatu malam yaitu lailatul
qadr yang Allah muliakan karena malam itu lebih baik dari seribu bulan.
Berjagalah jangan sampai malam itu terlewatkan dan penuhilah malam-
malam itu dengan ibadah.

Rasulullah SAW bersabda: “Siapa orang yang melakukan qiyamullail


dimalam lailatulqadr dengan penuh keimanan dan kekhusuan, maka
dosa-dosanya yang terdahulu diampuni“. (HR. Bukhari).

Adalah Nabi SAW. selalu berjaga di waktu malam untuk mendapatkan


lailatul qadr dan beliau menganjurkan para sahabat untuk berjaga serta
membangunkan keluarganya dengan harapan mendapatkan lailatul qadr.
Malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir itu lebih mungkin untuk
datangnya lailatul qadr daripada malam-malam genap, sebab Rasulullah
SAW pernah mengatakan: “Carilah lailatul qadr pada malam-malam witir
dari sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan“ (HR. Mutafaqqun ‘alaih).

53
Rasulullah SAW. beri’tikaf setiap bulan Ramadhan selama sepuluh
hari. Bahkan ketika berada di tahun di mana beliau wafat, beliau
beri’tikaf selama dua puluh hari. I’tikaf merupakan puncak dari ketaatan
kita, karena di saat itu kita mengisinya dengan shalat, tilawah Al Qur’an,
dzikir, do’a dan ibadah-ibadah lain. Dimakruhkan menyibukkan diri dalam
hal-hal yang tidak bermanfaat-aktifitas maupun ucapan-dan diam
membisu karena anggapan bahwa sikap itu termasuk mendekatkan diri
kepada Allah. Terkadang orang beranggapan bahwa i’tikaf merupakan
ibadah yang sangat sulit, padahal sesungguhnya ia merupakan ibadah
yang mudah bagi orang-orang yang dimudahkan Allah. Oleh sebab itu,
i’tikaf membutuhkan niat yang ikhlas dan azam yang kuat.

I’tikaf adalah pelatihan mental, penyucian jiwa, pembersihan hati dan


penjernihan akal dari berbagai pengaruh dunia dengan berkonsenterasi
di masjid untuk beribadah kepada Allah SWT. Pengertian I’tikaf adalah
berdiam diri di masjid dalam masa tertentu untuk mendekatkan diri
kepada Allah SWT.

Hukum I’tikaf adalah sunnah. Dalam sepuluh hari hari terakhir bulan
Ramadhan berhukum sunnah mu’akkaddah. Jika seseorang bernadzar
i’tikaf maka ia wajib melaksanakannya. Waktu i’tikaf adalah bebas.
Kapan saja seseorang berdiam diri di masjid dengan niat i’tikaf, maka ia
dianggap sebagai orang yang i’tikaf. Rukun I’tikaf adalah niat dan
berdiam diri di masjid.

Terkait dengan sepuluh hari terakhir Ramadhan, seseorang yang i’tikaf


sebaiknya masuk masjid sebelum matahari tenggelam pada hari pertama
dari sepuluh hari terakhir Ramadhan dan keluar dari masjid setelah
matahari tenggelam di akhir Ramadhan.
54
5.24. Menjauhi kegiatan yang bisa merusak pahala Ramadhan,
antara lain meliputi:

• Menjadikan siang bagaikan malam dan malam bagaikan siang


• Tidur di saat masuknya waktu shalat wajib.
• Berlebihan dalam makan dan minum.
• Menyia-nyiakan waktu.
• Menyegerakan sahur agar bisa kembali tidur sebelum shalat Subuh.
• Mengendarai kendaraan tanpa kendali di saat mendekati waktu
berbuka.
• Tidak melaksanakan shalat Tarawih.
• Berkumpul dan berbicara tanpa manfa’at.
• Sering berkumpul dengan teman-teman, kemudian ghibah dan
mencari-cari kesalahan orang lain.
• Kaum perempuan yang menyibukkan dirinya didapur.

5.25. Membayar Zakat Fitrah dan Zakat Mal.

Puasa dan amaliah ramadhan disempurnakan dengan menunaikan zakat


fitrah dan zakat mal.

Zakat fitrah (zakatul fitri, atau shadaqatul Fitri), adalah zakat atau
sedekah yang dihubungkan dengan Idul Fitri. Saat itu, setiap muslim
harus membayar zakat berupa bahan makanan yang jumlahnya telah
ditentukan (2,5 kg), baik berupa gandum, juwawut, beras, atau apa saja
yang menjadi bahan makanan pokok daerah setempat, dan dihitung
menurut jumlah keluarga, termasuk orang tua, anak-anak, lelaki dan
perempuan (HR. Bukhari). Jumlah ini harus dikumpulkan oleh

55
masyarakat Islam, untuk dibagikan kepada orang yang berhak
menerimanya.

Zakat fitrah harus diberikan kepada yang berhak sebelum shalat Ied, dan
ini merupakan kewajiban bagi orang yang mampu. Uraian mengenai
zakat mal disajikan pada Bab 6 buku ini.

5.26. Melaksanakan takbir di malam Iedul Fitri.

Disunnahkan untuk memperbanyak lafadz takbir pada malam Iedul Fitri


sampai menjelang Shalat Ied. Lafazh takbir berbunyi:
Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, laa ilaaha illallaahu
wallaahu akbar allaahu akbar walillaahil hamd. Allahu akbar kabiiro
walhamdulillahi katsiiro wa subhaanallaahi bukrotau wa ashiila. Laa
ilaaha illallaahu wahdah, shadaqo wa'dah, wanasharo 'abdah, wa
hazamal ahzaaba wahdah. Laa ilaaha illallaahu walaa na'budu illa
iyyaahu mukhlishiina lahuddiina walau karihal kaafiruun. Laa ilaaha
illallaahu wallaahu akbar allaahu akbar walillaahil hamd.

"Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tidak ada
Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha
Besar, dan bagi Allah segala puji. Allah Maha Besar, Maha Agung, dan
segala puji bagi Allah sebanyak-banyaknya, dan Maha Suci Allah pagi
dan petang, tidak ada Tuhan selain Allah sendiri saja, Maha Benar Janji-
Nya, Maha Penolong akan hamba-Nya, dan menghalau pasukan-
pasukan musuh sendiri-Nya saja. Tidak ada Tuhan selain Allah, dan
kami tidak menyembah selain kepada-Nya saja, mengikhlaskan agama
bagi-Nya sekalipun tidak disukai orang-orang kafir ". Tidak ada Tuhan

56
selain Allah, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar,
dan bagi Allah segala puji.

5.27. Melaksanakan Shalat Iedul Fitri.

Cara mengerjakannya hampir sama dengan shalat Jum'at yaitu dua


rakaat. Bedanya, pada shalat Ied, takbir awal pada rakaat pertama
sebanyak 7 kali, dan takbir pada rakaat kedua sebanyak 5 kali, dan
khutbah Ied dilakukan sesudah shalat.

• Sebaiknya dilakukan di lapangan terbuka


• Disunatkan makan dan minum sekedarnya menjelang pergi ke tempat
shalat.
• Disunatkan pergi dan pulang dari shalat Ied menempuh jalan yang
berbeda
• Tak ada shalat sunnat yang mendahului atau yang mengiringi shalat
Ied.
• Bagi mereka yang mengerjakan shalat Ied di lapangan baginya tidak
ada shalat sunnat Tahiyatul Masjid.

Bacaan setiap sesudah takbir: "Subhaanallaah wal hamdulillaahi wa laa


ilaaha illallaah wallaahu akbar."

Maha suci Allah dan segala puji bagi Allah dan tidak ada Tuhan selain
Allah dan Allah itu Maha Besar". Bagi mereka yang terlambat tiba di
tempat shalat dan mendapati imam sedang shalat, ia jangan berbalik
pulang, tetapi bergabunglah dan ikutilah, kemudian tambahilah sebanyak
rakaat yang tertinggal. Apabila mereka mendapati jamaah telah selesai
57
shalat, maka kerjakanlah shalat Ied sebanyak dua rakaat. Jangan ragu,
jangan malu dan kerjakanlah hingga selesai. Bila selesai shalat Ied
duduklah dan dengarlah khutbah dengan khidmat.

Disunnatkan mendengar khutbah dengan khidmat dan jangan


meninggalkan lapangan senbelum khatib turun dari mimbar, kecuali
karena hal-hal yang sangat memaksa. Bagi kaum wanita yang dalam
keadaan haid, dianjurkan ikut ke lapangan, ambil tempat di bagian
pinggir, lalu mendengar khutbah, demi syiarnya Islam.

5.28. Merayakan Iedul Fitri secara sederhana.

Salah satu budaya masyarakat tidak baik adalah merayakan Iedul fitri
secara berlebih lebihan, mulai dari menyiapkan pakaian baru, makanan,
bahkan kendaraan baru. Betul bahwa iedul fitri merupakan sebuah
kemenangan yang patut dirayakan. Namun sebaiknya perayaan tersebut
tetap dalam kesederhanaan sebagaimana yang dicontohkan rasul.

Hari Raya Idul Fitri bukanlah sekedar bersalaman, kumpul-kumpul dan


makan-makan. Tetapi dia penuh dengan makna disaat Barat
menawarkan kita untuk tetap hidup di dunia dan awet muda, Islam
menawarkan kepada kita untuk lahir kembali dan hidup abadi di surga
nanti ….

Fitri berarti kita kembali kepada asal kita. Asal kita adalah bukan apa-apa
atau titik 0 (nol). Kembali kepada fitri berarti kita kembali kepada titik 0
(nol). Kalau kita kembali kepada titik 0 (nol) dan kita meyakini Allah
adalah 1 dan satu-satunya yang Akbar-maka rahmat dan pertolongan
Allah pun akan datang kepada kita tidak berhingga. Karena secara
matematis 1 dibagi 0 (nol) adalah tidak terhingga.
58
“Ikhlaskan hati tuk memaafkan
Leburkan kesalahanan dalam jabat tangan
Lupakan segala dosa dan kekhilafan
Mari kita bergabung
dalam barisan-Insan yang kembali dalam fitri kehidupan”

5.29. Melaksanakan Puasa Syawal.

Rasulullah SAW. bersabda: “Orang yang puasa di bulan Ramadhan


kemudian menambahnya dengan enam hari di bulan Syawal, bagaikan
orang yang berpuasa satu tahun“ HR Muslim. Dalam hadits lain Rasul
SAW. bersabda: “Amalan-amalan kita dilaporkan kepada Allah setiap
hari Senin dan Kamis, maka aku sangat senang bila amalku dilaporkan
sementara aku dalam keadaan puasa“ (HR. Tirmidzi).

Rasulullah SAW kembali bersabda: “Puasa tiga hari dipertengahan tiap


bulan seperti puasa satu tahun penuh“ HR Bukhari Muslim. Hadits lain
mengatakan: “Tidaklah seorang hamba melaksanakan puasa pada suatu
hari di jalan Allah, kecuali Allah akan menjauhkan dirinya dari api neraka
sejauh tujuh puluh hasta“ (HR. Bukhari dan Muslim)

Suatu saat, Rasulullah SAW. ditanya mengenai puasa Arafah, kemudian


beliau menjawab: “Gugurlah dosa-dosa orang itu yang ia lakukan
setahun yang lalu dan setahun yang akan datang“. Kemudian Rasulullah
SAW ditanya tentang puasa Asyuro, maka beliau menjawab: ”Gugurlah
dosa-dosa orang itu yang ia lakukan setahun yang lalu“ (HR. Muslim)

Hadits-hadits yang disebutkan di atas memotivasi kita untuk melakukan


puasa-puasa sunnah yang mendatangkan banyak pahala, namun
59
kebanyakan manusia tidak menyadari hal itu. Maka biasakanlah untuk
melakukannya dan jangan mengerjakannya hanya karena semangat
saja, sebab amal yang paling disukai Allah adalah amalan yang
dilakukan terus-menerus walaupun hanya sedikit.

5.30. Menjalani kehidupan Pasca Ramadhan layaknya bagaikan


Ramadhan.

Ukuran keberhasilan seseorang yang sukses menjalani Ramadhan


adalah menggapai puncak taqwa sebagaimana ditegaskan Allah dalam
Al-Quran: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
berpuasa, sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu,
agar kamu bertaqwa. (QS Al Baqarah: 183).

60
BAB 6.
PANDUAN ZAKAT
oleh Hasan Rifa’i Al Faridy

6.1. Makna Zakat

Menurut Bahasa (lughat), zakat berarti : tumbuh; berkembang;


kesuburan atau bertambah (HR. At-Tirmidzi) atau dapat pula berarti
membersihkan atau mensucikan (QS. At-Taubah : 10)

Menurut istilah syara', zakat adalah nama bagi suatu pengambilan


tertentu dari harta yang tertentu, menurut sifat-sifat tertentu dan untuk
diberikan kepada golongan tertentu (Al Mawardi dalam kitab Al Hawiy)

Selain itu, ada istilah shadaqah dan infaq, sebagian ulama fiqh,
mengatakan bahwa sadaqah wajib dinamakan zakat, sedang sadaqah
sunnah dinamakan infaq. Sebagian yang lain mengatakan infaq wajib
dinamakan zakat, sedangkan infaq sunnah dinamakan shadaqah.

6.2. Penyebutan Zakat dan Infaq dalam Al Qur-an dan As


Sunnah

a. Zakat (QS. Al Baqarah : 43)


b. Shadaqah (QS. At Taubah : 104)
c. Haq (QS. Al An'am : 141)
d. Nafaqah (QS. At Taubah : 35)
e. Al 'Afuw (QS. Al A'raf : 199)
61
6.3. Hukum Zakat

Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu unsur
pokok bagi tegaknya syariat Islam. Oleh sebab itu hukum zakat adalah
wajib (fardhu) atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat
tertentu. Zakat termasuk dalam kategori ibadah (seperti shalat, haji, dan
puasa) yang telah diatur secara rinci dan paten berdasarkan Al-Qur'an
dan As Sunnah, sekaligus merupakan amal sosial kemasyarakatan dan
kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan perkembangan
ummat manusia.

6.4. Macam-macam Zakat

6.4.1. Zakat Nafs (jiwa), juga disebut zakat fitrah.


6.4.2. Zakat Maal (harta).

6.5. Syarat-syarat Wajib Zakat


6.5.1. Muslim
6.5.2. Aqil
6.5.3. Baligh
6.5.4. Memiliki harta yang mencapai nishab

62
6.6. Pengertian Maal (harta)

6.6.1. Menurut bahasa (lughat), harta adalah segala sesuatu yang


diinginkan sekali sekali oleh manusia untuk memiliki,
memanfaatkan dan menyimpannya
6.6.2. Menurut syar'a, harta adalah segala sesuatu yang dapat dimiliki
(dikuasai) dan dapat digunakan (dimanfaatkan) menurut
ghalibnya (lazim). Sesuatu dapat disebut dengan maal (harta)
apabila memenuhi 2 syarat, yaitu: (a) Dapat dimiliki, disimpan,
dihimpun, dikuasai; (b) Dapat diambil manfaatnya sesuai
dengan ghalibnya. Misalnya rumah, mobil, ternak, hasil
pertanian, uang, emas, perak, dll.

6.7. Syarat-syarat Kekayaan yang Wajib di Zakati

6.7.1. Milik Penuh (Almilkuttam)

Yaitu: harta tersebut berada dalam kontrol dan kekuasaanya


secara penuh, dan dapat diambil manfaatnya secara penuh.
Harta tersebut didapatkan melalui proses pemilikan yang
dibenarkan menurut syariat islam, seperti: usaha, warisan,
pemberian negara atau orang lain dan cara-cara yang sah.
Sedangkan apabila harta tersebut diperoleh dengan cara yang
haram, maka zakat atas harta tersebut tidaklah wajib, sebab
harta tersebut harus dibebaskan dari tugasnya dengan cara
dikembalikan kepada yang berhak atau ahli warisnya.

63
6.7.2. Berkembang

Yaitu: harta tersebut dapat bertambah atau berkembang bila


diusahakan atau mempunyai potensi untuk berkembang.

6.7.3. Cukup Nishab

Artinya harta tersebut telah mencapai jumlah tertentu sesuai


dengan ketetapan syara', sedangkan harta yang tidak sampai
nishabnya bebas dari Zakat

6.7.4. Lebih Dari Kebutuhan Pokok (Alhajatul Ashliyah)

Kebutuhan pokok adalah kebutuhan minimal yang diperlukan


seseorang dan keluarga yang menjadi tanggungannya, untuk
kelangsungan hidupnya. Artinya apabila kebutuhan tersebut
tidak terpenuhi yang bersangkutan tidak dapat hidup layak.
Kebutuhan tersebut seperti kebutuhan primer atau kebutuhan
hidup minimum (KHM), misal, belanja sehari-hari, pakaian,
rumah, kesehatan, pendidikan, dsb.

6.7.5. Bebas Dari hutang

Orang yang mempunyai hutang sebesar atau mengurangi


senishab yang harus dibayar pada waktu yang sama (dengan

64
waktu mengeluarkan zakat), maka harta tersebut terbebas dari
zakat.

6.7.6. Berlalu Satu Tahun (Al-Haul)

Maksudnya adalah bahwa pemilikan harta tersebut sudah belalu


satu tahun. Persyaratan ini hanya berlaku bagi ternak, harta
simpanan dan perniagaan. Sedang hasil pertanian, buah-buahan
dan rikaz (barang temuan) tidak ada syarat haul.

6.8. Harta(maal) yang Wajib di Zakati

6.8.1. Binatang Ternak

Hewan ternak meliputi hewan besar (unta, sapi, kerbau), hewan


kecil (kambing, domba) dan unggas (ayam, itik, burung).

6.8.2. Emas Dan Perak

Emas dan perak merupakan logam mulia yang selain


merupakan tambang elok, juga sering dijadikan perhiasan. Emas
dan perak juga dijadikan mata uang yang berlaku dari waktu ke
waktu. Islam memandang emas dan perak sebagai harta yang
(potensial) berkembang. Oleh karena syara' mewajibkan zakat
atas keduanya, baik berupa uang, leburan logam, bejana,
souvenir, ukiran atau yang lain.

65
Termasuk dalam kategori emas dan perak, adalah mata uang
yang berlaku pada waktu itu di masing-masing negara. Oleh
karena segala bentuk penyimpanan uang seperti tabungan,
deposito, cek, saham atau surat berharga lainnya, termasuk
kedalam kategori emas dan perak. sehingga penentuan nishab
dan besarnya zakat disetarakan dengan emas dan perak.
Demikian juga pada harta kekayaan lainnya, seperti rumah, villa,
kendaraan, tanah, dll. Yang melebihi keperluan menurut syara'
atau dibeli/dibangun dengan tujuan menyimpan uang dan
sewaktu-waktu dapat di uangkan. Pada emas dan perak atau
lainnya yang berbentuk perhiasan, asal tidak berlebihan, maka
tidak diwajibkan zakat atas barang-barang tersebut.

6.8.3. Harta Perniagaan

Harta perniagaan adalah semua yang diperuntukkan untuk


diperjual-belikan dalam berbagai jenisnya, baik berupa barang
seperti alat-alat, pakaian, makanan, perhiasan, dll. Perniagaan
tersebut di usahakan secara perorangan atau perserikatan
seperti CV, PT, Koperasi, dsb.

6.8.4. Hasil Pertanian

Hasil pertanian adalah hasil tumbuh-tumbuhan atau tanaman


yang bernilai ekonomis seperti biji-bijian, umbi-umbian, sayur-
mayur, buah-buahan, tanaman hias, rumput-rumputan,
dedaunan, dll.
66
6.8.5. Ma-din dan Kekayaan Laut

Ma'din (hasil tambang) adalah benda-benda yang terdapat di


dalam perut bumi dan memiliki nilai ekonomis seperti emas,
perak, timah, tembaga, marmer, giok, minyak bumi, batu-bara,
dll. Kekayaan laut adalah segala sesuatu yang dieksploitasi dari
laut seperti mutiara, ambar, marjan, dll.

6.8.6. Rikaz

Rikaz adalah harta terpendam dari zaman dahulu atau biasa


disebut dengan harta karun. Termasuk didalamnya harta yang
ditemukan dan tidak ada yang mengaku sebagai pemiliknya.

6.9. Nishab dan Kadar Zakat

6.9.1. Harta Peternakan

6.9.1.1. Unta

Nishab unta asalah 5 ekor. Artinya jika seseorang telah memiliki


5 ekor unta, maka ia telah terkena kewajiban zakat. Selanjutnya
zakat itu bertambah, jika jumlah unta yang dimilikinya juga
bertambah.

67
Berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan
oleh At Tarmidzi dan Abu Daud dari Muadz bin Jabbal r.a,
maka dapat dibuat tabel sbb :

Jumlah
Zakat
(ekor)
5-9 1 ekor kambing/domba (a)
10-14 2 ekor kambing/domba
15-19 3 ekor kambing/domba
20-24 4 ekor kambing/domba
25-35 1 ekor unta bintu Makhad (b)
36-45 1 ekor unta bintu Labun (c)
46-60 1 ekor Hiqoh (d)
61-75 1 ekor Jad’zah (e)
76-90 2 ekor unta bintu Labun
91-120 2 ekor unta Hiqoh

Keterangan:
(a). Kambing berumur 2 tahun atau lebih, atau domba berumur
1 tahun atau lebih
(b). Unta betina umur 1 tahun, masuk tahun ke-2
(c). Unta betina umur 2 tahun, masuk tahun ke-3
(d). Unta betina umur 3 tahun, masuk tahun ke-4
(e). Unta betina umur 4 tahun, masuk tahun ke-5

68
6.9.1.2. Sapi, Kerbau dan Kuda

Nishab kerbau dan kuda disetarakan dengan nishab sapi yaitu


30 ekor. Artinya jika seseorang telah memiliki 30 ekor sapi
(kerbau/kuda), maka ia telah terkena wajib zakat. Berdasarkan
hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh At
Tarmidzi dan Abu Daud dari Muadz bin Jabbal r.a, maka dapat
dibuat tabel sbb :

Jumlah
Zakat
(ekor)
30-39 1 ekor sapi jantan/betina tabi' (a)
40-59 1 ekor sapi betina musinnah (b)
60-69 2 ekor sapi tabi'
70-79 1 ekor sapi musinnah dan 1 ekor tabi'
80-89 2 ekor sapi musinnah
Keterangan:
(a) Sapi berumur 1 tahun, masuk tahun ke-2
(b) Sapi berumur 2 tahun, masuk tahun ke-3
Selanjutnya jika jumlah itu bertambah 30 ekor, zakatnya
bertambah 1 ekor tabi’, dan jika setiap jumlah itu
bertambah 40 ekor, zakatnya bertambah 1 ekor musinna

69
6.9.1.3. Kambing/domba

Nishab kambing/domba adalah 40 ekor. Artinya jika seseorang


telah memiliki 40 ekor kambing/domba, maka ia telah terkena
wajib zakat. Berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Anas bin Malik r.a, maka
dapat dibuat tabel sbb:

Jumlah
Zakat
(ekor)
40-120 1 ekor kambing (2 th) atau domba (1th)
121 -200 2 ekor kambing/domba
201-300 3 ekor kambing/domba
Selanjutnya setiap jumlah itu bertambah 100 ekor, zakatnya
bertambah 1 ekor.

6.9.1.4. Ternak Unggas (ayam, bebek, burung, dll) dan Perikanan

Nishab pada ternak unggas dan perikanan tidak diterapkan


berdasarkan jumlah (ekor), sebagaimana halnya sapi, dan
kambing. Tapi dihitung berdasarkan skala usaha.

Nishab ternak unggas dan perikanan adalah setara dengan 20


Dinar (1 Dinar = 4,25 gram emas murni) atau sama dengan 85
gram emas. Artinya, bila seorang beternak unggas atau
perikanan, dan pada akhir tahun (tutup buku) ia memiliki

70
kekayaan yang berupa modal kerja dan keuntungan lebih besar
atau setara dengan 85 gram emas murni, maka ia terkena
kewajiban zakat sebesar 2,5 %

Contoh : Seorang peternak ayam broiler memelihara 1.000 ekor


ayam perminggu, pada akhir tahun (tutup buku) terdapat laporan
keuangan sbb:

1. Ayam broiler 5600 ekor Rp 15.000.000


2. Uang Kas/Bank setelah pajak Rp 10.000.000
3. Stok pakan dan obat-obatan Rp 2.000.000
4. Piutang (dapat tertagih) Rp 4.000.000
Jumlah Rp 31.000.000
5. Utang yang jatuh tempo Rp 5.000.000
Saldo Rp 26.000.000
Zakat = 2,5% x Rp 26.000.000 Rp 650.000

Catatan: Kandang dan alat peternakan tidak diperhitungkan


sebagai harta yang wajib dizakati.

6.9.2. Emas dan Perak

Bila seseorang telah memiliki emas sebesar 20 dinar (85 gr


emas murni) atau perak 200 dirham(setara 672 gr perak) dan

71
sudah setahun, maka ia telah terkena wajib zakat, yakni sebesar
2,5%.

Nishab zakat atas segala macam jenis harta simpanan setara


dengan "emas dan perak", seperti uang tunai, tabungan, cek,
saham, surat berharga ataupun yang lainnya, sama dengan
ketentuan pada emas dan perak. Artinya, jika seseorang
memiliki bermacam-macam bentuk harta setara emas dan
perak, dan sudah mencapai nishab, maka ia wajib zakat
(2,5%). Contoh: Seseorang memiliki harta sebagai berikut :

Tabungan Rp 5.000.000
Uang tunai (diluar kebutuhan pokok) Rp 2.000.000
Perhiasan emas (berbagai bentuk) 100 gram
Utang yang harus dibayar Rp 1.500.000

Perhiasan emas atau yang lain tidak wajib dizakati kecuali yang
melebihi jumlah maksimal yang layak dipakai. Jika layaknya
seseorang memakai perhiasan maksimal 60 gram, maka
perhiasan yang melebihii 60 gram akan kena pajak.

72
Contoh:

Tabungan Rp 5.000.000
Uang tunai (diluar kebutuhan Pokok) Rp 2.000.000
Perhiasan emas (100 – 60) gr x Rp Rp
4.000.000
100.000 (harga 1gr emas)
Jumlah Rp 11.000.000
Dikurangi Hutang Rp 1.500.000
Saldo Rp 9.500.000
Besar Zakat = 2,5% x 9.500.000 Rp 237.500
Catatan: Perhitungan harta yang wajib dizakati dilakukan setiap
tahun pada bulan yang sama.

6.9.3. Harta Perniagaan

Harta perniagaan, baik yang bergerak di bidang perdagangan,


industri, agroindustri, ataupun jasa, dikelola secara individu
maupun badan usaha (seperti PT, CV, Yayasan, Koperasi, Dll)
nishabnya adalah 20 dinar (setara dengan 85 gram emas murni).
Artinya jika suatu badan usaha pada akhir tahun (tutup buku)
memiliki kekayaan (modal kerja dan untung) lebih besar atau
setara dengan 85 gram emas (jika per gram Rp 100.000,- = Rp

73
8.500.000,-), maka ia wajib mengeluarkan zakat sebesar 2,5 %
x Rp 8.500.000 = Rp 212.500,-

Jika semua anggota syirkah pada badan usaha berbentuk


syirkah (kerjasama) beragama islam, zakat dikeluarkan lebih
dulu sebelum dibagikan kepada pihak-pihak yang bersyirkah.
Tetapi jika anggota syirkah terdapat orang yang non- muslim,
maka zakat hanya dikeluarkan dari anggota syirkah muslim saja
(apabila jumlahnya lebih dari nishab)

Cara menghitung zakat :Kekayaan yang dimiliki badan usaha


tidak akan lepas dari salah satu atau lebih dari tiga bentuk di
bawah ini: (a) Kekayaan dalam bentuk barang; (b) Uang tunai;
dan (c) Piutang. Harta perniagaan yang wajib dizakati adalah
ketiga bentuk harta tersebut dikurangi dengan utang yang harus
dibayar (jatuh tempo) dan pajak. Contoh: Sebuah perusahaan
meubel pada tutup buku per Desember tahun 2003 dengan
keadaan sbb :

1. Mebel belum terjual 5 set Rp 10.000.000


2. Uang tunai Rp 15.000.000
3. Piutang Rp 2.000.000
Jumlah Rp 27.000.000
Utang & Pajak Rp 7.000.000
Saldo Rp 20.000.000
Zakat=2,5% x Rp 20.000.000 Rp 500.000
74
Pada harta perniagaan, modal investasi yang berupa tanah dan
bangunan atau lemari, etalase pada toko,dll, tidak termasuk
harta yang wajib dizakati sebab termasuk kedalam kategori
barang tetap (tidak berkembang)

Usaha yang bergerak dibidang jasa, seperti perhotelan,


penyewaan apartemen, taksi, rental mobil, bus/truk, kapal laut,
pesawat udara, dll, kemudian dikeluarkan zakatnya dapat dipilih
diantara 2 (dua) cara:

1. Pada perhitungan akhir tahun (tutup buku), seluruh harta


kekayaan perusahaan dihitung, termasuk barang (harta)
penghasil jasa, seperti hotel, taksi, kapal, dll, kemudian
keluarkan zakatnya 2,5 %.
2. Pada Perhitungan akhir tahun (tutup buku), hanya dihitung
dari hasil bersih yang diperoleh usaha tersebut selama
satu tahun, kemudian zakatnya dikeluarkan 10%. Hal ini
diqiyaskan dengan perhitungan zakat hasil pertanian,
dimana perhitungan zakatnya hanya didasarkan pada hasil
pertaniannya, tidak dihitung harga tanahnya.

6.9.4. Hasil Pertanian

Nishab hasil pertanian adalah 5 wasq atau setara dengan 750


kg. Apabila hasil pertanian termasuk makanan pokok, seperti
beras, jagung, gandum, kurma, dll, maka nishabnya adalah 750
kg dari hasil pertanian tersebut.

75
Tetapi jika hasil pertanian itu selain makanan pokok, seperti
buah-buahan, sayur-sayuran, daun, bunga, dll, maka nishabnya
disetarakan dengan harga nishab dari makanan pokok yang
paling umum di daerah (negeri) tersebut (di negeri kita= beras).

Kadar zakat untuk hasil pertanian, apabila diairi dengan air


hujan, atau sungai/mata/air, maka 10%, apabila diairi dengan
cara disiram / irigasi (ada biaya tambahan) maka zakatnya 5%.

Dari ketentuan ini dapat dipahami bahwa pada tanaman yang


disirami zakatnya 5%. Artinya 5% yang lainnya didistribusikan
untuk biaya pengairan. Imam Az Zarqoni berpendapat bahwa
apabila pengolahan lahan pertanian diairi dengan air hujan
(sungai) dan disirami (irigasi) dengan perbandingan 50:50, maka
kadar zakatnya 7,5% (3/4 dari 1/10).

Pada sistem pertanian saat ini, Selain air, ada lagi biaya lain
seperti pupuk, insektisida, dll. Untuk mempermudah perhitungan
zakatnya, biaya pupuk, intektisida dan sebagainya diambil dari
hasil panen, kemudian sisanya (apabila lebih dari nishab)
dikeluarkan zakatnya 10% atau 5% (tergantung sistem
pengairannya).

76
Contoh: Pada Sawah tadah hujan ditanami padi. Dalam pengelolaan
dibutuhkan pupuk dan insektisida Rp 200.000.

Hasil panen 5 ton 5.000 kg


Pupuk/Insektisida : Rp 200.000 : 1.000 200 kg
Netto 4.800 kg
Zakat (bila tidak disiram) 10 % x 4.800 kg 480 kg
Zakat (bila disiram) 5 % x 4.800 kg 240 kg

6.10. Zakat Profesi

6.10.1. Dasar Hukum :

• Firman Allah SWT: dan pada harta-harta mereka ada hak


untuk oramng miskin yang meminta dan orang miskin yang
tidak dapat bagian (QS. Adz-Dzariyat:19)
• Firman Allah SWT: “Wahai orang-orang yang beriman,
infaqkanlah (zakat) sebagian dari hasil usahamu yang baik-
baik”. (QS Al Baqarah: 267)
• Hadist Nabi SAW: “Bila zakat bercampur dengan harta
lainnya maka ia akan merusak harta itu” (HR. Baihaqi)

77
6.10.2. Hasil Profesi

Hasil profesi (pegawai negeri/swasta, konsultan, dokter, notaris,


dll) merupakan sumber pendapatan (kasab) yang tidak banyak
dikenal di masa salaf (generasi terdahulu), oleh karenanya
bentuk kasab ini tidak banyak dibahas, khususnya yang
berkaitan dengan "zakat". Meskipun demikian, bukan berarti
harta yang didapatkan dari hasil profesi tersebut bebas dari
zakat, sebab zakat pada hakekatnya adalah pungutan harta
yang diambil dari orang-orang kaya untuk dibagikan kepada
orang-orang miskin diantara mereka (sesuai dengan ketentuan
syara'). Dengan demikian, apabila seseorang dengan hasil
profesinya ia menjadi kaya, maka atas kekayaannya wajib
dikenakan zakat. Akan tetapi, jika hasilnya tidak mencukupi
kebutuhan hidup (dan keluarganya), maka ia menjadi mustahiq
(penerima zakat). Sedang jika hasilnya hanya sekedar untuk
menutupi kebutuhan hidupnya, atau lebih sedikit maka baginya
tidak wajib zakat. Kebutuhan hidup yang dimaksud adalah
kebutuhan pokok, yakni, papan, sandang, pangan dan biaya
yang diperlukan untuk menjalankan profesinya.

Zakat profesi memang tidak dikenal dalam khasanah keilmuan


Islam, sedangkan hasil profesi berupa harta dapat dikategorikan
ke dalam zakat harta (simpanan/kekayaan). Dengan demikian
hasil profesi seseorang apabila telah memenuhi ketentuan wajib
zakat maka wajib baginya untuk menunaikan zakat.

78
Contoh:

Akbar adalah seorang karyawan swasta yang berdomisili


di kota Bogor, memiliki seorang istri dan 2 orang anak.
Penghasilan bersih perbulan Rp. 1.500.000,-. Bila
kebutuhan pokok keluarga tersebut kurang lebih
Rp.625.000 per bulan maka kelebihan dari
penghasilannya = (1.500.000 - 625.000) = Rp. 975.000
perbulan. Apabila saldo rata-rata perbulan 975.000 maka
jumlah kekayaan yang dapat dikumpulkan dalam kurun
waktu satu tahun adalah Rp. 11.700.000 (lebih dari
nishab). Dengan demikian Akbar berkewajiban
membayar zakat sebesar 2.5% dari saldo.

Dalam hal ini zakat dapat dibayarkan setiap bulan sebesar 2.5%
dari saldo bulanan atau 2.5 % dari saldo tahunan.

6.11. Harta Lain Lain

6.11.1. Saham dan Obligasi

Saham maupun obligasi (juga sertifikat Bank) merupakan


bentuk penyimpanan harta yang potensial berkembang. Oleh
karenanya masuk ke dalam kategori harta yang wajib dizakati,
apabila telah mencapai nishabnya. Zakatnya sebesar 2.5% dari
nilai kumulatif riil bukan nilai nominal yang tertulis pada saham
atau obligasi tersebut, dan zakat itu dibayarkan setiap tahun.
Contoh:
79
Nyonya Salamah memiliki 500.000 lembar saham PT. ABDI
ILAHI, harga nominal Rp.5.000/Lembar. Dividen pada akhir
tahun buku= Rp.300,- per lembar. Total jumlah harta(saham)
= 500.000 x Rp.5.300,- = Rp.2,6 milyar. Zakat= 2.5% x Rp.
2,6 milyar = Rp 66.750.000,-

6.11.2. Undian dan kuis berhadiah

Harta yang diperoleh dari hasil undian atau kuis berhadiah


identik dengan harta temuan (rikaz). Jika hasil tersebut
memenuhi kriteria zakat, maka wajib dizakati sebesar 20%

Contoh: Fitri memenangkan kuis berhadiah TEBAK


OLIMPIADE berupa mobil sedan seharga Rp.52 juta dengan
pajak undian 20% ditanggung pemenang. Harta Fitri= 80% x
Rp.52 juta= Rp.41.600.000,- Zakat = 20% x Rp.41.600.000,-
= Rp 8.320.000,-

6.11.3. Hasil penjualan rumah (properti) atau penggusuran

Harta yang diperoleh dari hasil penjualan rumah (property) atau


penggusuran, dapat dikategorikan dalam dua macam:

1. Penjualan rumah yang disebabkan karena kebutuhan,


termasuk penggusuran paksa: Hasilnya lebih dulu
80
dipergunakan untuk memenuhi apa yang dibutuhkannya.
Apabila hasil penjualan (penggusuran) dikurangi harta
yang dibutuhkan jumlahnya masih melampaui nishab maka
ia berkewajiban zakat sebesar 2.5% dari kelebihan harta
tersebut.

Pak Ahmad terpaksa menjual rumah dan pekarangannya


yang terletak di sebuah jalan protokol, di Jakarta, sebab
ia tak mampu membayar pajaknya. Dari hasil penjualan
Rp.150 juta, ia bermaksud untuk membangun rumah di
pinggiran kota dan diperkirakan akan menghabiskan
anggaran Rp.90 juta. Sisa ditabung. Zakat = 2.5% x
(Rp.150.000.000,- - Rp.90.000.000,-) = Rp.1.500.000,-

2. Penjualan rumah (properti) yang tidak didasarkan pada


kebutuhan maka ia wajib membayar zakat sebesar 2.5%
dari hasil penjualannya.

81
6.12. Hikmah Zakat

Zakat merupakan ibadah yang memiliki dimensi ganda,


trasendental dan horizontal. Oleh sebab itu zakat memiliki
banyak arti dalam kehidupan ummat manusia, terutama Islam.
Zakat memiliki banyak hikmah, baik yng berkaitan dengan Sang
Khaliq maupun hubungan sosial kemasyarakatan di antara
manusia, antara lain:

1. Menolong, membantu, membina dan membangun kaum


dhuafa yang lemah papa dengan materi sekedar untuk
memenuhi kebutuhan pokok hidupnya.Dengan kondisi
tersebut mereka akan mampu melaksanakan kewajibannya
terhadap Allah SWT
2. Memberantas penyakit iri hati, rasa benci dan dengki dari
diri orang-orang di sekitarnya berkehidupan cukup, apalagi
mewah. Sedang ia sendiri tak memiliki apa-apa dan tidak
ada uluran tangan dari mereka (orang kaya) kepadanya.
3. Dapat mensucikan diri (pribadi) dari kotoran dosa,
memurnikan jiwa, murah hati, peka terhadap rasa
kemanusiaan, dan mengikis sifat bakhil (kikir) serta
serakah, sehingga jiwa menjadi tenang karena terbebas
dari tuntutan Allah SWT dan kewajiban kemasyarakatan,
akan selalu melingkupi hati.
4. Dapat menunjang terwujudnya sistem kemasyarakatan
Islam yang berdiri atas prinsip-prinsip: Ummatan Wahidan
(umat yang satu), Musawah (persamaan derajat, dan dan

82
kewajiban), Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam) dan
Takaful Ijti'ma (tanggung jawab bersama)
5. Menjadi unsur penting dalam mewujudakan keseimbanagn
dalam distribusi harta (sosial distribution), dan
keseimbangan tanggungjawab individu dalam masyarakat
6. Zakat adalah ibadah maaliyah yang mempunyai dimensi
dan fungsi sosial ekonomi atau pemerataan karunia Allah
SWT dan perwujudan solidaritas sosial, pernyataan rasa
kemanusian dan keadilan, pembuktian persaudaraan
Islam, pengikat persatuan ummat dan bangsa, sebagai
pengikat bathin antara golongan kaya dengan yang miskin
dan sebagai penimbun jurang yang menjadi pemisah
antara golongan yang kuat dengan yang lemah
7. Mewujudkan tatanan masyarakat yang sejahtera dimana
hubungan seseorang dengan yang lainnya menjadi rukun,
damai dan harmonis yang akhirnya dapat menciptakan
situasi yang tentram, aman lahir bathin. Dalam masyarakat
seperti itu takkan ada lagi kekhawatiran akan hidupnya
kembali bahaya komunisme dan atheis) dan paham atau
ajaran yang sesat dan menyesatkan. Sebab dengan
dimensi dan fungsi ganda zakat, persoalan yang dihadapi
kapitalisme dan sosialisme dengan sendirinya sudah
terjawab. Akhirnya sesuai dengan janji Allah SWT, akan
terciptalah sebuah masyarakat yang baldatun thoyyibatun
wa Rabbun Ghafur.

83

You might also like