You are on page 1of 1

DEMOKRASI DAN KEPEMIMPINAN YANG IDEAL

Oleh
M.Agus Salim

Demokrasi dan kemimpinan “keindahan yang membatasi kekuasaan, kekuasaan


yang memuja kasih sayang / cinta kasih, kebijaksanaan yang membawa keadilan” kata Ki
Ageng Sutatmo suryo kusumo.
Bahwa kekuasaan harus bersandar pada keindahan atau tertibnya lahir dan cinta
kasih atau kesucian batin dan kebijaksanaan yang mengandung kebenaran dan keadilan.
Demokrasi pada hakekatnya merupakan sesuatu pranata sisial telah memberi tempat bagi
peran tiap anggota masyarakat dengan segala hak dan kemerdekaannya, namun harus
pula selalu diimbangi dengan kepentingan hidup bersama sehingga demokrasi yang
dikehendaki adalah benar – benar mengandung arti kerakyatan dan keadilan sosial.
Demokrasi dibawah pimpinan kebijaksanaan yang dalam kehidupan diwujudkan dengan
perilaku “Tutwuri Handayani”
Demokarasi dan kepemimpinan bersumber pada rasa kekeluargaan yang
memandang setiap individu adalah kawula sekaligus warga atau obyek sekaligus subyek.
Pengambialan keputusan dalam sistem demokrasi dan kepemimpinan tak harus
didasarkan kepada suara moyoritas (separo lebih dari satu), melainkan didasarkan pada
musyawarah untuk mufakat , apabila mufakat tidak dapat dicapai meskipun sudah
diusahakan sekeras – kerasnya, maka baik mayoritas maupun minoritas harus tunduk
kepada pimpinan yang mengambil keputusan atas dasar kebijaksanaan demi persatuan,
kesatuan dan kepentingan bersama.
Demokrasi dan kepemimpinan menjunjung tinggi kebebasan individu akan
tetapimengakui perlunya hikmah pimpinan kebijaksaan untuk digunakan apabila perlu
untuk ketertiban dan keselamatan masyarakat untuk melindungi kebebasan individu.
Demokrasi tanpa kepemimpinan akan menimbulkan anarki yang dapat menimbulkan
bahaya terhadap masyarakat. Sebaliknya kepemimpinan tanpa demokrasi akan
menimbulkan penindasan antar manusia.
Demokrasi dan kepemimpinan merupakan tipe demokrasi yang mengutamakan
keseimbangan antara hak dan kewajiban, demokrasi yang dilandasi dengan menyatunya
rasa aku dan kita. Setiap individu harus bersedia mengabdikan diri kepada kepentingan
umum dan rela berkorban untuk kepentingan bersama.
Dalam trilogi kepemimpinan, seorang pemimpin harus mempunyai perilaku
konsisten dan kosekuen, jujur , adil, bertanggung jawab, bersatunya kata dan perbuatan,
bersedia berada paling depan pada saat menghadapi kesulitan dan berada paling belakang
(menikmati paling akhir) ketika menghadapi kesenangan sehinnga dapat memberi
pengaruh baik kepada orang – orang yang dipimpinnya. Pimpinan harus mampu
membangkitkan motivasi sekaligus pandai “mengemong” serta memberikan ketentraman
lahir dan batin bagi orang – orang yang dipimpinnya. Kemampuan seorang pemimpin
berkomunikasi dan bekerja sama dengan berbagai pihak, baik secara intern atau di dalam
kelompoknya maupun secara ekstern atau kelompok lainnya.

You might also like