You are on page 1of 96

Nama ;

Kelas ;

sekolah ;




























FUNGSI INVERS
f(x) = ax+b ; a = 0 f
-1
(x) = (x-b)/a ; a = 0
f(x) = (ax+b)/(cx+d) ; x = -d/c f
-1
(x) = (-dx+b)/(cx-a) ; x = a/c
f(x) = ax + bx + c ; a = 0 f
-1
(x) = (-b+\(b-4a(c-x))/2a ; a = 0
f(x) =
a
log cx ; a > 0 = 1 ; cx>0 f
-1
(x) = a
x
/c ; c = 0
f(x) = a
cx
; a > 0 = 1 f
-1
(x) =
a
log x
1/c
= 1/c
a
log x ; c=0

(g o f)
-1
(x) = (f
-1
o g
-1
)(x)
contoh:
1. Tentukan diagram fungsi di bawah ini ada inversnya atau tidak



2. Tentukan grafik di bawah ini mempunyai invers/tidak !


CARA MENENTUKAN SUATU GRAFIK MEMPUNYAI INVERS/TIDAK
Tarik sembarang garis sejajar sumbu x, bila memotong grafik hanya di satu titik, maka grafik tersebut mempunyai invers. Bila tidak demikian, maka grafik tersebut tidak mempunyai invers
3. Diketahui f: R R
f(x) = 2x - 3

Tentukan f
-1
(x) !

Jawab:

f one one onto
sehingga f mempunyai invers
misalkan y = image dari x
y = f(x)
y = 2x-3 (yang berarti x = f
-1
(y))
x = (y+3)/2
f
-1
(x) = (x+3)/2
4. Diketahui f: A B
f(x) = (x - 2)/(x - 3)
dengan A = {R - {3}} dan B = {R - {-1}}
(baca: A adalah himpunan bilangan riil kecuali 33)

Tentukan f
-1
(x)

Jawab:

y = (x - 2)/(x - 3)
y(x - 3) = x - 2
yx - 3y = x - 2
x(y - 1) = 3y - 2
x = (3y - 2)/(y - 1) f
-1
(x) = (3x - 2)/(x - 1)






Keterangan : fungsi invers ini ada, jika syarat-syaratnya terpenuhi
Fungsi kuadrat secara umum tidak mempunyai invers, tetapi dapat mempunyai
invers jika daerah definisinya dibatasi.
f(x) = x untuk X > 0 f
-1
(x) = \x untuk X > 0

Tempat kedudukan titik-titik (x,y) sehingga terdapat hubungan linier
ax + by + c = 0 merupakan suatu garis lurus
Bentuk ax + by +c = 0 (implisit) dapat ditulis dalam bentuk
y = mx + n (eksplisit)
dengan m = -a/b dan n = -c/b ; (b = 0)
Ket : nilai m dan n ini mempunyai arti penting dalam menentukan grafik garis lurus.
m disebut koefisien arah (gradien) garis

m = tan o , dimana a adalah sudut yang dibentuk garis dengan sumbu x positif (berlawanan
arah dengan jarum jam)
0 < o < 90 tan o = +
90 < o < 180 tan o =

ukup dengan menentukan 2 buah titik sembarang yang terletak pada grafik tersebut,
kemudian dihubungkan (biasanya kedua titik ini adalah titik-titik potong dengan masing-
masing sumbu).

contoh:
Gambarkan grafik 2x + 3y - 6 = 0
1. Titik potong dengan sumbu x y = 0 ; 2x + 3(0) - 6 = 0 x = 3 (3,0)
2. Titik potong dengan sumby y x = 0 ; 2(0) + 3y - 6 = 0 y = 2 (0,2)



Ket:
Untuk mengetahui apakah suatu titik terletak pada suatu garis adalah dengan cara
mensubstitusi koordinat titik tersebut ke persamaan garis. Bila memenuhi
persamaan berarti titik tersebut terletak pada garis. Dengan perkataan lain bila
suatu titik terletak pada suatu garis, maka koordinat titik tersebut memenuhi
persamaan garis (dapat menggantikan variabelnya yang bersesuaian).
3. Kedudukan 2 buah garis ditentukan oleh kemungkinan sudut yang dibentuk oleh dua
garis tersebut.

g1 : y = m1x + n1 m1 = tan o
g2 : y = mx2 + n2 m2 = tan |

u : sudut yang dibentuk kedua garis
u = (o - |)

dengan menggunakan rumus tangens, didapat :
tan q = |(m1-m2)/(1+m1m2)|
4. Ket :
5. Sudut yang dibentuk antara dua buah garis yang berpotongan, selalu dimaksudkan
sebagai sudut lancip antara kedua garis tersebut. Karena tangens u harus bernilai
positif (sudut lancip) maka rumusnya menggunakan tanda mutlak.
6. Dari rumus di atas dapat ditentukan bahwa kedua garis akan :
Kedudukan Garis



Bentuk Eksplisit
y = m1x + n1
y = m2x + n2

Bentuk Implisit
ax + by + c = 0
px + qy + r = 0
Berpotongan m1 = m2 a/p = b/q
Sejajar m1 = m2 dan n1 = n2 a/p = b/q = c/r
Tegak lurus m1.m2 = -1
(ap/bq) = -1
Berimpit m1= m2 dan n1=n2 a/p = b/q = c/r

ax + by + c = 0 atau y = mx + n

2. Persamaan sumbu x y = 0
3. Persamaan sumbu y x = 0
4. Sejajar sumbu x y = k
5. Sejajar sumbu y x = k
6. Melalui titik asal dengan gradien m
y = mx

7. Melalui titik (x1,y1) dengan gradien m
y -y1 = m (x - x1)

8. Melalui potongan dengan sumbu di titik
(a,0) dan (0,b)
bx + ay = ab

9. Melalui titik (x1,y1) dan (x2,y2)
(y-y1)/(y2-y1) = (x-x1)/(x2-x1)
y-y1 = ((y2-y1)/(x2-x1))(x-x1)

7. ket :
8. Persamaan (9) didapat dari persamaan (7) dengan mengganti
m=(y2-y1)/(x2-x1)
Garis ini mempunyai gradien m = (y2-y1)/(x2-x1)
9.
Jarak Dua Buah Titik
Jarak antara titik A(x1,y1) dan titik B(x2,y2)

AB = \((x1-x2)+(y1-y2))
Koordinat Titik Tengah
Koordinat titik tengah antara titik A(x1,y2) dan titik
B(x2,y2)
XT = (x1+x2)/2
YT = (y1+y2)/2
Jarak Titik Ke Garis
Jarak titik A(x1,y1) ke garis
g : ax + by + c = 0
d = |(ax1+by1+c)/\(a+b)|
10. Ket :
11. Untuk menentukan jarak antara dua buah garis sejajar, pertama tentukan
sembarang titik yang terletak pada salah satu garis, kemudian nyatakan jarak titik
ini ke garis yang lain.
12. Atau gunakan rumus jadi :
13. Jarak dua garis sejajar ax + by + c1 = 0 dan ax + by +c2 = 0 adalah
14. d = |(c1-c2)/\(a+b)|
15. Penggunaan :
16. Luas segitiga = (alas X tinggi)
(alas = jarak 2 titik; tinggi = jarak titik ke garis
17. Luas bujur sangkar = sisi X sisi
(sisi = jarak 2 titik atau jarak titik ke garis
18. Luas Trapesium = (jumlah sisi sejajar X tinggi)
(sisi sejajar = jarak 2 titik; tinggi = jarak titik ke garis)
19.
Garis Bagi Garis yang ditarik dari suatu titik sudut dan membagi sudutnya menjadi
2 bagian sama besar
Garis tinggi Garis yang ditarik dari suatu titik sudut dan tegak lurus sisi
dihadapannya
Garis berat Garis yang ditarik dari suatu titik sudut dan membagi sisi dihadapannya
menjadi dua bagian sama besar
Garis Sumbu Garis yang membagi suatu sisi menjadi dua bagian sama besar dan
tegak lurus pada sisi itu.
20.
21. PERGESERAN GRAFIK
22. Fungsi asal y = f(x)
Geser a satuan Fungsi Baru
Kekanan y = f(x-a)
Kekiri y = f(x+a)
Keatas (y-a) = f(x) y = f(x) + a
Kebawah (y+a) = f(x) y = f(x) -a
23. Ket : rumusan pergeseran ini berlaku untuk sembarang grafik, seperti : garis lurus,
parabola, lingkaran dsb.
contoh :
garis melalui (0,0) y = mx Parabola berpuncak di (0,0) y = x
garis melalui (x1, y1) y-y1 = m(x-x1)
Parabola berpuncak di (xp,yp)
y-yp = a(x-xp)
y = a(x-xp) + yp
24.
PROGRAM LINIER adalah suatu teknik optimalisasi dimana variabel-variabelnya linier.
Metode ini dipakai pada saat kita dihadapkan pada beberapa pilihan dengan batasan-
batasan tertentu, sedangkan di lain pihak kita menghendaki keputusan yang optimum
(maksimum/minimum).

DASAR MATEMATIS
Persamaan linier ax + by = c (x,y variabel ; a,b,c konstanta) membagi bidang atas 3 bagian
:
1. Titik-titik yang memenuhi persamaan ax + by = c
2. Titik-titik yang memenuhi pertidaksamaan ax + by < c
3. Titik-titik yang memenuhi pertidaksamaan ax + by > c
Ket :
grafik ax + by = c merupakan garis lurus yang berfungsi sebagai garis batas
Titik-titik yang memenuhi ax + by > c atau ax + by < c merupakan suatu daerah.
contoh :

1. Gambarkan tempat kedudukan (daerah) 2x-3y s -6
Langkah :
-gambarkan terlebih dahulu garis 2x- 3y = -6
-titik potong dengan sumbu x y = 0 dan x = -3 (-3,0)
-titik potong dengan sumbu y x =0 dan y = 2 (0,2)
Hubungkan kedua titik potong tersebut

pilih sembarang titik yang tidak terletak pada garis, misalkan titik (0,0)
Kemudian uji apakah titik tersebut memenuhi syarat
2x - 3y = 2(0) - 3(0) = 0 < -6 (salah)
Ternyata tidak memenuhi syarat . Berarti titik -titik yang memenuhi syarat (yang
dimaksud) adalah di pihak lain dari titik (0,0) berada (seperti terlihat pada gambar
berikut)

Ket :
1. daerah yang diarsir merupakan daerah penyelesaian atau
menggunakan tanda anak panah (persetujuan)
2. bila pertidaksamaan berbentuk 2x - 3y < -6 (tanpa =), maka
garis 2x - 3y = -6 dibuat putus-putus, untuk menunjukkan
bahwa titik titik pada garis bukan merupakan daerah
penyelesaian.
2. Gambarkan daerah yang memenuhi :
x + 3y s 12
3x + y s 12
x > 0 ; y > 0

Langkah :
gambarkan garis x + 3y = 12 dan tentukan daerah x + 3y s 12...(1)
gambarkan garis 3x + y = 12 dan tentukan daerah 3x + y s12...(2)
syarat x > 0 ; y > 0 menunjukkan bahwa daerah yang dimaksud terletak di kuadran I
(x dan y positif)

penyelesaiannya adalah daerah yang memenuhi keempat syarat di atas (merupakan
irisan dari penyelesaian persyaratan diatas).
daerah yang memenuhi adalah daerah yang
diarsir

POLIGONAL DAN TITIK EKSTRIM

Irisan dari sejumlah berhingga penyelesaian pertidaksamaan, membentuk suatu Poligonal.
Titik P disebut Titik Ekstrim dari poligonal, jika P adalah titik potong garis garis yang
membatasi poligonal tersebut.
Contoh :

Gambarkan TK x + 2y s 4 (1)
x - y s 4 (2)
x > 1 (3)
y > -1 (4)

Langkah:
Gambarkan terlebih dahulu keempat garis batasnya dan masing- masing tentukan
daerahnya.
Cari irisannya yang merupakan suatu poligonal.
Terakhir cari koordinat titik ekstrim poligonal tersebut.

- A adalah titik potong antara garis x = 1 dan y = -1

- B adalah titik potong antara garis y = -1 dan garis x-y =4

- C adalah titik potong antara garis x + 2y = 4 dan garis x-y=4
C (4, 0)

- D adalah titik potong antara x = 1 dan x + 2y = 4.
D (1, 3/2i )
Terbentuk poligonal ABCD dengan 4 titik ekstrimnya, yaitu :
A(1,-1) ; B(3,-1) ; C(4 , 0) ; D(1,3/2)

Kita bermaksud mencari nilai (khususnya maksimum/minimum) suatu fungsi Linier f (x,
y) = px + qy
dimana (x,y)', memenuhi syarat-syarat sebagai berikut

ax + by s c
dx + ey s f
px + qy s r

Hal di atas sama saja dengan mencari nilai maksimum/minimum suatu fungsi linier suatu
poligonal.

DALIL

Jika f adalah suatu fungsi linier yang didefinisikan di atas suatu poligonal terbatas, maka
nilai maksimum / minimumnya dicapai pada titik ekstrimnya (atau di sekitar titik
ekstrimnya).

Contoh :

Carilah nilai maksimum dan minimum dari f(x,y) = 2x + Sy
dengan syarat : x + 2y s 4
x- ys 4
x > 1
y > -1

Langkah :
Buatlah poligonalnya dan tentukan titik ekstrimnya.
Sesuai dengan contoh sebelumnya titik ekstrimnya adalah
A(1,-1) ; B(3,-1) ; C(4,0) ; D(1, 3/2 )
Hitung nilai f(x,y) = 2x + 5y pada masing-masing titik ekstrimnya

f(A) = f(1,-1) = 2(1) + 5(-1) = -3
f(B) = f(3,-1) = 2(3) + 5(-1) = 1
f(C) = f (4, 0) = 2(4) + 5(0) = 8
f(D) = f (1, ; ) = 2(1) + 5( 3/2 ) = 9 1/2

Maka f(x,y) = 2x + Sy dengan batasan di atas mempunyai
- Nilai maksimum = 9 1/2 yang dicapai pada titik D (1, 3/2).
- Nilai minimum = -3 yang dicapai pada titik A (1,-1).

Masalah Program linier adalah mengenai optimalisasi dengan keterbatasan tertentu.
Keterbatasan dan optimalisasi ini harus dibentuk dahulu model matematikanya ;
yang secara garis besar dibagi 2 bagian :
- constraint ( Persyaratan )
- objective Function (Fungsi Tujuan / Sasaran)

Langkah
- Tentukan variabelnya (x=... ; y = ....)
- Buat model matematikanya dari : 1) Fungsi tujuan dan 2) Persyaratan
- Tentukan daerah yang memenuhi persyaratannya
- Tentukan titik esktrim daerah tersebut
- Substitusi koordinat titik ekstrim ke fungsi tujuan
- Bandingkan nilai yang didapat
- Jawaban disesuaikan dengan pertanyaan (maksimum/minimum)



contoh :

MASALAH MAKSIMUM

1. Seorang pedagang akan membuat kue A dan B. Kue A membutuhkan 150 gr tepung
dan 50 gr mentega. Kue B membutuhkan 75 gr tepung dan 75 gr mentega. Tepung yang
tersedia ada 2250 gr dan mentega yang tersedia ada 1750 gr. Jika kue A memberi
keuntungan Rp 100,00 dan kue B Rp 125,00 tiap unitnya. Berapa keuntungan maksimum
yang mungkin diperoleh pedagang itu ?

Tabel

Kue A Kue B Tersedia
Tepung
Mentega
150
50
75
75
2250
1750
KEUNTUNGAN 100 125

Misalkan banyaknya kue A yang dibuat x buah dan kue B yang dibuat y buah, maka
persoalan menjadi :

Maksimumkan :
f(x,y) = 100x + 125y (fungsi objektif/keuntungan)

dengan syarat (ds):
150x + 75y s 2250 2x + y s 30 ...(1)
50 x + 75y s 1750 2x + 3y s 70 ...(2)
x,y > 0
catatan : bentuk persyaratan s

Titik Ekstrim

A(0,23 1/3) ; B(15,0) ; (5,20)
f(x,y) = 100x + 125y
f(A) = 100(0) + 125(23) = 2875
(dalam hal ini roti tidak pecahan)
f(B) = 100(15) + 125(0) = 1500
f(C) = 100(5) + 125(20) = 3000

Jadi keuntungan maksimum pedagang itu adalah Rp 3.000,00 ; yaitu dengan membuat 5
unit kue A dan 20 unit kue B.
2. Seorang penjahit pakaian mernpunyai persediaan barang katun 16 m, sutera 11 m
dan wool 15 m.
Model pakaian I membutuhkan 2 m katun, 1 m sutera dan 1 m wool per unit. Model
pakaian II membutuhkan 1 m
katun, 2 m sutera dan 3 m wool per unit.Keuntungan pakaian model I Rp 3.000,00
dan model pakaian II Rp 5.000,00 per unit.
Tentukan berapa banyak masing-masing pakaian harus dibuat agar didapat
keuntungan yang sebesar-besarnya ?

Tabel

Model I Model II Tersedia
Katun
Sutera
Wool
2
1
1
1
2
3
16
11
15
KEUNTUNGAN 3000 5000


Misalkan : Banyaknya model I yang dibuat = x
model II yang dibuat = y


Maksimumkan f (x,y) = 3000x + 5000y

ds : 2x + y s 16 (1)
x + 2y s 11 (2)
x + 3y s 15 (3)
x;y > 0

Titik Ekstrim

A(8,0) TP antara garis (1) dengan sb-x
B(7,2) TP antara garis (1) dengan (2)
C(3,4) TP antara garis (2) dengan (3)
D(0,5) TP antara garis (3) dengan sb-y

f (x,y) = 3000x + 5000y

f(A) = f(8,0) = 3000(8) + 5000(0) = 24.000
f (B) = f(7,2) = 3000(7) + 5000(2) = 31.000
f(C) = f(3,4) = 3000(3) + 5000(4) = 29.000
f(D) = f(0,5) = 3000(0) + 5000(5) = 25.000

Jadi keuntungan maksimum adalah Rp 31.000; yaitu dengan membuat 7 buah model
pakaian I dan 2 buah model pakaian II.

MASALAH MINIMUM

3)Dalam satu minggu tiap orang membutuhkan paling sedikit 16 unit protein , 24 unit
karbohidrat dan 18 unit lemak Makanan A mengandung protein, karbohidrat dan lemak
berturut-turut 4, 12 dan 2 unit setiap kg. Makanan B mengandung protein, karbohidrat
dan lemak berturut turut 2 , 2 dan 6 unit setiap kg. Berapa kg masing- masing
makanan harus dibeli setiap minggunya, agar kebutuhan terpenuhi, tetapi dengan biaya
semurah-murahnya, bila 1 kg makanan A harganya Rp 1.700,00 dan 1 kg makanan B
harganya Rp 800,00 ?

Tabel

A B Kebutuhan
Protein
Karbohidrat
Lemak
4
12
2
2
2
6
16
24
15
HARGA 1700 800



Misalkan : Banyaknya makanan A yang dibeli adalah x kg
Banyaknya makanan B yang dibeli adalah y kg

Minimumkan f (xy) = 1700x + 800y
ds : 4x + 2y > 16 2x + y > 8 (1)
12x + 2y > 24 6x + y > 12 (2
2x + 6y > 18 x + 3y > 9 (3)
(Catatan : Bentuk persyaratan > )
Titik Ekstrim

A (0,12) adalah titik potong antara garis (2) dan sumbu y.
B (1, 6) adalah titik potong antara garis (1) dan garis (2).
C (3, 2) adalah titik potong antara garis (1) dan garis (3).
D (9, 0) adalah titik potong antara garis (3) dan sumbu y.

f (x,y) = 1700x + 800y

f(A) = f(0,12) = 1700(0) + 800(12) = 9600
f(B) = f(1, 6) = 1700 (1) + 800( 6 ) = 6500
f(C) = f(3, 2) = 1700(3) + 800( 2 ) = 6700
f(D) = f(9, 0) = 1700(9) + 800( 0 ) = 15300

Jadi biaya minimum adalah Rp 6.500; yaitu dengan membeli 1 kg makanan A dan 6 kg
makanan B.
Untuk menentukan nilai maksimum / minimum dari suatu fungsi dengan syarat tertentu
dapat juga dicari tanpa menguji nilai fungsi dari titik-titik ekstrimnya.
Cara lain ini adalah dengan menggunakan Garis Selidik. Garis Selidik yang dimaksud adalah
garis yang merupakan fungsi objektifnya.

Andaikan fungsi objektifnya f(x,y) = ax + by
Garis Selidik ax + by = k
Untuk suatu (x,y) tertentu, k adalah nilai dari fungsi objektif tersebut.
Kemungkinan-kemungkinan

1) k=0 ax +by=0
Garis melalui titik pangkal (0,0) memberikan nilai minimum = 0.

2)Garis tersebut digeser sejajar ke kanan (masalah maksimum) / ke kiri (masalah
minimum) sehingga menyentuh titik ekstrim terakhir dari poligon yang terbentuk. Pada
titik itulah, nilai maksimum / minimum dari fungsi didapat.

contoh :

Maksimumkan f(x,y) = x + 2y

ds : x + 3y s 9...(1)
2x + y s 8...(2)
x ; y > 0

Garis putus-putus menunjukkan garis selidik x + 2y = 0 yang bergeser ke kanan dan
terakhir mencapai titik ekstrim E.

Maksimum dicapai pada titik E, yaitu f(E) = f(3,2) = 1(3) + 2(2) = 7

Keterangan :
Cara ini baik dilakukan, bila poligonal yang terbentuk banyak terdapat titik ekstrimnya.
Tetapi diperlukan ketelitian pada saat menggeser garis fungsi tujuan, terutama jika terdapat
titik-titik ekstrim yang saling berdekatan.

BENTUK UMUM

y = f(x) = ax
2
+ bx + c

x variabel bebas; y variabel tak bebas;
a,b,c konstanta ; a = 0


NILAI EKSTRIM

Bentuk y = ax + bx + c dapat ditulis menjadi y = a(x+b/2a) - D/4a

Dapat disimpulkan : y
ekstrim
= -D/4a yang dicapai bila x = -b/2a

Dapat disimpulkan :

y = a(x - x
ekstrim
) + y
ekstrim

Ket: : Fungsi kuadrat mempunyai nilai ekstrim, maksimum atau minimum tergantung
dari nilai a.

Tanda dari a
a Parabola Terbuka Grafik
a > 0
Ke atas
Mempunyai nilai minimum

a < 0
Ke bawah
Mempunyai nilai maksimum

GRAFIK

Grafik fungsi kuadrat adalah sebuah PARABOLA.
Untuk melukiskannya harus diperhatikan

1) TITIK POTONG DENGAN SUMBU-X

y=O ax+ bx + c = 0 (bentuk Persamaan Kuadrat)

KEMUNGKINAN-KEMUNGKINAN
Diskriminan PK Akar PK Titik Potong Dengan Sumbu x Grafik
D > 0 2 akar berlainan 2 titik potong

D = 0 akar kembar 1 titik potong (titik singgung)
D < 0 tidak ada akar Tidak ada titik potong

2) TITIK POTONG DENGAN SUMBU-Y

x=0 y=c (0, c)

KEMUNGKINAN-KEMUNGKINAN
c > 0 c < 0 c = 0



memotong sumbu y di atas memotong sumbu y di bawah melalui titik (0,0)

3. SUMBU SIMETRI

(Garis sejajar sumbu-y yang menjadikan parabola simetris).

Persamaan sumbu simetri x = -b/2a

Ket. : Dari sumbu simetri ini dapat ditentukan tanda dari b.

4. TITIK PUNCAK

Puncak (-b/2a , -D/4a)

5. UNTUK MELENGKAPI GRAFIK, DIAMBIL BEBERAPA NILAI X DAN Y
SECUKUPNYA
KOMBINASI TANDA a dan D
a>0

a<0

Ket :
Untuk D < 0 dan a > 0 Grafik selalu berada di atas sumbu x.
(fungsi selalu bernilai positip / DEFINIT POSITIF).

Untuk D < 0 dan a < 0 Grafik selalu berada di bawah sumbu x.
(fungsi selalu bernilai negatip l DEFINIT NEGATIP).

Pada umumnya grafik suatu fungsi kuadrat y = ax + bx + c akan tertentu jika diketahui 3
titik yang dilaluinya. Hal khusus jika melalui titik puncak, cukup diketahui melalui 2 titik
saja.

diketahui melalui misalkan fungsi
1)Tiga titik sembarang (x1,y1) ; (x2,y2) dan
(x3,y3)
y = ax + bx + c
(a = ? ; b=? ; c = ?)
2) Titik potong dengan sumbu x
(x1,0) ; (x2,0) serta sebuah titik sembarang
(x3,y3)
y = a (x - x1) (x - X2)
( a = ? )
3) Titik Puncak (xp, yp)
dan sebuah titik sembarang (X2,Y2)
Y = a (x - xp) + yp
( a = ? )

Ket:
Dengan mensubstitusi titik-titik yang dilalui dan menyelesaikan persamaannya maka nilai a,
b dan c yang dibutuhkan dapat dicari, sehingga fungsi kuadrat yang dimaksud dapat
ditentukan.

Misalkan :
Garis lurus : y = mx + n ...(1)
Parabola : y = ax + bx + c ... (2)

Koordinat titik potong garis lurus dan parabola di atas merupakan nilai x dan y yang
memenuhi persamaan (1) dan (2).

Didapat : mx + n = ax + bx + c
ax + (b - m)x + ( c - n ) = 0 merupakan Persamaan Kuadrat dalam x.


KEMUNGKINAN-KEMUNGKINAN
Diskriminan Akar PK Garis dan Parabola
D > 0
2 akar
berlainan
Berpotongan di 2 titik

D = 0 Akar kembar bersinggungan

D < 0
Tidak ada
akar riil
Tidak ada titik potong


Untuk menentukan koefisien arah garis singgung (gradien) di titik (x1,y1) pada grafik y = f
(x)

m= f'(x1)
f'(x1) berarti nilai turunan f(x) pada titik dengan absis x = x1

Persamaan garis singgung y - f(x1) = f '(x1) (x - x1)

Keterangan : Untuk titik yang tidak terletak pada parabola.


Ada dua persamaan garis singgung
Bila titiknya tidak terletak pada parabola, maka gradiennya dimisalkan dengan m dan
persamaan garisnya : y - y1 = m (x - x1 ) disinggungkan dengan parabola y = aX + bx +
c dengan syarat D = 0
Anggap f : A B dan g : B C

Didapat fungsi baru (g o f) : A C
yang disebut komposisi fungsi dari f dan g

h = g o f
(g o f) (x) = g (f (x))
yaitu dengan mengerjakan f(x) terlebih dahulu
ket : image f merupakan domain bagi g.
contoh:
1. f:A B; g:B C
(g o f)(a) = g (f(a)) = g(y) = t
(g o f)(b) = g (f(b)) = g(z) = r
(g o f)(c) = g (f(c)) = g(y) = t


2. f: R R ; f(x) = x
g: R R ; g(x) = x + 3 R=riil

maka
(f o g)(x) = f(g(x)) = f(x+3) = (x+3) = x + 6x + 9
(g o f)(x) = g(f(x)) = g(x) = x + 3

Bila x=2, maka
(f o g)(2) = f(g(2)) = f(5) = 25
(g o f)(2) = g(f(2)) = g(4) = 7

3. Diketahui [rumus]
jika (f o g)(x) = x
Tentukan g(x) !
jawab:
[rumus]
SIFAT
Bila f : A B; g : B C ; h : C D
maka
(f o g) = (g o f) : tidak komutatif
(h o g) o f = h o (g o f) : asosiatif
f : A B
Bila b e B, maka invers dari elemen b (dinyatakan dengan f
-1
(b)) adalah elemen A yang
mempunyai pasangan b, atau
f
-1
(b) = {x | x e A, f(x) = b}
Jika f adalah fungsi dari A B, maka f mempunyai fungsi invers f
-1
:A B jika dan hanya
jika f adalah one one onto / bijektif / korespondensi 1-1

ket :
f : y = f(x)
cara mencari fungsi invers
f
-1
: x = f(y) nyatakan x dalam y
TEOREMA
f : A B dan f
-1
: B A
f
-1
o f : A A : fungsi indentitas di A
f f
-1

A B A
(f
-1
o f)
f o f
-1
: B B : fungsi identitas di B
f
-1 f

B A B
(f o f
-1
)


(g o f)
-1
(x) = (f
-1
o g
-1
)(x)
contoh:
1. Tentukan diagram fungsi di bawah ini ada inversnya atau tidak



2. Tentukan grafik di bawah ini mempunyai invers/tidak !


CARA MENENTUKAN SUATU GRAFIK MEMPUNYAI INVERS/TIDAK
Tarik sembarang garis sejajar sumbu x, bila memotong grafik hanya di satu titik,
maka grafik tersebut mempunyai invers. Bila tidak demikian, maka grafik tersebut
tidak mempunyai invers
3. Diketahui f: R R
f(x) = 2x - 3

Tentukan f
-1
(x) !

Jawab:

f one one onto
sehingga f mempunyai invers
misalkan y = image dari x
y = f(x)
y = 2x-3 (yang berarti x = f
-1
(y))
x = (y+3)/2
f
-1
(x) = (x+3)/2
4. Diketahui f: A B
f(x) = (x - 2)/(x - 3)
dengan A = {R - {3}} dan B = {R - {-1}}
(baca: A adalah himpunan bilangan riil kecuali 33)

Tentukan f
-1
(x)

Jawab:

y = (x - 2)/(x - 3)
y(x - 3) = x - 2
yx - 3y = x - 2
x(y - 1) = 3y - 2
x = (3y - 2)/(y - 1) f
-1
(x) = (3x - 2)/(x - 1)

FUNGSI ASAL FUNGSI INVERS
f(x) = ax+b ; a = 0 f
-1
(x) = (x-b)/a ; a = 0
f(x) = (ax+b)/(cx+d) ; x = -d/c f
-1
(x) = (-dx+b)/(cx-a) ; x = a/c
f(x) = ax + bx + c ; a = 0 f
-1
(x) = (-b+\(b-4a(c-x))/2a ; a = 0
f(x) =
a
log cx ; a > 0 = 1 ; cx>0 f
-1
(x) = a
x
/c ; c = 0
f(x) = a
cx
; a > 0 = 1 f
-1
(x) =
a
log x
1/c
= 1/c
a
log x ; c=0
Keterangan : fungsi invers ini ada, jika syarat-syaratnya terpenuhi
Fungsi kuadrat secara umum tidak mempunyai invers, tetapi dapat mempunyai
invers jika daerah definisinya dibatasi.
f(x) = x untuk X > 0 f
-1
(x) = \x untuk X > 0

Tempat kedudukan titik-titik (x,y) sehingga terdapat hubungan linier
ax + by + c = 0 merupakan suatu garis lurus
Bentuk ax + by +c = 0 (implisit) dapat ditulis dalam bentuk
y = mx + n (eksplisit)
dengan m = -a/b dan n = -c/b ; (b = 0)
Ket : nilai m dan n ini mempunyai arti penting dalam menentukan grafik garis lurus.
m disebut koefisien arah (gradien) garis

m = tan o , dimana a adalah sudut yang dibentuk garis dengan sumbu x positif (berlawanan
arah dengan jarum jam)
0 < o < 90 tan o = +
90 < o < 180 tan o =
n = panjangan potongan terhadap sumbu y dihitung dari pusat sumbu koordinat
y = mx + n
m > 0 m < 0 m = 0

arah ke kanan
membentuk
arah ke kiri
membentuk sudut tumpul
sejajar sumbu x
n > 0 n < 0 n = 0


memotong sumbu y di atas memotong sumbu y di bawah melalui (0,0)


Cukup dengan menentukan 2 buah titik sembarang yang terletak pada grafik tersebut,
kemudian dihubungkan (biasanya kedua titik ini adalah titik-titik potong dengan masing-
masing sumbu).

contoh:
Gambarkan grafik 2x + 3y - 6 = 0
1. Titik potong dengan sumbu x y = 0 ; 2x + 3(0) - 6 = 0 x = 3 (3,0)
2. Titik potong dengan sumby y x = 0 ; 2(0) + 3y - 6 = 0 y = 2 (0,2)



Ket:
Untuk mengetahui apakah suatu titik terletak pada suatu garis adalah dengan cara
mensubstitusi koordinat titik tersebut ke persamaan garis. Bila memenuhi
persamaan berarti titik tersebut terletak pada garis. Dengan perkataan lain bila
suatu titik terletak pada suatu garis, maka koordinat titik tersebut memenuhi
persamaan garis (dapat menggantikan variabelnya yang bersesuaian).

Kedudukan 2 buah garis ditentukan oleh kemungkinan sudut yang dibentuk oleh dua garis
tersebut.

g1 : y = m1x + n1 m1 = tan o
g2 : y = mx2 + n2 m2 = tan |

u : sudut yang dibentuk kedua garis
u = (o - |)

dengan menggunakan rumus tangens, didapat :
tan q = |(m1-m2)/(1+m1m2)|
Ket :
Sudut yang dibentuk antara dua buah garis yang berpotongan, selalu dimaksudkan sebagai
sudut lancip antara kedua garis tersebut. Karena tangens u harus bernilai positif (sudut
lancip) maka rumusnya menggunakan tanda mutlak.
Dari rumus di atas dapat ditentukan bahwa kedua garis akan :
Kedudukan Garis



Bentuk Eksplisit
y = m1x + n1
y = m2x + n2

Bentuk Implisit
ax + by + c = 0
px + qy + r = 0
Berpotongan m1 = m2 a/p = b/q
Sejajar m1 = m2 dan n1 = n2 a/p = b/q = c/r
Tegak lurus m1.m2 = -1
(ap/bq) = -1
Berimpit m1= m2 dan n1=n2 a/p = b/q = c/r
strlen()
Digunakan untuk menghitung jumlah karakter dalam suatu variable, syantax-nya sebagai berikut
: strlen($namavariable)
contoh:
<?php
$kalimat="Belajar PHP";
$jumlah=strlen($kalimat);
print "variable string \$kalimat=$kalimat <br>";
print "Kalimat '$kalimat' diatas jumlah karakternya adalah $jumlah";
?>
strpos()
Berguna untuk mengetahui posisi suatu karakter pada sebuah variable string, Anda bisa
menuliskannya dengan syntax berikut : strpos($namavariable_string, $karakter)
contoh:
<?php
$kalimat="Pemograman PHP";
$karakter="m";
$posisi=strpos($kalimat,$karakter);

print "Karakter '$karakter' berada pada posisi ke $posisi dalam kalimat '$kalimat' <br>";
?>

Fungsi untuk merubah huruf kapital
Untuk merubah huruf pada variable string menjadi besar semua, Anda dapat menggunakan
fungsi: strtoupper("datastring)
Sedangkan unuk mengubah menjadi huruf kecil semua dapat mengunakan fungsi :
strtolower("datastring")
contoh
<?php
$kalimat="Juara liga Indonesia 2006 adalah persik Kediri";
print "Kalimat awal adalah : <br>";
print "$kalimat <br><br>";
$ubah1=strtoupper($kalimat);
print "Kalimat diatas diubah menjadi huruf besar semua menjadi :<br>";
print "$ubah1 <br><br>";
$ubah2 = strtolower($kalimat);
print "Kalimat diatas diubah menjadi huruf kecil semua menjadi : <br>";
print "$ubah2 <br>";
?>

Jika Anda ingin merubah huruf peratama saja dalam suatu string maka bisa menggunakan fungsi
berikut : ucfirst("data_string")
Untuk merubah huruf pertama saja dalam suatu kata dalam suatu string dapat menggunakan
fungsi berikut : ucwords("data_string")
contoh
<?php
$kalimat= "belajar pemograman web dengan PHP";
print "Kalimat awal adalah '$kalimat' <br><br>";
$ubah1 =ucfirst($kalimat);
print "Setelah dirubah kapital huruf awalnya saja menjadi : <br> ";
print $ubah1 ."<br><br>";
$ubah2 = ucwords($kalimat);
print "Setelah dirubah menjadi kapital perkata menjadi : <br>";
print $ubah2 ;
?>
Cara menghilangkan spasi dalam variable string
Jika Anda ingin mengubah posisi spasi pada suatu variable string, Anda dapat menggunakan
fungsi-fungis berikut
1. rtrim("data_string"), untuk menghilangkan spasi yang ada di kanan string
2. ltrim("data_string"), untuk menghilangkan spasi yang ada di kiri string
3. trim(("data_string"), untuk menghilangkan spasi yang ada di kanan dan kiri string

Contoh penggunaan fungsi-fungsi diatas adalah sebagai berikut
<?php
$kata=" Program PHP "; // Perhatikan pada bagian awal dan akhir mengandung spasi satu
ketuk
print "Kata '$kata' dengan spasi didepan dan dibelakang <br>";
$hilang1=ltrim($kata);
print "Dihilangkan spasi didepan menjadi : <br>";
print "'$hilang1' <br><br>";
$hilang2=rtrim($kata);
print "Dilihlangkan spasi dibelakang menjadi : <br>";
print "'$hilang2' <br><br>";
$hilang3=trim($kata);
print "Dilihlangkan spasi didepan dan dibelakang menjadi : <br>";
print "'$hilang3' <br><br>";

?>

Cara merubah variable string menjadi variable string baru yang diinginkan
Gunakan fungsi substr() untuk merubah variable string sesuai keinginan Anda
syntax-nya substr("data_string", posisi_awal, banyaknya_karakter)
Keterangan paramater dalam syntax substr():
data_string = adalah string kata atau kalimat atau karakter apapun berupa string yang ingin Anda
rubah
posisi_awal = adalah angka(bukan huruf) yang menunjukkan pada posisi keberapa Anda ingin
merubah string
banyaknya_karakter = adalah angka(bukan huruf) yang menunjukkan banyaknya karakter yang
ingin Anda rubah
contoh:
<?php
$kata="abcdefgh";
print "Variable \$kata = '$kata' dirubah menjadi string baru sebagai berikut : <br><br>";
echo substr($kata, 2) . " --> menggunakan fungsi substr(\$kata, 2) <br>";
echo substr($kata, 3,2) . " --> menggunakan fungsi substr(\$kata, 3,2) <br>";
echo substr($kata, 0,6) . " --> menggunakan fungsi substr(\$kata, 0,6) <br>";
echo substr($kata, -3,2) . " --> menggunakan fungsi substr(\$kata, -3,2) <br>";
?>
Fungsi substring_count()
Berguna untuk menghitung jumlah kata(atau beberapa karakter) dalam sebuah string, syntax-nya
sebagai berikut : substr_count("data_string", "karakter_yg_dicari")
untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut ini :
<?php
$kalimat = "PHP merupakan bahasa pemograman web dinamis. Bahasa PHP cukup mudah
dipelajari, dan PHP free";
$jumlah = substr_count($kalimat, "PHP");
print "Kalimat berikut ini <br> '$kalimat' <br><br>";
print "Jumlah kata 'PHP' dalam kalimat diatas adalah : $jumlah";
?>
untuk tambah lebih jelasnya lagi perhatikan contoh berikut ini:
<?php
$kata2=array("ex","te","xt","ek");
$lihat= "text text text text text text text text";
foreach($kata2 as $kw){
echo "Kata $kw terlihat ". substr_count($lihat,$kw) . "<br>";
}
?>

Membuat String Berulang
Untuk membuat string berulang, Anda bisa menggunakan fungsi berikut
:str_repeat("yang_akan_ulang", banyaknya_pengulangan)
Contoh :
<?php
$ulang = str_repeat("selamat", 4);
print "Anda telah berhasil belajar PHP, $ulang";
?>
Mengganti Bagian Dari String
Untuk mamnipulasi data string kadang Anda perlu untu mengganti bagian tertentu dari string
dengan nilai string lainnya. Anda dapat menggunakan fungsi berikut : str_replace("yg_diganti",
"pengganti", "kalimat")
parameter yg_diganti adalah string yang akan digantikan oleh string yang menggantikan
parameter pengganti adalah string yang akan menggantikan string yang digantikan
parameter kalimat adalah string awal yang berisi kalimat asli yang nantinya akan digantikan
contoh:
<?php
$kata1="Belajar PHP sangat susah yaaa !";
$ubah= str_replace("susah", "mudah", $kata1);
print "Kalimat '$kata1' <br>akan diganti menjadi : <br> ";
print $ubah;
?>

Memecah String
String dapat dipecah menjadi beberapa bagian, untuk memecah string perkata Anda dapat
menggukanan fungsi berikut : strtok("string_yg_akan_dipecah", "karakter_pemisah")
parameter karakter_pemisah bisa diisi dengan spasi kosong atau karakter apapun
contoh
<?php
$kalimat = "di wwww.agiptek.com ada tutorial PHP yang cukup lengkap untuk jadi rujukan
bagi pemula programmer PHP";
$pecah = strtok($kalimat, " ");
while ($pecah){
print "$pecah <br>";
$pecah = strtok(" ");
}
?>
Variable sering dijumpai dalam bahasa pemogramanm variable ini digunakan untuk menyimpan data
yang bersifat sementara baik jenis string, integer, array dll. Variable dalam script PHP dinyatakan dengan
tanda $ didepan nama variable.
Nama variable dapat berupa huruf, angka maupun garis bawah. Namun dalam penulisannya, variable
harus harus diawali dengan huruf atau (_) garis bawah, kemudian diikuti huruf atau angka. Penulisan
variable dengan karakter awal angka tidak diperbolehkan. Contoh penulisan variable yang benar adalah :

$data="variable";
$_data="data variable";
$data012="ini data varibale yang ada angkanya";
$nama_belakang="contoh lain penulisan variable";

Pendeklarasian variable selalu diikuti denga suatu nilai variable tersebut, baik nilai variable berupa
teks/string, maupun angka. Apabila variable itu belum memiliki nilai, maka tidak perlu dideklarasikan.
Perlu diperhatikan bahwa variable bersifat case sensitive, artinya penulisan nama variable membedakan
bentuk penulisan antara huruf kecil dan besar.

Pemberian nilai pada suatu variable juga dapat merujuk pada variable yang lain, pemberian nilai
referensi ini dinyatakan dengan memberikan tanda & di depan sebuah variable sebagai nilainya.
Perhatikan contoh berikut

<?php
//===================================================================
//Script: Contoh Sederhana Penggunaan Variabel.
//===================================================================

//Data dimasukkan ke dalam Variabel-Variabel.
$nama_depan="Muhammad";
$nama_depan2=&$nama_depan;
echo() berfungsi untuk menampilkan satu atau lebih data string kedalam internet browser. Fungsi echo()
ini sering digunakan oleh programmer karena penggunaannya yang sangat dibutuhkan dalam
pemograman, dan juga karena sangat mudah digunakan.
Fungsi echo() memiliki keunikan tersendiri, dimana bisa menyediakan lebih dari satu buah parameter,
dengan parameter dasarnya adalah: $arg1
Semua data di Parameter yang ada bisa Anda masukkan secara langsung ke dalam fungsi echo(), atau
dengan bantuan variable terlebih dahulu. Silahkan masukkan data yang Anda inginkan berdasarkan
kebutuhan yang sedang Anda hadapi, atau dengan menggunakan metode gaya penulisan favorit Anda.

berikut ini contoh sederhana penggunaan fungsi echo()

<?php
//===================================================================
//Script: Contoh Sederhana penggunaan fungsi echo()
//===================================================================

//Data dimasukkan ke dalam Variabel-Variabel.
$Data1 ="Provinsi Kalimantan Barat";
$Data2 ="Kota Pontianak";

echo ("$Data1");
echo ("<BR>\n");
echo ("$Data1");
?>

Perbedaan fungsi echo() ketika menggunakan tanda kutip ganda (") dengan ketika menggunakan tanda
kutip tunggal(')
Ketika menggunakan tanda kutip ganda, maka semua variable yang terdapat di dalam data string yang
akan diproses oleh echo(), seluruh data akan diproses terlebih dahulu sehingga semua data dalam
variable akan dimasukkan ke dalam hasil keluarannya, contoh

<?php
//===================================================================
//Script: Contoh Sederhana penggunaan fungsi echo() menggunakan tanda petik ganda (")
//===================================================================

//Data dimasukkan ke dalam Variabel-Variabel.
$Data1 ="Provinsi Kalimantan Barat";
$Data2 ="Kota Pontianak";

echo ("$Data1");
echo ("<BR>\n");
echo ("$Data2");
/*
maka hasilnya adalah
Provinsi Kalimantan Barat
Kota Pontianak
*/

?>


Sedangkan fungsi echo() jika menggunakan tanda petik tunggal ('), semua isi variable tidak akan di
proses lebih lanjut sehingga hasil keluarannya hanya menampilkan nama variablenya saja (jika
didalamnya ada nama variable)

<?php
//===================================================================
//Script: Contoh Sederhana penggunaan fungsi echo() menggunakan tanda petik ganda (")
//===================================================================

//Data dimasukkan ke dalam Variabel-Variabel.
$Data1 ="Provinsi Kalimantan Barat";
$Data2 ="Kota Pontianak";

echo ('$Data1');
echo ("<BR>\n");
echo ('$Data2');
/*
maka hasilnya adalah
$Data1
$Data2
*/

?>

Terlihat didalam hasil akhirnya, semua variable yan ada di data string tidak diproses isi variable-nya.
Dalam artian, isi data dalam variable tidak akan ditampilkan pada hasil akhir, sehingga echo() akan
mentah-mentah mengambil nama variable-nya saja untuk dimasukkan kehasil akhir.
Fungsi chr() untuk menhasilkan satu buah karakter string yang berisikan karakter, dimana nilai dari
karakter tersebut telah ditentukan oleh ASCII. Contoh sederhananya adalah karakter angka, seperti 82
Jika Anda menginginkan karakter tersebut diubah menjadi karakter yang telah ditentukan nilai ASCII-
nya, dengan fungsi chr() maka data string yang asli milik Anda akan diproses dan akan berubah menjadi :
R
Berikut ini adalah tabel nilai ASCII

Dari table diatas terlihat daftar nilai ASCII beserta karakter perwakilannya dan karakter-karakter lainnya
yang sering digunakan dalam keseharian. Dari tabel tersebut, ada beberapa hal penting yang perlu Anda
perhatikan, yaitu
1. Kode ASCII dari 33 sampai 12, merupakan karakter-karakter yang dapat dicetak (printable characters),
dapat berupa huruf, angka, tanda baca dan berbagai simbol-simbol
2. Kode dari 0 sampai 31 dikenal sebagai karakter kontrol (control characters)
3. Kode 32 dikhususkan untuk karakter spasi (space)
4. Kode 127 untuk karakter delete

Penjabaran singkat komposisi kode ASCII dapat dibuat sebagai berikut
0-31
32
33-126
127

Fungsi chr() akan melengkapi fungsi ord(), dimana fungsi ord() akan menghasilkan nilai ASCII sedangkan
fungsi chr() akan mengubah nilai ASCII menjadi karakter biasa

Fungsi chr() menyediakan satu buah parameter, yaitu $ascii
parameter $ascii atau disebut sebagai Parameter A, adalah kode ASCII yang akan Anda olah. Anda bisa
memasukkan secara lansung ke dalam fungsi atau bisa juga dengan menggunakan bantuan variabel
terlebih dahulu.

Tipe data yang digunakan oleh Parameter A ini adalah tipe integer atau int, yang berarti kode ASCII
adalah data yang berupa data angka. Berikut ini adalah sintaks dari fungsi chr() dengan menggunakan
Parameter A: chr($ascii)
Jika dilengkapi dengan tipe data maka dapat ditampilkan sebagai berikut : string chr(int $ascii)
Selain tipe data string, PHP juga memiliki banyak tipe data lainnya. Tipe-tipe data selain string
antara lain Boolean, Integer, Floating/Double, Array, Object, Resource dan Null. Contoh
perbedaan dalam penandaan tipe-tipe data tersebut dengan String dapat kita lihat pada seperti
dibawah ini
Tipe data Boolean contoh $A=TRUE;
Tipe data Integer contoh $B=9;
Tipe data Floating contoh $C=77.7;
Tipe data Array contoh $D=array(2008,2009,2010,2011);
Tipe data Array contoh $D[0]="contoh";
Tipe data Object contoh $E=mysql_connect($host,$user,$password);
Tipe data Null contoh $F=NULL;

Sebuah data string, baik berupa huruf, angka maupun simbol akan selalu dianggap oleh PHP
sebagai data bertipekan String, sepanjang didalam variable tersebut mempunyai tanda-tanda
sebagai berikut
1. Tanda petik tunggal/single quote (') yang berpasangan
2. Tanda petik ganda/double quote (") yang berpasangan
3. Sintaks heredoc (Heredoc Syntax)
4. Sintaks nowdoc (Nowdoc Syntax)

Bila tidak ditemukan tanda-tanda tersebut diatas maka variable itu akan langsung dianggap
sebagai variabel yang bertipekan data lainnya. Kita harus selalu melakukan pengecekan tipe
suatu data yang kemungkinan besar kita meragukan kebenaran tipe data yang sedang
dipergunakan.

Bila ada script yang berjalan tidak sesuai dengan yang kita inginkan , bisa saja kesalahan yang
telah kita lakukan berasal dari kesalahan tipe data yang dipergunakan. Dengan mengetahui hal
tersebut, kita akan dapat menghindari kesalahan-kesalahan yang tidak diduga nantinya.

Contoh penulisan tanda petik ganda maupun yang tidak ada tanda petik adalah sebagai berikut
<?php
//========================================================
===========
//Script: Contoh Sederhana Penandaan Variabel string
//========================================================
===========

//Data dimasukkan ke dalam Variabel-Variabel.
$Contoh1 = "1";
$Contoh2 = 1;
var_dump($Contoh1); //Hasilnya : String(1) "1"
var_dump($Contoh2); //Hasilnya : int(1)

?>

Tipe data string bisa dimodifikasi agar tampilannya didalam sebuah variable akan terlihat seperti
baris baru. Akan tetapi PHP tidak akan menggantikannya dengan baris baru, melainkan diberikan
sebuah spasi agar karakter-karakter yang terpisah itu tetap tersambung. Walaupun demikian, jika
kita lihat dalam source code (code dalam browser) maka baris baru tersebut akan tetap terbentuk.
Berikut contoh baris baru dalam data String

<?php
//========================================================
===========
//Script: Contoh Tampilan baris baru
//===
//Data dimasukkan ke dalam Variabel-Variabel.
$Data = "Burung
Merak
Kaswari
Dara";

//Sekarang kita tampilkan kedalam internet browser
echo ("$Data");
/*
===Hasil didalam internet browser
---------------------------------------------------------------------
Burung Merak Kaswari Dara
---------------------------------------------------------------------
*/

/*
===Hasil didalam source code browser
---------------------------------------------------------------------
Burung
Merak
Kaswari
Dara
---------------------------------------------------------------------
*/
?>

Bila data string mempunyai satu atau lebih spasi kosong(empty space/white space) di awal data
atau di akhir data, maka PHP tidak akan menampilkan semua spasi koson tersebut dan hanya
menampilkan 1 buah spasi kosong saja saat manampilkannya didalam internet browser. Akan
tetapi didalam source code html (dalam broser), semua spasi kosong tersebut akan tetap
terbentuk. Berikut contoh penggambaran dari spasi kosong

<?php
//========================================================
===========
//Script: Contoh Tampilan spasi dalam PHP
//===
//Data dimasukkan ke dalam Variabel-Variabel.
//Ada dua spasi kosong pada variable $A
$A = " Burung merak";
//Ada lima spasi kosong pada akhir variable $B
$A = "Burung merak ";
//Cek dengan fungis var_dump()
var_dump($A);
echo ("<BR>");
var_dump($B);
?>
Dalama bahasa pemograman PHP nda dapat merubah tipe data dalam sebuah variable menjadi
tipe lain.
Sebagai contoh, variable bertipe integer, tipe datanya dapat dirubah menjadi string. Fungsi yang
digunakan untuk merubah tipe data ini :
settype($Variable, $TipeData)
Keterangan :
* $Variable : adalah variable yang ingin Anda ubah tipe datanya
* $TipeData : adalah tipe data yang diinginkan untuk variable baru
Tipe data yang mendukung $TipeData adalah :
# Boolean atau Bool
# Integer atau Int
# Float atau Double
# String
# Array
# Object
# Null

Hasilnya akan berupa
* True jika proses perubahan berhasil dengan baik
* False jika proses perubahan gagal

Contoh sederhana penggunaan fungsi settype
<?php
//===================================================================
//Script: Contoh Sederhana Penggunaan Fungsi settype().
//===================================================================

//Data dimasukkan ke dalam Variabel.
$Data=9.99;
echo "Data lama:<BR>\n";
var_dump($Data);
echo ("<BR><BR>\n");
//Set tipe baru pada variable lama
//Tipe baru adalah string
$Hasil = settype($Data,"String");
//Lihat informasi sukses atau tidak perubahan data tersebut
echo "Hasil perubahan:<BR>\n";
var_dump($Hasil);
echo ("<BR><BR>\n");
Fungsi string gettype() menghasilkan nilai kembalian berupa type variable (bisa berupa string,
integer, boolean, array dll), dan pada fungsi is_string kali ini kita mendapatkan nilai kembalian
berupa true (benar) atau false(salah), sederhananya fungsi is_string ini adalah menanyakan
apakah ini string atau bukan ? dan kita mendapatkan respon jawaban ya (true) atau tidak(false)
berikut contoh pemakaian fungsi is_string()
<?php
//========================================================
===========
//Script: Contoh Sederhana Penggunaan Fungsi is_string().
//========================================================
===========

//Data dimasukkan ke dalam Variabel.

$Data1 = "0123456789" ;
$Data2 = 7 ;
$Data3 = 9.99 ;
$Data4 = True;
$Data5 = array(1,2,3);
echo is_string($Data1); //Hasilnya true
echo is_string($Data2); //Hasilnya false
echo is_string($Data3); //Hasilnya false
echo is_string($Data4); //Hasilnya false
echo is_string($Data5); //Hasilnya false
*/

?>

Pada tulisan yang lalu kita membahas var_dump(), telah kita ketahui var_dump() adalah fungsi
untuk mengetahui type suatu variable, sekarang kita membahas fungsi berikutnya yang mirip
yaitu gettype(), gettype juga berfungsi untuk mengetahui type variable apakah string atau bukan,
tetapi pada fungsi var_dump() selain mendapatkan nama suatu variable (string, integer atau
array) var_dump juga mengembalikan isi/nilai dalam variable, sedangkan gettype hanya
mengembalikan type variable nya saja syntax-nya sebagai berikut
gettype($NamaVariableAnda)
Berikut ini adalah contoh sederhana penggunaan fungsi gettype()

<?php
//========================================================
===========
//Script: Contoh Sederhana Penggunaan Fungsi gettype().
//========================================================
===========

//Data dimasukkan ke dalam Variabel.

$Data1 = "0123456789" ;
$Data2 = 7 ;
$Data3 = 9.99 ;
$Data4 = True;
$Data5 = array(1,2,3);

echo gettype($Data1); //Hasilnya string
echo gettype($Data2); //Hasilnya integer
echo gettype($Data3); //Hasilnya double
echo gettype($Data4); //Hasilnya boolean
echo gettype($Data5); //Hasilnya array
*/

?>
Pada pembahasan yang lalu kita membahas tentang "varible string dalam php"
Sekarang kita mulai membahas fungsi-fungsi string php, kita mulai dengan fungsi var_dump()
Pada bahasan yang lalu kita mempelajari tentang variable string, sekarang kita akan mempelajari
bagaimana mengetahui tipe suatu variable apakah datanya termasuk tipe data string atau bukan,
dan caranya sangatlah mudah. Kita bisa mengetahuinya dengan menuliskan fungsi di dalam
script berupa
var_dump($NamaVariableAnda) Fungsi ini akan menghasilkan nama tipe data yang dimiliki
oleh suatu variable yang telah dites dan juga beberapa tambahan informasi yang terkandung di
dalam suatu variable. Setiap jenis data akan menghasilkan informasi yang berbeda-beda. Berikut
ini contoh penggunaan fungsi var_dump()

<?php
//========================================================
===========
//Script: Contoh Sederhana Penggunaan Fungsi var_dump().
//========================================================
===========

//Data dimasukkan ke dalam Variabel.
$Warna="Hijau";

//Tampilkan informasi tentang data.
var_dump($Warna);

/*
===Hasil di Internet Browser:
-----------------------------------------------
string(5) "Hijau"
-----------------------------------------------
*/

/*
===Hasil di Source Code:
-----------------------------------------------
string(5) "Hijau"
-----------------------------------------------
*/

?>

Seperti kita lihat pada contoh diatas, sebuah variabel yang memiliki data string akan
menghasilkan kata "string", yang artinya datanya bertipe string dan diikuti oleh informasi
panjang karakternya yan berjumlah 5 karakter (h,i,j,a dan u)

Berikut ini contoh lainnya dari penggunaan fungsi var_dump()
<?php
//========================================================
===========
//Script: Contoh Sederhana Penggunaan Fungsi var_dump().
//===
//Data dimasukkan kedalam variabel
$Data1 = "0123456789" ;
$Data2 = 7 ;
$Data3 = 9.99 ;
$Data4 = True;
$Data5 = array(1,2,3);

var_dump($Data1) //Hasilnya: string(10) "0123456789"
var_dump($Data2) //Hasilnya: int(7)
var_dump($Data3) //Hasilnya: float(9.99)
var_dump($Data4) //Hasilnya: bool(true)
var_dump($Data5) //Hasilnya: array(3) {[0]=>int(1) [1]=>int(2) [2]=>int(3) }
*/

?> Bahasa pemograman PHP mempunyai banyak sekali fungsi string. Semoga tulisan ini bisa
membantu saya dan teman-teman yang ingin mempelajari fungsi string dalam PHP
Data string adalah data yang terdiri dari satu ataupun gabungan dari berbagai macam karakter.
Karakter tersebut dapat berupa huruf, angka, tanda baca, symbol, ataupun gabungan dari semua
jenis karakter.

Semua karakter ini berkolaborasi menjadi satu kesatuan yan membentuk suatu arti, yang
nantinya bisa dengan mudah diterjemahkan dan juga difahamioleh manusia maupun komputer.

Hasil keluaran (output) dari sebuah data atau berbagai macam gabungan data, biasanya selalu
disajikan dalam bentuk hasil sementara ataupun disajikan sebagai hasil akhir.

Nilai data string bisa dimasukkan ke sebuah variabel. Variabel adalah gabungan karakter tertentu
yang bisa menampung data, baik hasil output data script lain maupun input baru dari user.
Variabel ini dapat terus menerus menyimpan nilai data string sampai halaman situs selesai
diproses. Isi data di variabel bisa tetap disimpan dan juga bisa dihilangkan dengan pemograman
tertentu tergantung kebijakan programmer.

Fungsi dari variable sangat beragam. Contohnya, bisa ingin menampilkan isi dari sebuah variable
di 100 titik tertentu maka kita cukup menuliskan variable saja, tidak perlu menulis ulang semua
isi dari variable tersebut
Berikut ini contoh penggunaan data String dalam variable

<?php
//========================================================
===========
//Script: Contoh Sederhana Penggunaan Variabel.
//========================================================
===========

//Data dimasukkan ke dalam Variabel-Variabel.
//Variabel A
$A="Burung Merak";

//Variabel B
$B="Burung Cendrawasih";

//Gabungkan kedua Variabel ini.
$C="$A dan $A";
$D="$B dan $A";
$E="$A dan $A";
$F="$B dan $B";
$G="$A, $A";

//Tampilkan ke dalam Internet Browser.
//Fungsi echo(),
//digunakan untuk mencetak data ke dalam Internet Browser.
//Kode \n,
//digunakan untuk mencetak baris baru (Lihat di Source Code).
//Kode <BR>,
//digunakan untuk mencetak baris baru (Lihat di Internet Browser).

echo("$C");
echo("<BR>\n");

echo("$D");
echo("<BR>\n");

echo("$E");
echo("<BR>\n");

echo("$F");
echo("<BR>\n");

echo("$G");
echo("<BR>\n");

/*
===Hasil di Internet Browser:
-----------------------------------------------
Burung Merak dan Burung Merak
Burung Cendrawasih dan Burung Merak
Burung Merak dan Burung Merak
Burung Cendrawasih dan Burung Cendrawasih
Burung Merak, Burung Merak
-----------------------------------------------
*/

/*
===Hasil di Source Code:
===Gambar 1.16
-----------------------------------------------
Burung Merak dan Burung Merak<BR>
Burung Cendrawasih dan Burung Merak<BR>
Burung Merak dan Burung Merak<BR>
Burung Cendrawasih dan Burung Cendrawasih<BR>
Burung Merak, Burung Merak<BR>
-----------------------------------------------
*/
?>
Demikian bagian pertama tulisan ini, selesai perkenalan singkat kita dengan arti kata string
dalam bahasa pemograman php
Kita lanjut kepembahasan berikutnya berupa fungsi-fungsi string dalam bahasa pemograman php




KETENTUAN

Untuk x <<< ( x 0 ) maka sin x ~ x
(x <<< kecil sekali ; ~ setara )

l i m sin x = 1 l i m tg x = 1
x 0 x x 0 x
l i m x = 1 l i m x = 1
x 0 sin x x 0 tg x
PERLUASAN
l i m sin ax = a/b l i m tg ax = a/b
x 0 bx x 0 bx

l i m ax = a/b l i m ax = a/b
x 0 sin bx x 0 tg bx

l i m sin ax = a/b l i m tg ax = a/b
x 0 sin bx x 0 tg bx


l i m sin ax = a/b l i m tg ax = a/b
x 0 tg bx x 0 sin bx
Rumus-rumus trigonometri yang sering digunakan untuk merubah fungsi:

cos x = sin (90 - x)
ctg x = tg (90 - x)
sin ax = 2 sin ax cos ax
cos ax = 1- 2 sin ax
cosx = 1 - sinx


HAL-HAL KHUSUS
l i m ax
m
+ bx
m-1
+ .... =
x px
n
+ qx
n-1
+ ...
untuk m > n ;
a/p untuk m =n ;
0 untuk m < n

l i m \ax
2
+ bx + c - \dx
2
+ ex + f
x
untuk a > d ;
b-e untuk m =n ;
2\a
- untuk a < d
Bila salah satu suku belum berbentuk tanda akar maka dibentuk dengan cara
mengkuadratkan kemudian menarik tanda akar.


DALIL L'HOSPITAL

Jika fungsi f dan g masing-masing terdifferensir pada titik x= a
dan f(a) = g(a) = 0 atau f(a) = g(a) = maka

l i m f(x) = l i m f(x)
x g(x) x a g(x)


CONTOH LIMIT FUNGSI ALJABAR

1. l i m x
2
- 5x + 6 = (3)
2
- 5(3) + 6 = 0
x 3

2. l i m 3x - 2 = (*) Uraikan
x 2x + 1

x(3 - 2/x) = 3 - 2/x = 3 - 0 = 3
x(2 - 1/x) 2 + 1/x 2 - 0 2

atau langsung gunakan hal khusus

3. l i m x
2
- x - 1 = (*) Uraikan
x 10x + 9

x(x - 1 - 1/x) = x - 1 - 1/x = - 1 - 0 = =
x(10 - 9/x) 10 + 9/x 10 + 0 10

atau langsung gunakan hal khusus


4. l i m x
2
- 3x + 2 = 0 (*) Uraikan
x 2 x
2
- 5x + 6 0

(x - 1)(x - 2) = (x - 1) = 2 - 1 = -1
(x - 3)(x - 2) = (x - 3) = 2 - 3

atau langsung gunakan hal khusus Differensial


5. l i m x
3
- 3x
2
+ 3x - 1 = 0 (*) Uraikan
x 1 x
2
- 5x + 6 0

(x - 1)
3
= (x - 1)
2
= (1 - 1)
2
= 0
(x - 1) (x - 5) (x + 5) (1 + 5) 6

atau langsung gunakan hal khusus Differensial



6. l i m \
2
+ x - \2x = 0 (*) Hilangkan tanda akar dengan
x 2 x - 2 0 mengalikan bentuk sekawan

(x - 1)
3
= (x - 1)
2
= (1 - 1)
2
= 0 = 0
(x - 1) (x - 5) (x + 5) (1 + 5) 6

atau langsung gunakan hal khusus Differensial



7. l i m (
3x
- \9x
2
+ 4x) = - (*) Hilangkan tanda akar
x

l i m (
3x
- \9x
2
+ 4x ) =
3x
- \9x
2
+ 4x ( = (*) Hilangkan tanda
x
3x
- \9x
2
+ 4x akar
l i m (
9x2
- (9x
2
+ 4x) = l i m -4x =
x 3x + \(9x
2
+ 4x) x 3x + 3x \[1+(a/9x)]

l i m -4 = -4 = -2
x 3 + 3\
(1
+ 0) 6 3

atau langsung gunakan hal khusus

CONTOH LIMIT FUNGSI TRIGONOMETRI
1. l i m sin 2x = 0 (*)
x 0 tg 3x 0
sin 2x = 3x 2 = 1 . 1 . 2 = 2
2x tg 3x 3 3 3
2. l i m 1 - cos 2x = 0
x 0 sin 2x 0
1 - (1 - 2 sin 2x) = 2 sin x = sin x = tg x = 0
2 sin x cos x 2 sin x cos cos x
3. l i m 1 - cos x = 0
x 0 3x 0
2 sin (x) = sin (x) . sin (x) = 1 . 1 . 1 = 1
3 . 4 . (x) 6 (x) (x) 6 6
atau langsung gunakan hal khusus Differensial
4. l i m sin x - sin a = 0 (*)
x 0 x - a 0
2 cos (x+a) sin (x-a) = cos (x+a) . sin (x-a) =
x - a (x - a )
cos (x+a) . 1 = cos (a+a) . 1 = cos a


Differensial (turunan) fungsi y = f(x) terhadap x didefinisikan sebagai :

dy = l i m f(x + Ax) - f(x)
dx Ax 0 Ax

(Perbandingan perubahan y yang disebabkan karena perubahan x, untuk perubahan x yang
kecil sekali)

Notasi lain : df/dx = f`(x) ; y`

RUMUS - RUMUS
1. FUNGSI ALJABAR
y = x
n
dy/dx = nx
n-1

2. FUNGSI TRIGONOMETRI
y = sin x dy/dx = cos x
y = cos x dy/dx = - sin x
y = sin x dy/dx = secx
Sifat - sifat :

1. y = c (c=konstanta) dy/dx = 0

2. y = c U(x) dy /dx = c . U`(x)

3. y = U(x) V(x) dy /dx = U`(x) V`(x)

4. Bentuk perkalian
y = U(x) . V(x) dy/dx = U`(x).V(x) + U(x).V`(x)

5. Bentuk pembagian
y = U(x) dy = U`(x).V(x) - U(x).V`(x)
V(x) dx (V(x))

6. Bentuk rantai
y = f(U) dan U = g(x) dy/dx = dy/du .du/dx

y = (ax + b)
n

dy/dx = n(ax+b)
n-1
(a)

y = sin (ax + b)
dy/dx = (a) cos (ax+b)

y = sin
n
(ax + b)
dy/dx = n sin
n-1
(ax+b) [a cos (ax+b)]

Ket : Untuk menyelesaikan persoalan, sifat dan rumus-rumus ini dikombinasikan
1. MENENTUKAN KOEFISIEN ARAN GARIS SINGGUNG
(Gradien) di titik (x1y1) pada kurva y = f(x)

m = f`(x1)

f`(x1) berarti nilai turunan f(x) pada titik dengan absis x = x1,

Ket :
Khusus untuk jenis fungsi kuadrat. Jika titik tidak terletak pada grafik, maka gradien garis
singgungnya dimisalkan dengan m yang dicari dengan menggunakan persamaan garis y -
y1 = m (x - x1) disinggungkan dengan persamaan kurva y = f(x) dengan syarat D = 0 (D =
diskriminan dari hasil eliminasi kedua persamaan)
2. MENENTUKAN MONOTON FUNGSI

Fungsi y = f(x) monoton naik pada suatu interval,
jika pada interval itu berlaku f'(x) > 0

Fungsi y = f(x) monoton turun pada suatu interval,
jika pada interval itu berlaku f'(x) < 0
3. MENENTUKAN TITIK STASIONER

Fungsi y = f(x) Syarat stasioner f'(x) = 0

JENIS - JENISNYA

STASIONER :

MAKSIMUM
Syarat : f`(x) = 0 x = x0; f'' (x0) < 0 Titik maksimum (xo, f(xo))

MINIMUM
Syarat : f '(x) = 0 x = x0; f'' (x0) > 0 Titik Minimum (xo, f(xo))

BELOK
Syarat : f '(x) = 0 x = x0; f'' (x0) = 0 Titik belok (xo, f(xo))

Nilai Stasioner adalah nilai fungsi di absis titik stasioner

Keterangan :
1. Untuk menentukan jenis jenis titik stasioner dapat juga dicari dengan melihat
perubahan tanda disekitar titik stasioner.
Langkah :
a. Tentukan absis titik stasioner dengan syarat f '(x) = 0 x = xo
b. Buat garis bilangan f '(x)
c. Tentukan tanda-tanda disekitar titik stasioner dengan mensubstitusi sembarang
titik pada f '(x)
d. Jenis titik stasioner ditentukan oleh perubahan tanda di sekitar
titik stasioner.

ket : f`(x) > 0 grafik naik
f`(x) > 0 grafik turun

2. Nilai maksimum/minimum suatu fungsi dalam interval tertutup didapat dari nilai
stasioner fungsi dalam interval itu atau dari nilai fungsi pada ujung - ujung interval
4. MASALAH FISIKA

Jika S(t) = Jarak (fungsi waktu)
V(t) = Kecepatan (fungsi waktu)
a(t) = Percepatan (fungsi waktu)
t = waktu

maka V = dS/dt dan a = dV/dt

5. MENYELESAIKAN MASALAH LIMIT

DALIL L'Hospital

Jika fungsi-fungsi f dan g masing-masing terdifferensir pada x = a dan f(a) = g(a) = 0 atau
f(a) = g(a) = sehingga :

lim f(x) = 0 atau lim f(x) = , maka
xa g(x) 0 xa g(x)

lim f(x) = lim f`(x) = , maka
xa g(x) xa g`(x)


INTEGRAL merupakan kebalikan dari differensial (anti differensial).
Jika turunan dari F(x) adalah f(x), maka :
} f(x) dx = F(x) + c (c = konstanta)
Integral dapat digolongkan atas :

A. Integral tak tentu (Tanpa batas)
B. Integral tertentu (Dengan batas)
Integral Tak Tentu
Matematika Kelas 3 > Integral
437
< Sebelum Sesudah >
1. RUMUS

FUNGSI ALJABAR
} x
n
dx =
1
/
n+1
x
n+1
+ c ; n = -1

FUNGSI TRIGONOMETRI
} sin x dx = - cos x + c
} cos x dx = sin x + c

sifat-sifat:
a. } c f(x) dx = c } f(x) dx
b. } ( f(x) g(x) ) dx = } f(x) dx } g(x) dx
c. jika } f(x) dx = F(x) + c
maka } f(ax) dx = 1/a F(ax) + c
} f(ax+b) dx = 1/a F(ax+b) + c

Perluasan :
} (ax + b)
n
dx = 1/a 1/(n+1) (ax + b)
n+1
+ c
} sin (ax + b) dx = -1/a cos (ax + b) + c
} cos (ax + b) dx = 1/a sin (ax + b) + c
CARA MENGINTEGRIR

a. SUBSTITUSI

I = } f(x) dx
substitusi : x = Q(u) ; dx = Q`(u) du
I = } f(Q(u)) Q`(u) du
jika ruas kanan telah diintegrir, subtitusi kembali dengan fungsi invers dari x = Q(u)
(ket : Prinsipnya adalah merubah variabel sehingga rumus dapat digunakan)

b. SUBSTITUSI TRIGONOMETRI

1. Bentuk \ a
2
- x
2

misalkan x = a sin u u = arc sin x/a
dx = a cos u du


} \ a2 - x2 dx = a } \ 1 - sin
2
u (a cos u du)
= a
2
} cos
2
u du
= a
2
} (1 + cos
2
u) du
= a
2
(u + sinu cosu) + c

= a
2
} [arc sin x + x \a
2
- x
2
] + c
a a a

} \ a
2
- x
2
dx = a
2
arc sin x/a + x \ a
2
- x
2
+ c

2. Bentuk } \a
2
+ b
2
x
2

Gunakan substitusi : x = a/b tgu
dx = a/b sec
2
u du

3. Bentuk } \b
2x2
- a
2

Gunakan substitusi : x = a/b secu
dx = a/b tgu sec
2
u


c. PARSIIL

Yaitu mengenai integral dari suatu bentuk yang merupakan hasil perkalian antara suatu
fungsi x dengan turunan dari suatu fungsi x yang lain.

I = } f(x) g(x) dx
Misalkan : u = f(x) ; dv = g(x) dx
du = ..... dx ; v = } g(x) dx = ..... maka :

} u du = u v - } v du

Pemisalan dibuat sedemikian sehingga bentuk } v du jadi lebih mudah
Untuk hal-hal khusus dapat digunakan cara TABULASI
1. Pengertian

Bila suatu fungsi F(x) mempunyai turunan f(x), maka bila f(x) diintegrasikan pada selang
(a, b) menjadi
a a
} c dx = c(x) = F(b) - F(a)
b b
2. Sifat

b b
a. } c dx = c(x) = c(b - c) c = konstanta
a a

b a
b. } f(x) dx = - } f(x) dx c = batas ditukar
a b

a
c. } f(x) dx = 0 c = batas sama
a

b a b
d. } f(x) dx = } f(x) dx + } f(x) dx c = ( a < c < b)
a b c
1. Luas daerah yang dibatasi oleh kurva

y = f(x) > 0 (grafik di atas sumbu-x) ;
sumbu -x
garis x = a ; garis x = b
b
Luas = } f(x) dx = 0
a
2. Luas daerah yang dibatasi oleh kurva

x = g(y) > 0 (grafik di kanan sumbu-y)
sumbu -y ;
garis y = c ; garis y = d
d
Luas = } g(y) dy = 0
c
b
3. Untuk y = f (x) < 0, maka } f(x) dx < 0
a
menyatakan luas daerah yang terletak di bawah sumbu x dibatasi oleh garis x = a ; a = b.
Karena luas selalu positif, maka :

b b
Luas = - } f(x) dx = } f(x) dx
a a
4. Jika y = f (x) pada interval a < x < b grafiknya memotong sumbu-x, maka luasnya
merupakan jumlah dari beberapa integral tertentu.

y = f(x) memotong sumbu x di c ; a < c < b
sumbu-x ;
garis x = a ; garis x = b
c b
Luas = } f(x) dx + } f(x) dx
a c
5. Luas daerah yang dibatasi oleh kurva-kurva

y= f1(x) ; y=f2(x)
garis x = a ; garis x = b
b
Luas = } [f1(x) - f2(x)] dx a
6. Luas daerah yang dibatasi oleh kurva-kurva

Y = f1(x) Y = f2(x) yang berpotongan pada
titik-titik yang berabsis c dan d
d
Luas = } [f1(x) - f2(x)] dx c
HAL KHUSUS

1. Untuk luas antara dua kurva (fungsi kuadrat dengan sumbu-x ; fungsi kuadrat dengan
fungsi kuadrat atau fungsi kuadrat dengan fungsi linier dapat digunakan rumus:
Luas = D\D atau Luas = a x1 - x2
3

6a
2
6
Ket. :
D = Diskriminan hasil eliminasi kedua persamaan (yang tidak disederhanakan)
a adalah koefisien a hasil eliminasi kedua persamaan.
x1 dan x2 adalah absis titik potong kedua kurva.

2. Luas antara parabola dengan sumbu-x.

Luas = 2/3 luas persegi panjang terkecil
yang melingkupinya
= 2/3 (b-a)(c)

1. Volume benda putar yang mengelilingi sumbu x

y = f(x) ;
garis x =a ; garis x = b ;
diputar mengelilingi sumbu -x
b
Volume = t } (f(x))
2
dx
a
2. Volume benda putar mengelilingi sumbu y

x = f(y)
garis y = c ; garis y = d ; diputar
mengelilingi sumbu-y
d
Volume = t } (f(x))
2
dy
c
3. Daerah antara dua kurva diputar mengelilingi sumbu -x

y = f1(x) ; y = f2(x)
garis x = a ; garis x = b ; diputar mengelilingi
sumbu -x
b
Volume = t } {[f1(x)]
2 -
[f2(x)]
2
} dx
a
4. Daerah antar dua kurva yang berpotongan pada titik-titik dengan absis a dan b diputar
mengelilingi surnbu x

y = f1(x) ; y=f2(cx)
diputar mengelilingi sumbu-x
b
Volume = t } {[f1(x)]
2 -
[f2(x)]
2
} dx
a
1. Panjang busur kurva y = f(x) dari a = a sampai a = b
b
S = t } \ 1 + (dy/dx)
2
dx
a

2. Panjang busur kurva x = f(y) dari y = c sampai y = d
d
S = t } \ 1 + (dx/dy)
2
dy
c


Kubus Tabung
rusuk kubus = a
volume = a panjang diagonal bidang = a\2
luas = 6a panjang diagonal ruang = a\3
r = jari-jari
t = tinggi
volume = t r t luas = 2trt
Prisma Kerucut
LA = luas alas
t = tinggi
volume = LA.t
r = jari-jari
t= tinggi
g = garis pelukis
volume = 1/3 trt luas = trs
Limas Bola
LA = luas alas
t = tinggi
volume = 1/3 LA t
r =jari-jari
volume = 4/3 tr
luas =

BIDANG EMPAT TEGAK

Bidang empat tegak adalah bidang empat
yang salah satu rusuknya tegak lurus
pada bidang alas atau proyeksi titik
puncaknya tepat pada salah satu titik sudut
bidang alas..

BIDANG EMPAT BERATURAN
- Bidang yang batasnya terdiri dari
dari empat buah segitiga sama sisi
yang kongruen
- Titik sudutnya merupakan
pertemuan dari tiga buah bidang
batas dan tiga buah rusuk
- Karena masing-masing bidang batas
merupakan segitiga sama sisi yang
kongruen, maka titik berat masing-
masing bidang batas tepat berimpit
dengan titik tingginya. Sehingga titik
berat bidang empat beraturan juga
tepat berimpit dengan titik tingginya.

AM = 2/3 AD
BM = 2/3 BE
CM = 2/3 CF
BIDANG EMPAT SIKU-SIKU
Bidang empat siku-siku adalah bidang empat
dengan ketiga buah rusuknya bertemu pada
satu titik yang saling tegak lurus sesamanya.



Bujur sangkar ABCD (segi-empat beraturan) merupakan bidang alas limas. Titik O
adalah titik pusat bidang alas.
Titik T merupakan titik puncak limas
Segitiga TAB, TBC, TCD, TAD merupakan bidang sisi tegak
Garis TA, TB, TC, TD merupakan rusuk-rusuk tegak
Garis AB, BC, CD, DA, merupakan rusuk-rusuk alas
TO tegak lurus bidang alas (ABCD)
Titik O merupakan proyeksi titik T pada bidang alas ABCD (O pusat
bidang alas). TO merupakan tinggi limas.
PROYEKSI TITIK PADA GARIS
Proyeksi sebuah titik P pada sebuah garis g dapat diperoleh dengan menarik garis tegak
lurus dari titik P terhadap garis g. Perpotongan garis tegak lurus dari titik P dengan dengan
garis g yaitu titik P' , disebut proyeksi titik P pada garis g.

P = titik yang diproyeksikan (proyektum)
P' = titik hasil proyeksi
PP' = garis yang memproyeksikan
g = garis yang menerima proyeksi (garis
proyeksi) dan PP' g
PROYEKSI TITIK PADA BIDANG
Proyeksi sebuah titik P pada bidang V dapat diperoleh dengan menarik garis tegak lurus dari
P ke bidang V. Perpotongan garis lurus dari P dengan bidang V, yaitu titik P' disebut sebagai
proyeksi titik P pada bidang V.

P = titik yang diproyeksikan (proyektum)
P' = titik hasil proyeksi
PP' = garis yang memproyeksikan (proyektor)
V = bidang yang menerima proyeksi (bidang
proyeksikan) dan PP' V)
PROYEKSI GARIS PADA BIDANG
Proyeksi sebuah garis g pada bidang V dapat diperoleh dengan membuat proyeksi titik-titik
yang terletak pada garis g ke bidang V. Selanjutnya titik-titik proyeksi ini kita hubungkan,
maka diperoleh proyeksi dari garis g, yaitu g'

Garis g = garis yang diproyeksikan
(proyektum)

Bidang v = bidang yang menerima
proyeksi (bidang proyeksi)

AA', BB', CC' = garis yang memproyeksi-
kan (proyektor)

Garis g' = proyeksi garis g pada bidang V

Bidang yang dibentuk oleh garis-garis proyektor
yaitu bidang a disebut bidang proyektor.
GARIS TEGAK LURUS PADA SEBUAH BIDANG

Sebuah garis tegak lurus bidang, jika garis tersebut tegak lurus dua
garis yang berpotongan pada bidang tersebut.
Garis g tegak lurus bidang V, berarti garis g tegak lurus pada setiap
garis yang terletak pada bidang V.
FAKTA - FAKTA
1. Jika garis a tegak lurus pada garis g dan h yang berpotongan maka garis a tegak
lurus pada bidang yang melalui kedua garis g dan h itu.
2. Jika dari sebuah titik P yang terletak pada garis g dibuat garis-garis k, l, m,...... yang
masing-masing tegak lurus pada garis g maka garis k, l, m,.... terletak pada sebuah
bidang datar yang tegak lurus pada garis g.
3. Jika salah satu dari dua garis (g atau h) yang sejajar, berdiri tegak lurus pada bidang
a, maka garis yang lain (g tau h) akan tegak lurus pada bidang a
4. Jika garis g dan h masing-masing tegak lurus pada bidang a, maka garis g dan h itu
adalah sejajar.
5. Melalui sebuah titik P yang terletak pada garis g hanya dapat dibuat sebuah bidang a
yang tegak lurus pada garis g.
6. Melalui sebuah titik P diluar garis g, hanya dapat dibuat sebuah bidang a yang tegak
lurus pada garis g.
7. Melalui sebuah titik P pada sebuah bidang a, hanya dapat ditarik sebuah garis g yang
tegak lurus pada bidang a

Garis Terletak Pada Bidang


Garis dengan bidang mempunyai dua titik persekutuan

Garis menembus bidang


Garis dengan bidang mempunyai satu titik persekutuan

Garis sejajar bidang


Garis dan bidang tidak mempunyai titik persekutuan

Titik ke Garis

Panjang garis tegak lurus dari titik ke garis tersebut

Titik ke Bidang

Panjang garis tegak lurus dari titik ke bidang tersebut

Antara Dua Garis Yang Bersilangan Antara Dua Bidang


Sudut antara garis m dan n yang bersilangan
adalah sudut yang dibentuk antara garis m' dan
n' yang ditarik melalui sebuah titik p di dalam
ruang, searah dan sejajar dengan m dan n.
Sudut antara dua garis yang terletak pada
masing-masing bidang tersebut. Dimana
garis-garis ini tegak lurus pada garis
potong dua bidang (garis tumpuan) itu;
dan berpotongan di garis potong kedua
bidang.
Antara Garis dan Bidang


Sudut antara garis tersebut dengan proyeksinya
pada bidang itu.


Persamaan diferensial parsial
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Persamaan diferensial parsial (PDP) adalah persamaan yang di dalamnya terdapat suku-suku
diferensial parsial, yang dalam matematika diartikan sebagai suatu hubungan yang mengaitkan
suatu fungsi yang tidak diketahui, yang merupakan fungsi dari beberapa variabel bebas, dengan
turunan-turunannya melalui variabel-variabel yang dimaksud. PDP digunakan untuk melakukan
formulasi dan menyelesaikan permasalahan yang melibatkan fungsi-fungsi yang tidak diketahui,
yang merupakan dibentuk oleh beberapa variabel, seperti penjalaran suara dan panas,
elektrostatika, elektrodinamika, aliran fluida, elastisitas, atau lebih umum segala macam proses
yang terdistribusi dalam ruang, atau terdistribusi dalam ruang dan waktu. Kadang beberapa
permasalahan fisis yang amat berbeda memiliki formulasi matematika yang mirip satu sama lain.
[sunting] Pengantar
Bentuk paling sederhana dari persamaan diferensial adalah

di mana u suatu fungsi tak diketahui dari x dan y. Hubungan ini mengisyaratkan bahwa nilai-nilai
u(x,y) adalah tidak bergantung dari x. Oleh karena itu solusi umum dari persamaan ini adalah

di mana f adalah suatu fungsi sembarang dari variabel y. Analogi dari persamaan diferensial
biasa untuk persamaan ini adalah

yang memiliki solusi

di mana c bernilai konstan (tidak bergantung dari nilai x). Kedua contoh di atas menggambarkan
bahwa solusi umum dari persamaan diferensial biasa melibatkan suatu kostanta sembarang, akan
tetapi solusi dari persamaan diferensial parsial melibatkan suatu fungsi sembarang. Sebuah solusi
dari persamaan diferensial parsial secara umum tidak unik; kondisi tambahan harus disertakan
lebih lanjut pada syarat batas dari daerah di mana solusi didefinisikan. Sebagai gambaran dalam
contoh sederhana di atas, fungsi dapat ditentukan jika dispesifikasikan pada sebuah garis
.


1. Kedua akar nyata berlawanan

Maksudnya : X1 = -X2

syarat : D > 0
X1 + X2 = 0 b = 0

Ket: X1 + X2 = 0 -b/a = 0 b = 0

2. Kedua akar nyata berkebalikan

Maksudnya : X1 = 1/X2

syarat : D > 0
X1 . X2 = 1 a = c

Ket: X1 . X2 = 1 c/a = 1 a = c

3. Kedua akar nyata positif

Maksudnya : X1 > 0 ; X2 > 0

syarat : D > 0
X1 + X2 > 0
X1 . X2 > 0

4. Kedua akar nyata negatif

maksudnya : X1 < 0 ; X2 < 0

syarat: D > 0
X1 + X2 < 0
X1 . X2 > 0

5. Kedua akar nyata berlainan tanda

Maksudnya : X1 > 0 ; X2 < 0

syarat : D > 0
X1 . X2 < 0

Ket: bentuk X1 + X2 bukan merupakan syarat karena hasil dari X1 + X2 tandanya
tidak pasti

6. Kedua akar rasional

Maksudnya : X1 dan X2 bukan berbentuk \

syarat : D = bentuk kuadrat
D = (0,1,4,9,16,25...)

Ket: D= bentuk kuadrat akan menghilangkan tanda \ , sehingga X1 dan X2 rasional
7. Suatu bentuk aljabar disebut simetris, seperti x + y, jika x dan y dipertukarkan
tempatnya menjadi y + x, maka nilainya sama dengan bentuk semula.
8. Dalam hal ini kita merubah bentuk yang diberikan menjadi bentuk (X1+X2) atau
(X1.X2)
1. X1 + X2 = (X1 + X2) - 2X1.X2
= (-b/a) + 2(c/a)

2. X1 + X2 = (X1+X2) - 3X1X2(X1+X2)
= (-b/a) - 3(c/a)(-b/a)

3. X1
4
+ X2
4
= (X1+X2) -(X1X2)
= [(X1+X2) - 2X1X2] - 2(X1X2)
= [(-b/a) - 2(c/a)] - 2(c/a)

4. X1X2 + X1X2 = X1X2(X1+X2)
= c/a (-b/c)

5. 1/X1 + 1/X2 = (X1+X2)/X1+X2
= (-b/a)/(c/a)
= -b/c

6. X1/X2 + X2/X1 = (X1+X2)/X1X2
= ((X1+X2)-2X1X2)/X1X2

7. (X1-X2) = (X1+X2) - 4X1X2 atau [\D/a] = D/a

8. X1 - X1 = (X1+X2)(X1-X2)
= (-b/a)(\D/a)
9.
10. Bedakan Istilah
11. Jumlah Kuadrat : (X1+X2)
12. dengan
13. Kuadrat Jumlah (X1+X2)
14.
KEDUA AKARNYA KUADRAT
Andaikan akar-akarnya X1 dan X2

1. Mengisikan akar-akarnya kedalam bentuk (X - X1)(X - X2) = 0
2. Menggunakan sifat akar X - (X1+X2)X + X1 . X2 = 0

KEDUA AKARNYA MEMPUNYAI HUBUNGAN DENGAN AKAR-AKAR PERSAMAAN
KUADRAT YANG DIKETAHUI
Andaikan X1 dan X2 adalah akar-akar persamaan kuadrat aX+bX+c=0 yang diketahui
1. Hubungan tidak beraturan [y1 = f(X1,X2) dan y2 = f(X1,X2)]

Andaikan y1 dan y2 adalah akar-akar persamaan kuadrat baru.

Langkah:

Cari terlebih dahulu nilai dari (y1 + y2) dan (y1 . y2) yang masing-masing
merupakan fungsi dari (X1 + X2) atau (X1 . X2) dimana nilai dari (X1 + X2) dan (X1
. X2) didapat dari persamaan kuadrat yang diketahui.

Persamaan Kuadrat baru : y - (y1 + y2)y + (y1 . y2) = 0

2. Hubungan beraturan (hal khusus)
Akar-akar baru Hubungan PK Baru
p lebihnya
(X1+p) dan (X2+p)
y = X + p
X = y-p

a(y-p) + b(y-p) + c =0

p kurangnya
(X1-p) dan (X2-p)
y = X - p
X = y + p

a(y+p) + b(y+p) + c = 0

p kali
pX1 dan pX2

y = pX
X = y/p

a(y/p)+b(y/p)+c=0

kebalikannya
1/X1 dan 1/X2

y=1/X
X= 1/y

a(y/p) + b(1/y) + c = 0
atau
cy+by+a = 0

kuadratnya
X1 dan X2

y = X
X = \y

a(\y) + b(\y) + c = 0
atau
ay + (2ay-b)y + c = 0


Antara dua bilangan a dan b terdapat hubungan :
a > b ; a = b atau a < b

1. a > b a - b > 0
a = b a - b = 0
a < b a - b < 0

prinsip: nilai bilangan harus jelas positif, nol atau negatif

2. a + b < c a + b - c < 0

atau

c-a-b>0

3. Ditambah/Dikurangi dengan bilangan yang sama
a < b
{
a + c < b + c
a - c < b - c
4.
5. Dikali/Dibagi dengan bilangan positif yang sama
a < b
}

{
ac < bc
c > 0 a/c < b/c
6.
Tanda tetap

7. Dikali/dibagi dengan bilangan negatif yang sama
a < b
}

{
ad > bd
TANDA
BERUBAH
d < 0 a/d > b/d
8.
9. Pangkat Genap
a > 0 ; b > 0
}
a < b TANDA TETAP
a < b
10.
a < 0 ; b < 0
}
a > b TANDA BERUBAH
a < b
11.
12. Pangkat Ganjil
a < b
{
a < b
TANDA TETAP a
5
< b
5

a
7
< b
7

13.
14. Kebalikan
a > 0 ; b > 0
}
1/a > 1/b TANDA BERUBAH
a < b
15.
a < 0 ; b < 0
}
1/a > 1/b TANDA BERUBAH
a < b

Dipergunakan untuk mengetahui nilai (+/-) suatu fungsi pada interval tertentu.
Batas pada garis bilangan didapat dari harga nol fungsi (angka yang menjadikan fungsi
bernilai 0), sehingga fungsi bernilai nol pada batas tersebut, dan bernilai (+/-) pada interval
lainnya.
Untuk menentukan nilai (+/-) suatu fungsi dalam suatu interval, langkah pertama adalah
mencari nilai nolnya sebagai batas interval pada garis bilangan, kemudian substitusi
sembarang bilangan yang mewakili suatu interval.
Untuk memudahkan mengetahui daerah (+/-) biasanya dicek angka 0 atau daerah yang
diuji adalah daerah paling kanan (bilangan besar sekali) sehingga tanda (+/-)
cukup dengan melihat hasil perkalian/pembagian tanda dari koefisien variabel.
Bila hasil substitusi tersebut bernilai positif maka interval di mana bilangan itu berada
adalah juga bernilai positif, bila hasil substitusi tersebut bernilai negatif maka interval di
mana bilangan itu berada juga bernilai negatif.


Andaikan a < b

Ambil yang paling kanan

Ambil yang paling kiri
Ambil yang berada diantaranya
contoh :
1. UNTUK BATAS TUNGGAL
f(x) = (x - a) (x - b)
f(x) < 0 untuk a < x < b
f(x) > 0 untuk x < a atau x > b
HAL KHUSUS
Bila koefisien x adalah (+), dan dapat
difaktorkan, maka perubahan tanda adalah
sebagai berikut:
(+) | (-) | (+)
Bila koefisien x adalah (-), dan dapat
difaktorkan, maka perubahan tanda adalah
sebagai berikut :
(-) | (+) | (-)


2. UNTUK BATAS RANGKAP
f(x) = (x - a) (x - b) f(x) = (x - a) (x - b)
(-) || - | (+)
a b
(-) | - || (+)
a b
f(x) < 0 untuk x < b ; x = a
f(x) > 0 untuk x > b
f(x) < 0 untuk x < a
f(x) untuk x > a ; x = b
Ket :
bila melewati batas tunggal (rangkap ganjil) maka tanda pada interval berikutnya berubah,
bila melewati batas rangkap genap maka tanda pada interval berikutnya tetap.

A. PERTIDAKSAMAAN LINIER (PANGKAT SATU)
Adalah pertidaksamaan yang salah satu atau kedua ruasnya mengandung bentuk linier
dalam x.
Penyelesaian:
Letakkan variabel x di ruas tersendiri terpisah dari konstanta-konstanta.
Contoh :
2x - 3 > 5 2x > 5 + 3
ijgeiirjirijrigir j 2x > 8
gehghhejehh2x > 2

gambar

B. PERTIDAKSAMAAN IRASIONAL (BENTUK AKAR)
Adalah pertidaksamaan yang variabelnya ada di dalam tanda akar.
Penyelesaian:
- Susunlah dahulu bila kedua ruas seimbang.
(Bila ada dua tanda akar letakkan satu di ruas kiri, satu di ruas kanan; bila ada tiga
tanda akar letakkan satu di ruas kiri, dua di ruas kanan atau sebaliknya).
- Kuadratkan kedua ruasnya.
(tanda tidak berubah karena yang dikuadratkan adalah bilangan positif).
- Selesaikan pertidaksamaannya ................. (1)
syarat: bilangan di bawah tanda akar harus non negatif (> 0)...(2)
(pembicaraan adalah mengenai bilangan riil)
- Jawabannya adalah yang memenuhi syarat (1) dan (2) di atas.
Contoh:
1. \(x-2) < 2
kuadratkan
x - 2 < 4
x < 6
syarat :
x - 2 > 0
x > 2

2 s x < 6
2. \(-x + 3) - \(2x + 1) > 0

seimbangkan

\(-x+3) > \(2x+1)

kuadratkan
-x + 3 > 2x + 1
3x < 2
x < 2/3

syarat :
-x + 3 > 0 x s 3
dan
2x + 1 > 0 x > -1/2

-1/2 s x < 2/3

C. PERTIDAKSAMAAN KUADRAT (PANGKAT DUA)
Yaitu pertidaksamaan dalam x yang bentuk umumnya :
ax + bx + c > 0 dengan a, b, c konstanta; a = 0.
Penyelesaian:
- Jadikan ruas kanan = 0
- Jadikan koefisien x positif (untuk memudahkan pemfaktoran)
- Uraikan ruas kiri atas faktor-faktor linier.
- Tetapkan nilai-nilai nolnya
- Tetapkan tanda-tanda pada garis bilangan
- Jawaban didapatkan dari hal-hal yang ditanyakan dan terlukiskan pada garis
bilangan
(bila ditanyakan > 0, maka yang dimaksud adalah daerah +,
bila ditanyakan < 0, maka yang dimaksud adalah daerah -).
contoh:
x + x - 2 > 0
(x + 2) (x - 1) > 0

x < -2 atau x > 1

D. PERTIDAKSAMAAN PECAHAN
Yaitu pertidaksamaan dalam x yang penyebutnya mengandung variabel x.
Penyelesaian:
- Pindahkan semua bilangan keruas kiri, jadikan ruas kanan = 0
(ingat! tidak diperkenankan mengali silang, karena tanda pertidaksamaan tidak
dapat ditentukan berubah/tidak)
- Samakan penyebutnya sehingga pecahan dapat disederhanakan.
- Selanjutnya, sama seperti penyelesaian pertidaksamaan kuadrat. Syarat: penyebut
pecahan = 0
contoh :

-8 s x <1
(2x + 7)/(x - 1) s 1
(2x + 7)/(x - 1) - 1 s 0
(2x + 7)/(x - 1) - (x - 1)/(x - 1) s 0 (x + 8)/(x - 1) s 0
syarat : penyebut (x-1) = 0
x = 1

E. PERTIDAKSAMAAN DERAJAT TINGGI (Derajat > 3)
Penyelesaian:
- Terlebih dahulu usahakan disederhanakan. Bila ada bentuk kuadrat yang definit
(selalu) bernilai positif ( D < 0 ; a > 0) langsung dapat dihilangkan.Tanda
pertidaksamaan tetap.
Bila ada bentuk kuadrat yang definit negatif ( D < 0 ; a < 0) dapat dihilangkan asal
tanda pertidaksamaannya berubah.
- Selanjutnya sama seperti penyelesaian pertidaksamaan kuadrat. Dengan catatan,
tanda pada garis bilangan akan berubah jika melewati harga nol yang tunggal
(rangkap ganjil) dan tanda akan tetap jika melewati harga nol yang rangkap genap.
contoh:
1. (x - 1/2) (x - 3x - 4) (x - 6x + 9) < 0
(x -1/2) (x - 4) (x - 1) (x - 3) < 0



x < 1 atau 1/2 < x < 3 atau 3 < x < 4

2. (3x + x + 2)/(x + 4x - 12) > 0
Bentuk (3X + X + 2) adalah definit (selalu bernilai) positif, karena:
D = (1) - 4(3)(2) = -23 dan a = 3
D < 0 dan a > 0
Sehingga (3x + x + 2) dapat dihilangkan, soal menjadi

(+)/(X + 4X - 12) > 0 (+)/(X + 6) (X - 2) > 0

X < -6 atau X > 2
F. PERTIDAKSAMAAN NILAI MUTLAK
Yaitu pertidaksamaan dimana variabelnya berada di dalam tanda mutlak.

Batasan : |x| = x jika x > 0
0 jika x = 0
-x jika x < 0 keterangan : |x| > 0

masalah : menghilangkan tanda mutlak.

Penyelesaian:
Untuk a > 0
|x|< a -a < x < a |x| > a x < -a atau x > a |x| = a x = a
secara umum:
menghilangkan tanda mutlak adalah dengan mengkuadratkan kedua ruas
atau
|x| < a x < a x - a < 0 (x-a)(x+a) < 0 -a < x < a
|x| > a x > a x - a > 0 (x-a)(x+a) > 0 x<-a atau x>a
keterangan:
|x| < -a TM
|x| > -a x

|a/b| < c |a| < c|b|
Hubungan/relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah suatu pemasangan anggota-
anggota A dengan anggota-anggota B.
A. SEBUAH RELASI R TERDIRI DARI:
1. Himpunan A
2. Himpunan B
3. Sebuah kalimat terbuka P(x,y) yang menyatakan hubungan antara himpunan A
dengan himpunan B.
Dimana x bersesuaian dengan a e A dengan y bersesuaian dengan b e B.
Bila P(a,b) betul maka a berelasi dengan b. Ditulis a R b
Bila tidak demikian maka a R b
B. SEBUAH RELASI DAPAT DINYATAKAN DENGAN:
1. Himpunan Pasangan Berurutan (a,b)
2. Kalimat terbuka P(x,y)
3. Diagram cartesius ( diagram A x B )
4. Diagram panah

bila R adalah sebuah relasi, maka himpunan dari relasi ini adalah:

R = {(a,b) | a e A; b e B; P(a,b) adalah betul}

Ket: Jika A=B, maka P(x,y) mendefinisikan sebuah relasi di dalam A.

contoh :

R = (A,B, P(x,y))
A = {2,3,4}
B = {3,4,5,6}
P(x,y) menyatakan x pembagi y

Himpunan penyelesaian relasi ini adalah

a. Himpunan pasangan berurutan

R = {(2,4), (2,6), (3,3), (3,6), (4,4)}


b. Diagram cartesius




c. Diagram panah


RELASI INVERS
Setiap Relasi dari A ke B, mempunyai relasi R-1 dari B ke A yang didefinisikan sebagai
R
-1
= {(b,a) | (a,b) e R}
contoh:
A = {1,2,3}; B = {a,b}
R = {(1,a), (1,b), (3,a)} relasi dari A ke B
R
-1
= {(a,1), (b,1), (a,3)} relasi invers dari B ke A
DOMAIN DAN RANGE
Domain (daerah asal) dari suatu relasi R adalah himpunan elemen pertama dari pasangan
berurutan elemen R.
Domain = { a | a e A, (a,b) e R }
Range (daerah hasil) dari suatu relasi R adalah himpunan elemen kedua dari pasangan
berurutan elemen R.
Range = {b | b e B, (a,b) e R}
contoh:
A = {1,2,3,4} ; B = {a,b,c}
R = {(2,a) ; (4,a) ; (4,c)}
Domain = {2,4}
Range = {a,c}

Suatu pemetaan / fungsi dari himpunan A ke himpunan B adalah suatu relasi khusus
sedemikian rupa sehingga, setiap anggota A dipasangkan dengan tepat satu anggota B.
ditulis f : A B
1. Himpunan A disebut DOMAIN fungsi, dan himpunan B disebut CODOMAIN fungsi.
2. Bila a e A, maka b e B yang menyatakan pasangan dari A, disebut image (peta) dari
A.

ditulis f(a) = b
3. Kumpulan dari image-image a e A di B, membentuk range fungsi.

range = f(A)

Jenis-Jenis Fungsi
Matematika Kelas 1 >Relasi Fungsi / Komposisi Fungsi-Fungsi Invers
373
< Sebelum Sesudah >
f : A B
ONE ONE (INJEKTIF)
Tidak ada dua elemen yang berlainan di A, yang mempunyai
pasangan yang sama di B.

ONTO (SURJEKTIF)
Semua elemen di B merupakan peta dari elemen-elemen A
(Range A = B atau f(A) = B)

ONE-ONE (BIJEKTIF)/KORESPONDENSI 1-1

contoh:
1. Nyatakan diagram di bawah ini, menyatakan fungsi/bukan !
A = {a,b,c} dan B = {x,y,z}


bukan bukan fungsi fungsi
2. Nyatakan diagram di bawah ini, menyatakan fungsi atau bukan !

a. y = 3 - x b. y = x c. y = x


a. Fungsi b. Fungsi c. Fungsi

d. x = y e. y = sin x f. x + y = 25



CARA MENENTUKAN SUATU GRAFIK ADALAH FUNGSI ATAU BUKAN

Tarik sembarang garis lurus sejajar sumbu y. Bila hanya memotong di satu titik
pada grafik, maka grafik tersebut merupakan fungsi. Bila tidak demikian maka
grafik tersebut bukan merupakan fungsi.
3. Bila V = {-2,-1,0,1,2}
g : V R; R = riil
g(x) = x + 1
Tentukan range !!!

Jawab:

Domain = {-2, -1, 0, 1, 2}
Image dari g adalah :
g(-2) = 5
g(-1) = 2
g(0) = 1
g(1) = 2
g(2) = 5

maka range = {1, 2, 5}
4. Tentukan domain dan range dari y = \(x - 1)
syarat : (x - 1) > 0

Jawab :

D = { x | x > 1}
R = { y | y > 0}
5. Tentukan range dari f(x) = x pada domain [1, -4]

Jawab:

Domain : f(x) = x
-1 s x s 4
0 s x s 16
0 s y s 16
Range : [0, 16]
Anggap f : A B dan g : B C

Didapat fungsi baru (g o f) : A C
yang disebut komposisi fungsi dari f dan g

h = g o f
(g o f) (x) = g (f (x))
yaitu dengan mengerjakan f(x) terlebih dahulu
ket : image f merupakan domain bagi g.
contoh:
1. f:A B; g:B C
(g o f)(a) = g (f(a)) = g(y) = t
(g o f)(b) = g (f(b)) = g(z) = r
(g o f)(c) = g (f(c)) = g(y) = t


2. f: R R ; f(x) = x
g: R R ; g(x) = x + 3 R=riil

maka
(f o g)(x) = f(g(x)) = f(x+3) = (x+3) = x + 6x + 9
(g o f)(x) = g(f(x)) = g(x) = x + 3

Bila x=2, maka
(f o g)(2) = f(g(2)) = f(5) = 25
(g o f)(2) = g(f(2)) = g(4) = 7

3. Diketahui [rumus]
jika (f o g)(x) = x
Tentukan g(x) !
jawab:
[rumus]
SIFAT
Bila f : A B; g : B C ; h : C D
maka
(f o g) = (g o f) : tidak komutatif
(h o g) o f = h o (g o f) : asosiatif
f : A B
Bila b e B, maka invers dari elemen b (dinyatakan dengan f
-1
(b)) adalah elemen A yang
mempunyai pasangan b, atau
f
-1
(b) = {x | x e A, f(x) = b}
Jika f adalah fungsi dari A B, maka f mempunyai fungsi invers f
-1
:A B jika dan hanya
jika f adalah one one onto / bijektif / korespondensi 1-1

ket :
f : y = f(x)
cara mencari fungsi invers
f
-1
: x = f(y) nyatakan x dalam y
TEOREMA
f : A B dan f
-1
: B A
f
-1
o f : A A : fungsi indentitas di A
f f
-1

A B A
(f
-1
o f)
f o f
-1
: B B : fungsi identitas di B
f
-1 f

B A B
(f o f
-1
)

(g o f)
-1
(x) = (f
-1
o g
-1
)(x)
contoh:
1. Tentukan diagram fungsi di bawah ini ada inversnya atau tidak



2. Tentukan grafik di bawah ini mempunyai invers/tidak !


CARA MENENTUKAN SUATU GRAFIK MEMPUNYAI INVERS/TIDAK
Tarik sembarang garis sejajar sumbu x, bila memotong grafik hanya di satu titik,
maka grafik tersebut mempunyai invers. Bila tidak demikian, maka grafik tersebut
tidak mempunyai invers
3. Diketahui f: R R
f(x) = 2x - 3

Tentukan f
-1
(x) !

Jawab:

f one one onto
sehingga f mempunyai invers
misalkan y = image dari x
y = f(x)
y = 2x-3 (yang berarti x = f
-1
(y))
x = (y+3)/2
f
-1
(x) = (x+3)/2
4. Diketahui f: A B
f(x) = (x - 2)/(x - 3)
dengan A = {R - {3}} dan B = {R - {-1}}
(baca: A adalah himpunan bilangan riil kecuali 33)

Tentukan f
-1
(x)

Jawab:

y = (x - 2)/(x - 3)
y(x - 3) = x - 2
yx - 3y = x - 2
x(y - 1) = 3y - 2
x = (3y - 2)/(y - 1) f
-1
(x) = (3x - 2)/(x - 1)
FUNGSI ASAL FUNGSI INVERS
f(x) = ax+b ; a = 0 f
-1
(x) = (x-b)/a ; a = 0
f(x) = (ax+b)/(cx+d) ; x = -d/c f
-1
(x) = (-dx+b)/(cx-a) ; x = a/c
f(x) = ax + bx + c ; a = 0 f
-1
(x) = (-b+\(b-4a(c-x))/2a ; a = 0
f(x) =
a
log cx ; a > 0 = 1 ; cx>0 f
-1
(x) = a
x
/c ; c = 0
f(x) = a
cx
; a > 0 = 1 f
-1
(x) =
a
log x
1/c
= 1/c
a
log x ; c=0
5. Keterangan : fungsi invers ini ada, jika syarat-syaratnya terpenuhi
6. Fungsi kuadrat secara umum tidak mempunyai invers, tetapi dapat
mempunyai invers jika daerah definisinya dibatasi.
7. f(x) = x untuk X > 0 f
-1
(x) = \x untuk X > 0
8.
FUNGSI ASAL FUNGSI INVERS
f(x) = ax+b ; a = 0 f
-1
(x) = (x-b)/a ; a = 0
f(x) = (ax+b)/(cx+d) ; x = -d/c f
-1
(x) = (-dx+b)/(cx-a) ; x = a/c
f(x) = ax + bx + c ; a = 0 f
-1
(x) = (-b+\(b-4a(c-x))/2a ; a = 0
f(x) =
a
log cx ; a > 0 = 1 ; cx>0 f
-1
(x) = a
x
/c ; c = 0
f(x) = a
cx
; a > 0 = 1 f
-1
(x) =
a
log x
1/c
= 1/c
a
log x ; c=0
9. Keterangan : fungsi invers ini ada, jika syarat-syaratnya terpenuhi
10. Fungsi kuadrat secara umum tidak mempunyai invers, tetapi dapat
mempunyai invers jika daerah definisinya dibatasi.
11. f(x) = x untuk X > 0 f
-1
(x) = \x untuk X > 0
12.

Tempat kedudukan titik-titik (x,y) sehingga terdapat hubungan linier
ax + by + c = 0 merupakan suatu garis lurus
Bentuk ax + by +c = 0 (implisit) dapat ditulis dalam bentuk
y = mx + n (eksplisit)
dengan m = -a/b dan n = -c/b ; (b = 0)
Ket : nilai m dan n ini mempunyai arti penting dalam menentukan grafik garis lurus.
m disebut koefisien arah (gradien) garis

m = tan o , dimana a adalah sudut yang dibentuk garis dengan sumbu x positif (berlawanan
arah dengan jarum jam)
0 < o < 90 tan o = +
90 < o < 180 tan o =
n = panjangan potongan terhadap sumbu y dihitung dari pusat sumbu koordinat
y = mx + n
m > 0 m < 0 m = 0

arah ke kanan
membentuk
arah ke kiri
membentuk sudut tumpul
sejajar sumbu x
n > 0 n < 0 n = 0


memotong sumbu y di atas memotong sumbu y di bawah melalui (0,0)

Cukup dengan menentukan 2 buah titik sembarang yang terletak pada grafik tersebut,
kemudian dihubungkan (biasanya kedua titik ini adalah titik-titik potong dengan masing-
masing sumbu).

contoh:
Gambarkan grafik 2x + 3y - 6 = 0
1. Titik potong dengan sumbu x y = 0 ; 2x + 3(0) - 6 = 0 x = 3 (3,0)
2. Titik potong dengan sumby y x = 0 ; 2(0) + 3y - 6 = 0 y = 2 (0,2)



Ket:
Untuk mengetahui apakah suatu titik terletak pada suatu garis adalah dengan cara
mensubstitusi koordinat titik tersebut ke persamaan garis. Bila memenuhi
persamaan berarti titik tersebut terletak pada garis. Dengan perkataan lain bila
suatu titik terletak pada suatu garis, maka koordinat titik tersebut memenuhi
persamaan garis (dapat menggantikan variabelnya yang bersesuaian).

Kedudukan 2 buah garis ditentukan oleh kemungkinan sudut yang dibentuk oleh dua garis
tersebut.

g1 : y = m1x + n1 m1 = tan o
g2 : y = mx2 + n2 m2 = tan |

u : sudut yang dibentuk kedua garis
u = (o - |)

dengan menggunakan rumus tangens, didapat :
tan q = |(m1-m2)/(1+m1m2)|
Ket :
Sudut yang dibentuk antara dua buah garis yang berpotongan, selalu dimaksudkan sebagai
sudut lancip antara kedua garis tersebut. Karena tangens u harus bernilai positif (sudut
lancip) maka rumusnya menggunakan tanda mutlak.
Dari rumus di atas dapat ditentukan bahwa kedua garis akan :
Kedudukan Garis



Bentuk Eksplisit
y = m1x + n1
y = m2x + n2

Bentuk Implisit
ax + by + c = 0
px + qy + r = 0
Berpotongan m1 = m2 a/p = b/q
Sejajar m1 = m2 dan n1 = n2 a/p = b/q = c/r
Tegak lurus m1.m2 = -1
(ap/bq) = -1
Berimpit m1= m2 dan n1=n2 a/p = b/q = c/r



1.Bentuk umum
ax + by + c = 0 atau y = mx + n

2. Persamaan sumbu x y = 0
3. Persamaan sumbu y x = 0
4. Sejajar sumbu x y = k
5. Sejajar sumbu y x = k
6. Melalui titik asal dengan gradien m
y = mx

7. Melalui titik (x1,y1) dengan gradien m
y -y1 = m (x - x1)

8. Melalui potongan dengan sumbu di titik (a,0)
dan (0,b)
bx + ay = ab

9. Melalui titik (x1,y1) dan (x2,y2)
(y-y1)/(y2-y1) = (x-x1)/(x2-x1)
y-y1 = ((y2-y1)/(x2-x1))(x-x1)

ket :
Persamaan (9) didapat dari persamaan (7) dengan mengganti
m=(y2-y1)/(x2-x1)
Garis ini mempunyai gradien m = (y2-y1)/(x2-x1)

Jarak Dua Buah Titik
Jarak antara titik A(x1,y1) dan titik B(x2,y2)

AB = \((x1-x2)+(y1-y2))
Koordinat Titik Tengah
Koordinat titik tengah antara titik A(x1,y2) dan titik
B(x2,y2)
XT = (x1+x2)/2
YT = (y1+y2)/2
Jarak Titik Ke Garis
Jarak titik A(x1,y1) ke garis
g : ax + by + c = 0
d = |(ax1+by1+c)/\(a+b)|
Ket :
Untuk menentukan jarak antara dua buah garis sejajar, pertama tentukan sembarang titik
yang terletak pada salah satu garis, kemudian nyatakan jarak titik ini ke garis yang lain.
Atau gunakan rumus jadi :
Jarak dua garis sejajar ax + by + c1 = 0 dan ax + by +c2 = 0 adalah
d = |(c1-c2)/\(a+b)|
Penggunaan :
Luas segitiga = (alas X tinggi)
(alas = jarak 2 titik; tinggi = jarak titik ke garis
Luas bujur sangkar = sisi X sisi
(sisi = jarak 2 titik atau jarak titik ke garis
Luas Trapesium = (jumlah sisi sejajar X tinggi)
(sisi sejajar = jarak 2 titik; tinggi = jarak titik ke garis)
Garis Bagi Garis yang ditarik dari suatu titik sudut dan membagi sudutnya menjadi
2 bagian sama besar
Garis tinggi Garis yang ditarik dari suatu titik sudut dan tegak lurus sisi
dihadapannya
Garis berat Garis yang ditarik dari suatu titik sudut dan membagi sisi dihadapannya
menjadi dua bagian sama besar
Garis Sumbu Garis yang membagi suatu sisi menjadi dua bagian sama besar dan
tegak lurus pada sisi itu.

PERGESERAN GRAFIK
Fungsi asal y = f(x)
Geser a satuan Fungsi Baru
Kekanan y = f(x-a)
Kekiri y = f(x+a)
Keatas (y-a) = f(x) y = f(x) + a
Kebawah (y+a) = f(x) y = f(x) -a
Ket : rumusan pergeseran ini berlaku untuk sembarang grafik, seperti : garis lurus,
parabola, lingkaran dsb.




contoh :
garis melalui (0,0) y = mx Parabola berpuncak di (0,0) y = x
garis melalui (x1, y1) y-y1 = m(x-x1)
Parabola berpuncak di (xp,yp)
y-yp = a(x-xp)
y = a(x-xp) + yp

PROGRAM LINIER adalah suatu teknik optimalisasi dimana variabel-variabelnya linier.
Metode ini dipakai pada saat kita dihadapkan pada beberapa pilihan dengan batasan-
batasan tertentu, sedangkan di lain pihak kita menghendaki keputusan yang optimum
(maksimum/minimum).

DASAR MATEMATIS
Persamaan linier ax + by = c (x,y variabel ; a,b,c konstanta) membagi bidang atas 3 bagian
:
1. Titik-titik yang memenuhi persamaan ax + by = c
2. Titik-titik yang memenuhi pertidaksamaan ax + by < c
3. Titik-titik yang memenuhi pertidaksamaan ax + by > c
Ket :
grafik ax + by = c merupakan garis lurus yang berfungsi sebagai garis batas
Titik-titik yang memenuhi ax + by > c atau ax + by < c merupakan suatu daerah.
contoh :

1. Gambarkan tempat kedudukan (daerah) 2x-3y s -6
Langkah :
-gambarkan terlebih dahulu garis 2x- 3y = -6
-titik potong dengan sumbu x y = 0 dan x = -3 (-3,0)
-titik potong dengan sumbu y x =0 dan y = 2 (0,2)
Hubungkan kedua titik potong tersebut

pilih sembarang titik yang tidak terletak pada garis, misalkan titik (0,0)
Kemudian uji apakah titik tersebut memenuhi syarat
2x - 3y = 2(0) - 3(0) = 0 < -6 (salah)
Ternyata tidak memenuhi syarat . Berarti titik -titik yang memenuhi syarat (yang
dimaksud) adalah di pihak lain dari titik (0,0) berada (seperti terlihat pada gambar
berikut)

Ket :
1. daerah yang diarsir merupakan daerah penyelesaian atau
menggunakan tanda anak panah (persetujuan)
2. bila pertidaksamaan berbentuk 2x - 3y < -6 (tanpa =), maka
garis 2x - 3y = -6 dibuat putus-putus, untuk menunjukkan
bahwa titik titik pada garis bukan merupakan daerah
penyelesaian.
2. Gambarkan daerah yang memenuhi :
x + 3y s 12
3x + y s 12
x > 0 ; y > 0

Langkah :
gambarkan garis x + 3y = 12 dan tentukan daerah x + 3y s 12...(1)
gambarkan garis 3x + y = 12 dan tentukan daerah 3x + y s12...(2)
syarat x > 0 ; y > 0 menunjukkan bahwa daerah yang dimaksud terletak di kuadran I
(x dan y positif)

penyelesaiannya adalah daerah yang memenuhi keempat syarat di atas (merupakan
irisan dari penyelesaian persyaratan diatas).
daerah yang memenuhi adalah daerah yang
diarsir

POLIGONAL DAN TITIK EKSTRIM

Irisan dari sejumlah berhingga penyelesaian pertidaksamaan, membentuk suatu Poligonal.
Titik P disebut Titik Ekstrim dari poligonal, jika P adalah titik potong garis garis yang
membatasi poligonal tersebut.
Contoh :

Gambarkan TK x + 2y s 4 (1)
x - y s 4 (2)
x > 1 (3)
y > -1 (4)

Langkah:
Gambarkan terlebih dahulu keempat garis batasnya dan masing- masing tentukan
daerahnya.
Cari irisannya yang merupakan suatu poligonal.
Terakhir cari koordinat titik ekstrim poligonal tersebut.

- A adalah titik potong antara garis x = 1 dan y = -1

- B adalah titik potong antara garis y = -1 dan garis x-y =4

- C adalah titik potong antara garis x + 2y = 4 dan garis x-y=4
C (4, 0)

- D adalah titik potong antara x = 1 dan x + 2y = 4.
D (1, 3/2i )
Terbentuk poligonal ABCD dengan 4 titik ekstrimnya, yaitu :
A(1,-1) ; B(3,-1) ; C(4 , 0) ; D(1,3/2)

Kita bermaksud mencari nilai (khususnya maksimum/minimum) suatu fungsi Linier f (x,
y) = px + qy
dimana (x,y)', memenuhi syarat-syarat sebagai berikut

ax + by s c
dx + ey s f
px + qy s r

Hal di atas sama saja dengan mencari nilai maksimum/minimum suatu fungsi linier suatu
poligonal.

DALIL

Jika f adalah suatu fungsi linier yang didefinisikan di atas suatu poligonal terbatas, maka
nilai maksimum / minimumnya dicapai pada titik ekstrimnya (atau di sekitar titik
ekstrimnya).

Contoh :

Carilah nilai maksimum dan minimum dari f(x,y) = 2x + Sy
dengan syarat : x + 2y s 4
x- ys 4
x > 1
y > -1

Langkah :
Buatlah poligonalnya dan tentukan titik ekstrimnya.
Sesuai dengan contoh sebelumnya titik ekstrimnya adalah
A(1,-1) ; B(3,-1) ; C(4,0) ; D(1, 3/2 )
Hitung nilai f(x,y) = 2x + 5y pada masing-masing titik ekstrimnya

f(A) = f(1,-1) = 2(1) + 5(-1) = -3
f(B) = f(3,-1) = 2(3) + 5(-1) = 1
f(C) = f (4, 0) = 2(4) + 5(0) = 8
f(D) = f (1, ; ) = 2(1) + 5( 3/2 ) = 9 1/2

Maka f(x,y) = 2x + Sy dengan batasan di atas mempunyai
- Nilai maksimum = 9 1/2 yang dicapai pada titik D (1, 3/2).
- Nilai minimum = -3 yang dicapai pada titik A (1,-1).

Masalah Program linier adalah mengenai optimalisasi dengan keterbatasan tertentu.
Keterbatasan dan optimalisasi ini harus dibentuk dahulu model matematikanya ;
yang secara garis besar dibagi 2 bagian :
- constraint ( Persyaratan )
- objective Function (Fungsi Tujuan / Sasaran)

Langkah
- Tentukan variabelnya (x=... ; y = ....)
- Buat model matematikanya dari : 1) Fungsi tujuan dan 2) Persyaratan
- Tentukan daerah yang memenuhi persyaratannya
- Tentukan titik esktrim daerah tersebut
- Substitusi koordinat titik ekstrim ke fungsi tujuan
- Bandingkan nilai yang didapat
- Jawaban disesuaikan dengan pertanyaan (maksimum/minimum)



contoh :

MASALAH MAKSIMUM

1. Seorang pedagang akan membuat kue A dan B. Kue A membutuhkan 150 gr tepung
dan 50 gr mentega. Kue B membutuhkan 75 gr tepung dan 75 gr mentega. Tepung yang
tersedia ada 2250 gr dan mentega yang tersedia ada 1750 gr. Jika kue A memberi
keuntungan Rp 100,00 dan kue B Rp 125,00 tiap unitnya. Berapa keuntungan maksimum
yang mungkin diperoleh pedagang itu ?

Tabel

Kue A Kue B Tersedia
Tepung
Mentega
150
50
75
75
2250
1750
KEUNTUNGAN 100 125

Misalkan banyaknya kue A yang dibuat x buah dan kue B yang dibuat y buah, maka
persoalan menjadi :

Maksimumkan :
f(x,y) = 100x + 125y (fungsi objektif/keuntungan)

dengan syarat (ds):
150x + 75y s 2250 2x + y s 30 ...(1)
50 x + 75y s 1750 2x + 3y s 70 ...(2)
x,y > 0
catatan : bentuk persyaratan s

Titik Ekstrim

A(0,23 1/3) ; B(15,0) ; (5,20)
f(x,y) = 100x + 125y
f(A) = 100(0) + 125(23) = 2875
(dalam hal ini roti tidak pecahan)
f(B) = 100(15) + 125(0) = 1500
f(C) = 100(5) + 125(20) = 3000

Jadi keuntungan maksimum pedagang itu adalah Rp 3.000,00 ; yaitu dengan membuat 5
unit kue A dan 20 unit kue B.
2. Seorang penjahit pakaian mernpunyai persediaan barang katun 16 m, sutera 11 m
dan wool 15 m.
Model pakaian I membutuhkan 2 m katun, 1 m sutera dan 1 m wool per unit. Model
pakaian II membutuhkan 1 m
katun, 2 m sutera dan 3 m wool per unit.Keuntungan pakaian model I Rp 3.000,00
dan model pakaian II Rp 5.000,00 per unit.
Tentukan berapa banyak masing-masing pakaian harus dibuat agar didapat
keuntungan yang sebesar-besarnya ?

Tabel

Model I Model II Tersedia
Katun
Sutera
Wool
2
1
1
1
2
3
16
11
15
KEUNTUNGAN 3000 5000


Misalkan : Banyaknya model I yang dibuat = x
model II yang dibuat = y


Maksimumkan f (x,y) = 3000x + 5000y

ds : 2x + y s 16 (1)
x + 2y s 11 (2)
x + 3y s 15 (3)
x;y > 0

Titik Ekstrim

A(8,0) TP antara garis (1) dengan sb-x
B(7,2) TP antara garis (1) dengan (2)
C(3,4) TP antara garis (2) dengan (3)
D(0,5) TP antara garis (3) dengan sb-y

f (x,y) = 3000x + 5000y

f(A) = f(8,0) = 3000(8) + 5000(0) = 24.000
f (B) = f(7,2) = 3000(7) + 5000(2) = 31.000
f(C) = f(3,4) = 3000(3) + 5000(4) = 29.000
f(D) = f(0,5) = 3000(0) + 5000(5) = 25.000

Jadi keuntungan maksimum adalah Rp 31.000; yaitu dengan membuat 7 buah model
pakaian I dan 2 buah model pakaian II.

MASALAH MINIMUM

3)Dalam satu minggu tiap orang membutuhkan paling sedikit 16 unit protein , 24 unit
karbohidrat dan 18 unit lemak Makanan A mengandung protein, karbohidrat dan lemak
berturut-turut 4, 12 dan 2 unit setiap kg. Makanan B mengandung protein, karbohidrat
dan lemak berturut turut 2 , 2 dan 6 unit setiap kg. Berapa kg masing- masing
makanan harus dibeli setiap minggunya, agar kebutuhan terpenuhi, tetapi dengan biaya
semurah-murahnya, bila 1 kg makanan A harganya Rp 1.700,00 dan 1 kg makanan B
harganya Rp 800,00 ?

Tabel

A B Kebutuhan
Protein
Karbohidrat
Lemak
4
12
2
2
2
6
16
24
15
HARGA 1700 800



Misalkan : Banyaknya makanan A yang dibeli adalah x kg
Banyaknya makanan B yang dibeli adalah y kg

Minimumkan f (xy) = 1700x + 800y
ds : 4x + 2y > 16 2x + y > 8 (1)
12x + 2y > 24 6x + y > 12 (2
2x + 6y > 18 x + 3y > 9 (3)
(Catatan : Bentuk persyaratan > )
Titik Ekstrim

A (0,12) adalah titik potong antara garis (2) dan sumbu y.
B (1, 6) adalah titik potong antara garis (1) dan garis (2).
C (3, 2) adalah titik potong antara garis (1) dan garis (3).
D (9, 0) adalah titik potong antara garis (3) dan sumbu y.

f (x,y) = 1700x + 800y

f(A) = f(0,12) = 1700(0) + 800(12) = 9600
f(B) = f(1, 6) = 1700 (1) + 800( 6 ) = 6500
f(C) = f(3, 2) = 1700(3) + 800( 2 ) = 6700
f(D) = f(9, 0) = 1700(9) + 800( 0 ) = 15300

Jadi biaya minimum adalah Rp 6.500; yaitu dengan membeli 1 kg makanan A dan 6 kg
makanan B.
Untuk menentukan nilai maksimum / minimum dari suatu fungsi dengan syarat tertentu
dapat juga dicari tanpa menguji nilai fungsi dari titik-titik ekstrimnya.
Cara lain ini adalah dengan menggunakan Garis Selidik. Garis Selidik yang dimaksud adalah
garis yang merupakan fungsi objektifnya.

Andaikan fungsi objektifnya f(x,y) = ax + by
Garis Selidik ax + by = k
Untuk suatu (x,y) tertentu, k adalah nilai dari fungsi objektif tersebut.
Kemungkinan-kemungkinan

1) k=0 ax +by=0
Garis melalui titik pangkal (0,0) memberikan nilai minimum = 0.

2)Garis tersebut digeser sejajar ke kanan (masalah maksimum) / ke kiri (masalah
minimum) sehingga menyentuh titik ekstrim terakhir dari poligon yang terbentuk. Pada
titik itulah, nilai maksimum / minimum dari fungsi didapat.

contoh :

Maksimumkan f(x,y) = x + 2y

ds : x + 3y s 9...(1)
2x + y s 8...(2)
x ; y > 0

Garis putus-putus menunjukkan garis selidik x + 2y = 0 yang bergeser ke kanan dan
terakhir mencapai titik ekstrim E.

Maksimum dicapai pada titik E, yaitu f(E) = f(3,2) = 1(3) + 2(2) = 7

Keterangan :
Cara ini baik dilakukan, bila poligonal yang terbentuk banyak terdapat titik ekstrimnya.
Tetapi diperlukan ketelitian pada saat menggeser garis fungsi tujuan, terutama jika terdapat
titik-titik ekstrim yang saling berdekatan.
BENTUK UMUM

y = f(x) = ax
2
+ bx + c

x variabel bebas; y variabel tak bebas;
a,b,c konstanta ; a = 0


NILAI EKSTRIM

Bentuk y = ax + bx + c dapat ditulis menjadi y = a(x+b/2a) - D/4a

Dapat disimpulkan : y
ekstrim
= -D/4a yang dicapai bila x = -b/2a

Dapat disimpulkan :

y = a(x - x
ekstrim
) + y
ekstrim

Ket: : Fungsi kuadrat mempunyai nilai ekstrim, maksimum atau minimum tergantung
dari nilai a.

Tanda dari a
a Parabola Terbuka Grafik
a > 0
Ke atas
Mempunyai nilai minimum

a < 0
Ke bawah
Mempunyai nilai maksimum

GRAFIK

Grafik fungsi kuadrat adalah sebuah PARABOLA.
Untuk melukiskannya harus diperhatikan

1) TITIK POTONG DENGAN SUMBU-X

y=O ax+ bx + c = 0 (bentuk Persamaan Kuadrat)

KEMUNGKINAN-KEMUNGKINAN
Diskriminan PK Akar PK Titik Potong Dengan Sumbu x Grafik
D > 0 2 akar berlainan 2 titik potong

D = 0 akar kembar 1 titik potong (titik singgung)
D < 0 tidak ada akar Tidak ada titik potong

2) TITIK POTONG DENGAN SUMBU-Y

x=0 y=c (0, c)

KEMUNGKINAN-KEMUNGKINAN
c > 0 c < 0 c = 0



memotong sumbu y di atas memotong sumbu y di bawah melalui titik (0,0)

3. SUMBU SIMETRI

(Garis sejajar sumbu-y yang menjadikan parabola simetris).

Persamaan sumbu simetri x = -b/2a

Ket. : Dari sumbu simetri ini dapat ditentukan tanda dari b.

4. TITIK PUNCAK

Puncak (-b/2a , -D/4a)

5. UNTUK MELENGKAPI GRAFIK, DIAMBIL BEBERAPA NILAI X DAN Y
SECUKUPNYA
KOMBINASI TANDA a dan D
a>0

a<0

Ket :
Untuk D < 0 dan a > 0 Grafik selalu berada di atas sumbu x.
(fungsi selalu bernilai positip / DEFINIT POSITIF).

Untuk D < 0 dan a < 0 Grafik selalu berada di bawah sumbu x.
(fungsi selalu bernilai negatip l DEFINIT NEGATIP).
Pada umumnya grafik suatu fungsi kuadrat y = ax + bx + c akan tertentu jika diketahui 3
titik yang dilaluinya. Hal khusus jika melalui titik puncak, cukup diketahui melalui 2 titik
saja.

diketahui melalui misalkan fungsi
1)Tiga titik sembarang (x1,y1) ; (x2,y2) dan
(x3,y3)
y = ax + bx + c
(a = ? ; b=? ; c = ?)
2) Titik potong dengan sumbu x
(x1,0) ; (x2,0) serta sebuah titik sembarang
y = a (x - x1) (x - X2)
( a = ? )
(x3,y3)
3) Titik Puncak (xp, yp)
dan sebuah titik sembarang (X2,Y2)
Y = a (x - xp) + yp
( a = ? )

Ket:
Dengan mensubstitusi titik-titik yang dilalui dan menyelesaikan persamaannya maka nilai a,
b dan c yang dibutuhkan dapat dicari, sehingga fungsi kuadrat yang dimaksud dapat
ditentukan.
Misalkan :
Garis lurus : y = mx + n ...(1)
Parabola : y = ax + bx + c ... (2)

Koordinat titik potong garis lurus dan parabola di atas merupakan nilai x dan y yang
memenuhi persamaan (1) dan (2).

Didapat : mx + n = ax + bx + c
ax + (b - m)x + ( c - n ) = 0 merupakan Persamaan Kuadrat dalam x.


KEMUNGKINAN-KEMUNGKINAN
Diskriminan Akar PK Garis dan Parabola
D > 0
2 akar
berlainan
Berpotongan di 2 titik

D = 0 Akar kembar bersinggungan

D < 0
Tidak ada
akar riil
Tidak ada titik potong


Untuk menentukan koefisien arah garis singgung (gradien) di titik (x1,y1) pada grafik y = f
(x)

m= f'(x1)
f'(x1) berarti nilai turunan f(x) pada titik dengan absis x = x1

Persamaan garis singgung y - f(x1) = f '(x1) (x - x1)

Keterangan : Untuk titik yang tidak terletak pada parabola.


Ada dua persamaan garis singgung
Bila titiknya tidak terletak pada parabola, maka gradiennya dimisalkan dengan m dan
persamaan garisnya : y - y1 = m (x - x1 ) disinggungkan dengan parabola y = aX + bx +
c dengan syarat D = 0

You might also like