You are on page 1of 21

ELASTISITAS DAN GERAK HARMONIK SEDERHANA

A. Sifat Elastisitas Bahan


Pegas dan karet adalah contoh benda elastis. Sifat elastis atau elastisitas adalah kemampuan suatu benda unutk kembali kebentuk awalnya segera setelah gaya luar yang diberikan kepada benda itu dihilanghkan (dibebaskan). Ambillah segumpal tanah liat basah, lalu letakkan di atas meja horizontal dan tekanlah dengan telapak tangan Anda agar gumpalan tanah liat tersebut berubah bentuk. Apakah gumpalan tanah liat kembali ke bentuk awalnya ketika Anda menarik telapak tangan Anda? Tidak semua benda kembali kebentuknya semula jika ia diberi gaya dan kemudian gayanya dihilangkan. Benda-benda yang tidak kembali kebentuknya semula setelah diberi gangguan dikatakan sebagai benda plastis (tak elastis). Tanah liat, timah hitam, adonan tepung kue, dan lilin mainan (plastisin) termasuk bahan-bahan plastis, karena dengan mudah kita dapat mengubah bentuknya secara permanen. Benda-benda yang elastis-pun sebenarnya mempunyai batas elastisitasnya. Jika gaya yang diberikan pada benda terlalu besar, maka benda itu tidak dapat kembali ke bentuknya semula, benda tersebut sudah berada pada daerah plastisnya. Dan jika gaya yang diberikan diperbesar lagi, benda akan patah. Untuk mengetahui suatu benda mempunyai elastisitas, maka kita harus mengetahui pengertian: 1. Tegangan 2. Regangan 3. Modulu Elastisitas

Tegangan
Pada gambar disamping seutas kawat dengan luas penampang A mengalami suatu gaya tarik F pada ujungujungnya. Akibat gaya tarik ini, kawat mengalami tegangan tarik , yang didefinisikan sebagai hasil bagi antara gaya tarik F yang dialami kawat dengan luas penampangnya (A).

Tegangan adalah besaran skalar dan memiliki satuan Nm-2

2. Regangan
Perhatikan gambar 1.1. gaya tarik yang dikerjakan pada batang berusaha meregangkan kawat hingga panjang kawat semula L bertambah panjang sabesar L. Regangan (tarik) e didefinisikan sebagai hasil bagi antara pertambahan panjang L dengan panjang awalnya L.

Atau

Karena pertambahan panajang L dan panjang awal L adalah besaran yang sama, maka sesuai dengan Persamaan diatas, regangan e tidak memiliki satuan atau dimensi.

3. Modulus Elastis
2

Kebanyakan benda adalah elastis sampai ke suatu gaya yang tertentu besarnya, dinamakan batas elatis. Jika gaya yang dikerjakan pada benda lebih kecil dari batas elastisnya, benda akan kembali ke bentuk semula jika gaya dihilangkan. Tetapi jika gaya yang diberikan melampaui batas elastis, benda tidak kembali ke bentuk semula, melainkan secara permanen berubah bentuk.

Gambar 1.2. Grafik menunjukkan bagaimana variasi tegangan terhadap regangan ketika seutas kawat logam (baja) diberi gaya tarik sampai kawat itu patah.

Dari O ke B, deformasi (perubahan bentuk) kawat adalah elastis. Ini berarti jika tegangan dihilangkan, kawat akan kembali ke bentuk semula. Dalam daerah deformasi elastis terdapat daerah yang grafiknya linear (garis lurus), yaitu OA. Dari O sampai A ini berlaku hukum Hooke, dan A disebut batas hukum Hooke. B adalah batas elastis. Diatas titik ini deformasi kawat adalah platis. Jika tegangan dihilangkan dalam daerah deformasi plastis, misalnya di titik D, kawat logam tidak akan kembali kebentuk semula, melainkan mengalami deformasi (perubahan bentuk) permanen (regangan X pada sumbu mendatar). C adalah titik tekuk (yield point). Di atas titik ini hanya dibutuhkan tambahan gaya tarik kecil untuk menghasilkan pertambahan panjang yang besar. Tegangn paling besar yang dapat kita berikan tepat sebelum kawat patah disebut tegangan maksimum (ultimate tensile stress). E adalah titik patah. Jika tegangan yang kita berikan mencapai titik E maka kawat akan patah. Perhatikan kembali Gambar 1.2. dalam daerah OA, yaitu daerah dimana grafik - e berbentuk garis lurus, perbandingan antara tegangan dengan regangan, yaitu ditunjukkan oleh kemiringan garis OA (tan ) adalah konstan. Konstanta ini disebut modulus elastis. Dengan demikian modulus elastis E suatu bahan didefinisikan sebgai perbandingan antara tegangan dan regangan yang dialami bahan:

Atau Modulus elastis juga disebut modulus Young (diberi lambang Y) untuk menghargai Thomas Young.

Jika kita substitusikan tegangan = F/A dan regangan e = L/L kedalam persamaan diatas kita peroleh hubungan antara gaya tarik F dengan modulus elastis E,

Zat Besi Baja Perunggu Aluminium Beton Batu bara Marmer Granit Kayu (Pinus) Nilon Tulang muda

Modulus elastis E (N/m2) 100 x 109 200 x 109 100 x 109 70 x 109 20 x 109 14 x 109 50 x 109 45 x 109 10 x 109 5 x 109 15 x 109

Tabel 1.1 Modulus elastis berbagai zat

4. Hukum Hooke
Selisih panjang pegas ketika diberi gaya tarik dengan panjang awalnya disebut pertambahan panjang. Jika kita membuat grafik gaya tarik terhadap pertambahan panjang, kita dapatkan bahwa titik-titik itu membentuk garis lurus. Ini berarti jika tidak ada gaya tarik, pertambahan panjang adalah nol. Pegas yang lebih fleksibel (misalnya pegas tembaga) memiliki angka pengali yang lebih kecil. Jadi, besar angka pengali bergantung pada pegas

yang kita gunakan. Angka pengali ini kita sebut sebagai tetapan gaya, dan diberi lambang k. Untuk semua pegas berlaku rumus:

F = kx
Jika gaya tarik tidak elampaui batas elastis pegas, perubahan pegas berbanding lurus (sebanding) dengan gaya tariknya. Pernyataan ini dikemukakan pertama kali oleh Robert Hooke, seorang arsitek yang ditugaskan untuk membangun kembali gedung-gedung di London yang mengalami kebakaran pada tahun 1666. oleh karena itu, pernyataan diatas dikenal sebagai hukum Hooke. Dengan catatan bahwa hukum Hooke ini hanya berlaku jika pertambahan panjang pegas masih berada dalam daerah elastisnya.Satuan SI untuk tetapan gaya k adalah N/m.

5. Tetapan Gaya Benda Elastis


Tetapan gaya k adalah tetapan umum yang berlaku untuk benda elastik jika diberi gaya yang tidak melampaui titik A (batas hukum Hooke) pada Gambar 1.2. Bagaimanakah kita menentukan tetapan gaya k dari suatu benda elastis?

Jika persamaan diatas kita olah hingga diruas kiri hanya terdapat gaya tarik F, dan persamaan ini kita identikkan dengan hukum Hooke, maka kita peroleh rumus umum untuk menghitung tetapan gaya k suatu benda elastis

F = k L
Dengan menyamakan ruas kanan kedua persamaan diatas kita peroleh rumus umum tetapan gaya k untuk suatu benda elastis yaitu:

Keterangan: A : Luas penampang (m2) E : Modulus elastis (Nm-2) L : Panjang bebas benda (panjang benda tanpa ditarik)

B. Gerak Harmonik Sederhana


gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak-balik benda di sekitar titik keseimbangannya.

1. Gaya Pemulih
Gaya yang besarnya sebanding dengan simpangan dan selalu berlawanan arah dengan arah simpangan (posisi) disebut sebagai gaya pemulih. Gaya pemulih selalu menyebabkan benda bergerak bolak-balik disekitar titik keseimbangan (gerak harmonik sederhana), gaya pemulih juga selalu berlawanan dengan arah posisi (arah gerak) benda.

2. Persamaan Simpangan Gerak Harmonik Sedehana

Gambar 1.3

Perhatikan Gambar 1.3. Ketika pegas teregang kekanan sejauh x atau tertekan ke kiri sejauh x, satu-satunya gaya yang bekerja pada benda m adalah F = -kx. Sedangkan menurut hukum II Newton, F = ma. Dengan demikian,

ma = -kx

ma + kx = 0
dengan x sebagai posisi, telah diketahui bahwa percepatan a adalah turunan kedua dari x, sehingga persamaan di atas dapat ditulis sebagai: m Bagi kedua ruas dengan m, d 2x k + x= 0 m dt 2 Secara matematis persamaan tersebut memiliki penyesaian yang berbentuk fungsi sinusoidal, yaitu: x(t) = A sin (t + 0) atau x(t) = A cos (t + 0). Hal terpenting yang perlu kita lakukan adalah langsung menentukan sudut fase awal 0, yang diperoleh dari kondisi awal. Misalkan kita memilih persamaan simpangan sebagai d 2x + kx dt 2

Persamaan simpangan

x(t) = A sin (t + 0)

Sudut 0 diperoleh dari kondisi awal x(t = 0) = A sin ( . 0 + 0) atau

Persamaan kondisi awal

x(t = 0) = A sin 0

3. Periode Gerak Harmonik Sederhana


8

Karena x(t) = A sin (t + 0), maka d 2x = 2x dt 2 Percepatan harmonik

a = -2x

Substitusi a = -2x ke dalam persamaan, ma + kx = 0, memberikan m (-2x) + kx = 0 k m x = kx = m


2 2

Frekuensi sudut

Selanjutnya, periode gerak harmonik sederhana benda pada ujung pegas mendatar atau tegak yang bergetar dapat diturunkan dari : = 2 T= T= 2 k m 2 T

Yaitu:

Periode

T = 2

m k

4. Hukum Hooke untuk Susunan Pegas


Beberapa resistor dapat disusun secara seri, paralel atau gabungan keduanya. Susunan resistor ini dapat kita ganti dengan sebuah resistor yang

disebut resistor pengganti. Mirip dengan ini, beberapa buah pegas pun dapat disusun seri, paralel atau gabungan keduanya. Susunan pegas ini pun dapat kita ganti dengan sebuah pegas pengganti. Susunan Seri Pegas Prinsip susunan seri beberapa buah pegas adalah sebagai berikut: 1. Gaya tarik yang dialami tiap pegas sama besarnya, dan gaya tarik ini sama dengan gaya tarik yang dialami pegas pengganti Misalkan gaya traik yang dialami gaya pegas adalah F1, dan F2, maka gaya tarik pada pegas pengganti adalah F.

F1 = F2 = F
2. Pertambahan panjang pada pegas pengganti seri x, sama dengan total pertambahan panjang tiap-tiap pegas

x = x1 = x2
Dengan menggunakan hukum Hooke dan kedua prinsip susunan seri, kita dapat menentukan antara tetapan pegas pengganti seri ks dengan tetapan tiap-tiap pegas (k1 dan k2). Mari kita gunakan hukum Hooke untuk pegas pengganti dan tiap-tiap pegas F ks F k F k

F = ks x x =

F1 = k x1 F = k x1 x1 = F2 = k x2 F = k x2 x2 =

Dengan memasukkan nilai , x1 dan x2 di atas ke dalam persamaan x = x1 = x2 kita peroleh

x = x1 = x2

10

F F F = + k s k1 k 2
1 1 1 = + k s k1 k 2
Dapatlah kita nyatakan bahwa kebalikan tetapan pegas pengganti seri sama dengan total dari kebalikan tiap-tiap tetapan pegas.

Untuk n buah pegas identik dengan tiap pegas memiliki tetapan k, tetapan pegas pengganti seri ks dapat dihitung dengan rumus

Khusus untuk dua buah pegas dengan tetapan k1 dan k2 yang disusun seri, tetapan pegas pengganti seri ks, dapat dihitung dengan rumus

Jika dibandingkan antara susunan pegas dan susunan resistor tampak bahwa rumus-rumus untuk pegas seri mirip dengan rumus-rumus untuk resistor paralel.

11

Gambar 1.5 Dua buah pegas masing-masing dengan tetapan gaya k1 dan k2 yang disusun secara seri (kiri) dapat diganti dengan sebuah pegas yang memiliki tetapan gaya ks.

Susunan Paralel Pegas Prinsip utama paralel beberapa buah pegas adalah sebagai berikut: 1. Gaya tarik pada pegas pengganti F sama dengan total gaya tarik pada tiap pegas (F1 dan F2).

F1 = F2 + F
2. Pertambahan panjang tiap pegas sama besarnya, dan pertambahan panjang ini sama dengan pertambahan panjang pegas pengganti.

x = x1 = x2

12

Gambar 1.4 Dua buah pegas masing-masing dengan tetapan gaya k1 dan k2 yang disusun paralel (kiri) dapat diganti dengan sebuah pegas yang memiliki tetapan gaya kp, yang memenuhi kp = k1 + k2.

Untuk n buah pegas identik yang disusun paralel, dengan tiap pegas memiliki tetapan gaya k, tetapan pegas pengganti paralel kpdapat dihitung dengan rumus

kp = n . k
Jika kita bandingkan antara susunan pegas dan susunan resistor tampak bahwa rumus-rumus untuk pegas paralel mirip dengan rumus-rumus untuk resistor seri.

C. Beberapa Manfaat Pegas Dalam Keseharian


Seperti telah diktahui bahwa ika pada pegas dikerjakan gaya dari luar yang tidak melebihi batas elastisnya, maka pegas akan kembali kebentuknya semula jika gaya tersebut dihilangkan. Sifat elastis pegas inilah yang dimanfaatkan dalam produk pengembangan teknologi dalam keseharian, di antaranya pegas untuk melatih otot dada dan kasur pegas. Sebagai tambahan pemanfaatan pegas, kita akan membahas tentang neraca pegas, sistem suspensi kendaraan bermotor, dan pegas kemudi mobil. a. Neraca pegas

13

Neraca pegas digunakan untuk mengukur besar gaya. Neraca pegas yang akan digunakan sebelumnya telah dikalibrasi di pabrik sehingga pertambahan panjang pegas ketika ditarik atau ditekan oleh sebuah gaya telah dikonversikan ke skala gaya (satuan newton). Kadang-kadang neraca pegas memiliki gir (roda gigi) yang berfungsi untuk mengubahpertambahan panjang pegas menjadi gerakan sebuah jarum penunjuk. Timbangan yang kita gunakan untuk mengukur berat badan kita sehari-hari termasuk neraca pegas. Ada sebuah neraca pegas yang disebut dinamometer. Neraca ini umum digunakan oleh siswa untuk menyelidiki gaya-gaya pada suatu percobaan (misalnya menyelidiki gaya normal dan gaya gesekan). Cara kerjanya adalah sebagai berikut. Jika suatu benda bermassa m digantung pada kiat neraca, maka gaya berat benda mg akan menarik pegas sehingga pegas mulur. Pemuluran pegs menunjukan ukuran gaya. Besar gaya ditunjukan oleh jarum penunjuk yang akan menunjuk angka tertentu pada skala yang terdapat disamping pegas. Skala ini dinyatakan dalam newton. b. Sistem suspensi kendaraan bermotor unuk meredam kejutan Jika kendaraan bermotor (sepeda motor atau mobil) melalui jalan berlubang atau jalan bergelombang, kendaraan mengalami kejutan. Jika bagian kendaraan itu tidak memiliki alat untuk meredam kejutan, kejutan itu sangat tidak menyenangkan bagi pengendara. Pengendara akan cepat lelah dan merasa tidak enak mengendarai kendaraan bermotor, khususnya untuk perjalanan jarak jauh. Untuk meredam kejutan, maka pegas digunakan pada sistem suspensi kendaraan bermotor. Ketika melalui jalan berlubang, berat pengendara berikut berat motor akan menekan pegas sehingga pegas termampatkan. Begitu motor berada di jalan datar, pegas kembali ke panjang asalnya. Pengendara hanya akan merasakan sedikit ayunan dan akan merasa enak mengendarai motor. c. Pegas pada setir kemudi

14

Ada tiga usaha untuk mendesain mobil yang memperhatikan faktor keselamatan pengemudi, yang berkaitan dengan konsep impuls-momentum. Ketiga usaha itu adalah: Bagian depan dan belakang mobil yang dapat menggumpal secara perlahan; Kantong udara yang terletak antara setir kemudi dan pengendara; dan Sabuk keselamatan Di sini kita akan mempehatikan penggunaan pegas pada setir kemudi yang akan mengurangi kemungkinan dada pengemudi menabrak setir ketika terjadi tabrakan fatal. Walaupun menggunakan sabuk keselamatan, pengemudi tetap dapat terlempar ke depan ketika terjadi tabrakan. Ini menyebabakan bagian sekitar dada pengemudi dapat menumbuk setir, dan jika ini terjadi, akan membahayakan jiwa pengemudi. Untuk mengurangi bahaya ini, kolom setir diberi pegas. Pada tabrakan (keadaan darurat), kolom setir tertekan, pega memendek dan setir kemudi bergeser miring untuk menghindari tabrakan dengan dada pengemudi.

D. Contoh Soal
1. Pemahaman rumus dasar , e, dan E Seutas kawat dengan luas penampang 4 mm2 ditarik oleh gaya 3.2 N hingga panjangnya bertambah dari 80 cm menjadi 80,04 cm. Hitung tegangan, regangan dan modulus elastis Jawab: Luas penampang A = 4 mm2 = 4x 10-6 m2; gaya F = 3.2 N Pertambahan panjang L = 80,04 80 = 0, 04 cm Panjang awal L = 80 cm = e= E= F 3,2 N = = 8 . 105 Nm-2 A 4.10 6 M 2 0,04 cm L = = 5 10 4 80 cm L

8 10 5 Nm 2 = = 1,6 10 9 nm 2 e 5 10 4

15

2. Besar gaya akibat pemuaian batang logam Sebuah balok yang digunakan dalam konstruksi sebuah jembatan memiliki panjang 10,2 m dengan luas penampang 0,12 m2. balok itu dipasang diantara dua beton tanpa ruang untuk pemuaian. Ketika suhu mengalami kenaikan 10oC, balok ini akan memuai hingga panjangnya bertambah 1,2 mm jika balok bebas untuk memuai berapa besar gaya yang harus dikerjakan pada beton agar pemuaian ini tidak terjadi? Modulus elastis baja adalah 2,0 x 1011 N/m2 Jawab: Panjang awal L = 10,2 m; luas penampang A = 0,12 m2 Pertambahan panjang L = 1,2 mm = 1,2 x 10-3 m Modulus elastis E = 2,0 x 1011 N/m2 F L =E A L F= E A L 2,0 1011 0,12 ) 1,2 10 3 = L 10,2

)(

F = 2,8 x 106 N Catatan: Gaya ini dapat meretakan beton. Gaya-gaya yang terlibat dalam pemuaian termal dapat sangat besar, hingga sangatlah penting untuk memberi ruang pemuaian pada sambungan-sambungan dalam struktur-struktur besar seperti jembatan dan bangunan. 4. Hukum Hooke pada pegas Sebuah pegas bertambah panjang 4 cm ketika dtarik oleh gaya 12 N (a) (b) Jawab: Gaya F1 = 12 N, pertambahan panjang x1 = 4 cm. Dari data ini dapat dihitung tetapan gaya k dengan menggunakan hukum Hooke. Berapa pertambahan panjang pegas jika ditarik oleh gaya 6 N? Berapa gaya tarik yang perlu dikerjakan untuk meregangkan pegas sejauh 3 cm?

F1 = k x1 k =

F1 12 N = = 3 N /m x1 4 cm

16

(a) Gaya F2 = 6 N Pertambahan panjang x2 = ?

F2 = k x 2 x 2 =

F2 6N = = 2 cm k 3 N / cm

(b) Pertambahan panjang x = 3 cm gaya F = ? F = kx = ( 3 N / cm )( 3 cm ) = 9 N 5. Menentukan tetapan gaya benda elastis Seutas kawat dengan luas penampang 4 mm2 ditarik oleh gaya 3,2 N hingga panjangnya bertambahnya dari 80 cm menjadi 80,04 cm. Hitung tetapan gaya k dari kawat ini. Jawab: Terlebih dahulu kita harus mencari E E=

8 10 5 Nm 2 = = 1,6 10 9 Nm 2 e 5 10 4
4 10 6 1,6 10 9 AE = Nm 1 L 80 10 2

Jadi, tetapan gaya dari k adalah k=

)(

= 8 10 3 Nm 1 6. Simpangan dan kecepatan pada gerak harmonik sederhana Sebuah benda menempuh gerak harmonik sederhana dengan amplitudo A dan periode T. (a) Berapakah waktu minimum yang diperlukan benda agar simpangannya sama dengan setengah amplitudonya? (b) Bberapakah simpangannya ketika kecepatannya setengah dari kecepatan maksimumnya? Jawab: (a) Persamaan simpangan adalah x = A sin dengan = t + 0 Simpangan = setengah jarak amplitudo, artinya

17

x = A sin = sin =

1 A 2

1 ; = 2 6

Karena tidak diketahui, anggap sudut fase awal 0 = 0, maka = t = t=

2 ; t = 6 T 6

T 1 = T 6 2 12
dx = A [ cos ( t + 0 ) ] dt

(b) Kecepatan adalah turunan pertama dari fungsi posisi. Karena posisi x = A sin (t + 0), maka v = v =A cos (t + 0) dengan vmak = A Diberikan v = 1 v mak , maka 2 1 2

A cos ( t + 0 ) =

Dari rumus trigonometri sin2x + cos2x = 1, maka sin ( t + 0 ) 1 = 1 = 2


2

3 1 = 3 4 2

Jadi, simpangan x adalah x = A sin (t + 0) 1 1 x = A 3 = A 2 2 3

7. Menentukan periode dan frekuensi pegas Pada getaran harmonik pegas, jika massa beban yang digantung pada ujung bawah pegas 1 kg, periode getarannya 2 sekon. Jika massa beban ditambah sehingga menjadi 4 kg, tentukan periode getarannya. Jawab: Massa m1 = 1 kg periode T1 = 2 s Massa m2 = 4 kg T2 = ? Hubungan periode pegas T dengan massa beban dinyatakan oleh persamaan:

18

m2 T2 k = = T1 m1 2 k 2 T2 = T1 m2 m1

m2 m1

= ( 2 s)

4 kg =4s 1 kg

8. Menentukan periode dan frekuensi pegas sebuah mobil yang memiliki massa 1 800 kg ditopang oleh empat buah pegas yang memiliki tetapan gaya 18 000 N/m. Ketika mobil yang ditumpangi oleh tiga orang yang bermassa total 200 kg melewati sebuah lubang dijalan tentukan: (a) frekuensi getaran pegas mobil, (b) waktu yang diperlukan untuk menempuh dua getaran Jawab: Massa mobil + penumpang = 1 800 kg + 200 kg = 2 000 kg. Kita anggap berat total mobil merata pada keempat pegas tersebut sehingga tiap pegas mendukung beban bermassa:

m=

2 000 kg = 500 kg 4

(a) frekuensi getaran pegas mobil dapat dihitung dengan menggunakan persamaan f = = = = 1 2 1 2 1 2 6 2 k , dengan k = 18 000 N/m m 18 000 N / m 500 kg 36

19

= (b)

3 Hz 1 f 1

Selang waktu 1 getaran sama dengan periode T. T= =

3 Hz = s 3 Waktu yang diperlukan pegas untuk menempuh 2 getaran adalah t = 2T = 2 3 2 = sekon 3 9. Susunan seri-paralel pegas Tiga buah pegas identik disusun seperti pada gambar disamping. Jika beban m digantung pada pegas k3, pegas tersebutakan bertambah panjang 4 cm. Tentukan pertambahan panjang susunan pegas. Jawab: Ketiga buah pegas identik artinya k1 = k2 = k3 = k. Ketiga pegas dapat diganti dengan tetapan gaya kt. Sesuai dengan gambar disoal, kt sama dengan k1, k2 dan diserikan k3 Kt = (k1 paralel k2) seri k3 = (k1 + k2 ) seri k3 = (k + k) seri k3 = 2k seri k = Kt =

( 2k ) ( k )
2k + k 2 k 3

2k 2 3k (*)

20

Jika beban m digantung pada pegas k3, pegas k3 bertambah panjang k3= 4 cm. Dengan menggunakan hukum Hooke pada pegas k3 diperoleh F3 = k3 x3 mg = k ( 4 cm ) = mg 4 cm (**)

Misalkan pertambahan panjang susunan pegas adalah xt , maka hukum Hooke pada susunann pegas memberikan F = kt xt . Perhatikan gambar soal, gaya yang menarik susunan pegas adalah berat beban m, yaitu mg. 2 mg = k xt 3 mg = xt = 2 3 substitusi F = mg dan Kt = 2 k (lihat *) 3

mg 4 cm xt

substitusi k dari (**)

3 4 cm = 6 cm 2

Jadi, pertambahan panjang susunan pegas adalah 6 cm

DAFTAR PUSTAKA
Kamajaya, K. 2000. Panduan Menguasai Fisika. Bandung: Ganeca. Kanginan, Marthen. 2004. Fisika SMA. Jakarta: Penerbit Erlangga. _______________. 2006. Fisika SMA. Jakarta: Penerbit Erlangga.

21

You might also like