You are on page 1of 12

Proposal Penelitian Efektifitas Metode Eklektif Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Studi Kasus Pada Siswa Kelas XII

MTSN 1 Malang

A. Latar belakang Empat unsur yang harus di rumuskan dengan baik untuk mencapai keberhasilan pembelajaran bahasa Arab yaitu tujuan, metode, materi, evaluasi. Dimana satu komponen dengan yang lainnya tidak terpisahkan dan harus relevan dengan karakteristik pelajar, usia pelajar, waktu yang tersedia, kesiapan guru dan faktor sosio-kultural.1 Pemilihan dan penggunaan metode yang tepat dan objektif mempunyai kontribusi yang besar dalam menentukan keberhasilan yang ingin dicapai pembelajaran bahasa Arab. Seperti ungkapan yang berarti metode pembelajaran lebih penting daripada materi pembelajaran,2 atau dengan kata lain, materi pembelajaran yang baik tidak akan tersampaikan dengan baik pula jika metode yang digunakan tidak objektif. Maka metode pembelajaran yang baik bukan bertujuan memenuhi kriteria metode tersebut tetapi kebutuhan pelajar. Seperti kita ketahui metode pembelajaran bahasa Arab mengalami perkembangan terus-menerus seiring dengan perkembangan yang terjadi pada disiplin ilmu bahasa, ilmu jiwa dan penelitian-penelitian tentang pengajaran yang melahirkan beberapa pendekatan dan metode baru.3 Perkembangan dan kelahiran metode-metode ini merupakan hal logis belaka sebagai kosekwensi perbedaan landasan teoritis dan empiris. Setiap metode pembelajaran bahasa Arab mempunyai kelebihan dan kekurangan, sehingga tidak ada metode yang tepat seutuhnya diterapkan dalam pembelajaran bahasa Arab. Kegelisahan ini melahirkan metode ekletik yang menggabungkan teknik operasional dari
1 2

Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, (Malang: Misykat, 2005), hal. 29 Azhar Asyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya: Beberapa Pokok Pikiran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hal. 66 3 Ibid, hal. 1

metode-metode yang dianggap objektif dan efektif menurut guru.4 Metode ekletik bersifat adaptif dengan 6 faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan metode: masyarakat pelajar, tujuan pembelajaran bahasa Arab, tingkatan pelajar, karakteristik pelajar, latar belakang bahasa pelajar, dan sumber belajar baik dari guru maupun media pembelajaran.5 Sedangkan dalam konteks pembelajaran bahasa Arab di Indonesia seperti pada negara-negara lain mulai di intensifkan pada tingkatan menengah atau madrasah tsanawiyah, siswa pada tingkat ini mulai dikenalkan dengan tata bahasa, kosa kata, dan ketrampilan yang cukup kompleks seperti kecakapan mendengar, berbicara, membaca, dan menulis.6 Tingkatan ini merupakan dasar untuk menuju tingkatan selanjutnya di madrasah aliyah dan perguruan tinggi. Kurrikulum madrasah (tsanawiyah dan aliyah)tahun 1994 dinyatakan bahwa metode yang digunakan dalam pengajaran bahasa Arab adalah metode ekletik. Namun menurut Ahmad Fuad Effendy, tidak ada standar baku untuk menentukan teknik-teknik metode ekletik yang lazim digunakan di madrasah tsanawiyah, sehingga yang terjadi dilapangan adalah ketidakmenentuan dan terkesan apa adanya, sesuai selera guru. Maka dari analisis problematika ini, peneliti menemukan beberapa problematika penggunaan metode ekletik di madrasah tsanawiyah Indonesia: 1. Pembelajaran di madrasah tsanawiyah di Indonesia dengan metode ekletik masih belum mempunyai standar baku yang objektif dengan pelajar. 2. Penggunaan metode ekletik di madrasah tsanawiyah terkesan apa adanya sesuai dengan selera guru.

Mahmud kamil naqoh dan Rusdy Ahmad tuaimah, thoroiq tadris al-lughoh arabiyah li ghoiri al natiqin biha, (Rabad: munadzamah islamiyah li at tarbiyah w al ulum wa al tsaqofah, 2003), hal. 86 5 Ibid, hal, 67 6 Rusdy Ahmad tuaimah, Talim Al Arabiyah Lil Annatiqiin Bi Ghoiriha, manahijihi wa asalibihi, (Rabat:al munadzamah al islamiyah li tarbiyah wal ulum wa al tsaqafah, 1989), hal. 48

3. Ketidakmenentuan penggunaan metode ekletik dalam pembelajaran bahasa Arab menjadikan pembelajaran tidak efektif.

B. Rumusan masalah Permasalahan yang telah diuraikan dalam latar belakang dapat dirumuskan sebagai berikut. 1. Berapakah nilai rata-rata Bahasa Arab siswa MTSN1 Malang yang diajarkan dengan metode eklektik ? 2. Bagaimana praktek metode eklektik oleh guru dalam pembelajaran Bahasa Arab di MTSN 1 Malang?

C. Tujuan Penelitian 1. Untuk Mengetahui nilai rata-rata Bahasa Arab siswa MTSN1 Malang yang diajarkan dengan metode eklektik ? 2. Untuk Mengetahui praktek metode eklektik oleh guru dalam pembelajaran Bahasa Arab di MTSN 1 Malang?

D. Batasan Masalah Untuk lebih mengerucutkan pembahasan, Peneliti akan membatasi obyek penelitian pada kelas XII MTSN 1 Malang. dan mengerucutkan penilaian pada pembelajaran bahasa arab semester genap. E. Signifikansi Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan terkait dengan pembelajaran bahasa Arab, diantaranya: 1. Signifikansi Teoritis Secara teoritis, penelitian ini bertujuan: a. digunakan sebagai bahan pertimbangan atau referensi di dalam mempelajari, membahas, dan memahami mengenai materi pembahasan yang sama.

b. menambah khasanah pengetahuan terutama di bidang pembelajaran bahasa Arab serta dapat menjadi referensi untuk penelitian- penelitian selanjutnya. c. Memperluas wawasan peneliti tentang metode pembelajaran bahasa Arab khususnya metode eklektik.

2. Signifikansi Praktis Dalam tataran praktis, hasil penelitian ini diharapkan: a. menjadi sumbangan pemikiran ilmiah tentang metode pembelajaran bahasa Arab bagi pengajar bahasa Arab di madrasah tsanawiyah. b. Menjadi acuan pembelajaran bahasa Arab di madrasah tsanawiyah dengan metode eklektik

F. Studi Pustaka 1. Studi Pendahuluan Ada beberapa peneletian tentang metode pembelajaran bahasa arab yang menghasilkan asumsi-asumsi baru tentang pandangan metodemetode tersebut, namun peneliti tidak menemukan penelitian metode eklektik khususnya pada tingkatan madrasah tsanawiyah, diantara penelitian tentang metode pembelajaran bahasa arab itu adalah:

a. Syafii, 2008. Penggunaan Metode Tata Bahasa dan Terjemahan dalam memahami bacaan (Penelitian Tindakan Kelas Siswa Madrasah Tsanawiyah "Sunan Kalijaga" Malang). Hasil penelitian ini antara lain adalah 1) Keberhasilan penggunaan metode tata bahasa dan terjemahan dalam meningkatkan pemahaman bacaan baik pemahaman secara tersurat maupun tersirat serta membedakan pokokpokok pikiran dan pikiran tambahan dalam teks bacaan, adalah dengan kombinasi kegiatan dan media pembelajaran yang dapat memotivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.

2) Terdapat peningkatan yang cukup signifikan pada sikap siswa kelas II MTs Sunan Kalijaga seperti keceriaan, kreatifitas serta semangat belajar dalam mengikuti pembelajaran qira'ah, dengan

menggunakan Metode tata bahasa dan terjemahan dengan kegiatan dan media pembelajaran yang sesuai. 3) Terdapat peningkatan yang cukup signifikan pada hasil belajar siswa dalam pembelajaran qira'ah dengan metode tata bahasa dan terjemahan dengan aktifitas dan media yang relevan. b. Kosbandhono, Erryk. 2007. Efektifitas Metode Audio-Lingual dalam meningkatkan Kemahiran Berbicara Bahasa Arab. Adapun hasil-hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa penerapan metode audio-lingual dalam pembelajaran kalam mempunyai nilai yang diterapkan metode audio-lingual menghasilkan rata-rata nilai yang baik = 52 % dan sangat baik = 48 % dan tingkat keberhasilannya menempati angka signifikan. c. Lukman Chakim 2009, Penerapan Metode Langsung Untuk

Meningkatkan Ketrampilan Berbicara Siswa MTsN Malang I. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Metode Langsung efektif untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa di madrasah ini. Dan sesudah peneliti melakukan observasi dengan menerapkan metode ini, nampak bahwa penerapan metode ini efektif untuk meningkatkan ketrampilan Berbicara siswa kelas 7 B di MTsN Malang I ini. Gejala ini nampak dari praktek berbicara Langsung berbahasa Arab dan dari ujian lisan yang berkaitan langsung dengan ketrampilan Berbicara. Dari segi kualitatif tampak meningkatnya ketrampilan berbicara siswa dari senangnya mereka saat melaksanakan pembelajaran, hal ini juga meningkatkan semangat dan motivasi untuk mengembangkan

ketrampilan berbicara. Di samping itu Metode Langsung membantu siswa berbicara dengan berani tanpa ada rasa takut atau malu kepada yang lain. Metode ini dapat membuat siswa merasa percaya diri dalam mempraktekkan dan mengembangkan ketrampilan berbicara.

2. Konsep a. Pengertian Metode Eklektik Sebelum dijelaskan lebih lanjut tentang metode eklektik, penulis ingin menjelaskan tentang pengertian metode. Menurut Edward Anthony yang dikutip oleh Effendi bahwa metode adalah rencana menyeluruh penyajian bahasa secara sistematis berdasarkan pendekatan yang ditentukan.7 Sedangkan metode eklektik adalah metode yang merupakan pemilahan dan penggabungan.8 Dalam bahasa Arab, metode ini dikenal dengan beberapa nama antara lain: Toriqah al-Intiqoiyyah, Toriqah alMukhtarah, dan Tariqah Taufiqiyyah. Metode ini merupakan metode pengajaran bahasa asing (Arab) dengan cara menyajikan bahan pelajaran bahasa Arab di depan kelas melalui bermacam kombinasi beberapa metode.9 Dalam pelaksanaannya, guru dapat mengkombinasikan

beberapa metode yang dianggap cocok untuk kondisi siswa yang diajar. Tentunya guru yang bersangkutan dapat lebih luwes dalam mengajar, karena tidak terpaku pada satu metode saja, dan juga dengan menggunakan metode gabungan (eklektik) guru dapat meminimalkan kelemahan masing-masing metode dan memaksimalkan keunggulan masing-masing metode yang digabungkan tersebut. b. Asumsi-Asumsi Munculnya Metode Eklektik Metode ini didasarkan atas beberapa asumsi yaitu:

7 8

Ahmad Fuad Efendi. Op.Cit., h. 6 Ibid. h. 71 9 Ibid. h. 184

1) Tidak ada metode yang ideal karena msing-masing metode mempunyai segi kelebihan dan kekurangan. 2) Setiap metode mempunyai kelebihan dan dimanfaatkan untuk mengaktifkan pelajaran. 3) Lahirnya metode baru bukan untuk menyaingi metode lama, akan tetapi sebagai penyempurnaan. 4) Tidak ada satu metode yang cocok untuk semua tujuan, semua guru, semua siswa dan semua program pengajaran. 5) Yang terpenting dalam pengajaran adalah memenuhi kebutuhan pelajar. 6) Setiap guru memilki wewenang dan kebebasan untuk memilih metode yang sesuai dengan kebutuhan pelajar.10 c. Beberapa Bentuk Penggabungan Dalam Metode Eklektik 1) Sadtono (1978) menyarankan agar porsi manipulatif dan komunikatif dalam pengajaran diatur secara gradual. 2) Model yang menjembatani latihan-latihan manipulatif dengan latihan-latihan manipulatif. Paulston (1971) mengenalkan tiga corak drill yaitu: manipulatif bermakna komunikatif rifers (1973) menggunakan istilah lain manipulatif semi komunikatif komunikatif. 3) Penyingkatan jarak waktu antara latihan manipulatif dan latihan komunikatif. 4) Bentuk penggabungan yang lain bisa berupa penambahan porsi latihan membaca dan menulis yang dalam pendekatan komunikatif kurang diperhatikan.11 d. Ciri-Ciri Pengajaran Bahasa Arab Dengan Menggunakan Metode Eklektik Adapun ciri-ciri dari pengajaran bahasa Arab dengan

menggunakan metode eklektik adalah:

10 11

Ibid. h. 71 Ibid. h. 73-75

1) Kemahiran berbahasa diajarkan dengan urutan bercakap, menulis, memahami dan membaca. 2) Kegiatan belajar di kelas berupa latihan (oral practice), membaca keras (reading aloud) dan Tanya jawab. 3) Dalam metode ini juga terdapat latihan menterjemahkan pelajaran gramatika secara dedukatif. 4) Digunakan alat-alat atau audio visual.12 Sebagai suatu metode yang mengkombinasikan berbagai metode pengajaran, tentunya diharapkan agar kelemahan dari masing-masing metode secara terpisah dapat terhindari dan sebaliknya guru dapat dapat memaksimalkan keuntungan masing-masing metode tersebut, tentunya berdasarkan asumsi guru yang bersangkutan serta mempunyai

pengetahuan tentang berbagai metode yang digunakan secara baik. Lebih jelasnya, berikut kelebihan pengajaran bahasa Arab dengan menggunakan metode eklektik, yaitu: 1) Guru dapat membuat pengajaran lebih bervariasi dan lebih menarik. 2) Masalah perbedaan individu, materi lingkungan belajar yang kurang menarik dapat dipecahkan. 3) Guru dapat lebih percaya diri dan meyakinkan dalam mengajarkan keterampilan berbahasa. 4) Dapat digalakkan keaktifan siswa belajar dengan sistem CBSA. 5) Guru dapat menyampaikan materi pelajaran secara lebi cepat. 6) Guru dapat menghidupkan suasana belajar mengajar di kelas. 7) Siswa akan bersemangat dalam belajar/tidak cepat jenuh. 8) Dapat lebih membuat siswa berkonsentrasi pada pelajaran.13

12

Muljanto Sumardi. Pedoman Pengajaran Bahasa Asing. (Surabaya: CV. Ilmu Surabaya. 1975), h. 37 13 Henry Guntur Taringan. Strategi Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa. (Bandung: Angkasa, 1991). h. 115.

G. Metode Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di MTSN 1 Malang, di Jalan Bandung no. 3 Malang

2. Jenis penelitian dan pendekatannya Jenis penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Dalam penelitian

uantitif ini, peneliti lebih mengandalkan data rasio dari hasil penelitian dan mendapatkan pengetahuan yang baru dari data yang digali tersebut. Peneliti menggunakan pendekatan deskriptif untuk mendeskripsikan suatu gejala, atau peristiwa, kejadian yang terjadi saat mengumpulkan data dilapangan. Melalui penelitian deskriptif, peneliti berusaha

mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakukan khusus terhadap peristiwa tersebut. 3. Sumber data a. Sumber data primer Data primer dalam penelitian ini adalah hasil penilaian bahasa arab semester genap siswa XII MTSN1 malang dan Hasil jawaban dari para guru tentang pelaksanaan metode eklektik. b. Sumber data sekunder Dalam penelitian ini, data pendukung yang dibutuhkan adalah riwayat sekolah dan kelengkapannya. juga buku-buku, majalah, jurnal yang berkaitan dengan metode eklektik.

4. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MTSN1 Malang. Sedangkan sampel yang digunakan adalah siswa kelas XII MTSN 1 Malang yang jumlahnya 35 orang. Untuk menentukan sampling dalam

penelitian ini adalah

non probability sampling. Dengan teknik

pengembilan secara purposive. 5. Instrumen Penelitian instrument dalam penelitian ini, adalah menggunakan questioner, yang berisi pertanyaan seputar materi Bahasa Arab semester genap. dan juga angket tertutup yng diisi oleh siswa untuk menilai cara pengajaran bahasa arab. Disetiap angket tentang penilaian cara pengajaran Bahasa arab, peneliti menyediakan lima jawaban yang bisa dijawab oleh responden. dan masing-masing lima jawaban tersebut mempunyai tingkatan penilaian yang berbeda. Tingkatan 1 2 3 4 5 Deskripsi Penilaian Sangat Jelek Jelek Sedang Baik Sangat Baik

6. Metode Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data primer, peneliti melakukan observasi di beberapa kelas saat menggunakan metode eklektik. observasi ini untuk mendapatkan gambaran rill tentang suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan dalam penelitian.

7. Metode Analisis Data Langkah-langkah yang akan digunakan peneliti dalam analisis data adalah: a. Reduksi data yakni proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan transormasi data kasar yang telah dikumpulkan dilapangan. dalam cara ini peneliti mengkode jawabat dari angket yang sudah tersebar.

b. Penghitungan Data untuk mengetahui nilai rata-rata siswa, peneliti menggunakan rumusan:

x1 = Jumlah semua nilai


n =Jumlah siswa

Sedangkan untuk menghitung nilai dari jawaban siswa tentang metode elektik, peneliti menggunakan prosentase, dengan rumusan

perhitungan sebagai beerikut :

N = Hasil Prosentase fx = jumlah jawaban yang dijawab n = jumlah responden

c. Penyajian data kegiatan lanjutan setelah informasi terkumpul. Dalam proses ini, peneliti menyajikan data dalam bentuk teks naratif dan grafis berdasarkan hasil perhitungan dengan rumus diatas.

d. Penarikan Kesimpulan dalam proses ini, peneliti mulai dalam tahapan penafsiran data untuk terus disimpulkan menjadi suatu hasil penelitian.

DAFTAR PUSTAKA Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, (Malang: Misykat, 2005). Azhar Asyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya: Beberapa Pokok

Pikiran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004). Mahmud kamil naqoh dan Rusdy Ahmad tuaimah, thoroiq tadris al-lughoh arabiyah li ghoiri al natiqin biha, (Rabad: munadzamah islamiyah li at tarbiyah w al ulum wa al tsaqofah, 2003). Rusdy Ahmad tuaimah, Talim Al Arabiyah Lil Annatiqiin Bi Ghoiriha, manahijihi wa asalibihi, (Rabat:al munadzamah al islamiyah li tarbiyah wal ulum wa al tsaqafah, 1989). Muljanto Sumardi. Pedoman Pengajaran Bahasa Asing. (Surabaya: CV. Ilmu Surabaya. 1975). Henry Guntur Taringan. Strategi Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa. (Bandung: Angkasa, 1991).

You might also like