You are on page 1of 12

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Manajemen Mutu Terpadu merupakan metodologi yang jika diterapkan secara tepat dapat membantu para pengelola atau penyelenggara pendidikan di lembaga pendidikan termasuk sekolah dalam mewujudkan penyelenggaraan pendidikan dan lulusan yang dapat memenuhi atau melebihi keinginan atau harapan para stakeholder-nya. Manajemen Mutu Terpadu yang sering disebut dengan TQM (Total Quality Management) oleh Fandy diartikan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang berusaha memaksimalkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, tenaga kerja, proses dan lingkungannya. Berdasarkan pengertian tersebut, maka penyelenggaraan pendidikan dengan manajemen mutu terpadu adalah

menyelenggarakan pendidikan dengan mengadakan perbaikan berkelanjutan, baik produk lulusannya, penyelenggaraan atau layanannya, sumber daya manusia (SDM) yang memberikan layanan, yaitu kepala sekolah, para guru dan staf, proses layanan pembelajarannya dan lingkungannya. Dalam proses sekolah bermutu terpadu, kepala sekolah, komite sekolah, para guru, staf, siswa dan komunitas sekolah harus memiliki obsesi dan komitmen terhadap mutu, yaitu pendidikan yang bermutu. Memiliki visi dan misi mutu yang difokuskan pada pemenuhan kebutuhan dan harapan para pelanggannya, baik pelanggan internal, seperti guru dan staf, maupun pelanggan eksternal seperti siswa, orang tua siswa, masyarakat, pemerintah, pendidikan lanjut dan dunia usaha. Oleh karena itu, upaya mewujudkan sekolah yang bermutu terpadu dituntut untuk berfokus kepada pelanggannya, adanya keterlibatan total semua warga sekolah, Adanya ukuran baku mutu pendidikan, memandang pendidikan sebagai sistem, meningkatkan sarana pendidikan, respek terhadap setiap orang, manajemen berdasarkan fakta, serta mengadakan perbaikan mutu pendidikan berkesinambungan, SMA Negeri 1 Tanjung adalah sekolah besar yang berada di wilayah Brebes barat, letaknya yang strategis sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi sekolah bermutu terpadu. Namun untuk melaksanakannya diperlukan komimen terhadap mutu , keseriusan dan kedisiplinan yang tinggi, karena berdasarkan
1

hasil

pengamatan dan investigasi

penulis ketika awal masuk di

SMA Negeri 1 Tanjung, ditemukan banyak sekali

permasalahan yang harus segera dibenahi. 1.2 Permasalahan. Permasalahan yang berhasil dihimpun penulis hampir di setiap sector standar Nasional antara lain : a. Kedisiplinan yang kurang, baik guru, karyawan maupun siswa, terutama pada kehadiran dan ketepatan waktu dalam melaksanakan tugas di kelas b. Belum semua guru mampu nenyusun perangkat pembelajaran dengan baik c. Sarana /prasarana pembelajaran yang kurang memadai sehingga proses pembelajaran bersifat konvensional. d. Kelengkapan laboratorium computer dan acses internet yang sangat minim , satu lab. Computer dengan 12 komputer desktop. e. Pengelolaan keuangan yang membingungkan, tidak sistematis. f. Banyak ruang kelas yang rusak dan gedung yang kurang layak dan membahayakan. g. Lingkungan sekolah kumuh, banjir dan tidak menyenangkan. h. Program peningkatan mutu berjalan lamban, kurang mencerminkan sekolah SKM 1.3 Strategi Pemecahan Masalah 1.3.1 Deskripsi Strategi Pemecahan masalah Saya merasa sangat tertantang ketika pertama kali datang ke SMA N 1 Tanjung. Bertanya-tanya dalam hati mampukah saya merubahnya menjadi sekolah konservasi dengan memanfaatkan lahan tidur dan meningkatkan sekolah dengan berbasis mutu terpadu menuju sekolah yang berkualitas? kemudian melakukan tindakan sebagai strategi pemecahan masalah dengan : 1. memotret keadaan fisik sekolah. 2. melakukan koordinasi dengan komite sekolah 3. mengajukan proposal ke dinas pendidikan Kabupaten, Propinsi dan ke Direktorat pembinaan SMA dengan membawa bukti fisik foto-foto agar diberikan bantuan untuk perbaikan ruangan, 4. membina para guru dan rekan sejawat dalam membuka wawasan kedisiplinan dan wawasan pendidikan melalui Whorkshop maupun In Hause Training 5. Melakukan konsolidasi dan investigasi jalannya keuangan dari mulai pemasukan sampai dengan penggunaan oleh bendahara.
2

6. mengadakan pertemuan dengan orang tua siswa agar ikut menyumbangkan dananya untuk kemajuan sekolah.

berperan dalam

Pertama kali melakukan pertemuan dengan guru-guru disambut dengan baik dan mereka sangat antusias untuk bekerja sama dalam menata kembali sekolah agar lebih baik dan merefleksi bersama mengapa sampai terjadi hal seperti ini. Selanjutnya dibentuklah team kerja yang solid, terdiri-dari orang-orang yang berpotensi untuk berdiskusi dan membuat program. Salah satu masalah yang krusial adalah ketika guru-guru dalam melaksanakan program untuk disosialisasikan dan selanjutnya pada tahap pelaksanaan

pembelajaran di kelas terbiasa, 1) keluar kelas untuk mengobrol dengan rekan sejawat; 2) tanpa membuat persiapan 3) administrasi dan pengelolaan kelas kurang diperhatikan Dengan keadaan seperti ini tentunya dapat dibayangkan apakah program pemerintah untuk peningkatan kualitas pendidikan akan tercapai?. Hal inilah yang menggerakkan hati untuk bisa mengubah situasi dan iklim sekolah yang kurang baik. Langkah berikutnya adalah: menata sekolah, membina guru-guru dengan membenahi administrasi secara terus-menerus, pada awalnya mereka merasa terbebani namun akhirnya menjadi terbiasa dan membuahkan hasil. Kemudian saya memberikan perintah yang lebih tegas dalam setiap pengarahan. Hal ini dilakukan berdasarkan pengalaman di sekolah sebelumnya bahwa untuk meraih suatu keberhasilan maka harus ada ketegasan dan kedisiplinan. Pada awal tahun pelajaran baru, sekolah 1. membentuk susunan wakasek baru (kurikulum, kesiswaan, sarana/prasarana, humas) yang terdiri dari orang-orang berpotensi dan mau bekerja keras baik secara individu maupun kerja team. 2. membentuk team pengembang dan penjaminan mutu, Wali kelas dan team work 3. membentuk satuan Bendahara yang terdiri dari bendahara : kas umum, operasional, Pengembangan fisik dan non fisik, bendahara Osis dan bendahara

Peningkatan/pengembangan mutu. 3. memberikan arahan dalam membuat program-program. 4. menyusun skedul pelaksanaan program, dan menetukan target yang ingin dicapai 5. mendiskusikan berbagai dana yang berkaitan dengan keterlaksanaan program. 6. mengawasi, mengevaluasi setiap kegiatan agar ada tindak lanjut.
3

1.3.2 Tahap operasional pelaksanaannya Pada tahap ini semua team yang terbentuk dari mulai Wakasek sampai denganWali kelas, sudah mulai bekerja secara team sesuai dengan program kegiatan yang harus dilaksanakan, misalnya dalam hal kedisipinan guru dan karyawan, kepala sekolah melakukan pembinaan yang berkesinambungan, sedangkan kedisiplinan siswa dilakukan pembinaan oleh team STP2k dan BK semaksimal mungkin, team pembangunan akan bekerja secara team sesuai dengan arahan kepala sekolah, begitupun team work-team work lainnya akan bekerja secara team sesuai dengan arahan dari kepala sekolah.

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Alasan Pemilihan strategi pemecahan masalah Pemilihan strategi pemecahan masalah sebagaimana di uraikan di atas dilakukan agar lebih cepat dan mudah untuk berkoordinasi dalam pelaksanaannya serta mudah untuk dilakukan pengawasan dan hasilnya lebih berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan, dan khususnya untuk pembangunan fisik gedung akan lebih baik dikerjakan sendiri melalui kerja team ketimbang dilakukan melalui lelang/jasa pemborong/rekanan yang terkadang kualitas/mutunya tidak dijamin. 2.2 Hasil atau dampak yang dicapai Hasil yang dicapai dari strategi pemecahan masalah yang dipilih antara lain: a. Dibidang kedisiplinan, setelah dilakukan pembinaan terus menerus terhadap guru/karyawan akhirnya hampir semua guru/karyawan dapat melaksanakan tugas dengan tepat waktu baik datang maupun pulang, tidak ada guru/karyawan yang pulang sebelum waktunya. Walaupun masih ada satu guru senior wanita yang setiap hari pasti terlambat datang, kebiasaan ini dilakukan sejak kepala sekolah siapapun sebelum saya. Namun setelah dilakukan pendekatan persuasive dari hati- ke hati tanpa beban dan enjoy, ternya hatinya terbuka dan akhirnya sampai dengan sekarang dia selalu datang tepat waktu sebelum bel berbunyi. Termasuk kedisiplinan siswa setelah dilakukan pembinaan terus menerus melalui team OSIS dan STP2K yang berkoordinasi dengan BK akhirnya membuahkan hasil, setiap hari paling tinggal 1 atau 2 orang yang terlambat itupun karena suatu hal. b. Dibidang Sarana-Prasarana : telah dilaksanakan kerja team untuk merehabilitasi gedung serbaguna, lab. Computer lama dan dapur, membangun laboratorium computer baru, lengkap dengan mebeler dan 16 komputer desktop lengkap dengan server berspek tinggi, pembangunan jaringan internet yang dapat di akses di seluruh area SMA N 1 Tanjung, membangun dua ruang kelas baru lengkap dengan mebelairnya,

menghubungkan antar ruang kelas bagian luar untuk memper sempit ruang gerak siswa yang akan mbolos, membangun drainase yang dilengkapi dengan mesin pompa 8 inc dengan kekuatan 24 PK untuk menanggulangi banjir akibat hujan, membangun tempat ibadah (masjid yang dapat menampung siswa lebih banyak), membangun pagar keliling
5

dibagian selatan, membangun tempat parkir depan dengan paving blok, merehabilitasi jembatan bagian selatan,membangun tempat untuk upacara, keramikisasi dua ruang kelas yang berlantai tegel, memasang teralis untuk semua kelas, mengadakan dan memasang LCD Proyektor di 16 ruang kelas bertahap, mengadakan dan memasang kipas angin di setiap ruangan, baik ruang kelas maupun ruang lainnya tiap ruangan dua kipas angin Nasional /Panasonik, pengadaan computer desktop untuk ruang guru, OSIS dan ruang Tata Usaha, mengadakan printer untuk ruang TU, OSIS, Guru, ruang Perpustakaan, BK, ruang TU, dan ruang Kepala sekolah. Pengadaan Rak buku, dua almari kantor dan mebeler Guru. c. Melalui kerja team 7K dan OSIS dilakukan pemanfaatan lahan tidur dengan ditanami sekitar 1.500 pohon tenaman keras. Seperti, Mahoni, Jati mas, Trembesi, glodog, ketepeng . d. Dibidang Keuangan: Setelah dibentuk team bendahara yang semestinya dengan mengangkat bendahara Kas umum, maka keadaan keuangan menjadi jelas keluar

masuknya dan transparan, semua uang masuk melalui bendahara pemungut, kemudian disetorkan kepada bendahara kas umum, selanjutnya didistribusikan ke bendaharabendahara pembantu seperti bendahara operasional, pengembangan fisisk non fisik, Osis, dan bendahara pengembangan mutu. e. Dibidang Pembelajaran : melalui kegiatan workshop yang dilakukan setiap akhir tahun, dapat menambah wawasan pengetahuan kependidikan dan ketrampilan sehingga dapat meningkatkan profesionalitasnya, dan setiap awal semester semua guru dapat mempersiapkan perangkat pembelajarannya untuk selanjutnya di laksanakan

sebagaimana mestinya. f. Dibidang peningkatan mutu : Setiap guru diberi bantuan Rp. 2000.000,- bertahap sehingga proses

sebagai subsidi untuk membeli sarana pembelajaran Laptop,

pembelajaran di kelas menjadi lebih bermutu dan bermakna, karena setiap ruang kelas telah dilengkapi dengan LCD. g. Dibidang administrasi: setelah dilakukan pembinaan terus menerus kegiatan administrasi kantor menjadi lebih tertata dengan baik, masing-masing pelaksana dapat menjalankan tugas sesuai dengan bidang tugasnya dan terdapat hubungan yang harmonis dalam kaitannya dengan administrasi perkantoran dan administrasi kepegawaian.

h. Dalam bidang pengelolaan : Semua steakholder yang terlibat dalam bidang pengelolaan sekolah dapat saling bersinergi dalam tugas, sehingga sekolah menjadi lebih hidup, karena setiap warga dapat menjadi manajer dibidang tugas masing-masing dengan baik dan ber kolaborasi dalam satu kesatuan. 2.3 Kendala yang dihadapi dalam melaksanakan strategi Sebagaimana telah diuraikan di atas, kendala yang dihadapi dalam melaksanakan strategi cukup banyak, terutama dalam penegakan kedisiplinan, pembenahan keuangan, pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan, serta pembentukan team work-team work, mereka pada awalnya pesimistis, melaksanakan dengan penuh keterpaksaan, maklum suatu hal baru bagi mereka dan mereka selalu bertanya-tanya : apakah tujuan program cukup realistis, apa yang terjadi setelah prakarsa inovasi dijalankan, bagaimana hasilnya secara kualitatif dan kuantitatif, apakah program baru akan berdampak positif terhadapa perubahan yang diharapkan, apakah koordinasi dan integrasi menjadi lebih baik, dan apa dampak program terhadap penggunaan dan pengelolaan sumberdaya manusia dan sumber daya lingkungan. Namun setelah berjalan selama satu setengah semester, mereka mulai merasakan dampak dari program tersebut, akhirnya mereka dapat menerima dengan baik semua program yang ditawarkan, bahkan program sudah menjadi kebutuhan dan kebiasaan dalam kegiatan dan untuk selanjutnya tinggal meningkatkan mutu terpadu agar tujuan yang diharapkan cepat terwujud, yakni Pengelolaan SMA konservasi berbasis mutu terpadu menuju sekolah berkualitas. 2.4 Faktor-faktor pendukung. Banyak factor yang medukung dilakukannya perubahan dan pembenahan di SMA N 1 Tanjung antara lain : 1. Keadaan guru-guru dan karyawan yang kondusif 2. Guru dan karyawan dapat mempatkan diri sesuai dengan kedudukan masing-masing 3. Kekeluargaan yang telah terjalin sejak lama, memungkinkan suatu program dilakukan melalui berbagai saluran baik secara kedinasan maupun kekeluargaan. 4. Lingkungan sekolah yang kondusif juga turut menyumbang keberhasilan program baru. 5. Pengurus komite sekolah yang rata-rata berpendidkan tinggi dan berwawasan kependidikan mempermudah mereka untuk memahami akan program-program yang ditawarkan, sehingga setelah mengetahui arah dari kebijakan program yang ditawarkan,

mereka

mendukung dengan sepenuhnya. Bahkan ikut terlibat dalam pelaksanaan

program khususnya dalam hal pengawasan. 6. Dukungan masyarakat sekitar sekolah yang besar terutama dalam bidang kerja sama kegiatan keagamaan dengan pesantren di Tanjung dan dalam hal kedisiplinan mencerminkan adanya sekolahan yang sesungguhnya. 7. Luasnya wilayah SMA N 1 Tanjung sangat sangat memungkinkan untuk lebih dikembangkan, dan tanah lahan tidur dimanfaatkan untuk kegiatan konservasi lingkungan sekolah melalui penanaman seribu pohon, sehingga kedepan

memungkinkan menjadi sekolah konservasi. 2.5 Alternatif pengembangan. Dalam upayanya menjadi SMA Konservasi berbasis mutu terpadu menuju sekolah berkualitas, banyak hal yang harus dipersiapkan dan dikembangkan, antara lain : a. Dari faktor Pendidik dan tenaga Kependidikan, perlu ditingkatkan SDM nya melalui kegiatan Workshop, pelatihan-pelatihan, atau didorong agar melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. b. Melengkapi sarana/prasarana yang menunjang peningkatan mutu proses dan mutu layanan pendidikan. c. Membentuk team pengendali mutu semacam lembaga penjaminan mutu pendidikan yang bertanggung jawab langsung kepada Kepala sekolah, dalam mengembangkan program-program peningkatan mutu. d. Menetukan Rencana Kegiatan sekolah dan Penggunaan anggara sekolah secara tepat guna dan transparan serta memenuhi 8 standar nasional. e. Mengembangkan ketrampilan vokasional sebagai muatan lokal, untuk membantu mempersiapkan siswa yang tidak mampu melajutkan ke perguruan tinggi, dengan bekerja sama dengan pihak lain sehingga lulusan tersebut mampu terjun ke dunia Usaha dan dunia Industri (Dudi). f. Menerima siswa baru melalui jalur khusus bagi siswa peringkat 1 sampai 5 yang diambil dari SMP sekitar, selajutnya di seleksi peringkat dan diambil sejumlah 10% dari kuota kebutuhan siswa pada tahun tsb. Untuk diterima sebagai siswa SMA N 1 Tanjung dan dibebaskan dari seluruh biaya pendidikan selama 1 tahun, jika dapat mempertahan peringkat maka pada tahun berikutnya akan dibebaskan dari biaya sekolah, namun sebaliknya jika tidak dapat mempertahankan pengkatnya

maka pembebasan biaya bagi yang bersangkutan dicabut, untuk digantikan orang lain agar jumlah setiap jenjang kelas terdapat 10% siswa yang dibebaskan. Siawasiswa yang berpotensi tersebut kemudian dibina oleh team guru khsusus persiapan Olimpiade sain, sehingga kedepan SMA N 1 Tanjung mampu bersaing dengan sekolah di wilayah kabupaten Brebes sampai pada kancah propinsi bahkan sampai tingkat Nasional. g. Melakukan kegiatan study banding ke sekolah-sekolah unggul, untuk mengadopsi hal-hal baru yang dapat di kembangkan di sekolah.

BAB 3 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI OPERASIONAL

3.1 Rumusan simpulan Dalam upaya pengelolaan SMA konservasi berbasis mutu terpadu menuju sekolah berkualiatas diperlukan perencanaan-perencanaan program yang terpadu, dan tidak

mudah, oleh karena itu harus dibentuk team work yang memiliki kompetensi dan komitmen yang tinggi untuk meningkatkan status sekolah, Dan dalam pelaksanaanya perlu adanya difusi program terlebih dahulu kepada semua steakholder yang ada di sekolah agar mereka memahami dan siap ketika program mulai dilaksanakan, juga harus dipelajari karakteristik dari program inovasi tersebut, dan siapa yang dapat berfungsi tepat sebagai agen perubahan, tentunya dipilih guru dan karyawan yang berpotensi untuk duduk dalam tem work-team work yang akan melaksanakan tugas dilapangan. Dalam sistem sosial, salah satu komponen penting adalah opinion leaders dan agen perubahan, Kepala sekolah sebagai opinion leaders sekaligus sebagai agen perubahan harus mampu merencakan program, mengorganisasikan program, mengerahkan, mengontrol pelaksanaan program, dan menevaluasi hasil pelaksanaan program. Kemampuan menetukan dan memutuskan arah kebijakan merupakan hal penting yang harus dimiliki seorang leader, karena tanpa arah dan tujuan yang jelas dari sorang leader, maka tidaklah mungkin tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Menurut John C Maxwell terdapat 21 hukum kepemimpinan sejati, salah satu nya adalah hukum navigasi yang berbunyi bahwa semua orang dapat mengendalikan kapal ketika berlabuh di lautan luas, tetapi hanya pemimpinlah yang bisa menunjukkan arah. Ini menggambarkan betapa pentingnya peran pemimpin, dalam dunia pendidikan kepala sekolah menduduki peran yang sangat penting dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan di Sekolah, akan tetapi peran ini menjadi kurang berarti ketika tidak didukung oleh seluruh steakholder yang ada disekolah tersebut, oleh karena itu dalam melaksanakan tugasnya kepala harus memahami akan tupoksinya dengan benar, dan dapat bekerja sama dengan baik dan sinergi dengan suluh warga sekolah, memiliki tipe dan orientasi kepemimpinan yang baik, akuntabel dan transparan dalam pengelolaan dana, sehingga dengan kejelasan pelaksanaan setiap program yang digulirkan akan mendapatkan dukungan dari mayarakat yang lebih luas, baik mayarakat pendidikan, orangtua siswa, komite sekolah dan masyarakat pada umumnya. Dan hal yang tidak kalah pentingnya
10

adalah dalam nenentukan arah kebijakan sekolah, kepala sekolah harus berpedoman kepada peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dan melaksanakan tugas sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan penuh kesungguhan dan tanggung jawab, serta mengarsipkan dokumen-dokumen penting dengan baik. 3.2 Rekomendasi Operasional Berdasarkan hasil temuan di lapangan, dalam rangka percepatan menuju sekolah berkualitas, diharapkan adanya: 1. Rekomendasi dan komitmen pemerintah melalui dinas pendidikan agar dapat membatu mewujudkan harapan sekolah dengan memberikan bantuan dalam rangka pemenuhan sarana prasarana pendidikan, baik sarana fisik maupun penunjang proses pembelajaran, meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan melalui pemerataan guru mata pelajaran, mengadakan kegiatan workshop/pelatihan yang tersetruktur dan di awasi implementasinya di lapangan serta di tindak lanjuti. 2. Perlunya pengawasan dan bimbingan berkelanjutan dari pengawas bidang studi dan manajerial kepada para guru bidang studi dan kepada kepala sekolah dan wakasek agar dapat melaksanakan tugas secara profesional. Temuan dilapangan hendaknya di tindak lanjuti sampai dengan tingkat dinas pendidikan. 3. Perlua adanya ketegasan dalam mengawal PP 53 secara menyeluruh sehingga tidak menimbulkan kesan, di satu lembaga ada kelonggaran tetapi di lembaga lainnya dilaksanakan dengan sepenuhnya, hal inilah kadang-kadang dilapangan dapat menimbulkan masalah yang berkepanjangan yang dapat mengganggu lingkungan belajar yang kondusip.

11

Refensi Fandy, Tjiptono.(1995). Total Quality Management, Yogyakarta . Andi Offset. Edward Sallis. (2011). Manajemen mutu terpadu pendidikan, Yogyakarta. IRCISoD John C Maxwell. (2012). The 5 Levels of Leadership. New York. mic Publishing

12

You might also like