You are on page 1of 10

KORELASI ANTARA HASIL BELAJAR TEORI MESIN ARUS BOLAK-BALIK DENGAN HASIL BELAJAR PRAKTIK PENGGUNAAN DAN PENGATURAN

MOTOR
Oleh : Irma Widiyanti (5115083383) Alumni Universitas Negeri Jakarta Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Tahun 2012 dan Sekarang Bekerja di Kompas Gramedia Sebagai Assisten Editor Buku Sekolah Suyitno Dosen Universitas Negeri Jakarta Sebagai Dosen Pembimbing I Sri Sujanti Dosen Universitas Negeri Jakarta Sebagai Dosen Pembimbing II Rahmat Nur Hidayat (5115096986) Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta Pendidikan Teknik Elektro NR 2009 Abstract
This study aims to determine wheter there is a correlation between the results of studying the theory of alternating current machines the practice of Use and motor settingss Learning Outcomes. The reseach was conducted at the Departement of Electrical Engineering FT UNJ to regular students and non-regular semesters 095 in courses PPM (Use and Motor Settings). Based on the calculation results obtained, the study proves that the existence of a possitive and significant relationship between the results of studying the theory of alternating current machines with the use of learning outcomes and practice settings in the Department of Electrical Engineering Motor UNJ FT 095 in the first half.

Kata kunci : belajar, mesin arus bolak-balik, motor, rotor, stator yang menyelenggarakan sistem pendidikan A. PENDAHULUAN Pendidikan adalah salah satu faktor penentu keberhasilan suatu bangsa. Oleh karena itulah, tiap warga negara wajib mengenyam pendidikan sembilan tahun dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara guna meningkatkan kualitas di Indonesia. Banyak upaya yang dapat dilakukan untuk mewujudkan pendidikan yang adil dan layak. Universitas Negeri Jakarta adalah salah satu lembaga pendidikan negeri formal berdasarkan nilai-nilai pendidikan yang berkompeten, menjadi masyarakat demokratis yang mempunyai yang yang visi universitas Indonesia dan sejahtera Negeri fakultas memilki maju,

keunggulan kompetitif dalam membangun berdasarkan Jakarta yang

Pancasila di era globalisasi. Universitas mempunyai berbagai

bertujuan menyiapkan tenaga profesional yang bermutu, bertanggung jawab dan mandiri di bidang pendidikan dan non pendidikan guna mengahadapi berbagai tantangan di masa depan.

Korelasi Teori MAC Dengan Hasil Belajar Motor (Irma Widiyanti)

Menurut BPA UNJ (Buku Pedoman Akademik 2008-2009 Universitas Universitas Negeri Negeri Jakarta) Jakarta

Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku atau kecakapan(Ngalim Belajar Purwanto:2010:102). komponen ilmu merupakan

mempunyai 7 Fakultas dan 1 Program Pascasarjana. Salah satu fakultas yang berperan penting dalam dunia pendidikan dewasa ini adalah Fakultas Teknik. Fakultas Teknik di UNJ mempunyai beberapa jurusan. Salah satunya adalah jurusan Teknik Elektro. Mata kuliah di jurusan Teknik Elektro dibagi menjadi mata kuliah prasyarat dan mata kuliah tidak prasyarat. Salah satu mata kuliah prasyarat untuk mengikuti mata kuliah PPM adalah mata kuliah Mesin Arus Bolak-Balik. Menurut Deskripsi Mata Kuliah BPA UNJ 2008-2009, PPM adalah mata kuliah yang mempelajari pengaturan motor induksi, pengasutan motor induksi dan instalasi mesin listrik, sedangkan Mesin Arus Bolak-Balik adalah mata kuliah yang mempelajari prinsip dasar dan karakteristik mesin AC, motor induksi, motor satu fasa dan motor tiga fasa. Berdasarkan uraian tersebut ingin diteliti apakah ada korelasi yang positif antara mata kuliah mesin arus bolak-balik dengan mata kuliah PPM sehingga mata kuliah Mesin Arus Bolak-Balik dijadikan prasyarat untuk mengambil mata kuliah PPM. B. PEMBAHASAN Hasil Belajar Praktik Penggunaan dan Pengaturan Motor

pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi, baik yang bersifat eksplisit Dalam pengertian maupun implisit pendidikan, dirinci dan (tersembuyi). konteks telah belajar

sistematikanya disusun secara meningkat, dalam rangka mengembangkan perangkat tujuan-tujuan pendidikan yang berorientasi pada perilaku yang dapat diamati dan dapat diukur secara ilmiah mengenai ketiga kategori atau domain. Secara garis besar taksonomi perilaku adalah sebagai berikut: 1. Kognitif, yaitu kemampuan yang analisis yang berkenaan dengan kategori pengetahuan, pemahaman, Afektif, yaitu penerapan, kemampuan (penguraian), sintesis, dan evaluasi; 2. mengutamakan perasaan, emosi, dan reaksireaksi berbeda dengan penalaran yang terdiri dari kategori penerimaan, partisipasi, penilaian sikap, organisasi dan pembentukan pola hidup; 3. Psikomotorik, yaitu kemampuan yang mengutamakan keterampilan jasmani terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan dan kreativitas. Dari ketiga uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perbuatan dan hasil belajar itu mungkin dapat dimanifestasikan

Pevote.Vol.7, No12, April 2012 :1-10

dalam

wujud

perambahan

materi

interaksi dan proses untuk mengungkapkan ilmu pengetahuan oleh pendidik dan peserta didik belajar. Hasil belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari atas dua kata yaitu hasil dan belajar yang memiliki arti berbeda. Oleh karena itu, untuk memahami lebih mendalam mengenai makna hasil belajar, akan dibahas dulu pengertian hasil dan belajar Menurut Djamarah hasil belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannnya yang menyangkut kognitif ,afektif, dan psikomotor (Syaiful Bahri Djamarah: 2008:13). Hasil adalah suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. Hasil tidak akan pernah dihasilkan selama orang tidak melakukan sesuatu. Untuk menghasilkan sebuah hasil / prestasi dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang sangat besar. Hanya dengan keuletan, sungguhsungguh, kemauan yang tinggi dan rasa optimisme dirilah yang mampu untuk mencapainya. Sementara itu, Arikunto proses dalam yang menghasilkan suatu hasil

pengetahuan yang berupa fakta informasi, prinsip, hukum atau kaidah, prosedur,pola kerja, teori sistem nilai-nilai dan sebagainya. Belajar merupakan kegiatan yang kompleks, dan hasil belajar berupa kapabilitas, timbulnya kapabilitas disebab oleh stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar. Belajar dapat diartikan sebagai proses orang yang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan dan sikap. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks, sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Setiap perilaku belajar ditandai oleh ciri-ciri perubahan yang spesifik antara lain : belajar menyebabkan perubahan pada aspek-aspek kepribadian yang berfungsi terus menerus, belajar hanya terjadi dari pengalaman yang bersifat individual, belajar merupakan kegiatan yang bertujuan ke arah yang ingin dicapai, belajar menghasilkan perubahan yang menyeluruh, melibatkan seluruh tingkah laku secara integral, belajar adalah proses interaksi dan belajar langsung dari yang paling sederhana sampaipada yang kompleks. Jadi, belajar kemampuan hidupnya dapat ditegaskan perubahan afektif, bahwa kualitas dan adalah

mengatakan bahwa hasil belajar adalah hasil akhir setelah belajar, perubahan mengalami itu tampak

kognitif,

psikomotorik untuk meningkatkan taraf sebagai pribadi, masyarakat, maupun sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dengan pembelajaran sebagai

perbuatan yang dapat diamati dan dapat diukur (Suharsimi A. :2009:20). Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi 3

Korelasi Teori MAC Dengan Hasil Belajar Motor (Irma Widiyanti)

belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan puncak proses belajar yang merupakan bukti dari usaha yang telah dilakukan. Kegiatan belajar mengajar haruslah mempunyai timbal balik antara guru dan peserta didik itu sendiri. Timbal balik dapat berupa hasil belajar, baik dalam ranah kognitif, afektif,dan psikomotor. Menurut Oemar Hamalik, hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti(Oemar Hamalik: 2006: 30). Menurut Dimyati dan Mudjiono,hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar(Dimyati dan Mudjiono: 2006:250). yakni untuk Hasil belajar sering aturan dipergunakan dalam arti yang sangat luas bermacam-macam harian, terhadap apa yang telah dicapai oleh murud, misalnya ulangan tugas-tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan selama pelajaran berlangsung, tes akhir semester, dan sebagainya. Dari uraian di atas jelas bahwa suatu proses belajar mengajar pada akhirnya akan menghasilkan kemampuan siswa yang mencakup pengetahuan, sikap, Pevote.Vol.7, No12, April 2012 :1-10

dan

keterampilan.

Dalam

arti

bahwa

perubahan

kemampuan

merupakan

indikator untuk mengetahui hasil prestasi belajar siswa dan dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah ia menerima suatu pembelajaran baik dalam hal pengetahuan, sikap atau keterampilan yang dapat diamati dan diukur dengan angka (nilai). Hasil Belajar Psikomotorik Hasil Belajar adalah prestasi dari suatu kegiatan, dalam hal ini belajar, yang telah dikerjakan berupa perubahan perilaku yang relatif menetap secara terus menerus baik dalam kualiatas kemampuan kognitif, afektif maupun psikomotorik. Psikomotorik adalah salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan yang mengacu tidak hanya pada koordinasi gerakan motorikmelainkan juga pengaplikasian fungsi mental yag bersifat kognitif. Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak, yang meliputi 7 aspek, yaitu: 1. Persepsi; 2. Kesiapan; 3. Gerakan Terbimbing; 4. Gerakan Terbiasa; 5. Gerakan Kompleks; 6. Penyesuaian Pola Gerakan; 7.Penciptaan/Kreativitas. Belajar keterampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakan-gerakan motorik yakni yang berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot, tujuannya adalah memperoleh dan menguasai keterampilan jasmaniah tertentu. Meskipun sikapnya motorik, namun keterampilan itu memerlukan koordinasi gerak yang teliti 4

dan

kesadaran

yang

tinggi.

Dengan

Indikator prestasi belajar, pada prinsipnya pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologi yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Namun demikian, pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu, sangat sulit. Hal tersebut disebabkan perubahan hasil belajar ada yang bersifat tidak dapat diraba. Oleh karena itu, yang dapat dilakukan guru adalah mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik dalam ranah kognitif, afektif maupun psikomotor. Gagne dalam buku Mulyati mengatakan bahwa keterampilan gerak adalah suatu komponen esensial dari hasil belajar individu dalam hal kecepatan dan akurasi gerak secara tepat sesuai keperluan dan tujuan, bukan hanya gerak fisik yang nyata dapat dilihat tetapi juga kecepatan bereaksi dalm batin secara akurat (Mulyati: 2007: 94) Dalam proses pembelajaran keterampilan, keselamatan kerja tidak boleh dikesampingkan, baik bagi peserta didik, bahan, maupun alat. Pembelajaran keterampilan juga harus menjelaskan bahwa keselamatan kerja tidak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran psikomotor. Guru harus kepada menjelaskan peserta keselamatan dengan kerja sejelasdidik

demikian, siswa yang melakukan gerakan motorik dengan koordinasi dan kesadaran yang rendah dapat dianggap kurang atau tidak terampil. Disamping itu, pengertian lain keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan tersusun dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu. Dalam belajar jenis ini latihan-latihan intensif dan teratur amat diperlukan. Termasuk belajar dalam jenis psikomotor adalah belajar olahraga, menari, memperbaiki bendabenda elektronik dan juga sebagian materi penggunaan dan pengaturan motor. Konsep belajar perilaku motorik dirumuskan sebagai kemampuan untuk menghasilkan suatu keterampilan berbuat, karena itu belajar dapat diartikan semacam seperangkat berlatih menjadi peristiwa, kejadian atau mereka dalam perubahan yang terjadi apabilaseseorang yang memungkinkan terampil semakin

melaksanakan suatu kegiatan. Arti lain adalah hasil langsung dari praktik atau pengalaman yang tidak dapat diukur secara langsung, karena proses yang mengantarkan pencapaian perubahan perilaku belangsung secara internal atau dalam diri manusia sehingga sebagai perubahan keterampilan. tidak proses relatif dapat yang diamati secara langsung. Arti lain, belajar dipandang menghasilkan dalam permanen

jelasnya. Sebab kompetensi kunci dan keselamatan kerja merupakan dua hal

Korelasi Teori MAC Dengan Hasil Belajar Motor (Irma Widiyanti)

penting dalam pembelajaran keterampilan, maka dalam penilaian kedua hal itu harus mendapatkan porsi yang tinggi. Pengukuran berupa penampilan. ranah Namun psikomotor demikian, dilakukan terhadap hasil-hasil belajar yang biasanya pengukuran ranah ini disatukan atau dimulai dengan pengukuran ranah kognitif sekaligus( Suharsimi A. :2010: 182). Belajar Motorik berlangsung melalui beberapa tahap yakni: 1. Tahap Kognitif (Teori Pengantar Praktik); 2. Tahap Asosiatif (Pemahaman dan Penyesuaian Diri); 3. Tahap Otomatis (Pembentukan Keterampilan). Praktik Penggunaan dan Penggunaan Motor Penggunaan dan Pengaturan Motor adalah mata kuliah yang menurut Buku Pedoman Akademik 2008-2009 membahas tentang instalasi tenaga listrik dan atau pengasutan, berhubungan yaitu pembahasan yang dengan bagaimana

motor induksi, baik motor induksi satu fasa maupun tiga fasa. Pengasutan dibagi menjadi 3 berdasarkan daya nominal motor, yaitu pengasutan secara langsung untuk daya kurang dari 1,5 kW, pengasutan dengan saklar bintang segitiga secara manual untuk daya 4-6 kW dan pengasutan dengan saklar bintang segitiga secara otomatis untuk daya 8-12 kW (Van Harten dan Setiawan:1985:64). Pengasutan Secara Langsung Semua metode pengasutan memerlukan penurunan tegangan ketika melewati terminal motor, kecuali metode pengasuta ini (artinya tidak perlu mengatur tegangan pada saat starting). Metode pengasutan ini diaplikasikan sesuai dengan namanya. Penggunaan metode ini sering dilakukan untuk motor-motor AC yang mempunyai kapasitas daya yang kecil (7,5 kW). Pengertian penyambungan disini, motor yang akan dinyalakan langsung disambung ke sumber tegangan jala-jala tiga fasa yang sesuai dengan besar tegangan nominal sakelar motor. yang Penghubung dilayani langung secara banyak dilakukan dengan menggunakan elektromagnetis. Pengasutan Saklar Bintang Segitiga Secara Manual Lilitan bantu pada motor dirancang untuk operasi segitiga dan terhubung bintang selama periode pengasutan. Ketika mesin sampai dengan kecepatan normal, koneksi kontaktor akan berubah ke segitiga. Pengasutan metode ini bertujuan 6

pengendalian dan atau mengasut motor, baik motor satu fasa maupun motor tiga fasa melalui instalasi motor listrik yang tepat dan benar. Motor yang digunakan di industri pada umumnya adalah motor induksi karena motor induksi merupakan salah satu motor arus bolak-balik yang paling luas digunakan (Zuhal dan Zhanggischan: 2004: 686). Pengendalian motor yang dimaksud dalam PPM adalah bagaimana awal cara pada mengendalikan pengasutan

Pevote.Vol.7, No12, April 2012 :1-10

mengurangi lonjakan arus dan torsi pada saat star. Lonjakan arus menjadi lebih kecil karena ketika pengasutan hubung bintang terjadi dan tegangan terhubung pada fasa netral saja dengan tegangan nominal yang lebih kecil daripada tegangan yang terhubung tanpa rangkaian bintang. Pengasutan Saklar Bintang Segitiga Secara Manual Metode ini juga bertujuan untuk menghubungkan motor induksi dengan pengurangan suplai ketika pengasutan,dengan cara menghubungkan motor pada tap tegangan sekunder ototransformator terendahdan setelah beberapa saat motor dipercepat, tap oto-transformator terputus dari rangkaian, dan kemudian menghubungkan motor ke tegangan penuh sebagai motor dengan kecepatan normal. Hasil Belajar Teori Mesin Arus BolakBalik Mesin Arus Bolak-Balik (MAC) mempunyai pengertian yang hampir sama dengan kata penyusunnya yaitu mesin yang beroperasi jika diberi arus bolak-balik memiliki perubahan kutub yang memotong magnet terjadilah elektromagnetik. pada kumpuran tegangan fenomena Arus searah sehingga dan tidak induksi menimbulkan induksi

Motor Satu Fasa Motor adalah mesin yang mengubah tenaga listrik menjadi tenaga mekanik. Sebuah motor listrik yang juga mengubah daya listrik menjadi daya mekanik (Ramelan Sutrisno: 1980: 47). Motor satu fasa adalah motor yang bekerja dengan daya listrik satu fasa. Motor satu fasa adalah motor yang bekerja dengan daya listrik satu fasa. Motor satu fasa tidak mampu bekerja sendiri tanpa adanya perbedaan atau pergeseran fasa, untuk menciptakan pergeseran fasa ini dibutuhkan pergeseran start antara arus dan tegangan yang mengalir pada kumparan stator dengan bantuan sebuah kapasitor. Untuk itu diperlukan sebuah kapasitor yang terhubung dengan rangkaian kumparan stator untuk menciptakan pergeseran fase tersebut. Perubahan arus dan tegangan yang tidak bersama-sama ini menyebabkan adanya pergeseran fasa. Hal itu juga dibantu oleh adanya dua buah kumparan pada kumparan stator, yaitu kumparan utama dan kumparan bantu. Motor yang menggunakan prinsip tersebut adalah motor kapasitor. Motor satu fasa adalah motor yang paling akrab dari semua motor listrik karena motor ini secara tidak berkala digunakan dalam alat rumah tangga, toko, kantor, dan lain-lain. Motor satu fasa pada umumnya dikategorikan dalam kisaran fraksional dengan tenaga kuda dan dapat diklasifikasikan ke dalam enam jenis menurut VK Mehta (VK Mehta: 2002: 7

memiliki perubahan kutub sehingga yang akan terjadi adalah hanya terbentuk magnit pada kumparan. Mesin arus bolak-balik terdiri dari generator dan motor. Motor yang akan dibahas adalah motor satu fasa dan motor tiga fasa.

Korelasi Teori MAC Dengan Hasil Belajar Motor (Irma Widiyanti)

378) :1. Motor Induksi Satu Fasa; 2. Motor Seri AC atau Motor Universal; 3. Motor Repulsi; 4. Motor Sinkron; 5. Motor Reluktansi; 6. Motor Hysterisis. Prinsip Kerja Motor Induksi Satu fasa Motor induksi satu fasa sangat mirip dengan motor induksi tiga fasa sangkar tupai. Motor ini memiliki: 1. Rotor sagkar tupai yang identik dengan motor tiga fasa; 2. Lilitan satu fasa pada stator. Tidak seperti motor induksi tiga fasa, motor induksi satu fasa tidak mampu untuk melakukan self-starting tetapi mempunyai pengertian tersendiri untuk melakukan pengasutan. Self-starting adalah pengasutan sendiri dan pada motor induksi satu fasa tidak bisa menerapkan self-starting, hal itu tidak diinginkan untuk memaksa perputaran poros dengan cara menarik sabuk atau tali untuk penyulutan. Motor induksi satu fasa diklasifikasikan menjadi 3 macam: 1. Motor Fasa Belah (Pengasutan oleh cara kerja mesin dua fasa melalui penggunaan lilitan utama atau lilitan tambahan); 2. Motor Kapasitor (Pengasutan oleh cara kerja mesin dua fasa melalui penggunaan lilitan tambahan dan sebuah kapasitor); 3. Motor Kutub Bayangan (Pengasutan oleh pergerakan medan magnet yang dihasilkan melalui kumparan bayangan disekitar bagian kutub). Motor Tiga Fasa Motor induksi tiga fasa merupakan motor listrik yang paling banyak digunakan dalam industri. Motor ini berputar pada Pevote.Vol.7, No12, April 2012 :1-10

kecepatan awal yang konstan dari beban nol ke beban penuh. Namun, memiliki kecepatan frekuensi yang tidak tetap, akibatnya motor ini tidak mudah diadaptasi untuk kontrol kecepatan. Kita biasanya lebih suka motor DC jika variasi kecepatan besar dibutuhkan. Bagaimanapun, motor induksi tiga fasa adalah motor yang sederhana, berat, murah, mudah perawatan dan dapat diproduksi dengan karakteristik sesuai industri. Motor induksi tiga fasa, seperti motor listrik lainnya, motor induksi tiga fasa mempunyai sebuah stator dan rotor. Stator membawa lilitan tiga fasa (disebut lilitan stator) sedangkan rotor membawa lilitan yang dihubung singkat (disebut lilitan rotor). Hanya lilitan stator yang mendapat suplai tiga fasa. Lilitan rotor mendapat tegangan dan daya dari luar yaitu energi dari lilitan stator melalui induksi elektromagnetik. Motor induksi dapat dianggap sebagai trafo. Oleh karena itu, dapat digambarkan sebagai mesin AC dengan ciri-ciri seperti trafo dimana energi listrik diubah menjadi energi mekanik. Kelebihan motor induksi tiga fasa adalah sebagai berikut: 1. Motor tiga fasa ini memiliki konstruksi yang sederhana dan besar; 2. Relatif murah; 3. Hanya membutuhkan sedikit pemeliharaan; 4. Memiliki efisien tinggi dan faktor daya yang baik; 5. Memiliki torsi ketika pengasutan awal. persyaratan yang dibutuhkan

Kekurangan motor induksi tiga fasa adalah memiliki kecepatan konstan yang tidak mudah diubah dan memiliki torsi pengasutan yang rendah. Konstruksi, sebuah motor induksi tiga fasa memiliki dua bagian utama, yaitu: stator dan rotor. Stator adalah bagian dari mesin yang tidak berputar dan terletak pada bagian luar. Dibuat dari besi bundar berlaminasi sebagai dan mempunyai meletakkan alur-alur kumparan. tempat

terbangkit, berputar mengelilingi stator pada kecepatan sinkron Ns. 2. Medan putar melewati celah udara dan motong konduktor rotor. 3. Arus pada konduktor rotor yang terdapat dalam medan magnetik dihasilkan oleh stator. Akibatnya, gaya mekanikakan bekerja pada konduktor rotor. 4. Faktanya adalah rotor terpaksa untuk mengikuti medan stator (rotor bergerak pada arah yang sama dengan arah medan stator) dapat dijelaskan dengan hukum Lenz. C. METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif asosiatif dan pendekatan yang akan digunakan adalah pendekatan korelasional. Penelitian meneliti hubungan antara dua variabel, yaitu : hasil belajar teori Mesin Arus Bolak-Balik sebagai Variabel bebas dan hasil belajar praktik penggunaan dan pengaturan motor sebagai variabel terikat. Populasi mahasiswa penelitian studi adalah Pendidikan program

Rotor dipisahkan dari stator oleh celah udara kecil yang berkisar dari 0,4 mm sampai 4 mm, tergantung pada kekuatan daya motor. Stator, bagian stator terdiri dari kerangka baja yang membungkus rongga, inti yang berbentuk silinder yang terbuat dari berlapis-lapis baja silikon tipis untuk mengurangi rugi histerisis dan arus eddy. Rotor, dipasang pada poros, adalah terletak pada rongga yang dipadati inti besi dan memiliki celah pada pinggiran luarnya. Lilitan ditempatkan di celah ini (lilitan rotor) mungkin salah satu dari dua jenis berikut: 1. Jenis rotor sangkar tupai, rotor sangkar tupai terdiri dari inti silinder yang berlapis-lapis dan memiliki slot paralel pada pinggiran luarnya; 2. Jenis rotor gulungan seri, rotor ini terdiri dari inti silinder yang berlapis-lapis dan membawa lilitan tiga fasa yang mirip dengan satu lilitan di stator. Prinsip Kerja

Teknik, Universitas Elektro S1 Semester 095 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta. Sampel penelitian adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik, Teknik Universitas Elektro, Negeri Fakultas Jakarta

sebanyak 30 responden termasuk dalam sampel kecil. Teknik pengambilan sampel secara acak atau random dengan cara membuat daftar semua anggota sampel sesuai dengan nomor registrasi mahasiswa 9

1. Ketika lilitan stator tiga fasa mendapat


suplai tiga fasa juga, rotasi medan magnet

Korelasi Teori MAC Dengan Hasil Belajar Motor (Irma Widiyanti)

dan

mengambil

secara

acak

tanpa

pengambilan kembali. Variabel pada penelitian ada dua, yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel X penelitian adalah hasil belajar teori Mesin Arus Bolak-Balik. Variabel Y penelitian adalah hasil belajar praktik penggunaan dan pengaturan motor. Teknik pengumpulan data, data yang digunakan adalah skor yang diambil dari lembar pengamatan hasil belajar praktik PPM untuk untuk variabel Variabel terikat bebas sedangkan

menggunakan data sekunder dari dosen pengampu mata kuliah MesinArus BolakBalik. 4. KESIMPULAN Kesimpulan penelitian ini didapatkan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan. Berdasarkan pengolahan data hasil belajar teori Mesin Arus BolakBalik sebagai variabel X dan hasil belajar praktik Penguunaan dan Pengaturan Motor sebagai variabel Y. Uji-uji yang dilakukan pun menunjukkan hasil yang sesuai dengan harapan kriteria pengujian, baik dari dua uji prasyarat, yaitu uji normalitas dan uji linieritas kemudian dilanjutkan dengan uji korelasi dan uji signifikansi korelasi. Daftar Rujukan Arikunto S. 2009. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto S. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Pevote.Vol.7, No12, April 2012 :1-10

Dimyati, Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah SB. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik O. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara. Harten V, Setiawan. 1985. Instalasi Listrik Arus Kuat. Jakarta: Trimitra Mandiri. Mehta VK. 2002. Principles of Electrical Machines. New Delhi: S.Chand&Company LTD. Mulyati. 2007. Pengantar Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Quality Publishing. Purwanto N. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Surtrisno R. 1980. Listrik Dalam Praktek. Jakarta: Pradnya Paramita. Zuhal, Zanggischan. 2004. Prinsip Dasar Elektroteknik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

10

You might also like