You are on page 1of 42

Disusun oleh :

Nama NIM Fakultas/ Jurusan

: :

Irfan Lestya Permana 11 52 0026 : Teknik Kimia : Dian Sari Dewi

Dosen Pembimbing ,ST, M.T.

Tahun ajaran 2011/2012


Reaksi kimia
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Langsung ke: navigasi, cari

Uap hidrogen klorida dalam beker dan amonia dalam tabung percobaan bereaksi membentuk awan amonium klorida Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu menghasilkan antarubahan senyawa kimia.[1] Senyawa ataupun senyawa-senyawa awal yang terlibat dalam reaksi disebut sebagai reaktan. Reaksi kimia biasanya dikarakterisasikan dengan perubahan kimiawi, dan akan menghasilkan satu atau lebih produk yang biasanya memiliki ciri-ciri yang berbeda dari reaktan. Secara klasik, reaksi kimia melibatkan perubahan yang melibatkan pergerakan elektron dalam pembentukan dan pemutusan ikatan kimia, walaupun pada dasarnya konsep umum reaksi kimia juga dapat diterapkan pada transformasi partikel-partikel elementer seperti pada reaksi nuklir. Reaksi-reaksi kimia yang berbeda digunakan bersama dalam sintesis kimia untuk menghasilkan produk senyawa yang diinginkan. Dalam biokimia, sederet reaksi kimia yang dikatalisis oleh enzim membentuk lintasan metabolisme, di mana sintesis dan dekomposisi yang biasanya tidak mungkin terjadi di dalam sel dilakukan.

Daftar isi

1 Sejarah 2 Persamaan 3 Reaksi elementer 4 Termodinamika 5 Pengelompokan reaksi kimia o 5.1 Empat reaksi dasar 5.1.1 Sintesis 5.1.2 Dekomposisisi 5.1.3 Penggantian tunggal 5.1.4 Penggantian ganda o 5.2 Oksidasi dan reduksi o 5.3 Reaksi asam-basa o 5.4 Presipitasi o 5.5 Reaksi pada zat padat o 5.6 Reaksi fotokimia 6 Katalisis 7 Reaksi dalam kimia organik o 7.1 Substitusi o 7.2 Adisi dan eliminasi o 7.3 Reaksi kimia organik lainnya 8 Reaksi lainnya 9 Kinetika kimia 10 Reaksi biokimia 11 Penggunaan reaksi kimia 12 Lihat pula 13 Bacaan lanjutan 14 Referensi 15 Bibliografi

Sejarah

Antoine Lavoisier mengembangkan teori pembakaran sebagai reaksi kimia dengan oksigen Reaksi kimia seperti pembakaran, fermentasi, dan reduksi dari bijih menjadi logam sudah diketahui sejak dahulu kala. Teori-teori awal transformasi dari material-material ini dikembangkan oleh filsuf Yunani Kuno, seperti Teori empat elemen dari Empedocles yang menyatakan bahwa substansi apapun itu tersusun dari 4 elemen dasar: api, air, udara, dan bumi. Di abad pertengahan, transformasi kimia dipelajari oleh para alkemis. Mereka mencoba, misalnya, mengubah timbal menjadi emas, dengan mereaksikan timbal dengan campuran tembaga-timbal dengan sulfur.[2] Produksi dari senyawa-senyawa kimia yang tidak terdapat secara alami di bumi telah lama dicoba oleh para ilmuwan, seperti sintesis dari asam sulfur dan asam nitrat oleh alkemis Jbir ibn Hayyn. Proses ini dilakukan dengan cara memanaskan mineral-mineral sulfat dan nitrat, seperti tembaga sulfat, alum dan kalium nitrat. Pada abad ke-17, Johann Rudolph Glauber memproduksi asam klorida dan natrium sulfat dengan mereaksikan asam sulfat dengan natrium klorida. Dengan adanya pengembangan lead chamber process pada tahun 1746 dan proses Leblanc, sehingga memungkinkan adanya produksi asam sulfat dan natrium karbonat dalam jumlah besar, maka reaksi kimia dapat diaplikasikan dalam industri. Teknologi asam sulfat yang semakin maju akhirnya menghasilkan proses kontak di tahun 1880-an,[3] dan proses Haber dikembangkan pada tahun 19091910 untuk sintesis amonia.[4] Dari abad ke-16, sejumlah peneliti seperti Jan Baptist van Helmont, Robert Boyle dan Isaac Newton mencoba untuk menemukan teori-teori dari transformasi-transformasi kimia yang sudah dieksperimenkan. Teori plogiston dicetuskan pada tahun 1667 oleh Johann Joachim Becher. Teori itu mempostulatkan adanya elemen seperti api yang disebut "plogiston", yang terdapat dalam benda-benda yang dapat terbakar dan dilepaskan selama pembakaran. Teori ini dibuktikan salah pada tahun 1785 oleh Antoine Lavoisier, yang akhirnya memberikan penjelasan yang benar tentang pembakaran.[5] Pada tahun 1808, Joseph Louis Gay-Lussac akhirnya mengetahui bahwa karakteristik gas selalu sama. Berdasarkan hal ini dan teori atom dari John Dalton, Joseph Proust akhrinya mengembangkan hukum perbandingan tetap yang nantinya menjadi konsep awal dari stoikiometri dan persamaan reaksi.[6]

Pada bagian kimia organik, telah lama dipercaya bahwa senyawa yang terdapat pada organisme yang hidup itu terlalu kompleks untuk bisa didapatkan melalui sintesis kimia. Menurut konsep vitalisme, senyawa organik dilengkapi dengan "kemampuan vital" sehingga "berbeda" dari material-material inorganik. Tapi pada akhirnya, konsep ini pun berhasil dipatahkan setelah Friedrich Whler berhasil mensintesis urea pada tahun 1828. Kimiawan lainnya yang memiliki kontribusi terhadap ilmu kimia organik diantaranya Alexander William Williamson dengan sintesis eter yang dilakukannya dan Christopher Kelk Ingold yang menemukan mekanisme dari reaksi substitusi.

Persamaan
Persamaan reaksi digunakan untuk menggambarkan reaksi kimia. Persamaan reaksi terdiri dari rumus kimia atau rumus struktur dari reaktan di sebelah kiri dan produk di sebelah kanan. Antara produk dan reaktan dipisahkan dengan tanda panah () yang menunjukkan arah dan tipe reaksi. Ujung dari tanda panah tersebut menunjukkan reaksinya bergerak ke arah mana. Tanda panah ganda ( ), yang mempunyai dua ujung tanda panah yang berbeda arah, digunakan pada reaksi kesetimbangan. Persamaan kimia haruslah seimbang, sesuai dengan stoikiometri, jumlah atom tiap unsur di sebelah kiri harus sama dengan jumlah atom tiap unsur di sebelah kanan. Penyeimbangan ini dilakukan dengan menambahkan angka di depan tiap molekul senyawa (dilambangkan dengan A, B, C dan D di diagram skema di bawah) dengan angka kecil (a, b, c dan d) di depannya.[7]

Reaksi yang lebih rumit digambarkan dengan skema reaksi, tujuannya adalah untuk mengetahui senyawa awal atau akhir, atau juga untuk menunjukkan fase transisi. Beberapa reaksi kimia juga bisa ditambahkan tulisan di atas tanda panahnya; contohnya penambahan air, panas, iluminasi, katalisasi, dsb. Juga, beberapa produk minor dapat ditempatkan di bawah tanda panah.

Sebuah contoh reaksi organik: oksidasi keton menjadi ester dengan Asam peroksikarboksilat Analisis retrosintetik dapat dipakai untuk mendesain reaksi sintesis kompleks. Analisis dimulai dari produk, contohnya dengan memecah ikatan kimia yang dipilih menjadi reagen baru. Tanda panah khusus () digunakan dalam reaksi retro.[8]

Reaksi elementer
Reaksi elementer adalah reaksi pemecahan paling sederhana dan hasil dari reaksi ini tidak memiliki produk sampingan.[9] Kebanyakan reaksi yang berhasil ditemukan saat ini adalah pengembangan dari reaksi elementer yang munculnya secara secara paralel atau berurutan. Sebuah reaksi elementer biasanya hanya terdiri dari beberapa molekul, biasanya hanya satu atau dua, karena kemungkinannya kecil untuk banyak molekul bergabung bersama.[10]

Isomerisasi azobenzena yang diinduksi oleh cahaya (h) atau panas () Reaksi paling penting dalam reaksi elementer adalah reaksi unimolekuler dan bimolekuler. Reaksi unimolekuler hanya terdiri dari satu molekul yang terbentuk dari transformasi atau diasosiasi satu atau beberapa molekul lain. Beberapa reaksi ini membutuhkan energi dari cahaya atau panas. Sebuah contoh dari reaksi unimolekuler adalah isomerisasi cistrans, di mana sebuah senyawa bentuk cis akan berubah menjadi bentuk trans.[11] Dalam reaksi disosiasi, ikatan di dalam sebuah molekul akan terpecah menjadi 2 fragmen molekul. Pemecahan ini dapat berupa homolitik ataupun heterolitik. Dalam pemecahan homolitik, ikatan akan terpecah sehingga setiap produknya tetap mempunyai satu elektron sehingga menjadi radikal netral. Dalam pemecahan heterolitik, kedua elektron dari ikatan kimia akan tersisa pada salah satu produknya, sehingga akan menghasilkan ion yang bermuatan. Reaksi disosiasi memegang peranan penting dalam reaksi berantai, seperti contohnya hidrogenoksigen atau reaksi polimerisasi.

Disoasi dari molekul AB menjadi fragmen A dan B

Pada reaksi bimolekular, 2 molekul akan bertabreakan dan saling bereaksi. Hasil reaksinya dinamakan sintesis kimia atau reaksi adisi.

Kemungkinan reaksi yang lain adalah sebagian dari sebuah molekul berpindah ke molekul lainnya. Reaksi tipe seperti ini, contohnya adalah reaksi redoks dan reaksi asam-basa. Pada reaksi redoks partikel yang berpindah adalah elektron, sedangkan pada reaksi asam-basa yang berpindah adalah proton. Reaksi seperti ini juga disebut dengan reaksi metatesis.

contohnya NaCl(aq) + AgNO3(aq) NaNO3(aq) + AgCl(s)

Termodinamika
Reaksi kimia dapat ditentukan oleh hukum-hukum termodinamika. Reaksi dapat terjadi dengan sendirinya apabila senyawa tersebut eksergonik atau melepaskan energi. Energi bebas yang dihasilkan reaksi ini terdiri dari 2 besaran termodinamika yaitu entalpi dan entropi]]:[12]
G: energi bebas, H: entalpi, T: suhu, S: entropi, : perbedaan

Reaksi eksotermik terjadi apabila H bernilai negatif dan energi dilepaskan. Contoh reaksi eksotermik adalah presipitasi dan kristalisasi, dimana sebuah padatan terbentuk dari gas atau cairan. Kebalikannya, dalam reaksi endotermik, panas diambil dari lingkungan. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan entropi sistem. Karena kenaikan entropi berbanding lurus dengan suhunya, maka kebanyakan reaksi endotermik dilakukan pada suhu tinggi. Kebalikannya, kebanyakan reaksi eksotermik dilakukan pada suhu yang rendah. Perubahan temperatur kadang-kadang dapat mengubah arah reaksi, seperti contohnya pada reaksi Boudouard:

Reaksi antara karbon dioksida dan karbon untuk membentuk karbon monoksida ini merupakan reaksi endotermik dengan suhu di atas 800 C dan menjadi reaksi eksotermik jika suhunya dibawah suhu ini[13] Reaksi juga dapat diketahui dengan energi dalam yang menyebabkan perubahan pada entropi, volume, dan potensial kimia.[14]
U: energi dalam, S: entropi, p: tekanan, : potensial kimia, n: jumlah molekul, d: tanda yang artinya perubahan kecil

Pengelompokan reaksi kimia


Beragamnya reaksi-reaksi kimia dan pendekatan-pendekatan yang dilakukan dalam mempelajarinya mengakibatkan banyaknya cara untuk mengklasifikasikan reaksi-reaksi tersebut, yang sering kali tumpang tindih. Di bawah ini adalah contoh-contoh klasifikasi reaksi kimia yang biasanya digunakan.

Empat reaksi dasar


Sintesis Dalam reaksi kombinasi langsung atau sintesis, dua atau lebih senyawa sederhana bergabung membentuk senyawa baru yang lebih kompleks. Dua reaktan atau lebih yang bereaksi menghasilkan satu produk juga merupakan salah satu cara untuk mengetahui kalau itu reaksi sintesis. Contoh dari reaksi ini adalah gas hidrogen bergabung dengan gas oksigen yang hasilnya adalah air.[15] Contoh lainnya adalah gas nitrogen bergabung dengan gas hidrogen akan membentuk amoniak, dengan persamaan reaksi: N2 + 3 H2 2 NH3 Dekomposisisi Reaksi dekomposisi atau analisis adalah kebalikan dari reaksi sintesis. Sebuah senyawa yang lebih kompleks akan dipecah menjadi senyawa yang lebih sederhana.[15][16] Contohnya adalah molekul air yang dipecah menjadi gas oksigen dan gas hidrogen, dengan persamaan reaksi: 2 H2O 2 H2 + O2 Penggantian tunggal Dalam reaksi penggantian tunggal atau substitusi, sebuah elemen tunggal menggantikan elemen tunggal lainnya di suatu senyawa. Contohnya adalah logam natrium yang bereaksi dengan asam klorida akan menghasilkan natrium klorida atau garam dapur, dengan persamaaan reaksi: 2 Na(s) + 2 HCl(aq) 2 NaCl(aq) + H2(g) Penggantian ganda Dalam reaksi penggantian ganda, dua senyawa saling berganti ion atau ikatan untuk membentuk senyawa baru yang berbeda.[15] Hal ini terjadi ketika kation dan anion dari 2 senyawa yang berbeda saling berpindah tempat, dan membentuk 2 senyawa baru.[16] Rumus umum dari reaksi ini adalah: AB + CD AD + CB Contoh dari reaksi penggantian ganda adalah timbal(II) nitrat bereaksi dengan kalium iodida untuk membentuk timbal(II) iodida dan kalium nitrat, dengan persamaan reaksi: Pb(NO3)2 + 2 KI PbI2 + 2 KNO3

Contoh lainnya adalah natrium klorida (garam dapur) bereaksi dengan perak nitrat membentuk natrium nitrat dan perak klorida, dengan persamaan reaksi: NaCl(aq) + AgNO3(aq) NaNO3(aq) + AgCl(s)

Oksidasi dan reduksi

Ilustrasi dari reaksi redoks (reduksi oksidasi)

Dua bagian reaksi redoks Reaksi redoks dapat dipahami sebagai transfer elektron dari salah satu senyawa (disebut reduktor) ke senyawa lainnya (disebut oksidator). Dalam proses ini, senyawa yang satu akan teroksidasi dan senyawa lainnya akan tereduksi, oleh karena itu disebut redoks. Oksidasi sendiri dimengerti sebagai kenaikan bilangan oksidasi, dan reduksi adalah penurunan bilangan oksidasi. Dalam prakteknya, transfer dari elektron ini akan selalu mengubah bilangan oksidasinya, tapi banyak reaksi yang diklasifikasikan sebagai reaksi redoks walaupun sebenarnya tidak ada elektron yang berpindah (seperti yang melibatkan ikatan kovalen).[17][18] Contoh reaksi redoks adalah: 2 S2O32(aq) + I2(aq) S4O62(aq) + 2 I(aq) Yang mana I2 direduksi menjadi I- dan S2O32- (anion tiosulfat) dioksidasi menjadi S4O62-. Untuk mengetahui reaktan mana yang akan menjadi agen pereduksi dan mana yang akan menjadi agen teroksidasi dapat diketahui dari keelektronegatifan elemen tersebut. Elemen yang mempunyai nilai keelektronegatifan yang rendah, seperti kebanyakan unsur logam, maka akan dengan mudah memberikan elektron mereka dan teroksidasi - elemen ini menjadi reduktor. Kebalikannya, banyak ion mempunyai bilangan oksidasi tinggi, seperti H2O2, MnO4-, CrO3, Cr2O72-, OsO4) dapat memperoleh satu atau lebih tambahan elektron, sehingga disebut oksidator.

Jumlah elektron yang diberikan atau diterima pada reaksi redoks dapat diketahui dari konfigurasi elektronn elemen reaktannya. Setiap elemen akan berusaha untuk menjadikan konfigurasi elektronnya sama seperti konfigurasi elemen gas mulia. Logam alkali dan halogen akan memberikan dan menerima satu elektron. Elemen gas alam sendiri sebenarnya tidak aktif secara kimiawi.[19] Salah satu bagian penting dalam reaksi redoks adalah reaksi elektrokimia, dimana elektron dari sumber listrik digunakan sebagai reduktor. Reaksi ini penting untuk pembuatan elemen-elemen kimia, seperti klorin[20] atau aluminium. Proses kebalikan dimana reaksi redoks digunakan untuk menghasilkan listrik juga ada dan prinsip ini digunakan pada baterai.

Reaksi asam-basa
Reaksi asam-basa adalah reaksi yang mendonorkan proton dari sebuah molekul asam ke molekul basa. Disini, asam berperan sebagai donor proton dan basa berperan sebagai akseptor proton.
Reaksi asam basa, HA: asam, B: Basa, A: basa konjugasi, HB+: asam konjugasi

Hasil dari transfer proton ini adalah asam konjugasi dan basa konjugasi.[21] Reaksi kesetimbangan (bolak-balik) juga ada, dan karena itu asam/basa dan asam/basa konjugasinya selalu dalam kesetimbangan. Reaksi kesetimbangan ini ditandai dengan adanya konstanta diasosiasi asam dan basa (Ka dan Kb) dari setiap substansinya. Sebuah reaksi yang khusus dari reaksi asam-basa adalah netralisasi dimana asam dan basa dalam jumlah yang sama akan membentuk garam yang sifatnya netral. Reaksi asam basa memiliki berbagai definisi tergantung pada konsep asam basa yang digunakan. Beberapa definisi yang paling umum adalah:
o o o

Definisi Arrhenius: asam berdisosiasi dalam air melepaskan ion H3O+; basa berdisosiasi dalam air melepaskan ion OH-. Definisi Brnsted-Lowry: Asam adalah pendonor proton (H+) donors; basa adalah penerima (akseptor) proton. Melingkupi definisi Arrhenius Definisi Lewis: Asam adalah akseptor pasangan elektron; basa adalah pendonor pasangan elektron. Definisi ini melingkupi definisi Brnsted-Lowry.

Presipitasi

Presipitasi Presipitasi adalah proses reaksi terbentuknya padatan (endapan) di dalam sebuah larutan sebagai hasil dari reaksi kimia. Presipitasi ini biasanya terbentuk ketika konsentrasi ion yang larut telah mencapai batas kelarutan[22] dan hasilnya adalah membentuk garam. Reaksi ini dapat dipercepat dengan menambahkan agen presipitasi atau mengurangi pelarutnya. Reaksi presipitasi yang cepat akan menghasilkan residu mikrokristalin dan proses yang lambat akan menghasilkan kristal tunggal. Kristal tunggal juga dapat diperoleh dari rekristalisasi dari garam mikrokristalin.[23]

Reaksi pada zat padat


Reaksi dapat terjadi diantara dua benda padat. Meski begitu, karena tingkat difusi pada zat padat sangat rendah, maka reaksi kimia yang berlangsung terjadi sangat lambat. Reaksi dapat dipercepat dengan cara meningkatkan suhu sehingga akan memecah reaktan, sehingga luas permukaan kontak menjadi lebih besar.[24]

Reaksi fotokimia

Dalam reaksi PaternoBchi, sebuah gugus karbonil yang tereksitasi akan diamahkan ke olefin yang tidak tereksitasi, dan menghasilkan oksetan. Dalam reaksi fotokimia, atom dan molekul akan menyerap energi (foton) dari cahaya dan mengubahnya ke eksitasi. Atom dan molekul ini lalu dapat melepaskan energi dengan memecahkan ikatan kimia, maka menghasilkan radikal. Reaksi ang termasuk ke dalam reaksi fotokimia diantaranya reaksi hidrogen-oksigen, polimerisasi radikal, reaksi berantai dan reaksi penataan ulang.[25] Banyak proses-proses penting menggunakan fotokimia. Contoh yang paling umum adalah fotosintesis, dimana tanaman menggunakan energi matahari untuk mengubah karbon dioksida

dan air menjadi glukosa dan oksigen sebagai hasil samping. Manusia mengandalkan fotokimia dalam pembentukan vitamin D, dan persepsi visual dihasilkan dari reaksi fotokimia di rhodopsin.[11] Pada kunang-kunang, sebuah enzim pada abdomen mengkatalisasi reaksi yang menghasilkan bioluminesensi.[26] Banyak reaksi fotokimia, seperti pembentukan ozon, terjadi di atmosfer bumi yang merupakan bagian dari kimia atmosfer.

Katalisis

Diagram skema energi yang menunjukkan efek dari pemberian katalis pada sebuah reaksi kimia endotermik. Adanya katalis akan mempercepat reaksi dengan cara menurunkan energi aktivasi. Hasil akhirnya akan sama dengan reaksi tanpa katalis. Pada katalisis, reaksinya tidak berlangsung secara spontan, tapi melalui substansi ketiga yang disebut dengan katalis. Tidak seperti reagen lainnya yang ikut dalam reaksi kimia, katalis tidak ikut serta dalam reaksi itu sendiri, tapi dapat menghambat, mematikan, atau menghancurkan melalui proses sekunder. Katalis dapat digunakan pada fase yang berbeda (katalis heterogen) maupun pada fase yang sama (katalis homogen) sebagai reaktan. Fungsi katalis hanyalah mempercepat reaksi - zat kimia yang memperlambat reaksi disebut dengan inhibitor.[27][28] Substansi yang meningkatkan aktivitas katalis disebut promoter, dan substansi yang mematikan katalis disebut racun katalis. Sebuah reaksi kimia yang semestinya tidak bisa berlangsung karena energi aktivasinya terlalu tinggi, bisa menjadi berlangsung karena kehadiran katalis ini. Katalis heterogen biasanya padat dan berbentuk bubuk agar dapat memaksimalkan luas permukaan yang bereaksi. Zat-zat yang penting pada katalisis heterogen diantaranya logamlogam grup platinum dan logam transisi lainnya. Zat-zat ini biasanya digunakan pada hidrogenasi, pembentukan katalitik dan sintesis dari senyawa-senyawa kimia seperti asam nitrat dan amonia. Asam adalah contoh dari katalis homogen, mereka meningkatkan nukleofilitas dari karbonil. Kelebihan dari katalis homogen adalah mudah untuk dicampurkan dengan reaktannya,

tapi kekurangannya adalah susah dipisahkan dari produk akhirnya. Oleh karena itu, katalis heterogen lebih dipilih di banyak proses industri.[29]

Reaksi dalam kimia organik


Dalam kimia organik, banyak reaksi yang dapat terjadi yang melibatkan ikatan kovalen diantara atom karbon dan heteroatom lainnya seperti oksigen, nitrogen, atau atom-atom halogen lainnya. Beberapa reaksi yang lebih spesifik akan dijelaskan di bawah ini.

Substitusi
Dalam reaksi substitusi, sebuah gugus fungsi di dalam suatu senyawa kimia digantikan oleh gugus fungsi lainnya.[30] Reaksi ini dapat dibedakan lagi menjadi beberapa subtipe yaitu nukleofilik, substitusi elektrofilik, atau substitusi radikal.

SN1 mechanism

SN2 mechanism Pada tipe yang pertama, nukleofil, atom atau molekul yang memiliki kelebihan elektron sehingga bermuatan negatif, akan menggantikan atom lainnya atau bagian lainnya dari molekul "substrat". Pasangan elektron nukleofil akan bersatu dengan substrat membentuk ikatan baru, sedangkan gugus lepas akan lepas bersamaan dengan sebuah pasangan elektron. Nukleofil sendiri dapat bermuatan netral atau positif, sedangkan substrat biasanya bermuatan positif atau netral. Contoh nukleofil adalah ion hidroksida, alkoksida, amina, dan halida. Reaksi semacam ini biasanya ditemukan pada hidrokarbon alifatik dan jarang ditemukan pada hidrokarbon aromatik. Hidrokarbon aromatik memiliki rapatan elektron yang tingi dan hanya bisa melangsungkan substitusi aromatik nukleofilik hanya dengan gugus penarik elektron yang sangat kuat. Substitusi nukleofilik dapat berlangsung melalui 2 mekanisme, Reaksi SN1 dan SN2. Menurut namanya, S singkatan dari substitusi, N singkatan dai nukleofilik, dan, dan angka menunjukkan ordo kinetik reaksi, unimolekuler atau bimolekuler.[31]

3 tahap dalam Reaksi SN2. Nukleofil berwarna hijau dan gugus lepas berwarna merah

Reaksi SN2 menyebabkan inversi stereo (inversi Walden) Reaksi SN1 berlangsung dalam 2 tahap. Tahap pertama, gugus lepas akan lepas dan membentuk karbokation. Tahap ini akan diikuti reaksi yang sangat cepat dengan nukleofil.[32] Dalam mekanisme SN2, nukleofil akan membentuk tahap transisi dengan molekul yang lepas saja yang terlekang. Kedua mekanisme ini berbeda pada hasil stereokimianya. Reaksi SN1 menghasilkan adisi non-stereospesifik dan tidak menghasilkan pusat chiral, melainkan dalam bentuk isomer geometri (cis/trans). Kebalikannya, inversi Warden-lah yang diamati pada mekanisme SN2.[33] Substitusi elektrofilik merupakan kebalikan dari substitusi nukleofilik di mana atom atau molekul yang melepas, atau elektrofilnya, mempunyai kerapatan elektron yang rendah sehingga bermuatan positif. Biasanya elektrofil ini adalah atom karbon dari gugus karbonil, karbokation atau sulfur atau kation nitronium. Reaksi ini berlangsung pada hidrokarbon aromatik saja, sehingga disebut substitusi aromatik elektrofilik. Serangan elektrofil akan menciptakan kompleks yang disebut sebagai -compleks, sebuah fase transisi di mana sistem aromatiknya hilang. Lalu, gugus lepas (biasanya proton), akan terpisah dan sifat kearomatikannya kembali. Alternatif lain untuk substitusi aromatik adalah substitusi alifatik elektrofilik. Substitusi ini mirip dengan substitusi aromatik elektrofilik dan juga mempunyai 2 tipe utama yaitu S E1 dan SE2[34]

Mekanisme dari substitusi aromatik elektrofilik

Adisi dan eliminasi


Adisi dan pasangannya eliminasi merupakan reaksi yang mengubah jumlah substituen dalam atom karbon, dan membentuk ikatan kovalen. Ikatan ganda dan tiga dapat dihasilkan dengan mengeliminasi gugus lepas yang cocok. Seperti substitusi nukleofilik, ada beberapa mekanisme reaksi yang mungkin terjadi. Dalam mekanisme E1, gugus lepas terlebih dahulu melepas dan membentuk karbokation. Selanjutnya, pembentukan ikatan ganda terjadi melalui eliminasi proton (deprotonasi). Dalam mekanisme E1cb, urutan pelepasan terbalik: proton dieliminasi terlebih dahulu. Dalam mekanisme ini keterlibatan suatu basa harus ada.[35] Reaksi dalam eliminasi E1 maupun E1cb selalu bersaing dengan substitusi SN1 karena memiliki kondisi reaksi kondisi yang sama.[36]

Eliminasi E1

eliminasi E1cb

Eliminasi E2 Mekanisme E2 juga memerlukan basa. Akan tetapi, pergantian posisi basa dan eliminasi gugus lepas berlangsung secara serentak dan tidak menghasilkan zat antara ionik. Berbeda dengan eliminasi E1, konfigurasi stereokimia yang berbeda dapat dihasilkan dalam reaksi yang memiliki mekanisme E2 karena basa akan lebih memfavoritkan eleminasi proton yang berada pada posisianti terhadap gugus lepas. Oleh karena kondisi dan reagen reaksi yang mirip, eliminasi E2 selalu bersaing dengan substitusi SN2.[37]

Adisi elektrofilik hidrogen bromida Kebalikan dari reaksi eliminasi adalah reaksi adisi. Pada reaksi adisi, ikatan rangkap dua atau rangkap tiga diubah menjadi ikatan rangkap tunggal. Mirip dengan reaksi substitusi, ada beberapa tipe dari adisi yang dibedakan dari partikel yang mengadisi. Contohnya, pada adisi elektrofilik hidrogen bromida, sebuah elektrofil (proton) akan mengganti ikatan rangkap ganda dan membentuk karbokation, lalu kemudian bereaksi dengan nukleofil (bromin). Karbokation dapat terbentuk di salah satu ikatan rangkap tergantung dari gugus yang melekat di akhir. Konfigurasi yang lebih tepat dapat diprediksikan dengan aturan Markovnikov.[38] Aturan Markovnikov mengatakan: "Pada adisi heterolitik dari sebuuah molekul polar pada alkena atau alkuna, atom yang mempunyai keelektronegatifan yang besar, maka akan terikat pada atom karbon yang mengikat atom hidrogen yang lebih sedikit."[39]

Reaksi kimia organik lainnya

Penataan ulang dari 3-metil-1,5-heksadiena

Mekanisme dari reaksi Diels-Alder

Orbital overlap in a Diels-Alder reaction Pada reaksi penataan ulang, kerangka karbon dari sebuah molekul disusun ulang sehingga membentuk isomer struktur dari molekul aslinya. Reaksi ini termasuk dengan [reaksi sigmatropik]] seperti penataan ulang Wagner-Meerwein, dimana gugus hidrogen, alkil, atau aril berpindah-pindah tempat dari suatu atom karbon ke atom karbon lainnya. Kebanyakan reaksi penataan ulang adalah pemutusan dan pembentukan ikatan karbon-karbon baru. Contoh lain dari reaksi ini adalah penataan ulang cope. [40]

Reaksi lainnya

Isomerisasi, yang mana senyawa kimia menjalani penataan ulang struktur tanpa perubahan pada komposisi atomnya Pembakaran, adalah sejenis reaksi redoks yang mana bahan-bahan yang dapat terbakar bergabung dengan unsur-unsur oksidator, biasanya oksigen, untuk menghasilkan panas dan membentuk produk yang teroksidasi. Istilah pembakaran biasanya digunakan untuk merujuk hanya pada oksidasi skala besar pada keseluruhan molekul. Oksidasi terkontrol hanya pada satu gugus fungsi tunggal tidak termasuk dalam proses pembakaran. C10H8+ 12 O2 10 CO2 + 4 H2O CH2S + 6 F2 CF4 + 2 HF + SF6

Disproporsionasi, dengan satu reaktan membentuk dua jenis produk yang berbeda hanya pada keadaan oksidasinya. 2 Sn2+ Sn + Sn4+

Kinetika kimia
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kinetika kimia Laju reaksi suatu reaksi kimia merupakan pengukuran bagaimana konsentrasi ataupun tekanan zat-zat yang terlibat dalam reaksi berubah seiring dengan berjalannya waktu. Analisis laju reaksi sangatlah penting dan memiliki banyak kegunaan, misalnya dalam teknik kimia dan kajian kesetimbangan kimia. Laju reaksi secara mendasar tergantung pada:

Konsentrasi reaktan, yang biasanya membuat reaksi berjalan dengan lebih cepat apabila konsentrasinya dinaikkan. Hal ini diakibatkan karena peningkatan pertumbukan atom per satuan waktu, Luas permukaan yang tersedia bagi reaktan untuk saling berinteraksi, terutama reaktan padat dalam sistem heterogen. Luas permukaan yang besar akan meningkatkan laju reaksi. Tekanan, dengan meningkatkan tekanan, kita menurunkan volume antar molekul sehingga akan meningkatkan frekuensi tumbukan molekul. Energi aktivasi, yang didefinisikan sebagai jumlah energi yang diperlukan untuk membuat reaksi bermulai dan berjalan secara spontan. Energi aktivasi yang lebih tinggi mengimplikasikan bahwa reaktan memerlukan lebih banyak energi untuk memulai reaksi daripada reaksi yang berenergi aktivasi lebih rendah. Temperatur, yang meningkatkan laju reaksi apabila dinaikkan, hal ini dikarenakan temperatur yang tinggi meningkatkan energi molekul, sehingga meningkatkan tumbukan antar molekul per satuan waktu. Keberadaan ataupun ketiadaan katalis. Katalis adalah zat yang mengubah lintasan (mekanisme) suatu reaksi dan akan meningkatkan laju reaksi dengan menurunkan energi aktivasi yang diperlukan agar reaksi dapat berjalan. Katalis tidak dikonsumsi ataupun berubah selama reaksi, sehingga ia dapat digunakan kembali. Untuk beberapa reaksi, keberadaan radiasi elektromagnetik, utamanya ultraviolet, diperlukan untuk memutuskan ikatan yang diperlukan agar reaksi dapat bermulai. Hal ini utamanya terjadi pada reaksi yang melibatkan radikal.

Laju reaksi berhubungan dengan konsentrasi zat-zat yang terlibat dalam reaksi. Hubungan ini ditentukan oleh persamaan laju tiap-tiap reaksi. Perlu diperhatikan bahwa beberapa reaksi memiliki kelajuan yang tidak tergantung pada konsentrasi reaksi. Hal ini disebut sebagai reaksi orde nol.

Reaksi biokimia

Ilustrasi dari aktivitas enzim pada reaksi biokimia Reaksi biokimia pada umumnya dikendalikan oleh enzim. Protein-protein ini hanya dapat mengkatalis satu jenis reaksi yang spesifik, sehingga reaksinya benar-benar dapat dikontrol. Reaksi ini berlangsung pada sisi aktif dari substrat. Reaksi katalisasi enzim ini bergantung pada

banyak hal, diantaranya adalah bentuk enzimnya, jenis ikatannya, interaksi elektrostatik, pemberian dan penerimaan proton (pada reaksi asam/basa), dan lainnya. [41] Reaksi kimia yang berlangsung di dalam tubuh makhluk hidup biasanya juga dikenal dengan sebutan metabolisme. Diantara semua reaksi-reaksi ini, reaksi yang paling penting adalah reaksi anabolisme, dimana DNA dan enzim-terkontrol memproses pembentukan protein dan karbohidrat dari senyawa-senyawa yang lebih kecil.[42] Bioenergitika mempelajari sumber energi untuk reaksi biokimia. Sumber energi yang paling penting dalam reaksi ini adalah glukosa, yang diproduksi tanaman melalui proses fotosintesis. Semua organisme membutuhkan glukosa untuk memproduksi adenosin trifosfat (ATP), yang digunakan makhluk hidup untuk menjalankan aktivitasnya.

Penggunaan reaksi kimia

Reaksi termit digunakan dalam proses pengelasan. Reaksi kimia sangat sering digunakan oleh para ahli teknik kimia untuk mensintesis senyawa baru dari sumber daya alam mentah di alam, seperti minyak bumi dan bijih-bijih mineral. Merupakan suatu hal yang penting untuk membuat reaksi yang seefisien mungkin, memaksimalkan hasil yang bisa diperoleh dan meminimalkan reagen yang dipakai, energi masuk dan energi keluar. Katalis biasanya digunakan untuk mengurangi energi aktivasi sehingga meningkatkan laju reaksinya.[43][44] Beberapa reaksi yang spesifik mempunyai penggunaan yang khusus. Misalnya, reaksi termit dipakai untuk menghasilkan cahaya dan panas pada piroteknik dan pengelasan. Meskipun reaksi ini lebih agak sulit dikontrol daripada reakai-reaksi sebelumnua, tapi alat-alat yang dibutuhkan jauh lebih sedikit dan sampai saat ini masih digunakan untuk memperbaiki jalur-jalur kereta api di tempat-tempat terpelosok.[45]

Jenis Jenis Reaksi Kimia


Jenis-jenis Reaksi Kimia

A. Reaksi Pembakaran Merupakan reaksi antara suatu zat dengan oksigen menghasilkan zat yang jenisnya baru dan panas. Reaksi pembakaran juga dapat menimbulkan api, ledakan, atau hanya menimbulkan pendar. Pembakaran bahan bakar pada umumnya menghasilkan gas karbon dioksida, uap air dan sejumlah energi. Contoh misalnya pembakaran bahan bakar di mesin kendaraan bermotor. Pentana dibakar menghasilkan gas karbon dioksida dan uap air B. Reaksi Kombinasi Reaksi kombinasi sering disebut juga dengan reaksi reduksi-oksidasi atau reaksi redoks yang merupakan unsur bebas. Dalam reaksi oksidasi dapat dijumpai ketika dua atau lebih reaktan menjadi zat baru.

Contoh reaksi penggabungan misalnya pada reaksi antara besi dengan belerang (sulfur) yang menghasilkan senyawa besi sulfida dan seng dengan belerang dipanaskan menjadi seng sulfida.

Reaksi Oksidasi juga berlangsung pada proses respirasi yaitu proses oksidasi glukosa dalam tubuh makhluk hidup.

Reaksi Reduksi terjadi ketika suatu zat kehilangan oksigen. Reaksi ini biasanya digunakan untuk mengekstrak logam dari bijihnya.

C. Reaksi Penguraian Dalam reaksi penguraian yang terjadi adalah kebalikan dari reaksi penggabungan. Dimana suatu zat terurai menjadi dua atau lebih zat baru. Contoh reaksi penguraian misalnya pada proses elektrolisis air menjadi gas hidrogen dan gas oksigen dengan menggunakan listrik, reaksinya sebagai berikut:

D. Reaksi Penggantian, dapat dibedakan: 1) Reaksi penggantian tunggal, terjadi apabila sebuah unsur menggantikan kedudukan unsur lain dalam suatu reaksi kimia, contoh

Misalnya pada reaksi antara kawat tembaga yang dicelupkan ke dalam larutan perak nitrat. Karena tembaga lebih aktif dari pada perak, maka tembaga mengganti kedudukan perak membentuk larutan tembaga (II) nitrat yang berwarna biru.

2) Reaksi penggantian rangkap, dapat terjadi pada penggantian ion antar atom atau senyawa misalnya pada proses reaksi antara asam klorida (HCl) dengan natrium hidroksida (NaOH) akan menghasilkan garam dapur (NaCl) dan air (H2O)

E. Reaksi Metatesis, terdiri dari: 1) reaksi pengendapan, suatu proses reaksi yang membentuk endapan, seperti pada reaksi antara timbal (II) nitrat dan kalium iodida menghasilkan endapan berwarna kuning timbal (II) iodida dan larutan kalium nitrat

2)

reaksi netralisasi, adalah merupakan reaksi antara asam dan basa yang menghasilkan garam dan air

3)

reaksi pembentukan gas, adalah reaksi kimia yang pada produknya dihasilkan gas misalnya a) :pada proses fermentasi yang melibatkan mikroorganisme, yaitu ragi. Pada pembuatan roti, ragi yang ditambahkan pada adonan akan menyebabkan adonan roti mengembang. Karena terbentuknya gas karbon dioksida ketika soda kue (NaHCO3) ditambahkan ke adonan dan proses pemanggangan mengakibatkan sel ragi mati, maka proses fermentasi berhenti. b) logam besi dapat bereaksi cepat dengan asam klorida (HCl) membentuk besi (II) klorida (FeCl2) dan gas hidrogen (H2)

Reaksi kimia :

adalah suatu proses dimana zat (senyawa) diubah menjadi satu atau lebih senyawa baru. ataupun senyawa-senyawa awal yang terlibat dalam reaksi disebut sebagai reaktan. Reaksi kimia biasanya dikarakterisasikan dengan perubahan kimiawi, dan akan menghasilkan satu atau lebih produk yang biasanya memiliki ciri-ciri yang berbeda dari reaktan. Secara klasik, reaksi kimia melibatkan perubahan yang melibatkan pergerakan elektron dalam pembentukan dan pemutusan ikatan kimia, walaupun pada dasarnya konsep umum reaksi kimia juga dapat diterapkan pada transformasi partikel-partikel elementer seperti pada reaksi nuklir. Reaksi-reaksi kimia yang berbeda digunakan bersama dalam sintesis kimia untuk menghasilkan produk senyawa yang diinginkan. Dalam biokimia, sederet reaksi kimia yang dikatalisis oleh enzim membentuk lintasan metabolisme, di mana sintesis dan dekomposisi yang biasanya tidak mungkin terjadi di dalam sel dilakukan. JENIS-JENIS REAKSI Beragamnya reaksi-reaksi kimia dan pendekatan-pendekatan yang dilakukan dalam mempelajarinya mengakibatkan banyaknya cara untuk mengklasifikasikan reaksi-reaksi tersebut, yang sering kali tumpang tindih. Di bawah ini adalah contoh-contoh klasifikasi reaksi kimia yang biasanya digunakan. Isomerisasi, yang mana senyawa kimia menjalani penataan ulang struktur tanpa perubahan pada kompoasisi atomnya Kombinasi langsung atau sintesis, yang mana dua atau lebih unsur atau senyawa kimia bersatu membentuk produk kompleks: N2 + 3 H2 2 NH3 Dekomposisi kimiawi atau analisis, yang mana suatu senyawa diurai menjadi senyawa yang lebih kecil: 2 H2O 2 H2 + O2 Penggantian tunggal atau substitusi, dikarakterisasikan oleh suatu unsur digantikan oleh unsur lain yang lebih reaktif: 2 Na(s) + 2 HCl(aq) 2 NaCl(aq) + H2(g) Metatesis atau Reaksi penggantian ganda, yang mana dua senyawa saling berganti ion atau ikatan untuk membentuk senyawa yang berbeda: NaCl(aq) + AgNO3(aq) NaNO3(aq) + AgCl(s) Reaksi asam basa, secara luas merupakan reaksi antara asam dengan basa. Ia memiliki berbagai definisi tergantung pada konsep asam basa yang digunakan. Beberapa definisi yang paling umum adalah: Definisi Arrhenius: asam berdisosiasi dalam air melepaskan ion H3O+; basa berdisosiasi dalam air melepaskan ion OH-. Definisi Brnsted-Lowry: Asam adalah pendonor proton (H+) donors; basa adalah penerima (akseptor) proton. Melingkupi definisi Arrhenius. Definisi Lewis: Asam adalah akseptor pasangan elektron; basa adalah pendonor pasangan elektron. Definisi ini melingkupi definisi Brnsted-Lowry. Reaksi redoks, yang mana terjadi perubahan pada bilangan oksidasi atom senyawa yang bereaksi. Reaksi ini dapat diinterpretasikan sebagai transfer elektron. Contoh reaksi redoks adalah:

2S2O32(aq) + I2(aq) S4O62(aq) + 2 I(aq) Yang mana I2 direduksi menjadi I dan S2O32 (anion tiosulfat) dioksidasi menjadi S4O62-. Pembakaran, adalah sejenis reaksi redoks yang mana bahan-bahan yang dapat terbakar bergabung dengan unsur-unsur oksidator, biasanya oksigen, untuk menghasilkan panas dan membentuk produk yang teroksidasi. Istilah pembakaran biasanya digunakan untuk merujuk hanya pada oksidasi skala besar pada keseluruhan molekul. Oksidasi terkontrol hanya pada satu gugus fungsi tunggal tidak termasuk dalam proses pembakaran. C10H8+ 12 O2 10 CO2 + 4 H2O CH2S + 6 F2 CF4 + 2 HF + SF6 Disproporsionasi, dengan satu reaktan membentuk dua jenis produk yang berbeda hanya pada keadaan oksidasinya. 2 Sn2+ Sn + Sn4+ Reaksi organik, melingkupi berbagai jenis reaksi yang melibatkan senyawa-senyawa yang memiliki karbon sebagai unsur utamanya. Berlangsungnya proses ini dapat memerlukan energi (endotermal) atau melepaskan energi (eksotermal). Ciri-ciri reaksi kimia, antara lain: *terbentuknya endapan *terbentuknya gas *terjadinya perubahan warna *terjadinya perubahan suhu atau temperatur

Beberapa indikator asam-basa antara lain: a. Lakmus Lakmus adalah asam lemah. Lakmus memiliki molekul yang sungguh rumit yang akan kita sederhanakan menjadi HLit. H adalah proton yang dapat diberikan kepada yang lain. Lit adalah molekul asam lemah. Lakmus yang tidak terionisasi adalah merah, ketika terionisasi adalah biru. b. Jingga metil (methyl orange) Jingga metil adalah salah satu indikator yang banyak digunakan dalam titrasi. Pada larutan yang bersifat basa, jingga metil berwarna kuning. Pada kasus jingga metil, pada setengah tingkat dimana campuran merah dan kuning menghasilkan warna jingga terjadi pada pH 3 4,5. Ini akan diekplorasi dengan lebih lanjut pada bagian bawah halaman. c. Fenolftalein Fenolftalein adalah indikator titrasi yang lain yang sering digunakan, dan fenolftalein ini merupakan bentuk asam lemah yang lain.Pada kasus ini, asam lemah tidak berwarna dan ion-nya berwarna merah muda terang. Penambahan ion hidrogen berlebih menggeser posisi kesetimbangan ke arah kiri, dan mengubah indikator menjadi tak berwarna. Penambahan ion hidroksida menghilangkan ion hidrogen dari kesetimbangan yang mengarah ke kanan untuk menggantikannya mengubah indikator menjadi merah muda. Range pH berkisar antara 8-10.

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_x/kinetika-kimia-definisi-lajureaksi-dan-hukum-laju/ Kinetika kimia adalah bagian dari ilmu kimia yang mempelajari laju dan mekanisme reaksi kimia. Besi lebih cepat berkarat dalam udara lembab daripada dalam udara kering; makanan lebih cepat membusuk bila tidak didinginkan; kulit bule lebih cepat menjadi gelap dalam musim panas daripada dalam musim dingin. Ini merupakan tiga contoh yang lazim dari perubahan kimia yang kompleks dengan laju yang beraneka menurut kondisi reaksi. Definisi Laju Reaksi

Laju reaksi rerata analog dengan kecepatan rerata mobil. Jika posisi rerata mobil dicatat pada dua waktu yang berbeda, maka :

Dengan cara yang sama, laju reaksi rerata diperoleh dengan membagi perubahan konsentrasi reaktan atau produk dengan interval waktu terjadinya reaksi :

Jika konsentrasi diukur dalam mol L-1 dan waktu dalam detik, maka laju reaksi mempunyai satuan mol L-1s-1. Kita ambil contoh khusus. Dalam reaksi fasa gas

NO2 dan CO dikonsumsi pada saat pembentukan NO dan CO2. Jika sebuah kuar dapat mengukur konsentrasi NO, laju reaksi rerata dapat diperkirakan dari nisbah perubahan konsentrasi NO, [NO] terhadap interval waktu, t:

Jadi laju reaksi adalah besarnya perubahan konsentrasi reaktan atau produk dalam satu satuan waktu. Perubahan laju konsentrasi setiap unsur dibagi dengan koefisiennya dalam persamaan yang seimbang/stoikiometri. Laju perubahan reaktan muncul dengan tanda negatif dan laju perubahan produk dengan tanda positif. Untuk reaksi yang umum: aA + bB cC + dD Lajunya ialah

Hubungan ini benar selama tidak ada unsur antara atau jika konsentrasinya bergantung pada waktu di sepanjang waktu reaksi. Menentukan Laju Reaksi : Perhatikan penguraian nitrogen dioksida, NO2 menjadi nitrogen oksida, NO dan oksigen, O2 : 2NO2 2NO + O2 a. Tulislah pernyataan untuk laju rata-rata berkurangnya konsentrasi NO2 dan laju rata-rata bertambahnya konsentrasi NO dan O2.

b. Jika laju rata-rata berkurangnya konsentrasi NO2 ditetapkan dan dijumpai sebesar 410-13mol L-1s-1, berapakah laju rata-rata padanannya (dari) bertambahnya konsentrasi NO dan O2 Jawaban : a. Laju rata-rata berkurangnya konsentrasi NO2 dinyatakan sebagai :

Laju rata-rata bertambahnya konsentrasi NO dan O2 dinyatakan sebagai:

b. Untuk tiap dua molekul NO2 yang bereaksi terbentuk dua molekul NO. Jadi berkurangnya konsentrasi NO2 dan bertambahnya konsentrasi NO berlangsung dengan laju yang sama

Hukum Laju Dalam membahas reaksi kesetimbangan kimia telah ditekankan bahwa reaksi ke kanan maupun ke kiri dapat terjadi begitu produk terbentuk, produk ini dapat bereaksi kembali menghasilkan reaktan semula. Laju bersih ialah: Laju bersih = laju ke kanan laju ke kiri Dapat dikatakan, pengukuran konsentrasi memberikan laju bersih, bukannya sekedar laju ke kanan. Bagaimanapun, sesaat sebelum reaksi yang dimulai dari reaktan murni, konsentrasi reaktan jauh lebih tinggi dibandingkan produknya sehingga laju ke kiri dapat diabaikan. Selain itu, banyak reaksi berlangsung sempurna (K>>1) sehingga laju yang terukur hanyalah reaksi ke kanan atau eksperimen dapat diatur agar produknya dapat dialihkan jika terbentuk. Dalam subbab ini, persamaan diberikan pada laju ke kanan saja.

http://belajarkimia.com/2009/10/pengenalan-kinetika-kimia-%E2%80%93-laju-reaksi/

Pengenalan Kinetika Kimia Laju Reaksi


Posted by indigoMorie on Oct 26, 2009 | Kinetika kimia merupakan salah satu cabang ilmu kimia fisika yang mempelajari laju reaksi. Laju reaksi berhubungan dengan pembahasan seberapa cepat atau lambar reaksi berlagsung. Sebagai contoh seberapa cepat reaksi pemusnahan ozon di atmosfer bumi, seberapa cepat reaksi suatu enzim dalam tubuh berlangsung dan sebagainya. Bila terdapat reaksi sebagai berikut: aA + bB -> cC + dD dimana a, b, c, dan d adalah koefisien reaksi dan A, B adalah reaktan dan C, D adalah produk reaksi. Laju reaksi dapat didefinikan sebagai pengurangan reaktan tiap satuan waktu dan derumuskan sebagai:

atau didefinisikan sebagai penambahan jumlah produk tiap satuan waktu dan dirumuskan sebagai:

tanda minus (-) digunakan pada reaktan disebabkan jumlah reaktan setelah t detik akan lebih kecil dibandingan dengan jumlah reaktan pada to (waktu awal) sehingga untuk mendapatkan hasil v yag bernilai positif maka harus ditambahkan tanda minus. Nilai v yang dicarai dari keempat cara diatas yaitu dengan memakai [A], [B], [C], dan [D] akan memiliki nilai yang sama. Persamaan Laju Reaksi Persamaan laju reaksi mendiskripsikan persamaan matematika yang dipegunakan dalam kinetika kimia yang menghubungkan antara laju reaksi dengan konsentrasi reaktan. Untuk reaksi yang sama seperti diatas, aA + bB -> cC + dD maka persamaan laju reaksinya secara umum dapat didefinisikan sebagai berikut:

v = k[A]a[B]b dimana k adalah konstanta laju reaksi, a disebut orde reaksi terhadap A dan b disebut orde reaksi terhadap B. Penjumlahan a+b meghasilkan orde reaksi total. Persamaan laju reaksi tidak dapat ditentukan secara teoritis akan tetapi bisa ditentukan melalui percobaan kimia/eksperimental. Ada kalanya reaksi hanya dipengaruhi oleh satu reaktan atupun semua reaktan, dan nilai order reaksi bisa sama dengan koefisien reaksi maupun tidak. Berdasarkan orde reaksi totalnya maka reaksi dibedakan atas reaksi orde 1, orde 2, orde 3 dan sebagainya. Ada kalanya reaksi berorder nol yang artinya reaksi tidak dipengaruhi oleh reaktan yang terlibat dalam reaksi, dan biasanya terjadi pada reaksi dekomposisi/ penguraian. Bila terdapat reaktan yang berbentuk padatan maka reaktan ini tidak dimasukkan dalam persamaan reaksi disebabkan reaksi yang terjadi pada padatan hanya terjadi pada permukaan padatan sehingga konsentrasinya dianggap constant. Penggabungan laju reaksi dengan persamaan laju reaksi diatas dapat dinyatakan sebagai:

V http://imc.kimia.undip.ac.id/mata-kuliah/kimia-dasar-ii/bab-4-kinetika-reaksi-kimia/

KINETIKA REAKSI KIMIA


Selain faktor termodinamika, yaitu yang menjelaskan kesetimbangan dan kespontanan reaksi, masih ada factor lain yang sangat penting di dalam menentukan proses kimia yang terjadi di alam ini. Faktor tersebut adalan kecepatan terjadinya proses kimia. Jika di alam ini semua reaksi kimia berlangsung spontan dan terjadi bersamaan, maka kehidupan kita telah lama berlalu dan alam ini telah mencapai kesetimbangan pada waktu yang lalu. Tetapi untunglah beberapa reaksi kimia yang terjadi, ada yang berlangsung dengan lambat dan ada yang cepat. Pengetahuan tentang kecepatan reaksi ini akan mempengaruhi pengambilan keputusan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya, seorang arsitek akan memutuskan penggunaan bahan bangunan dengan pertimbangan faktor kecepatan reaksi relatif dengan oksigen atau uap air yang ada di udara. Jadi, jika diperlukan logam yang kuat karena harus ditempatkan di lingkungan yang sangat korosif, yaitu tempat dengan keasaman tinggi, maka akan lebih baik memilih baja tahan karat (stainless steel) dari pada baja biasa karena oksidasi baja tahan karat berlangsung sangat lambat.

Kinetika kimia adalah studi tentang kecepatan (speed) atau laju (rate) reaksi kimia. Salah satu tujuan utama mempelajari kinetika kimia adalah untuk mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi kimia. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan reaksi kimia dibagi atas empat kelompok : Sifat kimia molekul pereaksi dan hasil reaksi (produk). Bila semua faktor lain sama maka susunan kimia molekul atau ion akan mempengaruhi kecepatan reaksi kimia. Konsentrasi zat-zat yang bereaksi. Bila dua buah molekul beraksi satu dengan yang lain, maka kedua molekul tersebut harus bertemu atau bertumbukan. Kebolehjadian antar molekul untuk bertumbukan di dalam sistem homogen (satu jenis fasa, biasanya gas atau larutan) makin besar jika konsentrasi makin besar. Di dalam sistem reaksi heterogen, dimana pereaksi berada pada fasa terpisah, kecepatan reaksi tergantung pada luas kontak antar fasa. Karena luas permukaan makin besar bila ukuran partikel makin kecil, maka penurunan ukuran partikel akan menaikkan kecepatan reaksi .Pengaruh temperatur. Hampir semua jenis reaksi kimia berlangsung lebih cepat bila temperaturnya dinaikkan. Pengaruh zat lain yang disebut katalis. Kecepatan beberapa reaksi kimia, termasuk hampir semua reaksi biokimia, dipengaruhi oleh zat yang disebut katalis. Secara keseluruhan selama reaksi, katalis tidak mengalami perubahan atau pengurangan.

Mempelajari bagaimana faktor-faktor ini mempengaruhi kecepatan reaksi juga tergantung pada tujuan yang ingin dicapai. Contohnya : Kondisi reaksi dapat diatur sedemikian untuk memperoleh produk yang secepat mungkin. Hal ini sangat penting dalam industri. Kondisi reaksi dapat diatur agar berlangsung selambat mungkin. Hal ini sangat membantu pengendalian pertumbuhan jamur dan mikroorganisme lainnya dalam merusak bahan makanan. Bagi ahli kimia salah satu manfaat paling penting yang dapat diperoleh dalam mempelajari kecepatan reaksi kimia adalah pengetahuan tentang bagaimana proses lengkap perubahan kimia itu dapat terjadi. Ternyata, umumnya reaksi kimia tidak berlangsung hanya satu tahap tetapi merupakan kumpulan dari serangkaian tahap-tahap reaksi sederhana. Rangkaian reaksi ini disebut mekanisme reaksi. Jadi, mempelajari kecepatan reaksi dapat memberi petunjuk tentang mekanisme reaksi yang terjadi. Dengan demikian kita memperoleh wawasan alasan-alasan sangat mendasar (fundamental) kenapa zat-zat kimia bereaksi. 2. Kecepatan Reaksi dan Pengukuran Kecepatan reaksi kimia dapat diungkapkan sebagai perbandingan perubahan konsentrasi pereaksi atau produk terhadap waktu. Hal ini analog dengan kecepatan mobil, yaitu perubahan

posisi (jarak yang ditempuh) dibagi dengan waktu. Pada reaksi kimia, kecepatan dinyatakan dalam mol per liter per detik, Untuk penyederhanaan maka kecepatan reaksi kimia diberi simbol v, sehingga, Kecepetan reaksi kimia ditentukan dengan mengukur kecepatan perubahan konsentrasi pereaksi atau produk. Hal ini paling mudah dilakukan dengan menentukan konsentrasi setiap interval waktu tertentu. Contoh reaksi paling sederhana adalah reaksi yang melibatkan hanya satu jenis pereaksi dan membentuk produk tunggal. Contohnya adalah reaksi konversi siklopropena menjadi propilen, Secara umum, untuk reaksi dengan stoikiometri, kecepatan reaksi berubah dengan waktu. Pada titik dekat awal reaksi, konsentrasi A berkurang dan B bertambah dengan cepat. Setelah reaksi berlangsung lama, perubahan konsentrasi adalah kecil yang berarti kecepatannya kecil. Perilaku ini terjadi untuk semua jenis reaksi kimia. Jika pereaksi berkurang maka kecepatan reaksi berangsur-angsur turun. Pada reaksi kompleks, tidak sesederhana AB, maka kecepatan pembentukan produk dan pengurangan pereaksi tidak selalu sama tetapi tergantung pada koefisian reaksi. Contohnya, reaksi N2 + 3H2 2NH3 maka koefisien reaksi menjelaskan bahwa untuk setiap molekul N2 bereaksi dengan 3 molekul H2. Ini berarti bahwa hidrogen berkurang tiga kali lebih cepat dibandingkan dengan nitrogen. Koefisien NH3 adalah 2, maka kecepatan pembentukan NH3 adalah 2 kali lebih besar dari kecepatan pengurangan N2. 3.1 Penentuan kecepatan reaksi Estimasi kecepatan reaksi yang akurat pada setiap saat dapat diperoleh dari kemiringan grafik konsentrasi terhadap waktu, Pada titik-x, perubahan konsentrasi adalah (B) dan perubahan waktu adalah t. Dari tangen kurva maka kecepatan pembentukan B pada titik-x adalah, Bila kecepatan dinyatakan terhadap A maka, Tanda minus (-) menyatakan bahwa konsentrasi A berkurang dengan waktu, dan tanda minus selalu digunakan untuk menyatakan kecepatan terhadap pereaksi. Bila range perubahan konsentrasi dan waktu sangat kecil maka dapat ditulis, Untuk reaksi kompleks seperti reaksi pembentukan NH2 dari N2 dan H2 maka dapat ditulis,

Pada penentuan kecepatan reaksi kimia, maka monitoring konsentrasi dan teknik pengukuran yang digunakan tergantung pada sifat pereaksi atau hasil reaksi. Contohnya: Reaksi gas: penentuan perubahan konsentrasi dilakukan dengan pengukuran perubahan tekanan. Pereaksi dan produk zat berwarna: penentuan perubahan konsentrasi dilakukan dengan pengukuran intensitas warna, gambar 4.4. Contoh reaksi perubahan warna: Br2(aq) + HCOOH(aq) 2Br- (aq) + 2H+ (aq) + CO2(g) Molekul brom adalah berwarna coklat. Setelah reaksi berlangsung, warna secara perlahan hilang. Fenomena ini dapat diamati dengan mata atau dimonitor secara kuantitatif dengan spektrofotometer sinar tampak. Perubahan warna setiap selang waktu disebut kecepatan reaksi dan dapat dinyatakan dengan: Contoh lain reaksi perubahan warna adalah reaksi redoks Zn-Cu2+, Kecepatan reaksi melalui perubahan warna larutan Cu2+ dan pembentukan gas Cl2 masingmasing dapat dinyatakan dengan:

1. Hukum Laju Tidak semua reaksi barjalan dengan kecepatan yang sama. Reaksi ionik biasanya terjadi seketika. Reaksi lain seperti pencernaan makanan terjadi sangat lambat. Perbedaan kecepatan ini terutama disebabkan perbedaan sifat kimia zat pereaksi. Untuk setiap reaksi kimia, selain sifat kimia pereaksi, salah satu faktor penting pengendali reaksi kimia adalah konsentrasi pereaksi. Umumnya, bila reaksi telah berlangsung lama maka kecepatannya berangsur-angsur turun. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa kecepatan reaksi tergantung pada konsentrasi zat-zat yang bereaksi. Kecepatan reaksi kimia hampir selalu berbanding lurus dengan konsentrasi pereaksi dengan pangkat tertentu. Untuk reaksi, AB dapat ditulis, dengan pangkat n disebut orde reaksi. Bila n=l disebut reaksi orde l. Contoh reaksi orde 1 adalah dekomposisi siklopropana. Bila n=0 disebut reaksi orde nol. Pada reaksi orde nol, kecepatan reaksi adalah konstan dan tidak tergantung pada konsentrasi pereaksi. Salah satu contoh reaksi orde nol adalah dekomposisi amonia pada permukaan logam Pt atau tungsten. Kecepatan dekomposisi amonia selalu sama berapapun konsentrasi NH3. Contoh lain adalah

reaksi eliminasi etil alkohol (alkohol) oleh tubuh. Berapapun konsentrasi alkohol di dalam aliran darah, kecepatan pengeluarannya dari dalam tubuh adalah konstan. Jadi kecepatannya tidak tergantung pada konsentrasi alkohol. Satu fakta penting lain yang perlu diketahui adalah bahwa koefisien reaksi tidak ada hubungannya dengan orde reaksi. Harga n hanya dapat ditentukan dari percobaan. Hal ini berbeda dengan kesetimbangan kimia, dimana koefisien reaksi ada hubungannya dengan pangkat konsentrasi pada ungkapan konstanta kesetimbangan. Untuk reaksi lebih kompleks, A + B produk maka biasanya kecepatan tergantung pada konsentrasi A dan B. Bila konsentrasi A dan B diperbesar maka kecepatan reaksi meningkat, dan sebanding dengan perkalian konsentrasi A dan B masing-masing dipangkat dengan bilangan tertentu, misalnya n dan m. Jadi, Pada reaksi ini, n dan m adalah orde reaksi terhadap A dan B. Jumlah n dan m disebut orde reaksi total. Harga n dan m boleh semua bilangan pecahan, negatip dan nol. Reaksi, NO2(g) + CO(g) CO2(g) + NO(g) pada temperatur dibawah 225 C maka, Jadi kecepatan tidak tergantung pada konsentrasi CO tetapi hanya pada NO2 pangkat dua. Jadi reaksi adalah orde 2 terhadap NO2 dan orde nol terhadap CO. Perhatikan bahwa karena koefisien reaksi dengan pangkat NO2 tidak ada hubungan karena koefisien reaksi adalah 1 sedangkan orde reaksi adalah 2. Seperti dijelaskan sebelumnya, orde reaksi ditentukan dari percobaan. Hubungan proporsionalitas (kesebandingan) dapat diubah menjadi kesamaan dengan menggunakan konstanta proporsional, misalnya k. Pada kinetika kimia, k disebut konstanta kecepatan reaksi. Dengan demikian diperoleh hubungan, (4.8) Contohnya, hukum laju reaksi ICl dan H2, 2ICl(g) + H2(g) I2(g) + 2HCl(g) dan pada 230C persamaan hukum lajunya adalah Harga k=0,163 Lmol-1det-l, dan ini berlaku hanya pada suhu 230C. Bila temperaturnya berbeda maka harga k juga berbeda. 3.1 Penentuan hukum laju

Bagaimana cara menentukan hukum laju? Salah satu cara adalah dengan melakukan serangkaian percobaan dengan konsentrasi awal pereaksi berubah secara teratur. Contohnya reaksi, A B, dan , maka jika reaksi adalah orde 1 dapat ditulis, Ini berarti bahwa bila konsentrasi diperbesar 2 kali maka kecepatan juga berubah 2 kali. Jika reaksi adalah orde 2, maka bila konsentrasi diperbesar dua kali diperoleh bahwa kecepatan reaksi berubah 4 kali. 3.2 Konsentrasi dan waktu: waktu paruh Hukum laju menyatakan hubungan antara kecepatan reaksi dengan konsentrasi pereaksi. Selain hubungan ini, juga dapat diperoleh hubungan lain yaitu antara konsentrasi dengan waktu. Contohnya, untuk reaksi orde 1, A produk, dengan , maka dari hubungan dapat diturunkan hubungan, dengan [A]o adalah konsentrasi mula-mula (pada t=0) dan [A]t adalah konsentrasi pada waktu t setelah reaksi berlangsung. Bila reaksi orde 2, dengan maka dapat diturunkan hubungan, Hal yang sama dapat dilakukan untuk reaksi dengan orde lebih tinggi dan reaksi kompleks. Satu besaran penting lain, khususnya untuk reaksi orde 1, adalah waktu-paruh, tl/2, yang didefinisikan dengan waktu yang diperlukan agar pereaksi berkurang setengah dari konsentrasi sebelumnya. Jadi pada t=tl/2, Untuk reaksi orde 1 diperoleh hubungan, Ternyata untuk reaksi orde 1, tl/2 hanya tergantung pada k. Jadi harga t1/2 adalah konstan selama reaksi berlangsung. Untuk reaksi orde 2, dengan diperoleh hubungan, Waktu paruh reaksi orde 2 tergantung pada konsentrasi awal. Karena setiap satu waktu paruh konsentrasi [A]t=1/2[A]o, maka pada waktu paruh pada t=t2 adalah dua kali lebih besar dari waktu paruh pada t=t1, yaitu: Hubungan waktu paruh dengan k dan [A]o untuk reaksi dengan orde lebih tinggi dapat juga diturunkan. 2 Teori Tumbukan Reaksi kimia terjadi bila molekul yang bereaksi saling bertumbukan. Pandangan ini menjadi dasar teori tumbukan pada kinetika kimia. Teori tumbukan menyatakan bahwa kecepatan

reaksi sebanding dengan jumlah tumbukan yang terjadi antara dua molekul yang bertumbukan per detik, jumlah tumbukan Bila kecepatan tergantung pada jumlah tumbukan maka hal ini memberi penjelasan bahwa kecepatan reaksi tergantung pada konsentrasi pereaksi. Namun demikian, bahwa tidak semua tumbukan yang terjadi efektif menghasilkan perubahan kimia. Jumlah fraksi yang efektif menghasilkan reaksi kimia tergantung pada (a) sifat pereaksi dan (b) temperatur. Andaikan reaksi terjadi melalui tumbukan antara dua molekul atau bimolekul, yaitu A + B produk maka kecepatan reaksi sebanding dengan jumlah tumbukan antara molekul A dan B. Jika konsentrasi A dua kali lipat maka jumlah tumbukan juga menjadi dua kali lipat. Atau bila molekul A dua kali lipat maka terdapat molekul A dua kali lipat yang dapat bertumbukan dengan molekul B. Hal yang sama akan terjadi bila jumlah molekul B diperbesar. Maka hukum laju untuk proses tumbukan bimolekul adalah, Bila molekul sejenis dan reaksinya adalah bimolekul, 2A produk

maka hukum laju adalah, Berdasarkan teori tumbukan, jika diketahui bagaimana terjadinya proses tumbukan untuk menghasilkan produk, maka dapat diperkirakan hukum lajunya. Pada proses tumbukan sederhana, pangkat pada hukum laju sama dengan koefisien pada persamaan reaksi proses tumbukan. 3 Mekanisme Reaksi Persamaan reaksi total adalah menyatakan perubahan kimia total yang terjadi jika reaksi telah selesai. Ini tidak berarti bahwa semua pereaksi langsung mengalami perubahan menghasilkan produk. Tetapi perubahan kimia total biasanya merupakan jumlah dari serangkaian reaksireaksi sederhana. Reaksi yang sederhana ini disebut proses elementer. Rangkaian proses elementer yang akhirnya akan menghasilkan produk disebut mekanisme reaksi. Contohnya reaksi, 2NO + 2H2 2H2O + N2 terjadi dengan mekanisme tiga tahap atau tiga proses elementer, 2NO N2O2 (Tahap 1)

N2O2 + H20 N2O + H2

N2O + H2O N2 + H2O

(Tahap 2) (Tahap 3)

Bila ketiga tahap reaksi ini dijumlahkan akan menghasilkan persamaan reaksi total, 2NO + 2H2 2H2O + N2 (Reaksi total) Mekanisme reaksi tidak dapat diperkirakan hanya dari hukum laju (percobaan) atau berdasarkan pemikiran teoritis, tetapi merupakan hasil kombinasi teori dan percobaan. Contohnya, andaikan akan ditentukan mekanisme reaksi, 2A + B C + D Pertama-tama harus ditentukan hukum lajunya. Misalnya, melalui percobaan diperoleh, Kemudian dengan menggunakan prinsip teori tumbukan dicoba diusulkan mekanisme reaksi yang akan memberikan hukum laju yang sama dengan basil percobaan: Bila mekanisme adalah satu tahap dimana 2 molekul A dan 1 molekul B langsung bertumbukan maka proses tumbukan adalah tiga molekul atau termolekul. Jadi, prosesnya adalah, 2A + B C + D dan hukum lajunya adalah, Karena hukum laju yang diperoleh dari usulan mekanisme satu tahap ternyata sesuai dengan basil percobaan, maka dapat dikatakan bahwa mekanisme yang diusulkan atau diperkirakan adalah benar. Tetapi masih perlu dipertanyakan, apakah mekanisme ini masuk akal? Setiap orang yang pernah bermain billiard mengetahui bahwa sangat sukar terjadi bila 3 bola billiard bertumbukan bersamaan dan hanya satu suara tumbukan yang terdengar. Tumbukan termolekul yang demikian adalah mustahil. Contoh 1: Amonia dapat dibakar sesuai dengan reaksi. 4NH3(g) + 5O2(g) 4NO + 6H2O(g) Andaikan bahwa pada suatu saat selama reaksi, amonia bereaksi dengan kecepatan 0,24 molLl det-1. Tentukan: (a) kecepatan reaksi terhadap oksigen, (b) Berapa kecepatan pembentukan H2O. Penyelesaian

Dalam menyelesaikan soal ini digunakan koefisien persamaan reaksi untuk mengkonversi hubungan jumlah mol pereaksi dan produk. Jadi bila diketahui, Bila kecepatan dituliskan dengan, maka faktor konversi untuk kecepatan perubahan oksigen dan air terhadap amonia, masingmasing adalah, dan sehingga, 1 Kecepatan pengurangan oksigen adalah, 2 Kecepatan pembentukan air adalah, Tanda (-) dan (+) masing-masing menyatakan konsentrasi berkurang dan bertambah. Contoh 2: Data yang diperoleh dari serangkaian percobaan untuk reaksi oksida nitrit dengan bromina pada 273C, 2NO(g) + Br2(g) 2NOBr(g) adalah,
Percobaan Konsentrasi awal (mol/L) NO Br2 0,10 0,20 0,30 0,10 0,10 12 24 36 48 108 Kecepatan awal pembentukan NOBr (mol L-1det-1)

1. 1. 1. 1. 1.

0,10 0,10 0,10 0,20 0,30

Tentukan hukum laju dan konstanta laju reaksi dengan menggunakan data percobaan ini. Penyelesaian

Bentuk hukum laju untuk reaksi di atas adalah, Untuk menentukan harga n dan m maka harus mempelajari bagaimana kecepatan reaksi berubah bila salah satu pereaksi berubah sedangkan pereaksi yang lain tetap. Dengan strategi demikian maka akan diperoleh, n = 2 dan m = 1 sehingga hukum laju adalah, Konstanta laju dapat dihitung dangan menggunakan salah satu data parcobaan, misalnya percobaan 1, yaitu: Harga k lain dari data percobaan 2,3,4, dan 5, adalah hampir sama, sehingga disebut konstanta laju. Jadi, harga k adalah rata-rata dari kelima harga k. Contoh 3: Pada 400C, konversi siklopropana (SP) menjadi propilen merupakan reaksi orde 1 dan mempunyai harga konstanta kecepatan 1,16.10-6 det-l. Jika konsentrasi awal siklopropana adalah 1,0.l0-2 mol/L, berapa konsentrasinya setelah reaksi berlangsung 24 jam. Penyelesaian Karena reaksi adalah orde 1, maka berlaku hubungan: atau, Contoh 4: Dekomposisi N2O5 yang larut dalam CCl4 pada 45C adalah reaksi orde 1 dengan perubahan kimia 2N2O5 4NO2 + O2 Konsentrasi N2O5 mula-mula adalah 1,0.10 mol/L. Setelah reaksi berlangsung 3 jam, konsentrasi N2O5 menjadi 1,21.10-3 mol/L. Berapa waktu paruh N2O5 (dalam menit). Penyelesaian Untuk menentukan waktu paruh harus diketahui berapa harga konstanta laju k. Karena reaksi adalah orde 1 maka dari persamaan, diperoleh,

atau, Waktu paruh adalah, Contoh 5: Mekanisme dekomposisi NO2Cl diperkirakan berlangsung dalam dua tahap, yaitu: NO2Cl NO2 + Cl NO2Cl + Cl NO2Cl2 (Tahap 2) Bagaimana hukum laju yang akan diperoleh dari hasil eksperimen jika reaksi tahap pertama adalah lambat dan tahap kedua berlangsung cepat. Penyelesaian Jika reaksi tahap pertama adalah lambat berarti merupakan tahap penentu kecepatan. Hukum laju reaksi total harus sama dengan hukum laju tahap penentu kecepatan. Molekul NO2Cl yang terlibat dalam reaksi hanya satu, maka hukum laju untuk reaksi tahap pertama sama seperti reaksi total, yaitu: (Tahap 1-lambat)

Contoh 6: Pada 300C, konstanta laju untuk reaksi dekomposisi siklopropana menjadi propilen adalah 2,4l.l0-l0 det-1. eSedangkan epada e400C konstanta laju adalah k = 1,16.10-6 det-1. Tentukan harga energi aktivasi (dalam kJ/mol), Ea, dan konstanta A pada persamaan Arhenius untuk reaksi ini. Penyelesaian Harga Ea dapat diperoleh dengan mensubstitusi harga-harga konstanta laju k1 dan k2, masingmasing pada temperatur Tl dan T2 ke dalam persamaan, sehingga diperoleh, Atau energi aktivasi, Ea = 270 kJ/mol Cara termudah untuk menghitung A adalah dari hubungan, Dengan menggunakan harga k1 dan T1, maka diperoleh:

A = 9,9.1014 det-1 Catatan, bahwa satuan A harus sama dengan satuan k. 1. 2. 3. Sebut 4 faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi. Jelaskan pengaruh ukuran partikel pada kecepatan reaksi heterogen. Sebutkan 5 jenis reaksi yang terjadi di sekitar anda dan bandingkan kecepatannya.

4. Reaksi dan kondisi reaksi mana yang akan memberikan kecepatan pembentukan gas H2 yang lebih besar? (a) Magnesium atau besi dalam 1,0 M HCl. (b) Zinkum dalam 1,0 M HCl atau dalam 0,1 M HCl. (c) 1 g bubuk zinkum da1am 1,0 M HCl atau 1,0 g batangan zinkum dalam 1,0 M HCl. (d) Sepotong paku dalam 1,0 M HCl pada 25C atau dalam 1,0 M HC1 pada 40C. ` 5. Reaksi pembakaran gas metana adalah,

CH4(g) + CO2(g) CO2(g) + 2H2O(g) Jika kecepatan pembakaran metana adalah 0,16 molL-1det-l, berapa kecepatan pembentukan CO2 dan H2O. 6. Apa yang dimaksud dengan hukum laju. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi besarnya tetapan laju reaksi. 7. 3. Sebutkan satuan konstanta laju: (a) reaksi orde 1, (b) reaksi orde 2, dan (c) reaksi oks-

8. Kecepatan berkurangnya CO dari atmosfer bumi oleh jamur di dalam tanah adalah konstan. Berapa orde reaksi proses ini. 9. Untuk setiap reaksi berikut, ungkapkan kecepatan reaksi terhadap pereaksi dan produk: (a) 4NH3 + O2 2H2O, (b) NO + O3 NO2 + O2, (c) NOCl 2NO + C12, dan (d) H2O2 + H2 2H2O 10. Kecepatan sesaat pembentukan N2 untuk reaksi,

4NH3(g) + 3O2(g) 2N2(g) + 6H2O

adalah 0,68 m01L-1dst-l. Tsntukan kecepatan: (a) pembentukan air (b) pengurangan NH3

11. Bagaimana teori tumbukan menerangkan ketergantungan kecepatan pada konsentrasi pereaksi. 12. Apa yang dimaksud dengan mekanisme reaksi?

13. Propana, C3H8, adalah bahan bakar yang banyak digunakan untuk memasak dan dikenal sebagai LPG. Pembakaran propana tidak mungkin terjadi dengan mekanisme satu tahap. Jelaskan kenapa? Reaksinya adalah: C3H8 + CO2(g) 3CO2(g) + 4H2O(g) 14. Salah satu reaksi di tempat udara yang telah terpolusi adalah reaksi nitrogen dioksida, NO2, dengan ozon, O3, dengan reaksi: NO2(g) + O3(g) NO2(g) + O2(g) Data hasil percobaan pada 25C adalah:
Konsentrasi awal NO2 Konsentrasi awal (mol/L) Kecepatan awal

O3 (mol/L)
5,0.10
-5

pembentukan O2
0,022

1,0.10

-5

5,0.10-5 2,5.10-5

2,0.10-5 2,0.10-5

0,044 0,022

(a) Bagaimana hukum laju reaksi, (b) Tentukan harga konstanta laju. 15. Salah satu reaksi yang terjadi di udara terpolusi di daerah urbanisasi adalah,

2NO2(g) + O3(g) N2O5(g) + O2(g) Diperkirakan bahwa dalam mekanisme reaksi terjadi spesies molekul NO3. Hukum laju yang diperolah untuk reaksi di atas adalah, v = k.[NO2][O3] Usulkan mekanisme untuk reaksi ini.

16. Bagaimana orientasi molekul dalam ruang dapat mampengaruhi keefektifan tumbukan antara molekul untuk menghasilkan perubahan kimia. Jelaskan. 17. Insekta yaitu binatang berdarah dingin dimana temperatur tubuhnya cenderung mengikuti perubahan temperatur lingkungan sangat lembam atau melempem pada cuaca dingin. Berdasarkan kinetika kimia, jelaskan fenomena ini. 18. Asam nitrat adalah salah satu bahan kimia terpenting di dunia. Salah satu penggunaan utama adalah bahan pembuatan pupuk. Produksi HNO3 per tahun adalah kira-kira 14 juta pom (1,4,1014 lb) dan dihasilkan dari oksidasi amonia. Reaksi ini menghasilkan NO dan kemudian bereaksi dengan oksigen membentuk NO2. NO2 akhirnya bereaksi dengan air membentuk asam nitrat. Oksidasi NO manjadi NO2 adalah menurut reaksi, 2NO(g) + O2(g) 2NO2(g) dan mempunyai hukum laju, V = k.[NO]2[O2] Perkirakan mekanisme yang mungkin untuk reaksi ini. 1. 2. 3. Mengapa radikal bebas membahayakan organisme hidup? Mengapa reaksi rantai sering sangat cepat? Apa perbedaan katalis homogen dan katalis heterogen?

4. Mengapa ide teori tumbukan tidak dapat digunakan untuk memperkirakan hukum laju reaksi kimia? Apa yang harus diketahui untuk memperkirakan hukum laju? 5. Dalam memasak telor terjadi denaturasi protein albumin, dan waktu yang diperlukan untuk mencapai tingkat denaturasi tertentu berbanding terbalik dengan konstanta kecepatan proses. Reaksi ini mempunyai energi aktivasi tinggi, Ea = 418 kJ/mol. Tentukan berapa lama waktu diperlukan untuk memasak telor di atas pegunungan Mckinley di Alaska bila tekanan atmosfer adalah 355 torr (atm). 6. Pengembangan bayangan fotografik pada film adalah suatu proses pengontrolan kinetika reduksi perak-halida dengan pengembang (developer). Waktu yang diperlukan untuk pengembangan pada temperatur tertentu berbanding terbalik dengan konstanta kecepatan proses. Data di bawah ini adalah waktu pengembangan untuk film Tri-X Kodak menggunakan pengembang D-76 Kodak. Perkirakan energi aktivasi proses pengembangan (dalam kJ/mol). Perkirakan waktu pengembangan pada temperatur 15C.
Suhu/C Waktu Pengembangan /menit

18 20 21 22 24

10 9 8 7 6

25. Klorofluorokarbon, CFC, adalah senyawa yang mengandung karbon, klor dan fluor (contohnya, CCl2F2). Di atmosfer atas, molekul ini bereaksi dan akan merusak ozon yaitu zat pelindung bumi dari radiasi ultraviolet dan panas. Penurunan jumlah ozon yang tajam terjadi di kutub selatan selama musim dingin Antartika. Ozon yang hilang kira-kira 80% dengan reaksi: (a) ClO + ClO Cl2O2 (c) Cl + O3 ClO + O2 (b) Cl2O2 + hv Cl + ClOO (d) ClOO Cl + O2

Bagaimana reaksi perubahan total. Jelaskan mengapa CFC dalam jumlah kecil di stratosfer dapat menurunkan konsentrasi ozon cukup besar.

You might also like