You are on page 1of 20

MAKALAH BAHASA INDONESIA D I S U S U N OLEH Bosna Trimanta (06) Ezra Simatupang(13) Kevin (18) Nicholas V (23) Pintho T (26)

Ricky Butar-butar(30) Roni okfiyani(31) Tansen barasa(33)

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Saya juga bersyukur atas berkat rezeki dan kesehatan yang diberikan kepada saya sehingga saya dapat mengumpulkan bahan bahan materi makalah ini dari internet. Saya telah berusaha semampu saya untuk mengumpulkan berbagai macam bahan tentang Kewarganegaraan. Saya sadar bahwa makalah yang saya buat ini masih jauh dari sempurna, karena itu saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini menjadi lebih baik lagi. Oleh karena itu saya mohon bantuan dari para pembaca, Demikianlah makalah ini saya buat, apabila ada kesalahan dalam penulisan, saya mohon maaf yang sebesarnya dan sebelumnya saya mengucapkan terima kasih.

Klausa adalah satuan gramatikal, berupa sekolompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri dari subjek (s) dan prediket (p) dan mempunyai potensi untuk menjadi kalimat. Klausa adalah unsur kalimat karena sebagian besar kalimat terdiri dari dua unsur klausa. Unsur inti klausa adalah s dan p. Namun demikian s juga sering dibuangkan, misalnya dalam kalimat luas sebagai akibat dari penggabungan klausa dan kalimat jawaban.

Ada tiga hal yang dapat mengklasifikasikan klausa. Ketiga dasar itu adalah 1. Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya mengacu pada hadir tidaknya unsur inti klausa yaitu S dan P. Dengan demikian, unsur ini klausa yang bisa tidak hadir adalah S. Sedangkan P unsur inti klausa selalu hadir. Atas dasar itu, maka hasil klasifikasi klausa berdasarkan unsur internnya. 2. Klasifikasi klausa berdasarkan kategori frasa yang menduduki fungsi P, contoh : mahasiswa itu belum mengerjakan tugas. 3. Klasifikasi klausa berdasarkan ada tidaknya unsur negasi yang mengaktifkan P, klausa positif ialah klausa yang ditandai tidak adanya unsur negasi yang mengaktifkan P. Contoh : mahasiswa itu mengerjakan tugas. 1. Jenis-Jenis Klausa Ada tiga hal yang dapat mengklasifikasikan klausa. Ketiga dasar itu adalah 1. Klasifikasi klausa berdasarkan struktur internnya mengacu pada hadir tidaknya unsur inti klausa yaitu S dan P. Dengan demikian, unsur ini klausa yang bisa tidak hadir adalah S. Sedangkan P unsur inti klausa selalu hadir. Atas dasar itu, maka hasil klasifikasi klausa berdasarkan unsur internnya. 2. Klasifikasi klausa berdasarkan kategori frasa yang menduduki fungsi P, contoh : mahasiswa itu belum mengerjakan tugas. 3. Klasifikasi klausa berdasarkan ada tidaknya unsur negasi yang mengaktifkan P, klausa positif ialah klausa yang ditandai tidak adanya unsur negasi yang mengaktifkan P. Contoh : mahasiswa itu mengerjakan tugas. 1.1 Klasifikasi klausa berdasarkan kategori frasa yang menduduki fungsi P. Dapat diklasifikasikan menjadi : 1. Klausa nomina adalah klausa yang P-nya berupa frasa nomina. Contoh : dia seorang sukarelawan. 2. Klausa verba adalah klausa yang P-nya berupa frasa verba. Contoh : dia membantu para korban banjir. 3. Klausa adjective adalah klausa yang P-nya berupa frasa adjective. Contoh : gedung itu sangat tinggi. 4. Klausa numeralia adalah klausa yang P-nya berupa frasa numeralia. Contoh : mahasiswanya sembilan orang. 5. Klausa preposiona adalah klausa yang P-nya berupa frasa preposiona. Contoh : baju saya di dalam lemari. 6. Klausa pronomial adalah klausa yang P-nya berupa frasa pronomial. Contoh : hakim memutuskan bahwa dialah yang bersalah. 1.2 Klasifikasi klausa berdasarkan potensinya untuk dijadikan kalimat dapat dibedakan atas :

1. klausa bebas adalah klausa yang memiliki kalimat mayor, atau sebuah kalimat yang merupakan bagian dari kalimat yang lebih besar. Contoh : semua orang mengatakan bahwa dia yang bersalah. 2. Klausa terikat adalah klausa yang tidak memiliki potensi untuk menjadi kalimat mayor, hanya berpotensi menjadi kalimat minor. Kalimat minor adalah konsep yang merangkim panggilan. Contoh : semua murid sudah pulang, kecuali yang dihukum. 1.3 Klasifikasi klausa berdasarkan kriteria latarnya dalam kalimat klausa dapat dibedakan atas 1. Klausa atasan adalah klausa yang tidak menduduki fungsi sintaksis dari klausa lainnya. Contoh : ketika paman datang, kami sedang belajar. 2. Klausa bawahan adalah klausa yang menduduki fungsi sintaksis atau menjadi unsur dari klausa lainnya. Contoh : dia mengira bahwa hari ini akan hujan. 1. Analisis Klausa Klasifikasi dapat dibedakan atas tiga dasar, yaitu : 1. Berdasarkan fungsi unsur-unsurnya. 2. Berdasarkan kategori kata atau frase yang menjadi unsurnya. 3. Berdasarkan makna unsur-unsurnya.

Kkasifikasi Kalimat Berdasarkan Jumlah dan Jenis Klausa pada Dasar 1. kalimat tunggal 2. kalimat bersusun 3. kalimat majemuk 1. Kalimat Tunggal yaitu kalimat yang terdiri dari satu klausa bebas tanpa klausa terikat. Misalnya: Saya makan. Nenek makan sirih. Anak itu menangis. Hatinya senang. Guru menasihati si Bolot. Orang tua mereka petani. 2. Kalimat bersusun yaitu kalimat yang terdiri dari satu klausa bebas dan sekurang-kurangnya satu klausa terikat. Misalnya: Saya bangun sebelum ayam berkokok. Mereka memaafkan kamu seandainya kamu mengaku. Para siswa bersorak setelah membaca pengumuman itu. 3. Kalimat majemuk yaitu kalimat yang terdiri dari beberapa klausa bebas. Misalnya: Paman membeli sebidan sawah, lantas dia menyuruh adiknya memaculnya.

Dia mengajar di SMAN 1 Pinggir, sedangkan saya mengajar di SMA IT Mutiara Duri. Ayah membaca buku, Ahim belajar mengaji, dan Imron membantu bunda di dapur.

2. Pengertian dan apa itu kalimat sudah dibahas sebelumnya (klik di sini) . Berikut ini adalah jenis-jenis kalimat yang dapat digolongkan ke dalam beberapa kelompok. 3. A. Berdasarkan Pengucapan 4. Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu: 5. 1. Kalimat Langsung 6. Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang. Kalimat langsung juga dapat diartikan kaliamt yang memberitakan bagaimana ucapan dari orang lain (orang ketiga). Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda petik dua (.) dan dapat berupa kalimat tanya atau kalimat perintah. 7. Contoh: 8. - Ibu berkata: Rohan, jangan meletakkan sepatu di sembarang tempat! 9. - Saya gembira sekali,kata ayah,karena kamu lulus ujian. 10. 2. Kalimat Tak Langsung 11. Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan atau perkataan orang lain. Kalimat tak langsung tidak ditandai lagi dengan tanda petik dua dan sudah dirubah menjadi kalimat berita. 12. Contoh: 13. - Ibu berkata bahwa dia senang sekali karena aku lulus ujian. 14. - Kakak berkata bahwa buku itu harus segera dikembalikan. 15. . 16. B. Berdasarkan Jumlah Frasa (Struktur Gramatikal) 17. Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

18. 1. Kalimat Tunggal 19. Kallimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola (klausa) yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat dasar sederhana. Kalimatkalimat yang panjang dapat dikembalikan ke dalam kalimat-kalimat dasar yang sederhana dan dapat juga ditelusuri p0la-pola pembentukannya. Pola-pola kalimat dasar yang dimaksud adalah: 20. * KB + KK (Kata Benda + Kata Kerja) 21. Contoh: Victoria bernyanyi 22. . S P 23. * KB + KS (Kata Benda + Kata Sifat) 24. Contoh: Ika sangat rajin 25. . S P 26. * KB + KBil (Kata Benda + Kata Bilangan) 27. Contoh: Masalahnya seribu satu. 28. . S P 29. Kalimat tunggal dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu: 30. 1. Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda. 31. Contoh : Saya siswa kelas VI. 32. 2. Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja. 33. Contoh : Adik bernyanyi. 34. Setiap kalimat tunggal di atas dapat diperluas dengan menambahkan kata-kata pada unsurunsurnya. Dengan penambahan unsur-unsur itu, unsur utama dari kalimat masih dapat dikenali. Suatu kalimat tunggal dapat diperluas menjadi dua puluh atau lebih. Perluasan kalimat tesebut terdiri atas: 35. 1. Keterangan tempat, seperti di sini, dalam ruangan tertutup, lewat Bali, sekeliling kota. 36. 2. Keterangan waktu, seperti: setiap hari, pada pukul 21.00, tahun depan, kemarin sore, minggu kedua bulan ini. 37. 3. Keterangan alat (dengan + kata benda), seperti: dengan linggis, dengan undang-undang itu, dengan sendok, dengan wesel pos, dengan cek. 38. 4. Keterangan modalitas, seperti: harus, barangkali, seyogyanya. sesungguhnya, sepatutnya.

39. 5. Keternagan cara (dengan + kata sifat/kata kerja), seperti: dengan hati-hati, seenaknya saja, selekas mungkin. 40. 6. Keterangan aspek, seperti akan, sedang, sudah, dan telah. 41. 7. Keterangan tujuan, seperti: agar bahagia, untuk anaknya, supaya aman, bagi mereka. 42. 8. Keterangan sebab, seperti: karena rajin, sebab berkuasa, lantaran panik. 43. 9. Keterangan aposisi adalah keterangan yang sifatnya menggantikan, seperti: penerima Sepatu Emas, David Beckham. 44. 10. Frasa yang, seperti: mahasiswa yang IP-nya 3 ke atas, pemimpin yang memperhatikan rakyat. 45. Contoh perluasan kalimat tunggal adalah: 46. 1. Victoria akan bernyanyi di Las Vegas. 47. 2. Masalahnya seribu satu yang belum terpecahkan. 48. 3. Ika sangat rajin menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya. 49. 2. Kalimat Majemuk 50. Kalimat majemuk terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan baik kordinasi maupun subordinasi. Kalimat majemuk dapat dibedakan atas 3 jenis, yaitu: 51. 2.1. Kalimat Majemuk Setara (KMS) 52. Kalimat ini terbentuk dari 2 atau lebih kalimat tunggal dan kedudukan tiap kalimat sederajat. Kalimat majemuk setara dapat dikelompokkan ke dalam beberapa bagian, yaitu: 53. * KMS Penggabungan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata dan atau serta. 54. Contoh: 55. - Kami mencari bahan dan mereka meramunya. 56. - Ratih dan Ratna bermain bulu tangkis di halaman rumah. 57. * KMS Pertentangan. Dua kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata tetapi,sedangkan, namun, melainkan. Kedua kalimat tersebut menunjukkan hubungan pertentangan. 58. Contoh:

59. - Indonesia adalah negara berkembang, sedangkan jepang termasuk negara yang sudah maju. 60. - Bukan saya memecahkan gelas itu, melainkan kakak. 61. * KMS Pemilihan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kataatau. 62. Contoh: 63. - Makalah ini harus dikumpukan besok atau minggu depan. 64. - Aku atau dia yang akan kamu pilih. 65. * KMS Penguatan. Dua atau lebih kalimat tunggal dihubungkan dengan katabahkan. 66. Contoh: 67. - Dia tidak hanya cantik, bahkan dia juga sangat baik hati. 68. - Pencuri itu tidak hanya dipukuli oleh masa, bahkan dia disiksa dengan sadis. 69. * KMS yang dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata lalu dan kemudian, untuk menandakan suatu kejadian yang berurutan. 70. Contoh: 71. - Mula-mula disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SD, kemudian disebutkan namanama juara melukis tingkat SMP. 72. 2.2 Kalimat Majemuk Bertingkat (KMB) 73. Kalimat majemuk setara terdiri atas satu suku kaliamat bebas dan satu suku kalimat yang tidak bebas. Kedua kalimat tersebut memiliki pola hubungan yang tidak sederajat. Bagian yang memiliki kedudukan lebih penting (inti gagasan) disebut sebagai klausa utama (induk kalimat). Bagian yang lebih rendah kedudukakannya disebut dengan klausa sematan (anak kalimat). 74. Ada beberapa penanda hubungan / konjungsi yang dipergunakan oleh kalimat majemuk bertingkat, yaitu: 75. 1. Waktu : ketika, sejak 76. 2. Sebab: karena, Olehkarenaitu, sebab, oleh sebab itu 77. 3. Akibat: hingga, sehingga, maka 78. 4. Syarat: jika, asalkan, apabila 79. 5. Perlawanan: meskipun, walaupun

80. 6. Pengandaian: andaikata, seandainya 81. 7. Tujuan: agar, supaya, untukbiar 82. 8. Perbandingan: seperti, laksana, ibarat, seolaholah 83. 9. Pembatasan: kecuali, selain 84. 10. Alat: dengan+ katabenda: dengan tongkat 85. 11. Kesertaan: dengan+ orang 86. Contoh: 87. - Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, para hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu. 88. Induk kalimat: Para hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu. 89. Anak kalimat: Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern. 90. 2.3 Kalimat Majemuk Campuran 91. Kalimat majemuk campuran terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat atau kebalikannya. 92. Contoh: 93. - Karena hari sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang. 94. KMS: Kami berhenti dan langsung pulang. 95. KMC: Kami berhenti karena hari sudah malam. 96. . Kami langsung pulang karena hari sudah malam.h

97. - Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai. 98. KMS: Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja. 99. KMB: Mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai. 100. 101. 102. 103. . C. Berdasarkan Isi atau Fungsinya Kalimat dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu: 1. Kalimat Perintah

104. Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah biasanya diakhiri dengan tanda seru (!) dalam penulisannya. Sedangkan dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan intonasi tinggi. 105. 106. 107. 108. 109. 110. Macam-macam kalimat perintah : * Kalimat perintah biasa, ditandai dengan partikel lah. Contoh : Gantilah bajumu ! * Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan. Contoh Jangan membuang sampah sembarangan ! * Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan.

111. Contoh : Tolong temani nenekmu di rumah ! 112.2. Kalimat Berita 113.Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu. Dalam penulisannya, biasanya diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya dilakukan dengan intonasi menurun. Kalimat ini mendorong orang untuk memberikan tanggapan. 114.Macam-macam kalimat berita : 115. * Kalimat berita kepastian 116.Contoh : Nenek akan datang dari Bandung besok pagi. 117. * Kalimat berita pengingkaran 118. Contoh : Saya tidak akan datang pada acara ulang tahunmu.

119.* Kalimat berita kesangsian 120. Contoh : Bapak mungkin akan tiba besok pagi.

121.* Kalmat berita bentuk lainnya 122. Contoh : Kami tidak taahu mengapa dia datang terlambat.

123. 3. Kalimat Tanya 124. Kalimat tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri dengan tanda tanya(?) dalam

penulisannya dan dalam pelafalannya menggunakan intonasi menurun. Kata tanya yang dipergunakan adalah bagaimana, dimana, berapa, kapan. 125. 126. 127. Contoh: - Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan disainnya? - Kapan Becks kembali ke Inggris?

128. 4. Kalimat Seruan 129. Kalimat seruan adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapakan perasaa yang kuat atau yang mendadak. Kalimat seruan biasanya ditandai dengan intonsi yang tinggi dalam pelafalannya dan menggunakan tanda seru (!) atau tanda titik (.) dalam penulisannya. 130. Contoh:

131.- Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa. 132. 133. 134. 135. - Bukan main, eloknya. . D. Berdasarkan Unsur Kalimat Kalimat dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:

136. 1. Kalimat Lengkap 137. Kalimat lengkap adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri dari satu buah subyek dan satu buah predikat. Kalimat Majas termasuk ke dalam kalimat lengkap. 138. 139. 140. Contoh : - Mahasiswa berdiskusi di dalam kelas. . S P K

141.- Ibu mengenakan kaos hijau dan celana hitam. 142. . S P O

143. 2. Kalimat Tidak Lengkap 144. Kalimat tidak lengkap adalah kalimat yang tidak sempurna karena hanya memiliki subyek saja, atau predikat saja, atau objek saja atau keterangan saja. Kalimat tidak lengkap biasanya berupa semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan dan kekaguman. 145. Contoh:

146. 147. 148. 149. 150.

- Selamat sore - Silakan Masuk! - Kapan menikah? - Hei, Kawan .

151. E. Berdasarkan Susunan S-P 152. Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu: 153. 1. Kalimat Versi

154. Kalimat versi adalah kalimat yang predikatnya mendahului subjeknya. Kata atau frasa tertentu yang pertama muncul akan menjadi kunci yang akan mempengaruhi makna untuk menimbulkankesan tertentu, dibandingkan jika kata atau frasa ditempatkan pada urutan kedua. Kalimat ini biasanya dipakau untuk penekanan atau ketegasan makna. 155. 156. 157. 158. 159. Contoh: - Ambilkan koran di atas kursi itu! . P S - Sepakat kami untuk berkumpul di taman kota. . S P K

160. 2. Kalimat Inversi 161.Kalimat inversi adalah kalimat yang susunan dari unsur-unsur kalimatnya sesuai dengan pola kalimat dasar bahasa Indonesia (S-P-O-K). 162. 163. 164. 165. 166. 167. 168. 169. 170. Contoh: - Penelitian ini dilakukan mereka sejak 2 bulan yang lalu. . S P O K - Aku dan dia bertemu di cafe ini. . S P K . F. Berdasarkan Bentuk Gaya Penyajiannya (Retorikanya) Kalimat dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu: 1. Kalimat Yang Melepas

171. Kalimat yang melepas terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh unsur utama (induk kalimat) dan diikuti oleh unsur tambahan (anak kalimat). Unsur anak kalimat ini seakan-akan dilepaskan saja oleh penulisnya. Jika unsur anak kalimat tidak diucapkan, kalimat itu sudah bermakna lengkap. 172. 173. Contoh; - Saya akan dibelikan vespa oleh Ayah jika saya lulus ujian sarjana.

174. - Semua warga negara harus menaati segala perundang-undangan yang berlaku agar kehidupan di negeri ini berjalan dengan tertib dan aman. 175. 176. 2. Kalimat yang Klimaks Kalimat klimaks terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh anak

kalimat dan diikuti oleh induk kalimat. Kalimat belum dapat dipahami jika hanya membaca anak kalimatnya. Sebelum kalimat itu selesai, terasa masih ada sesuatu yang ditunggu, yaitu induk kalimat. Oleh karen itu, penyajian kalimat ini terasa berklimaks dan terasa membentuk ketegangan. 177.Contoh: 178. 179. - Karena sulit kendaraan, ia datang terlambat ke kantornya. - Setelah 1.138 hari disekap dalam sebuah ruangan akhirnya tiga sandera warga

negara Prancis itu dibebaskan juga.3. 180. 3. Kalimat Yang Berimbang 181. Kalimat yang berimbang disusun dalam bentuk kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk campuran, Struktur kalimat ini memperlihatkan kesejajaran yang sejalan dan dituangkan ke dalam bangun kalimat yang simetri. 182. Contoh:

183. - Bursa saham tampaknya semakin bergairah, investor asing dan domestik berlomba melakukan transaksi, dan IHSG naik tajam. 184. - Jika stabilitas nasional mantap, masyarakat dapat bekerja dengan tenang dan dapat beribadat dengan leluasa. 185. 186. 187. 188. . G. Berdasarkan Subjeknya Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu: 1. Kaliamat Aktif

189. Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja yang berawalan me- dan ber-. Predikat juga dapat berupa kata kerja aus (kata kerja yang tidak dapat dilekati oleh awalan mesaja), misalnya pergi, tidur, mandi, dll (kecuali makan dan minum). 190. Contoh:

191.- Mereka akan berangkat besok pagi. 192. 193. - Kakak membantu ibu di dapur. Kalimat aktif dibedakan menjadi 2, yaitu:

194. 1.1 Kalimat Aktif Transitif 195. Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang dapat diikuti oleh objek penderita (O1). Predikat pada kalimat ini biasanya berawalam me- dan selalu dapatt dirubah menjadi kalimat pasif. 196. 197. Contoh: Eni mencuci piring. . S P O1

198. 1.2 Kalimat Aktif Intransitif 199. Kalimat aktif intransitif adalah kalimat yang tidak dapat diikuti oleh objek penderita (O1). Predikat pada kalimat ini biasanya berawaln ber-. Kalimat yang berawalan me- tidak diikuti dengan O1. Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kalimat pasif. 200. 201. 202. 203. 204. 205. 206. Contoh: - Mereka berangkat minggu depan. . S P K - Amel menangis tersedu-sedu di kamar. . S P K 1.3 Kalimat Semi Transitif Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kal pasif karena disertai oleh pelengkap

bukan objek. 207. 208. 209. 210. 211.. Contoh: - Dian kehilangan pensil. . S P Pel. - Soni selalu mengenderai sepeda motor ke kampus. P Pel K

212. 2. Kalimat Pasif 213. Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja berawalan di- dan ter- dan diikuti oleh kata depan oleh. 214. 215. Kalimat pasif dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu: 2.1 Kalimat Pasif Biasa

216. Kalimat pasif ini biasanya diperoleh dari kalimat aktif transitif. Predikat pada kalimat ini berawalan di-,ter-,ke-an. 217. 218. 219. Contoh: - Piring dicuci Eni. . S P O2

220. 2.2 Kalimat Pasif Zero 221. Kalimat pasif zero adalah kalimat yang objek pelakunya(O2) melekat berdekatan dengan O2 tanpa disisipi dengan kata lain. Predikat pada kalimat ini berakhiran -kan dan akan terjadi penghilangan awalan di-. Predikatnya juga dapat berupa kata dasar berkelas kerja kecuali kata kerja aus. Kalimat pasif zero ini berhubungan dengan kalimat baku. 222. 223. 224. 225. 226. 227. 228. 229. 230. 231. 232. Contoh: - Ku pukul adik. . O2 P S

- Akan saya sampaikan pesanmu. . O2 P S Cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif : 1. Subjek pada kalimat aktif dijadikan objek pada kalimat pasif. 2. Awalan me- diganti dengan di-. 3. Tambahkan kata oleh di belakang predikat. Contoh : Bapak memancing ikan. (aktif) . Ikan dipancing oleh bapak. (pasif)

233. 4. Jika subjek kalimat akrif berupa kata ganti maka awalan me- pada predikat dihapus, kemudian subjek dan predikat dirapatkan.

234. 235.
236. S

Contoh : Aku harus memngerjakan PR. (aktif) . PR harus kukerjakan. (pasif)

A.Pembagian Kalimat Berdasarkan Bangun Kalimat 1.Tipe kalimat Pembagian kalimat berdasarkan bangun kalimat maksudnya adalah pengelompokan kalimat berdasarkan susunan unsur-unsur yang menduduki fungsi tertentu dalam kalimat. Dalam Pembagian ini, Fokker menggunakan istilah tipe-tipe kalimat penting. Menurut Fokker, tipe-tipe kalimat bahasa Indonesia terdiri atas sembilan macam yaitu: (a) tipe kalimat pertama, (b) tipe kalimat kedua, (c) tipe kalimat ketiga, (d) tipe kalimat keempat, (e) tipe kalimat kelima, (f) tipe kalimat keenam, (g) tipe kalimat ketujuh, (h) tipe kalimat kedelapan, dan (i) tipe kalimat kesembilan. 2.Kalimat Luas Pembagian lain yang masih berhubungan dengan bangun kalimat adalah pembagian kalimat luas yang terdiri atas: (a) kalimat luas I, (b) kalimat luas II, dan (c) kalimat luas III. a.Kalimat Luas I Kalimat luas I adalah kalimat yang hubungan antara S dan P merupakan hubungan/relasi temporal, relasi kausal, relasi kondisional, relasi final, relasi konsesif, relasi sirkumstansial, dan relasi konsekutif. Relasi temporal menggunakan kata-kata penghubung seperti: sebelum, sampai, (se)hingga, ketika, tatkala, (se)waktu, (se)masa, demi, sambil, seraya, dan lain-lain. Contoh kalimatnya: (1)Semenjak orang tuamu meninggal, aku yang menjaga engkau. Relasi kondisional terjadi apabila dalam bagian kalimat yang satu diungkapkan syarat untuk berlakunya sesuatu yang diungkapkan dalam bagian kalimat yang lain. Contoh kalimatnya: (2)Terlambat sedikit mengerjakan perintah, sudah kena. Relasi final adalah relasi yang menyatakan tujuan dari sesuatu yang diungkapkan pada bagian lain. Untuk menyatakan relasi final digunakan kata penghubung diantaranya: untuk, guna, agar, supaya, dan

lain-lain. Contoh kalimatnya: (3)Saya dibawa keliling untuk melihat-lihat rumah. Relasi konsesif adalah apabila dalam bagian kalimat yang satu, sesuatu diterima, diakui atau dianggap, yang bertentangan dengan isi bagian yang lain, tetapi ia tidak dapat mempengaruhi. Contoh kalimatnya: (4)Sebesar-besar luka, niscaya akan sembuh juga. Relasi sirkumstansial terjadi apabila bagian kalimat yang pertama menyatakan keadaan terjadinya sesuatu yang disebutkan dalam bagian yang lain. Contoh kalimatnya: (5)Tanpa dibaca lagi, surat itu dibungkusnya. Relasi konsekutif adalah relasi yang menunjukkan akibat dari sesuatu yang diungkapkan pada bagian bagian lain. Contoh kalimatnya: (6)Tentu ada yang penting, maka ia datang ke sini. b.Kalimat Luas II Kalimat luas II merupakan kalimat hasil merapatkan dua kalimat atau lebih yang setara. Contoh kalimatnya: (7)Penduduk banyak merantau, mencari rezeki di negeri lain. c.Kalimat Luas III Kalimat luas III adalah kalimat yang dirapatkan dari kalimat-kalimat lain oleh elips. Contoh kalimatnya: (8)Bunyi orang bertepuk tangan dengan hebat terdengar sampai di sini. B.Pembagian Kalimat Berdasarkan Intonasi Berdasarkan intonasinya kalimat bahasa Indonesia terdiri atas lima macam yaitu: (a) kalimat pertanyaan, (b) kalimat perintah, (c) kalimat permohonan, (d) kalimat keinginan, dan (e) kalimat larangan. 1.Kalimat Pertanyaan Kalimat pertanyaan dibedakan atas tiga yaitu; a.Pertanyaan untuk diakui Bentuk pengakuan dari pertanyaan dapat dilakukan dengan cara mengulangi unsur yang esensial. Misalnya: (9)Sudah ada keputusan? Sudah. b.Pertanyaan untuk diingkari Pertanyaan untuk diingkari dapat digunakan beberapa kata pengingkar seperti: tidak, bukan, dan belum. Misalnya: (10)Orang itu sahabat tuan? Bukan. c.Pertanyaan minta keterangan Pertanyaan yang meminta keterangan ditandai dengan penggunaan kata tanya berikut: apa, mana, siapa, bagaimana, dan lain-lain. Kadang-kadang masih bisa diperkuat partikel kah. Misalnya: (11)Siapakah anak muda itu? 2.Kalimat Perintah Kalimat perintah, selain dapat dikenali dari intonasinya, juga dapat diketahui dari pemakaian bentuk tatabahasa yang khusus yaitu bentuk yang tidak memakai awalan me-. Misalnya: (12)Duduklah! (13)Perhatikanlah! 3.Kalimat Permohonan Untuk menunjukkan permohonan dapat digunakan kata-kata seperti: mari, tolong, baiklah, hendaklah, kiranya, silakan dan lain-lain. Misalnya: (14)Tolong ijinkan kami masuk! 4.Kalimat Keinginan

Kalimat yang menyatakan keinginan dapat menggunakan kata mudah-mudahan, moga-moga, dan barang. Misalnya: (15)Mudah-mudahan mereka sampai dengan selamat. 5.Kalimat Larangan Kalimat larangan dapat diungkapkan dengan kata jangan, dan dapat diperkuat dengan partikel lah. Misalnya: (16)Jangan engkau berkata begitu. DAFTAR PUSTAKA Fokker, A.A. 1983. Pengantar Sintaksis Indonesia. Jakarta: Pradnya Paramita Markhamah. 2009. Ragam dan Analisis Kalimat Bahasa Indonesia. Surakarta: MUP UMS
Rate this:

1 Votes

Jenis kalimat berdasarkan isi dan fungsinya


Selasa, 03 April 2012 Dalam bahasa Indonesia kalimat dapat diperinci lagi sesuai dengan isi dan fungsinya. Di kehidupan sehari-hari kita akan menjumpai seperti kalimat pertanyaan, kalimat perintah, kalimat pernyataan yang kesemuanya bisa dibedakan dari rendah atau tingginya suara. Dalam penulisannya, kalimat tersbut dapat dijelaskan dengan penggunaan tandatanda seperti tanda koma (,), titik (.), tanda seru (!) dan lain sebagainya. 1. Kalimat Peryataan (deklaratif) Kalimat ini digunakan apabila si pembicara ingin menyampaikan sesuatu secara lengkap. Secara lisan penyampaiannya dapat diketahui dari intonasinya namun jika penyampaiannya dilakukan secara tertulis, maka menggunakan tanda titik (.). contoh: Presiden SBY mewacanakan kenaikan bahan bakar minyak. Indonesia akan mencapai standar minimum peralatan perang di tahun 2014. 2. Kalimat Pertanyaan (introgatif) Kalimat ini digunakan apabila si pembicara ingin menanyakan sesuatu untuk memperoleh jawaban dari si pendengar. Dalam penulisan, kalimat ini disertai menggunakan tanda tanya (?). contoh: Apakah sepak bola Indonesia akan dibanned FIFA? Jika PSSI melanggar statuta, pasal berapa yang telah dilanggar? 3. Kalimat perintah Kalimat ini digunakan apabila si pembicara ingin agar orang lain mau melakukan sesuatu. Dalam penulisan, kalimat ini disertai dengan tanda seru (!). contoh: tolong ambilkan pensil itu! maukah kamu mengantar aku pulang! 4. Kalimat seruan

Kalimat ini digunakan apabila si pembicara hendak perasaan secara kuat dan mendadak. Dalam penulisannya, akan disertai dengan tanda seru (!) atau tanda titik (.). contoh: waaaw! cantik sekali kamu hari ini. Anda hebat sekali, luar biasa!

Kamis, 22 Oktober 2009

Jenis Kalimat Berdasarkan Jumlah klausanya


Berdasarkan jumlah klausanya, kalimat dapat terbagi atas kalimat tunggal dan kalimat majemuk.

1.

Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa.

Contoh: Cukup sulit pencarian korban di daerah itu.


2.

Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih. Kalimat majemuk masih dibedakan lagi atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.

Kalimat majemuk setara (koordinatif) adalah penggabungan dua klausa atau lebih yang masingmasing mempunyai kedudukan yang setara dalam struktur kalimat. Contoh: Ibu membaca buku dan ayah membersihkan kebun.

Kalimat majemuk bertingkat (subordinatif) yaitu menggabungkan dua klausa atau lebih sehingga terbukti kalimat majemuk yang salah satu klausanya menjadi bagian dari klausa yang lain. Contoh: Kami akan segera pulang seandainya kakak tidak datang hari ini.

Kalimat majemuk campuran adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri atas 3 klausa.

Contoh: Toni bermain dengan Kevin, dan Rina membaca buku di kamar, ketika aku dating kerumahnya.

Klausa 2
1. Pengertian Klausa Klausa adalah satuan sintaksis berupa runtunan kata-kata berkonstruksi predikatif. Artinya, di dalam konstruksi itu ada komponen, berupa kata atau frase, yang berungsi sebagai predikat; dan yang lain berfungsi sebagai subjek, objek, dan keterangan. Klausa berpotensi untuk menjadi kalimat tunggal karena di dalamnya sudah ada fungsi sintaksis wajib, yaitu subjek dan predikat. Frase dan kata juga mempunyai potensi untuk menjadi kalimat kalau kepadanya diberi intonasi final; tetapi hanya sebagai kalimat minor, bukan kalimat mayor; sedangkan klausa berpotensi menjadi kalimat mayor. 2. Jenis Klausa Berdasarkan strukturnya klausa dibedakan klausa bebas ( klausa yang mempunyai unsurunsur lengkap, sekurang-kurangnya mempunyai subjek dan predikat; dan mempunyai potensi menjadi kalimat mayor) dan klausa terikat(klausa yang unsurnya tidak lengkap, mungkin hanya subjek saja, objek saja, atau keterangan saja). Klausa terikat diawali dengan konjungsi subordinatif dikenal dengan klausa subordinatif atau klausa bawahan, sedangkan klausa lain yang hadir dalam kalimat majemuk disebut klausa atasan atau klausa utama. Berdasarkan kategori unsur segmental yang menjadi predikatnya dapat di bedakan: klausa verbal (klausa yang predikatnya berkategori verba). Sesuai dengan adanya tipe verba, dikenal adanya (1) klausa transitif (klausa yang predikatnya berupa verba transitif); (2) klausa intransitif (klausa yang predikatnya berupa verba intransitif); (3) klausa refleksif (klausa yang predikatnya berupa verba refleksif); (4) klausa resiprokal (klausa yang predikatnya berupa verba resiprokal. Klausa nominal (klausa yang predikatnya berupa nomina atau frase nominal). Klausa ajektifal (klausa yang predikatnya berkategori ajektifa, baik berupa kata maupun frase). Klausa adverbial (klausa yang predikatnya berupa frase yang berkategori preposisi). Klausa numeral(klausa yang predikatnya berupa kata atau frase numeralia). Perlu dicatat juga istilah klausa berpusat dan klausa tak berpusat. Klausa berpusat adalah klausa yang subjeknya terikat di dalam predikatnya, meskipun di tempat lain ada nomina atau frase nomina yang juga berlaku sebagai subjek.

You might also like