You are on page 1of 6

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi yang semakin pesat pada zaman sekarang, secara langsung maupun tidak langsung dalam dunia pendidikan akan mendapat pengaruh dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut. Pengaruh tersebut bisa bersifat positif maupun negatif. Sedangkan dalam lembaga keagamaan sendiri masih berupaya mencari format yang sesuai dengan tuntutan masyarakat. Untuk itu pemerintah berusaha mengembangkan dan memajukan

pendidikan, lebih-lebih untuk pendidikan agama. Dalam kenyataan sehari-hari permasalahan yang dihadapi adalah bagaimana pendidik (guru agama) tersebut dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, sebab akhir-akhir ini banyak peserta didik yang masih kurang dalam memahami ajaran agama Islam. Apakah hal ini disebabkan siswa yang masih kurang aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar atau cara guru dalam mengajar monoton, sehingga menyebabkan siswa menjadi apatis. Oleh karena itu, untuk menghindari apatisme dan kepatuhan yang terpaksa dari siswa, guru hendaklah lebih cermat dalam memilih dan menggunakan metode mengajar terutama yang melibatkan siswa secara aktif. Untuk sementara itu diketahui bahwa pendekatan belajar aktif (active learning strategy) adalah sebagai alternatif untuk menjawab tantangan dari permasalahan tersebut.

B. Rumusan masalah 1. Apa yang dimaksud active learning (belajar aktif)? 2. Apa yang dimaksud pendidikan islam ? 3. Bagaimana pengembangan active learning dalam pendidikan islam?

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian Active Learning Dalam Kamus inggris-indonesia bahwa active memiliki arti aktif, gesit, dan bersemangat. Sedangkan learning merupakan kata benda dari kari kata kerja learn yang memiliki arti mempelajari.
Secara istilah active learning adalah sesuatu metode pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara aktif menggunakan otak baik untuk menemukan ide pokok dari materi pelajaran, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari kedalam suatu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata.

Dalam bukunya active learning Melvin L. Silberman berpendapat bahwa active learning harus melibatkan setidaknya 5 faktor, diantaranya : Pengolahan kerja otak, Gaya belajar, Proses belajar, Kekhawatiran tentang belajar aktif dan Perlengkapan belajar aktif (sarana prasarana).1 Menurut Bonwell, pembelajaran aktif memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut: 1. Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh pengajar melainkan pada pengembangan ketrampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas, 2. Siswa tidak hanya mendengarkan pelajaran secara pasif tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pelajaran, 3. Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi pelajaran, 4. Siswa lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa dan melakukan evaluasi, 5. Umpan-balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.
1

Melvin L. Silberman, Active Learning, (Pustaka Insani Madani : Yogyakarta, 2009), hlm. 25

2. Pengertian Pendidikan Islam Sampai sekarang Pendidikan Islam masih sering disamakan dengan pengertian Pendidikan Agama Islam. Adapun pengertian Pendidikan Islam yaitu pendidikan yang berdasarkan islam yang disini mengacu kepada suatu sistem.2 Sedangkan Pendidikan Agama Islam adalah suatu proses mentranfer ilmu agama islam yang disini mengacu kepada proses kegiatan.3

3. Pengembangan Pemikiran Active Learning dalam Pendidikan Islam Adapun pengembangan pemikiran Pembelajaran aktif (Active Learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Di samping itu pembelajaran aktif (Active Learning) juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa/anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran. Dalam hal ini pembelajaran aktif merupakan segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri baik dalam bentuk interaksi, diantaranya aktivitas siswa, peran guru dan pemanfaatan lingkungan dalam proses pembelajaran tersebut. Dalam konsep pendidikan islam, Hasan Al-Banna sering menggunakan istilah at-tarbiyah, dimana at tarbiyah disini dapat diartikan proses pembinaan dan pengembangan potensi manusia melalui pemberian berbagai ilmu pengetahuan yang dijiwai oleh ajaran agama islam. Hal ini sama dengan tujuan dari active learning yaitu untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki anak didik.

A. Tafsir, dkk, Cakrawala Pemikiran Pendidikan Islam, (Mimbar Pustaka : Bandung, Cet. 1, 2004) hlm. 2 3 A. Susanto, Pemikiran Pendidikan Islam, (Amzah : Jakarta, Cet. 1 2009) hlm 3

Untuk mengacu dan mengembangkan potensi anak didik yang berdasarkan atas pendidikan islam, diperlukan metode yang tepat agar dapat dapat berjalan secara maksimal. Dalam hal ini Hasan Al-Banna menawarkan beberapa metode, diantaranya : Metode diakronis, Metode sinkronik-analitik, Metode hallul musykilat, Metode tajribiyyat, Metode, al-istiqraiyyat, Metode al- istinbathiyyat4 Semua metode dalam proses belajar mengajar dapat mengaktifkan siswa. Bagaimanapun, cara belajar DDCH (duduk-dengar-catat-hafal) tidak akan membuat siswa aktif. Mungkin akan membuat siswa cepat jenuh dan tidak dapat berkonsentrasi dalam setiap proses pembelajaran. Inilah data penelitian yang menunjukkan aktivitas belajar yang cenderung monoton tanpa ada keaktifan siswa 10% dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan dengar, 70% dari apa yang kita katakan, 90% dari apa yang kita katakan dan lakukan Selain metode, faktor-faktor yang lain, seperti materi, lingkungan, pelaku (guru dan murid) dan media/alat juga mempengaruhi keberasilan peserta didik dalam pendidikannya.

Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, (Gaya Media Pratama : Jakarta, cet.1, 2001,) hlm. 82

BAB III Penutup

Kesimpulan Active Learning merupakan pola pembelajaran yang harus dapat melibatkan secara kolektif antara kerja otak siswa, gaya belajar, sosial belajar dan sarana pendukung belajar yang akan membantu pada terbentuknya pola belajar yang aktif (Dinamis). Untuk itu diperlukan metode agar dapat menciptakan cara belajar siswa aktif. Bahwasanya belajar siswa yang aktif itu ialah yang bukan hanya sesaat namun sejak dimulai, sedang berlangsung dan juga ketika akhir dari pembelajaran. Proses berkrsinambungan inilah nantinya yang akan menentukan potensi yang diterima siswa dalam setiap proses pembelajaran.

PENGEMBANGAN PEMIKIRAN ACTIVE LEARNING DALAM PENDIDIKAN ISLAM


Makalah ini Diajukan untuk Memenuhi tugas Mata Kuliah Pengembangan Pemikiran Pendidikan Islam

Disusun Oleh : Dodik Hendro P (210309119)

Dosen Pengampu : Kharisul Wathoni, M.Pd.I

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAIN) PONOROGO TAHUN AJARAN 2012

You might also like