You are on page 1of 21

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN KLIEN HARGA DIRI RENDAH

DISUSUN OLEH : KELOMPOK IV AHMAD BERUNTUNG FERY SURIADI JULPIANA ISMIYANTI M. ABDILAH NORMAN HERIANSYAH RATIH FITRI ERIANI SITI NORFARIDA ZAKI RAMADANI

YAYASAN ABDI KALIMANTAN AKADEMI KEPERAWATAN PANDAN HARUM BANJARMASIN 2011/2012

LAPORAN PENDAHULUAN HARGA DIRI RENDAH

1.KASUS (MASALAH UTAMA) Harga diri rendah

2.Proses terjadinya masalah

A.Pengertian Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak dapat bertanggungjawab pada kehidupannya sendiri. B.Penyebab Penyebab yang mempegaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggungjawab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yag tidak realistis C.Tanda dan gejala a. perasaan yang negatif terhadap diri sendiri b. hilangnya percaya diri dan harga diri c. merasa gagal mencapai keinginan d. mengkritik diri sendiri e. penurunan produktivitas f. destruktif yang diarahkan pada orang lain g. perasaan tidak mampu h. mudah tersinggung i. menarik diri secara social.

D.Akibat Akibat yang mungkin timbul berupa, Ketegangan peran beruhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana individu mengalami frustrasi. Ada tiga jeis transisi peran : 1.Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang berkaitan denganpertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai tekanan untuk peyesuaian diri. 2.Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian. 3.Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan sehat ke keadaan sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh, perubahan ukuran, bentuk, penampilan dan fungsi tubuh, perubahan fisik, prosedur medis dan keperawatan.

E.Rentang respon Respon adaptif >.................................................................< Respon maladaptif

Aktualisasi Diri

Konsep diri positif

Harga diri rendah

Kerancuan identitas

Depersonalisasi

Salah satu komponen konsep diri yaitu harga diri dimana harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri (Keliat, 1999). Sedangkan harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak bertanggungjawab atas kehidupannya sendiri. Jika individu sering gagal maka cenderung harga diri rendah. Harga diri rendah jika kehilangan kasih sayang dan penghargaan orang lain. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain, aspek utama adalah diterima dan menerima penghargaan dari orang lain. Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara: 1. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba tiba, misal harus operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubugan kerja dll. Pada pasien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena privacy yang kurang diperhatikan : pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopani (pemasangan kateter, pemeriksaan pemeriksaan perianal

dll.), harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena di rawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang tidak menghargai. 2. Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama

F.Prilaku Prilaku yang dilakukan pada individu yang menarik diri biasanya individu tersebut cenderung menjauhkan diri dari orang lain selain itu individu tersebut juga memiliki tingkat percaya diri yang sangat rendah dan selalu berfikir negatif tentang dirinya sendiri.

G.Patofisiologi Patofisiologi dari harga diri rendah tergantung dari keyakinan dan kepercayaan yang membuat seseorang mengetahui tentang diriya dan mempengaruhi hubungannya dengan orang lain.

H.Pohon masalah

Resiko isolasi sosial: menarik diri

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah Core problem

Berduka disfungsional

I.Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji 1. Masalah keperawatan : 1. Gangguan konsep diri : harga diri rendah.

2. Resiko isolasi sosial :menarik diri 2. Data yang perlu dikaji : 1. Data subyektif : Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri. 2. Data obyektif: Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin mencederai diri / ingin mengakhiri hidup.

3.Rencana tindakan NO DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA EVALUASI 1 Gangguan konsep diri: harga diri rendah TUM: klien memiliki konsep diri yang positif TUK: 1. klien membina hubungan saling percaya dengan perawat 1. Bina hubungan 1. setelah beberapa kali interaksi,klien menunjukkan ekspresi wajah bersahabat,rasa senang,ada kontak mata,mau berjabata tangan,menjawab salam,dan mau duduk berdampingan 2. klien dapat mengidentifikasi dengan perawat. 2.setelah beberapa kali interaksi klien 2.1. diskusikan dengan klien saling percaya dengan menggunakan prinsip kounikasi terapiutik INTERVENSI

aspek positif dan menyebutkan: kemampuan yang dimilki. *Aspek positif dan kemampuan yang dimilik klien *aspek positif keluarga *aspek positif lingkungan klien

tentang: *aspek positif klien,keluarga dan lingkungan *kemampuan yang dimiliki klien 2.2. beri pujian yang realistis ,hindari memberi penilaian yang negatif.

3.klien dapat menilai kempuan yang dimiliki untuk dilaksanakan

3. setlah beberapa kali interaksi klien dapat menyebutkan kemampuan yang dapat dilaksanakannya.

3.1. diskusikan dengan klien kemapuan yang dapat dilaksanakannya. 3.2. diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan pelaksanaannya.

4. klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. 2 Resiko isolasi sosial: menarik diri TUM: Klien dapat berinteraksi dengan orang lain

4. setelah beberapa kali interaksi membuat rencana kegiatan harian

4.1. tingkatkan kegiatan sesuai sesuai kondisi klien 4.2. berikan contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat dilakukan klien.

TUK: 1. klien dapat membina hubungan saling percaya 1. setelah beberapa kali interaksi klien menunjukkan tandatanda percaya kepada / terhadap perawat: wajah cerah,tersenyum,mau berkenalan,ada kontak mata,menceritakan masalahnya dan bersedia mengungkapkan masalahnya 1.1 Bina hubungan saling percaya dengan: *beri salam setiap interaksi *perkenalkan nama,nama anggilan perwat dan tujuan berkenalan *tanyakan dan panggil nama kesukaan klien *tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi 2. Klien mampu menyebutkan penyebab menarik diri 2. Setelah beberapa kali interaksiklien menyebutkan minimal satu penyebab menarik diri dari: diri lingkungan. 2.1. tanyakan pada klien tentang: *orang yang tinggal serumah / teman sekamar klien

sendiri,orang lain dan *orang yang paling dekat dengan klien di rumah/diruang perawatan *apa yang membuat klien dekat dengan orang tersebut

2.2. Diskusikan dengan klien penyebab menarik diri atau tidak mau bergaul dengan orang lain. 2.3. Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan persaannya. 3. Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan sosial dan kerugian menarik diri. 3. Setelah beberapa kali interaksi dengan klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan sosial,misalnya: banyak teman,tidak kesepian,bisa diskusi,saling menolong dan kerugian menarik diri,misalnya: sendiri,kesepian dan tidak bisa diskusi. 3.1 Tanyakan pada klien tentang: *manfaat hubungan sosial *kerugian menarik diri 3.2. Diskusikan bersama klien tentang manfaat hubungan sosial dan kerugian menarik diri. 3.3. Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya.

Komponen Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

MASALAH KEPERAWATAN

TINDAKAN KEPERAWATAN UNTUK PASIEN

TINDAKAN KEPERAWATAN UNTUK KELUARGA SP I 1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien. 2. Menjelaskan pengertian HDR,tanda dan gejala serta proses terjadinya HDR. 3. Menjelaskan cara merawat pasien dengan HDR. SP II 1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan HDR. SP III 1. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien HDR. SP IV 1.Membantu keluarga dalam membuat jadwal aktivitas dirumah termasuk minum

Harga Diri Rendah

SP I 1. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien 2. Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih dapat digunakan 3. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan pasien. 4. Melatih pasien sesuai kemampuan yang dipilih. 5. Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien. 6. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

SP II 1. Menevaluasi jadwal kegiatan harian pasien. 2. Melatih kemampuan kedua.

3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

obat (discharge planning) 2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang.

IDENTITAS KLIEN Nama Umur Tanggal masuk Tanggal pengkajian Informan No. RM : : : : : :

PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi klien Klien tampak diam dan tidak mau bersosialisasi,klien merespon pertanyaan yang diberikan oleh perawat. 2. Diagnosa Keperawatan Harga diri Rendah 3. Tujuan Khusus Klien tidak lagi memiliki perasaan yang negatif terhadap diri sendiri,rasa percaya dirinya meningkat,klien tidak lagi mengkritik diri sendiri dan klien mampu bersosialisasi lagi. 4. Tindakan Keperawatan 1. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien. 2. Membantu pasien menilai kemampuan yang daat digunakan. 3. Membantu pasien memilih atau menetapkan kemampuan yang akan dilatih. 4. Melatih kemampuan yang pilih pasien. 5. Membantu menyusun jadwal palaksanaan kemampuan yang dilatih untuk mencapai tujuan tindakan keperawatan

STRATEGI KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN


1. Tahap Orientasi

A. Memberi Salam Selamat pagi bapa,saya mahasiswa erawat yang akan merawat bapa,nama saya R,nama ibu siapa? B. Memvalidasi dan Mengevaluasi keadaan pasien Coba bapa ceritakan perasaan hari ini! Adakah hal yang terjadi selama kita tidak bertemu? Coba ceritakan. Apa keluhan bapa hari ini? C. Menyepakati kontrak atau Pertemuan 1) Topik / Tindakan / Kegiatan Sesuai janji kita yang lalu kita akan bertemu hari ini jam 09.00 untuk membicarakan masalah yang bapa hadapi sekarang 2) Tempat mau duduk dimana? Bagaimana kalau kita duduk disana? 3) Waktu Mau berapa lama? Bagaimana kalau 15 menit? 2. Tahap Kerja A. Apa masalah yang bapa hadapi sekarang? B. Apakah bapa sudah mendiskusikan masalah ini kepada keluarga dan orang terdekat bapa C. Bagaiman kalau kita belajar cara menghadapi masalah yang bapa hadapi sekarang D. Bagaimana kalau bapa meminta tolong kepada orang terdekat bapa jika bapa merasa tidak sanggup lagi untuk menghadapi masalah ini 3. Tahap Terminasi A. Evaluasi Respon Klien Terhadap Tindakan Keperawatan Evaluasi subjektif: Bagaimana perasaan bapa setelah latihan tadi? Evaluasi objektif Coba bapa sebutkan hal-hal yang sudah kita bicarakan tadi! Bapa telah bagus melaksanakannya

B. Tindak Lanjut Klien Bagaimana kalau nanti bapa menceritakan lagi tentang perasaan bapa? Kapan kita dapat bercakap-cakap lagi? C. Kontrak yang akan datang Waktu: Kapan kita bertemu lagi? Bagaimana kalau 3 hari lagi? Topik:Bagaimana kalau nanti kita bicara tentang cara meningkatkan rasa percaya diri bapa? Tempat:Dimana tempatnya? Bagaimana kita bertemu nanti disini lagi. Sampai jumpa Terimakasih

ASKEP KLIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH

RUANG RAWAT

: PINUS : 13 Maret 2012

TANGGAL DIRAWAT 1. IDENTITAS KLIEN

Nama Jenis kelamin Umur RMK Alamat Tanggal pengkajian

: Nn. S : perempuan : 17 tahun : 00 83 98 : Banjarmasin : 16 Maret 2012

2. Alasan Masuk Rumah Sakit Pasien Masuk RS karena sering merasa malu dan sering menutup diri, tidak pernah bergaul dengan orang lain, penampilan terlihat tidak rapi dan tidak percaya diri,.

3. Faktor Predisposisi 1. 2. 3. Sebelumnya klien tidak pernah mengalami gangguan jiwa Sebelumnya klien tidak pernah menjalani pengobatan Pengalaman.
Pasien sangat tertutup dari orang sekitarnya. Pasien merasa dirinya tidak mampu melakukan kegiatan seperti orang lain. Pasien sering mengkritik diri sendiri. Pasien selalu menunduk saat bicara dengan orang lain.

Pasien berbicara lambat dan suaranya lemah. Pasien berpakaian tidak rapih. Jelaskan no. 1,2,3 : Sebelumnya klien tidak pernah mengalami gangguan jiwa dan tidak pernah menjalani pengobatan. Sebelum masuk RSJ klien sangat pendiam dan tertutup dari orang di sekitarnya , sering mengkritik diri sendiri karena tidak mampu seperti orang lain. Klien selalu menunduk tidak berani menatap lawan bicara. Klien berpakaian lusuh dan selera makannya berkurang. Masalah Keperawatan : Resiko Tinggi Bunuh Diri 4. Anggota Keluarga Pasien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa.

5. Pasien pernah mengalami pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan, yaitu :

5 bulan yang lalu klien putus sekolah, sejak saat itu klien selalu murung, bersedih, menangis, dan mengurung diri dikamar. Kemudian klien slalu mengatakan dirinya bodoh dan malu terhadap dirinya sendiri. Masalah keperawatan : Isolasi Diri

4. Pemeriksaan Fisik
1.

Tanda vital : TD N RR S : 110/70mmHg : 80x /menit : 20X/menit : 36,5 C Ukur : TB :160 cm BB : 52 kg

2.

3. Klien tidak pernah mengalami gangguan fisik seperti Darah Tinggi, infeksi, maupun kerusakan integritas kulit dan penyakit lainnya.

4. Psikososial 1. Konsep Diri a. Gambaran diri Klien lebih banyak menyendiri diruangan,klien jarang berinteraksi dengan pasien lainnya. Jika diajak bicara klien menjawab pertanyaan dengan singkat. Identitas Klien tinggal bersama saudaranya, pasien anak ke 1 dari 5 bersaudara. b. Peran Klien berperan sebagai pasien jiwa dan mampu menjalankan perannya dengan baik. c. Ideal diri Klien Nampak lebih banyak menyendiri, berdiam diri, kurang berkomunikasi, lebih banyak berada didalam ruangan dari pada diluar untuk berinteraksi dengan pasien yang lain. d. Harga diri

Klien nampak hanya berdiam diri tanpa bercakap-cakap dengan pasien lain, menjawab pertanyaan dengan singkat. Klien tidak memperdulikan lingkungan, kurang bergairah, selera makan berkurang, berpakian tidak rapih, afek datar/ kosong. Klien aktif melakukan aktifitas diruangan, tidak ada kontak mata. Masalah keperawatan : Isolasi social dan Harga diri rendah 2. Hubungan social

a. Orang yang berarti dalam hidup klien adalah saudara-saudara klien.


b. Peran serta pasien dalam kegiatan kelompok/masyarakat sebelum sakit klien di kenal

sebagai anak yang baik di kampung. c. Hambatan dalam berhubungan orang lain yaitu klien lebih banyak diam dan menyendiri dan susah menjawab pertanyaan yang diajukan. 3. Spiritual

a. Nilai dan keyakinan Klien menganut agama islam dan percaya akan adanya tuhan. b. Kegiatan ibadah Sebelum sakit jiwa klien aktif melakukan ibadah tetapi setelah masuk RSJ klien tidak pernah lagi melakukan ibadah.

5. Status mental a. penampilan penampilan pasien tidak rapi, cara berpakaian dan rambut pasien acak- acakan.

b. pembicaraan klien tidak mampu memulai pembicaraan,pasien lebih banyak diam,pasien menjawab pertanyaan dengan singkat. Pasien menjawab pertanyaan dengan nada pelan lambat. Masalah; gangguan komunikasi verbal c. Aktivitas motorik pasien beraktivitas seperti biasa, pasien tidak pernah bermasalah dengan pasien lain baik permasalahan makanan maupun yang lainnya. d. Afek muka klien datar tidak ada ekspresi dari muka klien. e. Interaksi selama wawancara dengan pasien berlangsung lancar tapi kadang pasien diam dan termenung. Kontak mata kurang. f. Persepsi

pasien tidak mengalami gangguan halusinasi baik halusinasi pendengaran, penglihatan, perabaan,pengecapan, pembauan. h. Proses pikir pada saat wawancara pasien kurang mampu menjawab pertanyaan, kadang-kadang diam atau asyik sendiri melakukan aktivitasnya atau yang disebut bloking I. Isi pikir Isi pikir pada saat wawancara dengan pasien adalah tidak ingin ada yng mengganggu dirinya. Masalah Keperawatan : gangguan konsep diri j. Tingkat Kesadaran Tingkat kesadaran pasien pada saat wawancara Nampak sedasi atau mengatakan merasa melayang-melayang antara sadar atau tidak sadar. k. Memori Pasien masih mampu mengingat beberapa memori yang dialaminya lalu tapi kadang pasien tidak mampu mengingat pertanyaan yang baru ditanyakan. l. Tingkat Konsentrasi Dan Berhitung Pasien Tidak mengalami gangguan tingkat konsentrasi dan berhitung. pasien mampu berhitung dengan baik. m. Kemampuan Penilaian Pasien mengalami gangguan bermakna yaitu pasien masih belum mampu mengambil keputusan secara ringan walaupun dengan arahan perawat.

n. Daya tilik diri Pasien tidak mengalami gangguan daya tilik dirinya baik gangguan mengingkari penyakit yang dideritanya maupun menyalahkan hal-hal yang diluar dirinya. Pasien sadar ia berada di RSJ dan mengalami gangguan jiwa hingga ia dirawat sampai saat ini. 6. Kebutuhan Persiapan Pulang a. Kemampuan klien memahami/menyediakan makanan - makanan Pasien Nampak makan kurang lahap dan tidak mampu menghabiskan makanan yang disediakan. Pasien tidak menyukai beberapa jenis makanan - pakaian Klien nampak berpakaian kurang rapi tidak sesuai dengan anggota tubuh.Pasien berganti pakaian 1x sehari.

-perawatan kesehatan Pasien kurang mampu melakukan perawatan kesehatan dengan baik ,makan tidak teratur, tidur dan istirahat teratur,mengkonsumsi obat secara beraturan.

-Tempat Tinggal Pasien tinggal dengan pasien lainnya dan pasien berhubungan baik dengan pasien lainnya. b. perawatan diri sehari-hari -Pasien merawat diri kuang baik seperti mandi sendiri,makan sendiri,BAB dan BAK sendiri,ganti pakaian sendiri. Pasien mengalami gangguan perawatan diri. -Nutrisi Pasien tidak selera dengan makanan yang disediakan pasien tidak menghabiskan makanan bersama berkumpul dengan pasien lainnya. Nafsu makan berkurang dan pasien tidak memiliki diet khusus. -Tidur Pasien tidak mengalami gangguan tidur.Pasien tidur dengan pulas. c. Kemampuan Klien Pasien mampu mengantisipasi kebutuhan sehari-hari. Pasien mampu membuat keputusan berdasarkan keinginannya sendiri . Pasien melakukan pemeriksaan kesehatan.

d. Pasien memiliki factor pendukung seperti keluarga dan professional / terapis dalam mendukung kesembuhannya. e.pasien tidak melakukan kegiatan yang ia sukai pasien hanya beraktivitas didalam ruangan seperti tidur,istirahat,mandi,makan. 7. Terapi pengobatan p.o : buspirone naltrexone fluoxetine

MASALAH KEPERAWATAN DAN ANALISA DATA NO MASALAH DATA SUBJEKTIF KEPERAWATAN 1 Gangguan konsep diri Klien mengatakan hidupnya tidak berguna lagi Klien mengatakan bahwa dirinya bodoh Klien mengungkapkan bahwa dirinya malu Klien mengatakan tidak ingin di ganggu RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN Dx Perencanaan

DATA OBJEKTIF Klien ekspresi wajah murung Klien menarik diri dari hubungan sosial dan mudah tersinggung Klien lebih sering menyendiri Pakaian klien tidak rapi

keperawatan Gangguan konsep diri: harga diri rendah

Tujuan TUM: klien memiliki konsep diri yang positif TUK: 1. klien membina hubungan saling percaya dengan perawat

Kriteria Hasil

Intervensi

1. setelah beberapa kali interaksi,klien menunjukkan ekspresi wajah bersahabat,rasa senang,ada kontak mata,mau berjabata tangan,menjawab salam,dan mau duduk berdampingan dengan perawat 2. setelah beberapa kali interaksi klien menyebutkan: *Aspek positif dan kemampuan yang dimilik klien *aspek positif keluarga *aspek positif lingkungan klien

1.Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip kounikasi terapiutik

2. klien dapat mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang dimilki

2. .1. diskusikan dengan klien tentang: *aspek positif klien,keluarga dan lingkungan *kemampuan yang dimiliki klien 2.2. beri pujian yang realistis ,hindari memberi penilaian yang negatif. 3. 1. diskusikan dengan klien kemapuan yang dapat dilaksanakannya. 3.2. diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan pelaksanaannya

3. klien dapat menilai kempuan yang dimiliki untuk dilaksanakan

3. setlah beberapa kali interaksi klien dapat menyebutkan kemampuan yang dapat dilaksanakannya

4. klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya

4. setelah beberapa kali interaksi membuat rencana kegiatan harian

4.1. tingkatkan kegiatan sesuai sesuai kondisi klien 4.2. berikan contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat dilakukan klien

DAFTAR PUSTAKA

Boyd dan Nihart. (1998). Psychiatric Nursing& Contemporary Practice. 1st edition. Lippincot- Raven Publisher: Philadelphia. Carpenito, Lynda Juall. (1998). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC: Jakarta. Schultz dan Videback. (1998). Manual Psychiatric Nursing Care Plan. 5th edition. Lippincott- Raven Publisher: philadelphia.

You might also like