You are on page 1of 23

I. II. III.

Nomor Percobaan Nama Percobaan Tujuan Percobaan

:2 : Reaksi Uji Protein : Untuk mengidentifikasi atau menguji gugus fungsi

protein melalui reaksi dengan uji biuret, pengendapan dengan logam dan pengendapan dengan garam. 1. Memahami sifat-sifat kimia protein dan menentukan macam-macam protein 2. Menguji reaksi asam amino berdasakan jenis asam aminonya. Serta menguji berdasarkan pada pengendapan oleh garam, pengendapan oleh logam dan alkohol. Serta uji koagulasi dan denaturasi protein

IV.

Landasan Teori Protein adalah salah satu biomolekul raksasa yang berperan sebagai

komponen utama penyusun makhluk hidup. Protein membawa kode-kode genetik berupa DNA dan RNA. Beberapa makanan yang dapat menjadi sumber protein adalah: daging, telur, ikan, susu, biji-bijian, kentang, kacang, dan polongpolongan. Protein merupakan polimer alam yang tersusun dari asam-asam aminomelaluiikatan peptida, sehingga protein juga disebut sebagai polipeptida.Di dalam tubuh kitaprotein berfungsi sebagai zat pembangun, pengatur pertahanan, dan sebagai sumber energi setelah karbohidrat dan lemak.Protein dapat digolongkan berdasarkanstrukturnya, bentuknya, dan fungsinya. Protein Menunjukkan Berbagai Fungsi Biologi Deret asam amino dari berjenis-jenis protein memungkinkan molekul ini menjalankan berbagai fungsi, antara lain : 1. Enzim Protein yang paling bervariasi dan mempunyai kekhususan tinggi adalah protein yang mempunyai aktivitas katalisa, yakni enzim. Hampir semua reaksi kimia biomolekul organic didalam sel dikatalisa oleh enzim. Lebih dari 2000 jenis enzim, masing-masing dapat mengkatalisa reaksi kimia yang berbeda, telah ditemukan didalam berbagai bentuk kehidupan. 2. Protein Transport

Protein transport didalam plasma darah mengikat dan membawa molekul atau ion spesifik dari satu organ ke organ lain. Hemoglobin pada sel darah merah mengikat oksigen ketika darah melalui paru-paru, dan membawa oksigen ini ke jaringan periferi. Disini oksigen dilepaskan untuk melangsungkan oksidas nutrien yang menghasilkan energi. Plasma darah mengandung lipoprotein, yang membawa lipid dari hati ke ogan lain. Protein tranport lain terdapat didalam membran sel dan menyesuaikan strukturnya untuk mengikat dan membawa

glukosa, asam amino, dan nutrien lain melalui membran menuju kedalam sel. 3. Protein Nutrien dan Penyimpan Biji berbagai tumbuhan menyimpan protein nutrien yang dibutuhkan untuk perumbuhan embrio tanaman. Terutama, contoh yang telah dikenal adalah protein biji dari gandum, jagung, dan beras. Ovalbumin protein utama putih telur, dan kasein, protein utama susu merupakan contoh lain dari protein nutrien. Ferritin jaringan hewan merupakan protein penyimpan besi. 4. Protein Kontraktil atau Motil Beberapa protein memberikan kemampuan kepada sel dan organisme untuk berkontraksi, mengubah bentuk atau bergerak. Aktin dan miosin adalah protein filamen yang berfungsi didalam sistem kontraktil otot kerangka dan juga didalam banyak sel bukan otot. Contoh lain adalah tubulin, protein pembentuk mikrotubul. Mikrotubul merupakan komponen penting dari fagela dan silia, yang dapat menggerakkan sel. 5. Protein Struktural Banyak protein sebagai filamen, kabel, atau lembaran penyanggah untuk memberikan struktur biologi kekuatan atau proteksi. Komponen utama dari urat dan tulang rawan adalah protein serabut kolagen, yang mempunyai daya tenggang yang amat tinggi. Hampir semua komponen kulit adalah kolagen murni. Persendian menganmdung elastin, suatu protein struktural yang mampu meregang ke dua dimensi. Rambut, kuku, dan bulu burung/ayam terdiri terutama dari protein tidak larut, yang liat, keratin. Komponen utama dari serat sutra dan jaring labahlabah adalah protein fibroin. 6. Protein Pertahanan

Banyak protein mempertahankan organism dalam melawan serangan oleh spesies lain atau melindungi organisme tersebut dari luka. Imunoglobulin atau antibody pada vertebrata adalah protein khusus yang dibuat oleh limposit yang dapat mengenali dan mengendapkan atau menetralkan serangan bakteri, virus, atau protein asing dari spesies lain. Fibrinogen dan trombin merupakan protein penggumpal darah yang menjaga kehilangan darah jika system pembuluh terluka. Bisa ular, toksin bakteri, dan protein tumbuhan beracun, seperti risin, juga tampaknya berfungsi didalam pertahanan tubuh. 7. Protein Pengatur Beberapa protein membantu mengatur aktivitas seluler atu fisiologi. Diantara jenis ini terdapat sejumlah hormon, seperti insulin, yang mengatur metabolisme gula, dan kekurangannya, menyebabkan penyakit diabetes, hormon pertumbuhan dari pituitary dan hormon paratiroid, yang mengatur transport Ca2+ dan fosfat. Protein pengatur lain, yang disebut repressor mengatur biosintesa enzim oleh sel bakteri. 8. Protein Lain Terdapat banyak protein lain yang fungsinya agak eksotik dan tidak mudah diklasifikasikan. Monelin, suatu protein tanaman dari afrka mempunyai rasa yang amat manis. Protein ini sedang dipelajari sebagai pemanis makanan yang tidak menggemukkan dan tidak beracun, untuk manusia. Plasma darah beberapa kan Antartika mengandung protein antibeku yang melindungi darah ikan dari pembekuan. Persendian sayap beberapa insekta dibuat dari protein resilin, yang bersifat sempurna elastis.

Struktur Protein Protein merupakan polipeptida yaitu hasil dari kondensasi dua molekul asam amino. Asam amino mengandung gugus amino (-NH2) dan karboksil (COOH). Gugus karboksil bersifat asam karena dapat melepas proton (H+), sedangkan gugus amino bersifat basa karena dapat mengikat proton (H+) membentuk NH3+.

Oleh karena itu, asam amino bersifat amfoter. Dalam larutan asam amino membentuk ion zwitter (bermuatan ganda). Denaturasi Protein Denaturasi protein merupakan perubahan struktur protein akibat pengaruh dari perubahan suhu, perubahan pH, radiasi, deterjen, dan perubahan jenis pelarut. Protein yang terdenaturasi hamper selalu mengalami kehilangan fungsi biologis. Hal ini paling mudah diperlihatkan oleh sifat protein. Jika larutan protein secara perlahan-lahan dipanaskan sampai kira-kira 60 atau 70oC, larutan tersebut lambat laun akan menjadi keruh dan membentuk koagulasi berbentuk seperti tali. Produk yang terjadi tidak akan melarut lagi dengan pendinginan dan tidak membentuk larutan jernih seperti semula sebelum dipanaskan. Pengaruh panas terjadi pada semua protein globular, tanpa memandang ukuran atau fungsi biologinya, walaupun suhu yang tepat bagi fenomena ini mungkin bervariasi . Protein dalam keadaan alamiahnya disebut protein asli (natif); setelah perubahan menjadi protein terdenaturasi. Denaturasi protein dapat diakibatkan bukan hanya oleh panas, tetapi juga pH ekstrim; oleh beberapa pelarut organic seperti alcohol atau aseton; oleh zat terlarut tertentu seperti urea; oleh detergen; atau hanya dengan pengguncangan intensif larutan protein dan bersingungan dengan udara sehingga berbentuk busa.

Protein Homolog dari Berbagai Spesies Mengandung Deret Homolog Protein homolog adalah protein yang menjalankan fungsi yang sama pada berbagai spesies; contohnya hemoglobin yang berfungsi melangsungkan transport oksigen pada berbagai jenis vertebrat. Protein homolog dari berbagai spesies biasanya mempunyai rantai polipeptida yang identik atau hamper identik panjangnya. Banyak posisi di dalam deret asam amino dari protein homolog yang ditempati oleh asam amino yang sama pada semua spesies, dan karenanya di sebut residu tetap. Pada posisi lain, terdapat variasi asam amino yang cukup besar dari spesies satu ke yang lain; asam amino ini disebut residu tak tetap. Serangkaian persamaan di dalam deret asam amino pada protein homolog seperti itu disebut

homologi deret; hal ini menunjukkan bahwa hewan yang mengandung protein homolog tersebut mungkin mempunyai asal usul yang sama, tetapi mengalami perubahan pada saat spesies berkembang selama evolusi. Kesimpulan yang serupa diperoleh dari hasil penelitian spesifisitas antibody terhadap antigen dari spesies homolog. Protein Globular Dalam protein globular, rantai polipeptida berlipat menjadi suatu bentuk globular yang kompak. Konformasi globular lebih kompleks dibandingkan dengan golongan protein serat, fungsi biologinya lebih beragam, dan aktivitasnya pun tidak statis, tetapi bersifat dinamis. Hampir semua dari 2000 atau lebih enzim merupakan protein globular. Protein globular yang lain berfungsi di dalam transport oksigen, sari makanan dan ion inorganic di dalam darah; beberapa protein globular bekerja sebagai antibody, yang lain merupakan hormone dan yang lain lagi sebagai komponen membrane dan ribosom. Terdapat dua bukti penting yang menunjukkan bahwa rantai polipeptida protein globular berlipat-lipat dengan erat dan bahwa konformasi yang berlipatlipat itu penting bagi fungsi biologinya, yaitu: 1. Bahwa protein natif mengalami denaturasi dengan pemanasan, di dalam lingkungan pH yang ekstrim, atau dengan penambahan urea. Jika suatu protein globular mengalami denaturasi, struktur kerangka kovalen tetap utuh, tetapi rantai polipeptidanya membuka membentuk acak, tidak teratur, dan mengalami perubahan konformasi dalam ruang. 2. Berlipatnya protein globular dating dari perbandingan panjang rantai polipeptida dengan ukuran makromolekular sebenarnya seperti diperlihatkan oleh pengukuran fisiokimia. Untuk menguji keberadaan protein dapat ditunjukkan dengan beberapa uji reaksi sebagai berikut: Uji Biuret : menunjukkan adanya ikatan peptide Uji Xantoproteat: menunjukkan adanya gugus fenil atau inti benzene Uji Millon: menunjukkan adanya gugus fenol Uji Belerang: menunjukkan adanya belerang dalam protein
5

Struktur protein tidak stabil karena mudah mengalami denaturasi yaitu keadaan dimana protein terurai menjadi struktur primernya, baik reversibel maupun ireversibel. Faktor-faktor yang menyebabkan denaturasi adalah pH, panas, pelarut, kekuatan ion, terlarut, dan radiasi.Protein ada yang reaktif karena asam amino penyusunnya mengandung gugus fungsi yang reaktif, seperti SH, OH, NH2, dan COOH. Biuret adalah senyawa dengan dua ikatan peptida yang terbentuk pada pemanasan dua mulekul urea. Ion Cu2+ dari preaksi Biuret dalam suasana basa akan berekasi dengan polipeptida atau ikatan-ikatn peptida yang menyusun protein membentuk senyawa kompleks berwarna ungu atau violet. Reaksi ini positif terhadap dua buah ikatan peptida atau lebih, tetapi negatif untuk asam amino bebas atau dipeptida. Semua asam amino, atau peptida yang mengandung asam- amino bebas akan bereaksi dengan ninhidrin membentuk senyawa kompleks berwarna biru-ungu. Namun, prolin dan hidroksiprolin menghasilkan senyawa berwarna kuning. Protein mengandung asam amino berinti benzen, jika ditambahkan asam nitrat pekat akan mengendap dengan endapan berwarna putih yang dapat berubah menjadi kuning sewaktu dipanaskan. Senyawa nitro yang terbentuk dalam suasana basa akan terionisasi dan warnanya akan berubah menjadi lebih tua atau jingga. Reaksi ini didasarkan pada uji nitrasi inti benzena yang terdapat pada mulekul protein menjadi senyawa intro yang berwarna kuning Protein bersifat amfoter, yaitu dapat bereaksi dengan larutan asam dan basa. Daya larut protein berbeda di dalam air, asam, dan basa; ada yang mudah larut dan ada yang sukar larut. Namun, semua protein tidak larut dalam pelarut lemak seperti eter dan kloroform. Apabila protein dipanaskan atau ditambah etanol absolut, maka protein akan menggumpal (terkoagulasi). Hal ini disebabkan etanol menarik mantel air yang melingkupi molekul-molkeul protein. Kelarutan protein di dalam suatu cairan, sesungguhnya sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, pH, suhu, kekuatan ionik dan konstanta dielektrik pelarutnya. Protein seperti asam amino bebas memiliki titik isoelektrik yang berbeda-beda. Titik Isoelektrik (TI) adalah daerah pH tertentu dimana protein

tidak mempunyai selisih muatan atau jumlah muatan positif dan negatifnya sama, sehingga tidak bergerak ketika diletakkan dalam medan listrik. Pada pH isoelektrik (pI), suatu protein sangat mudah diendapkan karena pada saat itu muatan listriknya nol. Protein merupakan biopolymer polipeptida yang tersusun dari sejumlah asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida.Protein merupakan biopolymer yang multifungsi, yaitu sebagai struktural pada sel maupun jaringan dan organ, sebagai enzim suatu biokatalis, sebagai pengemban atau pembawa senyawa atau zat ketika melalui biomembran sel, dan sebagai zat pengatur. Ada berbagai cara dalam pengujian terhadap protein yaitu dengan reaksi uji asam amino dan reaksi uji protein. Reaksi uji asam amino sendiri terdiri dari 6 macam uji yaitu: uji millon, uji hopkins cole, uji belerang, uji xantroproteat, dan uji biuret. Sedangkan untuk uji protein, berdasarkan pada pengendapan oleh garam, pengendapan oleh logam dan alkohol.Serta uji koagulasi dan denaturasi protein. Pada uji asam amino terdapat uji bersifat umum dan uji bersifat uji berdasakan jenis asam aminonya. Seperti halnya uji millon bersifat spesifik terhadap tirosin, uji Hopkins cole terhadap triptofan, uji belerang terhadap sistein, uji biuret bereaksi positif terhadap pembentukan senyawa kompleks Cu gugus CO dan NH dari rantai peptida dalam suasana basa.

V.

Alat dan Bahan Alat: Tabung reaksi Rak tabung reaksi Pipet tetes Beker gelas Erlenmeyer Gelas ukur Batang pengaduk Corong Kertas saring Bahan: Larutan NaOH 2,5 N Prosedur Percobaan 1. Uji Biuret Tambahkan 1 ml NaOH 2,5 N ke dalam 3 ml larutan protein dan aduk. Tambahkan setetes CuSO4 0,01 M. Aduk, jika tidak timbul warna tambahkan lagi setetes atau 2 tetes CuSO4. 2. Uji Pengendapan Dengan Logam Ke dalam 3 ml larutan protein tambahkan 5 tetes HgCl2 0,2 M. Ulangi percobaan dengan menggunakan Pb asetat 0,2 M. 3. Uji Pengendapan Dengan Garam Jenuhkan 10 ml larutan protein dengan ammonium sulfat. Untuk pekerjaan ini dilakukan: pertama, tambahkan sedikit garam tersebut, aduk hingga melarut. Tambahkan lagi sedikit ammonium sulfat dan aduk lagi, kontinu sehingga sedikit garam tertinggal tidak terlarut.Apabila larutan jenuh, disaring.Uji kelarutan dari endapan di dalam air. Uji endapan dengan reagen Millon dan filtrate dengan uji Biuret. 4. Uji Koagulasi Larutan CuSO4 0,01 M Larutan HgCl2 0,2 M Larutan Pb Asetat 0,2 M Larutan (NH4)2SO4 CH3COOH 1 M Reagen Millon Susu Bubuk Susu Cair Albumin Kuning Telur Putih telur Aquadest

VI.

Tambahkan 2 tetes HOAc 1 M kedalam 5 ml larutan protein. Letakkan tabung dalam air mendidih selama 5 menit.Ambil endapan dengan batang pengaduk.Uji kelarutan endapan di dalam air.Uji endapan dengan reagen Millon.

VII.

Hasil Pengamatan 1. Uji Biuret

No 1

Hasil Pengamatan Putih telur 20 % (bening) + 1 ml NaOH (bening) + CuSO4 4 tetes (biru muda) larutan berwarna ungu bening Kuning telur 20 % (kuning) + 1 ml NaOH (bening) larutan berwarna kuning + CuSO4 8 tetes (biru muda) larutan berwarna ungu Albumin 10 % 3ml (bening) + 1 ml NaOH (bening) tak berwarna + CuSO4 8 tetes (biru muda) larutan berwarna ungu Susu cair 10 % 3ml (putih) + 1 ml NaOH (bening) larutan putih + CuSO4 4 tetes (biru muda) larutan berwarna ungu Susu bubuk 10 % 3 ml (putih) + 1 ml NaOH (bening) larutan putih + CuSO4 4 tetes (biru muda) larutan berwarna ungu.

Keterangan

Ikan gabus 12,5 % 3 ml (putih kekuningan) + 1 ml NaOH (bening) larutan keruh + CuSO4 4 tetes (biru muda) larutan berwarna ungu.

2. Uji Pengendapan dengan Logam No Hasil Pengamatan 1 Putih telur 20 % (bening) + HgCl2 5 tetes (bening) endapan putih, keruh. Putih telur 20% (bening) + Pb asetat 5 tetes (bening) Keterangan

larutan keruh, endapan putih 2 Kuning telur 20 % (kuning) + HgCl2 15 tetes (bening) larutan kuning, endapan putih Kuning telur 20% (kuning) + Pb asetat 100 tetes (bening) larutan kuning, endapan putih 3 Albumin 10 % (bening) + HglCl2 5 tetes (bening) larutan kekuningan, endapan putih Albumin 10 % (bening) + Pb asetat 5 tetes (bening) larutan kuning bening, endapan putih. 4 Susu Cair 10 % (putih) + HgCl2 15 tetes (bening) larutan putih, endapan putih Susu cair 10 % (putih) + Pb Asetat 25 tetes (bening) larutan putih, endapan putih 5 Susu bubuk 10 % (putih) + HgCl2 45 tetes (bening) larutan putih, endapan putih Susu bubuk 10 % (putih) + Pb Asetat 5 tetes (bening) larutan putih, endapan putih 6 Ikan gabus 2,5 % (putih kekuningan) + HgCl2 5 tetes (bening) larutan putih, endapan putih Ikan gabus 2,5 % (putih kekuningan) + Pb Asetat larutan putih, endapan putih.

3. Uji Pengendapan dengan garam No 1 Hasil Pengamatan Endapan putih telur (putih) dilarutkan dalam air larut Endapan putih telur (putih) + reagen Millon endapan merah bata Keterangan

10

Filtrat putih telur (bening) + uji biuret larutan berwarna ungu Endapan kuning telur (kuning) dilarutkan dalam air larut Endapan kuning telur (kuning) + reagen Millon endapan merah bata Filtrat kuning telur ( bening kekuningan) + uji biuret larutan berwarna ungu Endapan Albumin (putih) dilarutkan dalam air larut Endapan Albumin (putih) + reagen Millon endapan merah bata Filtrat albumin (keruh) + uji biuret larutan berwarna ungu Endapan susu cair (putih) dilarutkan dalam air larut Endapan susu cair (puith) + reagen Millon endapan merah bata Filtrat susu cair (bening) + uji biuret larutan berwarna ungu Endapan susu bubuk (putih) dilarutkan dalam air larut Endapan susu bubuk (putih) + reagen Millon endapan merah bata Filtrat susu bubuk (bening) + uji biuret larutan berwarna ungu Endapan ikan (putih) + reagen Millon endapan merah bata Filtrat ikan (bening) + uji biuret larutan berwarna biru

11

4. Uji Koagulasi No 1 Hasil Pengamatan Putih telur (putih) + CH3COOH (bening) dipanaskan, larutan bening, endapan putih Endapan putih telur (putih) dilarutkan dalam air larut Endapan putih telur (putih) + reagen Millon endapan berwarna merah bata Filtrat putih telut (bening) + uji biuret larutan berwarna ungu 2 Kuning telur (kuning) + CH3COOH (bening) dipanaskan, larutan kuning & endapan kuning Endapan kuning telur (kuning) dilarutkan dalam air larut Endapan kuning telur (kuning) + reagen Millon endapan berwarna merah bata Filtrat kuning telur (bening) + uji biuret larutan berwarna ungu 3 Albumin (bening) + CH3COOH (bening), dipanaskan larutan putih, endapan putih Endapan albumin (putih) dilarutkan dalam air tak larut Endapan albumin (putih) + reagen Millon (tak berwarna) endapan merah bata Filtrat albumin (bening) + uji biuret larutan berwarna ungu 4 Susu cair (putih) + CH3COOH (bening), dipanaskan larutan putih, endapan putih Endapan susu cair (putih) dilarutkan dalam Endapan : 0,014 gram Endapan total : 0,034 gram Endapan : 1,86 gram Endapan : 1,75 gram Endapan total : 3,61 gram Endapan : 0,64 gram Endapan : 0,71 gram Endapan total : 1,35 gram Endapan : 0,46 gram Endapan : 0,54 gram Keterangan Endapan total : 1 gram

12

air larut Endapan susu cair (putih) + reagen Millon endapan merah bata Filtrat susu cair (bening) + uji biuret larutan berwarna ungu 5 Susu bubuk (putih) + CH3COOH (bening) dipanaskan larutan putih, endapan putih Endapan susu bubuk (putih) dilarutkan dalam air larut Endapan susu bubuk putih (putih) + reagen Millon endapan berwarna merah bata Filtrat susu bubuk (bening) + uji biuret larutan berwarna ungu. 6 Ikan gabus (putih kekuningan) + CH3COOH (bening) dipanaskan larutan putih kekuningan, endapan putih Endapan ikan gabus (kuning) dilarutkan dalam air larut Endapan ikan gabus (kuning) + reagen Millon endapan merah bata Filtrat ikan gabus (kuning) + uji biuret larutan berwarna ungu Endapan : 0,087 gram Endapan : 0,073 gram Endapan total : 0,16 gram Endapan : 0,02 gram

13

VIII.

Persamaan Reaksi

1. Uji Biuret
O Cu
++

+ 2 H2N

NH O H2N

H N

4 ONa H

HN
HN

Cu

NH
NH

OH

4Na

HO

N H

OH

2. Uji Pengendapan dengan Logam Pengendapan dengan HgCl2

(Garam Netral Proteanat)

14

Pengendapan dengan Pb-Asetat

3. Uji Pengendapan Dengan Garam

Reaksi endapan dengan Reagen Millon Reagen Millon menunjukkan uji positif terhadap tyrosin, reaksi nya sebagai berikut :

Uji MILLON

HO O OH H N H tyrosin O OH Hg HO N H
+ +

Hg

NO 2

mercuri

berw arna merah bata

15

Reaksi uji Biuret terhadap filtrat

IX.

Pembahasan Pada uji biuret, protein yang digunakan adalah albumin, putih telur, kuning telur,

susu bubuk, susu cair, dan ikan. Uji biuret dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya ikatan peptida dalam suatu larutan. keenam larutan ini ketika diberi perlakuan yang sama yaitu direaksikan dengan 1ml NaOH 2,5N yang dilanjutkan

dengan mereaksikannya kembali dengan beberapa tetes CuSO4 0,01M. Hasil yang didapatkan relative sama, yaitu larutan pada akhirnya memberikan warna ungu setelah penambahan CuSO4. Hal tersebut dapat menandakan terbentuknya ion kompleks antara Cu2+ dengan gugus amino. Perubahan larutan yang terjadi inilah yang biasanya menyatakan bahwa uji Biuret yang dilakukan pada kelima larutan protein ini bersifat uji positif. Yang memperlihatkan bahwa pada larutan putih telur, kuning telur, albumin, tirosin, dan triptofan mengandung ikatan peptida. Pada uji pengendapan dengan logam, digunakan garam logam HgCl2 dan Pbasetat, dengan protein yang sama. Penambahan garam logam berat seperti Pb-asetat dan HgCl2 akan membentuk endapan logam proteinat. Ikatan yang terbentuk amat kuat dan akan memutuskan jembatan garam, sehingga protein mengalami denaturasi. Secara

16

bersama gugus COOH dan gugus NH2 yang terdapat dalam protein dapat bereaksi dengan ion logam berat dan membentuk senyawa kelat. Ion-ion yang dapat membentuk endapan logam dengan protein antara lain adalah Ag+, Ca++, Zn++, Hg++, Fe++, Cu++, Co++, Mn++ dan Pb++. Selain gugus COOH dan gugus NH2, gugus R pada molekul asam amino tertentu dapat pula mengadakan reaksi dengan ion atau senyawa lain. ). Jumlah endapan yang dihasilkan dipengaruhi oleh kereaktifan logam berat yang ditambahkan. Logam Hg lebih reaktif daripada Pb kerena kedua logam tersebut merupakan logam transisi pada sistem periodik unsur. Karena itu seharusnya yang terjadi pada percobaan adalah endapan pada penambahan logam Hg lebih banyak dari logam Pb. Reaksi antara logam dengan protein dapat menyebabkan terputusnya rantai samping pada protein yang menyebabkan protein menjadi tidak aktif. Selain itu, logam tersebut dapat memutuskan ikatan disulfida dan ikatan pada jembatan garam. Protein yang terdenaturasi terlihat dari endapan putih yang terbentuk. Pada uji pengendapan dengan garam digunakan garam ammonium sulfat. Penggumpalan yang terjadi setelah penambahan garam disebabkan oleh tertariknya mantel air koloid hidrofil oleh elektrolit, peristiwa ini disebut salting out. Endapan protein tersebut diuji kelarutannya terhadap air, dan menunjukkan bahwa endapan tersebut larut dalam air. Endapan yang melarut kembali berarti albumin mengalami denaturasi dapat balik (reversible) atau redenaturasi yang hanya mengganggu ikatan struktur tertier protein pada salah satu ikatan rantai samping. Namun, endapan tersebut seharusnya tidak larut air karena salting out. Kondisi ini menyebabkan protein tidak dapat lagi melarutkan garam sehingga larutan jenuh. Uji Millon yang dilakukan terhadap endapan yang terbentuk menunjukkan hasil positif dengan terbentuknya warna merah bata, yang membuktikan bahwa endapan tersebut mengandung protein. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan garam tidak merusak protein, garam hanya menutupi permukaan protein yang aktif. Pada filtrat yang menghasilkan uji positif (memberikan warna ungu) pada uji biuret menunjukkan bahwa masih terdapat protein yang belum mengendap sempurna, sehingga masih terdapat protein dalam filtrat. Seharusnya, protein dapat mengendap sempurna, sehingga memberikan uji negatif atau menghasilkan warna biru pada uji biuret.

17

Pada uji koagulasi, protein direaksikan dengan asam asetat kemudian dipanaskan. Hasilnya, protein menggumpal atau terkoagulasi. Panas digunakan untuk mengacaukan ikatan hidrogen dan interaksi hidrofobik non polar pada protein sehingga protein albumin terdenaturasi dan terkoagulasi sehingga kemampuan mengikat airnya menurun. Hal tersebut dapat terjadi karena suhu tinggi dapat meningkatkan energi kinetik dan menyebabkan molekul penyusun protein bergerak atau bergetar sangat cepat sehingga mengacaukan ikatan molekul tersebut. Hal ini terjadi karena energi panas akan mengakibatkan terputusnya interaksi non-kovalen yang ada pada struktur alami protein tapi tidak memutuskan ikatan kovalennya yang berupa ikatan peptida. Penambahan asam asetat bertujuan agar larutan albumin mencapai pH isolistriknya, titik isolistrik albumin berada pada pH 4.55-4.90 (Poedjiadi 1994). Muatan gugus amino dan karboksil bebas akan saling menetralkan pada pH isolistrik sehingga molekul bermuatan nol dan mudah diendapkan (Winarno 2002). Ketika pemanasan dilakukan dan mencapai temperatur diatas 60oC kelarutan protein akan berkurang karena pada temperatur yang tinggi energi kinetik molekul protein meningkat sehingga terjadi getaran yang cukup kuat untuk merusak ikatan atau interaksi rantai samping pada struktur tertier dan kuartener yang menyebabkan koagulasi. Hasil uji koagulasi protein menunjukkan bahwa endapan tidak larut air yang berarti protein telah terdenaturasi oleh pemanasan yang dilakukan. Pada filtrat yang menghasilkan uji positif (memberikan warna ungu) pada uji biuret menunjukkan bahwa masih terdapat protein yang belum mengalami koagulasi sempurna, sehingga masih terdapat protein dalam filtrat. Seharusnya, protein dapat mengendap sempurna, sehingga memberikan uji negatif atau menghasilkan warna biru pada uji biuret.

X.

Kesimpulan

1. Uji biuret dapat dikatakan uji positif bila setelah penambahan reagennya menghasilkan warna ungu, yang menandakan bahwa pada protein tersebut terdapat ikatan peptida. 2. Reaksi antara logam dengan protein dapat menyebabkan terputusnya rantai samping pada protein yang menyebabkan protein menjadi tidak aktif.

18

3. Penggumpalan yang terjadi setelah penambahan garam disebabkan oleh tertariknya mantel air koloid hidrofil oleh elektrolit, peristiwa ini disebut salting out. 4. Pada uji koagulasi, panas akan menyebabkan kacaunya ikatan hidrogen dan interaksi hidrofobik non polar pada protein sehingga protein albumin terdenaturasi dan terkoagulasi

19

XI.

Daftar Pustaka Anonim.2011. Uji Kualitatif Protein dan Asam Amino, (Online), (http://www.faperta.ugm.ac.id/newbie/.../PengantarBiokim.ppt, diakses tanggal 4 Maret 2012). Anonim. 2011. Protein, (Online), (http://bioa-iainsnj.com/bioa/berita-148protein.html, diakses tanggal 4 Maret 2012). Fessenden, JR & Fessenden, JS.1986. Kimia Organik Jilid 2 Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga. Hawab, HM. 2004. Pengantar Biokimia. Jakarta : Bayu Media Publishing. Lehninger, Albert L. 1982. Dasar-dasar Biokimia Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Poedjiyadi, Anna dkk. 2006. Dasar-DasarBiokimia. Jakarta : UI-Press.

20

XII.

Gambar Alat

21

XIII.

Jawaban Pertanyaan Uji Biuret Warna apa yang terjadi? Warna yang dihasilkan adalah ungu atau violet. Mengapa harus dihindarkan kelebihan CuSO4? Karena apabila kelebihan pemakaian CuSO4 akan menyebabkan terbentuk endapan yaitu endapan Cu (OH)2 yang tentunya akan mengganggu test biuret ini Mengapa garam ammonium mengganggu? Garam ammonium dapat mengganggu test biuret ini karena ammonium bila direaksikan dengan CuSO4 akan terbentuk kompleks-kompleks NH3 Sebutkan dua macam zat lain selain protein yang memberikan uji biuret positif? Zat lain selain protein yang memberikan uji positif pada uji biuret adalah histidin, serin, treonin.

Uji Pengendapan Dengan Logam Apa hasilnya? Pada pengendapan logam akan terbentuk endapan putih Terangkan mengapa putih telur digunakan sebagai antidote pada keracunan Pb dan Hg! Putih telur dapat digunakan sebagai antidote pada keracunan Pb dan Hg karena albumin putih telur dapat mengendapkan Hg dan Pb sehingga Hg dan Pb bereaksi dan tidak menimbulkan keracunan.

Uji Pengendapan Dengan Garam Terangkan hasil-hasilnya! Pada percobaan ini hasil pencampuran antara serbuk ammonium sulfat dengan protein menghasilkan endapan dan filtrate. Untuk endapan yang dihasilkan dilakukan uji millon yang menghasilkan endapan merah bata, sedangkan untuk filtrate dilakukan uji biuret yang menghasilkan larutan berwarna biru.

22

Uji Koagulasi Mengapa ditambahkan asam? Penambahan asam asetat bertujuan agar larutan albumin mencapai pH isolistriknya, titik isolistrik albumin berada pada pH 4.55-4.90. Muatan gugus amino dan karboksil bebas akan saling menetralkan pada pH isolistrik sehingga molekul bermuatan nol dan mudah diendapkan. Protein apa yang menggumpal pada pendidihan? Semua protein menggumpal pada pendidihan.

23

You might also like