You are on page 1of 228

PENGARUH PEMBELAJARAN

DENGAN METODE PEMECAHAN MASALAH KAWAKITA JIRO


TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA
SISWA SMP NEGERI 6 SINGARAJA
(Eksperimen pada Siswa Kelas VIII Non Unggulan SMP Negeri 6 Singaraja)











OLEH
MOH. WILDAN ALI MURDANI
0713011010





JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2012


PENGARUH PEMBELAJARAN
DENGAN METODE PEMECAHAN MASALAH KAWAKITA JIRO
TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA
SISWA SMP NEGERI 6 SINGARAJA
(Eksperimen pada Siswa Kelas VIII Non Unggulan SMP Negeri 6 Singaraja)





SKRIPSI
Diajukan kepada
Universitas Pendidikan Ganesha
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program
Sarjana Pendidikan Matematika


OLEH
MOH. WILDAN ALI MURDANI
NIM 0713011010



JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2012


LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING


SKRIPSI
DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS-TUGAS DAN MEMENUHI
SYARAT-SYARAT UNTUK MENCAPAI GELAR SARJANA PENDIDIKAN







Menyetujui,


Pembimbing I,



Prof. Dr. I Made Candiasa, M.I.Komp.
NIP. 19601231 198601 1 004
Pembimbing II,



Dr. I Wayan Sadra, M.Ed.
NIP 19511231 197703 1 006





LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI

Skripsi oleh Moh. Wildan Ali Murdani
telah dipertahankan di depan dewan penguji
pada 8 Maret 2012

Dewan Penguji
Ketua,


Prof. Dr. I Made Candiasa, M.I.Komp.
NIP. 19601231 198601 1 004

Anggota,


Dr. I Wayan Sadra, M.Ed.
NIP 19511231 197703 1 006

Anggota,


Prof. Dr. I Nengah Suparta, M.Si
NIP. 19650711 199003 1 003

Anggota,


Dr. Gede Suweken, M.Sc.
NIP 19611111 198702 1 001


LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN

Diterima oleh Panitia Ujian Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja guna memenuhi syarat-syarat untuk
mencapai gelar Sarjana Pendidikan.

Pada
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,

Ketua Ujian,



Prof. Dr. I Made Ardana, M.Pd
NIP 19620827 198903 1 001
Sekretaris Ujian,



Dra. I Gusti Ayu Mahayukti, M.Si
NIP 19600823 198601 2 001


Mengesahkan,
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,



Prof. Dr. Ida Bagus Putu Arnyana, M.Si
NIP. 19581231 198601 1 005


PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa karya tulis yang berjudul Pengaruh
Pembelajaran dengan Metode Pemecahan Masalah Kawakita Jiro terhadap
Pemahaman Konsep Matematika Siswa SMP Negeri 6 Singaraja beserta
seluruh isinya adalah benar-benar karya sendiri, dan saya tidak melakukan
penjiplakan dan mengutip dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika yang
berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung
resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya
pelanggaran atas etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim terhadap
keaslian karya saya ini.



Singaraja, Februari 2012
Yang membuat pernyataan,


Moh. Wildan Ali Murdani
NIM. 0713011010










KATA PERSEMBAHAN

Penulis ingin berterima kasih kepada:
- Cinta sejatiku, yang selalu memberiku cinta dan ketulusan yang sebenar-
benarnya, Allah SWT. Dialah yang setia menjadi tempat bercerita dan tak
pernah menertawakanku, walaupun terkadang aku menceritakan hal-hal bodoh
dan konyol. Dialah yang sering aku lupakan tetapi tak pernah melupakanku;
- Rasulullah SAW, sumber inspirasi dan teladanku, sungguh aku ingin bisa
sehebat beliau;
- Kedua orang tuaku, bapak Makmuri dan ibu Halimah, yang tidak pernah
menyerah berjuang dan berdoa untukku. Merekalah semangat hidupku. Juga
buat adik-adikku, Putri dan Teguh. Juga keluarga besarku yang lain, terima
kasih buat dukungannya;
- Pak Hery Sujoko beserta keluarga, terima kasih atas yang sudah diberikan
selama ini;
- Buat teman baikku, si ulat besar (Gendon), Auva aku banyak belajar darimu;
- Pak Nuridja, yang telah memberiku banyak pengalaman hidup;
- Dosen-dosen Jurusan pendidikan Matematika yang sudah membimbingku
selama ini;
- Ustad Yusuf Wahyudi, terima kasih untuk nasihatnya;
- Teman-teman PREMAN senior, Mas Yudha, Pakde, terima kasih telah
memberiku banyak ilmu;
- Teman-teman Blok M, teman-teman kelas B (saya lupa nama panggilannya
waktu membuat tulisan ini), teman-teman HMJ Pendidikan Matematika, PMM
Al Hikmah, UKM Bridge, PPL SMKN 2 Seririt, KKN Desa Patemon, WUPP,
dll terima kasih sudah mewarnai hidupku dan memberi keceriaan selama ini;
- Untuk seseorang yang pernah berarti dan membahagikanku, yang saat ini
kelihatan dekat tetapi jauh;
- Serta semua yang tidak dapat aku sebutkan satu persatu.

Manusia bisa menjadi besar atau kecil tergantung pada
prasangka terhadap dirinya sendiri....
PRAKATA


Bismillaahirrahmaanirrahiim
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Allah SWT, karena atas berkat
rahmat-Nyalah, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh
Pembelajaran dengan Metode Pemecahan Masalah Kawakita Jiro terhadap
Pemahaman Konsep Matematika Siswa SMP Negeri 6 Singaraja tepat pada
waktunya.
Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan,
dorongan, arahan, dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis dalam
kesempatan ini mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dra. Gst. Ayu Mahayukti, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Matematika Universitas Pendidikan Ganesha yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk menyusun skripsi ini.
2. Bapak Prof. Dr. I Made Candiasa M.I. Komp., selaku pembimbing I yang telah
banyak memberikan arahan, motivasi, dan petunjuk selama penyusunan skripsi
ini.
3. Bapak Dr. I Wayan Sadra, M.Ed, selaku pembimbing II, yang telah banyak
memberikan arahan, motivasi, dan petunjuk sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
4. Bapak Prof. Dr. I Nengah Suparta, M.Si, selaku penguji I yang telah banyak
memberi masukan untuk lebih menyempurnakan skripsi ini.
5. Bapak Dr. Gede Suweken, M.Sc., selaku penguji II yang telah memberi saran
dan masukan untuk lebih menyempunakan skripsi ini.
i
6. Ibu Dr. Ni Nym. Parwati, M.Pd. selaku validator instrumen penelitian ini.
7. Bapak Drs. I Wayan Ariasa, M.Pd.H., selaku kepala SMP Negeri 6 Singaraja
yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di
sekolah yang dipimpinnya.
8. Ibu Ida A. Agung Sulistiawati,S.Pd., selaku guru Matematika di kelas VIII B3
dan VIII B7 SMP Negeri 6 Singaraja atas segala bantuan dan kerjasamanya
selama penulis mengadakan penelitian.
9. Siswa-siswi kelas VIII B3 dan VIII B7 SMP Negeri 6 Singaraja, atas semua
kerjasamanya selama penulis mengadakan penelitian.
10. Semua pihak yang turut membantu terselesaikannya skripsi ini.
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini belum
sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun tetap penulis
harapkan untuk menyempurnakan skripsi ini. Harapan penulis, semoga skripsi ini
bermanfaat bagi pembaca.



Singaraja, Februari 2012

Penulis







ii
PENGARUH PEMBELAJARAN
DENGAN METODE PEMECAHAN MASALAH KAWAKITA JIRO
TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA
SISWA SMP NEGERI 6 SINGARAJA
(Eksperimen pada Siswa Kelas VIII Non Unggulan SMP Negeri 6 Singaraja)

Oleh
Moh. Wildan Ali Murdani, NIM. 0713011010
Jurusan Pendidikan Matematika

ABSTRAK


Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experiment) dengan
rancangan The Matching Post Test Only Control Group Design yang bertujuan
untuk mengetahui apakah pemahaman konsep matematika siswa yang dibelajarkan
dengan metode pemecahan masalah Kawakita Jiro lebih tinggi daripada
pemahaman konsep matematika siswa yang dibelajarkan dengan metode
pembelajaran konvensional. Populasi penelitian ini adalah siswa Kelas VIII non
unggulan SMP Negeri 6 Singaraja semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012.
Sampel penelitian ditentukan dengan teknik random sampling. Proses ini
menghasilkan kelas VIII B3 sebagai kelas kontrol dan kelas VIII B7 sebagai kelas
eksperimen. Selanjutnya dlakukan proses matching dan diperoleh 28 siswa anggota
kelompok eksperimen dan 28 siswa anggota kelompok kontrol. Data mengenai
pemahaman konsep matematika dikumpulkan dengan menggunakan tes
pemahaman konsep matematika yang diberikan pada akhir penelitian, selanjutnya
dianalisis dengan uji tanda pada taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pemahaman konsep matematika siswa yang dibelajarkan
dengan metode pemecahan masalah Kawakita Jiro lebih tinggi daripada
pemahaman konsep matematika siswa yang dibelajarkan dengan metode
pembelajaran konvensional.

Kata-kata kunci: metode pemecahan masalah Kawakita Jiro, pemahaman konsep
matematika









iii

DAFTAR ISI


PRAKATA ............................................................................................................. i
ABSTRAK .............................................................................................................. iii
DAFTAR ISI .................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.................................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 8
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 9
E. Asumsi Penelitian ....................................................................................... 10
F. Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 11
G. Definisi Operasional.................................................................................... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Metode Pemecahan Masalah Kawakita Jiro ............................................... 14
B. Pemahaman Konsep Matematika ................................................................ 23
C. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 25
D. Hipotesis Penelitian ..................................................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................................ 28
iv
B. Populasi Penelitian ..................................................................................... 28
C. Sampel Penelitian ........................................................................................ 29
D. Variabel Penelitian ...................................................................................... 30
E. Rancangan Penelitian .................................................................................. 31
F. Prosedur Penelitian...................................................................................... 32
G. Instrumen Penelitian.................................................................................... 36
H. Uji Coba Instrumen ..................................................................................... 41
I. Teknik Analisis Data ................................................................................... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Uji Coba Instrumen ........................................................................... 49
B. Hasil Penelitian ........................................................................................... 50
C. Pengujian Hipotesis Penelitian .................................................................... 51
D. Pembahasan ................................................................................................. 53
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ..................................................................................................... 59
B. Saran-saran .................................................................................................. 59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN








v

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
3.1 Distribusi Populasi Penelitian ........................................................................ 28
3.2 Rancangan Penelitian .................................................................................... 31
3.3 Kegiatan Pembelajaran Kelas Eksperimen .. ......................................... 34
3.4 Kegiatan Pembelajaran Kelas Kontrol .......................................................... 35
3.5 Rubrik Pengskoran Tes Pemahaman Konsep Matematika ........................... 39
3.6 Kisi-kisi Tes Pemahaman Konsep Matematika ............................................ 40
4.1 Rangkuman Hasil Uji Validitas Tes .............................................................. 49
4.2 Rangkuman Hasil Analisis Data Pemahaman Konsep Matematika Siswa .... 50
4.3 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data Pemahaman Konsep Matematika
Siswa ............................................................................................................... 51














vi

DAFTAR LAMPIRAN


Lampiran 01 Nilai Raport Kelas VIII B3 dan VIII B7 SMP Negeri 6 Singaraja
pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011
Lampiran 02 Penyetaraan Sampel dengan Proses Matching Berdasarkan Nilai
Raport Kelas VIII B3 dan VIII B7 SMP Negeri 6 Singaraja pada
Semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011
Lampiran 03 Kisi-kisi Tes Pemahaman Konsep Matematika yang Diujicobakan
Lampiran 04 Tes Pemahaman Konsep Matematika yang Diujicobakan
Lampiran 05 Rubrik Penskoran Tes Pemahaman Konsep yang Diujicobakan
Lampiran 06 Rubrik Penskoran
Lampiran 07 Analisis Validitas Tes Pemahaman Konsep Matematika
Lampiran 08 Analisis Reliabilitas Tes Pemahaman Konsep Matematika
Lampiran 09 Kisi-kisi Tes Pemahaman Konsep Matematika
Lampiran 10 Tes Pemahaman Konsep Matematika
Lampiran 11 Rubrik Penskoran Tes Pemahaman Konsep
Lampiran 12 Rubrik Penskoran
Lampiran 13 Data Post Test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Lampiran 14 Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi, dan Varians Kelompok
Eksperimen
Lampiran 15 Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi, dan Varians Kelompok
Kontrol
Lampiran 16 Distribusi Frekuensi Skor Kelompok Eksperimen
vii
Lampiran 17 Distribusi Frekuensi Skor Kelompok Kontrol
Lampiran 18 Uji Normalitas Kelompok Eksperimen
Lampiran 19 Uji Normalitas Kelompok Kontrol
Lampiran 20 Uji Hipotesis
Lampiran 21 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen 01
Lampiran 22 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen 02
Lampiran 23 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen 03
Lampiran 24 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol 01
Lampiran 25 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol 02
Lampiran 26 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol 03
Lampiran 27 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian di Sekolah














viii


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan bertujuan membangun dan mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang berkualitas.Ini sesuai dengan pendapat Nurhadi
dan Senduk (2003) yang menyatakan bahwa peran pendidikan sangat penting untuk
menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis.
Sesuai dengan yang dinyatakan oleh Depdiknas (2007), pendidikan di
Indonesia bersandar pada lima pilar, yaitu: (1) belajar untuk beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Mahaesa; (2) belajar untuk memahami dan menghayati; (3)
belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif; (4) belajar untuk
hidup bersama dan berguna untuk orang lain; dan (5) belajar untuk membangun dan
menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan. Berdasarkan pilarpilar di atas, terlihat bahwa pendidikan memiliki
peranan yang sangat penting. Sehingga, rendahnya kualitas pendidikan harus
ditangani secara serius dan harus terus dilakukan terobosan baru untuk
meningkatkan kualitas pendidikan nasional.
Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, salah satu upaya yang
dilakukan oleh pemerintah adalah melalui penyempurnaan kurikulum.
Penyempurnaan kurikulum yang telah dilakukan antara lain adalah penyempurnaan
Kurikulum 1994 menjadi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) atau Kurikulum
1
2004. KBK kembali mengalami revisi yang akhirnya menjadi Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) atau Kurikulum 2006.
KTSP menuntut guru untuk mengoptimalkan proses pembelajaran yang
bersifat Student Oriented. Proses pembelajaran yang bersifat Student Oriented,
menurut Ardana (2007) memiliki ciri: (1) siswa aktif guru aktif; (2) siswa
mengkonstruksi sendiri pengetahuannnya; (3) siswa menemukan; (4) siswa
berusaha menyelesaikan permasalahan di dalam kelompok; (5) siswa bebas
memilih model representasi yang sesuai dengan struktur kognitifnya. Uraian di atas
menunjukkan bahwa tujuan pembelajaran yang bersifat Student Oriented adalah
untuk memberi kesempatan siswa terlibat lebih banyak dalam pembelajaran. Siswa
diarahkan untuk berkreasi dan aktif dalam pembelajaran. Ini dimaksudkan agar
pengetahuan yang diperoleh lebih bermakna.
Elsa Krisanti dan Kamarza (dalam Amir, 2009) menyebutkan bahwa proses
pembelajaran yang bersifat Teacher Oriented bercirikan: (1) pengetahuan
dipindahkan dari pengajar ke pebelajar; (2) pebelajar menerima informasi secara
pasif; (3) belajar dan penilaian adalah hal yang terpisah; (4) penekanan pada
pengetahuan di luar konteks aplikasinya; (5) pengajar perannya sebagai pemberi
informasi dan penilai; dan (6) fokus pada satu bidang disiplin.Hamalik (2006)
menyatakan bahwa dalam pembelajaran tradisonal, kegiatan mandiri dianggap tidak
ada maknanya, karena guru adalah orang yang serba tahu dan menentukan segala
hal yang dianggap penting bagi siswa. Sistem penuangan lebih mudah
pelaksanaannya bagi guru dan tidak ada masalah atau kesulitan; guru cukup
mempelajari materi dari buku, lalu disampaikan kepada siswa. Di sisi lain, siswa
2
hanya bertugas menerima dan menelan, mereka diam dan bersikap pasif atau tidak
aktif.
Kedua pendapat tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran yang bersifat
Teacher Oriented kurang memberi ruang bagi siswa untuk berkreasi dan melakukan
kegiatan mandiri. Siswa lebih banyak menjadi penonton dan menerima apa yang
disampaikan oleh guru dan jarang dilibatkan dalam pembelajaran. Kenyataan inilah
yang menyebabkan tujuan pembelajaran, khususnya pembelajaran matematika
belum tercapai secara optimal.
Depdiknas (2006) menyebutkan bahwa matematika merupakan ilmu universal
yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran yang penting
dalam berbagai disiplin dan mengembangkan daya pikir manusia. Oleh karena itu
untuk menguasai dan menciptakan teknologi dimasa depan diperlukan penguasaan
matematika sejak dini. Suherman (2003) mengemukakan bahwa para pelajar
memerlukan matematika untuk memenuhi kebutuhan praktis dan memecahkan
masalah dalam kehidupan sehari-hari, misalnya berhitung, menghitung isi dan
berat, mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan menafsirkan data, menggunakan
kalkulator atau komputer. Selain itu, dengan mempelajari matematika akan
membantu dalam memahami bidang studi lain seperti fisika, kimia, arsitektur,
farmasi, ekonomi, dan bidang ilmu yang lain.
Uraian di atas menunjukkan bahwa matematika adalah ilmu yang penting
untuk dipelajari.Sehingga, dalam pelaksanaan pendidikan, matematika diberikan
pada semua jenjang pendidikan dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.

3
Adapun tujuan diselenggarakannya pembelajaran matematika pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah adalah :
1. Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya
melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan
kesamaan, perbedaan, konsisten dan inkonsistensi,
2. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi,
dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil,
rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba,
3. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah,
4. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau
mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan,
grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan(Puskur-Balitbang
Depdiknas, 2002:2).

Pemahaman konsep matematika di SMP merupakan salah satu pondasi bagi
penguasaan matematika pada jenjang pendidikan selanjutnya. Sehingga, pada
jenjang ini perlu ditanamkan pemahaman konsep matematika yang kokoh.
Pemahaman konsep yang baik akan menjadi prasyarat penting untuk mempelajari
matematika di jenjang pendidikan selanjutnya. Hal ini sesuai dengan standar
kompetensi lulusan untuk mata pelajaran matematika tingkat SMP dalam
Permendiknas No 23 Tahun 2006 sebagai berikut.
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep
dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat,
efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generallisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika
3. Memecahkan masalah yang meliputi keterampilan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan
solusi yang diperoleh
4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan
masalah(Depdiknas, 2007:4).

4
Berdasarkan uraian di atas, matematika sebagai salah satu bidang studi
seharusnya mampu menjadi sarana untuk meningkatkan daya nalar siswa.Selain itu,
penguasaan terhadap matematika juga dapat meningkatkan kemampuan
memecahkan masalah sehari-hari dan menghadapi tantangan hidup. Melihat
pentingnya peranan matematika dalam kehidupan, seyogianya pelajaran ini
digemari siswa.
Akan tetapi, masih banyak keluhan dari berbagai pihak terhadap hasil
belajar matematika yang dicapai siswa, terutama pemahaman konsep matematika.
Sudiarta (2008), mengemukakan bahwa berdasarkan hasil penelitiannya, diperoleh
beberapa temuan mengenai kendala yang dihadapi siswa dalam pembelajaran
matematika. Kendala-kendala tersebut diantaranya kurangnya kemampuan siswa
untuk: (1) menginvestigasi dan mendefinisikan masalah yang lebih kompleks; (2)
memilih dan menggunakan strategi, algoritma yang sesuai untuk memecahkan
masalah; (3) menganalisa jawaban teman dan membandingkannya dengan jawaban
sendiri; (4) mempresentasikan dan mengkomunikasikan hasil pekerjaannya; (5)
melakukan refleksi terhadap apa yang telah dilakukan yang berhubungan dengan
penggunaan strategi, prosedur, algoritma dan hasil yang telah didapatkan untuk
diterapkan pada masalah baru yang lebih kompleks.
Kendala-kendala di atas mengindikasikan bahwa dibutuhkan inovasi dalam
pembelajaran matematika. Pembelajaran matematika dituntut agar dapat memberi
kesempatan lebih banyak bagi siswa untuk bereksplorasi, mengkonstruksi,
mengolah dan mengemukakan pendapat. Dengan kata lain, pembelajaran
matematika harus dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk berkontribusi
lebih dalam membangun pengetahuannya.
5
Sejalan dengan tujuan di atas, peneliti tertarik untuk menguji sebuah metode
yang mungkin masih asing di Indonesia. Metode tersebut adalah metode
pemecahan masalah Kawakita Jiro (MPMKJ).
Metode yang merupakan penyempurnaan dari metode pemecahan masalah
brainstorming ini ditemukembangkan oleh Kawakita Jiro, seorang sensei pada
tahun 1951. Kawakita Jiro adalah seorang antropolog Jepang dan guru besar
Universitas Tsukuba serta presiden pertama Kawakita Research Institute. Metode
ini dikenal juga dengan istilah Affinity Diagram. MPMKJ mulai tersebar luas
pemakaiannya di Jepang sejak tahun 1967 (Wiedarti, 2005).
Menurut Wiedarti (2005), ciri utama MPMKJ dimulai dengan curah
pendapat (brainstorming) yang dapat dilakukan secara individual maupun
kelompok. Metode pemecahan masalah Kawakita Jiro terdiri dari beberapa langkah
dasar, yaitu pembuatan kartu Kawakita Jiro (yang di dalamnya terdapat proses
brainstorming), pengelompokan kartu, pembuatan diagram dan penjelasan diagram.
Langkah-langkah ini, dalam pembelajaran identik dengan kegiatan eksplorasi
(pembuatan kartu Kawakita Jiro, pengelompokan kartu), elaborasi (pembuatan
diagram dan penjelasan diagram).
Pembelajaran diawali dengan pembuatan kartu Kawakita Jiro.Pada tahap ini
siswa diberi kesempatan untuk mengeluarkan idenya dan berkreasi lebih banyak
dengan melakukan proses brainstorming. Diharapkan semua gagasan dapat
dicurahkan sampai terkuras habis. Kualitas gagasan pada tahap ini tidak
diperhatikan, yang terpenting adalah munculnya gagasan dalam jumlah yang
banyak. Evaluasi terhadap gagasan tersebut akan dilakukan pada tahap selanjutnya,
yaitu pengelompokan kartu. Pada tahap pengelompokan, semua ide akan diseleksi.
6
Kemudian, ide yang memiliki kedekatan atau kemiripan akan dikumpulkan menjadi
satu yang diwakili oleh suatu kata kunci. Tidak ada gagasan yang dianggap salah,
artinya apapun pendapat siswa akan tetap dihargai. Proses selanjutnya adalah
pembuatan diagram. Diagram ini dibuat untuk menemukan hubungan antar ide
yang tertuang dalam kartu kartu KJ. Langkah terakhir adalah penjelasan diagram
secara verbal atau tertulis. Penjelasan diagram ini sangat penting bagi siswa. Agar
lebih efisien dalam bekerja jika menemui masalah yang serupa, pada tahap ini, guru
memberikan umpan balik terhadap hasil kerjasiswa .Melalui penerapan metode ini,
siswa dilatih untuk berpikir kritis, logis, sistematis, dan kreatif. Dengan demikian,
di akhir kegiatan akan diperoleh suatu konsep yang sistematis.
Jika melihat cara kerja metode ini, maka diharapkan siswa bisa
berkontribusi lebih banyak dalam kegiatan pembelajaran. Metode ini dapat menarik
minat siswa karena jika diterapkan dalam pembelajaran, metode ini menuntut siswa
tidak hanya diam mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru dalam
memecahkan masalah dan menunggu jawaban dari guru terhadap masalah tersebut,
melainkan ikut aktif dan bertanggungjawab dalam pembelajaran di kelas.
Pembelajaran akan lebih bermakna, sehingga siswa akan lebih mampu memahami
konsep matematika, tidak lagi hanya sekedar menghafal rumus dan prosedur
pengerjaan soal saja.
Berdasarkan uraian di atas, metode pemecahan masalah Kawakita Jiro
menarik untuk diterapkan dalam pembelajaran di Indonesia. Namun, belum ada
penelitian yang menggunakan metode ini, khususnya dalam bidang studi
matematika. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mencoba menerapkan metode
pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika melalui penelitian yang
7
berjudul Pengaruh Pembelajaran dengan Metode Pemecahan Masalah
Kawakita Jiro terhadap Pemahaman Konsep Matematika Siswa SMP Negeri 6
Singaraja.

B. Rumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya pemahaman konsep
matematika siswa. Dari permasalahan ini dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
Apakah pemahaman konsep matematika siswa yang mendapatkan
pembelajaran dengan metode pemecahan masalah Kawakita Jiro lebih baik
daripada pemahaman konsep matematika siswa yang mendapat
pembelajaran konvensional?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah
pemahaman konsep matematika siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan
metode pemecahan masalah Kawakita Jiro lebih baik daripada pemahaman konsep
matematika siswa yang mendapat pembelajaran konvensional.






8
D. Manfaat Hasil Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
kepada pembelajaran matematika utamanya pada upaya
peningkatan pemahaman konsep matematika siswa dengan
metode pemecahan masalah Kawakita Jiro.
Selain itu, penerapan metode ini dalam pembelajaran matematika
memberi kontribusi berupa pergeseran dari pembelajaran yang
hanya mementingkan hasil ke pembelajaran yang mementingkan
proses.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Penelitian ini bermanfaat untuk memberi variasi dalam proses
pembelajaran, meningkatkan kompetensi pedagogik, dan
memahami perbedaan individu.
b. Bagi Siswa
Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada siswa tentang
pentingnya bekerjasama agar mendapatkan hasil lebih baik dalam
memecahkan suatu masalah.
c. Bagi Peneliti
Penelitian ini bermanfaat sebagai pengalaman mengajar dengan
menggunakan metode pemecahan masalah Kawakita Jiro.


9
d. Bagi Sekolah
Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran, kualitas guru dan pada akhirnya kualitas sekolah.

E. Asumsi Penelitian
Pada penelitian ini ada beberapa asumsi yang digunakan sebagai landasan
berpikir. Sehingga, kebenaran penelitian ini terbatas sejauh asumsi tersebut tetap
berlaku, yaitu:
1. Nilai raport semester genap mencerminkan prestasi siswa yang
sebenarnya.
2. Variabel lain seperti lingkungan, guru dan siswa dipandang
berpengaruh sama terhadap pemahaman konsep matematika siswa baik
pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen.
3. Skor yang diperoleh siswa dalam menjawab tes yang diberikan,
mencerminkan pemahaman konsep siswa yang sesungguhnya. Kondisi
siswa seperti keadaan fisik, mental, dan lingkungan saat mengerjakan
tes dianggap berpengaruh sama terhadap hasil tes pemahaman konsep
siswa baik pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen.






10
F. Keterbatasan Penelitian
Karena keterbatasan biaya, waktu, dan tenaga, penelitian ini memiliki
beberapa keterbatasan, yaitu sebagai berikut.
1. Populasi pada penelitian ini terbatas pada siswa kelas VIII non
unggulan SMP Negeri 6 Singaraja tahun ajaran 2011/2012.
2. Pada penelitian ini yang diselidiki hanya terbatas pada pengaruh metode
pemecahan masalah Kawakita Jiro dalam pembelajaran matematika
terhadap pemahaman konsep matematika siswa.

G. Definisi Operasional
1. Brainstorming (Curah Pendapat)
Dalam penelitian ini, yang dimaksud brainstorming adalah proses
penggalian informasi dari siswa. Informasi diperoleh setelah siswa diberikan
masalah untuk mereka selesaikan secara individu di rumah masing-masing.
Kemudian,saat pembelajaran di kelas, siswa diberi kesempatan untuk
menyempurnakan hasil kerja mereka di rumah.
Siswa dibebaskan untuk menyelesaikan masalah yang diberikan
dengan cara yang mereka anggap paling mudah. Tidak ada batasan
mengenai cara yang harus mereka gunakan. Tujuan dari kegiatan ini adalah
untuk menghasilkan ide penyelesaian masalah sebanyak-banyaknya. Semua
gagasan yang muncul dikumpulkan tanpa dievaluasi. Artinya, kegiatan
brainstorming ini lebih menekankan pada kuantitas ide yang muncul,
sementara kualitas ide tersebut tidak diperhatikan.

11
2. Metode Pemecahan Masalah Kawakita Jiro
Langkah kerja metode ini adalah dengan mengumpulkan data yang
merupakan hasil brainstorming. Setelah proses brainstorming siswa
mengelompokkan data tersebut berdasarkan kemiripan atau kesamaan ide.
Ide yang memiliki kemiripan atau kata kunci yang sama dijadikan satu
kelompok dan diberi nama sesuai dengan kata kunci ide tersebut.
Selanjutnya, data tersebut disusun sehingga menjadi diagram.
Diagram inilah yang dibahas oleh siswa secara berkelompok untuk
dibuatkan kesimpulan. Selama pembelajaran, tugas guru adalah untuk
memberi arahan kepada siswa, mulai proses pengelompokan kartu,
pembuatan diagram, pembahasan diagram, dan penarikan simpulan
3. Pembelajaran Konvensional
Pembelajaran konvensional yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru SMP Negeri 6
Singaraja. Pada pembelajaran dengan metode ini, guru menyampaikan
materi ajar kepada siswa dengan cara menjelaskan semua hal yang harus
diketahui oleh siswa, mulai dari rumus dasar dan prosedur sampai cara
menggunakan rumus dan prosedur tersebut dalam menyelesaikan soal.
Untuk memperdalam pemahaman siswa, guru akan memberi
pertanyaan pancingan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa.
Selanjutnya siswa diberi latihan soal agar terbiasa menggunakan rumus dan
prosedur yang telah disampaikan. Di akhir kegiatan pembelajaran, guru
memberikan pekerjaan rumah kepada siswa untuk memberi kesempatan
siswa berlatih lebih banyak.
12
4. Pemahaman Konsep Matematika
Seorang siswa dapat dikatakan memiliki pemahaman konsep jika
memenuhi indikator pemahaman konsep. Indikator tersebut yaitu:
(1) menyatakan ulang sebuah konsep; (2) mengklasifikasi objek menurut
sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya; (3) memberi contoh dan bukan
contoh dari suatu konsep; (4) menyajikan konsep dalam berbagai bentuk
representasi matematis; (5) menggunakan syarat perlu atau syarat cukup dari
suatu konsep; (6) menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur
atau operasi tertentu dan mengaplikasikan konsep atau algoritma pada
pemecahan masalah; dan (7) mengaplikasikan konsep tersebut pada
pemecahan masalah.
Pemahaman konsep siswa dalam penelitian ini akan diukur dengan
tes pemahaman konsep yang akan dilakukan di akhir penelitian.




















13


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Metode Pemecahan Masalah Kawakita Jiro
Poerwadarminta (1976) mengemukakan bahwa metode adalah cara yang
telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud. Sedangkan dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode didefinisikan sebagai cara kerja yang
bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan
yang ditentukan (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2002). Terkait dengan
pembelajaran, Surakhmad dan Murry (1961) menegaskan bahwa metode adalah
cara-cara pelaksanaan proses pengajaran, atau soal bagaimana suatu bahan
pelajaran diberikan kepada murid-murid di sekolah.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
metode pembelajaran adalah suatu cara yang dirancang sistematis untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Cara tersebut meliputi bagaimana proses pembelajaran akan
dilaksanakan dan bagaimana guru akan menyampaikan materi ajar kepada
pebelajar.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Wiedarti (2005), metode pemecahan
masalah Kawakita Jiro mula-mula dipakai di dalam bidang antropologi oleh
penemunya, Jiro Kawakita. Ciri utama MPMKJ adalah adanya kegiatan curah
pendapat (brainstorming) yang dapat dilakukan secara individual maupun
kelompok. MPMKJ juga dikenal sebagai affinity diagram. Affinity diagram adalah
14
suatu cara untuk menyusun data verbal dari lapis bawah. Pitaloka (2011)
menyatakan bahwa Kawakita Jiro (antropolog Jepang) merumuskan affinity
diagram untuk mensintesa banyak data (ide) dengan menemukan keterkaitan
idenya. Ide-ide tersebut kemudian disusun dalam struktur secara bertahap hingga
membentuk kelompok-kelompok dengan tema serupa. Barulah kita akan dapat
melihat lebih jelas informasi (sumber) apa saja yang ada dan berlanjut ke analisis
dan pengambilan keputusan.
Ini berarti, MPMKJ dilaksanakan dengan menggali informasi atau ide dari
semua anggota kelompok, untuk selanjutnya dianalisis dan dicari keterkaitan antara
semua ide yang telah diperoleh. MPMKJ dapat digunakan untuk mengumpulkan
data verbal yang berjumlah banyak/kompleks (ide, pendapat, masalah) dan
mengelompokkannya ke dalam grup-grup berdasarkan hubungan antar data
tersebut.
Wiedarti (2005) juga menjelaskan nilai lebih penerapan MPMKJ. Salah
satunya dari sisi pendidikan, MPMKJ dimanfaatkan bagi pengembangan kreativitas
untuk pencarian bakat dan sumber daya manusia. MPMKJ juga mendorong
aktivitas belajar dan pembelajaran yang efektif. Arie (2008) mengemukakan bahwa
metode pemecahan masalah Kawakita Jiro jika diadopsi dalam pembelajaran,
merupakan metode pembelajaran yang terbentuk dalam beberapa kelompok kecil
yang saling bertanggungjawab dan beriorientasi terhadap tujuan yang sama, serta
berdasar pada pemikiran mereka sendiri dan kemudian saling berbagi pengetahuan
sehingga setiap individu saling memahami antara satu dengan yang lain dan tidak
lepas dari kualitas serta kerja sama kelompok dalam menarik suatu keputusan.
15
Uraian di atas menunjukkan bahwa MPMKJ dapat diterapkan dalam
pembelajaran. Penerapan MPMKJ dalam pembelajaran dapat mengembangkan
kreativitas dan mengajarkan siswa pentingnya bekerjasama.
Boediono (2002) menyatakan bahwa, cara berpikir kritis, sistematis, logis,
dan kreatif dapat dikembangkan melalui pendidikan matematika, karena
matematika memiliki struktur materi dengan keterkaitan yang kuat dan jelas satu
dengan yang lainnya serta berpola pikir yang bersifat deduktif dan konsisten.
Proses berpikir seperti inilah yang dibutuhkan untuk memperoleh
penyelesaian masalah yang berkualitas. Karakteristik inilah yang membuat metode
pemecahan masalah Kawakita Jiro dapat diterapkan dalam pembelajaran
matematika.
1. Langkah Dasar Metode Pemecahan Masalah Kawakita Jiro
Wiedarti (2005), mengungkapkan, metode pemecahan masalah
Kawakita Jiro terdiri atas 4 langkah dasar, yaitu: (1) pembuatan kartu; (2)
pengelompokan kartu; (3) pembuatan diagram; dan (4) penjelasan secara
verbal atau tertulis.
Adapun pejelasan rinci mengenai langkah langkah di atas adalah
sebagai berikut.
a. Pembuatan Kartu
Pembuatan kartu diawali dengan penyediaan kartu ukuran
seberapapun yang dapat ditulisi. Setelah itu, dilakukan proses
brainstorming. Makarao (2009) menyatakan bahwa brainstorming
(curah pendapat) adalah suatu metode pembelajaran melalui
penggalian pendapat dari peserta didik. guru melontarkan suatu
16
topik permasalahan kepada peserta didik, kemudian peserta didik
diminta mengemukakan pendapat, gagasan, atau saran untuk
menyelesaikan masalah yang dilontarkan, untuk kemudian
dirumuskan oleh guru. Menurut Farhan (2011) brainstorming
berbeda dengan diskusi, dimana gagasan dari seseorang
ditanggapi (didukung, dilengkapi, dikurangi, atau tidak
disepakati) oleh peserta lain, pada penggunaan metode curah
pendapat orang lain tidak untuk ditanggapi.
Tujuan dilakukan brainstorming adalah :
1). Mendorong terjadinya penyampaian ide atau pengalaman
peserta didik yang akan sangat membantu terjadinya refleksi
dalam kelompok;
2). Mendapat sebanyak mungkin pendapat, ide dari peserta didik
tentang permasalahan yang dilontarkan;
3). Membina peserta didik dalam mengkombinasikan dan
mengembangkan kreativitas berpikir melalui ide-ide yang
muncul;
4). Merangsang partisipasi peserta didik;
5). Menciptakan suasana yang menyenangkan dalam kelompok;
6). Melatih daya kreativitas berpikir peserta didik;
7). Melatih peserta didik untuk mengekspresikan gagasan-gagasan
baru menurut daya imajinasi mereka; dan
8). Mengumpulkan sejumlah pendapat dari kelompok belajar yang
berasal dari kenyataan di lapangan (Makarao, 2009: 148).

Dalam penelitian ini, yang dimaksud brainstorming adalah proses
penggalian informasi dari siswa. Informasi diperoleh setelah
siswa diberikan masalah untuk mereka selesaikan secara individu,
kemudian dibahas secara berkelompok. Ide yang muncul tidak
ditanggapi. Apapun ide siswa akan diterima, karena yang
diharapkan pada tahap ini adalah munculnya ide dalam jumlah
yang besar.
17
Hasil inilah yang dituliskan ke dalam kertas, yang selanjutnya
peneliti sebut sebagai kartu Kawakita Jiro.
b. Pengelompokan Kartu
Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Arie (2008), setelah semua
anggota selesai menuliskan gagasannya, masing-masing
menyerahkannya kepada ketua kelompok. Ketua kelompok akan
mengocok kartu-kartu ini (seperti kocokan pada permainan kartu
remi) dan kemudian membagikannya kepada tiap-tiap anggotanya
sampai jumlahnya habis.
Wiedarti (2005) menyebutkan bahwa setelah pembagian tersebut,
tiap anggota ini memaparkan kartu-kartu tersebut dan siap
membaca setiap kartu secara bergilir. Selanjutnya tiap-tiap
anggota membacakan kartu yang menjadi bagiannya, sementara
anggota lainnya menyimak kalau ada kartu yang mempunyai
kesamaan ide dengan kartu yang dibaca temannya.
Dalam pengelompokan ini, mungkin ada ide yang sama namun
dengan redaksi kalimat yang berbeda. Kartu-kartu ini dijadikan
satu dan dianggap satu gagasan.
Keunikan dari MPMKJ adalah tidak adanya gagasan yang
dibuang seberapapun anehnya gagasan tersebut. Hal ini sesuai
dengan yang dinyatakan oleh Kasai (2009), yaitu dalam MPMKJ,
kartu yang berisi pendapat berbeda yang tidak termasuk ke dalam
salah satu kategori grup ditempatkan secara tersendiri, dan tidak
dibuang. Kartu-kartu ini disebut a lone wolf atau a free ape,
18
dan diberi kategori sendiri. Ini menunjukkan bahwa metode ini
mendukung gagasan secara terbuka yang biasanya metode lain
tidak membolehkan hal demikian terjadi.
Dalam pembelajaran, di kegiatan inilah pendapat siswa akan
diseleksi dan ditanggapi. Ide yang mirip akan dijadikan satu
kelompok. Ide ini kemudian diberi kata kunci. Misalnya, ketika
siswa diberi masalah tentang penyelesaian SPLDV, siswa
menuliskan bahwa ada 4 cara untuk menyelesaikan SPLDV, yaitu
cara grafik, substitusi, eliminasi, dan kombinasi eliminasi-
substitusi. Siswa juga menguraikan cara penyelesaian yang
mereka gunakan dan menggunakan cara tersebut dalam
menyelesaikan masalah yang diberikan. Cara penyelesaian yang
sama, kemudian dikumpulkan dalam satu kelompok.
c. Pembuatan Diagram
Setelah dilakukan pengelompokan, di mana masing-masing grup
mewakili sekelompok gagasan yang senada, kini terdapat
beberapa kelompok.
Menurut Pitaloka (2011), yang harus dilakukan pada tahap ini
adalah: (1) buat kartu tema (affinity cards), letakkan di bagian
paling atas dengan warna kartu berbeda sehingga berfungsi
sebagai header cards; (2) lanjutkan dengan membuat super
header cards, agar dihasilkan struktur hierarki: (a) super-headers,
(b) tema/headers dan (c) sub header.
19
Dalam pembelajaran, ketika semua ide siswa selesai
dikelompokkan, guru kemudian akan mengarahkan siswa untuk
membuat diagram.
d. Penjelasan
Dalam pembelajaran, tahap ini adalah tahap penarikan
kesimpulan. Pada tahap ini, siswa membahas diagram yang sudah
terbentuk secara berkelompok. Selanjutnya, siswa diberi
kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.
Sementara kelompok lainnya diberi kesempatan untuk
menanggapi. Semua saran dan tanggapan yang muncul ditampung
dan dipertimbangkan. Di akhir kegiatan inilah akan diperoleh
simpulan dari kegiatan pembelajaran.
2. Keunggulan Metode Pemecahan Masalah Kawakita Jiro
Adapun keunggulan metode pemecahan masalah Kawakita Jiro
sebagai berikut.
a. Mempunyai keunggulan dalam dimensi berpikir. Hal ini senada
dengan pendapat Sudjana (2005) yang menyatakan bahwa
kegiatan belajar yang melibatkan berbagai dimensi pemikiran
menjadi ciri umum kegiatan belajar pemecahan masalah.
b. Brainstorming sebagai bagian dari MPMKJ memiliki beberapa
kelebihan seperti : (1) merangsang semua peserta didik untuk ikut
berpartisipasi dan terlibat aktif dalam pembelajaran;
(2) dapat dipakai pada kelompok besar maupun kelompok kecil;
(3) mengembangkan peran serta peserta didik; (4) terjadi
20
komunikasi dua arah; (5) mengetahui tingkat pengetahuan dan
pengalaman peserta didik terhadap materi yang diajarkan; dan
(6) bila ada yang belum terpikirkan oleh guru, dapat dimunculkan
oleh peserta didik (Makarao, 2009).
c. Penerapan MPMKJ menjadikan pembelajaran berorientasi
pemecahan masalah. Reitman (1970) menyatakan bahwa kegiatan
belajar perlu mengutamakan pemecahan masalah karena dengan
menghadapi masalah peserta didik akan didorong untuk
menggunakan pikiran secara kreatif dan bekerjasama intensif
untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
d. Secara individual maupun kelompok, metode pemecahan masalah
Kawakita Jiro dapat diterapkan dan menjanjikan hasil
brainstorming dalam konstruksi konsep yang sistematis
(Wiedarti, 2005);
e. MPMKJ dapat digunakan untuk mensintesa data dalam jumlah
yang banyak. Ini sesuai dengan yang dinyatakan Pitaloka (2011)
bahwa Kawakita Jiro (antropolog Jepang) merumuskan affinity
diagram untuk mensintesa banyak data (ide) dengan menemukan
keterkaitan idenya;
f. Sesuai dengan pernyataan Kasai (2009), dalam MPMKJ, kartu
yang berisi pendapat berbeda yang tidak termasuk ke dalam salah
satu kategori grup ditempatkan secara tersendiri, dan tidak
dibuang. Kartu-kartu ini disebut a lone wolf atau a free ape,
dan diberi kategori sendiri. Ini menunjukkan bahwa metode ini
21
mendukung gagasan secara terbuka yang biasanya metode lain
tidak membolehkan hal demikian terjadi.
3. Kekurangan Metode Pemecahan Masalah Kawakita Jiro
Brainstorming sebagai bagian dari metode pemecahan masalah
Kawakita Jiro memiliki beberapa kekurangan. Makarao (2009) menyatakan
kelemahan dari metode brainstorming dalam pembelajaran adalah: (1)
sering pendapat yang muncul terlalu banyak, sehingga menyulitkan dalam
merumuskannya secara keseluruhan; (2) mudah terlepas dari kontrol; (3)
membosankan bila waktu tak dikendalikan; dan (4) bisa terjadi adanya
dominasi dari peserta didik yang pandai, sehingga kurang kesempatan bagi
peserta didik lainnya.
Uraian di atas menujukkan bahwa untuk menerapkan brainstorming
diperlukan kemampuan untuk mengelola kelas dengan baik. Kemampuan
tersebut dibutuhkan agar brainstorming dapat berjalan secara maksimal.
Selain itu, metode pemecahan masalah Kawakita Jiro memiliki
kekurangan dalam proses pengambilan keputusan. Seperti yang
dikemukakan oleh Sudjana (2005), siswa yang memecahkan masalah harus
memiliki kemampuan untuk bergumul dengan stimuli dari lingkungan yang
kadang-kadang tidak menentu dan tidak jelas. Pengalaman peserta didik
dalam kegiatan belajar sikap, keterampilan, dan pengetahuan dapat
digabungkan untuk memungkinkan ia dapat memecahkan masalah yang
dihadapi. Akan tetapi, sesuai dengan pendapat Wiedarti (2005), dalam
tingkat pendidikan menengah atau universitas, misalnya, pebelajar memulai
22
pendidikannya tanpa bekal keterampilan untuk dapat bekerja sama secara
efektif.
Ketidakmampuan seperti di atas akan membuat kelompok tidak
berfungsi secara maksimal. Ini berarti, untuk memaksimalkan kinerja
kelompok dan menghasilkan keputusan yang berkualitas, diperlukan
kemampuan yang mumpuni untuk membuat keputusan secara cepat dan
efektif.

B. Pemahaman Konsep Matematika
Menurut Walle (dalam Miusena, 2011), pemahaman dapat didefinisikan
sebagai ukuran kualitas dan kuantitas hubungan suatu ide dengan ide yang telah
ada. Pemahaman tergantung pada kesesuaian antara ide yang telah ada dengan ide
baru dan tergantung pada pembuatan hubungan baru antar ide.
Pengertian konsep (Depdiknas, 2008) adalah ide (abstrak) yang dapat
digunakan atau memungkinkan seseorang untuk mengelompokkan /menggolongkan
sesuatu objek.
Seorang siswa dapat dikatakan memiliki pemahaman konsep jika memenuhi
indikator pemahaman konsep. Indikator tersebut yaitu: (1) menyatakan ulang
sebuah konsep; (2) mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan
konsepnya; (3) memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep;
(4) menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis;
(5) mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep;
(6) menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu
23
dan mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah; dan
(7) mengaplikasikan konsep tersebut pada pemecahan masalah (Depdiknas, 2008).
Bloom (dalam Herdian, 2010) menyatakan bahwa terdapat 3 macam
kemampuan, yaitu: pengubahan (translation), pemberian arti (interpretation),
pembuatan ekstrapolasi (extrapolation). Dalam matematika, proses pengubahan
dapat dilihat dari kemampuan siswa untuk mengubah soal atau permasalahan dalam
bentuk kalimat biasa menjadi bentuk bahasa matematika dalam hal ini berupa
notasi/simbol, dan sebaliknya siswa dapat menterjemahkan bahasa matematika
menjadi bentuk kalimat biasa. Untuk proses pemberian arti dapat dilihat dari
kemampuan siswa dalam menerjemahkan atau memberikan arti terhadap suatu
konsep yang sedang dipelajari, sedangkan untuk ekstrapolasi dapat dilihat dari
kemampuan siswa dalam membuat ramalan, pemikiran, ataupun perhitungan.
Skemp (dalam Herdian, 2010) menyatakan bahwa pemahaman terdiri atas
dua macam yaitu pemahaman instrumental dan pemahaman relasional. Pemahaman
instrumental hanya memungkinkan siswa menyelesaikan masalah berdasarkan apa
yang mereka peroleh dari contoh guru dan yang bersesuaian dengan contoh guru
tersebut. Sedangkan pemahaman relasional, memungkinkan siswa dapat
menyelesaikan permasalahan tidak hanya yang besesuaian dengan penjelasan guru,
tetapi mereka mampu mengembangkan sendiri untuk membentuk pengetahuan dan
pemahaman baru dalam pikiran mereka. Siswa yang berada pada tingkat
pemahaman instrumental hanya mampu menggunakan konsep tanpa mengerti
konsep tersebut, sedangkan siswa yang berada pada tingkat pemahaman relasional
tidak akan mengalami kesulitan untuk menentukan unsur apa saja yang dicari.
Artinya, siswa memiliki kemampuan berpikir divergen dalam memecahkan
24
permasalahan yang diberikan. Dalam pemahaman relasional termuat skema atau
struktur yang dapat digunakan pada penggunaan yang lebih luas, dan dalam
pemahaman relasional sifat pemakaiannya lebih bermakna.
Dalam penelitian ini yang diharapkan siswa akan memiliki pemahaman
relasional. Yakni, siswa mampu menggunakan konsep yang telah dipelajari untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang diberikan dengan jalan mengerti konsep
yang telah dipelajari.

C. Kerangka Berpikir
Belajar dalam pengertian konstruktivis adalah suatu proses pembentukan
pengetahuan/pengertian. Pembentukan ini harus dibuat sendiri oleh pebelajar/orang
yang mau mengerti. Hal tersebut berarti bahwa pebelajar sendirilah yang aktif
berpikir, merumuskan konsep dan mengambil makna. Peran pengajar disini adalah
membantu supaya proses pengkontruksian berjalan agar pebelajar membentuk
pengetahuannya.
Pembelajaran dengan filosofi konstruktivisme mengutamakan peran siswa
serta memprioritaskan pembentukan pengetahuan pada diri siswa. Siswa diberikan
kesempatan untuk mengungkapkan pemikirannya tentang suatu masalah tanpa
dihambat. Siswa dibiasakan berpikir dan mempertanggungjawabkan pemikirannya,
agar mereka terlatih untuk menjadi pribadi yang mandiri, kritis, kreatif, dan
rasional.
Metode pemecahan masalah Kawakita Jiro adalah salah satu metode
pemecahan masalah yang jika diadopsi ke dalam pembelajaran akan sesuai dengan
pandangan konstruktivisme tentang belajar dan pembelajaran. Metode pemecahan
25
masalah Kawakita Jiro ini lebih menekankan pembelajaran yang bersifat student
oriented dan keterampilan proses sains yaitu keterampilan yang dimiliki oleh siswa
yang berkaitan dengan cara-cara mereka untuk memperoleh pengetahuan sains.
Pengetahuan awal siswa dikaitkan dengan pengetahuan yang baru sehingga siswa
merasakan bahwa belajar tersebut menjadi bermakna.
Pembelajaran dengan metode pemecahan masalah Kawakita Jiro ini akan
memberikan kesempatan pada siswa untuk dapat terlibat aktif dalam pembelajaran,
memberikan kesempatan pada siswa untuk lebih memahami konsep-konsep yang
diajarkan, mendalaminya, mengembangkan konsep dan keterampilannya pada
situasi/kasus yang berbeda dengan diberikannya soal-soal latihan pengembangan,
selain itu siswa memiliki lebih banyak kesempatan mengkomunikasikan dan
mendiskusikan hasil pekerjaannya dengan teman kelompoknya
Implementasi metode pemecahan masalah Kawakita Jiro dalam
pembelajaran sesuai dengan pandangan kontruktivis, yaitu: (1) pebelajar terlibat
aktif dalam pembelajaran; (2) informasi baru harus dikaitkan dengan informasi lain
sehingga menyatu dalam skemata yang dimiliki pebelajar agar pemahaman
terhadap informasi menjadi kompleks; dan (3) orientasi pembelajaran adalah
pemecahan masalah (Herman Hudojo dalam Ratumanan, 2002).
Ini berarti, proses pembelajaran bukan lagi sekedar transfer pengetahuan
dari guru ke siswa, tetapi merupakan proses pemerolehan konsep yang berorientasi
pada keterlibatan siswa secara aktif dan langsung. Proses pembelajaran demikian
akan lebih bermakna dan menjadikan skema dalam diri pebelajar menjadi
pengetahuan fungsional yang setiap saat dapat diorganisasi oleh pebelajar untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi.
26
Melalui implementasi metode Kawakita Jiro dalam pembelajaran
matematika siswa belajar dan secara aktif membangun sendiri pengetahuannya.
Proses inilah yang diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika
siswa.
Berdasarkan uraian di atas dapat diyakini bahwa penerapan metode
Kawakita Jiro dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika
siswa.

D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir diatas, maka hipotesis
yang dapat dirumuskan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Pemahaman konsep matematika siswa yang mendapatkan pembelajaran
dengan metode pemecahan masalah Kawakita Jiro lebih baik daripada
pemahaman konsep matematika siswa yang mendapat pembelajaran
konvensional.

















27


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Jika melihat kondisi di
mana tidak semua variabel dan kondisi eksperimen dapat diatur dan dikontrol
secara ketat, maka penelitian ini dikategorikan penelitian eksperimen semu (quasi
experiment). Dalam desain eksperimen semu penempatan subjek ke dalam
kelompok yang dibandingkan tidak dilakukan secara acak. Individu subjek sudah
ada dalam kelompok yang dibandingkan sebelum diadakannya penelitian.

B. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2005). Populasi
dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII non unggulan SMP Negeri 6 Singaraja
tahun pelajaran 2011/2012 yang tersebar ke dalam 8 kelas, yaitu kelas VIII B1, VIII
B2, VIII B3, VIII B4, VIII B5, VIII B6, VIII B7, VIII B8. Distribusi populasi dapat
dilihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 3.1 Distribusi Populasi Penelitian
No Kelas Banyak Siswa (Orang)
1 VIII B1 35
2 VIII B2 35
3 VIII B3 34
4 VIII B4 33
28
29

(Dikutip dari data SMP Negeri 6 Singaraja,2011)

C. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian/wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2005).
Selanjutnya untuk menentukan sampel digunakan teknik random sampling, dimana
semua kelas dianggap mempunyai kemampuan relatif homogen. Selanjutnya
diambil 2 kelas secara random untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Dengan proses randomisasi, maka keadaan kelas eksperimen dan kelas
kontrol relatif setara. Dipilihnya dua kelas sebagai sampel berdasarkan pendapat
Arikunto (2005) yang menyatakan bahwa, jika anggota populasi jumlahnya hanya
beberapa ratus, peneliti cukup mengambil sampel 25%-30% dari jumlah anggota
populasi.
Untuk memperoleh sampel yang lebih mendekati setara, dilakukan proses
matching yang menggunakan nilai matematika pada raport Kelas VIII semester
genap tahun pelajaran 2010/2011. Prosedur matching yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Nilai matematika kelas eksperimen dan kelas kontrol pada raport Kelas
VII semester genap tahun pelajaran 2010/2011 diurutkan dari tinggi ke
rendah. Pengurutan nilai ini bertujuan untuk mempermudah
pemasangan antara dua kelompok dari populasi penelitian.
5 VIII B5 34
6 VIII B6 34
7 VIII B7 34
8 VIII B8 34
Jumlah 273
2. Pasangan individu dari satu kelompok diambil pada kelompok lain
dengan cara sebagai berikut:
a. Jika pada nilai tertentu pada setiap kelompok diisi hanya oleh
seorang siswa, maka siswa tersebut langsung dipasangkan.
b. Jika pada satu nilai tertentu masing-masing kelompok diisi oleh
orang yang sama banyak, maka langsung dipasangkan.
c. Jika dari nilai tertentu salah satu kelompok mempunyai anggota yang
lebih banyak dari kelompok lain, maka penentuan jumlah pasangan
didasarkan pada banyaknya siswa dari kelompok yang lebih sedikit
dan pasangan sesuai dengan butir 2 di atas.
3. Siswa yang tidak memperoleh pasangan datanya tidak diikutsertakan
dalam analisis, namun mereka tetap belajar di kelas tersebut agar para
siswa tidak merasa dijadikan objek penelitian.

D. Variabel Penelitian
Variabel dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek
pengamatan penelitian (Arikunto, 2005). Ada dua jenis variabel yang terlibat dalam
penelitian ini, yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat
(dependent variable).
Ada dua jenis variabel yang terlibat dalam penelitian ini, yaitu variabel
bebas dan variabel terikat.
1. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Metode Pemecahan Masalah
Kawakita Jiro.
30
2. Variabel terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemahaman konsep
matematika siswa.

E. Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2011/2012 di
SMP Negeri 6 Singaraja. Pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh metode pemecahan masalah Kawakita Jiro terhadap pemahaman konsep
matematika siswa.
Rancangan eksperimen semu yang digunakan dalam penelitian ini adalah
The Matching Post Test Only Control Group Design. Rancangan penelitian ini
diilustrasikan dalam Tabel 3.2 sebagai berikut.
Tabel 3.2 Rancangan Penelitian
Kelompok Perlakuan Post-test
Eksperimen M X
1
Y
1
Kontrol M X
0
Y
0
( dimodifikasi dari Jack R. Fraenkel dan Norman E. Wallen, 1993)
Keterangan :
M = Matching
X
1
= Perlakuan berupa pembelajaran dengan metode pemecahan masalah
Kawakita Jiro
X
0
= Perlakuan berupa model pembelajaran konvensional
Y
1
,Y
0
= Post-test untuk masing-masing kelompok

31
Kelompok eksperimen merupakan kelas yang diberikan perlakuan berupa
pembelajaran dengan metode pemecahan masalah Kawakita Jiro, sedangkan
kelompok kontrol merupakan kelas yang diberikan perlakuan berupa pembelajaran
konvensional.
Dengan rancangan seperti ini, memungkinkan untuk tidak melakukan
pengacakan individu dalam penempatan kelompok. Keunggulan desain penelitian
ini adalah penggunaan kelompok (kelas) yang utuh sehingga subyek penelitian
tidak begitu menyadari dengan adanya eksperimen yang dilakukan. Sedangkan
kelemahan utama dari desain penelitian ini adalah penentuan sampel penelitian
yang tidak diacak mengakibatkan sulitnya mendapatkan sampel yang representatif
terutama untuk populasi yang tidak homogen. Untuk mengatasi hal tersebut, maka
pengambilan sampel dilakukan secara undian sehingga semua kelompok (kelas)
mendapatkan peluang yang sama untuk menjadi sampel penelitian.

F. Prosedur Penelitian
Untuk mengungkapkan secara tuntas mengenai permasalahan yang diajukan
dalam penelitian ini, maka langkah-langkah yang akan ditempuh dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut.
1. Menentukan sampel penelitian yang berupa kelas-kelas dari populasi
yang tersedia dengan cara melakukan pengundian, diambil dua kelas
sebagai sampel.
2. Dari dua kelas sampel yang sudah diperoleh diundi kembali untuk
menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dari hasil pengundian,
32
diperoleh Kelas VIII B3 sebagai kelas kontrol dan Kelas VIII B7
sebagai kelas eksperimen.
3. Melakukan proses matching berdasarkan nilai raport semester genap
tahun ajaran 2010/2011 untuk mendapatkan sampel yang lebih setara.
Proses matching antara 32 siswa kelas eksperiman dengan 32 siswa
kelas kontrol menghasilkan 28 pasangan (Lampiran 02).
4. Menyusun instrumen penelitian yang berupa tes essay untuk mengukur
pemahaman konsep matematika siswa
5. Mengonsultasikan instrumen penelitian dengan beberapa guru
matematika dan dosen pendidikan matematika dan selanjutnya
dilakukan uji coba instrumen
6. Menentukan langkah-langkah pembelajaran Kawakita Jiro dan
pembelajaran konvensional yang dituangkan dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
7. Melaksanakan pembelajaran Kawakita Jiro pada kelompok eksperimen
dan pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol
8. Memberikan post-test kepada kelas-kelas sampel secara bersamaan
9. Menganalisis hasil penelitian untuk menguji hipotesis yang diajukan.
Adapun kegiatan pembelajaran dengan metode pemecahan masalah Kawakita
Jiro dapat dilihat pada tabel berikut.






33
Tabel 3.3 Kegiatan Pembelajaran Kelas Eksperimen
No Struktur
Kegiatan Pembelajaran
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
1 Pendahuluan



a. Pada saat memasuki ruang kelas,
guru mengucapkan salam
b. Menyampaikan standar kom-
petensi, kompetensi dasar dan
tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai.
a. Menjawab salam guru dengan
serempak
b. Menyiapkan sarana yang diperlukan
dalam pembelajaran.
2








Kegiatan Inti








a. Menyinggung materi yang akan
dipelajari dengan contoh di
sekitar siswa untuk memotivasi
siswa tentang pemanfaatan
materi yang akan dipelajari
dalam kehidupan sehari-hari
b. Memberi kesempatan kepada
siswa untuk melakukan
brainstorming (curah pendapat)
secara berpasangan untuk
menyempurnakan hasil
brainstorming individu terhadap
masalah yang diberikan pada
pertemuan sebelumnya
c. Memantau kegiatan
brainstorming (curah pendapat)
yang dilakukan siswa serta
memberikan arahan kepada siswa
seperlunya
d. Memberi kesempatan kepada
siswa untuk membacakan kartu
Kawakita Jiro yang sudah
ditulisi pendapat mereka
e. Membimbing siswa menge-
lompokkan kartu Kawakita Jiro
berdasarkan kemiripan atau
kesamaan ide.
a. Mencermati keterkaitan materi
dengan yang disampaikan guru agar
termotivasi untuk mempelajari
materi selanjutnya


b. Melakukan kegiatan brain-storming
(curah pendapat) secara
berpasangan untuk menyem-
purnakan hasil brainstorming
individu terhadap masalah yang
diberikan pada pertemuan
sebelumnya

c. Bertanya kepada guru jika
mengalami kesulitan pada saat
melakukan brainstorming


d. Membacakan isi kartu Kawakita
Jiro yang telah ditulisi pendapat
mereka

e. Mengelompokkan kartu Kawakita
Jiro berdasarkan kemiripan atau
kesamaan ide.
a. Mengarahkan siswa untuk
membuat diagram dari hasil
brainstorming pasangan siswa
b. Mengkondisikan siswa ke dalam
beberapa kelompok yang terdiri
dari 4 5 orang untuk untuk
memberi kesempatan siswa
membahas diagram yang telah
dibuat

a. Membuat diagram berdasarkan hasil
brainstorming pasangan siswa

b. Menempatkan diri ke dalam
beberapa kelompok untuk
membahas diagram yang telah
dibuat



34
35
29
No Struktur
Kegiatan Pembelajaran
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
c. Membimbing siswa untuk
memahami penjelasan diagram
dan membuat kesimpulan dari
diagram yang telah dibuat
d. Memberikan kesempatan kepada
perwakilan kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi
mereka
e. Mengarahkan siswa untuk
menarik kesimpulan dari hasil
presentasi kelompok.

c. Merumuskan penjelasan diagram
berdasarkan arahan guru


d. Mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya ke depan kelas


e. Menarik kesimpulan dari hasil
presentasi.
a. Memberi kesempatan kepada
siswa untuk menulis kembali
kesimpulan dan konsep yang
diperoleh dalam bentuk
rangkuman
b. Memberi umpan balik dan
penguatan untuk meluruskan
pemahaman konsep siswa
a. Menuliskan kembali kesimpulan
yang diperoleh dalam sebuah
rangkuman


b. Menanggapi umpan balik dan
penguatan yang diberikan guru.
3 Penutup a. Memberikan kuis kepada siswa
b. Memberikan tugas terstruktur
dan kegiatan mandiri tak
terstruktur.
a. Mengerjakan kuis dengan tertib
b. Mendengarkan dengan seksama
tugas dan PR yang diberikan oleh
guru

Untuk kelas kontrol, dilaksanakan pembelajaran seperti biasa dengan
metode pembelajaran konvensional. Adapun langkah-langkah pembelajarannya
diuraikan sebagai berikut.
Tabel 3.4 Kegiatan Pembelajaran pada Kelas Kontrol
No Struktur
Kegiatan Pembelajaran
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
1 Pendahuluan a. Pada saat memasuki ruang kelas,
guru mengucapkan salam
b. Menyampaikan standar kom-
petensi, kompetensi dasar dan
tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai.
a. Menjawab salam guru dengan
serempak
b. Menyiapkan sarana yang diperlukan
dalam pembelajaran.
2


Kegiatan Inti


a. Mengaitkan materi yang akan
dipelajari dengan contoh di
sekitar siswa untuk memotivasi
a. Menyimak dengan seksama apa
yang disampaikan guru agar
termotivasi untuk mempelajari
29
36
No Struktur
Kegiatan Pembelajaran
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa












siswa tentang pemanfaatan
materi yang akan dipelajari
dalam kehidupan sehari-hari
b. Menyampaikan materi pelajaran
secara bertahap
c. Memberi kesempatan siswa
untuk bertanya jika ada kesulitan
dalam memahami penjelasan
guru.
materi selanjutnya


b. Memperhatikan dan mencatat
penjelasan guru dengan seksama
c. Mengajukan pertanyaaan jika
menemui kesulitan dalam
memahami penjelasan yang
disampaikan guru.
a. Memberi kesempatan kepada
siswa untuk berdiskusi dalam
mengerjakan latihan soal
b. Memantau diskusi serta
memberikan arahan kepada
siswa seperlunya dalam
pengerjaan latihan soal
c. Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk
mempresentasikan hasil diskusi
mereka.
a. Berdiskusi dan mengerjakan
latihan soal dengan baik dan tertib

b. Bertanya kepada guru jika
mengalami kesulitan pada saat
pengerjaan latihan soal

c. Mempresentasikan hasil diskusi ke
depan kelas.

a. Memberi pertanyaan, umpan
balik dan penguatan kepada
siswa
b. Memberi konfirmasi terhadap
hasil eksplorasi dan elaborasi
siswa untuk meluruskan
pemahaman konsep siswa yang
masih keliru.
a. Menjawab pertanyaan dari guru


b. Memperhatikan penjelasan guru
dengan seksama.
3 Penutup a. Memberikan kuis kepada siswa
b. Memberikan tugas terstruktur
dan kegiatan mandiri tak
terstruktur.
a. Mengerjakan kuis dengan tertib
b. Mendengarkan dengan seksama
tugas dan PR yang diberikan oleh
guru

G. Instrumen Penelitian
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data tentang pemahaman
konsep matematika siswa. Penilaian pada aspek pemahaman konsep ini bertujuan
untuk mengetahui sejauh mana siswa mampu menerima dan memahami konsep
dasar matematika yang telah dibelajarkan.
37
Berdasarkan Peraturan Dirjen Dikdasmen Depdiknas Nomor
506/Kep/PP/2004 tanggal 11 November 2004 tentang rapor diuraikan bahwa
indikator siswa memahami konsep matematika adalah mampu:
1. Menyatakan ulang sebuah konsep,
2. Mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan
konsepnya,
3. Memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep,
4. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis,
5. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep,
6. Menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi
tertentu,
7. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah.

Contoh ilustrasi hasil belajar lingkup pemahaman konsep sebagai berikut.
Ketika siswa belajar KD 2.3 Kelas VII Semester 1 yaitu Menyelesaikan
persamaan linear satu varibel, maka harus terampil menyelesaikan persamaan
linear satu variabel (PLSV). Agar memiliki kemampuan seperti itu maka siswa
harus paham konsep PLSV dan algoritma menyelesaikan PLSV atau memahami
pripsip (dalil) kesetaraan. Bila itu terwujud maka ia dikatakan mampu
menyelesaikan PLSV. Kemampuan itu lingkupnya adalah pemahaman konsep.
(Depdiknas, 2008:11).

Oleh karena itu, instrumen yang digunakan dalam mengumpulkan data
adalah berupa tes essay, karena untuk mengukur pemahaman konsep matematika
siswa diperlukan alasan mengapa mereka menjawab atau memecahkan suatu
masalah dengan cara tertentu. Menurut Suherman (1993), tes essay memiliki
beberapa keunggulan, yaitu dalam menjawab soal bentuk uraian siswa dituntut
menjawab secara rinci, maka proses berpikir, ketelitian, dan sistematika
penyusunan dapat dievaluasi. Terjadinya bias hasil evaluasi dapat dihindari. Proses
pengerjaan tes akan menimbulkan kreativitas dan aktivitas positif siswa sehingga
tes berbentuk essay menuntut siswa agar berpikir secara sistematis dalam
menyampaikan pendapat dan argumentasi serta mengaitkan fakta-fakta yang
relevan.
38
Dalam penelitian ini, adapun materi yang digunakan yaitu mencakup tiga
kompetensi dasar yaitu:
1. Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel,
2. Membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV),
3. Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) dan penafsirannya.
Selain memuat tiga kompetensi dasar di atas, materi yang digunakan juga
meliputi 6 indikator hasil belajar, antara lain:
1. Dapat mendefinisikan Persamaan Linear Dua Variabel,
2. Dapat menentukan himpunan penyelesaian Persamaan Linear Dua
Variabel,
3. Dapat mendefinisikan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV),
4. Dapat menentukan penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
(SPLDV),
5. Dapat membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV),
6. Dapat menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan
dengan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) dan
penafsirannya.
Pemberian skor tes pemahaman konsep matematika siswa dilakukan dengan
pemberian skor sesuai dengan aspek yang dinilai. Tujuannya adalah untuk
mengurangi unsur subjektivitas. Pedoman pengskoran tes pemahaman konsep
matematika yang digunakan dalam penelitian ini adalah berdasarkan Peraturan
39
Dirjen Dikdasmen Depdiknas Nomor 506/C/Kep/PP/2004 tentang rapor, dimana
terdapat beberapa indikator pemahaman konsep matematika. Indikator tersebut
yaitu: (1) menyatakan ulang sebuah konsep; (2) mengklasifikasi objek menurut
sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya; (3) memberi contoh dan bukan contoh
dari suatu konsep; (4) menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi
matematis; (5) menggunakan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep; (6)
menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah; dan (7)
mengaplikasikan konsep tersebut pada pemecahan masalah. Adapun rubrik yang
digunakan adalah sebagai berikut.
Tabel 3.5 Rubrik Pengskoran Tes Pemahaman Konsep Matematika
No Indikator Pemahaman Konsep Matematika Skor
1. Menyatakan ulang sebuah konsep 1
2. Mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan
konsepnya
1
3. Memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep 1
4. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi
matematis
1
5. Menggunakan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep 1
6. Menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau
operasi yang relevan dalam pemecahan masalah.
1
7. Mengaplikasikan konsep tersebut pada pemecahan masalah 2
(Diadaptasi dari Depdiknas 2008)
Dalam penyusunan tes pemahaman konsep matematika, terlebih dahulu
dibuat kisi-kisi soal yang berfungsi sebagai peta tentang penyebaran butir soal,
sehingga taraf kesukaran, jumlah soal dan persentasenya dapat tersebar secara
merata. Kisi-kisi soal dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut.


40
Tabel 3.6 Kisi-Kisi Tes Pemahaman Konsep Matematika
No. Indikator Hasil Belajar Indikator Pemahaman Konsep
No.
Soal
1.
Dapat mendefinisikan Persamaan
Linear Dua Variabel
1. Menyatakan ulang sebuah konsep 1
2.
Dapat menentukan himpunan
penyelesaian Persamaan Linear Dua
Variabel
2. Mengklasifikasi objek menurut
sifat-sifat tertentu sesuai dengan
konsepnya
1
4. Menyajikan konsep dalam
berbagai bentuk representasi
matematis
1
6. Menggunakan dan memanfaatkan
serta memilih prosedur atau
operasi tertentu
1
3.
Dapat mendefinisikan Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel
(SPLDV).
3. Memberi contoh dan bukan
contoh dari suatu konsep
2
4.
Dapat menentukan penyelesaian
Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel (SPLDV).
2. Mengklasifikasi objek menurut
sifat-sifat tertentu sesuai dengan
konsepnya
4
5. Mengembangkan syarat perlu
atau syarat cukup dari suatu
konsep
3
6. Menggunakan dan memanfaatkan
serta memilih prosedur atau
operasi tertentu
4
7. Mengaplikasikan konsep atau
algoritma pada pemecahan
masalah
3
5.
Dapat membuat model matematika
dari masalah yang berkaitan dengan
Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel (SPLDV)
4. Menyajikan konsep dalam
berbagai bentuk representasi
matematis
5,6
6.
Dapat menyelesaikan model
matematika dari masalah yang
berkaitan dengan Sistem Persamaan
Linear Dua Variabel (SPLDV) dan
penafsirannya.
6. Menggunakan dan memanfaatkan
serta memilih prosedur atau
operasi tertentu
5,6
7. Mengaplikasikan konsep atau
algoritma pada pemecahan
masalah
5,6



41
H. Uji Coba Instrumen
Tes pemahaman konsep matematika yang telah disusun diujicobakan untuk
mendapatkan gambaran secara empirik tentang kelayakan tes tersebut sebelum
dipergunakan sebagai instrumen penelitian. Hasil uji coba dianalisis lebih lanjut
untuk mendapatkan validitas dan reliabilitas tes. Hal ini dilakukan karena instrumen
penelitian akan dikatakan baik jika sudah memenuhi dua persyaratan penting yaitu
valid dan reliabel (Arikunto, 2002).
Sebelum tes diujicobakan, terlebih dahulu dikonsultasikan dengan dosen
Jurusan Pendidikan Matematika, Ibu Dr. Ni Nyoman Parwati, M.Pd. dan guru SMP
Negeri 6 Singaraja, Ibu Ida A. Agung Sulistiawati, S.Pd. untuk mengetahui apakah
tes yang disusun telah mencerminkan materi yang disampaikan.
Untuk tes pemahaman konsep dianalisis dengan menggunakan uji validitas
tes dan reliabilitas tes setelah dilakukan ujicoba terpakai pada siswa Kelas VIII B3
SMP Negeri 6 Singaraja.
1. Validitas Tes
Validitas tes merupakan tingkat suatu tes mampu mengukur apa yang
hendak di ukur (Arikunto, 2002). Untuk mengukur validitas tes digunakan
rumus korelasi product-moment sebagai berikut.




=
) ) ( )( ) ( (
) )( (
2 2 2 2
Y Y N X X N
Y X XY N
r
xy

dengan :
X = skor butir tes
Y = skor total
N = banyak responden
42

xy
r = koefisien korelasi
Kriteria yang digunakan dalam validitas adalah dengan
membandingkan harga
xy
r dengan tabel harga r-product moment pada taraf
signifikansi 5%. Tes dikatakan valid jika
tabel xy
r r > pada taraf signifikansi
5%. Kategori nilai
xy
r untuk menyatakan validitas tes diklasifikasikan
sebagai berikut.
00 , 1 80 , 0
11
s < r
validitas sangat tinggi
80 , 0 60 , 0
11
s < r
validitas tinggi
60 , 0 40 , 0
11
s < r
validitas sedang
40 , 0 20 , 0
11
s < r
validitas rendah
20 , 0 00 , 0
11
s < r
validitas sangat rendah
00 , 0
11
s r

tidak valid
2. Reliabilitas Tes
Reliabilitas tes mengacu pada tingkat keterandalan tes tersebut sebagai
instrumen penelitian (Arikunto, 2002). Reliabilitas suatu alat evaluasi
dimaksudkan sebagai suatu alat yang memberikan hasil yang relatif sama
meskipun dilakukan pada waktu dan tempat yang berbeda. Menurut Erman
Suherman, tes yang reliabilitasnya tinggi disebut tes yang reliabel. Untuk
menentukan reliabilitas tes kemampuan penalaran dan komunikasi
matematika dipergunakan rumus alpha, yaitu:
(
(

=

2
2
11
1
1
i
i
n
n
r
o
o


43
Dengan:
Varian tiap butir tes :
N
N
X
X
i

=
2
2
2
) (
o
Varian total :
N
N
Y
Y
i

=
2
2
2
) (
o (Arikunto, 2002:376)
Keterangan :
11
r = reliabilitas tes
n = banyaknya butir soal

2
i
o = jumlah varian skor tiap item
2
i
o = varian total
N = jumlah responden
Y = skor total item
X = skor tiap item
Untuk menentukan derajat reliabilitas alat evaluasi dapat digunakan
kriteria sebagai berikut.
00 , 1 80 , 0
11
s < r
reliabilitas sangat tinggi (sangat baik)
80 , 0 60 , 0
11
s < r
reliabilitas tinggi (baik)
60 , 0 40 , 0
11
s < r
reliabilitas sedang (cukup)
40 , 0 20 , 0
11
s < r
reliabilitas rendah (kurang)
20 , 0
11
s r
reliabilitas sangat rendah
Soal yang akan dipergunakan dalam post-test minimal memiliki
derajat reliabilitas tinggi.

44
I. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini diperoleh data tentang pemahaman konsep matematika
siswa yang merupakan data kuantitatif dan dianalisis dengan statistik inferensial.
Statistik inferensial merupakan penyelidikan yang didasarkan atas data statistik
beserta petunjuk-petunjuk tentang ketelitian dan kemantapan dari keputusan yang
diambil berdasarkan teori probabilitas. Statistik inferensial digunakan untuk
menggeneralisasikan hasil penelitian yang meliputi estimasi (perkiraan) dan
pengujian hipotesis.
Uji statistik yang digunakan untuk menguji pengaruh pembelajaran metode
pemecahan masalah Kawakita Jiro terhadap pemahaman konsep matematika siswa
adalah dengan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan uji-t satu
ekor (ekor kanan). Langkah-langkah analisis data yang dipergunakan adalah:
1. Uji Normalitas
Sebelum dilaksanakan pengujian untuk memperoleh simpulan, data
yang diperoleh harus diuji normalitasnya. Uji normalitas bertujuan untuk
menentukan apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Jika
data tidak berdistribusi normal, maka pengujian hipotesis tidak dapat
dilakukan dengan uji t, melainkan dengan statistik non parametrik. Untuk
menguji normalitas digunakan uji Chi-Square (
2
_ ) pada taraf signifikansi
5% dan derajat kebebasan ) 3 ( = k dk

.
Rumus yang dipergunakan adalah

=
k
i i
i i
hit
E
E O
1
2
2
) (
_ .

45
Dengan:
O
i
= frekuensi observasi
E
i
= frekuensi harapan
k = banyak kelas
Kriteria pengujian yaitu sampel ditarik dari populasi yang berdistribusi
normal jika
2
) 3 )( 1 (
2

<
k hit o
_ _ , dengan % 5 = o (Sudjana, 1996).
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok
memiliki varians yang homogen atau tidak. Apabila varians kedua
kelompok tidak homogen, maka pengujian hipotesis menggunakan uji-t
tidak dapat dilakukan dengan tepat, namun dapat dilakukan dengan uji-t
pendekatan. Uji homogenitas varians untuk kedua kelompok menggunakan
uji F, yaitu:
Terkecil Varians
Terbesar Varians
F
hit


=
Dengan kriteria pengujian adalah kedua populasi memiliki varian yang
berbeda jika
) 2 , 1 )( ( v v hit
F F
o
> . Dengan
o : taraf signifikansi, yaitu sebesar 5%
v
1
: derajat kebebasan pembilang, yaitu n
1
-1
v
2
: adalah derajat kebebasan penyebut, yaitu n
2
-1 (Sudjana, 1996).
3. Uji Hipotesis
Sesuai dengan hipotesis penelitian yang telah diajukan sebelumnya,
dapat dirumuskan hipotesis nol (H
0
) dan hipotesis alternatif (H
a
) berikut.
2 1
: s Ho melawan
2 1
: > Ha

(Sudjana, 1996)
46
2 1
: s Ho yaitu pemahaman konsep matematika siswa yang
mendapatkan pembelajaran dengan metode pemecahan
masalah Kawakita Jiro tidak lebih baik daripada
pemahaman konsep matematika siswa yang mendapat
pembelajaran konvensional.
2 1
: > Ha yaitu pemahaman konsep matematika siswa yang
mendapatkan pembelajaran dengan metode pemecahan
masalah Kawakita Jiro lebih baik dari pada pemahaman
konsep matematika siswa yang mendapat pembelajaran
konvensional.
Keterangan:

1
: rata-rata skor pemahaman konsep matematika siswa kelompok
eksperimen.

2
: rata-rata skor pemahaman konsep matematika siswa kelompok
kontrol.
Jika dari hasil uji normalitas dan homogenitas varians, diketahui bahwa
data berdistribusi normal dan variansnya homogen maka untuk menguji
hipotesisnya digunakan uji t satu ekor (ekor kanan) dengan taraf signifikansi
5%. Uji t yang digunakan adalah dengan rumus:
2 1
gab
2 1
hitung
1 1
n n
S
X X
t
+

=



47
Dengan:

( ) ( )
( ) 2
1 1
2 1
2
2 2
2
1 1
gab
2
+
+
=
n n
s n s n
S

1
) (
2
1 2
1

=

n
X X
s
i


1
) (
2
2 2
2

=

n
X X
s
i
(Sudjana, 1996).
Keterangan:
1
X = rata-rata skor kelompok eksperimen
2
X = rata-rata skor kelompok kontrol
X
i
= skor post-test
S
gab
= varians gabungan
s
1
= varians kelompok eksperimen
s
2
= varians kelompok kontrol
n
1
= banyak siswa dari kelompok eksperimen
n
2
= banyak siswa dari kelompok kontrol
Kriteria pengujian tolak H
0
jika t
hitung
t
tabel.,
dimana

t
tabel
= t
(1-o)(dk)

dengan derajat kebebasan dk =

dan o =5%.
Jika data kedua sampel berdistribusi normal, tetapi variansnya tidak
homogen maka digunakan uji t sebagai berikut.
2
2
2
1
2
1
2 1
'
n
s
n
s
X X
t
+

=

48
Kriteria pengujian hipotesisnya adalah tolak H
0
jika
2 1
2 2 1 1
'
w w
t w t w
t
+
+
>
dan
terima H
0
jika sebaliknya, dengan:
1
2
1
1
n
s
w = ,
2
2
2
2
n
s
w = ,
( )( ) 1 1 1
1

=
n
t t
o
,
( )( ) 1 1 2
2

=
n
t t
o
(Sudjana, 1996).
Dengan derajat kebebasan masing-masing (

) dan (

) serta
taraf signifikansi 5%.
Jika data tidak berdistribusi normal, data diuji dengan menggunakan
statistik non parametrik dalam hal ini digunakan uji tanda (Sudjana, 1996).
Tanda + atau tanda diperoleh dari selisih skor pemahaman konsep
siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang sudah
dipasangkan melalui proses matching. Jika skor pemahaman konsep siswa
pada kelompok eksperimen lebih dari skor pemahaman konsep siswa pada
kelompok kontrol, maka diberi tanda +, sedangkan jika skor pemahaman
konsep siswa pada kelompok eksperimen kurang dari skor pemahaman
konsep siswa pada kelompok kontrol, maka diberi tanda . Jika skor
pemahaman konsep siswa pada kelompok eksperimen sama dengan skor
pemahaman konsep siswa pada kelompok kontrol, maka pasangan tersebut
tidak diikutkan dalam uji tanda. Menurut Sudjana, (1996), kriteria pengujian
adalah tolak Ho jika harga h dari perhitungan kurang dari atau sama dengan
harga yang didapat dari tabel nilai kritis h untuk uji tanda pada taraf
signifikasi 5%, dengan h menyatakan banyaknya tanda + atau tanda
yang paling sedikit.


49


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Uji Coba Instrumen
Instrumen tes pemahaman konsep SPLDV siswa diujicoba terpakai pada
siswa Kelas VIII B3 SMP Negeri 6 Singaraja pada tanggal 21 November 2011.
Hasil uji coba instrumen dianalisis menggunakan Microsoft Excel. Langkah-
langkah analisis uji validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 07 dan 08.
Berdasarkan hasil perhitungan validitas tes yang terlihat pada lampiran 07
diperoleh bahwa dari 6 soal yang diujicobakan ternyata semua merupakan soal
yang valid. Rangkuman hasil uji validitas setiap soal dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Uji Validitas Tes

Nomor Soal

1 2 3 4 5 6
r
xy
0.429 0.357 0.553 0.364 0.651 0.622
r
tabel
0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349
ket valid Valid valid valid valid Valid

Dari hasil analisis reliabilitas tes untuk soal yang valid diperoleh bahwa tes
tersebut reliabel dengan koefisien reliabilitas 0,831. Berdasarkan kriteria, soal soal
tersebut memiliki reliabilitas sangat tinggi sehingga soal-soal tersebut layak untuk
digunakan. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 08.
50
Selanjutnya, dari 6 soal yang valid semuanya digunakan sebagai tes
pemahaman konsep matematika karena mempertimbangkan 6 soal tersebut sudah
bisa mencerminkan materi yang disampaikan dan waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikannya juga memadai yaitu 2 jam pelajaran atau 80 menit.

B. Hasil Penelitian
Data tentang pemahaman konsep matematika siswa yang diperoleh melalui
post test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ditunjukkan pada
lampiran 13. Dari data yang terkumpul diperoleh bahwa rata-rata skor pemahaman
konsep matematika siswa pada kelompok eksperimen adalah 5,67 dan rata-rata skor
pemahaman konsep matematika siswa pada kelompok kontrol adalah 4,68.
Rangkuman hasil analisis data pemahaman konsep matematika siswa pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol seperti tertera pada Tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2 Rangkuman Hasil Analisis Data Pemahaman Konsep
Matematika Siswa
No. Variabel
Post Test
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
1 N 28 28
2
X
5,67 4,68
3 SD 3,13 1,52

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa rata-rata skor pemahaman konsep
matematika siswa pada kelompok eksperimen yang dibelajarkan dengan metode
pemecahan masalah Kawakita Jiro, lebih tinggi daripada rata-rata skor pemahaman
konsep matematika siswa pada kelompok kontrol yang dibelajarkan dengan
pembelajaran konvensional.
51
C. Pengujian Hipotesis Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh penerapan metode pemecahan masalah Kawakita
Jiro terhadap pemahaman konsep matematika siswa, maka dilakukan pengujian
terhadap H
0
. Sebelum dilaksanakan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji
normalitas dan uji homogenitas varians. Berikut ini diuraikan hasil uji normalitas
dan uji homogenitas varians data pemahaman konsep matematika siswa.
1. Hasil Uji Normalitas
Rangkuman hasil uji normalitas data kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol disajikan pada Tabel 4.3 berikut ini.
Tabel 4.3 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data Pemahaman
Konsep Matematika Siswa
Sampel hitung
2
_ tabel
2
_ Keterangan
Kelompok eksperimen 16,16 7,815 Tidak Normal
Kelompok kontrol 1,74 7,815 Normal

Untuk menguji normalitas data pada penelitian ini, digunakan uji Chi
Kuadrat (
2
_ ) dengan kriteria data berdistribusi normal jika
2
_
hitung
<
2
_
tabel
.
Hasil uji normalitas data pemahaman konsep matematika siswa pada
kelompok eksperimen (datanya disajikan pada lampiran 19) menunjukkan
bahwa hitung
2
_ = 16,16. Berdasarkan tabel, untuk taraf signifikansi 5 % dan
dk = 3 ( , 3 = k dk di mana k adalah banyaknya kelas interval yaitu 6),
2
_
tabel
=
2
_
(1-o)(k-3)
=
2
_
(0,95)(3)
= 7,815. Karena
2
_
hitung
>
2
_
tabel
, maka sebaran
data pemahaman konsep matematika siswa untuk kelompok eksperimen
tidak berdistribusi normal.
52
Sementara hasil uji normalitas data pemahaman konsep matematika
siswa pada kelompok kontrol (datanya disajikan pada lampiran 20)
menunjukkan bahwa hitung
2
_ = 1,74. Berdasarkan tabel untuk taraf
signifikansi 5 % dan dk = 3 (dk = k - 3, dimana k adalah banyaknya kelas
interval yaitu 6),
2
_
tabel
=
2
_
(1-o)(k-3)
=
2
_
(0,95)(3)
= 7,815. Karena
2
_
hitung
<
2
_
tabel
, akibatnya sebaran data pemahaman konsep matematika siswa untuk
kelompok kontrol berdistribusi normal.
2. Hasil Uji Homogenitas
Homogenitas varians data pemahaman konsep matematika siswa
dianalisis dengan uji F dengan kriteria kedua kelompok memiliki varians
homogen jika
tabel hitung
F F < . Uji homogenitas varians dilakukan jika data
pemahaman konsep kedua kelompok siswa berdistribusi normal. Karena
data pemahaman konsep siswa kelompok eksperimen tidak berdistribusi
normal, peneliti tidak perlu melakukan uji homogenitas.
3. Hasil Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil uji normalitas, diperoleh bahwa sebaran data
pemahaman konsep matematika siswa pada kelompok eksperimen tidak
berdisribusi normal, sedangkan kelompok kontrol berdistribusi normal. Oleh
karena itu, uji hipotesis dapat dilakukan dengan uji tanda. Rangkuman hasil
analisis uji tanda dapat dilihat pada lampiran 21.
Berdasarkan kriteria pengujian, karena h
pengamatan
h
tabel
maka H
0

ditolak dan H
a
diterima. Artinya, pemahaman konsep matematika siswa
yang mendapatkan pembelajaran dengan metode pemecahan masalah
53
Kawakita Jiro tidak sama dengan pemahaman konsep matematika siswa
yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional. Dalam hal ini,
pemahaman konsep matematika siswa yang mendapatkan pembelajaran
dengan metode pemecahan masalah Kawakita Jiro lebih lebih tinggi secara
signifikan daripada pemahaman konsep matematika siswa yang dibelajarkan
dengan pembelajaran konvensional. Hal ini terlihat dari banyaknya tanda
+ yang lebih banyak daripada tanda -.

D. Pembahasan
Hasil analisis terhadap skor pemahaman konsep matematika siswa
menunjukkan bahwa rata-rata skor yang dicapai kelompok eksperimen adalah 5,68
sedangkan rata-rata skor yang dicapai kelompok kontrol adalah 4,68. Hal ini
menunjukkan bahwa rata-rata skor pemahaman konsep matematika siswa pada
kelompok eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata skor pemahaman konsep
matematika siswa pada kelompok kontrol. Dari hasil uji hipotesis dengan uji tanda
diperoleh h
pengamatan
= 9 dan h
tabel
= 7 dengan taraf signifikansi 5%. Ini berarti H
0

diterima dan H
a
ditolak. Dengan kata lain, pemahaman konsep matematika siswa
yang dibelajarkan dengan metode pemecahan masalah Kawakita Jiro lebih tinggi
daripada pemahaman konsep matematika siswa yang dibelajarkan dengan
pembelajaran konvensional.
Hal ini terjadi karena dengan penerapan metode pemecahan masalah
Kawakita Jiro dalam pembelajaran matematika dapat mengoptimalkan partisipasi
siswa dalam pembelajaran. Selama pembelajaran, siswa tidak lagi menjadi
penonton, melainkan turut aktif membangun pengetahuannya. Mereka diarahkan
54
untuk ikut serta dalam kegiatan pembelajaran, yang meliputi kegiatan untuk
menemukan solusi suatu masalah, melakukan diskusi dengan anggota kelompok,
dan mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
Pembelajaran matematika dengan metode pemecahan masalah Kawakita
Jiro adalah cara menyajikan bahan pelajaran dengan memberikan persoalan untuk
dipecahkan oleh siswa secara individu, maupun berkelompok. Langkah pertama
yang dilakukan guru adalah menyiapkan persoalan - persoalan yang akan
diselesaikan oleh siswa secara individu. Persoalan ini diberikan pada pertemuan
sebelumnya, dan dibahas pada pertemuan berikutnya. Pada pertemuan berikutnya,
siswa mendiskusikan hasil brainstorming yang telah mereka lakukan secara
individu bersama teman sebangkunya. Hal ini bertujuan untuk menyempurnakan
hasil brainstorming yang mereka lakukan di rumah. Hasil ini kemudian
dikumpulkan kemudian dikelompokkan berdasarkan kesamaan gagasan untuk
selanjutnya dibuatkan diagram. Diagram yang telah terbentuk kemudian dibahas
oleh siswa secara berkelompok. Tujuannya adalah untuk menemukan simpulan dari
penyelesaian masalah yang diberikan.
Metode pemecahan masalah Kawakita Jiro berpengaruh positif terhadap
peningkatan pemahaman konsep siswa. Hal ini dapat terjadi karena kelebihan yang
dimiliki oleh metode pemecahan masalah Kawakita Jiro. Seperti yang telah
disebutkan di awal, proses brainstorming yang menjadi bagian dari MPMKJ dapat
merangsang semua peserta didik untuk ikut berpartisipasi dan terlibat aktif dalam
pembelajaran. Selain itu, penerapan MPMKJ dapat melatih siswa untuk kreatif dan
dapat bekerjasama, sehingga dapat menstimulasi munculnya ide baru dan melatih
55
siswa untuk berpikir divergen. Munculnya ide baru mengakibatkan peserta didik
dapat memunculkan hal-hal yang belum terpikirkan oleh guru.
Reitman (1970) menyatakan bahwa kegiatan belajar perlu mengutamakan
pemecahan masalah karena dengan menghadapi masalah peserta didik akan
didorong untuk menggunakan pikiran secara kreatif dan bekerjasama intensif untuk
memecahkan masalah yang dihadapi.
Berdasarkan pendapat Reitman di atas, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran yang dilakukan dengan memecahkan masalah dapat mengembangkan
kemampuan berpikir siswa. Karena, dengan memecahkan masalah, siswa memiliki
kesempatan untuk membangun pengetahuan berdasarkan kemampuan yang
dimilikinya. Jika siswa dibiasakan untuk terlibat dalam menyelesaikan masalah,
maka siswa akan lebih memahami bagaimana masalah tersebut harus diselesaikan.
Sehingga, siswa juga akan lebih memahami konsep yang mereka gunakan dalam
menyelesaikan masalah tersebut.
Dalam pembelajaran, masalah yang diberikan dibuat agar dapat diselesaikan
dengan beberapa cara. Proses penyelesaian masalah yang dilakukan secara individu
bertujuan untuk memberi siswa kesempatan mencari pengalaman belajar dan
berkreasi tanpa dibatasi. Sedangkan proses pemecahan masalah yang dilakukan
secara berpasangan dan kelompok, memungkinkan siswa untuk bertukar pendapat,
atau adu argumentasi. Hal ini bertujuan agar setiap siswa mempunyai kesempatan
untuk menyampaikan gagasannya atau memberikan pertimbangan kepada siswa
lain dalam memutuskan solusi masalah yang diberikan guru. Di samping itu,
kegiatan diskusi kelompok ini dapat melatih siswa belajar secara demokratis.
56
Adanya variasi jawaban antar individu maupun kelompok, juga menjadi ajang
untuk melatih siswa menghargai pendapat teman.
Kegiatan presentasi hasil diskusi kelompok bertujuan untuk memberi siswa
kesempatan menilai hasil presentasi temannya dengan memberi komentar,
pendapat, dan argumentasi. Sebagai fasilitator, guru mengarahkan siswa agar
memperoleh konsep yang benar, sehingga penyelesaian masalah yang diberikan
menjadi jelas.
Untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan proses pembelajaran,
pada akhir pembelajaran dilakukan evaluasi dan refleksi. Siswa dapat
mengungkapkan pendapatnya terkait dengan kegiatan kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan pada saat kegiatan refleksi.
Pembelajaran dengan MPMKJ sejalan dengan pandangan konstruktivisme,
yaitu suatu proses pembentukan pengetahuan/pengertian. Pembentukan ini harus
dibuat sendiri oleh pebelajar/orang yang mau mengerti. Hal tersebut berarti bahwa
pebelajar sendirilah yang aktif berpikir, merumuskan konsep dan mengambil
makna. Peran pengajar disini adalah membantu supaya proses pengkontruksian
berjalan agar pebelajar membentuk pengetahuannya. Pembelajaran dengan filosofi
konstruktivisme mengutamakan peran siswa serta memprioritaskan pembentukan
pengetahuan pada diri siswa. Siswa diberikan kesempatan untuk mengungkapkan
pemikirannya tentang suatu masalah tanpa dihambat. Bahkan, ketika pendapat
mereka tidak termasuk dalam kategori manapun, siswa tidak akan disalahkan.
Pendapat seperti ini tetap diterima dan diberikan kategori tersendiri.
Ketika siswa menemui jalan buntu dalam memecahkan masalah, guru tidak
memberikan jawaban final kepada siswa, akan tetapi guru membantu dengan
57
pertanyaan arahan agar siswa mengetahui apa yang harus mereka lakukan untuk
memecahkan masalah tersebut. Hal ini bertujuan untuk membiasakan Siswa
berpikir dan mempertanggungjawabkan pemikirannya. Sehingga, mereka terlatih
untuk menjadi pribadi yang mandiri, kritis, kreatif, dan rasional.
Pembelajaran dengan metode pemecahan masalah Kawakita Jiro ini lebih
menekankan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Ini
ditandai dengan peran aktif siswa selama proses pembelajaran, mulai dari
menemukan solusi permasalahan, diskusi kelompok, dan presentasi hasil diskusi,
sementara peran guru adalah sebagai fasilitator dan mediator. Selain itu,
pembelajaran ini juga menekankan keterampilan proses sains yaitu keterampilan
yang dimiliki oleh siswa yang berkaitan dengan cara-cara mereka untuk
memperoleh pengetahuan sains. Pengetahuan awal siswa dikaitkan dengan
pengetahuan yang baru sehingga siswa merasakan bahwa belajar tersebut menjadi
bermakna.
Pembelajaran dengan metode pemecahan masalah Kawakita Jiro ini akan
memberikan kesempatan pada siswa untuk dapat terlibat aktif dalam pembelajaran.
Siswa memiliki kesempatan untuk lebih memahami konsep-konsep yang diajarkan,
mendalaminya, mengembangkan konsep dan keterampilannya pada situasi/kasus
yang berbeda dengan diberikannya soal-soal latihan pengembangan. Selain itu,
siswa juga dapat lebih banyak mengkomunikasikan dan mendiskusikan hasil
pekerjaannya dengan teman kelompoknya.
Semua kegiatan yang dilakukan memberi dampak yang positif dalam
mengoptimalkan pemahaman konsep matematika siswa. Konsep matematika tidak
ditransfer oleh guru, melainkan ditemukan dan dikonstruksi sendiri oleh siswa.
58
Karena konsep tersebut diperoleh sendiri oleh siswa, akibatnya siswa tidak lagi
menghafalkan konsep matematika. Siswa menjadi lebih memahami apa yang
mereka pelajari, karena mereka terlibat langsung dalam merumuskan konsep dan
mengambil makna dari apa yang mereka lakukan selama pembelajaran.
Uraian di atas, terlihat bahwa penerapan metode pemecahan masalah
Kawakita Jiro dalam pembelajaran matematika membawa dampak positif terhadap
pemahaman konsep matematika siswa. Hasil penelitian ini memberikan implikasi
bahwa metode pemecahan masalah Kawakita Jiro dapat diterapkan dalam
pembelajaran matematika sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman konsep
matematika siswa.




























59


BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan, hasil analisis, dan pembahasan yang
telah diuraikan di depan, dapat dilihat bahwa pemahaman konsep matematika siswa
yang dibelajarkan dengan metode pemecahan masalah Kawakita Jiro lebih tinggi
daripada pemahaman konsep matematika siswa yang dibelajarkan dengan
pembelajaran konvensional. Berdasarkan temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa
metode pemecahan masalah Kawakita Jiro berpengaruh positif terhadap
kemampuan pemahaman konsep matematika siswa.

B. Saran-saran
Berdasarkan simpulan di atas, dapat disampaikan beberapa saran sebagai
berikut.
1. Praktisi pendidikan, khususnya pihak-pihak yang terlibat dalam
pembelajaran matematika disarankan untuk menggunakan metode
pemecahan masalah Kawakita Jiro sebagai salah satu alternatif metode
pembelajaran di kelas.
2. Karena keterbatasan biaya, waktu, dan tenaga, penelitian ini dilakukan
pada populasi yang terbatas, yaitu pada siswa kelas VIII non unggulan
SMP Negeri 6 Singaraja. Peneliti lain yang tertarik untuk melakukan
60
penelitian terhadap metode pemecahan masalah Kawakita Jiro, disarankan
untuk melakukan penelitian dengan populasi yang lebih besar. Hal ini
untuk mengetahui pengaruh penerapan metode pemecahan masalah
Kawakita Jiro dalam pembelajaran matematika secara lebih mendalam.
3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pemecahan
masalah Kawakita Jiro terhadap pemahaman konsep matematika siswa.
Peneliti lain disarankan agar mengujicoba pengaruh metode ini pada aspek
pembelajaran yang berbeda, misalnya kemampuan memecahkan masalah.
4. Saat pembelajaran berlangsung, seringkali siswa menemui jalan buntu
dalam menyelesaikan masalah. Peneliti lain yang ingin melakukan
penelitian dengan metode ini hendaknya menyiapkan langkah-langkah
untuk mengantisipasi hal ini. Misalnya dengan menyiapkan lebih banyak
pertanyaan arahan yang dapat membimbing siswa menemukan solusi
masalah tersebut.




















DAFTAR PUSTAKA

Amir, M.T. 2009. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta:
Kencana.

Ardana, M. 2007. Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI). Makalah
disajikan dalam Seminar Matematika Regional Bali. Universitas Pendidikan
Ganesha. Singaraja, 26 November 2007.

Arie. 2008. Penerapan Metode Kawakita Jiro (MKJ) untuk Meningkatkan
Kompetensi Siswa tentang Sifat Sifat Bangun Datar Segiempat di Kelas
VII C SMP Negeri 19 Palu. (http://ariematikablog.blogspot.com/2008/05/
penerapan-metode-kawakita-jiro-mkj.html. Diakses pada tanggal 9 April
2010).

Arikunto, S. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Boediono. 2002. Kurikulum dan Hasil Belajar Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
Matematika Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah. Jakarta
: Puskur, Balitbang Depdiknas.

Candiasa, M. 2010. Statistik Univariat dan Bivariat Disertai Aplikasi SPSS.
Singaraja: Unit Penerbitan Universitas Pendidikan Ganesha.

Depdiknas. 2006. Permen 22 Th. 2006-Standar Isi, Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar Matematika SMA-MA. Jakarta: Dirjen Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah, Diknas.

Depdiknas. 2007. Permen No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
http://guruw.wordpress.com/ 2007/04/30/ktsp-kurikulum-tingkat-satuan-
pendidikan-whats-up.htm. (diakses pada 24 Januari 2011).

Depdiknas. 2007. Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran Matematika. Pusat
Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan.

Depdiknas. 2008. Paket Fasilitasi Pemberdayaan KKG/MGMP Matematika.
Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan
Tenaga Kependidikan Matematika.

Editia Miusena, P. 2011. Pengaruh Model Pembelajaran Pemecahan Masalah
Berbantuan Spreadsheet Terhadap Pemahaman Konsep Matematika Siswa
Kelas X SMA Negeri 1 Ubud. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Jurusan
Pendidikan Matematika Undiksha Singaraja.

Farhan. 2011. Pengertian Metode Pembelajaran Brainstorming. (http://farhan-
bjm.blogspot.com/2011/09/pengertian-metode-pembelajaran.html. Diakses
tanggal 20 Januari 2012).

Fraenkel, J.R. & Norman, E.W. 1993. How To Design And Evaluate Research In
Education. Singapore :Mc Graw- Hill Inc.

Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Herdian. 2010. Kemampuan Pemahaman Matematika.
(http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/kemampuan-pemahaman-
matematis/. Diakses pada tanggal 9 Oktober 2011).

Hudoyo, H. 1985. Teori Belajar Dalam Proses Belajar-Mengajar Matematika.
Jakarta: Depdikbud.

Hudoyo, H. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta : Dikti.

Hudoyo, H. 2003. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika.
Malang: Universitas Negeri Malang.

Kasai, T. 2009. Relatedness Evaluation Qualitative Analysis.
(http://www.psystat.com/kasai/reqa-eng.htm diakses tanggal 22 Januari
2012).

Makarao, N. R. 2009. Metode Mengajar Dalam Bidang Kesehatan. Bandung:
Alfabeta.

Metrayana, K. 2010. Implementasi Model Pembelajaran Metakognitif untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas XI IA3 SMA
Negeri 1 Seririt. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Jurusan Pendidikan
Matematika Undiksha Singaraja.

Murniasih, N. 2008. Implementasi Metode PQ4R berbantuan LKS Terstruktur
untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas VIIIB
2

SMP Negeri 6 Singaraja. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Jurusan Pendidikan
Matematika Undiksha Singaraja.

NCTM. 1989. Curriculum and Evaluation Standards for School Mathematics.
Reston, VA : NCTM.

Nurhadi dan Senduk, A G. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya
dalam KBK. Malang : Universitas Negeri Malang.

Pitaloka, A. 2011. Meng-Hirarki-kan Ide.(http://konsultankarir.com/2011/05/28/
saya-dan-karir/meng-hirarki-kan-ide/. Diakses tanggal 21 Januari 2012).

Poerwadarminta, W.J.S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.

Puskur Balitbang Depdiknas. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata
Pelajaran Matematika. Jakarta : Depdiknas.

Ratumanan, T.G. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Surabaya: Unesa University
Press.

Reitman, W. 1970. The Uses of Experience. New York: Bruner Marsel.

Sudiarta, G. P. 2008. Membangun Kompetensi Berpikir Kritis Melalui Pendekatan
Open Ended. Singaraja : Penerbit Undiksha

Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung:Tarsito.

Sudjana S., H.D. 2005. Strategi Pembelajaran. Bandung: Falah Production.

Sudrajat, A. 2008. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, dan Model
Pembelajaran. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/
pengertian -pendekatan-strategi-metode-teknik-dan-model-pembelajaran/.
Di-akses pada tanggal 9 April 2010).

Suherman, E. 1993. Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Matematika. Jakarta:
Depdikbud.

Suherman, E., dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Bandung:Universitas Pendidikan Indonesia.

Suparno, P. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pembelajaran. Yogyakarta:
Kanisius.

Suryabrata, S. 2006. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.

Wiedarti, P. 2005. Kontribusi Metode Kawakita Jiro dalam Pemecahan Suatu
Masalah. Yogyakarta: Jurnal Kependidikan dan Kebudayaan, Nomor 052,
Tahun II, 2005, hal. 125.
(http://www.scribd.com/doc/18965412/METODE-KAWAKITA-
JIRO?secret_password=&autodown=pdf. Diakses pada tanggal 9 April
2010).

Surakhmad, W. & Murry T. 1961. Metodologi Pengajaran. Jakarta: Universitas.









LAMPIRAN-LAMPIRAN

















Lampiran 01
Nilai Raport Kelas VIII B3 dan VIII B7 SMP Negeri 6 Singaraja
pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011

NILAI RAPORT KELAS VIII B3 DAN VIII B7
SMP NEGERI 6 SINGARAJA PADA SEMESTER GENAP
TAHUN PELAJARAN 2010/2011

KODE NILAI

KODE NILAI
K01 60

E01 61
K02 64

E02 60
K03 60

E03 60
K04 60

E04 80
K05 64

E05 65
K06 80

E06 69
K07
61

E07 68
K08 68

E08 61
K09 72

E09 78
K10 70

E10 79
K11 79

E11 60
K12
60

E12 78
K13 67

E13 84
K14 66

E14 62
K15 74

E15 62
K16 84

E16 60
K17 71

E17 60
K18 60

E18 61
K19
63

E19 63
K20 74

E20 60
K21 87

E21 74
K22 65

E22 66
K23 78

E23 72
K24
72

E24 71
K25 60

E25 60
K26 70

E26 70
K27
63

E27 70
K28 60

E28 63
K29 78

E29 70
K30 70

E30 72
K31
60

E31 64
K32 69

E32 64
Keterangan:
E : Kelas Eksperimen
K : Kelas Kontrol




Lampiran 02
Penyetaraan Sampel dengan Proses Matching Berdasarkan Nilai
Raport Kelas VIII B3 dan VIII B7 SMP Negeri 6 Singaraja pada
Semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011

PENYETARAAN SAMPEL
DENGAN PROSES MATCHING BERDASARKAN
NILAI RAPOR KELAS VIII B3 DAN VIII B7
SMP NEGERI 6 SINGARAJA
PADA SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2010/1011

KELAS VIII B3
PASANGAN
KELAS VIII B7
KODE NILAI NILAI KODE
K01 60

60 E02
K03 60

60 E03
K04 60

60 E11
K12 60
60 E16
K18 60

60 E17
K25
60

60 E20
K28 60 60 E25
K31 60 X
K07 61

61 E01

X 61 E08
X
61 E18
X 62 E14
X 62 E15
K19 63

63 E19
K27 63

63 E28
K02 64

64 E31
K05 64

64 E32
K22
65

65 E05
K14 66

66 E22
K13 67 X
K08 68

68 E07
K32 69

69 E06
K10
70

70 E26
K26 70

70 E27
K30 70

70 E29
K17 71

71 E24
K09 72

72 E23
K24 72

72 E30
K15 74

74 E21
K20
74 X
K23 78

78 E09
K29 78 78 E12
K11 79

79 E10
K06
80

80 E04
K16 84

84 E13
K21 87 X

Keterangan :
: memiliki pasangan
X : tidak memiliki pasangan
Dari proses matching di atas, diperoleh 28 pasangan untuk sampel.













Lampiran 03
Kisi-kisi Tes Pemahaman Konsep Matematika yang Diujicobakan

Kisi-Kisi Tes Pemahaman Konsep Matematika yang Diujicobakan
No. Indikator Hasil Belajar Indikator Pemahaman Konsep
No.
Soal
1.
Dapat mendefinisikan Persamaan Linear
Dua Variabel
4. Menyatakan ulang sebuah konsep 1
2.
Dapat menentukan himpunan penyelesaian
Persamaan Linear Dua Variabel
5. Mengklasifikasi objek menurut sifat-
sifat tertentu sesuai dengan konsepnya
1
5. Menyajikan konsep dalam berbagai
bentuk representasi matematis
1
7. Menggunakan dan memanfaatkan serta
memilih prosedur atau operasi tertentu
1
3.
Dapat mendefinisikan Sistem Persamaan
Linear Dua Variabel (SPLDV).
6. Memberi contoh dan bukan contoh dari
suatu konsep
2
4.
Dapat menentukan penyelesaian Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).
3. Mengklasifikasi objek menurut sifat-
sifat tertentu sesuai dengan konsepnya
4
7. Mengembangkan syarat perlu atau
syarat cukup dari suatu konsep
3
8. Menggunakan dan memanfaatkan serta
memilih prosedur atau operasi tertentu
4
8. Mengaplikasikan konsep atau algoritma
pada pemecahan masalah
3
5.
Dapat membuat model matematika dari
masalah yang berkaitan dengan Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
5. Menyajikan konsep dalam berbagai
bentuk representasi matematis
5,6
6.
Dapat menyelesaikan model matematika
dari masalah yang berkaitan dengan Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
dan penafsirannya.
8. Menggunakan dan memanfaatkan serta
memilih prosedur atau operasi tertentu
5,6
9. Mengaplikasikan konsep atau algoritma
pada pemecahan masalah
5,6







Lampiran 04
Tes Pemahaman Konsep Matematika yang Diujicobakan


TES PEMAHAMAN KONSEP YANG DIUJICOBAKAN
Materi Pokok : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
Kelas/Semester : VIII/ 1
Alokasi Waktu : 80 MENIT

A. Petunjuk
1. Isilah nama, nomor absen, dan kelas dengan jelas pada lembar jawabanmu!
2. Bacalah soal dengan teliti, jika ada yang kurang jelas tanyakan kepada
pengawas!
3. Kerjakan terlebih dahulu soal yang kamu anggap paling mudah!
4. Periksalah kembali jawaban yang telah dibuat sebelum dikumpulkan!

B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas

1. Diberikan persamaan 3x y = 1. Termasuk persamaan apakah ini?
Tentukanlah himpunan penyelesaian 3x y = 1 dengan x {0, 1, 2,3} dan y
Bilangan Asli. Gambarkan juga grafiknya.
2. Buatlah sebuah contoh SPLDV dan yang bukan SPLDV. Jelaskan jawaban
kalian!
3. Diberikan SPLDV :
ax + by = c
dx + ey = f
Apa syarat yang harus dipenuhi agar SPLDV tersebut memiliki tepat satu
penyelesaian?
4. Diketahui SPLDV berikut.
x y = 1
3x y = 6
Tentukan himpunan penyelesaiannya
5. Sebidang tanah memiliki ukuran panjang 8 meter lebih panjang dari pada
lebarnya. Jika keliling sebidang tanah tersebut adalah 44 m, tentukanlah:
a. model matematika dari soal tersebut,
b. ukuran panjang dan lebar sebidang tanah tersebut,
c. luas sebidang tanah tersebut,
d. Jika tanah tersebut dijual dengan Rp. 100.000,00 per meter persegi,
berapakah harga jual sebidang tanah tersebut ?
6. Keliling sebuah persegi panjang 76 cm. Jika selisih antara panjang dan lebar
persegi panjang tersebut 10 cm, tentukanlah:
a. model matematika dari cerita tersebut,
b. panjang dan lebar persegi panjang tersebut,
c. luas persegi panjang tersebut.













Lampiran 05
Rubrik Pengskoran Tes Pemahaman Konsep Matematika yang
Diujicobakan


RUBRIK PENGSKORAN TES PEMAHAMAN KONSEP YANG
DIUJICOBAKAN
MATERI POKOK : SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL
(SPLDV)
Kelas/Semester : VIII/ 1

Indikator Pemahaman Konsep
Berdasarkan Peraturan Dirjen Dikdasmen Depdiknas Nomor
506/Kep/PP/2004 tanggal 11 November 2004 tentang rapor diuraikan bahwa
indikator siswa memahami konsep matematika adalah mampu:
1. Menyatakan ulang sebuah konsep,
2. Mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya,
3. Memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep,
4. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis,
5. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep,
6. Menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi
tertentu,
7. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah.
Adapun skor untuk tiap indikator adalah:
NO INDIKATOR BOBOT
1 Menyatakan ulang sebuah konsep 1
2 Mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan
konsepnya
1
3 Memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep 1
4 Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis 1
5 Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep 1
6 Menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau
operasi tertentu
1
7 Mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah 2





Lampiran 06
Rubrik Pengskoran

RUBRIK PENGSKORAN

BUTIR SOAL NO. 1
Tentukanlah himpunan penyelesaian 3x y = 1 dengan x {0, 1, 2,3} dan y
Bilangan Asli. Gambarkan juga grafiknya.
No.
Indikator
Deskripsi jawaban yang diinginkan
Skor


1



6

















Diketahui persamaan 3x y = 1 di mana x {0, 1, 2, 3} dan y {Bilangan
Asli}.
3x y = 1 merupakan persamaan linear dua variabel karena persamaan ini
memuat dua varibel, yaitu x dan y.
- Jika dipilih nilai x = 0 dari yang diketahui maka:
3x y = 1
3 0 y = 1
0 y = 1
y = 1
Nilai y = 1 tidak memenuhi syarat karena bukan anggota bilangan asli.
- Jika ditetapkan nilai x = 1 dari yang diketahui maka:
3x y = 1
3 1 y = 1
3 y = 1
y = 2
Nilai y = 2 memenuhi syarat karena anggota bilangan asli. Diperoleh x = 1
dan y = 2 atau dapat dituliskan (x,y) = (1, 2).
- Jika diambil nilai x = 2 dari yang diketahui maka:
3x y = 1
3 2 y = 1
6 y = 1
y = 5
Nilai y = 5 memenuhi syarat karena anggota bilangan asli. Diperoleh x = 2
dan y = 5 atau dapat dituliskan (x,y) = (2, 5).


1



1

























2







4
- Sehingga untuk nilai x yang terakhir, yaitu = 3 maka:
3x y = 1
3 3 y = 1
9 y = 1
y = 8
Nilai y = 8 memenuhi syarat karena anggota bilangan asli. Diperoleh x = 3
dan y = 8 atau dapat dituliskan (x,y) = (3, 8).
Jadi, himpunan penyelesaian dari 3x y = 1 dengan x {0, 1, 2, 3} dan y
Bilangan Asli adalah {(1, 2), (2, 5), (3, 8)}.
Jika digambarkan dalam bidang koordinat Cartesius maka diperoleh gambar
berikut.























1







1
Skor Total 4


0
1
1
2
2
3
3
4
5
6
7
8
y
x
(3,8)
(2,5)
(1,2)
BUTIR SOAL NO. 2
Buatlah sebuah contoh SPLDV dan yang bukan SPLDV. Jelaskan jawaban kalian!
No.
Indikator
Deskripsi jawaban yang diinginkan Skor
3


Misalkan SPLDV tersebut adalah : 3x + y = 7
x + 4y = 6
Bentuk di atas merupakan SPLDV karena terdapat dua persamaan yang
variabelnya linear (pangkat tertingginya satu dan tidak ada perkalian variabel)
dan setiap persamaan memiliki tepat dua variabel.
Sedangkan salah satu contoh yang bukan SPLDV adalah: xy = 1.
Bentuk ini merupakan persamaan yang tidak linear, karena terdapat perkalian
variabel di dalamnya.
1


Skor Total 1


BUTIR SOAL NO. 3
Diberikan SPLDV :
ax + by = c
dx + ey = f
Apa syarat yang harus dipenuhi agar SPLDV tersebut memiliki tepat satu
penyelesaian?
No.
Indikator
Deskripsi jawaban yang diinginkan Skor
5


7
SPLDV tersebut identik dengan persamaan garis lurus. Dua persamaan garis
akan memiliki tepat satu titik potong jika tidak berimpit dan tidak sejajar.
Dua garis akan sejajar jika :

. Jadi, agar kedua persamaan tesebut tidak


sejajar, haruslah

.
Dua garis akan berimpit jika :

. Jadi, agar kedua persamaan tesebut


tidak berimpit, haruslah

.
1


2
Jadi, agar SPLDV tersebut memiliki tepat satu titik potong, haruslah

dan

.
Skor Total 3

BUTIR SOAL NO. 4
Tentukan himpunan penyelesaian SPLDV berikut.
x y = 1
3x y = 6
No.
Indikator
Deskripsi jawaban yang diinginkan Skor
6


















Misalkan penyelesaiannya adalah (dapat dipilih salah satu metode
penyelesaian):
a. Penyelesaian dengan metode grafik
Langkah pertama, menentukan titik potong terhadap sumbu x dan sumbu y
1). Persamaan x y = 1.
Titik potong dengan sumbu x, berarti y = 0
x y = 1
x 0 = 1
x = 1
Diperoleh x = 1 dan y = 0 maka diperoleh titik potong dengan sumbu x
di titik (1, 0). Titik potong dengan sumbu y, berarti x = 0
x y = 1
0 y = 1
y = 1
Diperoleh x = 0 dan y = 1 maka diperoleh titik potong dengan sumbu y
di titik (0, -1)
2). Persamaan 3x y = 6.
Titik potong dengan sumbu x, berarti y = 0
3x y = 6
1


















































3x 0 = 6
3x = 6
x = 1
Diperoleh x = 2 dan y = 0, maka diperoleh titik potong dengan sumbu x
di titik : (2, 0). Titik potong dengan sumbu y, berarti x = 0
3x y = 6
3 0 y = 6
0 y = 6
y = 6
Diperoleh x = 0 dan y = 6 maka diperoleh titik potong dengan sumbu y
di titik (0, 6). Langkah kedua, gambarkan ke dalam bidang koordinat
Cartesius.
a). Persamaan x y = 1 memiliki titik potong dengan sumbu x dan y
masing masing di titik (1, 0) dan (0, -1)
b). Persamaan 3x y = 6 memiliki titik potong dengan sumbu x dan y
masing-masing di titik (2, 0) dan (0, 6).
Perhatikan grak berikut.

Langkah ketiga, tentukan himpunan penyelesaian SPLDV berikut.
Perhatikan gambar tersebut, titik potong antara garis 3x y = 6 dan x y = 1
































2































adalah adalah (

). Jadi, Hp = {(

)}
b. Penyelesaian dengan metode substitusi
Langkah pertama, tuliskan masing-masing persamaan dalam bentuk
persamaan (1) dan (2).
x y = 1 (1)
3x y = 6 (2)
Langkah kedua, pilih salah satu persamaan, misalkan persamaan (1).
Kemudian, nyatakan salah satu variabelnya dalam bentuk variabel lainnya.
x y = 1
x = 1 + y (3)
Langkah ketiga, nilai variabel y pada persamaan (3) menggantikan variabel
y pada persamaan (2).
3x y = 6
3 . (1 + y) y = 6
3 + 3y y = 6
(- 3) + 3 + 2y = 6 + ( 3)
2y = 3
y =

(4)
Langkah keempat, nilai y pada persamaan (4) menggantikan variabel y pada
salah satu persamaan awal, misalkan persamaan (1).
x y = 1
x (

) = 1
x (

) + (

) = 1 + (

)
x = 2

(5)
Langkah kelima, menentukan penyelesaian SPLDV tersebut. Dari uraian
diperoleh nilai x =

dan y =

. Jadi, dapat dituliskan Hp = {(

}
c. Penyelesaian dengan metode eliminasi
Langkah pertama, menghilangkan salah satu variabel dari SPLDV tersebut.
Misalkan, variabel y yang akan dihilangkan maka kedua persamaan harus
1































































dikurangkan.

Diperoleh nilai x =

.
Langkah kedua, menghilangkan variabel yang lain dari SPLDV tersebut,
yaitu variabel x. Perhatikan koesien x pada SPLDV tersebut tidak sama.
Jadi, harus disamakan terlebih dahulu.

Kemudian, kedua persamaan yang telah disetarakan dikurangkan.

Diperoleh nilai y =


Langkah ketiga, menentukan penyelesaian SPLDV tersebut.
Diperoleh nilai x =

dan y =

. Jadi, dapat dituliskan Hp = {(

}
d. Penyelesaian dengan metode kombinasi substitusi dan eliminasi
Langkah pertama, tuliskan masing-masing persamaan dalam bentuk
persamaan (1) dan (2).
x y = 1 (1)
3x y = 6 (2)
Langkah kedua, menghilangkan salah satu variabel dari SPLDV tersebut.
Misalkan, variabel y yang akan dihilangkan maka kedua persamaan harus
dikurangkan.































Diperoleh nilai x =

(3).
Selanjutnya nilai x =

disubstitusikan ke salah satu persamaan, misalnya


persamaan (1).
x y = 1

y = 1
y = -1 +


y = 1

(5)
Langkah kelima, menentukan penyelesaian SPLDV tersebut. Dari uraian
diperoleh nilai x =

dan y = 1

.
Jadi, dapat dituliskan Hp = {(

}.
Skor Total 2


BUTIR SOAL NO. 5
Sebidang tanah memiliki ukuran panjang 8 meter lebih panjang dari pada lebarnya.
Jika keliling sebidang tanah tersebut adalah 44 m, tentukanlah:
a. model matematika dari soal tersebut,
b. ukuran panjang dan lebar sebidang tanah tersebut,
c. luas sebidang tanah tersebut,
d. Jika tanah tersebut dijual dengan Rp. 100.000,00 per meter persegi,
berapakah harga jual sebidang tanah tersebut ?
No.
Indikator
Deskripsi jawaban yang diinginkan Skor
Misal : panjang tanah tersebut = p





4


7





















6

lebar tanah tersebut = l
Dimana : p = 8 + l
p l = 8 (1), dan
2(p + l) = 44
p + l = 22 (2)
a. Model matematika dari soal tersebut adalah,
p l = 8
p + l = 22
b. Mencari ukuran panjang dan lebar sebidang tanah tersebut.
1). Mencari ukuran panjang tanah tersebut.
Eliminasi variabel l dengan menjumlahkan persamaan (1) dan (2)

Diperoleh p = 15 (3)
2). Mencari ukuran lebar tanah tersebut
Substitusi persamaan (3) ke salah satu persamaan, misalnya persamaan
(1).
p l = 8
15 l = 8
15 l + l = 8 + l
8 + l = 15
(-8) + 8 + l = (-8) + 15
l = 7
Diperoleh l = 7 (4)
Jadi, ukuran panjang tanah tersebut adalah 15 m dan lebarnya 7 m.
c. Mencari luas sebidang tanah tersebut.
L = p x l





1


2





















1




6
= 15 x 7
= 105 m
2
Jadi, luas tanah tersebut adalah 105 m
2

d. Jika tanah tersebut dijual dengan Rp. 100.000,00 per meter persegi, harga
jual sebidang tanah tersebut adalah :
Harga jual = 100.000 x 105
= 10.500.000
Jadi, harga jual tanah tersebut adalah Rp. 10.500.000,00



1
Skor Total 5

BUTIR SOAL NO. 6
Keliling sebuah persegi panjang 76 cm. Jika selisih antara panjang dan lebar
persegi panjang tersebut 10 cm, tentukanlah:
a. model matematika dari cerita tersebut,
b. panjang dan lebar persegi panjang tersebut,
c. luas persegi panjang tersebut.
No.
Indikator
Deskripsi jawaban yang diinginkan Skor





4


7
Misal : panjang persegi panjang tersebut = p
lebar persegi panjang tersebut = l
Dimana : 2(p + l) = 76
p + l = 38 (1), dan
p l = 10 (2)
a. Model matematika dari soal tersebut adalah,
p + l = 38 (1)
p l = 10 (2)
b. Mencari ukuran panjang dan lebar persegi panjang tersebut.





1


2




















6



1). Mencari ukuran panjang persegi panjang tersebut.
Eliminasi variabel l dengan menjumlahkan persamaan (1) dan (2)

Diperoleh p = 24 (3)
2). Mencari ukuran lebar persegi panjang tersebut
Substitusi persamaan (3) ke salah satu persamaan, misalnya persamaan
(2).
p l = 10
24 l = 10
24 l + l = 10 + l
10 + l = 24
(-10) + 10 + l = (-10) + 24
l = 14
Diperoleh l = 14 (4)
Jadi, panjang persegi panjang tersebut adalah 24 cm dan lebarnya 14 cm.
c. Mencari luas persegi panjang tersebut.
L = p x l
= 24 x 14
= 336 cm
2
Jadi, luas tanah tersebut adalah 336 cm
2





















1
Skor Total 4






Lampiran 07
Analisis Validitas Tes Pemahaman Konsep Matematika

ANALISIS VALIDITAS
TES PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA

Langkah-langkah Analisis Validitas Tes
Langkah-langkah yang ditempuh dalam menentukan validitas butir soal,
meliputi:
1. memberikan skor pada setiap jawaban siswa.
2. menentukan jumlah responden (N). Skor tiap-tiap item sebagai nilai dari X, skor
total sebagai nilai dari Y dan menentukan hasil kalinya (XY).
3. menentukan kuadrat dari skor tiap-tiap item (X
2
) dan skor total (Y
2
).
4. menentukan jumlah dari skor tiap-tiap item (

X ), kuadrat skor tiap-tiap item


(

2
X ), jumlah dari skor total (

Y ) dan kuadrat skor total (

2
Y ).
5. menentukan koefesien korelasi menggunakan rumus korelasi product moment
yaitu:
( )( )
( ) ( )
|
.
|

\
|
|
.
|

\
|

=


2 2 2 2
Y Y N X X N
Y X XY N
r
xy

dengan :
X = skor butir tes
Y = skor total
N = jumlah responden
xy
r = koefisien korelasi
6. menentukan validitas butir soal dengan menggunakan kategori-kategori
validitas yang ditentukan.








ANALISIS VALIDITAS TES

Kode
Siswa
No Soal (X)
Y Y Y Y
1 2 3 4 5 6
A01 2 0 1 1 1 1 6 36 154 812
A02 1 1 0 1 0 0 3 9

A03 0 0 1 1 0 0 2 4

A04 1 1 1 1 0 0 4 16

A05 1 0 0 1 0 0 2 4

A06 1 0 1 2 0 0 4 16

A07 1 1 0 1 0 0 3 9

A08 2 1 1 1 1 0 6 36

A09 1 1 0 1 0 0 3 9

A10 2 1 1 1 1 0 6 36

A11 1 1 1 2 1 1 7 49

A12 1 1 1 2 1 1 7 49

A13 2 1 0 1 0 0 4 16

A14 2 0 1 1 1 0 5 25

A15 2 0 1 1 1 0 5 25

A16 2 1 1 1 1 1 7 49

A17 3 2 1 1 0 0 7 49

A18 1 0 0 2 0 1 4 16

A19 1 1 0 1 0 0 3 9

A20 1 0 1 2 1 1 6 36

A21 1 1 1 2 1 1 7 49

A22 1 2 1 1 0 0 5 25

A23 1 1 1 1 1 1 6 36

A24 1 1 1 1 0 0 4 16

A25 2 1 0 1 0 0 4 16

A26 1 0 1 1 1 0 4 16

A27 1 1 0 2 1 0 5 25

A28 1 0 0 1 1 0 3 9

A29 1 1 0 2 1 1 6 36

A30 1 1 1 1 1 0 5 25

A31 1 1 1 1 1 1 6 36

A32 1 1 0 1 1 1 5 25

X 41 24 20 40 18 11
jumlah
responden
(N) = 32

X 63 28 20 56 18 11

XY 209 125 109 200 102 67

r
xy
0.429 0.357 0.553 0.364 0.651 0.622

r
tabel
0.349 0.349 0.349 0.349 0.349 0.349

Ket Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Dari hasil analisis validitas tes, diperoleh bahwa dari 6 soal yang diujikan
semuanya valid yang selanjutnya digunakan sebagai tes pemahaman konsep
matematika.














Lampiran 08
Analisis Reliabilitas Tes Pemahaman Konsep Matematika


ANALISIS RELIABILITAS
TES PEMAHAMAN KONSEP GEOMETRI

Langkah-langkah Analisis Reliabilitas Tes
Untuk menganalisis reliabilitas dari tes kemampuan komunikasi matematika
siswa, ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. memberikan skor pada setiap jawaban siswa.
2. menentukan validitas butir soal seperti pada lampiran 08.
3. memilih dari 6 butir soal yang diuji yang memenuhi kreteria validitas. Dalam
hal ini, semua soal valid.
4. ketujuh soal yang valid tersebut selanjutnya diuji reliabilitasnya dengan
menggunakan rumus alpha yaitu:
(
(

=

2
2
11
1
1
t
i
n
n
r
o
o

Varian tiap butir tes :
N
N
X
X
i
2
2
2
) (


= o

Varian total :
( )
N
N
Y
Y
t

=
2
2
2
o
keterangan
11
r = reliabilitas tes
n = banyaknya butir soal

2
i
o = jumlah varian skor tiap item
2
t
o = varian total
N = jumlah responden
Y = skor total item
X = skor tiap item




ANALISIS REALIBILITAS TES

Kode
Siswa
No Soal (X)
Y Y Y Y
1 2 3 4 5 6
A01 2 0 1 1 1 1 6 36 154 812
A02 1 1 0 1 0 0 3 9

A03 0 0 1 1 0 0 2 4

A04 1 1 1 1 0 0 4 16

A05 1 0 0 1 0 0 2 4

A06 1 0 1 2 0 0 4 16

A07 1 1 0 1 0 0 3 9

A08 2 1 1 1 1 0 6 36

A09 1 1 0 1 0 0 3 9

A10 2 1 1 1 1 0 6 36

A11 1 1 1 2 1 1 7 49

A12 1 1 1 2 1 1 7 49

A13 2 1 0 1 0 0 4 16

A14 2 0 1 1 1 0 5 25

A15 2 0 1 1 1 0 5 25

A16 2 1 1 1 1 1 7 49

A17 3 2 1 1 0 0 7 49

A18 1 0 0 2 0 1 4 16

A19 1 1 0 1 0 0 3 9

A20 1 0 1 2 1 1 6 36

A21 1 1 1 2 1 1 7 49

A22 1 2 1 1 0 0 5 25

A23 1 1 1 1 1 1 6 36

A24 1 1 1 1 0 0 4 16

A25 2 1 0 1 0 0 4 16

A26 1 0 1 1 1 0 4 16

A27 1 1 0 2 1 0 5 25

A28 1 0 0 1 1 0 3 9

A29 1 1 0 2 1 1 6 36

A30 1 1 1 1 1 0 5 25

A31 1 1 1 1 1 1 6 36

A32 1 1 0 1 1 1 5 25

X 41 24 20 40 18 11 jumlah
responden
X 63 28 20 56 18 11

XY 209 125 109 200 102 67
(N) = 32

0.327 0.313 0.234 0.188 0.246 0.226

1.533
t
2.215

R 0.831

Berdasarkan hasil analisis di atas, diperoleh bahwa koefisien reliabilitas tes
adalah 0,831. Dari kriteria yang telah ditetapkan maka derajat reliabilitas tes
tergolong sangat tinggi. Jadi tes pemahaman konsep dikatakan reliabel.














Lampiran 09
Kisi-kisi Tes Pemahaman Konsep Matematika

Kisi-Kisi Tes Pemahaman Konsep Matematika
No. Indikator Hasil Belajar Indikator Pemahaman Konsep
No.
Soal
1.
Dapat mendefinisikan Persamaan Linear
Dua Variabel
7. Menyatakan ulang sebuah konsep 1
2.
Dapat menentukan himpunan penyelesaian
Persamaan Linear Dua Variabel
8. Mengklasifikasi objek menurut sifat-
sifat tertentu sesuai dengan konsepnya
1
6. Menyajikan konsep dalam berbagai
bentuk representasi matematis
1
8. Menggunakan dan memanfaatkan serta
memilih prosedur atau operasi tertentu
1
3.
Dapat mendefinisikan Sistem Persamaan
Linear Dua Variabel (SPLDV).
9. Memberi contoh dan bukan contoh dari
suatu konsep
2
4.
Dapat menentukan penyelesaian Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).
4. Mengklasifikasi objek menurut sifat-
sifat tertentu sesuai dengan konsepnya
4
9. Mengembangkan syarat perlu atau
syarat cukup dari suatu konsep
3
10. Menggunakan dan memanfaatkan serta
memilih prosedur atau operasi tertentu
4
9. Mengaplikasikan konsep atau algoritma
pada pemecahan masalah
3
5.
Dapat membuat model matematika dari
masalah yang berkaitan dengan Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
6. Menyajikan konsep dalam berbagai
bentuk representasi matematis
5,6
6.
Dapat menyelesaikan model matematika
dari masalah yang berkaitan dengan Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
dan penafsirannya.
10. Menggunakan dan memanfaatkan
serta memilih prosedur atau operasi
tertentu
5,6
11. Mengaplikasikan konsep atau
algoritma pada pemecahan masalah
5,6





Lampiran 10
Tes Pemahaman Konsep Matematika


TES PEMAHAMAN KONSEP
Materi Pokok : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
Kelas/Semester : VIII/ 1
Alokasi Waktu : 80 MENIT

A. Petunjuk
1. Isilah nama, nomor absen, dan kelas dengan jelas pada lembar jawabanmu!
2. Bacalah soal dengan teliti, jika ada yang kurang jelas tanyakan kepada
pengawas!
3. Kerjakan terlebih dahulu soal yang kamu anggap paling mudah!
4. Periksalah kembali jawaban yang telah dibuat sebelum dikumpulkan!

B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas

1. Diberikan persamaan 3x y = 1. Termasuk persamaan apakah ini?
Tentukanlah himpunan penyelesaian 3x y = 1 dengan x {0, 1, 2,3} dan y
Bilangan Asli. Gambarkan juga grafiknya.
2. Buatlah sebuah contoh SPLDV dan yang bukan SPLDV. Jelaskan jawaban
kalian!
3. Diberikan SPLDV :
ax + by = c
dx + ey = f
Apa syarat yang harus dipenuhi agar SPLDV tersebut memiliki tepat satu
penyelesaian?
4. Diketahui SPLDV berikut.
x y = 1
3x y = 6
Tentukan himpunan penyelesaiannya
5. Sebidang tanah memiliki ukuran panjang 8 meter lebih panjang dari pada
lebarnya. Jika keliling sebidang tanah tersebut adalah 44 m, tentukanlah:
a. model matematika dari soal tersebut,
b. ukuran panjang dan lebar sebidang tanah tersebut,
c. luas sebidang tanah tersebut,
d. Jika tanah tersebut dijual dengan Rp. 100.000,00 per meter persegi,
berapakah harga jual sebidang tanah tersebut ?
6. Keliling sebuah persegi panjang 76 cm. Jika selisih antara panjang dan lebar
persegi panjang tersebut 10 cm, tentukanlah:
a. model matematika dari cerita tersebut,
b. panjang dan lebar persegi panjang tersebut,
c. luas persegi panjang tersebut.













Lampiran 11
Rubrik Pengskoran Tes Pemahaman Konsep

RUBRIK PENGSKORAN TES PEMAHAMAN KONSEP
MATERI POKOK : SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL
(SPLDV)
Kelas/Semester : VIII/ 1

Indikator Pemahaman Konsep
Berdasarkan Peraturan Dirjen Dikdasmen Depdiknas Nomor
506/Kep/PP/2004 tanggal 11 November 2004 tentang rapor diuraikan bahwa
indikator siswa memahami konsep matematika adalah mampu:
1. Menyatakan ulang sebuah konsep,
2. Mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya,
3. Memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep,
4. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis,
5. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep,
6. Menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi
tertentu,
7. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah.
Adapun skor untuk tiap indikator adalah:
NO INDIKATOR BOBOT
1 Menyatakan ulang sebuah konsep 1
2 Mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan
konsepnya
1
3 Memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep 1
4 Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis 1
5 Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep 1
6 Menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau
operasi tertentu
1
7 Mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah 2





Lampiran 12
Rubrik Pengskoran

RUBRIK PENGSKORAN

BUTIR SOAL NO. 1
Tentukanlah himpunan penyelesaian 3x y = 1 dengan x {0, 1, 2,3} dan y
Bilangan Asli. Gambarkan juga grafiknya.
No.
Indikator
Deskripsi jawaban yang diinginkan
Skor


1



6


















Diketahui persamaan 3x y = 1 di mana x {0, 1, 2, 3} dan y {Bilangan
Asli}.
3x y = 1 merupakan persamaan linear dua variabel karena persamaan ini
memuat dua varibel, yaitu x dan y.
- Jika dipilih nilai x = 0 dari yang diketahui maka:
3x y = 1
3 0 y = 1
0 y = 1
y = 1
Nilai y = 1 tidak memenuhi syarat karena bukan anggota bilangan asli.
- Jika ditetapkan nilai x = 1 dari yang diketahui maka:
3x y = 1
3 1 y = 1
3 y = 1
y = 2
Nilai y = 2 memenuhi syarat karena anggota bilangan asli. Diperoleh x = 1
dan y = 2 atau dapat dituliskan (x,y) = (1, 2).
- Jika diambil nilai x = 2 dari yang diketahui maka:
3x y = 1
3 2 y = 1
6 y = 1
y = 5
Nilai y = 5 memenuhi syarat karena anggota bilangan asli. Diperoleh x = 2
dan y = 5 atau dapat dituliskan (x,y) = (2, 5).
- Sehingga untuk nilai x yang terakhir, yaitu = 3 maka:


1



1

























2







4
3x y = 1
3 3 y = 1
9 y = 1
y = 8
Nilai y = 8 memenuhi syarat karena anggota bilangan asli. Diperoleh x = 3
dan y = 8 atau dapat dituliskan (x,y) = (3, 8).
Jadi, himpunan penyelesaian dari 3x y = 1 dengan x {0, 1, 2, 3} dan y
Bilangan Asli adalah {(1, 2), (2, 5), (3, 8)}.
Jika digambarkan dalam bidang koordinat Cartesius maka diperoleh gambar
berikut.






















1







1
Skor Total 4


0
1
1
2
2
3
3
4
5
6
7
8
y
x
(3,8)
(2,5)
(1,2)
BUTIR SOAL NO. 2
Buatlah sebuah contoh SPLDV dan yang bukan SPLDV. Jelaskan jawaban kalian!
No.
Indikator
Deskripsi jawaban yang diinginkan Skor
3


Misalkan SPLDV tersebut adalah : 3x + y = 7
x + 4y = 6
Bentuk di atas merupakan SPLDV karena terdapat dua persamaan yang
variabelnya linear (pangkat tertingginya satu dan tidak ada perkalian variabel)
dan setiap persamaan memiliki tepat dua variabel.
Sedangkan salah satu contoh yang bukan SPLDV adalah: xy = 1.
Bentuk ini merupakan persamaan yang tidak linear, karena terdapat perkalian
variabel di dalamnya.
1


Skor Total 1

BUTIR SOAL NO. 3
Diberikan SPLDV :
ax + by = c
dx + ey = f
Apa syarat yang harus dipenuhi agar SPLDV tersebut memiliki tepat satu
penyelesaian?
No.
Indikator
Deskripsi jawaban yang diinginkan Skor
5


7
SPLDV tersebut identik dengan persamaan garis lurus. Dua persamaan garis
akan memiliki tepat satu titik potong jika tidak berimpit dan tidak sejajar.
Dua garis akan sejajar jika :

. Jadi, agar kedua persamaan tesebut tidak


sejajar, haruslah

.
Dua garis akan berimpit jika :

. Jadi, agar kedua persamaan tesebut


tidak berimpit, haruslah

.
1


2
Jadi, agar SPLDV tersebut memiliki tepat satu titik potong, haruslah

dan

.
Skor Total 3

BUTIR SOAL NO. 4
Tentukan himpunan penyelesaian SPLDV berikut.
x y = 1
3x y = 6
No.
Indikator
Deskripsi jawaban yang diinginkan Skor
6



















Misalkan penyelesaiannya adalah (dapat dipilih salah satu metode
penyelesaian):
a. Penyelesaian dengan metode grafik
Langkah pertama, menentukan titik potong terhadap sumbu x dan sumbu y
1). Persamaan x y = 1.
Titik potong dengan sumbu x, berarti y = 0
x y = 1
x 0 = 1
x = 1
Diperoleh x = 1 dan y = 0 maka diperoleh titik potong dengan sumbu x
di titik (1, 0). Titik potong dengan sumbu y, berarti x = 0
x y = 1
0 y = 1
y = 1
Diperoleh x = 0 dan y = 1 maka diperoleh titik potong dengan sumbu y
di titik (0, -1)
2). Persamaan 3x y = 6.
Titik potong dengan sumbu x, berarti y = 0
3x y = 6
3x 0 = 6
1


















































2
3x = 6
x = 1
Diperoleh x = 2 dan y = 0, maka diperoleh titik potong dengan sumbu x
di titik : (2, 0). Titik potong dengan sumbu y, berarti x = 0
3x y = 6
3 0 y = 6
0 y = 6
y = 6
Diperoleh x = 0 dan y = 6 maka diperoleh titik potong dengan sumbu y
di titik (0, 6). Langkah kedua, gambarkan ke dalam bidang koordinat
Cartesius.
a). Persamaan x y = 1 memiliki titik potong dengan sumbu x dan y
masing masing di titik (1, 0) dan (0, -1)
b). Persamaan 3x y = 6 memiliki titik potong dengan sumbu x dan y
masing-masing di titik (2, 0) dan (0, 6).
Perhatikan grak berikut.

Langkah ketiga, tentukan himpunan penyelesaian SPLDV berikut.
Perhatikan gambar tersebut, titik potong antara garis 3x y = 6 dan x y = 1
adalah adalah (

). Jadi, Hp = {(

)}































1
































b. Penyelesaian dengan metode substitusi
Langkah pertama, tuliskan masing-masing persamaan dalam bentuk
persamaan (1) dan (2).
x y = 1 (1)
3x y = 6 (2)
Langkah kedua, pilih salah satu persamaan, misalkan persamaan (1).
Kemudian, nyatakan salah satu variabelnya dalam bentuk variabel lainnya.
x y = 1
x = 1 + y (3)
Langkah ketiga, nilai variabel y pada persamaan (3) menggantikan variabel
y pada persamaan (2).
3x y = 6
3 . (1 + y) y = 6
3 + 3y y = 6
(- 3) + 3 + 2y = 6 + ( 3)
2y = 3
y =

(4)
Langkah keempat, nilai y pada persamaan (4) menggantikan variabel y pada
salah satu persamaan awal, misalkan persamaan (1).
x y = 1
x (

) = 1
x (

) + (

) = 1 + (

)
x = 2

(5)
Langkah kelima, menentukan penyelesaian SPLDV tersebut. Dari uraian
diperoleh nilai x =

dan y =

. Jadi, dapat dituliskan Hp = {(

}
c. Penyelesaian dengan metode eliminasi
Langkah pertama, menghilangkan salah satu variabel dari SPLDV tersebut.
Misalkan, variabel y yang akan dihilangkan maka kedua persamaan harus
dikurangkan.

































































Diperoleh nilai x =

.
Langkah kedua, menghilangkan variabel yang lain dari SPLDV tersebut,
yaitu variabel x. Perhatikan koesien x pada SPLDV tersebut tidak sama.
Jadi, harus disamakan terlebih dahulu.

Kemudian, kedua persamaan yang telah disetarakan dikurangkan.

Diperoleh nilai y =


Langkah ketiga, menentukan penyelesaian SPLDV tersebut.
Diperoleh nilai x =

dan y =

. Jadi, dapat dituliskan Hp = {(

}
d. Penyelesaian dengan metode kombinasi substitusi dan eliminasi
Langkah pertama, tuliskan masing-masing persamaan dalam bentuk
persamaan (1) dan (2).
x y = 1 (1)
3x y = 6 (2)
Langkah kedua, menghilangkan salah satu variabel dari SPLDV tersebut.
Misalkan, variabel y yang akan dihilangkan maka kedua persamaan harus
dikurangkan.





























Diperoleh nilai x =

(3).
Selanjutnya nilai x =

disubstitusikan ke salah satu persamaan, misalnya


persamaan (1).
x y = 1

y = 1
y = -1 +


y = 1

(5)
Langkah kelima, menentukan penyelesaian SPLDV tersebut. Dari uraian
diperoleh nilai x =

dan y = 1

.
Jadi, dapat dituliskan Hp = {(

}.
Skor Total 2

BUTIR SOAL NO. 5
Sebidang tanah memiliki ukuran panjang 8 meter lebih panjang dari pada lebarnya.
Jika keliling sebidang tanah tersebut adalah 44 m, tentukanlah:
a. model matematika dari soal tersebut,
b. ukuran panjang dan lebar sebidang tanah tersebut,
c. luas sebidang tanah tersebut,
Jika tanah tersebut dijual dengan Rp. 100.000,00 per meter persegi, berapakah
harga jual sebidang tanah tersebut ?
No.
Indikator
Deskripsi jawaban yang diinginkan Skor
Misal : panjang tanah tersebut = p





4


7





















6

lebar tanah tersebut = l
Dimana : p = 8 + l
p l = 8 (1), dan
2(p + l) = 44
p + l = 22 (2)
a. Model matematika dari soal tersebut adalah,
p l = 8
p + l = 22
b. Mencari ukuran panjang dan lebar sebidang tanah tersebut.
1). Mencari ukuran panjang tanah tersebut.
Eliminasi variabel l dengan menjumlahkan persamaan (1) dan (2)

Diperoleh p = 15 (3)
2). Mencari ukuran lebar tanah tersebut
Substitusi persamaan (3) ke salah satu persamaan, misalnya persamaan
(1).
p l = 8
15 l = 8
15 l + l = 8 + l
8 + l = 15
(-8) + 8 + l = (-8) + 15
l = 7
Diperoleh l = 7 (4)
Jadi, ukuran panjang tanah tersebut adalah 15 m dan lebarnya 7 m.
c. Mencari luas sebidang tanah tersebut.
L = p x l





1


2





















1




6
= 15 x 7
= 105 m
2
Jadi, luas tanah tersebut adalah 105 m
2

d. Jika tanah tersebut dijual dengan Rp. 100.000,00 per meter persegi, harga
jual sebidang tanah tersebut adalah :
Harga jual = 100.000 x 105
= 10.500.000
Jadi, harga jual tanah tersebut adalah Rp. 10.500.000,00



1
Skor Total 5

BUTIR SOAL NO. 6
Keliling sebuah persegi panjang 76 cm. Jika selisih antara panjang dan lebar
persegi panjang tersebut 10 cm, tentukanlah:
a. model matematika dari cerita tersebut,
b. panjang dan lebar persegi panjang tersebut,
c. luas persegi panjang tersebut.
No.
Indikator
Deskripsi jawaban yang diinginkan Skor





4


7
Misal : panjang persegi panjang tersebut = p
lebar persegi panjang tersebut = l
Dimana : 2(p + l) = 76
p + l = 38 (1), dan
p l = 10 (2)
a. Model matematika dari soal tersebut adalah,
p + l = 38 (1)
p l = 10 (2)






1


2




















6



b. Mencari ukuran panjang dan lebar persegi panjang tersebut.
1). Mencari ukuran panjang persegi panjang tersebut.
Eliminasi variabel l dengan menjumlahkan persamaan (1) dan (2)

Diperoleh p = 24 (3)
2). Mencari ukuran lebar persegi panjang tersebut
Substitusi persamaan (3) ke salah satu persamaan, misalnya persamaan
(2).
p l = 10
24 l = 10
24 l + l = 10 + l
10 + l = 24
(-10) + 10 + l = (-10) + 24
l = 14
Diperoleh l = 14 (4)
Jadi, panjang persegi panjang tersebut adalah 24 cm dan lebarnya 14 cm.
c. Mencari luas persegi panjang tersebut.
L = p x l
= 24 x 14
= 336 cm
2
Jadi, luas tanah tersebut adalah 336 cm
2





















1
Skor Total 4







Lampiran 13
Data Post Test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol



Data Post Test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
NO KODE SKOR NO KODE SKOR
1 K07
3
1 E01 2
2 K01 6 2 E02 2
3 K03 2 3 E03 2
4 K06 4 4 E04 12
5 K22 5 5 E05 3
6 K32 5 6 E06 5
7 K08 6 7 E07 4
8 K23 6 8 E09 4
9 K11 7 9 E10 4
10 K04 4 10 E11 4
11 K29 6 11 E12 12
12 K16 7 12 E13 8
13 K12
7
13 E16 3
14 K18 4 14 E17 2
15 K19 3 15 E19 3
16 K25 4 16 E20 6
17 K15 5 17 E21 8
18 K14 5 18 E22 2
19 K09 3 19 E23 5
20 K17 7 20 E24 11
21 K28 3 21 E25 7
22 K10 6 22 E26 4
23 K26 4 23 E27 2
24 K27 5 24 E28 3
25 K30
5
25 E29 8
26 K24 4 26 E30 10
27 K02 3 27 E31 6
28 K05 2 28 E32 5
JUMLAH 131 JUMLAH 147






Lampiran 14
Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians Kelompok
Eksperimen

MENGHITUNG RATA-RATA (
1
X ), STANDAR DEVIASI (
1
S ),
DAN VARIANS (
2
1
S ) KELOMPOK EKSPERIMEN
NO KODE SKOR




1 E01 2 -2.68 7.17
2 E02 4 -0.68 0.46
3 E03 4 -0.68 0.46
4 E04 3 -1.68 2.82
5 E05 2 -2.68 7.17
6 E06 6 1.32 1.75
7 E07 7 2.32 5.39
8 E09 4 -0.68 0.46
9 E10 3 -1.68 2.82
10 E11 3 -1.68 2.82
11 E12 6 1.32 1.75
12 E13 5 0.32 0.10
13 E16 3 -1.68 2.82
14 E17 2 -2.68 7.17
15 E19 4 -0.68 0.46
16 E20 5 0.32 0.10
17 E21 4 -0.68 0.46
18 E22 2 -2.68 7.17
19 E23 8 3.32 11.03
20 E24 8 3.32 11.03
21 E25 8 3.32 11.03
22 E26 10 5.32 28.32
23 E27 8 3.32 11.03
24 E28 8 3.32 11.03
25 E29 12 7.32 53.60
26 E30 8 3.32 11.03
27 E31 12 7.32 53.60
28 E32 8 3.32 11.03
Jumlah 159
264.11
Rata-rata 5.68 9.78

3.13

1
X X
i

( )
2
1
X X
i

( )

=
2
1
X X
i




Lampiran 15
Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians Kelompok
Kontrol



MENGHITUNG RATA-RATA (
2
X ), STANDAR DEVIASI (
2
S ),
DAN VARIANS (
2
2
S ) KELOMPOK KONTROL
NO KODE SKOR




1 K01 6 1.32 1.75
2 K02 3 -1.68 2.82
3 K03 2 -2.68 7.17
4 K04 4 -0.68 0.46
5 K05 2 -2.68 7.17
6 K06 4 -0.68 0.46
7 K07 3 -1.68 2.82
8 K08 6 1.32 1.75
9 K09 3 -1.68 2.82
10 K10 6 1.32 1.75
11 K11 7 2.32 5.39
12 K12 7 2.32 5.39
13 K14 5 0.32 0.10
14 K15 5 0.32 0.10
15 K16 7 2.32 5.39
16 K17 7 2.32 5.39
17 K18 4 -0.68 0.46
18 K19 3 -1.68 2.82
19 K22 5 0.32 0.10
20 K23 6 1.32 1.75
21 K24 4 -0.68 0.46
22 K25 4 -0.68 0.46
23 K26 4 -0.68 0.46
24 K27 5 0.32 0.10
25 K28 3 -1.68 2.82
26 K29 6 1.32 1.75
27 K30 5 0.32 0.10
28 K32 5
0.32
0.10
Jumlah 131 62.11
Rata-rata 4.68 2.30

1.52

1
X X
i
( )
2
1
X X
i

( )

=
2
1
X X
i




Lampiran 16
Distribusi Frekuensi Skor Kelompok Eksperimen

DISTRIBUSI FREKUENSI SKOR KELOMPOK EKSPERIMEN

1. Rentang Skor (R) = skor tertinggi skor terendah
= 12 2
= 10
2. Jumlah Kelas Interval (KI) = 1+ 3,3 log 28, dengan n = 28 (Aturan Struges)
= 1 + 3,3 log 28
= 5.7756215
~ 6
3. Panjang Kelas Interval (P) =
Interval Kelas Jumlah
Skor Rentang

=
5
10

= 2
Berdasarkan nilai-nilai di atas dapat dibuat tabel distribusi frekuensi kelompok
eksperimen sebagai berikut.
Interval Frekuensi
2-3 10
4-5 8
6-7 3
8-9 3
10-11 2
12-13 2







Lampiran 17
Distribusi Frekuensi Skor Kelompok Kontrol


DISTRIBUSI FREKUENSI SKOR KELOMPOK KONTROL

1. Rentang Skor (R) = skor tertinggi skor terendah
= 7 2
= 5
2. Jumlah Kelas Interval (KI) = 1+ 3,3 log 28, dengan n = 28 (Aturan Struges)
= 1 + 3,3 log 28
= 5.7756215
~ 6
3. Panjang Kelas Interval (P) =
Interval Kelas Jumlah
Skor Rentang

=
5
6

= 1.2
~ 1
Berdasarkan nilai-nilai di atas dapat dibuat tabel distribusi frekuensi kelompok
eksperimen sebagai berikut.
Interval Frekuensi
2 2
3 5
4 6
5 6
6 5
7 4







Lampiran 18
Uji Normalitas Kelompok Eksperimen


UJI NORMALITAS KELOMPOK EKSPERIMEN

Uji normalitas data kelompok eksperimen dilakukan dengan langkah sebagai
berikut.
1) Menghitung rata-rata dan simpangan baku (standar deviasi) skor kelompok
eksperimen
Rata-rata skor kelompok ekperimen (
1
X ) = 5,68
Standar deviasi skor kelompok ekperimen (
1
S ) = 3,13
2) Membuat tabel kerja untuk menghitung nilai chi kuadrat (
2
_ ), yaitu tabel di
bawah ini.
Kelas Batas Z
Daerah
kurva
N
Luas
daerah
tp.
kelas
Frekuensi
harapan
Frekuensi
observasi



1.5 -1.34 0.381
2-3 0.172 4.8216 8 10.10 2.10
3.5 -0.70 0.2088
4-5 0.177 4.9532 7 4.19 0.85
5.5 -0.06 0.0319
6-7 0.229 6.4176 3 11.68 1.82
7.5 0.58 0.2611
8-9 0.669 18.7404 7 137.84 7.36
9.5 1.22 0.4082
10-11 0.067 1.8704 1 0.76 0.41
11.5 1.86 0.475
12-13 0.020 0.5656 2 2.06 3.64
13.5 2.50 0.4952



16.16




2
) (
i i
E O
i
i i
E
E O
2
) (

=
6
1
2
2
) (
i
i
i i
E
E O
_
Keterangan :
1. Nilai Z dicari dengan rumus
1
1
S
X X
Z

=
2. Daerah kurva normal diperoleh dari tabel normal standar.
3. Nilai
i
E diperoleh dari hasil kali banyaknya anggota sampel (n = 28)
dengan luas Z.
4. Nilai
( )


=
6
1
2
i
i
E
i
E
i
O
merupakan
2
hitung
_
Kesimpulan:
Dari tabel kerja di atas diperoleh nilai
2
hitung
_ = 16,16 sedangkan nilai
2
tabel
_
untuk dk = 6 3 = 3 dengan taraf signifikan 5% (
( )( )
2
3 95 , 0
_ ) adalah 7,815.
Dari data tersebut maka
2
hitung
_ >
2
tabel
_ sehingga data untuk kelompok
eksperimen tidak berdistribusi Normal.










Lampiran 19
Uji Normalitas Kelompok Kontrol



UJI NORMALITAS KELOMPOK KONTROL

Uji normalitas data kelompok kontrol dilakukan dengan langkah sebagai
berikut.
1) Menghitung rata-rata dan simpangan baku (standar deviasi) skor kelompok
kontrol
Rata-rata skor kelompok ekperimen (
1
X ) = 4,68
Standar deviasi skor kelompok ekperimen (
1
S ) = 1,52
2) Membuat tabel kerja untuk menghitung nilai chi kuadrat (
2
_ ), yaitu tabel di
bawah ini.
Kelas Batas Z
Daerah
kurva
N
Luas
daerah
tp.
kelas
Frekuensi
harapan
Frekuensi
observasi



1.5 -2.10 0.4821
2 0.057 1.596 2 0.16 0.10
2.5 -1.44 0.4251
3 0.143 3.9984 5 1.00 0.25
3.5 -0.78 0.2823
4 0.235 6.566 6 0.32 0.05
4.5 -0.12 0.0478
5 0.253 7.0896 6 1.19 0.17
5.5 0.54 0.2054
6 0.180 5.026 5 0.00 0.00
6.5 1.20 0.3849
7 0.084 2.3436 4 2.74 1.17
7.5 1.86 0.4686



1.74





2
) (
i i
E O
i
i i
E
E O
2
) (

=
6
1
2
2
) (
i
i
i i
E
E O
_
Keterangan :
1. Nilai Z dicari dengan rumus
1
1
S
X X
Z

=
2. Daerah kurva normal diperoleh dari tabel normal standar.
3. Nilai
i
E diperoleh dari hasil kali banyaknya anggota sampel (n = 28)
dengan luas Z.
4. Nilai
( )


=
6
1
2
i
i
E
i
E
i
O
merupakan
2
hitung
_
Kesimpulan:
Dari tabel kerja di atas diperoleh nilai
2
hitung
_ = 1.74 sedangkan nilai
2
tabel
_
untuk dk = 6 3 = 3 dengan taraf signifikan 5% (
( )( )
2
3 95 , 0
_ ) adalah 7,815.
Dari data tersebut maka
2
hitung
_ <
2
tabel
_ sehingga data untuk kelompok
kontrol berdistribusi Normal.










Lampiran 20
Uji Hipotesis


UJI HIPOTESIS

Karena data skor pemahaman kosep siswa kelompok eksperimen tidak
berdistribusi normal, akibatnya, pengujian hipotesis diuji dengan menggunakan
statistik non parametrik dalam hal ini digunakan uji tanda.
Tanda + atau tanda diperoleh dari selisih skor pemahaman konsep
siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang sudah dipasangkan
melalui proses matching. Jika skor pemahaman konsep siswa pada kelompok
eksperimen lebih dari skor pemahaman konsep siswa pada kelompok kontrol, maka
diberi tanda +, sedangkan jika skor pemahaman konsep siswa pada kelompok
eksperimen kurang dari skor pemahaman konsep siswa pada kelompok kontrol,
maka diberi tanda . Jika skor pemahaman konsep siswa pada kelompok
eksperimen sama dengan skor pemahaman konsep siswa pada kelompok kontrol,
maka pasangan tersebut tidak diikutkan dalam uji tanda. Kriteria pengujian adalah
tolak Ho jika harga h dari perhitungan kurang dari atau sama dengan harga yang
didapat dari tabel nilai kritis h untuk uji tanda pada taraf signifikasi 5%, dengan h
menyatakan banyaknya tanda + atau tanda yang paling sedikit (Sudjana,
1996).
Analisis hasil uji tanda dapat dilihat tabel berikut:
KODE SKOR X
i
- Y
i
SKOR KODE
E02 2 - 6 K01
E03 4 + 2 K03
E16 3 - 7 K12
E17 2
-
4 K18
E20 6 + 4 K25
E25 7 + 3 K28
E01 4 + 3 K07
E28 3 - 5 K27
E31 6 + 3 K02
E32 5 + 2 K05
E05 3
-
5 K22
E22 2 - 5 K14
E07 4 - 6 K08











Kolom ketiga berisikan tanda (X
i
- Y
i
) yang memberikan h = 9 untuk tanda yang
paling sedikit, taitu tanda negatif. Dengan n = 25 dan = 0,05, didapatkan h = 7.
Dari pengamatan, diperoleh h = 9, di mana 9 > 7. Jadi, hipotesis pemahaman
konsep matematika siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan metode
pemecahan masalah Kawakita Jiro lebih baik pemahaman konsep matematika
siswa yang mendapat pembelajaran konvensional tidak dapat ditolak pada taraf
nyata 0,05.





E26 4 - 6 K10
E27 2
-
4 K26
E29 8 + 5 K30
E24 8 + 7 K17
E23 8 + 3 K09
E30 10 + 4 K24
E21 8 + 5 K15
E09 8 + 6 K23
E12 12
+
6 K29
E10 8 + 7 K11
E04 12 + 4 K06
E13 8 + 7 K16




Lampiran 21
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen 01
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : SMP
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII / I (Ganjil)
Materi Pokok : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (satu kali pertemuan)
Pertemuan ke : 1

A. Standar Kompetensi
Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan menggunakannya
dalam pemecahan masalah.

B. Kompetensi Dasar
Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel.

C. Indikator
1. Dapat mendefinisikan Persamaan Linear Dua Variabel
2. Dapat menentukan himpunan penyelesaian Persamaan Linear Dua
Variabel
3. Dapat mendefinisikan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).

D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mendefinisikan Persamaan Linear Dua Variabel
2. Siswa dapat menentukan himpunan penyelesaian Persamaan Linear Dua
Variabel
3. Siswa dapat mendefinisikan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
(SPLDV).




E. Materi Pokok dan Uraian Materi Pokok
1. Pengertian SPLDV
a. Persamaan Linear Satu Variabel
Di Kelas VII, telah dipelajari materi tentang persamaan linear satu
variabel. Perhatikan bentuk-bentuk persamaan berikut.
x + 5 = 6 6 + 7p = 20
4x + 3 = 9 2r = 3 + 9
12 + y = 14 8p + 6 = 24
Persamaan-persamaan tersebut memiliki satu variabel yang belum
diketahui nilainya. Bentuk persamaan seperti inilah yang dimaksud
dengan linear satu variabel.
Contoh Soal
4p + 5 = 17 merupakan persamaan linear dengan satu variabel, yaitu
p. Menentukan nilai p pada persamaan linear satu variabel di atas
adalah sebagai berikut.
4p + 5 = 17 (tulis kembali soal yang dimaksud)
4p + 5 + (-5) = 17 + (-5) (kedua ruas ditambahkan (-5))
4p = 12

4
12
4
4
=
p
(kedua ruas dibagi 4)
p = 3
Jadi, diperoleh nilai p = 3 dan himpunan penyelesaian, Hp = {3}.
b. Persamaan Linear Dua Variabel
Perhatikan bentuk-bentuk persamaaan berikut.
2x + 3y = 14 12m n = 30
p + q + 3 = 10 r + 6s = 10
4a + 5b = b + 7 9z 3v = 5
Persamaan-persamaan tersebut memiliki dua variabel yang belum
diketahui nilainya. Bentuk inilah yang dimaksud dengan persamaan
linear dua variabel. Jadi, persamaan dua variabel adalah persamaan
yang hanya memiliki dua variabel dan masing-masing variabel
berpangkat satu.
Contoh Soal
Tentukanlah himpunan penyelesaian dari persamaan linear dua
variabel berikut. Kemudian gambarkan graknya.
1). 3x + y = 12 ; x, y Bilangan Asli
Penyelesaian :
Diketahui persamaan 3x + y = 12 ; x, y Bilangan Asli.
Tetapkan nilai x = 1 sehingga:
3x + y = 12
3 1 + y = 12
3 + y = 12
y = 9
Diperoleh x = 1 dan y = 9 atau dapat dituliskan (x,y) = (1, 9).
Ambil nilai x = 2 sehingga:
3x + y = 12
3 2 + y = 12
6 + y = 12
y = 6
Diperoleh x = 2 dan y = 6 atau dapat dituliskan (x,y) = (2, 6).
Tetapkan nilai x = 3, sehingga:
3x + y = 12
3 3 + y = 12
9 + y = 12
y = 3
Diperoleh x = 3 dan y = 3 atau dapat dituliskan (x,y) = (3, 3).
Tetapkan nilai x = 4 sehingga:
3x + y = 12
3 4 + y = 12
12 + y = 12
y = 0
Diperoleh x = 4 dan y = 0, nilai ini tidak memenuhi karena nilai y
bukan anggota bilangan asli.
Jadi, himpunan penyelesaian dari 3x + y = 12 dengan x dan y anggota
bilangan asli adalah: {(1,9), (2,6), (3,3)} atau HP = {(1,9), (2,6),
(3,3)}.
Jika digambarkan dalam bidang koordinat Cartesius maka diperoleh
gambar berikut:












c. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Berbeda dengan persamaan dua variabel, SPLDV memiliki
penyelesaian atau himpunan penyelesaian yang harus memenuhi
kedua persamaan linear dua variabel tersebut.











Contoh

Penyelesaian dari sistem persamaan linear adalah mencari nilai-nilai
x dan y yang dicari demikian sehingga memenuhi kedua persamaan
linear. Perhatikan tabel berikut ini.

Tabel di atas menjelaskan bahwa persamaan linear 2x + y = 6
memiliki 4 buah penyelesaian. Adapun persamaan linear x + y = 5
memiliki 6 buah penyelesaian. Manakah yang merupakan
penyelesaian dari 2 x + y = 6 dan x + y = 5? Penyelesaian adalah nilai
x dan y yang memenuhi kedua persamaan linear tersebut. Perhatikan
dari tabel tersebut nilai x = 1 dan y = 4 sama-sama memenuhi
penyelesaian dari kedua persamaan linear tersebut. Jadi, dapat
dituliskan:


F. Sumber dan Alat Pembelajaran
1. Sumber Pembelajaran yang Digunakan
a. Buku Sekolah Elektronik Bidang Studi Matematika untuk kelas VIII
Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah Tsanawiyah (MTs)
b. Buku penunjang lainnya yang relevan
2. Alat Pembelajaran yang Digunakan
a. Lembar Kerja Siswa (LKS)


G. Metode Pembelajaran
1. Metode : Pemecahan Masalah Kawakita Jiro.

H. Kegiatan Belajar Mengajar
1. Pengalaman Belajar
Mencari informasi tentang persamaan Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel (SPLDV) melalui buku-buku pelajaran.
2. Langkah - Langkah Pembelajaran
No Struktur
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
1 Pendahuluan



a. Pada saat memasuki ruang
kelas, guru mengucapkan
salam
b. Menyampaikan standar kom-
petensi, kompetensi dasar dan
tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai.
a. Menjawab salam guru
dengan serempak

b. Menyiapkan sarana yang
diperlukan dalam pem-
belajaran.
5 menit
2








Kegiatan Inti








a. Menyinggung materi yang
akan dipelajari dengan contoh
di sekitar siswa untuk
memotivasi siswa tentang
pemanfaatan materi yang
akan dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari
b. Memberi kesempatan kepada
siswa untuk melakukan
brainstorming (curah
pendapat) secara berpasangan
untuk menyempurnakan hasil
brainstorming individu
terhadap masalah yang
diberikan pada pertemuan
a. Mencermati keterkaitan
materi dengan yang
disampaikan guru agar
termotivasi untuk
mempelajari materi
selanjutnya

b. Melakukan kegiatan
brainstorming (curah
pendapat) secara berpa-
sangan untuk menyem-
purnakan hasil brain-
storming individu terhadap
masalah yang diberikan
pada pertemuan
20 menit
sebelumnya
c. Memantau kegiatan
brainstorming (curah
pendapat) yang dilakukan
siswa serta memberikan
arahan kepada siswa
seperlunya
d. Memberi kesempatan kepada
siswa untuk membacakan
kartu Kawakita Jiro yang
sudah ditulisi pendapat
mereka
e. Membimbing siswa menge-
lompokkan kartu Kawakita
Jiro berdasarkan kemiripan
atau kesamaan ide.
sebelumnya
c. Bertanya kepada guru jika
mengalami kesulitan pada
saat melakukan
brainstorming


d. Membacakan isi kartu
Kawakita Jiro yang telah
ditulisi pendapat mereka


e. Mengelompokkan kartu
Kawakita Jiro berda-
sarkan kemiripan atau
kesamaan ide.
a. Mengarahkan siswa untuk
membuat diagram dari hasil
brainstorming pasangan siswa
b. Mengkondisikan siswa ke
dalam beberapa kelompok
yang terdiri dari 4 5 orang
untuk untuk memberi
kesempatan siswa membahas
diagram yang telah dibuat
c. Membimbing siswa untuk
memahami penjelasan
diagram dan membuat
kesimpulan dari diagram yang
telah dibuat
d. Memberikan kesempatan
kepada perwakilan kelompok
a. Membuat diagram ber-
dasarkan hasil brain-
storming pasangan siswa
b. Menempatkan diri ke
dalam beberapa kelompok
untuk membahas diagram
yang telah dibuat


c. Merumuskan penjelasan
diagram berdasarkan
arahan guru

d. Mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya ke
depan kelas
30 menit
untuk mempresentasikan hasil
diskusi mereka
e. Mengarahkan siswa untuk
menarik kesimpulan dari hasil
presentasi kelompok.


e. Menarik kesimpulan dari
hasil presentasi.
a. Memberi kesempatan kepada
siswa untuk menulis kembali
kesimpulan dan konsep yang
diperoleh dalam bentuk
rangkuman
b. Memberi umpan balik dan
penguatan untuk meluruskan
pemahaman konsep siswa
a. Menuliskan kembali
kesimpulan yang diperoleh
dalam sebuah rangkuman


b. Menanggapi umpan balik
dan penguatan yang
diberikan guru.
10 menit

3 Penutup a. Memberikan kuis kepada
siswa
b. Memberikan tugas terstruktur
dan kegiatan mandiri tak
terstruktur.
a. Mengerjakan kuis dengan
tertib
b. Mendengarkan dengan
seksama tugas dan PR
yang diberikan oleh guru
15 menit

TOTAL 80 menit

I. Penilaian
1. Penilaian proses
Afektif :
a. Dengan pengamatan langsung di kelas, guru mengamati kegiatan dan
keaktifan siswa dalam melakukan diskusi kelompok.
b. Dengan menilai keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan yang
diajukan, serta keaktifan dalam diskusi kelompok pada saat
mengerjakan LKS.
Kognitif:
a. Dengan menilai kemampuan siswa dalam menyampaikan idenya
dalam pembelajaran.

2. Penilaian Produk
a. Teknik : Latihan soal
b. Bentuk intrumen : essay
c. Instrumen : tes

J. Instrumen Penilaian
KUIS
Tentukan variabel pada persamaan berikut ini, kemudian carilah himpunan
penyelesaiannya:
1. 4y 3 = 5
2. 3x + 2 = 2x + 6
3. 5x y = 10 ; x {0, 1, 2, 3}, y {bilangan asli}, gambarkan pula
grafiknya



RUBRIK PENGSKORAN

No Deskripsi jawaban yang diinginkan Skor
1. 4y 3 = 5 merupakan persamaan linear satu variabel dengan
varibel y.
Menentukan himpunan penyelesaiannya:
4y 3 = 5
4y 3 + 3 = 5 + 3
4y = 8

4
8
4
4
=
p

y = 2
Jadi, diperoleh nilai y = 2 dan himpunan penyelesaiannya, Hp =
{2}

1






1

1
Skor I 3
2. 3x + 2 = 2x + 6 merupakan persamaan linear satu variabel
dengan varibel x.
Menentukan himpunan penyelesaiannya:

1

3x + 2 = 2x + 6
3x + 2 + (-2) = 2x + 6 +(-2)
3x = 2x + 4
3x 2x = 2x + 4 2x
x = 4
Jadi, diperoleh nilai x = 4 dan himpunan penyelesaian, Hp =
{4}.




1

1
Skor II 3
3. Diketahui persamaan 5x y = 10 di mana x {0, 1, 2, 3} dan y
{Bilangan Asli}.
5x y = 10 merupakan persamaan linear dua variabel dengan
varibel x dan y.
- Jika dipilih nilai x = 0 dari yang diketahui maka:
5x y = 10
5 0 y = 10
0 y = 10
y = 10
Nilai y = 10 tidak memenuhi syarat karena bukan anggota
bilangan asli.
- Jika ditetapkan nilai x = 1 dari yang diketahui maka:
5x y = 10
5 1 y = 10
5 y = 10
y = 5
Nilai y = 5 tidak memenuhi syarat karena bukan anggota
bilangan asli.
- Jika diambil nilai x = 2 dari yang diketahui maka:
5x y = 10
5 2 y = 10
10 y = 10
y = 0
Nilai y = 0 tidak memenuhi syarat karena bukan anggota



1




1

1




1

1




1

bilangan asli.
- Sehingga untuk nilai x yang terakhir, yaitu = 3 maka:
5x y = 10
5 3 y = 10
15 y = 10
y = 5
Diperoleh x = 3 dan y = 5 atau dapat dituliskan (x,y) = (3, 5).
Jadi, himpunan penyelesaian dari 5x y = 10 dengan x {0, 1,
2, 3} dan y Bilangan Asli adalah {(3, 5)}.
Jika digambarkan dalam bidang koordinat Cartesius maka
diperoleh gambar berikut.

1




1
1

1






1
Skor III 11
Total Skor 17

Nilai akhir = 100


total skor
skor








LEMBAR KERJA SISWA
(LKS)

Mata pelajaran : Matematika
Satuan pendidikan : SMP
Alokasi waktu : 20 menit (1x pertemuan)

I. Pokok bahasan
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)

II. Tujuan Pembelajaran
A. Siswa dapat mendefinisikan Persamaan Linear Dua Variabel
B. Siswa dapat menentukan himpunan penyelesaian Persamaan Linear Dua
Variabel
C. Siswa dapat mendefinisikan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
(SPLDV).

III. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.
1. Perhatikan persamaan-persamaan berikut
a. 5y 3t = 12
(persamaan linear dua variabel)
b. 2 + x = 8 - 2x
(persamaan linear satu variabel)
c. 4p
2
+ 6 = 18q
(persamaan non linear dua variabel)
d. 18 3x
2
= 12
(persamaan non linear satu variabel)
e. 20 + 5mn = 35o
(persamaan non linear dua variabel)
f. 4pq + 5 = 17
(persamaan non linear satu variabel)
g. f = 4 - 2g
(persamaan linear dua variabel)
h. f -3 = 4
(persamaan linear satu variabel)
Dari contoh di atas, apa yang dapat kalian simpulkan tentang Persamaan
Linear Dua Variabel?
2. Tentukanlah penyelesaian dari persamaan berikut dan gambarkan grafiknya.
p + q + 3 = 10; p {0, 1, 2, 3}, q {Bilangan Bulat}

3. Coba kamu perhatikan bentuk-bentuk persamaan linear dua variabel berikut.
a. 2x + 3y = 8
x + y = 2
b. p + 2q = 9
5p + q = 4
c. 3m 2n = 1
m + 3n = 5
d. 4a + b = 8
a b = 1
e. 9c + f = 12
c 3f = 2
f. k + l = 6
k + 2l = 12
Bentuk inilah yang dimaksud dengan Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel (SPLDV). Dari contoh di atas, apa yang dapat kalian simpulkan
tentang Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)?























Tugas I

Tentukan penyelesaian persamaan linear berikut
1. x + 5 = 6
2. 6 + 7p = 20
3. 3x + y = 12 ; x, y Bilangan Asli, serta gambarkan grafiknya


Tugas II

Carilah permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan sistem
persamaan linear dua variabel, kemudian selesaikanlah permasalahan tersebut.












Lampiran 22
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen 02

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : SMP
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII / I (Ganjil)
Materi Pokok : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Alokasi Waktu : 4 x 2 x 40 menit (empat kali pertemuan)
Pertemuan ke : 2-5

A. Standar Kompetensi
Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan menggunakannya
dalam pemecahan masalah.

B. Kompetensi Dasar
Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel.

C. Indikator
1. Dapat menentukan penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
(SPLDV).

D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menentukan penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel (SPLDV) dengan metode grafik
2. Siswa dapat menentukan penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel (SPLDV) dengan metode substitusi
3. Siswa dapat menentukan penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel (SPLDV) dengan metode eliminasi
4. Siswa dapat menentukan penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel (SPLDV) dengan metode kombinasi substitusi dan eliminasi.



E. Materi Pokok dan Uraian Materi Pokok
2. Penyelesaian SPLDV
Seperti yang telah dipelajari sebelumnya, SPLDV adalah persamaan yang
memiliki dua buah persamaan linear dua variabel. Penyelesaian SPLDV dapat
ditentukan dengan cara mencari nilai variabel yang memenuhi kedua
persamaan linear dua variabel tersebut.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menentukan
penyelesaian SPLDV. Metode-metode tersebut adalah:
a. Metode Grafik
b. Metode Substitusi
c. Metode Eliminasi
d. Metode Kombinasi Substitusi Eliminasi
Adapun metode tersebut akan diuraikan lebih rinci pada bagian berikut.
a. Metode Grafik
Grak untuk persamaan linear dua variabel berbentuk garis lurus.
SPLDV terdiri atas dua buah persamaan dua variabel, berarti SPLDV
digambarkan berupa dua buah garis lurus. Penyelesaian dapat
ditentukan dengan menentukan titik potong kedua garis lurus
tersebut.
Contoh
Gunakan metode grak, tentukanlah penyelesaian SPLDV berikut.
x + y = 2
3x + y = 6
Penyelesaian
1). Persamaan x + y = 2
Titik potong dengan sumbu x, berarti y = 0.
x + y = 2
x + 0 = 2
x = 2
Diperoleh x + y = 2 dan y = 0, maka diperoleh titik potong
dengan sumbu x di titik (2, 0).

Titik potong dengan sumbu y, berarti x = 0.
x + y = 2
0 + y = 2
y = 2
Diperoleh x = 0 dan y = 2, maka diperoleh titik potong dengan
sumbu y (0, 2).
2). Persamaan 3x + y = 6
Titik potong dengan sumbu x, berarti y = 0.
3x + y = 6
3x + 0 = 6
3x = 6 x = 2
Diperoleh x = 2 dan y = 0 maka diperoleh titik potong dengan
sumbu x di titik (2, 0). Titik potong dengan sumbu y, berarti x =
0.
3x + y = 6
3 0 + y = 6
y = 6
Diperoleh x = 0 dan y = 6 maka diperoleh titik potong dengan
sumbu y di titik (0, 6).Langkah kedua, gambarkan ke dalam
bidang koordinat Cartesius.
Persamaan x + y = 2 memiliki titik potong sumbu di (2, 0) dan
(0, 2). Persamaan 3x + y = 6 memiliki titik potong sumbu di (2,
0) dan (0, 6).









3). Perhatikan gambar tersebut, titik potong antara garis x + y = 2
dan 3x + y = 6 adalah (2, 0) Jadi, Hp = {(2, 0)}
b. Metode Substitusi
Penyelesaian SPLDV menggunakan metode substitusi dilakukan
dengan cara menyatakan salah satu variabel dalam bentuk variabel
yang lain kemudian nilai variabel tersebut menggantikan variabel
yang sama dalam persamaan yang lain.
Contoh
Gunakan metode substitusi, tentukan penyelesaian SPLDV berikut.
3x + y = 7
x + 4y = 6
Penyelesaian
Langkah pertama, tuliskan masing-masing persamaan dalam bentuk
persamaan (1) dan (2).
3x + y = 7 (1)
x + 4y = 6 (2)
Langkah kedua, pilih salah satu persamaan, misalkan persamaan (1).
Kemudian, nyatakan salah satu variabelnya dalam bentuk variabel
lainnya.
3x + y = 7
y = 7 3x (3)
Langkah ketiga, nilai variabel y pada persamaan (3) menggantikan
variabel y pada persamaan (2).
x + 4y = 6
x + 4 (7 3x) = 6
x + 28 12x = 6
x 12x = 6 28
11x = 22
x = 2 (4)


Langkah keempat, nilai x pada persamaan (4) menggantikan variabel
x pada salah satu persamaan awal, misalkan persamaan (1).
3x + y = 7
3 (2) + y = 7
6 + y = 7
y = 7 6
y = 1 (5)
Langkah kelima, menentukan penyelesaian SPLDV tersebut. Dari
uraian diperoleh nilai x = 2 dan y = 1.
Jadi, dapat dituliskan Hp = {(2, 1)}
c. Metode Eliminasi
Berbeda dengan metode substitusi yang mengganti variabel, metode
eliminasi justru menghilangkan salah satu variabel untuk dapat
menentukan nilai variabel yang lain. Dengan demikian, koesien
salah satu variabel yang akan dihilangkan haruslah sama atau dibuat
sama.
Contoh
Gunakan metode eliminasi untuk menentukan penyelesaian SPLDV
berikut.
x + y = 7
2x + y = 9
Penyelesaian
Langkah pertama, menghilangkan salah satu variabel dari SPLDV
tersebut.
Misalkan, variabel y yang akan dihilangkan maka kedua persamaan
harus dikurangkan.




Diperoleh nilai x = 2.

Langkah kedua, menghilangkan variabel yang lain dari SPLDV
tersebut, yaitu variabel x. Perhatikan koesien x pada SPLDV
tersebut tidak sama. Jadi, harus disamakan terlebih dahulu.



Kemudian, kedua persamaan yang telah disetarakan dikurangkan.



Diperoleh nilai y = 5
Langkah ketiga, menentukan penyelesaian SPLDV tersebut.
Diperoleh nilai x = 2 dan y = 5. Jadi, Hp = {(2, 5)}.
d. Metode Kombinasi Substitusi dan Eliminasi
Sesuai dengan namanya, metode ini merupakan gabungan metode
substitusi dan eliminasi. Artinya, akan terdapat proses penghilangan
dan penggantian variabel pada metode ini.
Contoh
Gunakan metode kombinasi substitusi eliminasi untuk menentukan
penyelesaian SPLDV berikut.
x + y = 7
2x + y = 9
Penyelesaian
Langkah pertama, tuliskan masing-masing persamaan dalam bentuk
persamaan (1) dan (2).
x + y = 7 (1)
2x + y = 9 (2)




Langkah kedua, menghilangkan salah satu variabel dari SPLDV
tersebut. Misalkan, variabel y yang akan dihilangkan maka kedua
persamaan harus dikurangkan.




Diperoleh nilai x = 2 (3).
Selanjutnya nilai x = 2 disubstitusikan ke salah satu persamaan,
misalnya persamaan (1).
x + y = 7
2 + y = 7
y = 7 2
y = 5 (5)
Langkah kelima, menentukan penyelesaian SPLDV tersebut. Dari
uraian diperoleh nilai x = 2 dan y = 5.
Jadi, dapat dituliskan Hp = {(2, 5)}.

F. Sumber dan Alat Pembelajaran
1. Sumber Pembelajaran yang Digunakan
a. Buku Sekolah Elektronik Bidang Studi Matematika untuk kelas VIII
Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah Tsanawiyah (MTs)
b. Buku penunjang lainnya yang relevan
2. Alat Pembelajaran yang Digunakan
a. Lembar Kerja Siswa (LKS)

G. Metode Pembelajaran
1. Metode : Pemecahan Masalah Kawakita Jiro.




H. Kegiatan Belajar Mengajar
1. Pengalaman Belajar
Mencari informasi tentang persamaan Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel (SPLDV) melalui buku-buku pelajaran.
2. Langkah - Langkah Pembelajaran
No Struktur
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
1 Pendahuluan



a. Pada saat memasuki ruang
kelas, guru mengucapkan
salam
b. Menyampaikan standar kom-
petensi, kompetensi dasar dan
tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai.
a. Menjawab salam guru
dengan serempak

b. Menyiapkan sarana yang
diperlukan dalam pem-
belajaran.
5 menit
2

















Kegiatan Inti

















a. Menyinggung materi yang
akan dipelajari dengan contoh
di sekitar siswa untuk
memotivasi siswa tentang
pemanfaatan materi yang
akan dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari
b. Memberi kesempatan kepada
siswa untuk melakukan
brainstorming (curah
pendapat) secara berpasangan
untuk menyempurnakan hasil
brainstorming individu
terhadap masalah yang
diberikan pada pertemuan
sebelumnya
c. Memantau kegiatan
brainstorming (curah
a. Mencermati keterkaitan
materi dengan yang
disampaikan guru agar
termotivasi untuk
mempelajari materi
selanjutnya

b. Melakukan kegiatan
brainstorming (curah
pendapat) secara berpa-
sangan untuk menyem-
purnakan hasil brain-
storming individu terhadap
masalah yang diberikan
pada pertemuan
sebelumnya
c. Bertanya kepada guru jika
mengalami kesulitan pada
20 menit
































































pendapat) yang dilakukan
siswa serta memberikan
arahan kepada siswa
seperlunya
d. Memberi kesempatan kepada
siswa untuk membacakan
kartu Kawakita Jiro yang
sudah ditulisi pendapat
mereka
e. Membimbing siswa menge-
lompokkan kartu Kawakita
Jiro berdasarkan kemiripan
atau kesamaan ide.
saat melakukan
brainstorming


d. Membacakan isi kartu
Kawakita Jiro yang telah
ditulisi pendapat mereka


e. Mengelompokkan kartu
Kawakita Jiro berda-
sarkan kemiripan atau
kesamaan ide.
a. Mengarahkan siswa untuk
membuat diagram dari hasil
brainstorming pasangan siswa
b. Mengkondisikan siswa ke
dalam beberapa kelompok
yang terdiri dari 4 5 orang
untuk untuk memberi
kesempatan siswa membahas
diagram yang telah dibuat
c. Membimbing siswa untuk
memahami penjelasan
diagram dan membuat
kesimpulan dari diagram yang
telah dibuat
d. Memberikan kesempatan
kepada perwakilan kelompok
untuk mempresentasikan hasil
diskusi mereka
e. Mengarahkan siswa untuk
a. Membuat diagram ber-
dasarkan hasil brain-
storming pasangan siswa
b. Menempatkan diri ke
dalam beberapa kelompok
untuk membahas diagram
yang telah dibuat


c. Merumuskan penjelasan
diagram berdasarkan
arahan guru


d. Mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya ke
depan kelas

e. Menarik kesimpulan dari
30 menit
menarik kesimpulan dari hasil
presentasi kelompok.
hasil presentasi.
a. Memberi kesempatan kepada
siswa untuk menulis kembali
kesimpulan dan konsep yang
diperoleh dalam bentuk
rangkuman
b. Memberi umpan balik dan
penguatan untuk meluruskan
pemahaman konsep siswa
a. Menuliskan kembali
kesimpulan yang diperoleh
dalam sebuah rangkuman


b. Menanggapi umpan balik
dan penguatan yang
diberikan guru.
10 menit

3 Penutup a. Memberikan kuis kepada
siswa
b. Memberikan tugas terstruktur
dan kegiatan mandiri tak
terstruktur.
a. Mengerjakan kuis dengan
tertib
b. Mendengarkan dengan
seksama tugas dan PR
yang diberikan oleh guru
15 menit

TOTAL 80 menit

I. Penilaian
1. Penilaian proses
Afektif :
a. Dengan pengamatan langsung di kelas, guru mengamati kegiatan dan
keaktifan siswa dalam melakukan diskusi kelompok.
b. Dengan menilai keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan yang
diajukan, serta keaktifan dalam diskusi kelompok pada saat
mengerjakan LKS.
Kognitif:
a. Dengan menilai kemampuan siswa dalam menyampaikan idenya
dalam pembelajaran.
2. Penilaian Produk
a. Teknik : Latihan soal
b. Bentuk intrumen : essay
c. Instrumen : tes
J. Instrumen Penilaian

Selesaikan SPLDV berikut.
x + y = 7
2x + y = 9

RUBRIK PENGSKORAN

Deskripsi jawaban yang diinginkan Skor
Misalnya dengan menggunakan metode kombinasi substitusi dan
eliminasi untuk menentukan penyelesaian SPLDV berikut.
x + y = 7
2x + y = 9
Langkah-langkahnya adalah :
Langkah pertama, tuliskan masing-masing persamaan dalam
bentuk persamaan (1) dan (2).
x + y = 7 (1)
2x + y = 9 (2)
Langkah kedua, menghilangkan salah satu variabel dari SPLDV
tersebut. Misalkan, variabel y yang akan dihilangkan maka
kedua persamaan harus dikurangkan.




Diperoleh nilai x = 2 (3).
Selanjutnya nilai x = 2 disubstitusikan ke salah satu persamaan,
misalnya persamaan (1).
x + y = 7
2 + y = 7
y = 7 2
y = 5 (5)
Langkah kelima, menentukan penyelesaian SPLDV tersebut.



1




















Dari uraian diperoleh nilai x = 2 dan y = 5.
Jadi, dapat dituliskan Hp = {(2, 5)}.

1
Total skor 2

Nilai akhir = 100


total skor
skor








































LEMBAR KERJA SISWA
(LKS)

Mata pelajaran : Matematika
Satuan pendidikan : SMP
Alokasi waktu : 20 menit (1x pertemuan)

I. Pokok bahasan
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)

II. Tujuan Pembelajaran
A. Siswa dapat menentukan penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel (SPLDV) dengan metode grafik
B. Siswa dapat menentukan penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel (SPLDV) dengan metode substitusi
C. Siswa dapat menentukan penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel (SPLDV) dengan metode eliminasi
D. Siswa dapat menentukan penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel (SPLDV) dengan metode kombinasi substitusi dan eliminasi.

III. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.
1. Carilah informasi tentang cara menyelesaikan Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel (SPLDV) dari buku maupun sumber lainnya.
2. Selesaikanlah Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) berikut ini
dengan cara yang menurutmu paling mudah.
3x + y = 5
2x 3y =7
Setelah memperoleh penyelesaian SPLDV di atas, coba ceritakan
bagaimana kalian melakukannya?



Tugas I

Tentukan himpunan penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
berikut
1. Gunakan metode grak, tentukan penyelesaian dari SPLDV berikut.
x + 2y = 2
3x y = 10
2. Gunakan metode subtitusi, tentukan penyelesaian dari SPLDV berikut.
x + y = 5
x y = 1
3. Gunakan metode eleminasi, tentukan penyelesaian dari SPLDV berikut
x y = 1
3x + 2y = 13
4. Gunakan metode kombinasi substitusi dan eleminasi, tentukan penyelesaian
dari SPLDV berikut


x 3y = 8
3x y = 8

Tugas II

Carilah permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan sistem
persamaan linear dua variabel, kemudian selesaikanlah permasalahan tersebut.








Lampiran 23
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen 03

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : SMP
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII / I (Ganjil)
Materi Pokok : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (satu kali pertemuan)
Pertemuan ke : 6

A. Standar Kompetensi
Memahami Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah.

B. Kompetensi Dasar
1. Membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
2. Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) dan penafsirannya.

C. Indikator
1. Dapat membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
2. Dapat menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan
dengan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) dan
penafsirannya.

D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat membuat model matematika dari masalah yang berkaitan
dengan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
2. Siswa dapat menyelesaikan model matematika dari masalah yang
berkaitan dengan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) dan
penafsirannya.


E. Materi Pokok dan Uraian Materi Pokok
3. Penerapanan SPLDV
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali permasalahan-
permasalahan yang dapat dipecahkan menggunakan SPLDV. Pada umumnya,
permasalahan tersebut berkaitan dengan masalah aritmetika sosial. Misalnya,
menentukan harga satuan barang, menentukan panjang atau lebar sebidang
tanah, dan lain sebagainya.
Contoh
Harga 1 kg beras dan 4 kg minyak goreng Rp14.000,00. Sedangkan harga
2 kg beras dan 1 kg minyak goreng Rp10.500,00. Tentukan:
a. model matematika dari soal tersebut,
b. harga sebuah beras dan minyak goreng,
c. harga 2 kg beras dan 6 kg minyak goreng.
Jawab:
a. Misalkan: harga 1 kg beras = x
harga 1 kg minyak goreng = y
maka dapat dituliskan:
1x + 4y = 14.000
2x + 1y = 10.500
Diperoleh model matematika:
x + 4y = 14.000
2x + y = 10.500
b. Untuk mencari harga satuan beras minyak goreng, tentukan
penyelesaian SPLDV tersebut.
Dengan menggunakan metode subtitusi, diperoleh:
x + 4y = 14.000 (1)
2x + y = 10.500 (2)
menentukan variabel x dari persamaan (1)
x + 4y = 14.000
x = 14.000 4y (3)


Subtitusikan nilai x pada persamaan (3) ke persamaan (2).
2x + y = 10.500
2 (14.000 4y) + y = 10.500
28.000 8y + y = 10.500
8y + y = 10.500 28.000
7y = 17.500
y = 2.500 (4)
Subtitusikan nilai y pada persamaan (4) ke persamaan (2).
2x + y = 10.500
2x + (2.500) = 10.500
2x = 10.500 2.500
2x = 8.000
x = 4.000
menentukan nilai x dan y.
Dari uraian tersebut diperoleh:
x = harga 1 kg beras = Rp 4.000,00
y = harga 1 kg minyak goreng = Rp2.500,00
c. Mencari harga 2 kg beras dan 6 kg minyak goreng
Model matematika dari masalah tersebut adalah
2x + 6y (5)
Substitusi x = Rp. 4.000,00
y = Rp. 2.500,00
Diperoleh : 2(4.000) + 6(2.500)
= 8.000 + 15.000
= 23.000
Jadi, harga 2 kg beras dan 6 kg minyak goreng adalah Rp. 23.000,00

F. Sumber dan Alat Pembelajaran
1. Sumber Pembelajaran yang Digunakan
a. Buku Sekolah Elektronik Bidang Studi Matematika untuk kelas VIII
Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah Tsanawiyah (MTs)
b. Buku penunjang lainnya yang relevan
2. Alat Pembelajaran yang Digunakan
a. Lembar Kerja Siswa (LKS)

G. Metode Pembelajaran
1. Metode : Pemecahan Masalah Kawakita Jiro.

H. Kegiatan Belajar Mengajar
1. Pengalaman Belajar
Mencari informasi tentang persamaan Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel (SPLDV) melalui buku-buku pelajaran.
2. Langkah - Langkah Pembelajaran
No Struktur
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
1 Pendahuluan



a. Pada saat memasuki ruang
kelas, guru mengucapkan
salam
b. Menyampaikan standar kom-
petensi, kompetensi dasar dan
tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai.
a. Menjawab salam guru
dengan serempak

b. Menyiapkan sarana yang
diperlukan dalam pem-
belajaran.
5 menit
2






Kegiatan Inti






a. Menyinggung materi yang
akan dipelajari dengan contoh
di sekitar siswa untuk
memotivasi siswa tentang
pemanfaatan materi yang
akan dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari
a. Mencermati keterkaitan
materi dengan yang
disampaikan guru agar
termotivasi untuk
mempelajari materi
selanjutnya

20 menit
































































b. Memberi kesempatan kepada
siswa untuk melakukan
brainstorming (curah
pendapat) secara berpasangan
untuk menyempurnakan hasil
brainstorming individu
terhadap masalah yang
diberikan pada pertemuan
sebelumnya
c. Memantau kegiatan
brainstorming (curah
pendapat) yang dilakukan
siswa serta memberikan
arahan kepada siswa
seperlunya
d. Memberi kesempatan kepada
siswa untuk membacakan
kartu Kawakita Jiro yang
sudah ditulisi pendapat
mereka
e. Membimbing siswa menge-
lompokkan kartu Kawakita
Jiro berdasarkan kemiripan
atau kesamaan ide.
b. Melakukan kegiatan
brainstorming (curah
pendapat) secara berpa-
sangan untuk menyem-
purnakan hasil brain-
storming individu terhadap
masalah yang diberikan
pada pertemuan
sebelumnya
c. Bertanya kepada guru jika
mengalami kesulitan pada
saat melakukan
brainstorming


d. Membacakan isi kartu
Kawakita Jiro yang telah
ditulisi pendapat mereka


e. Mengelompokkan kartu
Kawakita Jiro berda-
sarkan kemiripan atau
kesamaan ide.
a. Mengarahkan siswa untuk
membuat diagram dari hasil
brainstorming pasangan siswa
b. Mengkondisikan siswa ke
dalam beberapa kelompok
yang terdiri dari 4 5 orang
untuk untuk memberi
kesempatan siswa membahas
a. Membuat diagram ber-
dasarkan hasil brain-
storming pasangan siswa
b. Menempatkan diri ke
dalam beberapa kelompok
untuk membahas diagram
yang telah dibuat

30 menit











diagram yang telah dibuat
c. Membimbing siswa untuk
memahami penjelasan
diagram dan membuat
kesimpulan dari diagram yang
telah dibuat
d. Memberikan kesempatan
kepada perwakilan kelompok
untuk mempresentasikan hasil
diskusi mereka
e. Mengarahkan siswa untuk
menarik kesimpulan dari hasil
presentasi kelompok.

c. Merumuskan penjelasan
diagram berdasarkan
arahan guru

d. Mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya ke
depan kelas


e. Menarik kesimpulan dari
hasil presentasi.
a. Memberi kesempatan kepada
siswa untuk menulis kembali
kesimpulan dan konsep yang
diperoleh dalam bentuk
rangkuman
b. Memberi umpan balik dan
penguatan untuk meluruskan
pemahaman konsep siswa
a. Menuliskan kembali
kesimpulan yang diperoleh
dalam sebuah rangkuman


b. Menanggapi umpan balik
dan penguatan yang
diberikan guru.
10 menit

3 Penutup a. Memberikan kuis kepada
siswa
b. Memberikan tugas terstruktur
dan kegiatan mandiri tak
terstruktur.
a. Mengerjakan kuis dengan
tertib
b. Mendengarkan dengan
seksama tugas dan PR
yang diberikan oleh guru
15 menit

TOTAL 80 menit





I. Penilaian
1. Penilaian proses
Afektif :
a. Dengan pengamatan langsung di kelas, guru mengamati kegiatan dan
keaktifan siswa dalam melakukan diskusi kelompok.
b. Dengan menilai keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan yang
diajukan, serta keaktifan dalam diskusi kelompok pada saat
mengerjakan LKS.
Kognitif:
a. Dengan menilai kemampuan siswa dalam menyampaikan idenya
dalam pembelajaran.
2. Penilaian Produk
a. Teknik : Latihan soal
b. Bentuk intrumen : essay
c. Instrumen : tes

J. Instrumen Penilaian

1. Umur Sani 7 tahun lebih tua dari umur Ari. Sedangkan jumlah umur
mereka adalah 43 tahun. Tentukanlah:
a. model matematika dari soal tersebut,
b. umur masing-masing.

RUBRIK PENSKORAN

Deskripsi jawaban yang diinginkan Skor
a. Misalkan: umur Sani = x tahun
umur Ari = y tahun
maka dapat dituliskan:
x = 7 + y
x y = 7
x + y = 43

1



1
Diperoleh model matematika:
x y = 7
x + y = 43
b. Untuk menghitung umur masing-masing, tentukan SPLDV
tersebut. Dengan menggunakan metode eleminasi,
diperoleh:
menghitung variabel x

menghilangkan variabel y

Menentukan nilai x dan y
Dari uraian tersebut, diperoleh: x = umur Sani = 25 tahun
y = umur Ari = 18 tahun


1


1














1
Total skor 5

Nilai akhir = 100


total skor
skor












LEMBAR KERJA SISWA
(LKS)

Mata pelajaran : Matematika
Satuan pendidikan : SMP
Alokasi waktu : 20 menit (1x pertemuan)

I. Pokok bahasan
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)

II. Tujuan Pembelajaran
A. Membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
B. Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) dan penafsirannya.

III. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.
1. Harga sebuah buku tulis dan sebuah buku gambar Rp. 8.000,00. Sedangkan
harga dua buku tulis dan sebuah buku gambar Rp.11.000,00. Tentukanlah:
a. model matematika dari soal tersebut,
b. harga satuan dari buku tulis dan buku gambar,
c. harga dari 5 buku tulis dan 4 buku gambar.










Tugas I

Tentukan himpunan penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
berikut
1. Harga satu kaos dan satu celana adalah Rp130.000,00. Sedangkan harga dua
potong kaos dan satu potong celana adalah Rp130.000,00. Tentukanlah:
a. model matematika dari soal tersebut,
b. harga satuan kaos dan celana,
c. harga 4 potong kaos dan 2 celana.
2. Sebidang tanah memiliki ukuran panjang 8 meter lebih panjang dari pada
lebarnya. Jika keliling sebidang tanah tersebut adalah 44 m
2
, tentukanlah:
a. model matematika dari soal tersebut,
b. ukuran panjang dan lebar sebidang tanah tersebut,
c. luas sebidang tanah tersebut,
d. Jika tanah tersebut dijual dengan Rp100.000,00 per meter persegi,
berapakah harga jual sebidang tanah tersebut ?


Tugas II

Carilah permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan sistem
persamaan linear dua variabel, kemudian selesaikanlah permasalahan tersebut.










Lampiran 24
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol 01
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : SMP
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII / I (Ganjil)
Materi Pokok : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (satu kali pertemuan)
Pertemuan ke : 1

A. Standar Kompetensi
Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan menggunakannya
dalam pemecahan masalah.

B. Kompetensi Dasar
Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel.

C. Indikator
1. Dapat mendefinisikan Persamaan Linear Dua Variabel
2. Dapat menentukan himpunan penyelesaian Persamaan Linear Dua
Variabel
3. Dapat mendefinisikan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).

D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mendefinisikan Persamaan Linear Dua Variabel
2. Siswa dapat menentukan himpunan penyelesaian Persamaan Linear Dua
Variabel
3. Siswa dapat mendefinisikan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
(SPLDV).




E. Materi Pokok dan Uraian Materi Pokok
1. Pengertian SPLDV
a. Persamaan Linear Satu Variabel
Di Kelas VII, telah dipelajari materi tentang persamaan linear satu
variabel. Perhatikan bentuk-bentuk persamaan berikut.
x + 5 = 6 6 + 7p = 20
4x + 3 = 9 2r = 3 + 9
12 + y = 14 8p + 6 = 24
Persamaan-persamaan tersebut memiliki satu variabel yang belum
diketahui nilainya. Bentuk persamaan seperti inilah yang dimaksud
dengan linear satu variabel.
Contoh Soal
4p + 5 = 17 merupakan persamaan linear dengan satu variabel, yaitu
p. Menentukan nilai p pada persamaan linear satu variabel di atas
adalah sebagai berikut.
4p + 5 = 17 (tulis kembali soal yang dimaksud)
4p + 5 + (-5) = 17 + (-5) (kedua ruas ditambahkan (-5))
4p = 12

4
12
4
4
=
p
(kedua ruas dibagi 4)
p = 3
Jadi, diperoleh nilai p = 3 dan himpunan penyelesaian, Hp = {3}.
b. Persamaan Linear Dua Variabel
Perhatikan bentuk-bentuk persamaaan berikut.
2x + 3y = 14 12m n = 30
p + q + 3 = 10 r + 6s = 10
4a + 5b = b + 7 9z 3v = 5
Persamaan-persamaan tersebut memiliki dua variabel yang belum
diketahui nilainya. Bentuk inilah yang dimaksud dengan persamaan
linear dua variabel. Jadi, persamaan dua variabel adalah persamaan
yang hanya memiliki dua variabel dan masing-masing variabel
berpangkat satu.
Contoh Soal
Tentukanlah himpunan penyelesaian dari persamaan linear dua
variabel berikut. Kemudian gambarkan graknya.
1). 3x + y = 12 ; x, y Bilangan Asli
Penyelesaian :
Diketahui persamaan 3x + y = 12 ; x, y Bilangan Asli.
Tetapkan nilai x = 1 sehingga:
3x + y = 12
3 1 + y = 12
3 + y = 12
y = 9
Diperoleh x = 1 dan y = 9 atau dapat dituliskan (x,y) = (1, 9).
Ambil nilai x = 2 sehingga:
3x + y = 12
3 2 + y = 12
6 + y = 12
y = 6
Diperoleh x = 2 dan y = 6 atau dapat dituliskan (x,y) = (2, 6).
Tetapkan nilai x = 3, sehingga:
3x + y = 12
3 3 + y = 12
9 + y = 12
y = 3
Diperoleh x = 3 dan y = 3 atau dapat dituliskan (x,y) = (3, 3).
Tetapkan nilai x = 4 sehingga:
3x + y = 12
3 4 + y = 12
12 + y = 12
y = 0
Diperoleh x = 4 dan y = 0, nilai ini tidak memenuhi karena nilai y
bukan anggota bilangan asli.
Jadi, himpunan penyelesaian dari 3x + y = 12 dengan x dan y anggota
bilangan asli adalah: {(1,9), (2,6), (3,3)} atau HP = {(1,9), (2,6),
(3,3)}.
Jika digambarkan dalam bidang koordinat Cartesius maka diperoleh
gambar berikut:












c. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Berbeda dengan persamaan dua variabel, SPLDV memiliki
penyelesaian atau himpunan penyelesaian yang harus memenuhi
kedua persamaan linear dua variabel tersebut.











Contoh

Penyelesaian dari sistem persamaan linear adalah mencari nilai-nilai
x dan y yang dicari demikian sehingga memenuhi kedua persamaan
linear. Perhatikan tabel berikut ini.

Tabel di atas menjelaskan bahwa persamaan linear 2x + y = 6
memiliki 4 buah penyelesaian. Adapun persamaan linear x + y = 5
memiliki 6 buah penyelesaian. Manakah yang merupakan
penyelesaian dari 2 x + y = 6 dan x + y = 5? Penyelesaian adalah nilai
x dan y yang memenuhi kedua persamaan linear tersebut. Perhatikan
dari tabel tersebut nilai x = 1 dan y = 4 sama-sama memenuhi
penyelesaian dari kedua persamaan linear tersebut. Jadi, dapat
dituliskan:


F. Sumber dan Alat Pembelajaran
1. Sumber Pembelajaran yang Digunakan
a. Buku Sekolah Elektronik Bidang Studi Matematika untuk kelas VIII
Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah Tsanawiyah (MTs)
b. Buku penunjang lainnya yang relevan
2. Alat Pembelajaran yang Digunakan
a. Lembar Kerja Siswa (LKS)


G. Metode Pembelajaran
1. Metode : Tanya Jawab.

H. Kegiatan Belajar Mengajar
1. Pengalaman Belajar
Mencari informasi tentang persamaan Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel (SPLDV) melalui buku-buku pelajaran.
2. Langkah - Langkah Pembelajaran
No Struktur
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
1 Pendahuluan



a. Pada saat memasuki ruang
kelas, guru mengucapkan
salam
b. Menyampaikan standar kom-
petensi, kompetensi dasar dan
tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai.
a. Menjawab salam guru
dengan serempak

b. Menyiapkan sarana yang
diperlukan dalam pem-
belajaran.
5 menit
2








Kegiatan Inti








a. Mengaitkan materi yang akan
dipelajari dengan contoh di
sekitar siswa untuk
memotivasi siswa tentang
pemanfaatan materi yang
akan dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari
b. Menyampaikan materi
pelajaran secara bertahap

c. Memberi kesempatan siswa
untuk bertanya jika ada
kesulitan dalam memahami
penjelasan guru.
a. Menyimak dengan
seksama apa yang
disampaikan guru agar
termotivasi untuk mem-
pelajari materi selanjutnya


b. Memperhatikan dan
mencatat penjelasan guru
dengan seksama
c. Mengajukan pertanyaaan
jika menemui kesulitan
dalam memahami
penjelasan yang
disampaikan guru.
20 menit
d. Memberi kesempatan kepada
siswa untuk berdiskusi dalam
mengerjakan latihan soal
e. Memantau diskusi serta
memberikan arahan kepada
siswa seperlunya dalam
pengerjaan latihan soal
f. Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk
mempresentasikan hasil
diskusi mereka.
d. Berdiskusi dan
mengerjakan latihan soal
dengan baik dan tertib
e. Bertanya kepada guru jika
mengalami kesulitan pada
saat pengerjaan latihan
soal
f. Mempresentasikan hasil
diskusi ke depan kelas.

30 menit
a. Memberi pertanyaan, umpan
balik dan penguatan kepada
siswa
b. Memberi konfirmasi terhadap
hasil eksplorasi dan elaborasi
siswa untuk meluruskan
pemahaman konsep siswa yang
masih keliru.
a. Menjawab pertanyaan dari
guru

b. Memperhatikan penje-
lasan guru dengan
seksama.
10 menit

3 Penutup a. Memberikan kuis kepada
siswa
b. Memberikan tugas terstruktur
dan kegiatan mandiri tak
terstruktur.
a. Mengerjakan kuis dengan
tertib
b. Mendengarkan dengan
seksama tugas dan PR
yang diberikan oleh guru
15 menit

TOTAL 80 menit

I. Penilaian
1. Penilaian proses
Afektif :
a. Dengan pengamatan langsung di kelas, guru mengamati kegiatan dan
keaktifan siswa dalam mengerjakan latihan soal
b. Dengan menilai keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan yang
diajukan, serta keaktifan dalam diskusi kelompok pada saat
mengerjakan latihan soal.
Kognitif:
a. Dengan menilai kemampuan siswa dalam menyampaikan idenya
dalam pembelajaran.
2. Penilaian Produk
a. Teknik : Latihan soal
b. Bentuk intrumen : essay
c. Instrumen : tes

J. Instrumen Penilaian
KUIS
Tentukan variabel pada persamaan berikut ini, kemudian carilah himpunan
penyelesaiannya:
1. 4y 3 = 5
2. 3x + 2 = 2x + 6
3. 5x y = 10 ; x {0, 1, 2, 3}, y {bilangan asli}, gambarkan pula
grafiknya

RUBRIK PENSKORAN

No Deskripsi jawaban yang diinginkan Skor
1. 4y 3 = 5 merupakan persamaan linear satu variabel dengan
varibel y.
Menentukan himpunan penyelesaiannya:
4y 3 = 5
4y 3 + 3 = 5 + 3
4y = 8

4
8
4
4
=
p

y = 2
Jadi, diperoleh nilai y = 2 dan himpunan penyelesaiannya, Hp =

1






1

{2} 1
Skor I 3
2. 3x + 2 = 2x + 6 merupakan persamaan linear satu variabel
dengan varibel x.
Menentukan himpunan penyelesaiannya:
3x + 2 = 2x + 6
3x + 2 + (-2) = 2x + 6 +(-2)
3x = 2x + 4
3x 2x = 2x + 4 2x
x = 4
Jadi, diperoleh nilai x = 4 dan himpunan penyelesaian, Hp =
{4}.

1





1

1
Skor II 3
3. Diketahui persamaan 5x y = 10 di mana x {0, 1, 2, 3} dan y
{Bilangan Asli}.
5x y = 10 merupakan persamaan linear dua variabel dengan
varibel x dan y.
- Jika dipilih nilai x = 0 dari yang diketahui maka:
5x y = 10
5 0 y = 10
0 y = 10
y = 10
Nilai y = 10 tidak memenuhi syarat karena bukan anggota
bilangan asli.
- Jika ditetapkan nilai x = 1 dari yang diketahui maka:
5x y = 10
5 1 y = 10
5 y = 10
y = 5
Nilai y = 5 tidak memenuhi syarat karena bukan anggota
bilangan asli.
- Jika diambil nilai x = 2 dari yang diketahui maka:



1




1

1




1

1

5x y = 10
5 2 y = 10
10 y = 10
y = 0
Nilai y = 0 tidak memenuhi syarat karena bukan anggota
bilangan asli.
- Sehingga untuk nilai x yang terakhir, yaitu = 3 maka:
5x y = 10
5 3 y = 10
15 y = 10
y = 5
Diperoleh x = 3 dan y = 5 atau dapat dituliskan (x,y) = (3, 5).
Jadi, himpunan penyelesaian dari 5x y = 10 dengan x {0, 1,
2, 3} dan y Bilangan Asli adalah {(3, 5)}.
Jika digambarkan dalam bidang koordinat Cartesius maka
diperoleh gambar berikut.




1

1




1
1

1






1
Skor III 11
Total Skor 17

Nilai akhir = 100


total skor
skor

LEMBAR KERJA SISWA
(LKS)

Mata pelajaran : Matematika
Satuan pendidikan : SMP
Alokasi waktu : 20 menit (1x pertemuan)

I. Pokok bahasan
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)

II. Tujuan Pembelajaran
A. Siswa dapat mendefinisikan Persamaan Linear Dua Variabel
B. Siswa dapat menentukan himpunan penyelesaian Persamaan Linear Dua
Variabel
C. Siswa dapat mendefinisikan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
(SPLDV).

III. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.
1. Perhatikan persamaan-persamaan berikut. Manakah di antara persamaan-
persamaan berikut yang termasuk Persamaan Linear Dua Variabel? Jelaskan
jawaban kalian.
a. 5y 3t = 12
b. 2 + x = 8 - 2x
c. 4p
2
+ 6 = 18q
d. 18 3x
2
= 12
e. 20 + 5mn = 35o
f. 4pq + 5 = 17
g. f = 4 - 2g
h. f -3 = 4
2. Tentukanlah penyelesaian dari persamaan berikut dan gambarkan grafiknya.
p + q + 3 = 10; p {0, 1, 2, 3}, q {Bilangan Bulat}






Tugas I

Tentukan penyelesaian persamaan linear berikut
1. x + 5 = 6
2. 6 + 7p = 20
3. 3x + y = 12 ; x, y Bilangan Asli, serta gambarkan grafiknya


Tugas II

Carilah permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan sistem
persamaan linear dua variabel, kemudian selesaikanlah permasalahan tersebut.












Lampiran 25
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol 02
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : SMP
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII / I (Ganjil)
Materi Pokok : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Alokasi Waktu : 4 x 2 x 40 menit (empat kali pertemuan)
Pertemuan ke : 2-5

A. Standar Kompetensi
Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan menggunakannya
dalam pemecahan masalah.

B. Kompetensi Dasar
Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel.

C. Indikator
1. Dapat menentukan penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
(SPLDV).

D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menentukan penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel (SPLDV) dengan metode grafik
2. Siswa dapat menentukan penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel (SPLDV) dengan metode substitusi
3. Siswa dapat menentukan penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel (SPLDV) dengan metode eliminasi
4. Siswa dapat menentukan penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel (SPLDV) dengan metode kombinasi substitusi dan eliminasi.



E. Materi Pokok dan Uraian Materi Pokok
2. Penyelesaian SPLDV
Seperti yang telah dipelajari sebelumnya, SPLDV adalah persamaan yang
memiliki dua buah persamaan linear dua variabel. Penyelesaian SPLDV dapat
ditentukan dengan cara mencari nilai variabel yang memenuhi kedua
persamaan linear dua variabel tersebut.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menentukan
penyelesaian SPLDV. Metode-metode tersebut adalah:
a. Metode Grafik
b. Metode Substitusi
c. Metode Eliminasi
d. Metode Kombinasi Substitusi Eliminasi
Adapun metode tersebut akan diuraikan lebih rinci pada bagian berikut.
a. Metode Grafik
Grak untuk persamaan linear dua variabel berbentuk garis lurus.
SPLDV terdiri atas dua buah persamaan dua variabel, berarti SPLDV
digambarkan berupa dua buah garis lurus. Penyelesaian dapat
ditentukan dengan menentukan titik potong kedua garis lurus
tersebut.
Contoh
Gunakan metode grak, tentukanlah penyelesaian SPLDV berikut.
x + y = 2
3x + y = 6
Penyelesaian
1). Persamaan x + y = 2
Titik potong dengan sumbu x, berarti y = 0.
x + y = 2
x + 0 = 2
x = 2
Diperoleh x + y = 2 dan y = 0, maka diperoleh titik potong
dengan sumbu x di titik (2, 0).

Titik potong dengan sumbu y, berarti x = 0.
x + y = 2
0 + y = 2
y = 2
Diperoleh x = 0 dan y = 2, maka diperoleh titik potong dengan
sumbu y (0, 2).
2). Persamaan 3x + y = 6
Titik potong dengan sumbu x, berarti y = 0.
3x + y = 6
3x + 0 = 6
3x = 6 x = 2
Diperoleh x = 2 dan y = 0 maka diperoleh titik potong dengan
sumbu x di titik (2, 0). Titik potong dengan sumbu y, berarti x =
0.
3x + y = 6
3 0 + y = 6
y = 6
Diperoleh x = 0 dan y = 6 maka diperoleh titik potong dengan
sumbu y di titik (0, 6).Langkah kedua, gambarkan ke dalam
bidang koordinat Cartesius.
Persamaan x + y = 2 memiliki titik potong sumbu di (2, 0) dan
(0, 2). Persamaan 3x + y = 6 memiliki titik potong sumbu di (2,
0) dan (0, 6).









3). Perhatikan gambar tersebut, titik potong antara garis x + y = 2
dan 3x + y = 6 adalah (2, 0) Jadi, Hp = {(2, 0)}
b. Metode Substitusi
Penyelesaian SPLDV menggunakan metode substitusi dilakukan
dengan cara menyatakan salah satu variabel dalam bentuk variabel
yang lain kemudian nilai variabel tersebut menggantikan variabel
yang sama dalam persamaan yang lain.
Contoh
Gunakan metode substitusi, tentukan penyelesaian SPLDV berikut.
3x + y = 7
x + 4y = 6
Penyelesaian
Langkah pertama, tuliskan masing-masing persamaan dalam bentuk
persamaan (1) dan (2).
3x + y = 7 (1)
x + 4y = 6 (2)
Langkah kedua, pilih salah satu persamaan, misalkan persamaan (1).
Kemudian, nyatakan salah satu variabelnya dalam bentuk variabel
lainnya.
3x + y = 7
y = 7 3x (3)
Langkah ketiga, nilai variabel y pada persamaan (3) menggantikan
variabel y pada persamaan (2).
x + 4y = 6
x + 4 (7 3x) = 6
x + 28 12x = 6
x 12x = 6 28
11x = 22
x = 2 (4)


Langkah keempat, nilai x pada persamaan (4) menggantikan variabel
x pada salah satu persamaan awal, misalkan persamaan (1).
3x + y = 7
3 (2) + y = 7
6 + y = 7
y = 7 6
y = 1 (5)
Langkah kelima, menentukan penyelesaian SPLDV tersebut. Dari
uraian diperoleh nilai x = 2 dan y = 1.
Jadi, dapat dituliskan Hp = {(2, 1)}
c. Metode Eliminasi
Berbeda dengan metode substitusi yang mengganti variabel, metode
eliminasi justru menghilangkan salah satu variabel untuk dapat
menentukan nilai variabel yang lain. Dengan demikian, koesien
salah satu variabel yang akan dihilangkan haruslah sama atau dibuat
sama.
Contoh
Gunakan metode eliminasi untuk menentukan penyelesaian SPLDV
berikut.
x + y = 7
2x + y = 9
Penyelesaian
Langkah pertama, menghilangkan salah satu variabel dari SPLDV
tersebut.
Misalkan, variabel y yang akan dihilangkan maka kedua persamaan
harus dikurangkan.




Diperoleh nilai x = 2.

Langkah kedua, menghilangkan variabel yang lain dari SPLDV
tersebut, yaitu variabel x. Perhatikan koesien x pada SPLDV
tersebut tidak sama. Jadi, harus disamakan terlebih dahulu.



Kemudian, kedua persamaan yang telah disetarakan dikurangkan.



Diperoleh nilai y = 5
Langkah ketiga, menentukan penyelesaian SPLDV tersebut.
Diperoleh nilai x = 2 dan y = 5. Jadi, Hp = {(2, 5)}.
d. Metode Kombinasi Substitusi dan Eliminasi
Sesuai dengan namanya, metode ini merupakan gabungan metode
substitusi dan eliminasi. Artinya, akan terdapat proses penghilangan
dan penggantian variabel pada metode ini.
Contoh
Gunakan metode kombinasi substitusi eliminasi untuk menentukan
penyelesaian SPLDV berikut.
x + y = 7
2x + y = 9
Penyelesaian
Langkah pertama, tuliskan masing-masing persamaan dalam bentuk
persamaan (1) dan (2).
x + y = 7 (1)
2x + y = 9 (2)




Langkah kedua, menghilangkan salah satu variabel dari SPLDV
tersebut. Misalkan, variabel y yang akan dihilangkan maka kedua
persamaan harus dikurangkan.




Diperoleh nilai x = 2 (3).
Selanjutnya nilai x = 2 disubstitusikan ke salah satu persamaan,
misalnya persamaan (1).
x + y = 7
2 + y = 7
y = 7 2
y = 5 (5)
Langkah kelima, menentukan penyelesaian SPLDV tersebut. Dari
uraian diperoleh nilai x = 2 dan y = 5.
Jadi, dapat dituliskan Hp = {(2, 5)}.

F. Sumber dan Alat Pembelajaran
1. Sumber Pembelajaran yang Digunakan
a. Buku Sekolah Elektronik Bidang Studi Matematika untuk kelas VIII
Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah Tsanawiyah (MTs)
b. Buku penunjang lainnya yang relevan
2. Alat Pembelajaran yang Digunakan
a. Lembar Kerja Siswa (LKS)

G. Metode Pembelajaran
1. Metode : Tanya Jawab.




H. Kegiatan Belajar Mengajar
1. Pengalaman Belajar
Mencari informasi tentang persamaan Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel (SPLDV) melalui buku-buku pelajaran.
2. Langkah - Langkah Pembelajaran
No Struktur
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
1 Pendahuluan



a. Pada saat memasuki ruang
kelas, guru mengucapkan
salam
b. Menyampaikan standar kom-
petensi, kompetensi dasar dan
tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai.
a. Menjawab salam guru
dengan serempak

b. Menyiapkan sarana yang
diperlukan dalam pem-
belajaran.
5 menit
2








Kegiatan Inti








a. Mengaitkan materi yang akan
dipelajari dengan contoh di
sekitar siswa untuk
memotivasi siswa tentang
pemanfaatan materi yang
akan dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari
b. Menyampaikan materi
pelajaran secara bertahap

c. Memberi kesempatan siswa
untuk bertanya jika ada
kesulitan dalam memahami
penjelasan guru.
a. Menyimak dengan
seksama apa yang
disampaikan guru agar
termotivasi untuk mem-
pelajari materi selanjutnya


b. Memperhatikan dan
mencatat penjelasan guru
dengan seksama
c. Mengajukan pertanyaaan
jika menemui kesulitan
dalam memahami
penjelasan yang
disampaikan guru.
20 menit
a. Memberi kesempatan kepada
siswa untuk berdiskusi dalam
mengerjakan latihan soal
a. Berdiskusi dan
mengerjakan latihan soal
dengan baik dan tertib
30 m
e
ni
b. Memantau diskusi serta
memberikan arahan kepada
siswa seperlunya dalam
pengerjaan latihan soal
c. Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk
mempresentasikan hasil
diskusi mereka.
b. Bertanya kepada guru jika
mengalami kesulitan pada
saat pengerjaan latihan
soal
c. Mempresentasikan hasil
diskusi ke depan kelas.

t
a. Memberi pertanyaan, umpan
balik dan penguatan kepada
siswa
b. Memberi konfirmasi terhadap
hasil eksplorasi dan elaborasi
siswa untuk meluruskan
pemahaman konsep siswa
yang masih keliru.
a. Menjawab pertanyaan dari
guru

b. Memperhatikan penje-
lasan guru dengan
seksama.
10 menit

3 Penutup a. Memberikan kuis kepada
siswa
b. Memberikan tugas terstruktur
dan kegiatan mandiri tak
terstruktur.
a. Mengerjakan kuis dengan
tertib
b. Mendengarkan dengan
seksama tugas dan PR
yang diberikan oleh guru
15 menit

TOTAL 80 menit

I. Penilaian
1. Penilaian proses
Afektif :
a. Dengan pengamatan langsung di kelas, guru mengamati kegiatan dan
keaktifan siswa dalam mengerjakan latihan soal
b. Dengan menilai keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan yang
diajukan, serta keaktifan dalam diskusi kelompok pada saat
mengerjakan latihan soal.

Kognitif:
a. Dengan menilai kemampuan siswa dalam menyampaikan idenya
dalam pembelajaran.
2. Penilaian Produk
a. Teknik : Latihan soal
b. Bentuk intrumen : essay
c. Instrumen : tes

J. Instrumen Penilaian

Selesaikan SPLDV berikut.
x + y = 7
2x + y = 9

RUBRIK PENSKORAN

Deskripsi jawaban yang diinginkan Skor
Misalnya dengan menggunakan metode kombinasi substitusi dan
eliminasi untuk menentukan penyelesaian SPLDV berikut.
x + y = 7
2x + y = 9
Langkah-langkahnya adalah :
Langkah pertama, tuliskan masing-masing persamaan dalam
bentuk persamaan (1) dan (2).
x + y = 7 (1)
2x + y = 9 (2)
Langkah kedua, menghilangkan salah satu variabel dari SPLDV
tersebut. Misalkan, variabel y yang akan dihilangkan maka
kedua persamaan harus dikurangkan.







1












Diperoleh nilai x = 2 (3).
Selanjutnya nilai x = 2 disubstitusikan ke
salah satu persamaan, misalnya
persamaan (1).
x + y = 7
2 + y = 7
y = 7 2
y = 5 (5)
Langkah kelima, menentukan penyelesaian SPLDV tersebut.
Dari uraian diperoleh nilai x = 2 dan y = 5.
Jadi, dapat dituliskan Hp = {(2, 5)}.









1
Total skor 2

Nilai akhir = 100


total skor
skor



























LEMBAR KERJA SISWA
(LKS)

Mata pelajaran : Matematika
Satuan pendidikan : SMP
Alokasi waktu : 20 menit (1x pertemuan)

I. Pokok bahasan
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)

II. Tujuan Pembelajaran
A. Siswa dapat menentukan penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel (SPLDV) dengan metode grafik
B. Siswa dapat menentukan penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel (SPLDV) dengan metode substitusi
C. Siswa dapat menentukan penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel (SPLDV) dengan metode eliminasi
D. Siswa dapat menentukan penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel (SPLDV) dengan metode kombinasi substitusi dan eliminasi.

III. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.
1. Diberikan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) seperti berikut.
3x + y = 5
2x 3y =7
Selesaikanlah Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) tersebut
dengan metode:
a. Metode Grafik
b. Metode Substitusi
c. Metode Eliminasi
d. Metode Kombinasi Substitusi Eliminasi



Tugas I

Tentukan himpunan penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
berikut
1. Gunakan metode grak, tentukan penyelesaian dari SPLDV berikut.
x + 2y = 2
3x y = 10
2. Gunakan metode subtitusi, tentukan penyelesaian dari SPLDV berikut.
x + y = 5
x y = 1
3. Gunakan metode eleminasi, tentukan penyelesaian dari SPLDV berikut
x y = 1
3x + 2y = 13
4. Gunakan metode kombinasi substitusi dan eleminasi, tentukan penyelesaian
dari SPLDV berikut


x 3y = 8
3x y = 8

Tugas II

Carilah permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan sistem
persamaan linear dua variabel, kemudian selesaikanlah permasalahan tersebut.









Lampiran 26
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol 03
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : SMP
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : VIII / I (Ganjil)
Materi Pokok : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (satu kali pertemuan)
Pertemuan ke : 6


A. Standar Kompetensi
Memahami Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah.

B. Kompetensi Dasar
1. Membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
2. Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) dan penafsirannya.

C. Indikator
1. Dapat membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
2. Dapat menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan
dengan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) dan
penafsirannya.

D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat membuat model matematika dari masalah yang berkaitan
dengan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
2. Siswa dapat menyelesaikan model matematika dari masalah yang
berkaitan dengan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) dan
penafsirannya.

E. Materi Pokok dan Uraian Materi Pokok
3. Penerapanan SPLDV
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali permasalahan-
permasalahan yang dapat dipecahkan menggunakan SPLDV. Pada umumnya,
permasalahan tersebut berkaitan dengan masalah aritmetika sosial. Misalnya,
menentukan harga satuan barang, menentukan panjang atau lebar sebidang
tanah, dan lain sebagainya.
Contoh
Harga 1 kg beras dan 4 kg minyak goreng Rp14.000,00. Sedangkan harga
2 kg beras dan 1 kg minyak goreng Rp10.500,00. Tentukan:
a. model matematika dari soal tersebut,
b. harga sebuah beras dan minyak goreng,
c. harga 2 kg beras dan 6 kg minyak goreng.
Jawab:
a. Misalkan: harga 1 kg beras = x
harga 1 kg minyak goreng = y
maka dapat dituliskan:
1x + 4y = 14.000
2x + 1y = 10.500
Diperoleh model matematika:
x + 4y = 14.000
2x + y = 10.500
b. Untuk mencari harga satuan beras minyak goreng, tentukan
penyelesaian SPLDV tersebut.
Dengan menggunakan metode subtitusi, diperoleh:
x + 4y = 14.000 (1)
2x + y = 10.500 (2)

menentukan variabel x dari persamaan (1)
x + 4y = 14.000
x = 14.000 4y (3)
Subtitusikan nilai x pada persamaan (3) ke persamaan (2).
2x + y = 10.500
2 (14.000 4y) + y = 10.500
28.000 8y + y = 10.500
8y + y = 10.500 28.000
7y = 17.500
y = 2.500 (4)
Subtitusikan nilai y pada persamaan (4) ke persamaan (2).
2x + y = 10.500
2x + (2.500) = 10.500
2x = 10.500 2.500
2x = 8.000
x = 4.000
menentukan nilai x dan y.
Dari uraian tersebut diperoleh:
x = harga 1 kg beras = Rp 4.000,00
y = harga 1 kg minyak goreng = Rp2.500,00
c. Mencari harga 2 kg beras dan 6 kg minyak goreng
Model matematika dari masalah tersebut adalah
2x + 6y (5)
Substitusi x = Rp. 4.000,00
y = Rp. 2.500,00







Diperoleh : 2(4.000) + 6(2.500)
= 8.000 + 15.000
= 23.000
Jadi, harga 2 kg beras dan 6 kg minyak goreng adalah Rp. 23.000,00

F. Sumber dan Alat Pembelajaran
1. Sumber Pembelajaran yang Digunakan
a. Buku Sekolah Elektronik Bidang Studi Matematika untuk kelas VIII
Sekolah Menengah Pertama (SMP)/ Madrasah Tsanawiyah (MTs)
b. Buku penunjang lainnya yang relevan
2. Alat Pembelajaran yang Digunakan
a. Lembar Kerja Siswa (LKS)

G. Metode Pembelajaran
1. Metode : Tanya Jawab

H. Kegiatan Belajar Mengajar
1. Pengalaman Belajar
Mencari informasi tentang persamaan Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel (SPLDV) melalui buku-buku pelajaran.
2. Langkah - Langkah Pembelajaran
No Struktur
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
1 Pendahuluan



a. Pada saat memasuki ruang
kelas, guru mengucapkan
salam
b. Menyampaikan standar kom-
petensi, kompetensi dasar dan
tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai.
a. Menjawab salam guru
dengan serempak

b. Menyiapkan sarana yang
diperlukan dalam pem-
belajaran.
5 menit
2 Kegiatan Inti a. Mengaitkan materi yang akan a. Menyimak dengan 20 menit
















dipelajari dengan contoh di
sekitar siswa untuk
memotivasi siswa tentang
pemanfaatan materi yang
akan dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari
b. Menyampaikan materi
pelajaran secara bertahap

c. Memberi kesempatan siswa
untuk bertanya jika ada
kesulitan dalam memahami
penjelasan guru.
seksama apa yang
disampaikan guru agar
termotivasi untuk mem-
pelajari materi selanjutnya


b. Memperhatikan dan
mencatat penjelasan guru
dengan seksama
c. Mengajukan pertanyaaan
jika menemui kesulitan
dalam memahami
penjelasan yang
disampaikan guru.
a. Memberi kesempatan kepada
siswa untuk berdiskusi dalam
mengerjakan latihan soal
b. Memantau diskusi serta
memberikan arahan kepada
siswa seperlunya dalam
pengerjaan latihan soal
c. Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk
mempresentasikan hasil
diskusi mereka.
a. Berdiskusi dan
mengerjakan latihan soal
dengan baik dan tertib
b. Bertanya kepada guru jika
mengalami kesulitan pada
saat pengerjaan latihan
soal
c. Mempresentasikan hasil
diskusi ke depan kelas.

30 menit
a. Memberi pertanyaan, umpan
balik dan penguatan kepada
siswa
b. Memberi konfirmasi terhadap
hasil eksplorasi dan elaborasi
siswa untuk meluruskan
pemahaman konsep siswa
a. Menjawab pertanyaan dari
guru

b. Memperhatikan penje-
lasan guru dengan
seksama.
10 menit

yang masih keliru.
3 Penutup a. Memberikan kuis kepada
siswa
b. Memberikan tugas terstruktur
dan kegiatan mandiri tak
terstruktur.
a. Mengerjakan kuis dengan
tertib
b. Mendengarkan dengan
seksama tugas dan PR
yang diberikan oleh guru
15 menit

TOTAL 80 menit


I. Penilaian
1. Penilaian proses
Afektif :
a. Dengan pengamatan langsung di kelas, guru mengamati kegiatan dan
keaktifan siswa dalam melakukan diskusi kelompok.
b. Dengan menilai keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan yang
diajukan, serta keaktifan dalam diskusi kelompok pada saat
mengerjakan LKS.
Kognitif:
a. Dengan menilai kemampuan siswa dalam menyampaikan idenya
dalam pembelajaran.
2. Penilaian Produk
a. Teknik : Latihan soal
b. Bentuk intrumen : essay
c. Instrumen : tes

J. Instrumen Penilaian
1. Umur Sani 7 tahun lebih tua dari umur Ari. Sedangkan jumlah umur
mereka adalah 43 tahun. Tentukanlah:
a. model matematika dari soal tersebut,
b. umur masing-masing.


RUBRIK PENSKORAN

Deskripsi jawaban yang diinginkan Skor
a. Misalkan: umur Sani = x tahun
umur Ari = y tahun
maka dapat dituliskan:
x = 7 + y
x y = 7
x + y = 43
Diperoleh model matematika:
x y = 7
x + y = 43
b. Untuk menghitung umur masing-masing, tentukan SPLDV
tersebut. Dengan menggunakan metode eleminasi,
diperoleh:
menghitung variabel x

menghilangkan variabel y

Menentukan nilai x dan y
Dari uraian tersebut, diperoleh: x = umur Sani = 25 tahun
y = umur Ari = 18 tahun

1



1


1


1












1
Total skor 5

Nilai akhir = 100


total skor
skor


LEMBAR KERJA SISWA
(LKS)

Mata pelajaran : Matematika
Satuan pendidikan : SMP
Alokasi waktu : 20 menit (1x pertemuan)

I. Pokok bahasan
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)

II. Tujuan Pembelajaran
A. Membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
B. Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) dan penafsirannya.

III. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.
1. Harga sebuah buku tulis dan sebuah buku gambar Rp. 8.000,00. Sedangkan
harga dua buku tulis dan sebuah buku gambar Rp.11.000,00. Tentukanlah:
a. model matematika dari soal tersebut,
b. harga satuan dari buku tulis dan buku gambar,
c. harga dari 5 buku tulis dan 4 buku gambar.










Tugas I

Tentukan himpunan penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
berikut
1. Harga satu kaos dan satu celana adalah Rp130.000,00. Sedangkan harga dua
potong kaos dan satu potong celana adalah Rp130.000,00. Tentukanlah:
a. model matematika dari soal tersebut,
b. harga satuan kaos dan celana,
c. harga 4 potong kaos dan 2 celana.
2. Sebidang tanah memiliki ukuran panjang 8 meter lebih panjang dari pada
lebarnya. Jika keliling sebidang tanah tersebut adalah 44 m
2
, tentukanlah:
a. model matematika dari soal tersebut,
b. ukuran panjang dan lebar sebidang tanah tersebut,
c. luas sebidang tanah tersebut,
d. Jika tanah tersebut dijual dengan Rp100.000,00 per meter persegi,
berapakah harga jual sebidang tanah tersebut ?


Tugas II

Carilah permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan sistem
persamaan linear dua variabel, kemudian selesaikanlah permasalahan tersebut.










Lampiran 27
Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian di Sekolah

You might also like