You are on page 1of 18

Kembang Sepatu Asal mula nama kembang sepatu dikarenakan pada awalnya di India, Jamaika, dan beberapa Negara

Afrika kembang sepatu digunakan untuk menyemir sepatu. Kembang sepatu mempunyai nama latin Hibicus Rosa-sinensis yang artinya mawar cina, karena kembang sepatu memang berasal dari cina dan juga dari Negara-negara Asia dan Pasifik. Kembang sepatu termasuk jenis tumbuhan tropis dan sub tropis, karena kembang sepatu tidak tahan dingin. Kelopak kembang sepatu biasanya berjumlah 5, lebarnya sekitar 10 cm sampai 12 cm. Ada juga yang sampai 20 cm. Kelopaknya memiliki beragam bentuk, ada yang seperti kincir angin, roda, jambul burung, cangkir dan lainnya. Kelopaknya berwarna-warni seperti merah, pink, kuning, oranye, putih, dan krem. Uniknya dalam satu pohon warna bunganya bisa berbeda-beda. Kembang sepatu menjadi bunga nasional di Hawai dan Malaysia. Di Malaysia kembang sepatu disebut bunga raya. Kelopaknya yang merah menyimbolkan keberanian orang Malaysia, dan kelopak kembang sepatu yang berjumlah 5 menyimbolkan rukun Negara yaitu pedoman Negara Malaysia. Manusia memanfaatkan bunga, daun, dan akar kembang sepatu untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Misalnya, demam, sakit kepala, batuk, dan lainnya. Posted by Admin at 11:47 AM Email This BlogThis! Share to Twitter Share to Facebook Labels: Asal Usul, Kembang Sepatu

HAFIIZH BASKARA STRUKTUR BUNGA DAN BIJI PADA TUMBUHAN ANGIOSPERMAE DAN GYMNOSPERMAE POSTED BY BASKARA90 MARET 6, 2011 3 KOMENTAR Tumbuhan dibagi menjadi dua, yaitu tumbuhan tak berpembuluh (non vaskuler) dan tumbuhan berpembuluh (vaskuler). Tumbuhan tak berpembuluh yaitu lumut, sedangkan tumbuhan berpembuluh terdiri atas tumbuhan tak berbiji, yaitu paku dan tumbuhan berbiji. Sedangkan tumbuhan berbiji sendiri dibagi dalam tumbuhan berbiji terbuka (gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (angiospermae).

Tumbuhan berbiji (Spermatophyta) adalah tumbuhan yang mempunyai bagian yang di sebut biji. Pada dasarnya tumbuhan biji itu dicirikan dengan adanya bunga sehingga sering disebut dengan tumbuhan berbunga (Anthopyta). Biji dihasilkan oleh bunga setelah terjadi peristiwa penyerbukan dan pembuahan. Dengan kata lain, biji dapat dihasilkan merupakan alat pembiakan secara seksual (generatif). Selain itu, ada juga pembiakan secara aseksual (vegetatif). Tumbuhan berbiji di kelompokkan menjadi dua anak divisi, yaitu tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan biji tertutup (Angiospermae). Pada tumbuhan biji terbuka, biji tertutup dengan daging buah atau daun buah (karpelum). Misalnya, pada cemara, pinus, dan damar. Sementara itu, pada tumbuhan berbiji tertutup, biji di tutupi oleh daging buah atau daun buah. Misalnya, pada mangga, durian, dan jeruk. Dalam tumbuhan berbiji banyak sekali ordo ataupuun famili dari tiap divisi. Hal ini membuktikan bahwa tumbuhan berbiji merupakan tumbuhan yang dapat dikatakan tumbuhan yang memiliki bagian yang sangatlah banyak.Jati merupakan salah satu dari tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae). Hal ini disebabkan dari biji buah jati yang diselimuti oleh daging buah jati. Bunga adalah alat reproduksi seksual yang terdapat pada tumbuhan (Juwita 2007). Bunga merupakan bagian dari tanamn yang dapat menunjukkan variasi pada struktur, susunan dan ukurannya. Menurut satukasihwoloan (2007), Bunga (flos) atau kembang adalah struktur reproduksi seksual pada tumbuhan berbunga (divisio Magnoliophyta atau Angiospermae, tumbuhan berbiji tertutup). Bunga yang sempurna adalah bunga yang memiliki lima bagian yaitu tangkai, kelopak mahkota, benang sari dan putik. Bagian di atas tangkai bunga yang agak membesar, disebut dasar bunga (receptacle). Saat bunga masih kecil, dasar bunga ini dibungkus oleh kelopak bunga. Bagian mahkota bunga merupakan tampilan paling indah pada bunga. Bunga berfungsi utama menghasilkan biji. Penyerbukan dan pembuahan berlangsung pada bunga. Setelah pembuahan, bunga akan berkembang menjadi buah. Buah adalah struktur yang nantinya akan membawa biji. Sementara bagian fertil terdiri dari benang sari (stamen) dan putik (pistil). Bunga sangat penting bagi tumbuhan, karena pada bunga terdapat sifat-sifat yang merupakan tanda pengenal tumbuhan yang paling utam (Tjitrosomo 1984). Selain itu, sifat-sifat ini merupakan proses penyesuaian bunga agar dapat melaksanakan tugasnya sebagai penghasil alat perkembangbiakkan . Sifat-sifat bunga itu diantaranya adalah 1) Bentuk bunga seluruhnya dan bentuk bagian-bagiannya; 2) warna; 3) bau; dan 4) ada atau tidaknya madu ataupun zat yang terkandung didalam bunga. Menurut Tjitrosoepomo (2003), bagian-bagian bunga terdiri dari :

1. Tangkai bunga, yaitu bagian bunga yang jelas terlihat, berwarna hijau yang biasanya akan terlihat seperti peralihan dari daun biasa dengan hiasan bunga 2. Dasar bunga, yaitu ujung dari tangkai bunga yang melebar dengan luas yang relatif kecil dan biasanya tampak duduk dalam satu lingkaran. 3. Hiasan bunga, yaitu penjelmaan daun yang masih tampak seperti lembaran dengan pertulangan daun yang masih jelas. Hiasan bunga ini dibedakan menjadi dua bagian, yakni kelopak bunga dan tajuk bunga atau mahkota. Kelopak yaitu bagian hiasan bunga yang biasanya terdapat di luar lingkaran dan berwarna hijau. Tajuk atau mahkota bunga adalah bagian hiasan bunga pada lingkaran dalam yang umumnya berwarna mencolok. 4. Benang sari, yaitu alat kelamin jantan pada bunga yang terdiri dari tangkai sari dan kepala sari yang berisi serbuk sari. 5. Putik, yaitu alat kelamin betina pada bunga yang pada bagian bawahnya agak membengkak atau membulat seperti botol yang disebut dengan ovarium. Ovarium ini dihunbungkan oleh tangkai putik dan kepala putik. Berdasarkan dari bagiannya, bunga dapat dijadikan menjadi dua kelompok, yaitu : 1. Bunga lengkap atau sempurna, yaitu bunga yang memiliki bagian-bagian bunga yang lengkap yakni mahkota, kelopak daun, dasar bunga, tangkai bunga, putik dan benang sari. 1. Bunga tak sempurna, yaitu bunga yang hanya memiliki putik saja atau benang sari saja. Berdasarkan asal dari serbuk sari, penyerbukan dibagi menjadi empat, yaitu : 1. Penyerbukan sendiri, yaitu serbuk sari dari putik berasal dari satu bunga 2. Penyerbukan serumah atau tetangga, yaitu serbuk sari dan putik berasal dari tangkai lain yang masih dalam satu pohon, 3. Penyerbukan silang, yaitu serbuk sari dan putik masing-masing berasal dari tanaman lain yang masih satu varietas, 4. Penyerbukan bastar, yaitu serbuk sari dan putik masing-masing berasal dari tanaman lain yang beda varietas. Jenis bunga yang diamati pada praktikum kali ini, semuanya termasuk ke dalam bunga lengkap atau sempurna, yakni Bunga kupu-kupu (Bauhinia purpurea), Bunga kecrutan, Bunga alamanda (Alamanda sp.), Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) dan Bunga bougenville (Bougenvilia spectabilis). 3.2.1 Bunga Kupu-kupu (Bauhinia purpurea) Bunga kupu-kupu merupakan bunga lengkap karena semua bagian terdapat semua pada bunga ini. Bagian utama yakni putiknya berjumlah satu dan berwarna putih, sedangkan benang sarinya berjumlah 5 dengan warna ungu keputih-putihan. Daun mahkota berwarna ungu dan daun kelopak berwarna hijau muda. Bunga ini termasuk dalam family Papilionaceae. Bunga kupu-kupu biasanya muncul di ketiak daun (Axillary). Komposisi bunga kupu-kupu tergolong ke dalam bunga tunggal yang hanya terdapat sekuntum bunga pada 1 pohon. Benang sarinya berbekas dua atau benang sari bertukal dua (diadelphus), yaitu jika benang sari terbagi menjadi dua kelompok dengan tangkai yang berdekatan dalam masing-masing

kelompok, jumlahnya dalam masing-masing kelompok tidak perlu sama seperti pada bunga kupu-kupu.

3.2.2 Kembang Sepatu (hibiscus rosa-sinensis L.) Kembang sepatu adalah tanaman semak yang berasal dari asia timur dan biasanya banyak digunakan sebagai tanaman hias di daerah tropis dan subtropis. Bunga sepatu termasuk ke dalam kategori bunga lengkap yang memiliki bagian utama (putik dan benang sari) dan bagian aksesoris (daun mahkota dan daun kelopak sebagai daun perhiasan serta dasar bunga dan tangkai bunga). Kembang sepatu memiliki 5 buah putik dan benang sari yang berwarna kuning berjumlah lebih dari 10. Daun mahkota bunga (petal, corolla) umumnya berwarnawarni dan beraroma. Bunga kembang sepatu biasanya berwarna merah dan kelopak bunga berwarna hijau. Dasar bunga pada kembang sepatu merupakan tempat bercokolnya putik, benang sari, daun mahkota dan kelopak bunga. Tata bunga kembang sepatu, yaitu bunga terletak atau muncul pada organ-organ pohon, kembang sepatu terletak atau muncul di ketiak daun (Axillary). Benang sarinya berbekas satu atau benang sari bertukal satu (monadelphus), yaitu jika semua tangkai sari pada satu bunga berlekatan menjadi satu merupakan suatu berkas yang tengahnya berongga dan hanya bagian ujung tangkai sari yang mendukung kepala sari saja yang masih bebas satu sama lain. Pada tumbuhan yang tergolong dalam suku Malvaceae, seperti kembang sepatu, diluar lingkaran kelopak bunga, bunganya masih mempunyai daun-daun yang menyerupai kelopak yang pada kapas justru amat besar dan menyelubungi seluruh bunga yang disebut kelopak tambahan (epicalyx). Kelopak tambahan yang terjadi pada bunga sepatu adalah bagian-bagian serupa daun yang berwarna hijau dan tersusun dalam suatu lingkaran yang terdapat dibawah kelopak. Mengenai komposisi bunga, bunga kembang sepatu termasuk ke dalam bunga tunggal dimana pada satu tangkai hanya terdapat sekuntum bunga saja.

3.2.3 Bunga alamanda (Alamanda sp.) Bunga alamanda termasuk ke dalam kelompok tumbuhan angiospermae. Bunga ini memiliki mahkota yang berbentuk seperti terompet dan berwarna kuning. Alamanda sp. Termasuk dalam divisi Magnoliophyta dan kelas Magnoliopsida. Bunga ini termasuk ke dalam bunga sempurna. Hal ini dapat dilihat dari jumlah benang sari yang berjumlah lebih dari 10 dan hanya terdapat 1 putik yang memiliki topi berwarna hijau diujung atasnya dengan tangkai putik berwarna putih.

Kemudian pembahasan hasail dari tabel kedua yaitu jati (Tectona grandis) memilki daya germinasi yang rendah yang menyebabkan propagasi di alam sulit sehingga tidak cukup untuk memenuhi permintaan kayu Jati (Tectona grandis). Jati (Tectona grandis) diproduksi secara konvensional dengan menggunakan bibit. Namun produksi bibit dalam jumlah besar dalam waktu tertentu menjadi terbatas yang disebabkan lapisan luar biji yang keras. Berbagai cara dilakukan untuk mengatasi lapisan ini seperti merendam biji dalam air, memanaskan biji dengan api kecil atau pasir panas, dan menambahkan asam, basa, atau bakteri. Akan tetapi alternatif tersebut masih belum optimal untuk menghasilkan Jati (Tectona grandis) dalam waktu yang cepat dan jumlah yang banyak. Berdasarkan hasil pengamatan pada buah Jati (Tectona grandis) yang ditumbuk maka dapat diperoleh jumlah biji Jati (Tectona grandis) yaitu berkisar 1 sampai 4 biji. Setelah melakukan penumbukan pada kelimapuluh buah Jati (Tectona grandis) maka diperoleh rataan biji yang terdapat pada buah Jati (Tectona grandis) yakni sekitar 2 biji. Biji yang tersedia terkadang tidak sesuai dengan biji yang seharusnya terdapat didalam buah Jati (Tectona grandis). Hal ini disebabkan karena kesalahan dalam penumbukan yakni terlalu keras dalam menumbuk sehingga biji Jati (Tectona grandis) tertumbuk bersama buah dan pecah. Namun biji yang pecah tersebut tetap dimasukan dalam penghitungan biji Jati (Tectona grandis). Tabel 3 Klasifikasi Ilmiah Jati (Tectona grandis) Kerajaan: Divisi: Kelas: Ordo: Famili: Genus: Spesies: Magnoliophyta Magnoliopsida Lamiales Lamiaceae Tectona T. grandis Plantae

Buah dan benih Jati (Tectona grandis) memilki ciri yang khas sehingga kita dapat membedakannya dengan jenis tanaman pohon lain. Menurut Rahmawati (2000), Buah Jati (Tectona grandis) berstruktur keras, terbungkus kulit berdaging, lunak tidak merata (tipe buah batu). Ukuran buah bervariasi 5 20 mm, umumnya 11 17 mm. Struktur buah terdiri dari kulit luar tipis yang terbentuk dari kelopak, lapisan tengah (mesokarp) tebal seperti gabus, bagian dalamnya (endokarp) keras dan terbagi menjadi 4 ruang biji. Jumlah buah per kg bervariasi sekitar 1.100 3.500 butir, rata-rata 2.000 buah per kg. Dari beberapa tulisan sekitar 500 buah per liter. Benih Jati (Tectona grandis) berbentuk oval, ukuran kira-kira 6 x 4

mm. Jarang dijumpai dalam keempat ruang berisi benih seluruhnya, umumnya hanya berisi 1 2 benih. Seringkali hanya satu benih yang tumbuh menjadi anakan.

Suka One blogger likes this post.

Tentang baskara90 Terima kasih kepada siapa saja yang telah membuka blog ini. Saya adalah Hafiizh Baskara. Seorang pria yang terlahir di Jombang pada tanggal 17 Juli 1990. Dari pasangan Suami-Istri yaitu Drs. Adi Rahardjo dan Dra. Surjani Hasana, dan kini beliau berdua memiliki tiga putra. Hafiizh Baskara, Zahdiar Radin, dan Yunia N. Azizah. Untuk saat ini saya sedang melanjutkan studi di Fakultas Kehutanan - Institut Pertanian Bogor. Dan untuk saat ini penulis sedang duduk di semester lima. Aktivitas lain selain kuliah adalah menjadi seorang desainer grafis di sebuah perusahaan kecil yaitu "D'art Painting Company". merupakan sebuah perusahaan kecil yang terkonsentrasi di bidang Sepatu Lukis (Painting Shoes) dan di bidang konveksi. Pemuda dengan tinggi badan 187 cm ini menyenangi segala sesuatu yang berhubungan dengan desain grafis, IT, dan olah raga. sebuah impian yang selalu ingin di capai untuk saat ini adalah ingin menjadi seseorang yang sangat bermanfaat bagi dunia. http://baskara90.wordpress.com/2011/03/06/struktur-bunga-dan-biji-pada-tumbuhanangiospermae-dan-gymnospermae/ Nama Tanaman Sumatera : Bungong roja (Aceh), Bunga-bunga (Batak Karo), Soma Soma (Nias), Bekeju (Mentawai) Jawa : Kembang sepatu (Betawi), Kembang wera (Sunda),Kembang sepatu (Jawa Tengah), Bunga Rebong (Madura) Bali : Waribang Nusa Tenggara : Embuhanga (Sangir), Bunga cepatu (Timor) Sulawesi : Ulange (Gorontalo), Kulango (Buol), Bunga sepatu (Makasar), Bunga bisu (Bugis) Maluku : Ubu-ubu (Ternate), Bala bunga (Tidore). 2. Divisi Sub Kelas Ordo Klasifikasi Spermatophyta Angiospermae Dicotyledonae Malvales

: divisi : : :

Famili Genus Spesies : Hibiscus rosa sinensis L.

: :

Malvaceae Hibiscus

3. Morfologi tanaman Hibitus : Perdu, tahunan, tegak, tinggi 3 m. Batang : Bulat, berkayu, keras, diameter 9 cm, masih muda ungu setelah tua putih kotor. Daun : Tunggal, tepi beringgit, ujung runcing, pangkal tumpul, panjang 10-16 cm, lebar 5-11 cm, hijau muda, hijau. Bunga : Tunggal, bentuk terompet, di ketiak daun, kelopak bentuk lonceng, berbagi lima, hijau kekuningan, mahkota terdiri dari lima belas sampai dua puluh daun mahkota, merah muda, benang sari banyak, tangkai sari merah, kepala sari kuning, putik bentuk tabung, merah. Buah : Kecil, lonjong, diameter 4 mm, masih muda putih setelah tua coklat. Biji : Pipih, putih. Akar : Tunggang, coklat muda. 4. Kandungan kimia Daun, bunga, dan akar Hibiscus rosa sinensis mengandung flavonoida. Di samping itu daunnnya juga mengandung saponin dan polifenol, bunga mengandung polifenol, akarnya juga mengandung tanin, saponin, skopoletin, cleomiscosin A, dan cleomiscosin C. 5.Kegunaan dan khasiat Daun H. rosa sinensis berkhasiat sebagai obat demam pada anak-anak, obat batuk, dan obat sariawan. Daun Hibiscus rosasinensis berkhasiat sebagai obat demam pada anak-anak, obat batuk, dan obat sariawan. Oleh masyarakat Nigeria, daun H. rosasinensis digunakan sebagai penambah vitalitas pria (aprodisiaka). Dada et al., 2007, membuktikan bahwa ekstrak etanolik daun tanaman ini memberikan efek anabolik dengan ditandai adanya peningkatan berat badan tikus (22 %) serta bobot testis, epididymis, seminal vesicle dan prostate. Ekstrak etanolik bunga tanaman ini juga dilaporkandapat menurunkan kadar kolesterol darah total dan serum trigliserida (20-30 %) serta meningkatkan level HDL hingga 12 % dan menurunkan kadar gula darah (Sachdewa A, and Khemani LD., 2003). Labels: Botany http://biologipedia.blogspot.com/2010/12/kembang-sepatu-hibiscus-rosa-sinensis-l.html

M 4

Pembahasan 1. Batang monokotil Da r i hasil p e r cobaa n, dapa

t diliha t bahwa pada ba t a ng mo n o k o t il t e r dapa t g e l e mb ung-g e l e mb ung ya ng n ampa k t e r s e ba r . Ji k a diba n di

ngk a n d e ng a n li t e r a tur ya ng ada , k i t a dapa t m e ng e t ah u i bahwa g e l e mb ung t e r s e b ut adalah xil e m da n

flo e m.Xil e m da n flo e m adalah ja r i ng a n p e ng a ngkut . Xil e mm e ng a ngkut za t mi n e r al da r ia k a r k e da un, da n flo e mm e n

y e ba rk a n hasil fo t osi nt e sis da r i da un k e s e l uru h ba g ia n tu mb u ha n . Pada ba t a ng mo n o k o t il t ida k t e r

dapa t k ambi u m , s e hi ngg a t ida k ada p e rtu mb u ha n s e kun d e r . 2 . B atang d iko t il T ida k s e p e rt i pada ba t

a ng mo n o k o t il , pada ba t a ng di k o t il , ja r i ng a n p e mb u l u h t e r s u s un s e ca r a t e r a tur,

yai tu xil e m di ba g ia n dalam da n flo e m di l u a r . Se lai n i tu, pada ba t a ng di k o t il t e r dapa t k ambi u m , s e hi ngg am e m ungk

i nk a n t e r jadi n ya p e rtu mb u ha n s e kun d e r . 3. A k a r d iko t il A k a r di k o t il t e r di r i da r

i 4 ba g ia n, yai tu: y E pid e r misLapisa n t e r l u a r . Di n di ng s e l n ya t ipis untuk m e n y e r ap ai r . y K o

rt e k s T e r s u s un a t as ja r i ng a n pa r e nk im. y E n dod e r misP e mba t as a nt a r a k o rt e k s da n s t e

http://www.scribd.com/doc/47396380/Pengamatan-Struktur-Anatomi-Tumbuhan http://web.ipb.ac.id/~tpb/files/materi/biologi/Kuliah%209%20Dunia%20Tumbuhan.pdf

You might also like