You are on page 1of 4

Keindahan Ragam Warna Budaya Jawa Kebudayaan adalah suatu kreasi manusia yang didalamnya terdapat unsur keunikan

dan harmonisasi pada setiap engselnya. Seperti yang kita ketahui bahwa engsel adalah benda yang harus selalu di beri oli pelumas untuk mempertahankan keawetan dan kegunaanya. Begitu juga dengan salah satu budaya terbesar di Indonesia, yaitu budaya Jawa. Jawa adalah salah satu pulau di Indonesia yang terpadat dan menjadi pusat dari segala kegiatan yang berlangsung di negeri ini. Dengan penduduk yang jumlahnya tak terhitung, masyarakatnya pun mempunyai suatu kebiasaan dan bahasa komunikasi tersendiri. Namun, para masyarakat Jawa yang seharusnya menjunjung tinggi kebudayan dewasa ini terlihat lesu bahkan malu untuk menyuarakan kebudayaan Jawa. Kebanyakan masyarakat menganggap bahwa budaya Jawa itu adalah budaya yang kuno, budaya orang-orang jaman dahulu dan budaya pedesaan. Namun, semua itu adalah anggapan yang salah. Kebudayaan Jawa bukanlah sesuatu seperti apa yang diungkapkan diatas. Namun, budaya Jawa adalah suatu identitas yang harus dipertahankan dan dilestarikan. Namun, kebanyakan orang lebih memilih kebudayaan yang lebih modern yaitu budaya luar. Padahal, bisa kita nalar dengan sedikit pemikiran tidak sedikit sisi negative dari kebudayaan luar negeri. Namun kenapa masyarakat lebih memilih kebudayaan luar dibandingkan dengan budaya Jawa? Berikut adalah beberapa hal yang bisa mengindikasikan hal tersebut. Kurangnya para orang tua dan para tokoh adat untuk memrakarsai dalam pengembangan budaya Jawa. Kebanyakan generasi muda telah menguasai internet, yaitu semacam teknologi yang dapat menjelajah isi dunia dengan hanya tinggal klik memungkinkan mereka belajar kebudayaan orang luar. Sedangkan, dilingkungan para generasi muda sendiri tidak ditanamkan kebudayaan Jawa yang menyenangkan dan menarik minat para kawula muda. Ketidak tahuan masyarakat tentang kebudayaan Jawa mereka sendiri. Karena kurangnya sumber, info, dan media yang memberikan percikanpercikan ilmu tentang kebudayaan Jawa. Sejak dini anak tidak ditanamkan untuk menyukai kebudayaan Jawa, dan para orang tua hanya menyimpan rekaman kebudayaan Jawa untuk mereka sendiri. Jadi para anak muda malas mendengarkan seni budaya Jawa seperti gamelan, keroncongan, dan malah lebih menggandrungi musik dari luar negeri.

Pementasan kesenian Jawa yang kurang disosialisasikan dan tidak dibuat semenarik mungkin untuk para kawula muda. Sehingga terkadang kesenian Jawa identik dengan kesenian para orang tua saja. Hal tadi merupakan beberapa contoh mengapa kini budaya Jawa kian luntur

bak pewarna kain. Intinya adalah putusnya rantai pengenalan budaya Jawa terhadap masyarakat yang baru. Sebenarnya hal seperti diatas dapat dihilangkan sedikit demi sedikit. Dan harus dimulai semenjak sekarang. Karena apabila tidak segera ditindak, hal ini dapat merobohkan kebudayaan Jawa sendiri. Apabila budaya Jawa telah benar-benar hilang. Hal itu sangat disayangkan karena masyarakat tidak sadar apa yang telah mereka telantarkan. Dan seharusnya kita menjaganya sekuat tenaga, bukan acuh tak acuh terhadapnya. Berikut adalah beberapa keindahan budaya Jawa yang seharusnya bisa kita banggakan dan kembangkan ke kancah dunia. Rumah Joglo Walaupun kita tidak harus membuat rumah khas budaya Jawa yaitu rumah Joglo. Namun, paling tidak kita juga harus mengetahui tentang apa itu rumah Joglo. Supaya kita bisa menceritakannya pada anak cucu kita kelak dan tidak memutus budaya Jawa. Kita patut bangga bahwa kita mempunyai rumah khas Jawa. Bandingkan saja dengan negara lain, mungkin kebanyakan mereka tidak mempunyai rumah khas masing-masing. Bagian dari rumah Joglo sendiri adalah : 1. Saka Guru Yaitu struktur utama pada bangunan yang berupa tiang atau kolom atau pilar yang berjumlah 4 buah. Tiang ini terbuat dari jenis kayu dengan besaran yang berbeda-beda menurut pada beban yang menumpang diatasnya. Saka guru berfungsi menahan beban diatasnya yaitu balok tumpang sari dan brunjung, molo, usuk, reng dan genteng. Saka guru berada ditengah bangunan rumah Joglo itu sendiri dan dengan pengeret tumpang songo (tumpang sembilan) atau tumpang telu (tumpang tiga) di atasnya supaya atapnya berbentuk pencu. 2. Pintu Pada bagian pintu masuk memiliki tiga buah pintu, yakni pintu utama di tengah dan pintu kedua yang berada di samping kiri dan kanan pintu utama. Ketiga bagian pintu tersebut memiliki makna simbolis bahwa kupu tarung yang berada di tengah untuk keluarga besar, sementara dua pintu di samping kanan dan kiri untuk besan.

Pada ruang bagian dalam yang disebut gedongan dijadikan sebagai mihrab, tempat Imam memimpin salat yang dikaitkan dengan makna simbolis sebagai tempat yang disucikan, sakral, dan dikeramatkan. Gedongan juga merangkap sebagai tempat tidur utama yang dihormati dan pada waktu tertentu dijadikan sebagai ruang tidur pengantin bagi anak-anaknya. 3. Jaga Satru Ruang depan yang disebut jaga satru disediakan untuk umat dan terbagi menjadi dua bagian, sebelah kiri untuk jamaah wanita dan sebelah kanan untuk jamaah pria. Masih pada ruang jaga satru di depan pintu masuk terdapat satu tiang di tengah ruang yang disebut tiang keseimbangan atau soko geder, selain sebagai simbol kepemilikan rumah, tiang tersebut juga berfungsi sebagai pertanda atau tonggak untuk mengingatkan pada penghuni tentang keesaan Tuhan. Nah, itu tadi adalah penjabaran rumah adat Jawa yang mempunyai berbagai makna simbolik. Begitu hebatnya mereka yang dahulu menciptkan kebudayaan Jawa dengan mendetail. Gamelan Gamelan adalah alat musik Jawa yang terbuat dari perunggu dan kayu. Alat musik ini seharusnya bisa kita kembangkan karena alat musik ini adalah satusatunya yang ada didunia dan dapat menghasilkan suara yang selaras dan menenagkan pikiran kita. Gamelan juga dapat menyelaraskan jiwa kita karena alunannya yang lirih dan penuh harmoni. Jangan sampai gamelan ini diambil oleh bangsa lain. Karena dilihat dari jaman sekarang ini justru banyak orang luar yang lebih menggandrungi gamelan ini. Orang Jawa seharusnya harus menguasai gamelan agar tidak kalah dengan mereka para wisatawan asing. Bahkan bisa kita temui beberapa website di internet yang mengatakan kekagumannya pada gamelan dan justru berasal dari blog para orang asing, dimana tulisannya pun menggunakan bahasa asing. Kita bisa menemukan contohnya di website : www.robotrockband.com, www.bournemouth-school.bournemouth.sch.uk, dan www.mallet-percussion.com. Sekarang kita membahas sekilas tentang gamelan itu sendiri. Gamelan berasal dari bahasa Jawa gamel yang berarti memukul / menabuh, diikuti akhiran an yang menjadikannya kata benda. Gamelan biasanya digunakan untuk mengiringi tarian daerah, perkawinan, penyanyi, wayangan, dan sebagainya. Gamelan terdiri dari 17 alat musik, yaitu : *Saron terbuat dari bahan kuningan atau perunggu dan dimainkan dengan cara dipukul.

*Demung terbuat dari bahan kuningan atau perunggu dan dimainkan dengan cara dipukul *Peking biasanya terbuat dari tanduk sapi dan dimainkan dengan cara dipukul. *Bonang barung terbuat dari perunggu dan dimainkan dengan cara dipukul. *Bonang penerus terbuat dari perunggu dan dimainkan dengan cara dipukul. *Kenong terbuat dari perunggu, satu set terdiri dari 10 buah dan dimainkan dengan cara dipukul. *Kethuk kempyang terbuat dari perunggu dan dimainkan dengan cara dipukul. *Gender barung terbuat dari kuningan perunggu atau besi dan dimainkan dengan cara dipukul. *Gender penerus terbuat dari kuningan perunggu atau besi dan dimainkan dengan cara dipukul. *Slenthem terbuat dari kuningan perunggu atau besi dan dimainkan dengan cara dipukul. *Kempul terbuat dari kuningan perunggu atau besi dan dimainkan dengan cara dipukul. *Gong terbuat dari perunggu dan dimainkan dengan cara dipukul. *Gambang terdiri dari 19 atau 20 kayu untuk nadanya. Dimainkan dengan cara dipukul dengan dua buah pemukul. Pemukul gambang sangat panjang sekitar 35 cm yang terbuat dari tanduk sedangakan pemukulnya terbuat dari kayu yang dibalut dengan kain. *Kendang terbuat dari membrane kulit dikedua sisinya. Dimainkan dengan cara dipukul oleh kedua telapak tangan. *Suling terbuat dari bambu dan dimainkan dengan cara ditiup. *Sliter dimainkan dengan cara dipetik ibu jari kiri dan kanan. Alat ini mirip dengan kecapi. *Rebab terbuat dari kayu dan dimainkan dengan cara digesek.

Tarian Banyak sekali tarian yang berasal dari Jawa, yang tidak ada gantinya. Simbolisasi gerakan dari keselarasan gerakan yang mencerminkan ketenangan masyarakat Jawa. Namun, juga ada beberapa tarian yang simbolik dan sacral. Kali ini akan kita bahas dua tarian Jawa. Reog Ponorogo yang pernah diklaim oleh negara lain, dan Kuda Lumping. 1. Reog Ponorogo

You might also like