You are on page 1of 18

ANALISIS KONTEKS Ide Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa pada Satuan Pendidikan

By Amudiono - Posted on 24 Oktober 2010 Pemerintah segera memasukkan pendidikan budaya dan karakter bangsa melalui penguatan kurikulum, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi, sebagai bagian dari penguatan sistem pendidikan nasional. Menurut Mendiknas Muhammad Nuh, pengembangan Pendidikan budaya dan karakter bangsa, tidak dibuat dalam bentuk mata pelajaran tersendiri tetapi cukup dengan memberikan penguatan pada masing-masing mata pelajaran yang selama ini dinilai sudah mulai kendur. Dalam hal harus juga dikembangkan kultur sekolah dan prilaku warga sekolah melalui pembiasaan-pembiasaan di lingkungan sekolah. Menurut Kepala Puskur Depdiknas Diah Harianti , kurikulum saat ini sudah memasukkan pendidikan budaya dan karakter bangsa. Namun, yang lebih dikedepankan adalah materi bahan ajar ketimbang memadukan dengan nilai-nilai budaya yang sesungguhnya bisa diterapkan secara bersamaan. Adalah hal yang mudah untuk dirancang tatapi sulit diimplementasikan apabila pendidikan budaya dan karakter bangsa tidak diimbangi dengan komitmen setiap warga sekolah dan masyarakat/lingkungan untuk mewujudkannya. Karena bagaimanapun juga pendidikan yang berkaitan dengan nilai-nilai dan budaya sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan prilaku warga sekolah. Dalam perancangan Implementasi Pendidikan budaya dan Karakter Bangsa di Satuan Pendidikan model pengembangan KTSP dan Program Sekolah melalui analisis konteks sudahlah mencukupi untuk digunakan dengan beberapa modifikasi. Hal yang paling utama adalah bagaimana kemudian apa yang sudah direncanakan dapat diimplementasikan dengan baik

ANALISIS KONTEKS 2 Bimbingan Teknis Integrasi Nilai-nilai Budaya dan Karakter Bangsa ke dalam Dokumen KTSP, Silabus, dan RPP Serta Penjabaran Singkat Evaluasi Diri Sekolah (EDS) (Notulensi dan simpulan hasil workshop) Senin Selasa, 5-6 September 2011 I. KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. KTSP merupakan pedoman program pembelajran di sekolah. KTSP terdiri dari dua buku/ Dokumen: Buku 1 (Visi, misi, beban mengajar dll) dan 2 (Perangkat pembelajaran, Silabus, RPP, dll). Ekplorasi, elaborasi, dan konfirmasi terangkum dalam KTSP. Setiap tahun KTSP harus dikembangkan oleh Tim Pengembang Kurikulum (TPK). Mekanisme penyusunan KTSP: analisis konteks dengan metode (strength, weeknes, oportunity, threat) SWOT oleh satuan pendidikan; pembentukan tim TPK yang bertugas: penyiapan dan penyusunan draf, pengulangan dan perbaikan serta penyelesaian, pemantapan dan penilaian; dan naskah KTSP. Intinya, sekolah dituntut untuk mengembangkan kurikulum berdasarkan perkembangan situasional lingkungan satuan pendidikan. Satuan pendidikan dapat memasukkan unsur karakter atau nilai-nilai dan pendidikan budaya bangsa pada KTSP mulai dari dokumen 1 hingga dokumen 2. Penyusunan KTSP dilakukan setelah dilakukan analisis konteks dan dilakukan dari bawah ke atas (unsur paling bawah ke unsur paling atas: dari guru sebagai pelaku PBM ke satuan pendidikan). Analisis konteks dilakukan untuk menganalisis SI, SKL, kondisi satuan pendidikan (peserta didik, tenaga kependidikan, sarana prasarana, pendanaan, dan program atau kegiatan satuan pendidikan), dan SDM+SDA+sosial budaya di lingkungan satuan pendidikan. Berikut tahap dalam analisis konteks: II. Pendidikan Budaya Karakter Bangsa (PBKB) Tujuan PBKB adalah membentuk peserta didik yang berkarakter kebangsaan dan berbudaya, sehingga memiliki pribadi yang kuat dan mampu menerapkan atau mengimplementasikan hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari serta mengganti kebiasaan negatif menjadi positif. Berikut tujuan PBKB secara rinci: a. mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia dan warganegara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa; b. mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius; c. menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa; d. mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan; dan

e. mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan (dignity). Tabel 1. Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa 1. Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. 2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. 3. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. 4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. 5. Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. 6. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. 7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. 8. Demokratis Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain. 9. Rasa Ingin Tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. 10. Semangat Kebangsaan Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. 11. Cinta Tanah Air Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. 12. Menghargai Prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. 13. Bersahabat/Komuniktif Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain. 14. Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya. 15. Gemar Membaca

Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya. 16. Peduli Lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. 17. Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. 18. Tanggung-jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Melaksanakan PBKB di kelas, guru/ pendidik harus merangkum tiga komponen, yaitu: 1. Ekplorasi: penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak (tt keadaan), terutama sumber-sumber alam yg terdapat di tempat itu; 2 Dik kegiatan untuk memperoleh pengalaman-pengalaman baru dari situasi yg baru. 2. Elaborasi: menggarap pengetahuan secara cermat, tekun, dengan cara diskusi antarpeserta didik. 3. Konfiramsi: pembenaran/ penguatan tentang pengetahuan yang telah didapat peserta didik hasil ekplorasi dan elaborasi. Adapun sumber-sumber dalam melaksanakan PBKB adalah agama, pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional. Namun, PBKB bukan mata pelajaran maupun program mata pelajaran agama dan Pkn. PBKB merupakan program untuk membentuk karakter masyarakat yang utuh sejak dini hingga menjadi suatu kebiasaan yang positif. PBKB secara tersirat sudah dilaksanakan oleh pendidik/ guru di kelas, namun belum tersurat dalam admisnistrasi program guru/ pendidik. PBKB juga merupakan hasil integrasi antarmata pelajaran. III. Penyusunan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Penyusunan silabus dan RPP yang berintegrasi dengan PBKB tidak banyak mengalami perubahan komponen secara teknis, hanya menambahkan kolom nilai-nilai PBKB dan mencantumkan/ memasukkan nilai-nilai PBKB ke dalam RPP. Setiap indikator yang ingin dicapai dapat disampaikan dengan sekaligus nilai-nilai PBKB. IV. Evaluasi Diri Sekolah (EDS) EDS adalah proses evaluasi diri sekolah yang bersifat internal. EDS melibatkan pemangku kepentingan untuk melihat kinerja sekolah berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Standar Nasional Pendidikan (SNP), hasilnya dipakai sebagai dasar Penyusunan Rencana Kerja Sekolah (RKS) dan sebagai masukan bagi perencanaan investasi pendidikan tingkat kab/kota. Penilaian EDS dilakukan oleh pihak internal satuan pendidikan atau Tim Pengembang Sekolah (TPS) yang terdiri dari: Kepsek, pewakilan komite sekolah, perwakilan guru, perwakilan orang tua peserta didik, dan pengawas/ pembimbing/ fasilitator. EDS yang dilakukan harus mengacu pada indikator SNP sebagai kunci utama. Indikator SNP mengacu pada 8 indikator standar: standar isi, standar proses, standar pembiayaan, standar sarana dan

prasarana, standar kompetensi kelulusan, standar penilaian, standar pengelolaan, serta standar pendidikan dan tenaga kependidikan. Hasil EDS merupakan analisis dan rekomendasi satuan pendidikan untuk dinas pendidikan kota/ kabupaten. Hasil EDS yang sesuai akan sejalan dengan penilaian yang akan dilakukan oleh pihak eksternal. Penilai eksternal biasanya dilakukan berupa monitoring oleh pemerintah (tahunan), survei oleh Balitbang (tahunan), akreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional (perlima tahun), dan sertifikasi tenaga kependidikan oleh dinas (tahunan). Bukti fisik EDS dapat disajikan dalam bentuk kuantitatif, kualitatif, dan dokumen. Hasil EDS menuntut kejujuran penilaian satuan pendidikan agar dilakukan perbaikan untuk kedepannya.

LAPORAN IMPLEMENTASI PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA DI SD NEGERI WALIDONO 4 KECAMATAN PRAJEKAN KABUPATEN BONDOWOSO

1. Profil Sekolah Sekolah Dasar Negeri Walidono 4 1 terletak di Jl.Dusun Paterongan Walidono Kecamatan Prajekan Kabupaten Bndowoso, yang merupakan salah satu sekolah binaan yang mengimplementasikan pendidikan karakter di kecamatan Prajekan Kabupaten Bondowoso. Sekolah ini berdiri di atas tanah seluas 962 mP2 Pyang terdiri dari halaman sekolah yang luas tempat siswa beraktivitas setiap hari, seperti kegiatan upacara,senam, dan olahraga. Sekolah ini termasuk sekolah yang agak jauh dari pusat kota kecamatan. Jumlah peserta didik di SD Negeri Walidono 4 pada tahun 2011 sebanyak 31 orang yang terbagi ke dalam 6rombongan belajar, jumlah guru 10 orang dan tenaga kependidikan lainnya 1 orang. Ruangan yang tersedia sebanyak 11 yang terdiri dari 4 ruangan belajar, 1 ruangan kepala sekolah,0 ruangan guru, dan 1 unit WC. Setiap ruangan, baik di dalam maupun di luarnya, dihiasi dengan kata-kata mutiara, semboyan dan media pembelajaran lainnya. 2. Prosedur/Langkah-langkah Pengembangan Kurikulum Prosedur/langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Sosialisasasi Setelah UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Prajekan menetapkan SD Negeri Walidono 4 sebagai sekolah binaan pendidikan karakter, maka Pengawas Sekolah memberikan sosialisasi tentang pendidikan karakter kepada kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan lainnya. Tujuan sosialisasi ini adalah untuk menyamakan persepsi tentang konsep pendidikan kaarakter. Materi sosialisasi antara lain tentang kebijakan Kemdiknas,konsep pendidikan karakter dan budaya serta bagaimana mengimplementasikan pendidikan karakter ke dalam KTSP. Sosialisasi dilanjutkan di lingkungan SD Negeri Walidono 4 sendiri dan komite sekolah serta

orang tua. Tujuannya adalah untuk menyamakan persepsi di antara pendidik dan tenaga kependidikan yang ada di lingkungan sekolah.

b.Pengembangan dokumen kurikulum yang mengandung nilai-nilai pendidikankarakter Penngembangan kurikulum diawali dengan melakukan analisis konteks dilakukan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan pada SD Negeri Walidono 4, terutama yang berhubungan dengan pelaksanaan pendidikan karakter. Hasil analisis kontek ini akan digunakan untuk menyusun dokumen I dan dokumen II kurikulum yang mengintegrasikan pendidikan karakter. Berdasarkan analisis konteks ditetapkan nilai-nilai yang diprioritaskan untuk dikembangkan, yaitu religius, jujur, bersih dan nyaman, disipilin serta senyum sapa salam, sopan, santun (5S). Nilai religius ditetapkan karena ada kebijakan Pemerintah Kabupaten Bondowoso tentang Pendidikan Baca Tulis Al Quran. Proses ini merupakan lanjutan dari nilai-nilai yang sudah diterapkan selama ini d. Menyusun Rencana Aksi Sekolah (RAS) Rencana aksi sekolah disusun melalui penelaahan terhadap Rencana Kerja Sekolah yang telah disusun secara komprehensif sebelumnya. Pada rencana aksi sekolah unsur-unsur yang berkaitan dengan pendidikan karakter bangsa di programkan dan diintegrasikan secara khusus (contoh terlampir). e. Review Dokumen I dan Dokumen II Tim pengembang kurikulum SD Negeri Walidono 4selanjutnya mengadakan review terhadap dokumen I dan dokumen II yang mengintegrasikan pendidikan karakter dengan mempertimbangkan hasil analisis konteks dan Rencana Aksi Sekolah (RAS). Penyempurnaan dilakukan terhadap dokumen I kurikulum (antara lain visi,misi, dan tujuan sekolah) dan dokumen II (silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran). Penyempurnaan terhadap dokumen I dilakukan dengan memasukkan nilai-nilai pendidikan karakter ke dalam rumusan visi dan misi. Hasil penyempurnaan terhadap dokumen I tersebut antara lain sebagai berikut: Visi Sekolah Terwujudnya Insan Yang Beriman Dan Bertaqwa, Cerdas, Trampil, Disiplin Serta Sehat Jasmani Dan Rohani Misi Sekolah Menumbuh kembangkan kehidupan beragama yang serasi,selaras dan berimbang Membiasakan berperilaku disiplin di sekolah Melaksanakan Pembelajaran dan bimbingan secara efektif Meningkatkan kreatifitas siswa melalui kegiatan ekstra kurikuler Mebiasakan perilaku hidup sehat Tujuan Sekolah

Dapat melaksanakan ibadah dengan tertib Menciptakan suasana sekolah yang kondusif Semua warga sekolah berdisiplin dalam melaksanakan tugas Menerapkan kebiasaan hidup sehat Mengembangkan minat dan bakat siswa sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh para siswa Siswa yang lulus dapat melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi / faforit. 3. Perencanaan dan Pelaksanaan Pendidikan Karakter Penyelenggaraan pendidikan karakter di SD Negeri Walidono 4 dilakukan dengan 3 (tiga) cara, yaitu: Mengintegrasi ke setiap mata pelajaran Melalui mata pelajaran muatan loal Melalui pengembangan Budaya Sekolah a. Mengintegrasikan ke Setiap Mata Pelajaran Mengintegrasikan ke setiap mata pelajaran bertujuan untuk memperkenalkan nilai-nilai pendidikan karakter di setiap mata pelajaran sehingga menyadari akan pentingnya nilai-nilai tersebut dan penginternalisasian nilai-nilai ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran, baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai dan menjadikannya perilaku.Pada setiap mata pelajaran di SD sebenarnya telah memuat materi-materi yang berkaitan dengan pendidikan karakter. Secara subtantif, setidaknya terdapat dua mata pelajaran yang terkait langsung dengan pengembangan budi pekerti dan akhlak mulia,yaitu pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Kedua mata pelajaran tersebut merupakan mata pelajaran yang secara langsung (eksplisit) mengenalkan nilainilai,dan sampai taraf tertentu menjadikan peserta didik peduli dan menginternalisasi nilai-nilai. Integrasi pendidikan karakter pada mata-mata pelajaran di SD mengarah pada internalisasi nilai-nilai di dalam tingkah laku sehari-hari melalui proses pembelajaran daritahapan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian.Pengembangan nilai-nilai pendidikan karakater di setiap mata pelajaran dapatdilakukan dengan mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter ke dalam kompetensidasar (KD) yang sesuai yang terdapat dalam Standar Isi (Permendiknas No. 22 tahun 2006). Jumlah KD di setiap mata pelajaran yang dapat diintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter tentu berbeda, ada yang banyak dan ada yang sedikit. Selanjutnya kompetensi dasar yang dapat diintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter tersebut dikembangkan pada silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). b. Mengintegrasikan ke dalam Mata Pelajaran Muatan Lokal Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokan ke dalam mata pelajaran yang ada. Muatan Lokal yang dipilih ditetapkan berdasarkan ciri khas, potensi dan keunggulan daerah, serta ketersediaan

sarana prasarana, dan tenaga pendidik. Sasaran pembelajaran muatan lokal adalah pengembangan jiwa kewirausahaan dan penanaman nilai-nilai budaya sesuai dengan lingkungan. Nilai-nilai kewirausahaan yang dikembangkan antara lain inovasi, kreatif, berpikir kritis, eksplorasi, komunikasi, kemandirian, dan memiliki etos kerja. Nilai-nilai budaya yang dimaksud antara lain kejujuran, tanggung jawab, disiplin, kepekaan terhadap lingkungan, dan kerja sama. Penanaman nilai-nilai kewirausahaan dan budaya tersebut diintegrasikan di dalam proses pembelajaran yang dikondisikan supaya nilai-nilai tersebut dapat menjadi sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Muatan Lokal merupakan mata pelajaran,sehinggga satuan pendidikan harus mengembangkan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) untuk setiap muatan lokal yang diselenggarakan. Muatan Lokal yang diselenggarakan diSD Negeri Walidono 4 kecamatan Prajekan Kabupaten Bondowoso adalah : 1) Mulok Bahasa Madura 2) Mulok Bahasa Inggris 3) Mulok Baca Tulis Al-Quran

c. Melalui Kegiatan Pengembangan Budaya Sekolah Kegiatan pengembangan diri di SD Negeri Walidono 4meliputi beragam kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan minat dan bakat siswa, seperti: 1) Kegiatan ekstra kurikuler (kewiraan melalui pramuka dan Paskibraka, olahraga, seni,kegiatan ilmiah melalui olimpiade dan lomba mata pelajaran). 2) Kegiatan pembiasaan (kegiatan rutin melalui upacara bendera dan ibadah bersama).Kegiatan terprogram melalui pesantren Ramadhan, buka puasa bersama, pelaksanaan Idul Qurban, keteladanan melalui pembinaan ketertiban pakaian seragam anak sekolah (PAS), pembinaan kedisiplinan, penanaman nilai akhlak mulia, penanaman budaya minat baca, penanaman budaya bersih di kelas dan lingkungan sekolah, penanaman budaya hijau. 3) Kegiatan nasionalisme melalui perayaan hari kemerdekaan RI, peringatan hari pahlawan, peringatan hari pendidikan nasional Untuk mendukung semua kegiatan tersebut diberlakukan peraturan tata tertib sebagai berikut:

TATA TERTIB SEKOLAH I. HAL MASUK SEKOLAH 1. Semua murid harus hadir di sekolah selambat-lambatnya 10 menit sebelum jam pelajaran dimulai. 2. Murid yang datang terlambat tidak diperkenankan langsung masuk kelas melainkan harus melapor terlebih dahulu kepada guru piket.

3. a.Murid absen karena hanya sungguh-sungguh sakit atau keperluan yang sangat penting. b. Urusan keluarga harus dikerjakan di luar sekolah atau waktu libur sehingga tidak menggunakan hari sekolah. c. Murid yang absen pada waktu masuk kembali harus melapor kepada guru piket dengan membawa surat-surat yang diperlukan (surat dokter atau orangtua / walinya) d. Murid tidak diperkenankan meninggalkan sekolah selama jam pelajaran berlangsung. e. Kalau seandainya murid sudah merasa sakit di rumah, lebih baik tidak masuk sekolah. II. KEWAJIBAN MURID 1. Taat kepada Guru-guru dan Kepala Sekolah. 2. Ikut bertanggung jawab atas kebersihan, keamanan dan ketertiban kelas dan sekolah pada umumnya. 3. Ikut bertanggung jawab atas pemeliharaan gedung, halaman, perabot dan peralatan sekolah. 4. Membantu kelancaran pelajaran baik di kelasnya maupun di sekolah pada umumnya. 5. Ikut menjaga nama baik sekolah, guru dan pelajar pada umumnya baik di dalam kelas maupun di luar kelas. 6. Menghormati guru dan saling menghargai antara sesame murid. 7. Melengkapi diri dengan keperluan sekolah. 8. Ikut membantu agar tata tertib dapat berjalan dan ditaati. III. LARANGAN MURID 1. Meninggalkan sekolah selama jam pelajaran berlangsung, penyimpangan dalam hal ini hanya dengan izin Guru Kelas. 2. Membeli makanan dan minuman di luar sekolah. 3. Menerima surat atau tamu-tamu di sekolah. 4. Memakai perhiasan yang berlebih-lebihan serta berdandan yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. 5. Merokok di dalam dan di luar sekolah. 6. Meminjam uang dan alat-alat pelajaran antara sesame murid. 7. Mengganggu jalannya pelajaran baik terhadap kelasnya maupun terhadap kelas lain. 8. Berada atau bermain-main di tempat kendaraan. 9. Berada di dalam kelas selama waktu istirahat. 10. Berkelahi dan main hakim sendiri jika menemui persoalan antar teman. 11. Menggunakan dan memainkan HP di dalam kelas dalam proses pembelajaran berlangsung. IV. HAL PAKAIAN DAN LAIN-LAIN 1. Setiap murid wajib memakai seragam sekolah lengkap sesuai dengan ketentuan sekolah. 2. Murid-murid dilarang memelihara kuku panjang dan memakai alat-alat kecantikan yang lazim digunakan oleh orang-orang dewasa. 3. Rambut dipotong rapi, bersih dan terpelihara. 4. Pakaian olahraga sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Rabu, 16 Mei 2012


Gambaran umum tentang pelaksanaan pendidikan karakter dalam makalah ini akan dibicarakan semua jenjang pendidikaan. Gambaran umum ini diharapkan dapat menjadi bahan belajar bagi setiap satuan pendidikan. Eksistensi suatu bangsa sangat ditentukan oleh karakter yang dimiliki. Hanya bangsa yang memiliki karakter kuat yang mampu menjadikan dirinya sebagai bangsa yang bermartabat dan disegani oleh bangsa-bangsa lain. Oleh karena itu, menjadi bangsa yang berkarakter adalah keinginan kita semua.Keinginan menjadi bangsa yang berkarakter sesunggungnya sudah lama tertanam pada bangsa Indonesia. Namun, kenyataan yang ada justru menunjukkan fenomena yang sebaliknya. Konflik horizontal dan vertikal yang ditandai dengan kekerasan dan kerusuhan muncul di mana-mana, praktik korupsi, kolusi dan nepotisme tidak semakin surut malahan semakin berkembang. Demokrasi penuh etika yang didambakan berubah menjadi demokrasi yang kebablasan dan menjurus pada anarkisme, kesantuan sosial dan politik semakin memudar pada berbagai tataran kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kecerdasan kehidupan bangsa yang dimanatkan para pendiri negara semakin tidak tampak, semuanya itu menunjukkan lunturnya nilai-nilai luhur bangsa. Di kalangan pelajar dan mahasiswa dekadensi moral ini tidak kalah memprihatinkan. Perilaku menabrak etika, moral dan hukum dari yang ringan sampai yang berat masih kerap diperlihatkan oleh pelajar dan mahasiswa. Kebiasaan mencontek pada saat ulangan atau ujian masih dilakukan. Keinginan lulus dengan cara mudah dan tanpa kerja keras pada saat ujian nasional menyebabkan mereka berusaha mencari jawaban dengan cara tidak beretika. Perilaku tidak beretika juga ditunjukkan oleh mahasiswa. Penjiplakan karya ilmiah di kalangan mahasiswa juga masih bersifat massif. Bahkan ada yang dilakukan oleh mahasiswa program doktor. Semuanya ini menunjukkan kerapuhan karakter di kalangan pelajar dan mahasiswa.

Semua perilaku negatif di kalangan pelajar dan mahasiswa tersebut atas, jelas menunjukkan kerapuhan karakter yang cukup parah yang salah satunya disebabkan oleh tidak optimalnya pengembangan karakter di lembaga pendidikan di samping karena kondisi lingkungan yang tidak mendukung. Untuk itu, tentunya pendidikan karakter saat ini perlu ditanamkan dan aktualisasikan dalam proses pembelajaran. A. Pendidikan Anak Usia Dini Pada SD Pada saat ini Dokumen yang disusun sudah mulai disempurnakan sesuai dengan hasil analisis konteks dan sudah menggunakan acuan Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No. 58 tahun 2009 tentang standar Pendidikan Anak Usia Dini dan sudah memasukkan nilai-nilai pembentuk karakter yang menjadi prioritas. Ini terlihat dalam rumusan visi dan misi. Setiap guru telah menyusun Rencana Kegiatan Mingguan (RKM) dan Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang juga telah mengintegrasikan nilai-nilai pembentuk karakter yang menjadi prioritas, seperti kemandirian, kebersihan, religius, dan sopan santun. Untuk merealisasikan pendidikan karakter dalam seluruh kegiatan disebuah SDN Pembina Kota Mataram dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : * Memilih dan menentukan nilai-nilai yang diprioritaskan untuk dikembangkan berdasarkan hasil analisis konteks dengan mempertimbangkan ketersediaan sarana dan kondisi yang ada. *kepala sekolah melakukan sosialisasi kesemua warga sekolah agar semua warga sekolah memiliki komitmen bersama untuk merealisasikan pembentukan karakter melalui nilai-nilai yang diprioritaskan. *melakukan sosialisasi kepada orang tua peserta didik dan komite sekolah untuk mendukung pelaksanaan pendidikan karakter dan mensinkronkan pelaksanaan pendidikan karakter disekolah dan dirumah atau dilingkungan masyarakat setempat.

Adapun tahap-tahap perencanaan dan pelaksanaan pendidikan karakter adalah Tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, pengkondisian pendidikan karakter, penilaian keberhasilan dan tindak lanjut. Peda tahap perencanaa adalah kegiatan awal, di SDN pembina menggunakan kurikulum SD 2004 sebagai acuan kegiatan yang dilakukan. Kurikulum ini merupakan kurikulum yang disiapkan pusat. Dalam kurikulum ini sudah berisi berbagai nilai yang harus dikembangkan, yaitu pada bidang pengembangan pembentukan prilaku melalui pembiasaan. Tetapi guru belum menyadari bahwa nilai tersebut sebetulnya yang akan dikembangkan dalam program sekolah piloting. Oleh karena itu, melalui kegiatan penguatan pelaksanaan kurikulum pada sekolah rintisan dan pendampingan oleh Tim pusat kurikulum, SD ini mulai memasukkan nilai-nilai yang diprioritaskan dalam dokumen. Nilai yang diprioritaskan adalah kebersihan, religius, kemandirian, peduli lingkungan, toleransi. Nilai yang dipilih dituangkan pada visi, misi dan tujuan sekolah. Gambaran pengintegrasian tersebut adalah : Visi : beriman, bertaqwa, berbudaya, kreatif, mandiri dan berwawasan luas Misi : Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah SWT / Tuhan Yang Maha Esa, melaksanakan kegiatan yang bernuansa religius, menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, rapi, bersih dan menyenangkan, menumbuhkan kedisiplinan peserta didik dan warga sekolah, mengembangkan kreativitas peserta didik agar menjadi terampil dan mandiri, mengembangkan kemampuan peserta didik melalui pengenalan ilmu pengetahuan, yeknologi dan seni. Tujuan : memiliki rasa keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah SWT / Tuhan Yang Maha Esa, terbiasa hidup rukun, damai, harmonis dan toleransi, terciptanya lingkungan sekolah yang aman, nyaman, rapi dan bersih, memiliki sikap kedisiplinan yang tinggi, memiliki kreativitas yang tinggi melalui pengembangan bakat dan minat peserta didik serta memiliki wawasan yang luas melalui pengembangan ilmu pengetahuan teknologi dan seni sehingga siap memasuki pendidikan lebih lanjut.

Pada tahap pelaksanaan, berdasarkan hasil sosialisasi, pelaksanaan pendidikan karakter di SDN ditetapkan melalui kesepakatan, yaitu (1) orang tua /wali peserta didik yang mengantar dan menjemput putra-putrinya diperbolehkan hanya sampai pintu gerbang. (2) Orang tua / wali peseta didik diperkenankan memasuki halaman sekolah jika ada keperluan yang penting,(3) peserta didik bersalaman dengan guru dengan mengucapkan salam ketika sampai di pintu gerbang, (4) setuju dengan program pembelajaran bagi peserta didik sebelum belajar dan setelah keluar main atau istirahat, (5) merencanakan pembuatan pupuk kompos (program jangka panjang). Dalam rangka pengembangan peserta didik secara optimal, berbagai kegiatan diprogramkan dalam kalender akademik. Kegiatan-kegiatan tersebut mencakup kegiatan untuk tahun ajaran baru, yaitu melakukan orientasi pengenalan sekolah. Terdapat pula kegiatan olahraga dan menanam tanaman hias yang dilakukan oleh peserta didik baru di SD atau SMP. Pada setiap akhir tema diadakan acara puncak tema, misalnya kunjungan ke musium ataupun rekreasi. B. Sekolah Menengah Pertama Adapun langkah-langkah atau pengembangan kurikulum dalam sekolah dasar yaitu: *Sosialisasi : setelah Dinas Pendidikan menetapkan SD Negeri 4 Birugo misalnya, sebagai Sekolah piloting pendidikan karakter, maka tim dari pusat kurikulum memberikan sosialisasi tentang pendidikan karakter kepada kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan lainnya. Tujuan sosialisasi ini adalah untuk menyamakan persepsi tentang konsep pendidikan karakter. Materi sosialisasi antara lain tentang kebijakan Kemdiknas, konsep pendidikan karakter dan budaya serta bagaimana mengimplementasikan pendidikan karakter ke dalam KTSP. *Penegembangan dokumen kurikulum yang mengandung nilai-nilai pendidikan karakter diawali dengan melakukan analisis konteks untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan pada sekolah tersebut terutama yang berhubungan dengan pelaksanaan pendidikan karakter. Berdasarkan analisis konteks ditetapkan nilai-nilaai yang diprioritaskan untuk

dikembangkan, yaitu religius, jujur, bersih dan nyaman, disiplin serta senyum sapa salam, sopan, santun (5S). Nilai relegius ditetapkan karena ada kebijakan pemerintah daerah tentang pendidikan Al-Quran dan pendidikan berbasis surau, dan pendidikan disiplin berlalu lintas. Proses ini merupakan lanjutan dari nilai-nilai yang sudah diterapkan selama ini. Penyempurnaan terhadap hal yang dijelaskan diatas dilakukan dengan memasukan pendidikan karakter ke dalam rumusan visi dan misi. Hasil penyempurnaan tterhadap hal tersebut antara lain sebagai berikut. Visi sekolah : Terwujudnya peserta didik yang unggul , cerdas, terampil, beriman, bertakwa dan berbudaya serta menjadikan sekolah sebagai tempat pendidikan bagi anak . Misi sekolah : Meningkatkan kemampuan profesionalisme kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan. Mewujudkan peserta didik yang unggul memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi, beriman dan takwa, mampu melanjutkan ke jenjang golongan pendidikan yang lebih tinggi, serta siap memasuki dunia usaha dan dunia industri. Meningkatkan kegiatan pemberdayaan peserta didik, pembinaan generasi muda, olahraga dan kepramukaan. Memelihara, membina dan mengembangkan nilai-nilai budaya daerah dan nasional sebagai upaya membangun peserta didik yang berbudaya. Meeningkatkan kinerja tenaga kependidikan dan memberikan pelayanan prima terhadap peserta didik daan masyarakat. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehimgga setiap peserta didik berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Melaksanakan pendidikan yang ada kaitannya dengan kebutuhan peserta didik dan masyarakat/ orangtua. Tujuan sekolah : meningkatkan dan mengoptimalkan profesional kepala sekolah dan guru dengan penataran KKKS serta KKG. Pada tahun 2006 proporsi lulusan yang diterima di SLTP negeri 100%. Meningkatkan pengalaman kualitas ajaran agama dan budi pekerti peserta didik. Meninhkatkan peranan peserta didik dalam olahraga dan kepramukaan. Memiliki tim kesenian daerah, keagamaan dan nasional yang mampu tampil pada acara sekolah. Memberikan pelayanan yang prima tentang informasi kependidikan pada masyarakat.

C. Perencanaan dan Pelaksanaan Pendidikan Karakter Penyelenggaraan pendidikan karakter di SD dilakukan dengan tiga cara yaitu: *mengintegrasi ke setiap mata pelajaran *melalui mata pelajaran muatan lokal *melalui pengembangan diri Mengintegrasikan ke setiap mata pelajaran bertujuan untuk memperkenalkan nilai-nilai pendidikan karakter disetiap mata pelajaran sehingga menyadari akan pentingnya nilai-nilai tersebut dan penginternalisasian nilai-nilai ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran, baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi ( materi yang ditargetkan), juga dirancang untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/ peduli, dan menginternalisasinilai-nilai dan menjadikannya perilaku. Pengembangan nilai-nilai pendidikan karakter di setiap mata pelajaran dapat dilakukan dengan mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter ke dalam kompetensi dasar (KD) yang sesuai yang terdapat dalam standar isi. Jumlah KD di setiap mata pelajaran yang dapat diintegrasikan nilainilai pendidikan karakter tentu berbeda, ada yang banyak ada yang sedikit. Mengintegrasikan kedalam mata pelajaran muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan. Muatan lokal yang dipilih ditetapkan berdasarkan ciri khas, potensi dan keunggulan daerah, serta ketersediaan lahan, sarana prasarana, dan tenaga pendidik. Sasaran pembelajaran muatan lokal adalah pengembangan jiwa kewirausahaan dan penanaman nilai-nilai budaya sesuai dengan

lingkungan. Nilai-nilai kewirausahaan yang dikembangkan antara lain inovasi, kreatif, berfikir kritis, eksplorasi, komunikasi, kemandirian, dan memiliki etos kerja. Nilai-nilai budaya yang dimaksud antara lain kejujuran, tanggung jawab, disiplin, kepekaan terhadap lingkungan, dan kerja sama. Penanaman nilai-nilai kewirausahaan dan budaya tersebut diintegrasikan di dalam proses pembelajaran yang dikondisikan supaya nilai-nilai tersebut dapat menjadi sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga satuan pendidikan harus mengembangkan standar kompetensi dasar untuk setiap muatan lokal yang diselenggarakan. Muatan lokal yang diselenggarakan di SMP 4 Birugo Bukit Tinggi adalah Budaya Adat Minangkabau. Mata pelajaran muatan lokal ini bertujuan memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang budaya adat Minangkabau beserta nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung di dalamnya. Melalui kegiatan pengembangan diri di SMP 4 Birugo meliputi beragam kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan minat dan bakat siswa, seperti : Kegiatan ekstra kurikuler (kewiraan melalui pramuka dan Paskibraka, olahraga, seni kegiatan ilmiah melalui olimpiade dan lomba mata pelajaran). Kegiatan pembiasaan (kegiatan rutin melalui upacara bendera dan ibadah bersama). Kegiatan terprogram melalui pesantren Ramadhan, buka puasa bersama, pelaksanaan Idul Qurban, keteladanan melalui pembinaan ketertiban pakaian seragam anak sekolah, pembinaan kedisiplinan, penanman nilai-nilai akhlak mulia, penanaman budaya minat baca, penanaman budaya bersih dikelas dan lingkungan sekolah, penanaman budaya hijau.kegiatan nasionalisme melalui perayaan hari kemerdekaan RI, peringatan hari pahlawan, peringatan hari pendidikan nasional. Kegiatan outdoor learning and training melalui kunjungan belajar dan studi banding.

You might also like