You are on page 1of 32

1

PANDUAN PELAKSANAAN
PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
SWADANA POLINEMA



I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Politeknik Negeri Malang (Polinema) adalah penyelenggara pendidikan tinggi vokasi dalam
sejumlah bidang pengetahuan dan teknologi dengan mengutamakan peningkatan kemampuan
penerapannya. Perkembangan akademik di Polinema tidak terlepas dari perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni dan budaya serta tuntutan masyarakat. Sehubungan dengan hal
tersebut penyelenggaraan pendidikan tinggi diarahkan pada penciptaan sumberdaya manusia
yang mempunyai kemampuan akademis, profesional, berjiwa pemimpin, dan tanggap terhadap
kebutuhan ipteksb. Sebagai institusi pendidikan Polinema menyelenggarakan Tri Dharma
Perguruan Tinggi meliputi pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat. Dengan keselarasan visi, misi, tujuan dan sasaran institusi, pelaksanaan tridharma
bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dikoordinasi secara teknis oleh Unit
Pelaksana Teknis Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (UPT P2M).
Kegiatan penelitian diarahkan untuk menjalankan fungsi pengembangan institusi, penciptaan
inovasi dan pengembangan teknologi terapan, serta penyelesaian berbagai masalah akademik
khususnya yang bersifat terapan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) diarahkan
untuk memanfaatkan dan menerapkan hasil penelitian maupun hasil pendidikan di perguruan
tinggi untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Salah satu upaya agar kualitas dan
kuantitas kegiatan tersebut dapat berkembang maka institusi Polinema melaui UPT P2M
menyediakan kesempatan dan dana baik melalui sumber dana DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran) maupun sumber dana lainnya, mencakup kegiatan inti dan berbagai kegiatan
pendukung dari pelaksanaan penelitian dan PKM.
Perkembangan kondisi internal institusi Polinema; bertambahnya dosen dengan sertifikasi
pendidik (serdos) dan kewajiban penelitian bagi Pegawai Pranata Laboratorium (PPL) serta
dinamika isu strategi nasional di bidang penelitian dan PKM membutuhkan respon cepat dalam
penataan sasaran dan kebijakan kegiatan penelitian dan PKM di Polinema. Salah satu peristiwa
penting dengan ditetapkannya desentralisasi pengelolaan penelitian dan PKM Ditlitabmas (DP2M
Dikti), institusi Polinema telah menetapkan fokus riset dan roadmap penelitian. Langkah penting
dan monumental ini diharapkan dapat memberi arah yang kuat kegiatan penelitian di Polinema
pada masa datang. Penelitian dana DIPA Internal diharapkan dapat mendukung dan bersinergi
dengan penelitian hibah. Untuk membedakan skim dengan penelitian dan PKM hibah maka
penelitian dan PKM yang didanai dari dana DIPA Internal Polinema diberi identitas Penelitian dan
PKM Swadana.

1.2 Tujuan
Panduan Pelaksanaan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) disusun sebagai
pedoman tata laksana kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat bagi dosen
Polinema yang pelaksanaannya menggunakan sumber dana DIPA Swadana Polinema.
Panduan ini juga digunakan sebagai media penyebarluasan informasi dan pedoman untuk
keseragaman tata penulisan terkait dengan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat di lingkungan Polinema. Selain terkait dengan hal tersebut, banyak informasi dan
perubahan kebijakan yang dituangkan dalam panduan ini.


2
1.3 Sumber Dana
Secara umum sumber dana penelitian dan PKM yang dilakukan oleh dosen Polinema dapat
dikelompokkan sbb:
1) DIPA Swadana: sumber dana penelitian dari Internal (murni) yang dianggarkan oleh institusi
Polinema. Panduan ini lebih banyak mengatur penelitian dan PKM dana DIPA Polinema.
2) DIPA Alokasi: sumber dana penelitian dan PKM dari Ditlitabmas Dikti yang dialokasikan
untuk dikelola institusi Polinema. Sumber dana ini untuk penelitian multi-tahun sesuai RIP
institusi antara lain skim penelitian fundamental, hibah bersaing, pekerti dan unggulan PT,
dan skim PKM antara lain IbM, IbK, IbPE dan lainnya.
3) DIPA Ditlitabmas: sumber dana penelitian dan PKM yang dikelola langsung dan terpusat
oleh Ditlitabmas Dikti. Sumber dana ini untuk penelitian multi-tahun sesuai program-program
penelitian antara lain skim penelitian PSN, PSN Unggulan, RAPID, Hibah Pasca, dan lain-
lain.
4) Dana Eksternal: sumber dana penelitian dan PKM yang bersumber selain sumber dana di
atas yang diberikan kepada dosen Polinema sebagai peneliti antara lain program kerjasama
penelitian dari industri (PLN, Semen Gresik, Petro Kimia, Freeport, dan lainnya), program dari
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), hibah penelitian dan pengajaran dari program
dana hibah kompetisi (PHK), atau program-program hibah penelitian lainnya.

1.4 Penelitian dan PKM Mandiri
Pengertian penelitian dan/atau PKM mandiri dalam panduan ini merupakan penelitian dan/atau
PKM yang dilakukan oleh dosen Polinema dengan dukungan dana dari peneliti / pelaksana PKM
pribadi. Karena ruang dan akses kegiatan penelitian dan PKM di Polinema sudah terbuka luas
maka kegiatan kelompok penelitian mandiri ini tidak diperbolehkan.

1.5 Kelompok Prodi/MKU/Kelompok Pengajar dan PLP
Untuk keperluan pengelolaan UPT P2M, kelompok prodi/ MKU/Kelompok Pengajar dan PLP
dimaksud dalam panduan ini adalah:
1) Prodi Akuntansi
2) Prodi Administrasi Niaga
3) Prodi Elektronika
4) Prodi Listrik
5) Prodi Telekomunikasi
6) Prodi Manajemen Informatika
7) Prodi Mesin
8) Prodi Sipil
9) Prodi Kimia
10) Kelompok MKU
11) Kelompok Bahasa
12) Kelompok PLP

II. PELAKSANAAN KEGIATAN PENELITIAN SWADANA POLINEMA
2.1 Umum
Pelaksanaan kegiatan pokok penelitian mencakup pengajuan dan seleksi usulan, pemantauan
(monitoring), seminar hasil dan publikasi. Secara khusus kegiatan penelitian di Polinema
dimaksudkan untuk:
1) Mengembangkan ipteksb khususnya yang bersifat terapan agar dapat memberikan kontribusi
bagi kehidupan masyarakat dan pembangunan nasional
2) Didiseminasikan, dipublikasikan dalam prosiding atau publikasi ilmiah lainnya
3) Membentuk dasar penelitian (basic of research) atau embrio untuk dikembangkan dalam
penelitian hibah kompetisi Hibah Dikti beserta luaran-luarannya.
3
4) Mengembangkan bahan ajar untuk proses belajar mengajar
5) Menciptakan iklim penelitian (research atmosphere) di institusi Polinema

2.2 Kelompok Penelitian
Merujuk pada perkembangan di internal institusi Polinema, antara lain sumberdaya manusia
(jumlah dosen, tenaga teknisi/laboran, staf dan mahasiswa), sarana dan prasarana, hasil
evaluasi perkembangan penelitian di Polinema serta dinamika kebijakan nasional di bidang
penelitian, maka penelitian swadana tidak lagi dikelompok-kelompokan seperti tahun-tahun
sebelumnya

2.3 Fokus Penelitian
Kategori penelitian swadana Polinema didasarkan pada tematik penelitian yang menjadi tema
unggulan jurusan/program studi/kelompok peneliti. Tema unggulan tiap jurusan/program studi
diharapkan menjadi dasar penopang rencana induk penelitian (RIP) Polinema, yang mencakup
antara lain:
1) Penanggulangan Kemiskinan dan Kebijakan Bisnis;
2) Teknologi dan Ketahanan Energi;
3) Teknologi Informasi, Komunikasi dan Manajemen Transportasi;
4) Teknologi Ketahanan Pangan dan Kesehatan; dan
5) Pengembangan Infrastruktur Penelitian dan PBM.

Salah satu sub tema dari fokus penelitian harus dipilih dan ditetapkan oleh peneliti dalam
kegiatan penelitian swadana. Sub tema dan fokus penelitian ditetapkan dalam buku Rencana
Induk Penelitian (RIP) Polinema.

2.4 Bidang Keilmuan
Bidang ilmu dalam penelitian yang dapat dilaksanakan di Polinema adalah:
1) Teknik Mesin
2) Teknik Sipil
3) Teknik Kimia
4) Teknik Elektro
5) Akuntansi
6) Administrasi Niaga
7) Sosial/Agama/Bahasa/Humaniora/Hukum

Salah satu bidang ilmu penelitian harus ditetapkan sesuai dengan bidang kajian penelitian yang
sedang dilakukan peneliti.

2.5 Kriteria Penelitian
Kriteria penelitian yang diusulkan adalah:
1) Penelitian belum pernah dikerjakan sebelumnya dan akan dikerjakan dengan dana DIPA
Internal
2) Penelitian bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang diakui
sebagai hasil tulisan atau pemikirannya sendiri
3) Belum pernah ditemukan penelitian lain dengan substansi penelitian yang sama
4) Penelitian belum pernah dipublikasikan baik oleh orang lain maupun oleh peneliti yang
bersangkutan
5) Penelitian tidak dilaksanakan melalui program penelitian lainnya/dengan sumber dana
lainnya (double funding)
6) Penelitian yang memenuhi kriteria tematik unggulan jurusan/program studi dan mendukung
fokus riset Polinema
4
2.6 Kewajiban UPT P2M, Jurusan/Program Studi dan Peneliti
1) Kewajiban UPT P2M
Dalam satu tahun anggaran, penelitian swadana Polinema diprogramkan dalam sejumlah
kuota penelitian dengan jumlah dana tertentu. Kuota penelitian adalah jumlah judul penelitian
yang sudah diseleksi untuk didanai oleh DIPA Internal Polinema dalam satu tahun anggaran,
sedangkan dana penelitian adalah sejumlah dana yang dianggarkan dan ditetapkan melalui
DIPA Polinema untuk satu Tahun Anggaran tertentu.
Kewajiban UPT P2M sehubungan dengan kegiatan penelitian DIPA swadana untuk setiap
tahun anggaran adalah:
a. Menyusun panduan dan SOP yang pokok terkait kegiatan penelitian dan PKM swadana
b. Menginformasikan rencana kegiatan penelitian secara resmi dan terbuka kepada setiap
jurusan/program studi di Polinema baik melalui koordinasi dengan perwakilan koordinator
P2M jurusan/program studi/kelompok dosen/teknisi ataupun media lainnya.
c. Melakukan evaluasi meja (desk evaluation) usulan/proposal masing-masing prodi
bersama koordinator P2M jurusan/prodi
d. Melakukan koordinasi dengan jurusan/prodi dalam proses seleksi usulan/proposal
e. Menyiapkan surat perjanjian, berita acara, dan surat tugas bagi tim peneliti dalam
pelaksanaan penelitian
f. Membantu proses administratif pencairan dana penelitian (70% setelah usulan penelitian
dinyatakan diterima dan 30% setelah laporan penelitian diserahkan dan syarat lain
dipenuhi)
g. Menjalankan fungsi pemantauan (monitoring) dan memberikan saran atau koreksi
perbaikan terhadap proses pelaksanaan kegiatan penelitian
h. Melakukan koordinasi untuk proses seminar hasil, dan publikasi artikel penelitian

2) Kewajiban Jurusan/Program Studi/Kelompok Peneliti
Kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan oleh jurusan/program studi terkait dengan
kegiatan penelitian DIPA Internal Polinema adalah:
a. Menetapkan koordinator P2M sebagai perwakilan jurusan/program studi dalam proses
evaluasi kegiatan penelitian DIPA Internal pada suatu tahun anggaran;
b. Mengusahakan rasio persaingan minimal 1 : 1,5 jumlah usulan
c. Menjalankan proses evaluasi usulan penelitian sesuai ketentuan yang ditetapkan UPT
P2M; dan
d. Membantu proses pemantauan terhadap kegiatan penelitian oleh dosen di
jurusan/program studi masing-masing.

3) Kewajiban Peneliti
Peneliti wajib mengikuti semua aturan yang ditetapkan oleh UPT P2M yang tertuang dalam:
a. Panduan Pelaksanaan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
b. Surat perjanjian pelaksanaan penelitian antara peneliti dengan Polinema
c. Pengumuman dan/atau surat edaran resmi yang dikeluarkan oleh UPT P2M atau
Polinema

2.7 Pengusul Penelitian
1) Ketentuan Umum
Secara umum program penelitian DIPA swadana Polinema dapat diikuti oleh seluruh dosen
Polinema sebagai pengusul (Ketua penelitian), kecuali dosen Polinema yang:
a. studi lanjut dalam status tugas belajar
b. menjadi ketua peneliti yang belum menyelesaikan proses pelaporan penelitian DIPA
Internal pada tahun-tahun anggaran sebelumnya
c. menjadi ketua peneliti yang sedang melakukan penelitian dalam tahun anggaran DIPA
S
berjalan
d. masih dalam status Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan atau belum memiliki jabatan
fungsional (hanya boleh sebagai anggota)
e. dalam proses pengusulan penelitian selain bersumber dari dana DIPA swadana
Polinema dan dinyatakan lolos atau diterima dalam waktu bersamaan dengan
diterimanya penelitian DIPA swadana Polinema (pengumuman pada bulan yang sama
harus memilih salah satu)
f. menjalani sanksi plagiat, pelanggaran bidang penelitian atau sanksi lainnya
g. memenuhi ketentuan sanksi dalam panduan ini.

Termasuk pengusul (ketua tim penelitian) yang boleh mengajukan usulan penelitian swadana
adalah dosen yang:
a. sedang dalam status magang industri (selama memenuhi jangka waktu penelitian)
b. studi lanjut dalam status ijin/keterangan belajar
c. dalam proses pengusulan penelitian selain sumber dana DIPA Internal sebelum
dinyatakan lolos atau diterima
d. menjadi tim reviewer / reviewer dan terlibat dalam penentuan lolos/tidaknya suatu usulan
penelitian swadana Polinema, kecuali dengan syarat usulan yang bersangkutan
direview/dievaluasi oleh reviewer/reviewer lain.

Ketentuan dalam satu tim pelaksana penelitian swadana Polinema, adalah:
a. Ketua tim peneliti (pengusul) harus sudah memiliki jabatan fungsional pada saat
usulan/proposal penelitian diajukan.
b. Dosen yang belum memiliki jabatan fungsional penuh pada saat usulan diajukan hanya
diperkenankan menjadi anggota tim penelitian.
c. Status tugas belajar dosen adalah yang bersifat penugasan resmi dari institusi Polinema
sesuai dengan ketentuan yang diatur oleh Bagian Kepegawaian Polinema.
d. Keterlibatan seorang dosen dalam kegiatan penelitian swadana Polinema pada suatu
tahun anggaran dibatasi sebanyak-banyaknya pada 2 (dua) kegiatan penelitian, dengan
ketentuan:
(1) sebagai ketua tim penelitian pada 1 (satu) kegiatan penelitian swadana Polinema
(2) sebagai anggota tim penelitian untuk 1 (satu) kegiatan penelitian swadana Polinema
dan/atau penelitian lainnya selain penelitian swadana Polinema.

2) Pengusul Penelitian di luar dana DIPA Internal Polinema
Secara umum kegiatan penelitian selain penelitian swadana Polinema boleh diikuti oleh
semua dosen Polinema dan/atau bersama dengan pihak lain. Aturan lebih lanjut mengenai
kegiatan dosen Polinema dalam kegiatan penelitian selain penelitian swadana Polinema
harus mengikuti persyaratan dan pedoman (guideline) dari penyandang dana/
sponsor/pengelola sumber dana dan jurusan/program studi masing-masing. Keterlibatan UPT
P2M dalam kaitannya dengan kegiatan penelitian selain penelitian swadana Polinema diatur
dalam ketentuan tersendiri.

2.8 Pengajuan Usulan Penelitian
1) Prosedur Pengajuan
Usulan penelitian swadana Polinema diajukan ke UPT P2M sesuai dengan jadual yang telah
ditetapkan. Usulan penelitian harus bersifat teknis mengikuti panduan, berisi apa yang akan
diteliti secara lengkap, mengapa hal itu diteliti, cara melakukan penelitian, dan luaran yang
akan dihasilkan. Usulan penelitian harus disajikan secara lugas dan obyektif. Secara umum
proses pengajuan usulan penelitian swadana Polinema digambarkan dalam bagan alir 1.

6
2) Format Penelitian
Format yang baku untuk usulan penelitian adalah sebagai berikut.
a. Bagian Awal
Hal-hal yang termasuk dalam bagian awal adalah:
- Halaman Sampul
- Halaman Pengesahan

b. Bagian Inti
Bagian ini berisi inti isi usulan penelitian yang ditulis melalui bab-bab meliputi:
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Batasan Masalah
Bab II Tinjauan Pustaka
Bab III Tujuan, Manfaat dan Luaran Penelitian
3.1 Tujuan Penelitian
3.2 Manfaat Penelitian
3.3 Luaran Penelitian
Bab IV Metode Penelitian (sub bab disesuaikan seperti dalam penjelasan dari isi
metode penelitian antara lain jenis penelitian, tempat, populasi dan sampel, dst)
Bab V Jadual Pelaksanaan
Bab VI Personalia Penelitian
Bab VII Rencana Biaya Penelitian
Contoh tata tulis bagian inti dari usulan penelitian disajikan dalam lampiran .....

c. Bagian Akhir
Pada bagian akhir ini termuat:
- Daftar Pustaka
- Daftar Riwayat Hidup
- Pernyataan Kegiatan Penelitian
- Lampiran-Lampiran
Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang unsur-unsur usulan yang telah
diuraikan di atas, berikut ini diuraikan isi yang terkandung dalam masing-masing unsur
tersebut.

A. Bagian Awal
Halaman Sampul
Halaman sampul berisi kata Usulan Penelitian, judul penelitian, nama program dana
DIPA, nama ketua dan anggota peneliti beserta NIP, lambang Polinema (dasar putih),
dan diikuti dengan nama lengkap institusi, serta tahun kegiatan penelitian berjalan.
Semua huruf kecuali nama ketua dan anggota tim peneliti, dicetak dengan huruf kapital.
Komposisi huruf dan tata letak masing-masing bagian diatur secara simetris, rapi, dan
serasi. Jenis huruf menggunakan Times New Roman ukuran 12-16 point. Contoh
halaman sampul untuk usulan penelitian swadana sebagaimana lampiran 1. Nomor
dana DIPA harus mengikuti nomor yang berlaku. Nomor surat perjanjian pada pengajuan
usulan penelitian awal (sebelum proses evaluasi) tidak perlu diisi dahulu, dan usulan
penelitian tidak perlu dijilid cover dulu. Setelah melalui proses evaluasi dan dinyatakan
lolos/diterima, nomor surat perjanjian pada halaman sampul harus tercetak dan memiliki
nomer yang sama dengan yang tercantum dalam surat perjanjian, serta dijilid cover
dengan warna sesuai ketentuan.

7
Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan berisi deskripsi usulan penelitian, antara lain judul penelitian,
kelompok, fokus dan jenis penelitian, personalia peneliti beserta NIP, lokasi penelitian,
waktu pelaksanaan penelitian, fokus riset, bidang ilmu, biaya, dan sumber dana.
Halaman pengesahan juga memuat pengesahan oleh Ketua Peneliti, Kepala UPT P2M,
dan Direktur Polinema. Nomor dana DIPA harus mengikuti nomor yang berlaku. Nomor
surat perjanjian pada pengajuan usulan penelitian awal (sebelum proses evaluasi) tidak
perlu diisi dahulu. Setelah melalui proses evaluasi dan dinyatakan lolos/diterima, nomor
surat perjanjian pada halaman pengesahan harus tercetak dan memiliki nomer yang
sama dengan yang tercantum dalam surat perjanjian. Contoh halaman pengesahan
sebagaimana lampiran 2.

B. Bagian Inti
1. Pendahuluan
Dalam bab pendahuluan sekurang-kurangnya mencakup uraian latar belakang, rumusan
masalah dan batasan masalah.

Latar Belakang
Latar belakang hendaknya menguraikan atau menjelaskan tentang pentingnya masalah
yang akan dikemukakan sehingga perlu dilakukan penelitian tersebut. Sebaiknya latar
belakang disertai dengan bukti-bukti berupa data kuantitatif. Di dalam latar belakang
masalah dapat dipaparkan secara ringkas teori, hasil-hasil penelitian terdahulu,
kesimpulan seminar dan diskusi ilmiah ataupun pengalaman/pengamatan pribadi yang
terkait erat dengan pokok masalah yang diteliti. Dengan demikian, masalah yang dipilih
untuk diteliti mendapat landasan berpijak yang lebih kokoh. Latar belakang juga
memberikan jawaban atas pertanyaan dan motivasi mengapa penelitian dilakukan.

Rumusan Masalah
Rumusan masalah berisi identifikasi masalah yang akan diteliti berdasarkan latar
belakang yang dikemukakan. Rumusan masalah disajikan dalam konteks akademik
berdasarkan profesionalisme peneliti dalam bidang yang ditekuninya dan dilengkapi
dengan pendekatan analisis yang akan dipergunakan. Rumusan masalah menjawab
pertanyaan apa yang akan dilakukan dalam penelitian. Rumusan masalah hendaknya
disusun secara singkat, padat, jelas, dan sedapat mungkin dituangkan dalam bentuk
kalimat tanya. Rumusan yang baik akan menampakkan variable-variabel yang diteliti,
jenis atau sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut, dan subjek penelitian. Selain
itu, rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empiris, dalam arti memungkinkan
dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Contoh : Apakah
terdapat hubungan antara tingkat kecerdasan siswa SMP dengan prestasi belajar
mereka dalam mata pelajaran Matematika?.

Batasan Masalah
Batasan masalah diperlukan agar pembaca dapat menyikapi temuan penelitian sesuai
dengan kondisi yang ada. Batasan masalah menunjukkan kepada suatu keadaan yang
tidak bisa dihindari dalam penelitian. Batasan yang sering dihadapi menyangkut dua hal.
Pertama, keterbatasan ruang lingkup kajian yang terpaksa dilakukan karena alasan-
alasan prosedural, teknik penelitian, ataupun karena faktor logistik. Kedua, keterbatasan
penelitian berupa kendala yang bersumber dari adat, tradisi, etika dan kepercayaan yang
tidak memungkinkan bagi peneliti untuk mencari data yang diinginkan.


8
2. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka menguraikan teori, temuan, dan bahan penelitian lain yang diperoleh
dari acuan yang dijadikan landasan untuk melakukan penelitian yang diusulkan. Tinjauan
pustaka dapat berisi dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu masalah (direction
hypothesis), dimana pengetahuan ilmiah (ilmu) merupakan dasar argumentasi dalam
mengkaji persoalan. Pustaka yang digunakan diusahakan mutakhir (diatas tahun 2000),
relevan, dan asli. Uraian dalam tinjauan pustaka digunakan untuk menyusun kerangka
atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian. Tinjauan pustaka mengacu pada
daftar pustaka. Tata cara penulisan rujukan diuraikan pada lampiran 3.

Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara
teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Rumusan
hipotesis hendaknya terkait dengan variabel atau menyatakan pertautan antara dua
variabel atau lebih, dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan, dirumuskan dengan
singkat, padat, dan jelas, serta dapat diuji secara empiris. Tidak semua penelitian
memerlukan hipotesis penelitian. Penelitian yang bersifat eksploratoris atau deskriptif,
penelitian kajian, dan penelitian kerja pengembangan tidak selalu membutuhkan
hipotesis. Oleh karena itu, sub bab tersebut tidak selalu ada dalam usulan penelitian.

3. Tujuan, Manfaat dan Luaran Penelitian
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian memuat secara jelas apa yang ingin dicapai/diperoleh peneliti dengan
melakukan penelitian, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Penelitian
dapat bertujuan untuk memperoleh data, informasi, bukti, konsep, atau prototipe. Isi dan
rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian,
perbedaannya terletak pada cara merumuskannya. Masalah penelitian dirumuskan
dengan menggunakan kalimat tanya, sedangkan rumusan tujuan penelitian dituangkan
dalam bentuk kalimat pernyataan. Tujuan bersifat terukur dan disajikan bukan dalam kata
kerja. Contoh: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya hubungan antara
tingkat kecerdasan mahasiswa Program Studi Manajemen Informatika dengan prestasi
belajar mereka dalam mata kuliah Matematika.

Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian menjelaskan bahwa penelitian ini akan memberikan implikasi dari sisi
akademis (pengembangan ipteksb), praktis, ekonomis, dan pembangunan. Dengan kata
lain, uraian dalam manfaat penelitian berisi alasan kelayakan atas masalah yang diteliti.
Dari uraian dalam bagian ini diharapkan dapat disimpulkan bahwa penelitian terhadap
masalah yang dipilih memang layak untuk dilakukan.

Luaran Penelitian
Semua penelitian swadana Polinema:
(1) wajib menghasilkan luaran berupa artikel ilmah untuk publikasi dalam prosiding
dengan judul yang sama dengan judul laporan penelitian suatu tahun anggaran
tertentu; atau
(2) disarankan untuk publikasi bagian-bagian dari penelitian (turunannya) dalam jurnal
yang ada di dalam lingkungan Polinema dengan judul yang berbeda dengan judul
laporan penelitian suatu tahun anggaran tertentu,
(3) diharapkan menghasilkan luaran lainnya seperti prototipe, rancangan model, paten,
teknologi tepat guna, buku ajar (model pembelajaran), atau yang lainnya.

9
4. Metode Penelitian
Dalam metode penelitian hendaknya dilengkapi dengan bagan alir yang mencerminkan
kerangka pikir penelitian.
Secara umum metode penelitian menguraikan secara jelas tentang:
(1) Bagian sub tema penelitian pada fokus riset
(2) Tempat penelitian
(3) Populasi dan sampel
(4) Variabel-variabel yang akan diteliti dan definisi operasionalnya
(5) Data-data dalam penelitian
(6) Teknik pengumpulan data/instrumen penelitian
(7) Analisis data (tahapan penelitian, rancangan eksperimen, rancangan teknik analisis
data, prosedur interpretasi hasil)
(8) Bahan dan alat, dan
(9) Penggunaan sarana, prasarana termasuk laboratorium milik Polinema

5. Jadual Pelaksanaan
Jadual pelaksanaan penelitian disusun sistematis yang menunjukkan tahap-tahap
kegiatan penelitian dan perkiraan lama waktu yang dibutuhkan sampai dengan seminar,
hasil, pengumpulan laporan dan diseminasi penelitian. Contoh format jadual pelaksanaan
penelitian ditunjukkan pada lampiran 4.

6. Personalia Penelitian
Personalia dalam satu tim penelitian terdiri atas 1 (satu) ketua peneliti (dosen) dan
maksimum 2 (dua) anggota peneliti (dosen) serta harus melibatkan teknisi atau
mahasiswa sebagai peneliti pendukung. Berdasarkan pemikiran bahwa kegiatan
penelitian harus merupakan upaya optimalisasi sumberdaya dan keterlibatan secara
kolaboratif tim penelitian, maka perlu dijelaskan kapasitas dan tanggungjawab tim
penelitian sebagai ketua peneliti, anggota, teknisi/laboran dan tenaga pembantu
peneliti (mahasiswa) dan sebagainya. Ketua peneliti sekaligus ketua pelaksana dan
bertanggungjawab penuh atas pelaksanaan penelitian secara keseluruhan. Daftar
personalia penelitian disusun menurut sistematika seperti pada lampiran 5.

7. Rencana Biaya Penelitian
Alokasi biaya untuk tiap komponen pengeluaran harus disusun secara wajar, dimana
biaya disesuaikan dengan luas cakupan dan metode penelitian yang dirancang. Biaya
penelitian yang diusulkan hendaknya tidak melebihi jumlah maksimum pagu dana per
judul penelitian yang ditetapkan. Total biaya penelitian merupakan jumlah dengan
rincian, sebagai berikut:
(1) biaya bahan
(2) biaya alat
(3) biaya pengumpulan data
(4) biaya transportasi dan akomodasi
(5) biaya pengolahan data
(6) biaya komunikasi
(7) biaya dokumentasi
(8) biaya pembuatan dan penggandaan laporan hasil penelitian
(9) biaya seminar hasil penelitian
(10) biaya publikasi ilmiah
(11) honorarium semua personalia penelitian (maksimal 30% dari total dana penelitian)


10
Rincian komponen biaya dapat disusun dengan tabel seperti berikut:

No Komponen Biaya Satuan Harga Satuan Jumlah Rp
1
2
dst
Total

C. Bagian Akhir
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka merupakan daftar yang berisi buku, makalah, artikel, atau bahan lainnya
yang dikutip baik secara langsung maupun tidak langsung untuk kepentingan penelitian.
Bahan-bahan yang dibaca akan tetapi tidak dikutip, tidak dicantumkan dalam Daftar
Pustaka, sedangkan semua bahan yang dikutip secara langsung ataupun tak langsung
dalam teks harus dicantumkan dalam Daftar Pustaka. Tata cara penulisan daftar pustaka
sebagaimana lampiran 6.

Daftar Riwayat Hidup
Daftar riwayat hidup tim penelitian dilampirkan dengan menyebutkan identitas akademik,
riwayat pendidikan tinggi, pengalaman penelitian dan publikasi, pengalaman PKM serta
pelatihan yang diikuti atau pelatihan yang dilakukan. Kurun waktu aktivitas minimal dalam
3 tahun terakhir. Daftar riwayat hidup dilengkapi dengan tanda tangan yang
bersangkutan. Contoh penulisan daftar riwayat hidup ada pada lampiran 7.

Pernyataan Kegiatan Penelitian
Pernyataan kegiatan penelitian berisi antara lain tentang (1) Keaslian tulisan yang berisi
ungkapan bahwa usulan penelitian yang diajukan bukan merupakan pengambilalihan
tulisan atau pikiran orang lain yang diakui sebagai hasil tulisan atau pemikirannya sendiri.
Pengambilalihan karya orang lain untuk diakui sebagai karya sendiri merupakan tindakan
kecurangan yang lazim disebut plagiat. Peneliti harus menghindarkan diri dari tindak
kecurangan ini,. (2) Kesanggupan untuk mengikuti diseminasi hasil penelitian, dan/atau
memenuhi luaran penelitian lainnya seperti yang direncanakan dalam penelitian. (3)
Persetujuan terhadap hasil penelitian dan/atau karya terkait lainnya untuk dipublikasikan
dan diunggah (upload) di website P2M atau media Polinema. Pernyataan kegiatan
penelitian diberi materai Rp.6.000 untuk usulan penelitian yang sudah dinyatakan
lolos/diterima. Contoh pernyataan kegiatan penelitian sebagaimana lampiran 8.

Lampiran-lampiran
Lampiran-lampiran berisi lampiran data atau keterangan-keterangan yang dipandang
penting untuk mendukung penelitian. Untuk memudahkan pemanfaatannya, setiap
lampiran harus diberi nomor urut lampiran menggunakan angka Arab. Lampiran
hendaknya dirujuk dalam narasi usulan penelitian.
Setiap tabel dan gambar hendaknya diberi nomor menggunakan angka Arab dan diberi
judul yang dapat mengidentifikasikan dengan jelas isi dari tabel dan gambar yang
disajikan. Nomor dan judul tabel dan gambar sebaiknya dirujuk dalam narasi usulan
penelitian. Tata cara penulisan tabel dan gambar serta tata tulis lainnya mengenai
bahasa, tanda baca, kertas, bidang pengetikan, jenis huruf, ukuran huruf, modus huruf,
spasi, paragraf, penulisan halaman, penulisan lampiran, dan aturan-aturan pelengkap
lainnya dalam usulan penelitian dicontohkan pada Lampiran 9 sampai lampiran 15.


11
D. Sampul (Cover)
Untuk pengajuan usulan penelitian awal (sebelum proses seleksi) berkas usulan
penelitian tidak perlu dijilid (cover) terlebih dahulu dan disiapkan sebanyak 3 (tiga)
eksemplar. Pada saat usulan penelitian telah melalui proses seleksi dan dinyatakan lolos
maka usulan penelitian harus direvisi sesuai masukan dari tim reviewer. Usulan
penelitian tersebut kemudian dijilid menggunakan kertas jilid langsung jenis kertas
buffalo warna oranye (kuning kunyit) dengan halaman sampul dicetak dengan tinta
hitam di atasnya (termasuk lambang Polinema black white).

2.9 Seleksi Usulan Penelitian
1) Ketentuan Umum
Setiap usulan/proposal penelitian yang diajukan akan dilakukan proses seleksi.
a. Evaluasi Meja (Desk Evaluation). Seleksi pada tahap ini dilakukan oleh UPT P2M
bersama koordinator P2M prodi. Daftar Usulan Penelitian dan 1 (satu) kopi dari semua
usulan penelitian dosen prodi diserahkan oleh koordinator P2M prodi ke UPT P2M sesuai
jadual yang telah ditentukan. Terhadap usulan-usulan penelitian tersebut dilakukan
proses evaluasi meja (desk evaluation) dan pemenuhan administratif terlebih dahulu oleh
UPT P2M bersama koordinator P2M masing-masing program studi. Termasuk materi
desk evaluation adalah merevisi rencana biaya penelitian yang tidak memenuhi
ketentuan dan/atau dipandang kurang wajar dalam satuan dan jumlah dana. Pada tahap
ini dibuatkan Berita Acara desk evaluation dan lampirannya. Hal-hal yang dapat
mengugurkan suatu usulan penelitian secara administratif adalah:
1. Ketua dan/atau tim peneliti masih menjalankan sanksi atas penelitian pada tahun
anggaran sebelumnya
2. Ketua dan/atau anggota tim masih berstatus tugas belajar
3. Ketua/anggota tim merangkap pada beberapa paket penelitian dengan jumlah
melebihi ketentuan
4. Dana penelitian yang diusulkan melebihi anggaran (ketentuan) yang ada
5. Tidak memenuhi persyaratan yang diatur dalam buku panduan ini

Prosedur desk evaluation digambarkan sebagaimana bagan alir 2. Setelah lolos desk
evaluation, usulan-usulan penelitian diseleksi tim reviewer/reviewer di jurusan/prodi melalui
Seminar Seleksi Usulan.

b. Seminar Seleksi Usulan
Seleksi usulan penelitian melalui seminar usulan harus dilakukan di masing-masing
Jurusan/Prodi/Kelompok Dosen. Urutan proses kegiatan seleksi (prosedur seleksi)
sebagaimana digambarkan pada bagan alir 3 . Ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam
proses seminar usulan meliputi:

1. Wewenang Pelaksanaan
Proses seleksi usulan penelitian dikelola dan diselenggarakan oleh jurusan/program studi
/kelompok dosen masing-masing. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam proses
seleksi antara lain menyangkut waktu pelaksanaan, bentuk evaluasi, dan penentuan tim
reviewer. Hal-hal tersebut dikoordinasikan oleh jurusan/program studi masing-masing
(melalui koordinator P2M) dengan persetujuan UPT P2M. Sehubungan dengan hal
tersebut, koordinator P2M prodi wajib mengajukan surat kepada UPT P2M terkait
penunjukkan reviewer dan proses seleksi tersebut.

2. Proses Seleksi
Proses seleksi dilakukan dengan tujuan untuk menentukan diterima atau tidaknya suatu
12
usulan dapat dilaksanakan dan didanai. Jika usulan penelitian pada satu jurusan/
program studi yang diajukan melebihi jumlah kuota yang tersedia, maka usulan yang
disetujui sebanyak kuota adalah usulan penelitian yang memiliki peringkat berdasarkan
urutan skor tertinggi hasil seleksi. Bentuk seleksi adalah melalui seminar usulan yang
harus diikuti oleh peneliti (ketua atau anggota dengan surat keterangan) diselenggarakan
di jurusan/prodi/kelompok dosen.

3. Instrumen Penilaian
Kisi-kisi materi penilaian usulan kurang lebih sesuai dengan kisi penilaian pada form
seleksi usulan. Dalam proses seleksi termasuk merevisi item, satuan/volume dan
besaran anggaran biaya penelitian sesuai dengan lingkup penelitian, tujuan penelitian,
metode penelitian, bahan/alat dan lokasi penelitian.
Kisi-kisi materi penilaian dengan persentase bobot tertentu antara lain: perumusan
masalah dan tujuan penelitian, luaran penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian,
unsur kelayakan dan pengalaman penelitian, sebagaimana yang ditunjukkan dalam
instrumen penilaian usulan penelitian sebagaimana lampiran 16.

4. Tim Reviewer
Tim reviewer seleksi usulan penelitian terdiri atas 2 (dua) orang, yang terdiri dari 1 (satu)
orang reviewer berasal dari prodi (bisa Koordinator P2M) atu dari lintas program studi
yang relevan dan1 (satu) orang reviewer berasal dari Dewan Reviewer institusi Polinema.
Dewan Reviewer adalah tim reviewer melalui surat tugas yang diberi tugas secara
khusus oleh UPT P2M untuk menjalan tugas dan wewenang melakukan seleksi usulan
dalam suatu tahun anggaran berjalan. Proporsi bobot penilaian masing-masing reviewer
terhadap skor total evaluasi adalah sama, masing-masing 50%. Kriteria reviewer dikaji
berdasarkan pengalaman dan kualifikasi reviewer, tidak semata-mata berdasarkan
pendidikan formal dan jabatan fungsional. Penentuan staf yang duduk sebagai reviewer
baik reviewer dalam maupun Dewan Reviewer dikoordinasi oleh UPT P2M.

5. Hasil Seleksi
Hasil seleksi usulan penelitian akan diumumkan melalui UPT P2M. Jika, setelah proses
seleksi dilakukan sesuai aturan, jumlah usulan penelitian pada satu jurusan/program
studi yang diterima/lolos seleksi kurang dari jumlah kuota prodi yang tersedia maka sisa
kuota usulan penelitian dikelola UPT P2M, dengan pertimbangan dan kebijakan tertentu
untuk dilimpahkan ke jurusan/program studi lain. Jurusan/program studi yang mendapat
limpahan kuota usulan ini harus menjalankan proses seleksi tahap kedua yang terpisah
dengan proses seleksi pertama. Hal ini dimungkinkan jika terdapat usulan-usulan
penelitian baru di prodi tersebut.

c. Pelaksanaan Penelitian dan Monitoring
Dalam pelaksanaannya, peneliti harus mengerjakan kegiatan penelitian sesuai dengan
usulan. Untuk penjaminan mutu dilakukan pemantauan (monitoring) sebanyak 2 (dua)
kali.

1. Pelaksanaan Penelitian
Peneliti bertanggungjawab atas terpenuhinya semua rencana kegiatan yang ada pada
usulan penelitian menyangkut: subyek dan obyek penelitian, penggunaan bahan,
penggunaan metode dan analisis, keterlibatan anggota dan pembantu penelitian, jadual,
tempat dan penggunaan biaya penelitian.


13
2. Pemantauan (monitoring) Penelitian
Selama waktu pelaksanaan sampai dengan selesainya penelitian harus dilakukan proses
pemantauan (monitoring), sebanyak 2 (dua) kali yaitu pertama pemantauan sendiri (self-
monitoring) dan kedua pemantauan lapang (field-monitoring). Pemantauan atau
monitoring merupakan kegiatan yang diperlukan untuk mengendalikan perkembangan
dan kualitas penelitian.

a. Pemantauan sendiri (self-monitoring)
Pemantauan sendiri oleh peneliti untuk mengendalikan pelaksanaan penelitian
dengan melibatkan sesama antar peneliti dan koordinator di masing-masing prodi. Hal
yang penting adalah sejauh mana perkembangan penelitian (dalam persentase) sejak
usulan penelitian dan menyampaikan hambatan-hambatannya (jika ada) sampai
dengan saat pemantauan sendiri dilakukan. Posisi usulan penelitian diasumsikan
sudah memberikan kontribusi 50%. Hasil monitoring sendiri dibuatkan Berita Acara
Monitoring. Prosedur monitoring sendiri tampak pada bagan alir 4.

b. Pemantauan lapang (field-monitoring)
Pemantauan lapang dilakukan secara lembaga oleh tim UPT P2M. Tim monitoring
dapat terdiri dari pemonitor internal, eksternal termasuk dari DP2M Dikti atau
kombinasi keduanya. Hasil monitoring sendiri dibuatkan Berita Acara Monitoring.
Prosedur monitoring sendiri tampak pada bagan alir 5.

2.10 Laporan Hasil Penelitian
1) Susunan Laporan Penelitian
Laporan penelitian perlu disusun secara sistematis, sedemikian rupa sehingga pembaca
dapat menemukan setiap bagian yang dicarinya dan dapat memahaminya secara tepat.
Laporan penelitian harus disajikan secara lugas dan obyektif sesuai kaidah ilmiah. Jumlah
halaman untuk isi bagian inti laporan penelitian minimal adalah 40 halaman, tidak termasuk
isi bagian awal dan akhir laporan. Tata tulis bagian inti dari laporan penelitian, penyajian
tabel dan gambar serta tata tulis lainnya seperti bahasa, tanda baca, kertas, bidang
pengetikan, jenis huruf, ukuran huruf, modus huruf, spasi, paragraf, penulisan halaman,
penulisan lampiran, dan aturan-aturan pelengkap lainnya dalam laporan penelitian sama
dengan aturan-aturan yang dijelaskan pada format usulan penelitian (disesuaikan pada
konteks laporan).

Susunan laporan penelitian adalah sebagai berikut.
(1) Bagian Awal
Hal-hal yang termasuk dalam bagian awal adalah:
o Halaman Sampul
o Halaman Pengesahan
o Identitas Penelitian
o Abstrak (dalam bahasa Indonesia)
o Abstract (dalam bahasa Inggris)
o Kata Pengantar
o Daftar Isi
o Daftar Gambar
o Daftar Tabel
o Daftar Lampiran
(2) Bagian Inti
Bagian ini berisi inti isi laporan penelitian antara lain meliputi:

14
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Batasan Masalah
Bab II Tinjauan Pustaka (menyesuaikan dengan usulan)
2.1 Penelitian Terdahulu (jika ada)
2.2 Kajian Teori (sesuaikan judul sub bab ini dengan isi kajian teori/
pustaka yang relevan)
2.3 Hipotesis (jika ada)
Bab III Tujuan dan Manfaat Penelitian
3.1 Tujuan Penelitian
3.2 Manfaat Penelitian
3.3 Luaran Penelitian
Bab IV Metode Penelitian (menyesuaikan dengan usulan), misalnya:
4.1 Jenis Penelitian
4.2 Tempat Penelitian
4.3 Populasi dan Sampel
4.2 dst
Bab V Hasil dan Pembahasan
Bab VI Simpulan dan Saran
Bab I sampai bab VI tersebut disusun dalam bentuk bab dan sub bab
(3) Bagian Akhir
Pada bagian akhir ini memuat:
Daftar Pustaka
Daftar Riwayat Hidup
Pernyataan Keaslian Tulisan
Lampiran-Lampiran

Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang unsur-unsur laporan penelitian,
berikut ini diuraikan isi yang terkandung dalam masing-masing unsur tersebut.

Halaman Sampul
Halaman sampul berisi kata Laporan Penelitian, judul penelitian, nama program dana
penelitian swadana, nama ketua dan anggota tim beserta NIP, lambang Polinema (dasar
putih), dan yang lainnya, prinsipnya sama dengan sebelumnya dalam penjelasan usulan
diterapkan dalam konteks laporan seperti contoh lampiran 1.

Halaman Pengesahan
Sama dengan penjelasan dalam usulan, disesuaikan dalam konteks laporan. Nomor dana
DIPA dan Nomor surat perjanjian pada laporan penelitian harus tercetak dan memiliki nomer
yang sama dengan yang tercantum dalam surat perjanjian. Contoh halaman pengesahan
laporan sebagaimana contoh lampiran 2.

Abstrak
Abstrak disajikan secara padat mencakup intisari penelitian mencakup latar belakang,
masalah yang diteliti, metode yang digunakan, hasil-hasil yang diperoleh, kesimpulan yang
dapat ditarik, dan (kalau ada) saran yang diajukan. Dalam abstrak dicantumkan kata kunci
yang dipandang penting. Kata kunci salah satunya berfungsi untuk komputerisasi sistem
informasi ilmiah (database) agar memudahkan dalam menelusuri judul/isi penelitian. Abstrak
diketik dengan spasi tunggal (satu spasi) dan panjangnya tidak lebih dari 1 (satu) halaman
kertas ukuran kuarto. Contoh tata tulis abstrak disajikan dalam lampiran 17.
1S


Abstract
Abstract adalah abstrak yang disajikan dalam bahasa Inggris. Contoh tata tulis abstract
disajikan pada lampiran 18.

Kata Pengantar
Teks kata pengantar pada dasarnya diserahkan pada peneliti. Dalam kata pengantar perlu
disampaikan ucapan terima kasih peneliti yang ditujukan kepada orang-orang (dari lembaga
Polinema Direktur, Kepala UPT P2M, Kajur/KPS), lembaga, organisasi, dan atau pihak-
pihak lain yang telah membantu dalam mempersiapkan, melaksanakan, dan menyelesaikan
penelitian. Tulisan KATA PENGANTAR diketik dengan huruf kapital, simetris di batas atas
bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. Teks kata pengantar diketik dengan spasi ganda
(dua spasi). Panjang teks tidak lebih dari dua halaman kertas ukuran kuarto. Pada bagian
akhir teks (di pojok kanan bawah) dicantumkan kata Peneliti tanpa menyebut nama terang.
Contoh tata tulis abstract disajikan pada lampiran 19.

Daftar Isi
Dalam daftar isi dimuat judul bab, judul sub-bab, dan judul anak sub-bab yang disertai
dengan nomor halaman. Contoh penulisan daftar isi sebagaimana pada lampiran 20.

Daftar Tabel
Daftar tabel memuat nomor tabel, judul tabel, dan nomor halaman. Contoh penulisan daftar
tabel sebagaimana pada lampiran 21.

Daftar Gambar
Daftar gambar memuat nomor gambar, judul gambar, dan nomor halaman. Contoh
penulisan daftar gambar sebagaimana pada lampiran 22.

Daftar Lampiran
Daftar lampiran memuat nomor lampiran, judul lampiran, dan nomor halaman. Contoh
penulisan daftar lampiran sebagaimana pada lampiran 23.

Pendahuluan
Isi pendahuluan memuat latar belakang, rumusan masalah dan batasan masalah, seperti
telah diuraikan sebelumnya.

Tinjauan Pustaka
Cara penyusunan tinjauan pustaka pada laporan penelitian sama dengan cara penulisannya
pada usulan penelitian yang telah diuraikan sebelumnya. Jika dalam penelitian diperlukan
hipotesis penelitian, maka hipotesis dituliskan di bagian akhir dari bab Tinjauan Pustaka
atau dinyatakan pada tiap sub bab pembahasan variabel/teori. Contoh tata cara penulisan
rujukan diuraikan pada lampiran 3.

Tujuan dan Manfaat Penelitian
Mencakup tujuan penelitian, manfaat penelitian dan luaran hasil penelitian. Luaran penelitian
diharapkan mengarah pada artikel untuk publikasi, paten, teknologi tepat guna, buku ajar
(model pembelajaran), dan atau luaran lainnya.

Metode Penelitian
Metode penelitian memuat uraian kembali atas metode penelitian sebagaimana yang telah
16
diajukan pada usulan penelitian. Dalam hal atau kasus tertentu metode penelitian pada
laporan penelitian dapat berubah sesuai pelaksanaan sesungguhnya dengan memberikan
alasan atau penjelasan yang rasional.

Hasil dan Pembahasan
Bagian ini setidaknya mengungkapkan tiga butir penting, yaitu penyajian data-data yang
diperoleh, analisis data, dan pembahasannya. Jika pengumpulan data penelitian termasuk
dalam proses pelaksanaan penelitian, penyajian data-data perlu untuk disajikan di bagian ini
Analisis data mengungkapkan secara rinci hasil analisis data. Apabila terdapat hipotesis
dalam penelitian maka pengujian hipotesis termasuk dalam bagian ini. Penyajian analisis
data perlu dibatasi agar menyajikan hasil yang sifatnya faktual tanpa interpretasi.
Interpretasi terhadap hasil analisis data disajikan pada bagian pembahasan. Tujuan
pembahasan adalah:
1) menjawab masalah penelitian
2) menunjukkan bagaimana tujuan penelitian tercapai
3) menafsirkan temuan-temuan penelitian
4) mengintegrasikan temuan penelitian ke dalam teori-teori
5) memodifikasi teori yang ada atau menyusun teori baru
6) menjelaskan implikasi lain dari hasil penelitian termasuk keterbatasan temuan
penelitian
Jika penelitian termasuk dalam jenis penelitian kerja pengembangan maka perlu dilengkapi
dengan pembahasan atas perlu atau tidaknya revisi dari produk yang dihasilkan agar produk
menjadi lebih efisien dan/atau menarik.

Simpulan dan Saran
Simpulan memuat jawaban-jawaban singkat atas tujuan penelitian yang telah dirumuskan.
Tata urutan kesimpulan hendaknya sama dengan yang ada di dalam bab Hasil dan
Pembahasan. Dengan demikian, konsistensi isi dan tata urutan rumusan masalah, tujuan
penelitian, hasil yang diperoleh, dan kesimpulan penelitian tetap terpelihara.
Saran memuat implikasi, tindak lanjut penelitian yang lahir dari keterbatasan penelitian, dan
rekomendasi yang diajukan. Saran yang diajukan hendaknya selalu bersumber pada
temuan penelitian, pembahasan, dan kesimpulan hasil penelitian. Saran hendaknya tidak
keluar dari batas-batas lingkup dan implikasi penelitian. Saran yang baik dapat dilihat dari
rumusannya yang bersifat rinci dan operasional. Artinya, jika orang/pihak lain hendak
melaksanakan saran itu, maka tidak kesulitan dalam menafsirkan atau melaksanakannya. Di
samping itu, saran yang diajukan hendaknya bersifat spesifik. Saran dapat ditujukan kepada
perguruan tinggi, lembaga pemerintah ataupun swasta, atau pihak lain yang dianggap layak.

Daftar Pustaka
Yang dicantumkan dalam daftar pustaka hanyalah kepustakaan yang digunakan atau dikutip
dan dituliskan dalam tinjauan pustaka. Contoh Tata cara penulisan daftar pustaka
sebagaimana lampiran 6.

Daftar Riwayat Hidup
Penjelasan sama dengan yang diatur dalam usulan penelitian. Contoh penulisan daftar
riwayat hidup seperti lampiran 7.

Pernyataan Kegiatan Penelitian
Format pernyataan kegiatan penelitian pada laporan penelitian sama dengan format pada
usulan penelitian (disesuaikan konteks laporan penelitian). Pada berkas cukup
ditandatangani dan tidak perlu diberi materai. Contoh pernyataan keaslian tulisan pada
17
lampiran 8.

Lampiran-Lampiran
Penjelasan sama dengan yang diatur dalam usulan penelitian (disesuaikan untuk konteks
laporan penelitian).

2) Seminar Hasil Penelitian
Pada saat jadual pelaksanaan penelitian akan berakhir sesuai jadual yang ditetapkan UPT
P2M, tim peneliti harus sudah menyelesaikan penelitian dan menyiapkan draft laporan
penelitian dan draft artikel jurnal hasil penelitian tersebut untuk diseminarkan di tiap
prodi/jurusan. Prosedur seminar hasil penelitian swadana dikoordinasikan dengan UPT
P2M, sebagaimana bagan alir 6. Draft laporan penelitian disusun dalam format yang
ditetapkan sesuai ketentuan penyusunan laporan penelitian, sebanyak 2 (dua) eksemplar
tidak perlu dijilid dan diserahkan ke UPT P2M oleh Koordinator P2M pada waktu yang telah
ditentukan untuk kemudian diserahkan ke tim reviewer.
Seminar hasil wajib dihadiri oleh ketua tim peneliti dan tim reviewer yang sama dengan tim
reviewer saat seminar usulan. Jika ketua tim penelitian berhalangan hadir, dengan surat
keterangan yang menyebutkan alasan ketidakhadiran kepada tim reviewer, dapat diwakili
oleh anggota tim penelitian. Tim reviewer berhak memberikan masukan, saran, atau
merevisi hasil penelitian yang tertuang di dalam draft laporan penelitian. Pada proses
seminar hasil ini wajib dibuat berita acara seminar hasil penelitian.
Prosedur laporan penelitian dan tindak lanjut (seminar hasil) digambarkan pada bagan alir
6.

3) Proses Pelaporan
Pelaporan adalah tahapan kegiatan setelah seminar hasil penelitian, dimana draft hasil
penelitian telah melalui seminar dan revisi perbaikan. Jika peneliti telah menyelesaikan
kewajibannya melakukan revisi, peneliti harus meyerahkan laporan penelitian dalam bentuk
hardcopy dan softcopy. Setelah pelaporan hasil penelitian, peneliti berhak mendapatkan
surat tugas penelitian dan 30% sisa dana penelitian yang belum diterimakan. Ketentuan
pelaporan hasil penelitian dituangkan dalam surat perjanjian pelaksanaan penelitian.

2.11 Luaran Khusus Berupa Artikel Ilmiah
Untuk penelitian swadana luaran khusus berupa artikel harus dibuat peneliti dan harus
dipublikasikan melalui prosiding. Bentuk luaran lainnya segala sesuatunya dikoordinasikan antara
UPT P2M dengan peneliti.

2.12 Sanksi
Beberapa sanksi yang akan diberlakukan pada peneliti diatur sebagai berikut:

1) Keterlambatan Penyerahan Laporan
Tim peneliti yang menyerahkan laporan penelitian melebihi batas waktu yang ditetapkan
pada surat perjanjian pelaksanaan penelitian dikenai sanksi sesuai dengan yang tercantum
dalam ini surat perjanjian. Pada dasarnya sanksi keterlambatan adalah sebagai berikut:
a. jika laporan penelitian diserahkan sebelum tahun anggaran berakhir dikenai sanksi:
(1) Denda yang besarannya sesuai surat perjanjian
(2) Tidak dapat dicairkan sisa dana (tahap II) sesuai surat perjanjian
b. Jika laporan penelitian diserahkan sesudah tahun anggaran berakhir dikenai sanksi:
(1) Mengembalikan dana penelitian yang telah diterima (tahap I) sesuai surat perjanjian
(2) Penelitian dinyatakan gugur oleh UPT P2M, dan peneliti tetap harus mengumpulkan
laporan penelitian.
18
(3) Tim peneliti tersebut tidak diperkenankan mengajukan usulan penelitian untuk tahun
berikutnya, sebelum menyelesaikan semua kewajibannya.

2) Penelitian Dengan Dua Sumber Pendanaan (Double-Funding)
Jika ditemukan suatu usulan penelitian yang double-funding, maka usulan penelitian tersebut
dinyatakan gugur. Jika terdapat penelitian yang sedang dilaksanakan atau yang sudah
dilaporkan mengindikasikan adanya double-funding, maka sanksi yang diberikan adalah
peneliti wajib mengembalikan dana penelitian sumber dana DIPA Internal Polinema tersebut,
jika sudah diterimakan, sejumlah yang diterimakan atau sebagaimana ditentukan dalam surat
perjanjian pelaksanaan penelitian dan kegiatan penelitian dinyatakan gugur oleh UPT P2M
serta Surat Tugas yang diberikan dicabut/tidak berlaku.

3) Plagiat
Penelitian yang dikategorikan sebagai plagiat adalah:
a. Pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang diakui sebagai hasil tulisan atau
pemikirannya sendiri
b. Pernah ditemukan penelitian lain dengan substansi penelitian yang sama
c. Penelitian pernah dipublikasikan baik oleh orang lain maupun oleh peneliti yang
bersangkutan

Jika ditemukan adanya indikasi plagiat pada penelitian yang masih dalam proses usulan,
maka usulan penelitian tersebut dinyatakan gugur. Jika ditemukan adanya indikasi plagiat
pada penelitian yang sedang dilaksanakan atau telah dilaporkan, maka sanksi akan
ditentukan oleh pimpinan Polinema.



























19

PANDUAN PELAKSANAAN
PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
SWADANA POLINEMA



III. PELAKSANAAN KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

3.1 Umum
Pengabdian kepada masyarakat (PKM) oleh perguruan tinggi diartikan sebagai pengamalan atau
penerapan ipteksb dengan metode yang dilakukan secara ilmiah oleh perguruan tinggi secara
melembaga kepada masyarakat yang membutuhkannya dalam upaya mensukseskan
pembangunan dan mengembangkan sumber daya manusia. Kegiatan PKM swadana di Polinema
dimaksudkan untuk:
1) Mempercepat peningkatan kemampuan sumberdaya manusia/masyarakat dan meningkatkan
potensi yang ada agar menjadi kekuatan yang nyata
2) Menciptakan sinergi antara masyarakat dengan Polinema secara melembaga dalam usaha
pengembangan institusi dan kerjasama dengan masyarakat dalam pengertian luas.
3) Memberikan masukan bagi kurikulum dan model pembelajaran di Polinema.

PKM swadana dilaksanakan:
1) pada kelompok masyarakat produktif (sasaran khalayak PKM yang produktif tidak termasuk
lembaga pendidikan)
2) sedapat mungkin sebagai tindak lanjut penerapan hasil dari penelitian salah satu anggota tim
PKM (penelitian oleh ketua atau salah satu anggota)
3) di dalam wilayah/sasaran khalayak PKM binaan

3.2 Kelompok PKM
Memperhatikan dinamika perkembangan internal Polinema dan kebijakan tentang kegiatan PKM
tingkat nasional maka PKM swadana tidak lagi dikelompok-kelompokan seperti tahun-tahun
sebelumnya (unggulan, kompetisi, reguler).

3.3 Kategori Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat
Secara umum sangat diharapkan kegiatan PKM merupakan implementasi dari hasil penelitian.
Ditinjau dari orientasi kegiatan, PKM swadana Polinema dapat dikelompokkan menjadi:
1) PKM berorientasi Jasa. Kegiatan PKM yang dilakukan untuk membentuk/meningkatkan/
mengembangkan masyarakat agar lebih mandiri dan berdaya dalam bidang ekonomi dan
sosial melalui pemberian pelatihan, kursus, penataran, lokakarya, latihan kerja, penyuluhan,
dan berbagai pendidikan luar sekolah formal, jasa penyusunan perencanaan kota,
perencanaan proyek, studi kelayakan, evaluasi proyek, rekayasa nilai, maupun berupa
bantuan pelayanan kesehatan, bantuan pelayanan hukum, bimbingan kerja, serta berbagai
jasa konsultasi keahlian lainnya
2) PKM berorientasi Teknologi. PKM yang dilakukan dengan lebih menekankan pembuatan
dan/atau pengembangan teknologi tepat guna hasil karya rancangan atau penelitian. Bentuk
kegiatan PKM termasuk upaya untuk mengembangkan hasilhasil penelitian menjadi produk
baru berupa pengetahuan terapan, teknologi, ataupun seni, baik itu piranti lunak (software)
seperti cara kerja, prosedur kerja metoda mengajar, materi pelajaran dan lain sebagainya,
maupun piranti keras (hardware) seperti alatalat baru, mesinmesin baru dan berbagai
piranti keras lain yang lebih canggih serta yang lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat
20
khalayak sasaran PKM.

3.4 Kriteria Kegiatan PKM
Kriteria kegiatan PKM yang diusulkan adalah:
1) Kegiatan PKM belum pernah dijalankan sebelumnya (di tempat yang sama) dan akan
dijalankan dengan dana DIPA Internal Polinema
2) Kegiatan PKM bukan merupakan pengambilalihan kegiatan atau pikiran orang lain yang
diaku sebagai hasil kegiatan atau pemikirannya sendiri
3) Kegiatan PKM belum pernah dipublikasikan baik oleh orang lain maupun oleh pelaksana
pengabdian yang bersangkutan
4) Kegiatan PKM tidak dilaksanakan melalui atau bersamaan dengan program lainnya/dengan
sumber dana lainnya (double funding)
5) Kegiatan PKM tidak sedang dalam proses pengusulan untuk dilaksanakan melalui program
lainnya/dengan sumber dana lainnya
6) Kegiatan PKM dijalankan atas kerjasama sinergi yang ditunjukkan melalui surat permohonan
secara resmi dari perorangan, masyarakat, kelompok yang mewakili masyarakat atau
lembaga.

Jika dalam proses pengusulan PKM ditemukan suatu paket usulan PKM yang tidak memenuhi
salah satu atau lebih dari kriteria tersebut diatas maka usulan PKM dinyatakan gugur. Jika suatu
usulan PKM telah disetujui, atau dalam proses pelaksanaan, atau selesai dilaksanakan dan
dilaporkan kemudian ternyata tidak memenuhi salah satu atau lebih dari kriteria tersebut diatas
maka PKM dinyatakan gugur dan tim pelaksana PKM diwajibkan mengembalikan dana PKM
yang telah diterimanya dan surat tugas dinyatakan tidak berlaku.

3.5 Kewajiban UPT P2M, Jurusan/Program Studi, dan Pelaksana PKM DIPA INTERNAL

1) Kewajiban UPT P2M
Dalam satu tahun anggaran, PKM swadana diprogramkan dalam sejumlah kuota untuk
masing-masing prodi/program dengan jumlah dana tertentu. Kuota PKM adalah jumlah paket
PKM yang disetujui didanai dengan dana Internal Polinema dalam satu tahun anggaran,
sedangkan dana PKM adalah sejumlah dana yang ditetapkan untuk tiap paket PKM.
Kewajiban UPT P2M sehubungan dengan program PKM swadana dalam setiap tahun
anggaran adalah:
a. Menginformasikan program PKM swadana secara resmi dan terbuka kepada setiap
jurusan/program studi di Polinema baik melalui koordinasi dengan Koordinator P2M
dan/atau perwakilan jurusan/program studi ataupun dengan media lainnya, yang mana
informasi tersebut memuat nama program kegiatan PKM swadana berjalan, jadual
pelaksanaan program, jumlah dana yang tersedia, jumlah paket PKM yang tersedia, dan
ketentuan-ketentuan tambahan lainnya.
b. Menyiapkan surat perjanjian, berita acara, dan surat tugas untuk ketua tim PKM
c. Membantu proses administratif pencairan dana PKM (70% setelah usulan PKM
dinyatakan diterima dan 30% setelah laporan PKM diserahkan);
d. Menjalankan fungsi pemantauan dan memberikan saran atau koreksi perbaikan terhadap
proses pelaksanaan kegiatan PKM yang dilakukan oleh tim PKM;

2) Kewajiban Jurusan/Program Studi
Kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan oleh jurusan/program studi terkait dengan
program PKM swadana adalah:
a. Menetapkan koordinator PKM swadana pada suatu tahun anggaran
b. Menjalankan proses evaluasi/seleksi usulan PKM sesuai persyaratan dikeluarkan UPT
21
P2M
c. Membantu pelaksanaan pemantauan (monitoring) dengan koordinasi UPT P2M

3) Kewajiban Pelaksana PKM
Pelaksana PKM wajib mengikuti semua aturan yang ditetapkan oleh UPT P2M yang tertuang
dalam:
a. Panduan Pelaksanaan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
b. Surat perjanjian antara pelaksana PKM dengan pihak UPT P2M dan/atau Polinema
c. Surat-surat dan edaran resmi yang dikeluarkan oleh UPT P2M dan/atau Polinema

3.6 Pengusul PKM
1) Ketentuan Umum
Secara umum kegiatan PKM swadana Polinema dapat diikuti oleh seluruh dosen di
Polinema, kecuali:
a. Dosen yang sedang dalam status tugas belajar
b. Ketua tim PKM yang belum menyelesaikan proses pelaporan PKM DIPA internal
Polinema pada tahun-tahun anggaran sebelumnya.
c. Dosen yang sedang melakukan kegiatan PKM,
d. Dosen yang dalam proses pengusulan PKM hibah (mandiri) dan dinyatakan lolos atau
diterima dalam waktu bersamaan dengan diterimanya PKM kompetisi dan unggulan
(pengumuman pada bulan yang sama harus memilih salah satu);
e. Dosen yang masih menjalani sanksi

Termasuk di dalam kelompok dosen yang diperbolehkan terlibat dalam kegiatan PKM
swadana adalah:
a. Dosen yang sedang dalam status magang industri
b. Dosen yang sedang dalam status ijin belajar
c. Dosen yang masih dalam status Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS sebagai anggota
PKM) atau dosen yang belum memiliki jabatan fungsional
d. Dosen yang terlibat dalam penentuan lolos/tidaknya suatu usulan PKM

Status dosen tersebut adalah yang bersifat penugasan resmi dari lembaga Polinema sesuai
dengan ketentuan yang diatur oleh Sub-Bagian Kepegawaian Polinema. Keterlibatan seorang
dosen dalam program PKM dalam suatu tahun anggaran yang sama dibatasi sebanyak-
banyaknya pada 2 (dua) kegiatan PKM baik PKM swadana maupun hibah, yang salah satu
diantaranya menjadi ketua tim PKM.

2) Pengusul PKM diluar dana DIPA Internal Polinema
Secara umum kegiatan PKM selain PKM swadana boleh diikuti oleh semua dosen. Aturan
lebih lanjut mengenai kegiatan dan keterlibatan dosen di program PKM tersebut mengikuti
aturan dan persyaratan dari penyandang dana/sponsor dan jurusan/program studi masing-
masing.

3.7 Pengajuan Usulan PKM

1) Prosedur Pengajuan
Usulan PKM swadana diajukan ke UPT P2M sesuai dengan jadual yang telah ditetapkan.
Usulan PKM harus bersifat teknis mengikuti panduan, berisi kegiatan PKM apa yang akan
dilakukan secara lengkap, analisis situasi mengapa kegiatan PKM perlu dilakukan, cara
melakukan, dan luaran yang akan dihasilkan. Usulan PKM harus disajikan secara lugas dan
obyektif. Secara umum proses pengajuan usulan/proposal PKM dilakukan di tiap
22
jurusan/prodi. Prosedur pengajuan dan seleksi usulan PKM dana DIPA Internal Polinema
digambarkan dalam bagan alir 7.

2) Format Usulan
Format baku untuk semua jenis usulan PKM swadana adalah sebagai berikut.
a. Bagian Awal
Hal-hal yang termasuk dalam bagian awal adalah:
- Halaman Sampul
- Halaman Pengesahan

b. Bagian Inti
Bagian ini berisi inti isi usulan PKM yang meliputi:
Bab I Pendahulun
1.1 Analisis Situasi
1.2 Rumusan Masalah
Bab II Tinjauan Pustaka
Bab III Tujuan dan Manfaat Kegiatan
3.1 Tujuan Kegiatan
3.2 Manfaat Kegiatan
Bab IV Materi dan Metode
4.1 Khalayak Sasaran
4.2 Metode PKM
4.3 Rancangan Evaluasi
Bab V Jadual Pelaksanaan Kegiatan
Bab VI Rencana Biaya Kegiatan
Bab VII Personalia Kegiatan

c. Bagian Akhir
Pada bagian akhir ini termuat:
- Daftar Pustaka
- Daftar Riwayat Hidup
- Pernyataan Kegiatan PKM
- Lampiran-Lampiran

Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang unsur-unsur usulan yang telah
diuraikan di atas, berikut ini diuraikan isi yang terkandung dalam unsur-unsur tersebut.

Halaman Sampul
Halaman sampul berisi kata Usulan Pengabdian Kepada Masyarakat, judul PKM, nama
program dana DIPA, nama ketua dan anggota tim beserta NIP, lambang Polinema (dasar
putih), dan diikuti dengan nama lengkap institusi, serta bulan, tahun berjalan. Semua
huruf kecuali nama ketua dan anggota tim peneliti, dicetak dengan huruf kapital.
Komposisi huruf dan tata letak masing-masing bagian diatur secara simetris, rapi, dan
serasi. Jenis huruf yang digunakan Times New Roman dengan ukuran 12-16 point.
Contoh halaman sampul untuk usulan PKM swadana sebagaimana lampiran 24 Nomor
dana DIPA harus mengikuti nomor yang berlaku. Nomor surat perjanjian pada
pengajuan usulan PKM awal (sebelum proses evaluasi) tidak perlu diisi dahulu. Pada
saat usulan PKM diserahkan (setelah melalui proses evaluasi dan dinyatakan lolos)
nomor surat perjanjian harus tercetak dan memiliki angka yang sama dengan yang
tercantum dalam surat perjanjian pelaksanaan PKM. Usulan PKM swadana sebelum
dinyatakan lolos/diterima tidak perlu disampul (cover) terlebih dahulu.
23

Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan berisi deskripsi usulan PKM, antara lain judul PKM, jenis kegiatan
PKM, bidang kegiatan PKM, personalia PKM, lokasi PKM, waktu pelaksanan PKM,
katagori kegiatan, khalayak sasaran, biaya, dan sumber dana. Halaman ini juga memuat
pengesahan oleh ketua tim PKM, ketua UPT P2M, dan Direktur Polinema. Nomor dana
DIPA harus mengikuti nomor yang berlaku. Nomor surat perjanjian pada pengajuan
usulan PKM awal (sebelum proses evaluasi) tidak perlu diisi dahulu. Pada saat usulan
PKM diserahkan (setelah melalui proses evaluasi dan dinyatakan lolos) nomor surat
perjanjian harus tercetak dan memiliki angka yang sama dengan yang tercantum dalam
surat perjanjian. Contoh halaman pengesahan usulan PKM sebagaimana lampiran 25.

1. Pendahuluan
Analisis Situasi
Analisis situasi merupakan gambaran secara kuantitatif potret, profil, dan kondisi
khalayak sasaran yang akan dilibatkan dalam kegiatan PKM, kondisi dan potensi wilayah
dari segi fisik, sosial, ekonomi maupun lingkungan yang relevan dengan kegiatan yang
akan dilakukan. Kegiatan yang diusulkan hendaknya spesifik dengan memperhatikan
kebutuhan khalayak sasaran. Latar belakang ini juga memberikan jawaban atas
pertanyaan mengapa kegiatan PKM dilakukan.

Rumusan dan Batasan Masalah
Rumusan masalah menjelaskan pula definisi, asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan
PKM. Rumusan masalah perlu ditulis secara konkret dan jelas dan menjawab pertanyaan
apa yang akan dilakukan dalam PKM ini.
Batasan masalah diperlukan agar pembaca dapat menyikapi kegiatan PKM sesuai
dengan kondisi yang ada. Batasan masalah menunjuk kepada suatu keadaan yang tidak
bisa dihindari dalam kegiatan PKM.

2. Tinjauan Pustaka
Pada tinjauan pustaka perlu diuraikan dengan jelas kajian pustaka yang menimbulkan
gagasan dan mendasari PKM yang akan dilakukan. Tinjauan pustaka menguraikan teori,
temuan, dan bahan yang berkaitan dengan PKM yang akan diterapkan. Uraian dalam
tinjauan pustaka dibawa untuk menyusun kerangka atau konsep yang akan digunakan
dalam PKM. Tinjauan Pustaka mengacu pada Daftar Pustaka yang disajikan di lampiran.
Contoh tata cara penulisan rujukan dalam tinjauan pustaka diuraikan pada lampiran 3.

3. Tujuan dan Manfaat Kegiatan PKM
Tujuan PKM memuat secara jelas apa yang ingin dicapai/diperoleh peneliti dengan
melakukan PKM ini, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Tujuan
dirumuskan secara spesifik dan merupakan kondisi baru yang diharapkan terwujud
setelah kegiatan PKM selesai. Rumusan tujuan hendaknya jelas dan dapat diukur baik
secara kualitatif maupun kuantitatif. Manfaat PKM menjelaskan bahwa PKM ini akan
memberikan manfaat bagi khalayak sasaran dari sisi sosial, ekonomi, maupun penerapan
iptek, apabila perubahan kondisi terjadi setelah kegiatan PKM selesai.

4. Materi dan Metode
Khalayak Sasaran
Pada bagian ini diuraikan spesifikasi dan profil khalayak sasaran yang dianggap strategis
(mampu dan mau) untuk dilibatkan dalam kegiatan PKM, serta dapat menyebarluaskan
hasil kegiatan pada anggota khalayak sasaran yang lain. Khalayak sasaran adalah
24
masyarakat luas meliputi peserta perorangan, kelompok, komunitas maupun lembaga
yang berada diperkotaan maupun pedesaan. Proses pemilihan khalayak sasaran
hendaknya dilakukan dengan melihat situasi lapangan dan berdasarkan kriteria yang
disiapkan oleh tim pengusul. Khalayak sasaran dapat berupa:
o Industri kecil pedesan
o Industri kecil perkotaan
o Wirausaha baru
o Pengembangan wirausaha
o Pengembangan sumberdaya manusia
o Lain-lain

PKM swadana tidak diperbolehkan untuk dilakukan kepada lembaga pendidikan yang
secara jelas-jelas dibawah Kemendikbud, karena lembaga pendidikan tersebut dianggap
memiliki agenda kerja dan/atau juga menyelenggarakan kegiatan pengabdian.
Terkecuali, dengan pertimbangan dan ada kebijakan penting dari UPT P2M dan/atau
Polinema.

Metode PKM
Secara umum metode PKM menguraikan dengan jelas dan terinci tentang gambaran
cara pelaksanaan PKM sehingga mampu menyelesaikan permasalahan yang telah
dirumuskan. Metode PKM menguraikan kerangka pemecahan masalah, rencana
pemecahan masalah, dan metode yang digunakan. Kegiatan yang diuraikan hendaknya
didasarkan pada hasil-hasil penelitian/pendidikan. Metode PKM dilengkapi dengan
bagan alir.

Rancangan Evaluasi
Rancangan evaluasi menguraikan bagaimana dan kapan evaluasi akan dilakukan, apa
saja kriteria yang dipakai, indikator apa yang dapat mencerminkan pencapaian tujuan,
dan tolok ukur apa yang digunakan untuk menyatakan keberhasilan dari kegiatan yang
dilakukan.

5. Jadual Pelaksanaan Kegiatan
Jadual pelaksanaan PKM disusun dalam bentuk diagram batang. Jadual PKM disusun
sesuai dengan tahapan kegiatan yang diuraikan dalam metode PKM dan lama PKM yang
ditentukan. lampiran 4 menunjukkan format jadual yang dapat digunakan sebagai acuan
format jadual pelaksanaan PKM.

6. Rencana Biaya Kegiatan
Alokasi biaya untuk tiap komponen pengeluaran harus disusun secara wajar sesuai
metode PKM yang dirancang. Biaya PKM yang diusulkan hendaknya tidak melebihi
jumlah maksimum dana DIPA Internal yang tersedia untuk tiap paket PKM. Biaya PKM
dirinci dalam satuan jumlah dan harga. Komponen biaya PKM diuraikan sebagai berikut:
- biaya alat
- biaya bahan
- biaya transportasi dan akomodasi
- biaya komunikasi
- biaya dokumentasi
- biaya pembuatan dan penggandaan laporan hasil penelitian
- honorarium semua personalia (maksimal 30% dari total dana kegiatan)


2S
Rincian komponen biaya dapat disusun dengan tabel seperti berikut:

No Komponen Biaya Satuan Harga Satuan Jumlah Rp
1
2
dst
Total

7. Personalia Kegiatan
Personalia dalam satu tim PKM terdiri atas 1 (satu) ketua tim dan maksimum 4 (empat)
anggota tim. Personalia dalam suatu tim kegiatan PKM diperbolehkan berasal dari
interaksi beberapa dosen prodi, sesuai kapasitas kemampuan, keterampilan atau disiplin
ilmu yang relevan terkait dengan kegiatan. Dalam tim PKM sedapat mungkin melibatkan
teknisi/laboran dan mahasiswa. Ketua tim PKM merupakan ketua pelaksana dan
bertanggungjawab atas pelaksanaan PKM secara keseluruhan. Daftar personalia PKM
disusun menurut sistematika seperti pada lampiran 5 (formatnya disesuaikan untuk
kegiatan PKM).

Daftar Pustaka
Pustaka yang dicantumkan dalam daftar hanyalah pustaka yang digunakan dan
dituliskan dalam tinjauan pustaka. Tata cara penulisan daftar pustaka ditunjukkan dalam
lampiran 6.

Daftar Riwayat Hidup
Daftar riwayat hidup ketua tim PKM dan anggota tim PKM dilampirkan dengan
menyebutkan bidang ilmu, latar belakang pendidikan, pengalaman PKM, dan publikasi
yang pernah diterbitkan. Daftar riwayat hidup dilengkapi dengan tanda tangan yang
bersangkutan. Lampiran 7 menunjukkan contoh penulisan daftar riwayat hidup.

Pernyataan Kegiatan PKM
Pernyataan kegiatan PKM berisi ungkapan bahwa (1) Keaslian kegiatan yang berisi
ungkapan bahwa usulan PKM yang diajukan bukan merupakan pengambilalihan kegiatan
atau pikiran orang lain yang diakui sebagai hasil kegiatan atau pemikirannya sendiri.
Pengambilalihan karya kegiatan orang lain untuk diakui sebagai karya sendiri merupakan
tindakan kecurangan yang tidak mencerminkan kondisi nyata dan/atau dapat
dikatagorikan kegiatan PKM fiktif, (2) Kesanggupan untuk mengikuti diseminasi hasil
PKM, dan/atau memenuhi luaran PKM lainnya yang direncanakan. (3) Persetujuan
terhadap hasil PKM dan/atau karya lainnya untuk dipublikasikan dan diunggah (upload)
di website P2M atau media Polinema. Pernyataan Keaslian Kegiatan harus diberi materai
Rp.6.000. Contoh pernyataan keaslian kegiatan seperti contoh pada lampiran 26.

Lampiran-lampiran
Lampiran-lampiran berisi keterangan-keterangan yang dipandang penting untuk PKM.
Untuk memudahkan pemanfaatannya, setiap lampiran harus diberi nomor urut lampiran
menggunakan angka Arab. Lampiran hendaknya dirujuk dalam narasi usulan PKM.
Setiap tabel dan gambar hendaknya diberi nomor menggunakan angka Arab dan diberi
judul yang dapat mengidentifikasikan dengan jelas isi dari tabel dan gambar yang
disajikan. Nomor dan judul tabel dan gambar sebaiknya dirujuk dalam narasi usulan
PKM. Tata cara penulisan tabel dan gambar serta tata tulis lainnya mengenai bahasa,
tanda baca, kertas, bidang pengetikan, jenis huruf, ukuran huruf, modus huruf, spasi,
paragraf, penulisan halaman, penulisan lampiran, dan aturan-aturan pelengkap lainnya
26
pada usulan PKM menggunakan aturan sama seperti pada usulan penelitian, contoh
pada Lampiran 10 sampai Lampiran 16, disesuaikan untuk kegiatan PKM.

d. Sampul (Cover)
Untuk pengajuan usulan PKM swadana sebelum proses evaluasi, berkas usulan PKM
tidak perlu dijilid (cover) dan disiapkan sebanyak 2 (dua) eksemplar. Pada saat usulan
PKM telah melalui proses evaluasi dan telah dinyatakan lolos maka berkas usulan PKM
harus direvisi sesuai masukan dari reviewer. Usulan PKM kemudian dijilid (cover)
menggunakan kertas jilid buffalo warna oranye (kuning kunyit) dengan halaman sampul
dicetak dengan tinta hitam di atasnya. Jumlah usulan PKM yang diserahkan ke UPT P2M
adalah sebanyak 2 (dua) eksemplar.

3) Pengajuan PKM diluar dana DIPA Internal Polinema
Tata cara pengajuan usulan PKM mandiri mengikuti persyaratan yang ditetapkan oleh
penyandang dana/sponsor/pengelola sumber dana.

3.8 Seleksi Usulan PKM
Setiap usulan PKM yang diajukan akan dilakukan proses seleksi.
a. Evaluasi Meja (Desk Evaluation). Seleksi pada tahap ini dilakukan oleh UPT P2M
bersama koordinator P2M prodi. Daftar Usulan PKM dan 1 (satu) kopi dari semua usulan
PKM dosen prodi diserahkan oleh koordinator P2M prodi ke UPT P2M sesuai jadual yang
telah ditentukan. Terhadap usulan-usulan penelitian tersebut dilakukan proses evaluasi meja
(desk evaluation) dan pemenuhan administratif terlebih dahulu oleh UPT P2M bersama
koordinator P2M masing-masing program studi. Termasuk materi desk evaluation adalah
merevisi anggaran biaya PKM yang tidak memenuhi ketentuan dan/atau dipandang kurang
wajar dalam satuan dan jumlah dana. Pada tahap ini dibuatkan Berita Acara desk evaluation
dan lampirannya. Hal-hal yang dapat mengugurkan suatu usulan PKM secara administratif
adalah:
(1) Ketua dan/atau tim PKM masih menjalankan sanksi atas kegiatan PKM pada tahun
anggaran sebelumnya;
(2) Ketua dan/atau anggota tim masih berstatus tugas belajar;
(3) Ketua/anggota tim merangkap pada beberapa paket PKM dengan jumlah melebihi
ketentuan; dan
(4) Dana kegiatan PKM yang diusulkan melebih anggaran yang tersedia.
(5) Tidak memenuhi persyaratan yang diatur dalam buku panduan ini

Setelah lolos desk evaluation, usulan-usulan PKM diseleksi tim reviewer/reviewer di jurusan/prodi
melalui Seminar Usulan. Bagan alir Desk Evaluation seperti tampak dalam bagan alir 8.

d. Seminar Seleksi Usulan
Seleksi usulan PKM melalui seminar usulan harus dilakukan di masing-masing
Jurusan/Prodi/Kelompok Dosen. Urutan proses kegiatan seleksi (prosedur seleksi)
sebagaimana digambarkan pada bagan alir 9. Ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam
proses seminar usulan meliputi:

6. Wewenang Pelaksanaan
Proses seleksi usulan PKM dikelola dan diselenggarakan oleh jurusan/program studi
/kelompok dosen masing-masing. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam proses seleksi
antara lain menyangkut waktu pelaksanaan, bentuk evaluasi, dan penentuan tim reviewer.
Hal-hal tersebut dikoordinasikan oleh jurusan/program studi masing-masing (melalui
koordinator P2M) dengan persetujuan UPT P2M.
27

7. Proses Seleksi
Proses seleksi dilakukan dengan tujuan untuk menentukan diterima atau tidaknya suatu
usulan PKM dilaksanakan dan didanai. Jika usulan PKM pada satu jurusan/ program studi
yang diajukan melebihi jumlah kuota yang tersedia, maka usulan yang disetujui sebanyak
kuota adalah usulan PKM yang memiliki peringkat berdasarkan urutan skor tertinggi hasil
seleksi. Bentuk seleksi adalah melalui seminar usulan yang harus diikuti oleh pelaksana
kegiatan (ketua atau diwakili anggota dengan surat keterangan) diselenggarakan di
jurusan/prodi/kelompok dosen.

8. Instrumen Penilaian
Kisi-kisi materi penilaian usulan kurang lebih sesuai dengan kisi penilaian pada form seleksi
usulan. Dalam proses seleksi termasuk merevisi item, satuan/volume dan besaran anggaran
biaya kegiatan PKM sesuai dengan luasnya lingkup kegiatan, luaran, khalayak sasaran,
bahan/alat dan lokasi kegiatan, lihat lampiran 27.

9. Tim Reviewer
Tim reviewer seleksi usulan PKM terdiri atas 2 (dua) orang, yang terdiri dari 1 (satu) orang
reviewer berasal dari prodi (bisa oleh Koordinator P2M) atau dari lintas program studi yang
relevan dan 1 (satu) orang reviewer berasal dari Dewan Reviewer institusi Polinema. Dewan
Reviewer adalah tim reviewer melalui surat tugas yang diberi tugas secara khusus oleh UPT
P2M untuk menjalan tugas dan wewenang melakukan seleksi usulan dalam suatu tahun
anggaran berjalan. Proporsi bobot penilaian masing-masing reviewer terhadap skor total
evaluasi adalah sama, masing-masing 50%. Kriteria reviewer dikaji berdasarkan
pengalaman dan kualifikasi reviewer, tidak semata-mata berdasarkan pendidikan formal dan
jabatan fungsional. Penentuan staf yang duduk sebagai reviewer baik reviewer prodi
maupun Dewan Reviewer dikoordinasi oleh UPT P2M.

10. Hasil Seleksi
Hasil seleksi usulan PKM akan diumumkan melalui UPT P2M. Jika, setelah proses seleksi
dilakukan sesuai aturan, jumlah usulan PKM pada satu jurusan/program studi yang
diterima/lolos seleksi kurang dari jumlah kuota prodi yang tersedia maka sisa kuota usulan
PKM dikelola UPT P2M, dengan pertimbangan dan kebijakan tertentu untuk dilimpahkan ke
jurusan/program studi lain. Jurusan/program studi yang mendapat limpahan kuota usulan ini
harus menjalankan proses seleksi tahap kedua yang terpisah dengan proses seleksi
pertama. Hal ini dimungkinkan jika terdapat usulan-usulan kegiatan PKM yang baru di prodi
tersebut

e. Pelaksanaan PKM dan Monitoring
Dalam pelaksanaannya, pelaksana kegiatan PKM harus mengerjakan kegiatan sesuai
dengan usulan. Untuk penjaminan mutu dilakukan pemantauan (monitoring).

1. Pelaksanaan PKM
Ketua pelaksana PKM bertanggungjawab atas terpenuhinya semua rencana kegiatan
yang ada pada usulan kegiatan PKM.

2. Pemantauan (monitoring) PKM
Selama waktu pelaksanaan sampai dengan selesainya kegiatan PKM akan dilakukan
proses pemantauan (monitoring) oleh tim UPT P2M melalui pemantauan lapangan (field-
monitoring). Pemantauan atau monitoring merupakan kegiatan yang diperlukan untuk
mengendalikan perkembangan dan kualitas kegiatan PKM. Oleh karena itu Ketua
28
pelaksana harus berkoordinasi dengan UPT P2M terkait waktu pelaksanaan kegiatan
PKM. Prosedur monitoring sebagai mana tampak pada bagan alir 10. Hasil pelaksanaan
monitoring dibuatkan Berita Acara Monitoring.

3.9 Laporan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM)

1) Susunan Laporan PKM
Laporan kegiatan PKM swadana perlu disusun secara sistematis, sedemikian rupa sehingga
pembaca dapat menemukan setiap bagian yang dicarinya dan dapat memahaminya secara
tepat. Laporan PKM harus disajikan secara lugas dan obyektif. Jumlah halaman minimum
untuk laporan PKM adalah 20 halaman, yang tercetak halaman angka tidak termasuk bagian
awal dan akhir laporan PKM.

Susunan laporan PKM adalah sebagai berikut.
a. Bagian Awal
Hal-hal yang termasuk dalam bagian awal adalah:
- Halaman Sampul
- Halaman Pengesahan
- Identitas Kegiatan
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Daftar Gambar
- Daftar Tabel
- Daftar Lampiran

b. Bagian Inti
Bagian ini berisi inti isi laporan PKM yang meliputi:
Bab I Pendahulun
1.1 Analisis Situasi
1.2 Rumusan Masalah
Bab II Tinjauan Pustaka
Bab III Tujuan dan Manfaat Kegiatan
3.1 Tujuan Kegiatan
3.2 Manfaat Kegiatan
Bab IV Materi dan Metode
4.1 Khalayak Sasaran
4.2 Metode PKM
4.3 Rancangan Evaluasi
Bab V Hasil dan Pembahasan
Bab VI Simpulan dan Saran

c. Bagian Akhir
Pada bagian akhir ini termuat:
- Daftar Pustaka
- Daftar Riwayat Hidup
- Pernyataan Keaslian Kegiatan
- Lampiran-Lampiran

Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang unsur-unsur laporan PKM yang
telah diuraikan di atas, berikut ini diuraikan isi yang terkandung dalam masing-masing
unsur tersebut.
29

Halaman Sampul
Penjelasannya sama dengan halaman sampul usulan, diterapkan pada konteks laporan.
Contoh halaman sampul untuk laporan PKM swadana Lampiran 24. Nomor dana DIPA
harus mengikuti nomor yang berlaku dan harus tercetak dengan angka yang sama
dengan sebagaimana yang tercantum dalam surat perjanjian.

Halaman Pengesahan
Penjelasan sama seperti dalam halaman pengesahan usulan, diterapkan pada konteks
laporan. Nomor dana DIPA harus mengikuti nomor yang berlaku. Nomor surat perjanjian
pada laporan PKM harus tercetak dan memiliki angka yang sama dengan yang tercantum
dalam surat perjanjian. Contoh halaman pengesahan laporan PKM sebagaimana
Lampiran 25.

Kata Pengantar
Dalam kata pengantar dicantumkan ucapan terima kasih penulis yang ditujukan kepada
orang-orang, lembaga, atau pihak lain yang membantu jalannya PKM. Tata tulis kata
pengantar ditunjukkan pada Lampiran 19, disesuaikan untuk kegiatan PKM.

Daftar Isi
Dalam daftar isi dimuat judul bab, judul sub-bab, dan judul anak sub-bab yang disertai
dengan nomor halaman. Contoh penulisan daftar isi diberikan pada Lampiran 20.

Daftar Tabel
Daftar tabel memuat nomor tabel, judul tabel, dan nomor halaman. Contoh penulisan
daftar tabel diberikan pada Lampiran 21.

Daftar Gambar
Daftar gambar memuat nomor gambar, judul gambar, dan nomor halaman. Contoh
penulisan daftar gambar diberikan pada Lampiran 22.

Daftar Lampiran
Daftar lampiran memuat nomor lampiran, judul lampiran, dan nomor halaman. Contoh
penulisan daftar lampiran diberikan pada Lampiran 23.

Pendahuluan
Pendahuluan memuat latar belakang, rumusan dan batasan masalah, tujuan dan
manfaat kegiatan PKM, dan manfaat PKM.

Tinjauan Pustaka
Cara penyusunan tinjauan pustaka pada laporan PKM sama dengan cara penulisannya
di usulan PKM seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Contoh tata cara penulisan
rujukan seperti diuraikan pada Lampiran 6.

Tujuan dan Manfaat Kegiatan
Sama dengan penjelasan dalam usulan, diterapkan pada konteks laporan.

Materi dan Metode
Pada bagian ini uraikan kembali materi dan metode PKM mencakup uraian khalayak
sasaran, metode PKM dan rancangan evaluasi sebagaimana yang telah diajukan di
usulan PKM. Jika ada perubahan harus dijelaskan dalam laporan.
30
Hasil dan Pembahasan
Bagian ini memuat penjelasan hasil apa saja yang telah diperoleh dari kegiatan PKM.
Selanjutnya perlu dilakukan juga pembahasan dengan berbagai acuan yang ada
dan/atau relevan dengan kegiatan PKM.

Simpulan dan Saran
Simpulan memuat jawaban-jawaban singkat atas tujuan PKM yang telah dirumuskan.
Saran memuat implikasi, tindak lanjut PKM yang berasal dari keterbatasan PKM, dan
rekomendasi yang diajukan.

Daftar Pustaka
Daftar kepustakaan yang dicantumkan hanyalah kepustakaan yang digunakan dan
dituliskan dalam tinjauan pustaka. Contoh tata cara penulisan daftar pustaka ditunjukkan
dalam Lampiran 6.

Daftar Riwayat Hidup
Daftar riwayat hidup ketua tim PKM dan anggota tim PKM dilampirkan dengan
menyebutkan bidang ilmu, latar belakang pendidikan, pengalaman PKM, dan publikasi
yang pernah diterbitkan. Daftar riwayat hidup dilengkapi dengan tanda tangan yang
bersangkutan. Lampiran 7 menunjukkan contoh penulisan daftar riwayat hidup.

Pernyataan Kegiatan PKM
Format pernyataan kegiatan PKM pada laporan PKM sama dengan format pada usulan
penelitian (disesuaikan konteks laporan PKM). Pada berkas cukup ditandatangani dan
tidak perlu diberi materai. Contoh pernyataan keaslian kegiatan pada Lampiran 26.

Lampiran-lampiran
Lampiran yang penting adalah photo kegiatan PKM (minimal 4 photo), gambar denah
lokasi, surat keterangan kerjasama dan ucapan terima kasih serta lampiran lain berisi
keterangan-keterangan yang dipandang penting untuk laporan PKM. Untuk memudahkan
pemanfaatannya, setiap lampiran harus diberi nomor urut lampiran menggunakan angka
Arab. Lampiran hendaknya dirujuk dalam narasi usulan PKM.

Tata cara penulisan tabel dan gambar serta tata tulis lainnya mengenai bahasa, tanda
baca, kertas, bidang pengetikan, jenis huruf, ukuran huruf, modus huruf, spasi, paragraf,
penulisan halaman, penulisan lampiran, dan aturan-aturan pelengkap lainnya pada
usulan PKM menggunakan aturan sama seperti pada usulan PKM.

2) Seminar Hasil PKM
Pada saat jadual pelaksanaan PKM akan berakhir sesuai jadual yang ditetapkan UPT P2M,
tim pelaksana PKM harus sudah menyelesaikan kegiatan PKM dan menyiapkan draftt
laporan PKM untuk diseminarkan dalam forum Seminar Hasil PKM di tiap prodi dengan
reviewer yang sama dengan ketika seminar usulan PKM. Pelaksanaan seminar
dikoordinasikan dengan UPT P2M. Prosedur Seminar Hasil PKM sebagaimana bagan alir
lampiran 11.
Draft laporan PKM disusun dalam format yang ditetapkan sesuai ketentuan, sebanyak 2
(dua) eksemplar tidak perlu dijilid dan diserahkan ke UPT P2M oleh Koordinator P2M pada
waktu yang telah ditentukan untuk kemudian diserahkan ke tim reviewer.
Seminar hasil PKM wajib dihadiri oleh ketua pelaksana atau jika berhalangan dapat
diwakilkan kepada anggota PKM dengan disertai surat keterangan yang menyebutkan alasan
ketidakhadiran kepada tim reviewer. Tim reviewer berhak memberikan masukan, saran, atau
31
merevisi hasil PKM yang tertuang di dalam draft laporan PKM. Pada proses seminar hasil ini
wajib dibuat Berita Acara Seminar Hasil PKM.

3) Proses Pelaporan
Setelah dilakukan revisi (jika ada), laporan PKM dijilid langsung menggunakan kertas
buffalo warna biru tua ukuran A4 dengan halaman sampul dicetak dengan tinta hitam di
atasnya. Laporan PKM sebanyak 2 (dua) eksemplar diserahkan ke UPT P2M ditambah
sebanyak kebutuhan tim pelaksana kegiatan pada waktu yang telah ditentukan. Batas akhir
penyerahan laporan harus sesuai dengan jadual yang telah ditetapkan UPT P2M.
Jika tim pelaksana PKM telah menyelesaikan kewajibannya untuk menyerahkan laporan
PKM maka tim pelaksana PKM berhak mendapatkan surat tugas PKM dan 30% sisa dana
kegiatan yang belum diterimakan. Ketentuan pelaporan juga diatur dalam surat perjanjian
pelaksanaan PKM.

3.10 Publikasi Hasil Kegiatan PKM
Laporan hasil kegiatan PKM swadana Polinema dimungkinkan untuk dipublikasikan. Bentuk
publikasi yang lain hendaknya disajikan sesuai dengan kaidah-kaidah dan kode etik penulisan
karya ilmiah. Teknik penulisannya mengikuti pedoman penulisan yang ditentukan oleh masing-
masing tim redaksi karya ilmiah.

3.11 Sanksi
Beberapa sanksi akan diberlakukan bagi pelaksana PKM, adalah:

1) Keterlambatan Penyerahan Laporan
Tim pelaksana PKM yang menyerahkan laporan PKM melebihi batas waktu yang ditetapkan
pada surat perjanjian pelaksanaan PKM dikenai sanksi sesuai dengan yang tercantum dalam
ini surat perjanjian. Pada dasarnya sanksi keterlambatan adalah sebagai berikut:
a. Jika laporan PKM diserahkan sebelum tahun anggaran berakhir dikenai sanksi:
(1) Denda yang besarannya sesuai surat perjanjian
(2) Tidak dapat dicairkan sisa dana (tahap II) sesuai surat perjanjian
b. Jika laporan PKM diserahkan sesudah tahun anggaran berakhir dikenai sanksi:
(1) mengembalikan dana PKM yang diterima (tahap I) sesuai surat perjanjian
(2) pelaksanaan PKM dinyatakan gugur oleh UPT P2M, dan pelaksana kegiatan PKM
tersebut tetap harus mengumpulkan laporan PKM.
(3) Tim pelaksana PKM tersebut tidak diperkenankan mengajukan usulan kegiatan PKM
untuk tahun berikutnya.

2) PKM dengan dua sumber dana (double funding)
Jika ditemukan suatu usulan PKM yang double-funding, maka usulan PKM tersebut
dinyatakan gugur. Jika terdapat PKM yang sedang dilaksanakan atau yang sudah dilaporkan
menujukkan adanya double-funding, maka sanksi yang diberikan adalah pelaksana PKM
wajib mengembalikan dana PKM dari sumber dana DIPA Internal Polinema sebagaimana
tercantum dalam surat perjanjian dan kegiatan PKM tersebut dinyatakan gugur oleh UPT
P2M serta surat tugasnya dinyatakan tidak berlaku.

3) PKM Kegiatan Fiktif
PKM yang dikategorikan sebagai kegiatan fiktif adalah:
a. Pengambilalihan kegiatan atau pikiran orang lain yang diakui sebagai hasil kegiatan atau
pemikirannya sendiri
b. Kegiatan PKM yang sesungguhnya tidak pernah dilakukan, baik berupa administrasi
dan/atau kegiatan lapangan
32
Adanya pelanggaran dengan indikasi bahwa PKM adalah kegiatan fiktif, maka:
a. Jika masih berupa usulan, maka usulan kegiatan PKM dinyatakan gugur
b. Jika usulan diterima (lolos seleksi), kemudian diketahui tidak ada kegiatan PKM maka
tim pelaksana PKM wajib mengembalikan dana PKM dari sumber dana DIPA Internal
Polinema, jika sudah diterimakan, sejumlah yang diterimakan atau sesuai ketentuan yang
tercantum dalam surat perjanjian, dan kegiatan PKM tersebut dinyatakan gugur oleh UPT
P2M serta surat tugasnya dinyatakan tidak berlaku.

IV. LAIN-LAIN

4.1 Panduan Khusus
Terkait dengan tata laksana kegiatan penelitian dan PKM swadana bagi Pranata Laboratorium
Pendidikan (PLP) - tenaga fungsional non-dosen diatur dalam ketentuan dan kebijakan UPT P2M
secara tersendiri.

4.2 Hal-hal yang Belum Diatur Dalam Buku Panduan
Terkait dengan tata laksana kegiatan penelitian dan PKM swadana Polinema yang belum
dituangkan dalam buku panduan ini akan diatur dengan ketentuan lebih lanjut.

4.3 Revisi Buku Panduan
Buku Panduan Pelaksanaan Kegiatan Penelitian dan PKM swadana Polinema ini akan direvisi
sesuai perkembangan dan kebijakan yang disepakati bersama.

You might also like