You are on page 1of 7

CERITA RAKYAT DARI SULAWESI TENGGARA I.

Pengantar Cerita 1 Cerita rakyat Buton yang berjudul Wandiu-Ndiu merupakan salah satu cerita rakyat yang cukup terkenal di daerah Buton. Wandiu-Ndiu menceritakan tentang kisah seorang janda miskin yang memiliki 3 orang anak dan demi mencari nafkah sehari-hari terpaksa si Ibu harus bekerja keras. Pekerjaan yang dilakukan yakni mengumpulkan kayu bakar, kemudian dijual atau ditukar dengan benda-benda lain untuk keperluan hidup sehari-hari.namun demikian, acapkali kebutuhan pokok untuk makan sehari-hari amat sulit terpenuhi termasuk menyediakan ikan untuk laut. Keadaan yang demikian menyebabkan si bungsu sehari-hari menangis tatkala anak makam karena tanpa ikan. Cerita 2 Cerita rakyat dari Sulawesi Selatan atau cerita rakyat Bone yang berjudul Putri Tadampalik merupakan salah satu cerita rakyat Indonesia yang cukup terkenal dari Sulawesi Selatan. Cerita rakyat ini mengisahkan tentang seorang putrid yang sakit akibat menolak pinangan dari Raja Bone dimana sang Putri terpaksa harus dibuang Karena penyakit yang dideritanya sangat aneh (badannya berair dan berbau amis). Karena khawatir penyakit Putri akan menular ke seluruh penjuru kerajaan, dengan sedih, Raja Bone pun memutuskan untuk membuang Putri Tadampalik menggunakan rakit dengan diiringi pengawal setianya. II. Lampiran Cerita Cerita 1 Wandiu-Ndiu Cerita singkatnya, wandiu-ndiu ini adalah seorang ibu yang menjadi putri duyung karena terlalu lama mancari ikan dilaut untuk anaknya,,Berikut cerita selengkapnya,, Piamoyitu yi sangu kampo yi biwina tawo yi Wolio.Mboremo samia yayaro temanga anaananamo mayidi-yidina.Apelo to dhadhiakana saeo-saeo,kadhangiamo topasuru oinana akarajaa samia-miana,karajana kumpulu kau,kasimpo asoa atawa pobolosiaka te giu mosaganana to faraluna saeo-saeo.Momini mboyitu,sadhia to kinanadena saeo-saeo amarasaimpuu sstopokawa apesua padhangia ikane to ikandeaka.Kadhangia yincia siy podhompuu tangiakana anana kaepuna atangi saeo-saeo wakutuna akande ronamo yinda te ikane. Piamo yitu,okaepuna tomasiaka mpuu oinana te manga oakana atangi,yinda teunto roonamo pelu ea kande ikane.Sadhia mpuu akana ruamiana,te inana sadhia bujua sabhara giu.Sabhara giu usahana inda membali apaunto tangina,mala soahanda atangi.Roonamao andina sadhia atangi torosu,te inana amendeumpuu arango tangina anana,kasimpo inana apeloakamea i emanina anana,asapo apeloakea karona oikane itawo. Sakawana yi bhiwina tawo oinana lausaka apongano itawo,bhea ose oikane modhangiana yi pasi,sampe apoolia.Sapokawakana piamba ikane,oinana ambulimo ibhanua pekangkilomea

ikanena kahimpo anasu,samasasana akandemo po bhawa-bhawa.Karajana apelo ikane samia-miana,amembalimo karajaana oinana saeo-saeo to anana imasiakana. Saangu waktu,oinana yieantagi umbana ea pambuli ikane ipoolina indamo ambuli.Padha incia yitu kaepuna kemba mea manga akana asapoaka itawo antanta oinana. Inda mangenge aumbamo inana pokawa teemanga anana kaasimpo adawua piamba ikanekasimpomo kaepuna aemani apasusua.Momini oinana kalondo-londo itawo bha pene i yati.Sapolandana i yati,talu-talu miaya anana,atokidha akamata inana abhalimo. Obhalina tomataumpuu minaka yi aena sakawana itoputuna,akoonamo te-apobhangumo ikane.Sakamatana oinana antagimo manga anana talumia.Momoni mbomai sadhia inana eapaunto manga anana kasimpomo apasusu anana kaepu,kaasimpo apaumbaea ambuli uka abhawakea ikane to manga anana sapadhana apasusu oanana ka asapo itawo Saeo,ruaeona,oinana malagamo ambuli akamata manga anana ibhiwina tawo.Momini inana,oanana kaepu sadjia abhaka oinana,teamani asusu.Maka oakana akaka sadhia apaunde incana andina,kasimpomo oakana moporitangana alagu maasi ibhiwina tawo : Wa inaa Wandiyu-ndiyu Mayi paasusu andiku Andiku Lambatambata Akaku Laturungkoleo Sapadhana anana alagu-lagu tee harapu mpuu, inda mangenge inana atimbamo minaaka itawo, maka amembalimo satumpo manusia,satumpo ikane. Sakawana ibhawona tawo, oinana inda malingu adhawu mea ikane manga anana momangengemo antantagia. Saeyo, ruaeo, ande apelu apokawa teinana alaguakapo lagu Wandiyu-ndiyu. Maka samangengena sadhia aumbamo apokawa temanga anana ibhiwina tawo,oanana motutubina karona.Sahandana kabharina akawamo talingana te-indamo amembali apene iyati, roonamo amembalimo sambaa ikane diyu.

Terjemahan dalam Bahasa Indonesia


Dahulu kala, di suatu kamping dekat pantai buton,tinggalah seorang janda miskin bersama tiga orang anaknya yang masih kecil-kecil.Untuk mencari nafkah sehari-hari, dengan terpaksa si ibu harus bekerja seorang diri. Pekerjaan yang dilakukan yakni mengumpulkan kayu bakar, kemudian dijual atau ditukar dengan benda-benda lain untuk keperluan hidup sehari-hari.namun demikian, acapkali kebutuhan pokok untuk makan sehari-hari amat sulit terpenuhi termasuk menyediakan ikan untuk laut. Keadaan yang demikian menyebabkan si bungsu sehari-hari menangis tatkala anak makam karena tanpa ikan. Suatu hari, si bungsu yang amat dikasihi oleh ibu dan kakaknya ini menagis tanpa henti dan merengek minta dihidangkan ikan. Berkali-kali kedua kakaknya, terlebih si ibu, membujuknya dengan berbagai cara. Upaya yang ditempuh tidak mampu meredakan tangisnya , bahkan justru sebaliknya karena si bungsu tetap menangis dan si itu tak tega untuk membiarkan anaknya menangis, lalu si ibu berupaya mewujudkan permintaan anaknya dengan jalan mencari sendiri ikan dilaut. Saat tiba di tepi pantai, si ibulalu menceburkan diri ke laut, berenang, menyelam dan menyelam lagi untuk mengejkar ikan ikan di dasar laut hingga berhasil ditangkap. Setelah mendapatkan beberapa ekor ikan,si ibu kembali ke rumah untuk menemui anak-anaknya yang telah menunggunya. Setibanya di rumah ikan tangkapan dibersihkan lalu dimasak

untuk selanjutnya disantap bersama. Kegiatanmencari ikan di laut seorang diri telah merupakan tugas sehari-hari si ibu demi si bungsu yang amat dikasihinya. Suatu waktu, si ibu yang telah dinanti-nantikan kedatangannya untuk membawa pulang ikan-ikan tangkapann tak kunjung tib. Sementara itu si bungsu terus menerus menangis meminta lauk dari ikan dan ingin menyusu. Keesokan harinya si bungsu diajak oleh kedua kakaknya ke tepi pantai untuk menjemput ibu mereka. Beberapa saat kemudian si ibu datang menghampiri anak-anaknya sambil memberikan beberapa ekor ikan. Kla itu si bungsu merengek minta di susui, sehingga si ibu yang sebagian tubuhnya masih terendam air harus naik ke darat, ketiga anaknya terperenjat menyaksikan tubuh ibu mereka yang telah berubah. Perubahan itu tampak mulai dari kaki hingga lutut, yang telah bersisik dan telah membentuk ekor ikan. Melihat ibu mereka demikian, si ibu tetap menghibur ketiga anaknya dan menyusui si bungsu sambil menjanjikan akan kembali lagi membawakan ikan pada anakanaknya. Usai menyusui si bungsu, lalu pamit pada anak-anaknya untuk kembali ke laut.hari hari berikutnya, si ibu mulai jarang datang menghampiri anak-anaknya ditepi pantai. Karena si ibu tak muncul-muncul juga, sementara si bungsu tetap menanyakan ibu mereka, juga minta disusui, maka si anak tengah berusaha menghibur si bungsu dan si sulung sambil berdendang syahdu di tepi pantai : Wa inaa wandiyu-diyu Mayi paasusu andiku Andiku Lambatatambata Akaku Waturungkoleo Artinya : Wahai ibu wahai si duyung-duyung Kemarilah susui adikku Adikku Lambatatambata Kakakku Waturungkoleo Beberapa saat usai mendendangkan syair lagu dengan penuh perasaan dan harapan, lalu dengan penuh perasaan dan harapan, lalu muncullah si ibu dari dalam laut dengan wujud separuh manusia dan separuh ikan. Ketika muncul ke permukaan air, si ibu tidak lupa memberikan beberapa ekor ikan kepada anak-anaknya yang telah lama merindukannya. Hari demi hari, bila ingin bertemu ibu mereka, dendangkan lagu Wandiyu-diyu lalu dilagukan. Akan tetapi bersamaan dengan perjalanan waktu, kian hari di setiap kemunculannya menemuianak-anaknya di tepi pantai, sisik-sisik yang menutupi tubuhnya semakin meluas hingga menutupi telinganya. Akibatnya sejak itu si ibu tak dapat mendengarkan dendang syahdu suara anak-anaknya dan tak mampu lagi mengijakkan kakinya ke darat kembali. Karena telah berubah menjadi seekor ikan duyung. SEKIAN Cerita 2
Cerita Rakyat dari Sulawesi Selatan Putri Tadampalik

Datu Luwu adalah seorang kepala kampung di pedalaman Sulawesi Selatan. Pada saat itu datu Luwu tampak kebingungan sebab menerima utusan dari Raja Bone yang menyampaikan pinangan untuk Putri Tadampalik. Menurut adat Luwu, seorang putri dari

Luwu tidak diperbolehkan menikah dengan lelaki dari luar sukunya. Namun jika pinangan itu ditolak akan terjadi peperangan. Akibatnya, rakyatlah yang menderita. Oleh karena itu, Datu Luwu menerima pinangan tersebut. Sepeninggal utusan Raja Bone, Putri Tadampalik jatuh sakit. Seluruh tabib di pelosok negeri Luwu didatangkan untuk mengobati penyakit Putri Tadampalik. Namun, tak seorang tabib pun sanggup mengobatinya. Sakit sang putri bahkan semakin hari semakin parah. Seluruh tubuh Putri Tadampalik berair dan berbau amis. Khawatir penyakit ini akan menular ke seluruh penjuru kerajaan, dengan sedih, Raja Bone memutuskan untuk membuang Putri Tadampalik menggunakan rakit dengan diiringi pengawal setianya. Datu Luwu merasa sedih namun terpaksa harus melepas putrinya. Dengan bercucuran airmata Datu Luwu berpisah dengan Putri Tadampalik. Setelah berpamitan dengan ayahnya, putri Tadampalik berlayar bersama rombongan pengawalnya meninggalkan kerajaan Bone. Mereka tidak memiliki tujuan sampai kemudian bertemu daerah yang landai. Mereka memutuskan untuk berlabuh di daeah itu dan mendirikan rumah. Daerah itu sangat subur dan bagus untuk bercocok tanam. Mulailah kehidupan mereka yang sederhana di daerah itu. Suatu hari ketika Putri Tadampalik sedang sendiri di halaman rumahnya, tiba-tiba seekor kerbau bulai menghampirinya. Putri Tadampalik menghalaunya. Namun, kerbau itu malah menerjang Putri Tadampalik hingga jatuh pingsan. Kerbau itu menjilati tubuh putri Tadampalik yang membusuk karena penyakit. Kejadian itu berulang-ulang sampai kemudian penyakit yang diderita putri Tadampalik sembuh. Putri Tadampalik dan semua pengikutnya sangat bersyukur karena Tuhan yang Mahakuasa telah mengirimkan kerbau bulai untuk menyebuhkan penyakit itu. Ketika pesta berburu tiba, Putra Mahkota kerajaan Bone mengadakan perburuan ke hutan diikuti banyak pengikut. Tiba-tiba Putra Mahkota kerajaan Bone tergoda oleh seekor rusa. Dia mengejar rusa itu sampai ke dalam hutan dan terpisah dari pengikutnya, tetapi rusa itu menghilang. Dalam kegelapan malam, Putra Mahkota kerajaan Bone melihat perkampungan dan dia segera menuju ke sana. Ketika dia tiba di perkampungan itu, semua penduduk sudah tertidur lelap. Dia lalu menuju rumah yang paling besar. Putra Mahkota Bone terpesona melihat seorang putri cantik sedang tertidur lelap. Dia menyentuh bahu Putri Tadampalik. Putri Tadampalik terbangun dan terkejut melihat Putra Mahkota Bone. Pertemuan itu membuat keduanya saling terpesona. Sebelum kembali ke kerajaan, Putra Mahkota Bone menyampaikan pinangannya kepada Putri Tadampalik. Namun, putri Tadampalik belum berani menerimanya. Sepanjang perjalanan pulang. Putra Mahkota Bone sangat murung, bahkan ketika sampai di kerajaan, dia jatuh sakit. Dari seorang pengawal, akhirnya diketahui bahwa Putra Mahkota Bone telah jatuh cinta kepada Putri Tadampalik. Raja Bone segera mengirim beberapa utusan untuk meminang Putri Tadampalik. Karena belum berani menerima pinangan itu sebelum bertemu Datu Luwu, Putri Tadampalik memberikan pusaka sebagai tanda persetujuannya atas pinangan itu. Lalu Putri Tadampalik bersama pengikutnya berangkat ke Kerajaan Luwu menemui ayahandanya.

Datu Luwu sangat terharu melihat putrinya kembali dan sembuh seperti sediakala. Tuhan yang Mahakuasa telah menyembuhkan putrinya. Datu Luwu segera menerima pinangan Putra Mahkota Bone. Pernikahan mereka dirayakan dengan meriah. Semua rakyat menyambut gembira pernikahan ini. Akhirnya Putri Tadampalik hidup bahagia di tengahtengah kerajaan Bone.

III. Analisis UNSUR Tokoh

1. 2. 3. 4.

CERITA (1) Si Ibu (Wandiu-Ndiu) Si Bungsu (Lambata Mbata) Si Anak Tengah 4. Si Sulung (Wanturungkoleo)

1. 2. 3. 4. 5.

CERITA (2) Putri Tadampalik Datu Luwu Utusan Raja Bone Putra Mahkota Kerajaan Bone Raja Bone

Tema Alur Latar

Wandiu-Ndiu (Ikan Duyung) Lurus (A-B-C-D-E) Pinggir Pantai Laut kita harus senatiasa berbakti kepada kedua orang tua kita, terutama ibu, yang telah melahirkan dan merawat kita dengan penuh kasih sayang, dan mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan oleh Yang Maha Kuasa. Orang Kedua (Diaan)

Putri Tadampalik Lurus (A-B-C-D-E) Kerjaan Hutan Mengajarkan bahwa setiap pengorbanan yang ikhlas akan membuahkan hasil yang sangat manis.

Amanat

Sudut Pandang

Orang Kedua (Diaan)

IV. Persamaan dan Perbedaan Persamaan : sama-sama menceritakan tentang pengorbanan orang tua kepada anaknya. Perbedaan : 1. Dalam cerita 1 menceritakan tentang seorang janda yang sangat kekurangan sedangkan cerita 2 menceritakan tentang kehidupan seorang putri yang sangat berkecukupan. 2. Dalam cerita 1 menggunakan latar tepi pantai dan laut dan dalam cerita 2 menggunakan latar kerajaan dan hutan. V. Penutup Kedua cerita rakyat diatas merupakan cerita rakyat yang berasal dari Sulawesi. Kita semua pasti sudah sering mendengar kedua cerita tersebut. Cerita Wandiu-Ndiu dari Buton dan Putri Tadampalik dari Sulawesi Selatan sama-sama mempunyai kisah yang mengharukan.

Kita juga bisa mengambil point-point penting dari kedua cerita tersebut yang mana bisa dijadikan sebagai bekal kita dalam kehidupan sehari-hari. Dan juga kedua cerita tersebut meninggalkan pesan yang sangat penting dimana kita sebagai anak harus berbakti kepada kedua orang tua kita yang rela melakukan apapun demi kita anak-anaknya dan juga dalam hidup ini kita harus ikhlas berkorban untuk orang lain dengan keyakinan pengorbanan yang kita lakukan pasti akan membuahkan hasil yang sangat manis.

Mata Kuliah : Sastra Bandingan

MEMBANDINGKAN 2 CERITA RAKYAT DARI SULAWESI


(Wandiu-Ndiu Dan Putri Tadampalik)

OPPA SUSANA 209010036

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON BAUBAU 2012

You might also like