You are on page 1of 24

KARDIOVASKULER

ANATOMI DAN FISIOLOGI JANTUNG

Disusun oleh :

DIAN AGUSTIN - 131111021

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA 2012


1

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayahNya, saya dapat menyelesaikan makalah kardiovaskuler dengan judul ANATOMI DAN FISIOLOGI JANTUNG tepat pada waktunya. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing Mata Kuliah Kardiovaskuler yang telah memberikan dukungan serta bimbingannya kepada saya. Harapan saya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Fakultas Keperawatan khususnya dan masyarakat pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun dari semua pihak yang terkait akan kami terima dengan tangan terbuka demi perbaikan dalam pembuatan makalah di masa yang akan datang.

Surabaya, April 2012

Penulis

DAFTAR ISI
Judul .................................................................................................................. 1

Kata Pengantar ...................................................................................................... 2 Daftar Isi ................................................................................................................ 3 Daftar Gambar ....................................................................................................... 5 Bab I Pendahuluan 1 .1 Latar Belakang ......................................................................................... 6 1 .2 Tujuan ....................................................................................................... 6 1 .3 Rumusan Masalah .................................................................................... 6 1 .4 Manfaat ..................................................................................................... 6 Bab II Kajian Pustaka 2 .1 Anatomi Jantung ........................................................................................... 7 2.1.1 Siklus Jantung ................................................................................ 10 2.1.2 2.1.3 2.1.4 2.1.5 2.1.6 Bunyi Jantung ................................................................................ 11 Debaran jantung ............................................................................. 11 Sifat Otot jantung ........................................................................... 12 Daya Pompa Jantung ...................................................................... 12 Katup Jantung ............................................................................... 12

2.2 Fisiologi Jantung ........................................................................................ 13 2.2.1 2.2.2 2.2.3 2.2.4 2.2.5 2.2.6 2.2.7 2.2.8 Fisiologi Otot Jnatung .................................................................... 13 Siklus Jantung ................................................................................ 14 Fungsi Atrium Sebagai Pompa Jantung .......................................... 14 Fungsi Ventrikel Sebagai Pompa Jantung ...................................... 15 Fungsi Katup .................................................................................. 16 Sistem Eksitasi dan Konduksi pada Jantung .................................. 17 Curah Jantung ................................................................................ 19 Volume Sekuncup Jantung ............................................................. 21

2.2.9

Energi untuk Kontraksi Jantung ..................................................... 21

2.2.10 Faktor yang Mempengaruhi Kerja Jantung ................................... 21 Bab III Penutup 3 .1 Kesimpulan .............................................................................................. 23 Daftar Pustaka ....................................................................................................... 24

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Lapisan Jantung ................................................................................... 8 Gambar 2. Struktur Interior Jantung ...................................................................... 10 Gambar 3. Katup Jantung ...................................................................................... 13 Gambar 4.Sistem Konduksi Jantung ..................................................................... 17 DAFTAR TABEL Tabel 1. Efek berbagai keadaan pada curah jantung .............................................. 20

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot jantung

merupakan jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya sama dengan otot serat lintang. Tetapi cara bekerjanya menyerupai otot polos yaitu di luar kemauan kita (dipengaruhi oleh susunan saraf otonomi). Bentuk jantung menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpul (pangkal jantung) dan disebut juga basis kordis. Di sebalah bawah agak runcing yang disebut apeks kordis. Letak jantung didalam rongga dada sebelah depan (kavum mediastinum anterior), sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga dada, diatas diafragma, dan pangkalnya terdapat dibelakang kiri antara kosta V dan VI dua jari dibawah papila mamae. Pada tempat ini teraba adanya denyutan jantung yang disebut iktus kordis. Ukurannya lebih kurang sebesar genggaman tangan kanan dan beratnya kira-kira 250-300 gram. 1.2 Tujuan Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui anatomi serta fisiologi pada sistem kardiovaskuler.

1.3

Rumusan masalah 1. Bagaimana anatomi pada sistem kardiovaskuler (jantung)? 2. Bagaimana fisiologi pada sistem kardiovaskuler (jantug)?

1.4

Manfaat Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan tentang anatomi dan fisiologi pada sistem kardiovaskuler, sehingga dapat bermanfaat bagi para perawat dalam melakukan tindakan keperawatan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1

Anatomi jantung

Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot jantung merupakan jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya sama dengan otot serat lintang. Tetapi cara bekerjanya menyerupai otot polos yaitu di luar kemauan kita (dipengaruhi oleh susunan saraf otonomi). Bentuk jantung menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpul (pangkal jantung) dan disebut juga basis kordis. Di sebalah bawah agak runcing yang disebut apeks kordis. Letak jantung didalam rongga dada sebelah depan (kavum mediastinum anterior), sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga dada, diatas diafragma, dan pangkalnya terdapat dibelakang kiri antara kosta V dan VI dua jari dibawah papila mamae. Pada tempat ini teraba adanya denyutan jantung yang disebut iktus kordis. Ukurannya lebih kurang sebesar genggaman tangan kanan dan beratnya kira-kira 250-300 gram. Di antara dua lapisan jantung ini terdapat lendir sebagai pelicin untuk menjaga agar pergesekan antara perikadium pleura tidak menimbulkan gangguan terhadap jantung. Jantung bekerja selama kita masih hidup, karena itu membutuhkan makanan yang dibawa oleh darah. Pembuluh darah yang terpenting dan memberikan darah untuk jatung dari aorta asendens dinamakan arteri koronaria. LAPISAN JANTUNG Endokardium Merupakan lapisan jantung yang terdapat di sebelah dalam sekali yang terdiri dari jaringan endotel atau selaput lendir yang melapisi permukaan rongga jantung.

Miokardium

Merupakan lapisan inti dari jantung yang terdiri dari otot-otot jantung, otot jantung ini membentuk

bundalan-bundalan otot yaitu: a. Bundalan otot atria, yang terdapat di bagian kiri atau kanan dan basis kordis yang membentuk serambi atau aurikula kordis. b. Bundalan otot ventrikel, yang membentuk bilik jantung, dimulai dari cincin atrioventrikuler sampai di apeks jantung. c. Bundalan otot atrioventrikuler merupakan dinding pemisah antara serambi dan bilik jantung.

Perikardium

Lapisan jantung sebelah luar yang merupakan selaput pembungkus, terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan parietal dan viseral yang bertemu di pangkal jantung membentuk kantung jantung.

Gambar 1. Lapisan jantung

Jantung dipersarafi oleh nervus simpatikus atau nervus akselerantis, untuk menggiatkan kerja jantung dan nervus para simpatikus, khususnya cabang dari nervus vagus yang bekerja memperlambat kerja jantung. Jantung dapat bergerak yaitu mengembang dan menguncup yang disebabkan oleh adanya ransangan yang berasal dari susunan saraf otonom. Ransangan ini diterima oleh jantung pada simpul saraf yang terdapat pada atrium dekstra dekat masuknya vena kava yang disebut nodus sinoatrial (sinus knop simpul keith flak). Dari sini rangsangan akan diteruskan kedinding atrium dan juga ke bagian septum kordis oleh nodus atrioventrikular atau simpul tawara melalui berkas wenkebach. Dari simpul tawara rangsangan akan melalui bundel atrioventrikular (berkas his) dan pada bagian cincin yang terdapat antara atrium dan ventrikel yang disebut anulus fibrosus, rangsangan akan terhenti kira-kira detik. Seterusnya ransangan tersebut akan diteruskan ke bagian apeks kordis dan melalui berkas purkinje disebarkan ke seluruh dinding ventrikel, dengan demikian jantung berkontraksi. Dalam kerjanya jantung mempunyai tiga periode: 1. Periode kontriksi (periode sistole). Suatu keadaan ketika jantung bagian ventrikel dalam keadaan menguncup. Katup bikus dan trikuspidalis dalam keadaan tertutup valvula semilunaris aorta dan valvula semilunaris arteri pulmonalis terbuka, sehingga darah dari ventrikel dekstra mengalir ke arteri pulmonalis masuk ke paru-paru kiri dan kanan. Sedangkan darah dari ventrikel sinistra mengalir ke aorta kemudian diedarkan ke seluruh tubuh. 2. Periode dilatasi (periode diastole). Suatu keadaan ketika jantung mengembang. Katup bikis dan trikuspidalis terbuka, sehingga darah dari atrium sinistra masuk ke ventrikel sinistra dan darah dari atrium dekstra masuk ke ventrikel dekstra. Selanjutnya darah yang ada di paru-paru kiri dan kanan melalui vena pulmonalis masuk ke atrium sinistra dan darah dari seluruh tubuh melalui vena kava masuk ke atrium dekstra.

3. Periode isttirahat, yaitu waktu antara periode kontriksi dan dilatasi ketika jantung berhenti kira-kira detik. Pada waktu kira-kira beristirahat

jantung akan menguncup sebanyak 70-80x/menit. Pada tiap-tiap kontraksi jantung akan memindahkan darah ke aorta sebanyak 60-70 cc. Kalau kita bekerja maka jantung akan lebih cepat berkonstriksi seingga darah lebih banyak dialirkn keseluruh tubuh. Kerja jantung dapat diketehui dengan jalan memeriksa perjalanan darah dalam arteri. Oleh karena dinding arteri akan mengembang jika ke dalamnya mengalir gelombang darah. Gelombang darah ini menimbulkan denyutan pada arteri. Sesuai dengan kuncupnya jantung yang disebut denyut nadi. Baik buruknya dan teratur tidaknya denyut nadi bergantung dari kembang-kempisnya jantung.

Gambar 2. Struktur interior jantung (Dari: Wingered, the human body: concepts of anatomy & physiology, hlm. 372, 1994, Harcourt College Publisher). 2.1.1 Siklus jantung

Siklus jantung merupakan kejadian yang terjadi dalam jantung selama peredaran darah. Gerakan jantung terdiri dari dua jenis yaitu konstriksi (sistole) dan pengendoran (diastole) konstriksi dari ke-2 atrium terjadi secara

10

serentak yang disebut sistole atrial dan pengendorannya disebut diastole atrial. Lama kontriksi ventrikel lebih kurang 0,3 detik dan tahap pengendoran selama 0,5 detik. Kontriksi kedua atrium pendek. Sedangkan konstriksi ventrikel lebih lama dan lebih kuat. Daya dorong ventrikel kiri harus lebih kuat karena harus mendorong darah ke seluruh tubuh untuk mempertahankan tekanan darah sistemik. Meskipun ventrikel kanan juga mempompakan darah yang sama tetapi tugasnya hanya mengalirkan darah ke sekitar paru-paru ketika tekanannya lebih rendah.

2.1.2

Bunyi jantung

Selama gerakan jantung, dapat terdengar dua macam suara yang disebabkan oleh katup-katup yang menutup. Bunyi pertama berbunyi lub yang bernada rendah dan sedikit memanjang dan disebabkan oleh menutupnya katup antrioventrikel, dan bunyi kedua yang berbunyi dup yang lebih singkat dan bernada tinggi dan disebabkan karena menutupnya katup aorta dan arteri pulmonar setelah konstriksi dari ventrikel. Bunyi pertama memiliki durasi sekitar 0,15 detik dan frekuensi 25-45 Hz. Bunyi ini lembut saat kecepatan denyut jantung lambat, karena ventrikel terisi penuh oleh darah dan daun-daun katup AV mengapung bersama sebelum sistolik. Bunyi kedua berlangsung sekitar 0,12 detik dengan frekuensi 50 Hz. Bunyi ini keras dan tajam apabila tekanan diastolik di aorta atau arteri pulmonalis meningkat, yang menyebabkan katup-katup menutup dengan cepat pada akhir sistolik. Interval antara penutupan katup aorta dan pulmonalis selama inspirasi sering cukup panjang sehingga bunyi kedua mengalami reduplikasi (pemisahan fisiologis bunyi jantung kedua). Pemisahan juga terjadi pada berbagai penyakit. Dalam keadaan normal jantung tidak membuat bunyi lebih keras, tetapi bila arus darah cepat atau kalau ada kelainan pada katup maka terdapat bunyi bising.

2.1.3

Debaran jantung

11

Debaran jantung (debaran apeks) merupakan pukulan ventrikel kiri terhadap dinding yang terjadi selama konstruksi ventrikel. Debaran ini dapat diraba dan sering terlihat pada ruang interkostalis kelima kira-kira 4 cm dari garis sternum.

2.1.4

Sifat otot jantung

Otot jantung mempunyai cir-ciri yang khas. Kemampuan berkontraksi otot jantung sewaktu sistole maupun diastole tidak bergantung pada ransangan saraf. Konduktifitas (daya hantar) kontrusksi melalui setiap serabut otot jantung secara halus sekali dan sangat jelas dalam berkas his. Ritme dan kekuatan gelombang yang dimiliki otot jantung secara otomatis dengan tidak bergantung pada ransangan saraf.

2.1.5

Daya pompa jantung

Dalam keadaan istirahat jantung beredar 70 kali/menit. Pada waktu banyak pergerakan, kecepatan jantung bisa dicapai 150 kali/menit dengan daya pompa 20-25 liter/menit. Setiap menit jumlah volume darah yang tepat sama seklai dialirkan dari vena ke jantung. Apabila pengembalian dari vena tidak seimbang dan ventrikel gagal mengimbanginya dengan daya pompa jantug maka vena-vena dekat jantung akan membengkak berisi darah sehingga tekanan dalam vena naik dalam jangka waktu lama, bisa menjadi edema.

2.1.6

Katup jantung

Di dalam jantung terdapat katup-katup yang sangat penting artinya dalam susunan peredaran darah dan pergerakan jantung manusia. a. Valvula trikuspidalis, terdapat antara atrium dekstra dengan ventrikel dekstra yang terdiri dari 3 katup. b. Valvula bikuspidalis, terletak antara atrium sinistra dengan ventrikel sinistra yang terdiri dari 2 katup.

12

c. Valvula semilunaris arteri pulmonalis, terletak antara ventrikel dekstra dengan arteri pulmonalis, tempat darah mengalir menuju ke paru-paru. d. Valvula semilunaris aorta, terletak antara ventrikel sinistra dengan aorta, tempat darah mengalir menuju ke seluruh tubuh.

Gambar 3. Katup-katup jantung

2.2 2.2.1

Fisiologi jantung Fisiologi otot jantung Otot jantung adalah bergaris lintang, sama seperti otot rangka.

Selanjutnya, otot jantung memiliki miofibril khas yang mengandung filamen aktin dan miosin hampir identik dengan filamen aktin dan miosin yang terdapat pada otot rangka, dan filamen-filamen ini selama proses

13

kontraksi saling bertautan dan mengadakan sliding satu sama lainnya dengan cara yang sama seperti pada otot rangka. Terdiri dari 3 tipe otot jantung yang utama yaitu otot atrium, otot ventrikel dan serat otot khusus penghantar rangsangan, sebagai pencetus rangsangan. Tipe otot atrium dan ventrikel berkontraksi dengan cara yang sama dengan otot rangka dengan kontraksi otot yang lebih lama. Sedangkan serat khusus penghantar dan pencetus rangsangan berkontraksi dengan lemah sekali sebab serat ini mengandung sedikit serat kontraktif malahan serat ini menghambat irama dan berbagai kecepatan konduksi sehingga serat ini bekerja sebagai suatu sistem pencetus rangsangan bagi jantung.

2.2.2

Siklus jantung Jantung mempunyai 4 pompa yang terpisah: 2 pompa primer

(atrium-atrium) dan 2 pompa tenaga (ventrikel-ventrikel). Peroide dari akhir kontraksi jantung sampai akhir kontraksi berikutnya dinamakan siklus jantung. Tiap-tiap siklus dimulai oleh timbulnya potensial aksi secara spontan pada simpul SA. Simpul ini kirakira dalam area 0,3 cm persegi dan terletak pada dinding posterior atrium kanan dekat muara vena cava superior. Potensial aksi berjalan dengan cepat melalui atrium dan kemudian melalui berkas A-V ke dalam ventrikel. Akan tetapi, karena susunan khusus penghantar dari atrium ke dalam ventrikel, terdapat perlambatan yang lebih dari 1/10 detik antara jalan impuls jantung dan atrium ke dalam ventrikel. Hal ini memungkinkan atruim berkontraksi mendahului ventrikel, karena itu memompa darah ke dalam ventrikel sebelum kontraksi ventrikel yang sangat kuat. Jadi, atrium bekerja sebagai pompa primer bagi ventrikel, dan ventrikel kemudian menyediakan sumber tenaga utama bagi pergerakan darah melalui sistem vaskular.

2.2.3

Fungsi atrium sebagai pompa jantung

14

Darah dalam keadaan normal mengalir terus dari vena-vena besar ke dalam atrium; kira-kira 70% aliran ini langsung mengalir dari atrium ke ventrikel, walaupun atrium belum berkontraksi. Akan tetapi, kemudian, kontraksi atrium menyebabkan pengisian tambahan 30%. Oleh karena itu, atrium hanya berfungsi sebagai pompa primer yang meningkatkan efektivitas ventrikel sebagai pompa kira-kira 30%. Jantung dapat terus bekerja dengan sangat memuaskan dalam keadaan istirahat normal walaupun tanpa 30% tambahan efektivitas karena dalam keadaan normal jantung mempunyai kemampuan memompa lebih dari 300-500% darah yang dibutuhkan oleh tubuh.

2.2.4

Fungsi ventrikel sebagai pompa

a. Pengisian ventrikel Selama sistole ventrikel, sejumlah besar darah tertimbun dalam atrium karena katup A-V yang tertutup. Oleh karena itu, tepat setelah sistolik berakhir dan tekanan ventrikel turun kembali sampai ke tekanan diastoliknya yang rendah, tekanan pada atrium yang tinggi dengan segera mendoromg katup A-V membuka dan memungkinkan darah mengalir dengan cepat ke dalam ventrikel. Hal ini dinamakan periode pengisian cepat ventrikel. Periode pengisian berlangsung kira-kira 1/3 pertama diastolik. Selam 1/3 tengah diastolik darah sedikit mengalir ke ventrikel, ini adalah darah yang terus masuk ke dalam atrium dari vena-vena dan berjalan melalui atrium langsung ke ventrikel. b. Pengosongan ventrikel selama sistole Bila kontraksi ventrikel dimulai, tekanan ventrikel meningkat dengan cepat yang meyebabkan katup atrium dan ventrikel menuutup. Diperlukan penambahan oksigen -0.03 detik bagi ventrikel untuk meningkatkan tekanan yang cukup untuk mendorong katup

semilunaris (aorta dan pulmonalis) membuka melawan tekanan dalam aorta dan artri pulmonalis. Selama periode ini terjadi kotraksi pada ventrikel tetapi tidak terjadi pengosongan. Periode ini dinamakan

15

periode kontraksi istemik (isovolemik = seluruh tubuh). Arti istilah ini adalah bahwa tegangan dalam otot menigkat tetapi tidak terjadi pemendekan serabut-serabut otot. c. Periode ejeksi Bila tekanan ventrikel kiri meningkat sedikit di atas 80 mmHg, dan tekanan ventrikel kanan sedikit di atas 8 mmHg, tekanan ventrikel sekarang mendorong membuka katup semilunaris. Segera darah mulai dikeluarkan dari ventrikel, sekitar 60% pengosongan terjadi selama seperempat pertama sistole dan biasanya sebagian besar 40% sisanya dikeluarkan selama dua perempat berikutnya. Tiga perempat bagian sistole ini dinamakan periode ejeksi. d. Protodiastole Selama seperempat terakhir sisitole ventrikel, hampir tidak ada aliran darah dari ventrikel masuk ke dalam arteri besar; walaupun otot-otot ventrikel tetap berkontraksi. Periode ini dinamakan protodiastole. Selama periode ini tekanan arteri turun karena darah dalam jumlah besar mengalir dari arteri-arteri ke pembuluh-pembuluh perifer. e. Periode relaksasi isometrik (isovolemik) Pada akhir sisitole, relaksasi ventrikel mulai dengan tiba-tiba, memungkinkan tekanan dalam ventrikel turun dengan cepat. Peningkatan tekanan dalam arteri besar tiba-tiba mendorong darah kembali ke arah ventrikel, menimbulkan bunyi penutupan katup aorta dan pulmonal yang keras. Selama 0,03 sampai 0,06 detik selanjutnya otot ventrikel relaksasi dan tekanan dalam ventrikel turun dengan cepat kembali ke tekanan diastole yang sangat rendah. Kemudian katupkatup A-V membuka, mengawali siklus pompa ventrikel yang baru.

2.2.5

Fungsi katup Katup atrioventrikular atau katu A-V (katup trikuspidalis dan

mitral) mencegah pengaliran balik darah dari ventrikel ke atrium selama sistole, dan katup semilunaris (katup aorta dan pulmonal) mencegah aliran balik dari aorta dan atrteri pulmonallis ke dalam ventrikel selama diastole.

16

Semua katup ini menutup dan membuka secara pasif. Yaitu mereka menutup bila selisih tekanan yang membalik mendorong darah kembali, dan mereka membuka bila selisih tekanan ke depan mendorong darah ke arah depan. Karena alasan-alasan anatomis yang nyata, katup-katup A-V yang tipis seperti selaput hampir tidak memerlukan aliran balik untuk menyebabkan penutupan katup semilunaris yang jauh lebih berat memerlukan aliran balik yang agak kuat selama beberapa milidetik.

2.2.6

Sistem eksitasi dan konduksi pada jantung Jantung manusia dewasa normalnya berkontraksi berirama dengan

frekuensi sekitar 72 denyutan per menit. Gambar 4 dibawah ini melukiskan sistem eksitasi dan konduktif khusus jantung yang mengatur kontraksi jantung ini. Gambar tersebut menunjukkan simpul SA, tempat dalam keadaan normal ditimbulkan impuls eksitasi berirama; lintasan

internodal, yang mnghantarkan impuls dari simpul SA ke simpul AV; simpul AV, tempat impuls dari atrium ditunda sebelum masuk ke dalam ventrikel; berkas AV , yang menghantarkan impuls dari atrium ke ventrikel; dan berkas kiri dan kanan serabut-serabut purkinje, yang menghantarkan impuls jantung ke seluruh bagian ventrikel.

Gambar 4. Sistem konduksi jantung

17

SIMPUL SINO-ATRIAL Simpul sino-atrial (SA) merupakan kepingan berbentuk sabit dari otot yang mengalami spesialisasi dengan lebar kira-kira 3 mm dan panjang 1 cm; simpul ini terletak pada dinding posterior atrium kanan tepat di bawah dan medial terhadap muara vena kava superior. Serabut-serabut simpul ini masing-masing bergaris tengah 3-5 mikron, berbeda dengan serabut otot atrium sekitarnya yang bergaris tengah 15-20 mikron. Tetapi, serabut SA berhubungan langsung dengan serabut atrium sehingga setiap potensial aksi yang mulai pada simpul SA segera menyebar ke atrium. Nodus ini merupakan pendahulu dari kontraksi jantung, dari sini impuls akan diteruskan ke atrioventrikuler node. Serabut SA sedikit berbeda dari sebagian terbesar serabut otot jantung lainnya, yaitu hanya mempunyai potensial membran istirahat dari -55 sampai -60 milivolt dibandingkan dengan -85 sampai -95 milivolt pada sebagian serabut lainnya. Potensial istirahat yang rendah ini disebabkan oleh sifat membran yang mudah ditembus oleh ion natrium. Kebocoran natrium ini juga yang menyebabkan eksitasi sendiri dari serabut SA. SIMPUL ATRIOVENTRIKULAR (A-V) Adanya penundaan penghantaran pada simpul ini menyebabkan peluang bagia trium untuk mengosongkan isinya ke dalam ventrikel sebelum kontraksi ventrikel mulai. Terutama simpul A-V dan serabut penghantar penyertanya bahwa penundaan penghantaran impuls jantung ini dari atrium ke ventrikel. Setelah berjalan melalui lintasan internodal, impuls jantung mencapai simpul AV sekitar 0,04 detik setelah ia timbul pada simpul SA. Tetapi, antara selang waktu ini dan waktu impuls timbul pada berkas AV 0,11 detik lainnya berlalu. Sekitar separuh dari selang waktu ini terjadi di dalam serabut sambungan, yang merupakan serabut sangat kecil yang menghubungkan serabut normal atruim dengan serabut-serabut simpul itu sendiri. Kecepatan penghantaran pada serabut ini sekitar 0,02 meter per detik (sekitar 1/25 daripada otot jantung normal), yang sangat menunda masuknya impuls ke dalam simpul AV. Setelah memasuki impuls, kecepatan penghantaran dalam serabut simpul tetap sangat rendah, hanya

18

0,1 meter per detik, sekitar kecepatan panghantaran pada otot jantung normal. Sehingga penundaan selanjutnya dalam penghantaran terjadi waktu impuls berjalan melalui simpul AV ke dalam serabut-serabut transisional dan akhirnya ke dalam berkas AV. ATRIOVENTRIKULAR BUNDEL (AV BUNDEL) Mulai dari AV bundel berjalan ke arah depan pada pinggir posterior dan pinggir bawah pars membranasea septum interventrikulare. Pada bagian cincin yang terdapat antara atrium dan ventrikel disebut analus vibrosus, rangsangan terhenti 1/10 detik selanjutnya menuju apeks kordis dan bercabang dua: a. Pars septalis dekstra melanjut ke arah AV bundel di dalam pars muscularis septum iterventrukulare menuju ke dinding depan ventrikel kanan. b. Pars septalis sinistra berjalan di antara pars membaranacea dan pars muscularis sampai di sisi kiri septum interventricularis menuju basis M. Papilaris inferior ventrikel kiri. Serabut-serabut pars septalis kemudian bercabang-cabang menjadi serabut terminal (serabut purkinje) SERABUT PURKINJE Serabut penghubung terminal / serabut purkinje berupa anyaman yang berada pada endokardium menyebar pada kedua ventrikel. 2.2.7 Curah jantung Pada keadaan normal (fisiologis) jumlah darah yang dipompakan oleh ventrikel kiri dan ventrikel kanan sama besarnya. Bila tidak demikian akan terjadi penimbunan darah di tempat tertentu. Misalnya bila jumlah darah yang dipompakan ventrikel kanan lebih besar dari ventrikel kiri, maka jumlah darah tidak dapat diteruskan oleh ventrikel kiri ke peredaran darah sistemik sehingga terjadi penimbuanan darah di paru-paru. Jumlah darah yang dipompakan ventrikel dalam satu menit disebut curah jantung, dan jumlah darah yang dipompakan ventrikel pada setiap kali sistole disebut volume sekuncup dengan demikian : Curah jantung = isi sekuncup x frekuensi denyut jantung per menit.

19

Umumnya pada setiap sistole ventrikel tidak terjadi pengosongan total ventrikel, hanya sebagian dari isi ventrikel yang dikeluarkan. Misalnya isi ventrikel pada akhir sistole 120 cc, isi sekuncup sama dengan 80 cc, maka pada akhir sistole masih tersisa 40 cc darah dalam ventrikel. Jumlah darah yang tertinggal ini dinamakan volume residu. Besar curah kjantung seseorang tidak selalu sama, bergantung pada keaktifan tubuhnya. Curah jantung orang dewasa pada keadaan istirahat lebih kurang 5 liter dapat turun naik pada berbagai keadaan (meningkat pada waktu kerja berat, stress, peningkatan suhu lingkungan, dan keadaan hamil; sedangakan curah jantung menurun pada waktu tidur).

FAKTOR YANG MENGONTROL CURAH JANTUNG

Curah jantung dapat berubah-ubah oleh perubahan pada kecepatan denyut jnatung atau isi sekuncup. Kecepatan denyut jantung terutama dikontrol oleh persarafan jantung, stimulasi simpatis meningkatkan kecepatan dan stimulasi parasimpatis menurunkannya.

Keadaan atau Faktor Tidak ada perubahan Tidur Perubahan moderat pada suhu lingkungan Menigkat Rasa cemas atau gembira (50-100%) Makan (30%) Kerja Fisik (sampai 700%) Suhu lingkungan tinggi Kehamilan Epinefrin Menurun Duduk atau berdiri dari posisi berbaring (20-30%) Aritmia cepat Penyakit jantung Tabel 1. Efek berbagai keadaan pada curah jantung

20

Isi sekuncup sebagian juga ditentukan oleh input saraf, rangsang simpatis menyebabkan serat-serat otot miokardium berkontraksi lebih kuat untuk setiap panjang sedangkan rangsang parasimpatis menyebabkan efek sebaliknya. Apabila kekuatan kontraksi meningkat tanpa peningkatan panjang serat, lebih banyak darah (yang dalam keadaan normal tetap ada di ventrikel) yang disemprotkan keluar,yaitu fraksi ejeksi meniglkat dan volume darah ventrikel akhir sistolik berkurang.

2.2.8

Volume sekuncup jantung Volume sekuncup jantung adalah jumlah darah yang dipompa dari

tiap-tiap ventrikel pada setiap denyut jantung. Dalam keadaan normal volume sekuncup sekitar 70 ml, tetapi dalam keadaan-keadaan yang sesuai dengan kehidupan, volume sekuncup dapat turun smapai beberapa mililiter per denyut dan dapat meningkat sampai sekitar 140 ml per denyut pada jantung normal dan sampai lebih dari 200 ml per denyut pada orang dengan jantung yang sangat besar, seperti pada beberapa atlit.

2.2.9

Energi untuk kontraksi jantung Otot jantung, seperti otot rangka, menggunakan energi kimia untuk

menyelenggarakan kontraksi. Energi ini terutama berasal dari metabolisme asam lemak dan dalam jumlah yang lebih kecil, dari metabolisme zat gizi, terutama laktat dan glukosa. Selama kontraksi otot, sebagian besar energi kimia diubah menjadi panas dan sebagian kecil menjadi energi kerja. Rasio kerja dengan energi kimia yang dikeluarkan dinamakan efisiensi kontraksi jantung, atau secara sederhana efisiensi jantung. Efisiensi jantung normal adalah antara 20 sampai 25 persen.

2.2.10 Faktor yang mempengaruhi kerja jantung Cyrah jantung merupakan faktor utama dalam sirkulasi yang mempunyai peranan penting dalam transportasi darah yang mengandung berbagai nutrisi. Jumlah darah yang dipompakan oleh

21

ventrikel tergantung dari kebutuhan jaringan perifer akan oksigen, nutrisi dan ukuran tubuh. Untuk ini diperlukan suatu indikator fungsi jantung yang lebih akurat. Faktor utama yang

mempengaruhi pekerjaan jantung adalah beban awal, konraktilitas, beban kahir, dan frekuensi jantung. 1. Beban Awal Otot jantung diregangkan sebelum ventrikel kiri berkontraksi, berhubungan dengan panjang otot jantung, peningkatan beban awal menyebabkan kontraksi ventrikel lebih kuat dan meningkatkan volume curah jantung. Meningkatnya beban awal akibat dari meningkatnya volume darah yang kembali ke ventrikel semakin diregang serabuit otot jantung semakin besar kontraksinya sampai batas. 2. Kontraktilitas Bila saraf simpatis yang menuju ke jantung dirangsang maka ketegangan kseluruhan akan bergeser ke atas atau ke kiri atau meningkatkan kontraktilitas, frekuensi dan irama jantung juga mempengaruhi kontraktilitas. Bila sebagian dari miokard ventrikel tidak berfungsi maka kerja ventrikel akan berkurang menyebabkan depresi (menurunnya) kontraktilitas setiap unit miokard. 3. Beban Akhir Resistansi (tahanan) yang harus diatasi waktu darah

dikeluarkan dari ventrikel, suatu beban ventrikel kiri untuk membuka katup semilunaris aorta dan mendorong darah selama kontraksi. Peningkatan drastis beban akhir akan meningkatkan kerja ventrikel, menigkatkan kebutuhan oksigen dan

mengakibatkan kegagalan ventrikel. 4. Frekuensi Jantung Dengan meningkatnya frekuensi jantung akan memperberat pekerjaan jantung.

22

BAB III PENUTUP

3.1

Kesimpulan

Jantung merupakan organ yang termasuk kategori penting demi kelangsungan hidup manusia. Dimana jantung adalah pusat pompa darah untuk ke seluruh tubuh. Dimana kelangsungan metabolisme dan lainnya tidak akan berjalan apabila jantung berhenti untuk memompakan darah ke seluruh tubuh. Darah yang dipompa oleh jantung selain membawa oksigen juga membawa nutrisi lainnya yang dibutuhkan oleh tubuh. Letak jantung didalam rongga dada sebelah depan (kavum mediastinum anterior), sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga dada, diatas diafragma, dan pangkalnya terdapat dibelakang kiri antara kosta V dan VI dua jari dibawah papila mamae. Pada tempat ini teraba adanya denyutan jantung yang disebut iktus kordis. Ukurannya lebih kurang sebesar genggaman tangan kanan dan beratnya kira-kira 250-300 gram.

23

DAFTAR PUSTAKA Ganong W.F. Review of Medical Physiolohy (1995). Alih bahasa Adji Darma. (Fisiologi kedokteran.) Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta. Syaifuddin, Drs. H. (1997). Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakartta. Syaifuddin. Drs. H. (2006). Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 3. Penerbit buku Kedokteran EGC, Jakarta. Ganong W.F. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Alih Bahasa dr. H. M. Djauhari Widjajakusumah. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Guyton, A. C., et al.: Circulation Physiology: cardiac output and Its Regulation, 2nd Ed. Philadelphia, W.B. Saunders co., 1973. Guyton, A. C.: Determination of Cardiac Output by equating venous return curves with cardiac Rsppnse Curves. Physiol. Rev., 35:123, 1995.

24

You might also like