Professional Documents
Culture Documents
I.
Standar Kompetensi 1. Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia.
II. Kompetensi Dasar 1.1. Memahami struktur atom berdasarkan teori atom Bohr, sifat-sifat unsur, massa atom relatif, dan sifat-sifat periodik unsur dalam tabel periodik serta menyadari keteraturannya, melalui pemahaman konfigurasi elektron. III. Indikator 1. Menjelaskan keteraturan jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron, dan keelektronegatifan unsur berdasarkan konfigurasi elektronnya IV. Analisis Materi A. Materi Prasyarat Konfigurasi Elektron Model atom Bohr telah memperkenalkan konsep bilangan kuantum n=1,2,3,... yang menyatakan orbit. Orbit ini disebut juga kulit atom. Suatu kulit atom dapat mengandung lebih dari 1 elektron. Susunan elektron dalam kulit-kulit atom dikenal sebagai konfigurasi elektron. Kulit atom n=1, n=2, n=3, ... dinamakan kulit K,L,M, .... Elektron-elektron dalam atom berelektron banyak akan menghuni kulit menurut aturan tertentu. Aturan ini dikembangkan berdasarkan hasil perhitungan secara kuantum. Berdasarkan hasil perhitungan, keberadaan elektron-elektron dalam atom menghuni kulit-kulit dengan aturan berikut: 1. Kulit pertama maksimum dihuni oleh 2 elektron. 2. Kulit kedua maksimum dihuni oleh 8 elektron. 3. Kulit ketiga maksimum dihuni oleh 18 elektron.
Pada pengisian kulit M (untuk elektron ke-11 dan seterusnya), jika belum memenuhi jumlah maksimal (18 elektron) maka akan membentuk sub-sub kulit yang jumlahnya maksimal 8 elektron. Perhatikan konfigurasi elektron beberapa unsur berikut.
Konfigurasi elektron pada kulit atom terluar paling berperan dalam menentukan sifat kimia unsur. Elektron pada kulit atom terluar disebut juga elektron valensi. Unsur-unsur dengan jumlah elektron valensi yang sama mempunyai kemiripan sifat kimia.
B. Materi Inti Pengelompokkan unsur-unsur dalam sistem periodik modern menghasilkan golongan yang memuat unsur-unsur dengan sifat yang mirip, serta periode dimana terjadi pengulangan sifat secara berkala atau periodik. Sifat-sifat unsur yang berhubungan dengan letak unsur dalam tabel periodik ini disebut sifat periodik. Sifat periodik unsur dibedakan menjadi: Sifat atomik, yakni sifat yang berhubungan langsung dengan struktur atomnya. Sifat ini mencakup : - Jari-jari atom - Energi ionisasi - Afinitas elektron
- Keelektronegatifan - Bilangan oksidasi Sifat atomik menentukan sifat kimia unsur. Sifat bulk/fisis, yakni sifat yang tidak hanya ditentukan oleh struktur atomnya, tetapi juga bagaimana atom-atom unsur (atau molekul-molekul unsur) saling terikat. Sifat ini mencakup: - Kerapatan - Titik leleh dan perubahan kalor leleh - Titik didih dan peubahan kalor penguapan - Daya hantar listrik dan panas Sifat kimia/ kereaktifan. (tidak akan dibahas sekarang) 1. Jari-jari atom Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom sampai kulit terluar. Nilai jari-jari atom dari unsur-unsur dalam sistem periodik dapat disimak pada grafik berikut :
Dari grafik tersebut terdapat suatu keteraturan nilai jari-jari atom. Dalam satu periode, jari=jari atom berkurang dari kiri ke kanan. Hal ini dikarenakan muatan inti bertambah positif sementara elektron-elektron yang jumlahnya bertambah masih menempati kulit yang sama. Keadaan ini menyebabkan gaya traik menarik inti terhadap elektron semakin kuat. Akibatnya, jari-jari atom semakin kecil.
Dalam satu golongan, jari-jari atom bertambah dari atas ke bawah. Hal ini dikarenakan meski muatan inti bertambah positif, namun jumlah kulit semakin banyak. Kedaan ini menyebabkan gaya tarik-menarik inti terhadap elektron semakin lemah. Akibatnya, jari-jari atom bertambah besar. 2. Energi ionisasi Energi ionisasi adalah energi yang dibutuhkan untuk memindahkan satu elektron terluar dari atom atau ion dalam fase gas. Energi ionisasi diperlukan untuk mengatasi gaya tarik-menarik oleh inti atom yang bermuatan positif terhadap elektron terluarnya. Ada 3 faktor yang mempengaruhi besarnya energi ionisasi atom : a. Jari-jari atom. Semakin besar jari-jari atom, semakin kecil energi ionisasi. b. Muatan inti positif. Semakin besar muatan inti, semakin besar energi ionisasi. c. Jumlah elektron di kulit dalam. Semakin banyak jumlah elektron di kulit dalam, semakin kecil energi ionisasi. Hal ini dikarenakan elektron di kulit dalam akan mengurangi gaya tarik-menarik inti terhadap elektron terluar. Berikut merupakan grafik yang memuat energi ionisasi dari atom unsurunsur dalam sistem periodik.
Secara umum, keteraturan energi ionisasi dalam sistem periodik adalah sebagai berikut: Dalam satu periode, energi ionisasi bertambah dari kiri ke kanan. Hal ini dikarenakan muatan inti bertambah positif dan nilai jari-jari atom berkurang. Keadaan ini menyebabkan gaya tarik-menarik inti terhadap elektron terluar semakin kuat. Akibatnya, energi ionisasi semakin bertambah. Dalam satu golongan, energi ionisasi berkurang dari atas ke bawah. Hal ini dikarenakan meski muatan inti bertambah positif, namun jari-jari atom bertambah besar. Keadaan ini menyebabkan gaya tarik-menarik inti terhadap elektron terluar semakin lemah. Akibatnya, energi ionisasi semakin berkurang. Jumlah elektron yang dapat dipindahkan dari atom netral bisa lebih dari satu. Oleh karena itu, kita mengenal istilah energi ionisasi pertama, energi ionisasi kedua, dan seterusnya. Nilai energi ionisasi pertama lebih kecil dibandingkan nilai energi ionisasi kedua; nilai energi ionisasi kedua lebih kecil dibandingkan nilai energi ionisasi ketiga; dan seterusnya. 3. Afinitas elektron Afinitas elektron adalah energi yang terlibat jika suatu atom atau ion dalam fase gas menerima satu elektron membentuk ion negatif (atom bermuatan negatif). Energi yang terlibat dapat berupa pelepasan energi (negatif) atau penyerapan energi (positif). Semakin negatif nilai afinitas elektron, maka semakin mudah atom tersebut menerima elektron dan membentuk ion negatif. Sebaliknya, semakin positif nilai afinitas elektron dari atom unsur, maka semakin sulit atom tersebut menerima elektron dan membentuk ion negatif.
Keteraturan afinitas elektron dari unsur-unsur dalam sistem periodik adalah : Dalam satu periode, afinitas elektron cenderung bertambah dari kiri ke kanan. Hal ini dikarenakan muatan inti bertambah positif dan jari-jari atom berkurang. Keadaan ini menyebabkan gaya tarik-menarik inti terhadap elektron yang ditambahkan akan semakin kuat. Akibatnya, afinitas elektron semakin bertambah. Dalam satu golonga, afinitas elektron cenderung berkurang dari atas ke bawah. Hal ini dikarenakan meski muatan inti bertambah positif, namun jumlah elektron di kulit dalam semakin banyak. Keadaan ini menyebabkan gaya tarik-menarik inti terhadap elektron yang
ditambahkan semakin lemah. Akibatnya, afinitas elektron semakin berkurang. Jumlah elektron yang dapat diterima oleh suatu atom bisa lebih dari satu. Oleh karena itu, kita mengenal istilah afinitas elektron pertama (AE1), afinitas elektron kedua (AE2), dan seterusnya. Nilai AE2, AE3, dan seterusnya cenderung positif. 4. Keelektronegatifan Keelektronegatifan adalah suatu ukuran kemampuan atom untuk menarik elektron dalam suatu ikatan kimia. Semakin besar keelektronegatifan suatu atom, semakin besar kecenderungannya untuk menarik elektron dari atom lain yang terikat secara kimiawi dengan atom tersebut.
Secara kuantitatif, konsep keelektronegatifan dijelaskan oleh Linus Pauling pada tahun 1932. Ia menetapkan nilai keelektronegatifan maksimum 4,0 untuk F (unsur yang paling elektronegatif). Lalu ia menghitung nilai keelektronegatifan dari unsur-unsur lainnya. Simak keelektronegatifan unsur-unsur pada tabel berikut:
Keteraturan nilai keelektronegatifan dari unsur-unsur pada sistem periodik adalah: Dalam satu periode, keelektronegtifan bertambah dari kiri ke kanan. Hal ini dikarenakan muatan inti bertambah ositif dan jari-jari atom berkurang. Keadaan ini menyebabkan gaya tarik-menarik inti terhadap elektron semakin kuat. Akibatnya, kemampuan atom untuk menarik elektron menjadi semakin besar. Dalam satu golongan, keelektronegtifan berkurang dari atas ke bawah. Hal ini dikarenakan meski muaan inti bertambah positif, namun jumlah elektron di kulit dalam semakin banyak. Akibatnya, jari-jari atom bertambah besar dan kemampuan inti untuk menarik elektron menjadi lemah.
V.
Kegiatan Pembelajaran A. Model, Pendekatan, dan Metode Model : Cooperative Learning tipe TGT (Teams Games Tournament) Pendekatan : Konsep Metode : Diskusi, Ekspositori
B. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Awal Aktivitas Guru mengucapkan salam pembuka Guru memeriksa kehadiran siswa (absensi) Apersepsi :
Pertemuan sebelumnya, kita telah membahas periodik, perkembanngan mengapa tabel unsur
Alokasi 10 menit
Life Skill
Berkomunikasi lisan
Sifat-sifat apa saja kah itu? hari ini kita akan mempelajarinya. Kegiatan Inti
Guru memberikan materi pengantar 5 menit mengenai sifat periodik unsur, yaitu pengertian masing-masing sifat
periodik unsur.
Siswa
dikondisikan
berkumpul 10 menit
Guru kelompok
membimbing
diskusi 15 menit
sama
Kegiatan
Aktivitas
Selanjutnya, coba perhatikan grafik, bagaimana kecenderungannnya? Bagaimana elektron pengaruh unsur konfigurasi terhadap
Alokasi
Siswa
kembali dengan
berkumpul
periodenya (tugas kartu unsur) dan kembali mendiskusikan sifat-sifat periodik grafik.
berdasarkan
data atau
Guru kelompok
membimbing
diskusi 15 menit
Pertama, coba tuliskan konfigurasi elektron masing-masing. Selanjutnya, coba perhatikan grafik, bagaimana kecenderungannnya? Bagaimana elektron pengaruh unsur konfigurasi terhadap
5 menit
Menyelesaikan masalah
Guru mengulas kembali apa yang 10 menit telah didiskusikan dan memberi penguatan.
Penutup
Menyimpulkan pembelajaran
kegiatan
10 menit
Apa saja yang termasuk sifat periodik? Jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron, kelektronegatifan Bagaimana kecenderungannya? Bagaimana hubungannya dengan
Kegiatan
konfigurasi tersebut?
Aktivitas
elektron atom-atom
Alokasi
Life Skill
VI. Alat dan Sumber a. Alat dan Bahan Papan tulis dan kapur. Kartu Unsur b. Sumber Johari, J.M.C., dan M. Rachmawati. (2007). Kimia 1. Jakarta : esis.
NIP
NIP
KUIS
1. Apa saja yang termasuk sifat periodik unsur? 2. Bagaimana kecenderungan sifat-sifat tersebut dalam tabel periodik?