You are on page 1of 5

Proposal Pendirian Taman Pendidikan Al Qur’an (TPA)

Riyadhush Sholihin.
oleh barkahqordhofa pada Maret 18, 2009

MUQODDIMAH

Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Segala puji bagi Allah, kami memuji-Nya, memohon pertolongan dan ampunan kepada-Nya,
kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri-diri kami dan kejelekan amal perbuatan
kami. Barangsiapa yang Allah beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya,
dan barangsiapa yang Allah sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk.

Aku bersaksi bahwasanya tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah
semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwasanya Nabi Muhammad SAW
adalah hamba dan Rasul-Nya.

Semoga Allah melimpahkan sholawat serta salam yang banyak kepada Nabi Muhammad
SAW, kepada keluarga dan sahabatnya serta setiap orang yang mengikuti mereka dengan
kebaikan sampai hari Kiamat. Amma ba‟du.

Al-Ghazali rahimahullah dalam bukunya yang berjudul Ihya „Ulumuddin telah menyebutkan:
“Perlu diketahui bahwa jalan untuk melatih anak-anak termasuk urusan yang paling penting
dan harus mendapat prioritas yang lebih dari yang lainnya. Anak merupakan amanat di
tangan kedua orang tuanya, dan kalbunya yang masih bersih merupakan permata yang sangat
berharga. Jika ia dibiasakan untuk melakukan kebaikan, niscaya dia akan tumbuh menjadi
baik dan menjadi orang yang bahagia di dunia dan akhirat. Sebaliknya, jika dibiasakan
dengan keburukan serta ditelantarkan seperti hewan ternak, niscaya dia akan menjadi orang
yang celaka dan binasa”. Keadaan fitrahnya akan senantiasa siap untuk menerima yang baik
atau yang buruk dari orang tua atau murabbi (pendidik)nya.

Inilah barangkali pesan moral Islam kepada setiap orangtua dan murabbi (pendidik) berkaitan
dengan pendidikan pada anak-anak untuk diarahkan kepada kebaikan dan memberikan bekal
berbagai adab dan moralitas agar mereka terbimbing menjadi anak-anak yang dapat
dibanggakan kelak di hadapan Allah SWT.

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.
Anak merupakan amanah dari Allah SWT yang harus kita jaga dan kita didik dengan baik.
Allah SWT telah menanamkan fitrah suci pada anak-anak, yang dengan fitrah bersebutlah ia
akan menjadi permata yang sangat berharga. Namun Allah SWT juga telah membekalinya
dengan rasa, potensi diri dan panca indera. Dan kitalah yang bertanggung jawab untuk
mengembangkan segala rasa dan potensi diri yang dimiliki pada tiap anak.

Sesungguhnya masa kanak-kanak merupakan fase yang paling subur, paling panjang, dan
paling dominan bagi seorang murabbi untuk menanamkan norma-norma yang mapan dan
arahan yang bersih ke dalam jiwa dan sepak terjang anak-anak didiknya. Berbagai
kesempatan terbuka lebar untuk sang murabbi dan semua potensi tersedia secara berlimpah
dalam fase ini dengan adanya fitrah yang bersih, masa kanak-kanak yang masih lugu,
kepolosan yang begitu jernih, kelembutan dan kelenturan jasmaninya, kalbu yang masih
belum tercemari, dan jiwa yang masih belum terkontaminasi.

Apabila masa ini dapat dimanfaatkan oleh sang murabbi secara maksimal dengan sebaik-
baiknya, tentu harapan yang besar untuk berhasil akan mudah diraih pada masa mendatang,
sehingga kelak sang anak akan tumbuh menjadi seorang pemuda yang tahan dalam
menghadapi berbagai macam tantangan, beriman, kuat, kokoh, lagi tegar.

Berangkat dari realita ini, maka diperlukan satu wadah yang dapat membina dan mendidik
secara tepat untuk usia kanak-kanak, yaitu dengan mendirikan Taman Pendidikan Al Qur‟an
(TPA).

TPA ini sendiri merupakan sebuah jenjang pendidikan yang sangat penting dan strategis
dalam upaya mencetak dan membina sumber daya yang berkualitas dari segi keimanan,
akhlak, dan intelektualitasnya sejak usia dini. Hal ini sesuai dengan pencapaian tujuan
pembelajaran, yaitu membangun generasi ideal masa depan yang memiliki kemurnian tauhid,
akhlak mulia, cerdas dan mandiri.

B. Tujuan dan Fungsi


Secara umum tujuan Tempat Pendidikan Al Qur‟an adalah untuk menciptakan generasi muda
yang beriman , berakhlak mulia, cerdas dan mandiri.

Secara khusus tujuan Tempat Pendidikan Al Qur‟an adalah untuk mengembangkan potensi
yang berkaitan dengan:
1. Memberikan wadah pendidikan yang berbasis Islam, khususnya pendidikan Al Qur‟an
untuk warga setempat;
2. Berusaha untuk meningkatkan dan memberikan pendidikan kepada masyarakat umum
khususnya sekitar PT.TIFICO terutama kepada masyarakat yang kurang mampu untuk dapat
memperoleh pendidikan agama yang layak;
3. Pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan sehingga tercapai tujuan
pembelajaran seperti tersebut di atas;
4. Penilaian proses dan hasil belajar yang efektif;
5. Manajemen Berbasis Sekolah (School Based Management);
6. Pengembangan pendidikan anak seutuhnya (PAS) sesuai bakat, minat dan kemampuan
karakteristik anak;
7. Pengembangan pendidikan yang berbasis luas dan Life Skills;
8. Pengembangan sarana dan prasarana pendidikan;
9. Pusat sumber belajar baik guru dan tenaga pendidik lainnya;
10. Pendidikan berbasis masyarakat (community based education);
11. Sumber inovasi dan informasi (agent of change and center of innovation).

Sedangkan fungsi dari TPA antara lain:


1. Mengembangkan seluruh potensi anak sejak usia dini dalam rangka mewujudkan
pendidikan anak seutuhnya sehingga nantinya terbangun generasi ideal masa depan yang
beriman, berakhlak mulia, cerdas dan mandiri.
2. Melaksanakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan serta
mengembangkan life skills.
C. Sasaran
1. Tersedianya sarana pendidikan agama usia dini bagi anak-anak masyarakat sekitar.
2. Terwujudnya hubungan yang harmonis antara perusahaan (PT.TIFICO) dengan
masyarakat sekitar melalui sarana pendidikan agama bagi anak-anak yang dikelola oleh
DKM Riyadhush Sholihin bersama dengan perusahaan.
3. Mencetak generasi yang mumpuni bagi masyarakat sekitar melalui pendidikan yang aktif,
kreatif, efektif dan menyenangkan.

D. Kriteria Kegiatan
1. Kegiatan yang bersifat edukatif.
2. Kegiatan dengan penekanan pada pengetahuan agama (baca tulis Al Qur‟an, Keimanan,
Akhlak, dan lain-lain).
3. Kegiatan pengembangan potensi anak.

II. PROPOSAL KEGIATAN

A. Tahap Perencanaan
1. Menampung aspirasi warga sekitar secara lisan.
2. Mempersiapkan jadwal tahapan pendirian TPA.
3. Melakukan komunikasi dengan Konsultan Pendidikan.
4. Melakukan pembekalan kepada Panitia tentang mekanisme pendirian dan pelaksanaan
TPA.

B. Pelaksanaan
1. Rapat pembentukan panitia pendirian TPA berikut susunan kepengurusan TPA.
2. Trainning pembinaan untuk panitia pendirian TPA oleh Konselor Pendidikan.
3. Minta ijin Ketua RT setempat dan manajemen perusahaan.
4. Membuat dan menyebarkan angket ke warga dalam rangka. mengetahui animo masyarakat
dan persiapan penyusunan kurikulum.
5. Menyusun dan mengajukan Proposal perijinan ke aparat pemerintah dan perusahaan.
6. Persiapan tempat kegiatan TPA dan keperluan administratif (Logo TPA, Kop Surat,
Stempel, Papan Nama, Spanduk, dan lain-lain).
7. Sosialisasi secara terbuka.
8. Menyusun dan menyebarkan formulir pendaftaran.
9. Penyusunan kurikulum kegiatan TPA beserta silabus.
10. Persiapan dan seleksi tenaga pendidik.
11. Persiapan modul dan buku penunjang.
12. Tentir pendidik oleh konselor.
13. Seleksi pendaftaran calon santri.
14. Pembukaan dan pelaksanaan kegiatan TPA.

C. Pengotrolan dan Evaluasi


Dalam pelaksanaan kegiatan TPA, perlu adanya pengontrolan, pengawasan dan evaluasi yang
dilakukan oleh pengurus, masyarakat, dan konselor sehingga diharapkan dapat berjalan sesuai
dengan tujuan yang diharapkan.
1. Pengontrolan
Adapun pengontrolan yang dilakukan tersebut meliputi:
a). Kegiatan;
- Berjalannya kurikulum dan silabus sesuai dengan tujuan.
- Berjalannya agenda kegiatan santri.
- Pengotrolan terhadap kehadiran tenaga pendidik maupun santri.
- FOS (Forum Orangtua Santri).
b). Administrasi;
- Buku Besar kegiatan TPA.
- Dokumentasi kegiatan TPA.
c). Keuangan;
- Sistem pencatatan keuangan.
- Pengontrolan dilakukan oleh Pengurus dan DKM, Masyarakat (sistem secara transparan)
2. Evaluasi
Evaluasi kegiatan TPA dilakukan secara bertahap dan berkala. Hasil kegiatan akan diukur
dengan indikator keberhasilan yang telah ditentukan sebelumnya sehingga dapat digunakan
sebagai titik tolak pengembangan selanjutnya.
Sedangkan evaluasi keuangan dilakukan oleh bendahara dan pengurus untuk kemudian
dipertanggungjawabkan kepada pihak yang terkait.

III. PROPOSAL BIAYA

TPA merupakan bentuk pendidikan anak usia dini yang berbasis Islami. Lama pendidikan
TPA adalah 1 (satu) tahun atau 2 (dua) tahun sesuai dengan usia anak. Program kegiatan TPA
yang digunakan berpedoman pada kurikulum yang berlaku atau sesuai dengan kebutuhan.
TPA menekankan pembentukan perilaku dan pengembangan kemampuan dasar yang
disesuaikan dengan kebutuhan, kemampuan dan kondisi masyarakat. Prinsip pembelajaran
TPA adalah bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain.
Untuk dapat terlaksananya semua itu, dibutuhkan:
1. Sarana dan prasarana,
2. Ketenagaan,
3. Administrasi dan Manajemen TPA,
4. Peran serta orang tua dan masyarakat.

Dalam mewujudkan kebutuhan tersebut, maka diperlukan biaya yang dapat menopang
kegiatan di atas. Yang diharapkan bersumber dari:
A. Iuran tetap bulanan santri.
B. Sumbangan dari DKM.
C. Sumbangan dari perusahaan.
D. Sumbangan dari masyarakat.

Kebutuhan sarana dan prasarana kegiatan TPA meliputi:


1. Tempat.
Dalam hal ini memanfaatkan ruangan Masjid Riyadhush Sholihin.
2. Ruang Belajar.
3. Ruang Penunjang.
- Ruang kantor.
- Perpustakaan.
- Gudang.
4. Sarana dan Kelengkapan belajar.
- Area bermain anak (luar ruangan).
a) Papan peluncur,
b) Papan titian,
c) Ayunan,
d) Dan lain-lain.
- Kursi dan meja belajar.
- Kursi dan meja pengajar.
- Komputer.
- Listrik dan Telepon.
- Papan tulis.
- Alat tulis.
- Lemari dokumen.
- Lemari perpustakaan.
- Buku-buku perpustakaan.
- Jam dinding.
- Alat-alat kelengkapan kegiatan peraga.

Selain kebutuhan sarana dan prasarana tersebut, ada beberapa aspek pembiayaan dalam
rangka penyelenggaraan TPA, antara lain:
1. Sarana operasional pendidikan
- Kertas.
- Spidol.
- Pembiayaan Foto copy.
2. Infaq untuk pendidik.
3. Peningkatan pendidikan dan pelatihan guru dan pengurus.
4. Infaq untuk tenaga pendukung.
- Konselor.
- Tenaga kebersihan.
5. Kegiatan ekstra kulikuler.

IV. PENUTUP

Sebagai bagian dari kewajiban hidup bermasyarakat, tidaklah berlebihan bila dibutuhkan
sistem pendidikan yang Islami, yang mengacu pada norma-norma kerohanian dan akhlak
serta terhindar dari kerusakan, kejahatan, dan kerendahan, maka TPA memiliki peranan
strategis untuk meningkatkan sumber daya manusia.
Tidak dipungkiri pula bahwa terjalinnya keharmonisan hubungan antara masyarakat sekitar
dengan perusahaan sangat diperlukan. Maka dengan berdirinya TPA ini, diharapkan dapat
menjadi jembatan penghubung sebagai sarana yang saling menguntungkan antara masyarakat
sekitar dengan perusahaan.
Selain itu, tujuan kami dalam mendirikan TPA ini untuk membantu masyarakat sekitar,
khususnya yang tidak mampu dapat terwujud pula.
Dengan segala puji kepada Allah S.W.T,kami memohon ampunan dan RahmatNya, sekaligus
memohon perlindungan dalam melaksanakan pendirian TPA ini,Amin ya robbal alamiin.

Suka
Be the first to like this post.

You might also like