You are on page 1of 9

BAHAN KIMIA

NO NAMA Aplikasi Bahaya


1 PVC (Polivinil klorida) Pakaian (baha  Mengganggu
serupa kulita), Kabel hormone
Listrik, Perpipaan  Resiko penyakit
kanker
2 BFR (Bromined Flame
Retardants)

3 Beryllium
4 Antimony
5 Phtalate

PVC

Polivinil klorida (IUPAC: Poli(kloroetanadiol)), biasa disingkat PVC, adalah polimer


termoplastik urutan ketiga dalam hal jumlah pemakaian di dunia, setelah polietilena dan
polipropilena. Di seluruh dunia, lebih dari 50% PVC yang diproduksi dipakai dalam konstruksi.
Sebagai bahan bangunan, PVC relatif murah, tahan lama, dan mudah dirangkai. PVC bisa dibuat
lebih elastis dan fleksibel dengan menambahkan plasticizer, umumnya ftalat. PVC yang fleksibel
umumnya dipakai sebagai bahan pakaian, perpipaan, atap, dan insulasi kabel listrik.

PVC diproduksi dengan cara polimerisasi monomer vinil klorida (CH2=CHCl). Karena 57%
massanya adalah klor, PVC adalah polimer yang menggunakan bahan baku minyak bumi
terendah di antara polimer lainnya.
Proses produksi yang dipakai pada umumnya adalah polimerisasi suspensi. Pada proses ini,
monomer vinil klorida dan air diintroduksi ke reaktor polimerisasi dan inisiator polimerisasi,
bersama bahan kimia tambahan untuk menginisiasi reaksi. Kandungan pada wadah reaksi terus-
menerus dicampur untuk mempertahankan suspensi dan memastikan keseragaman ukuran
partikel resin PVC. Reaksinya adalah eksotermik, dan membutuhkan mekanisme pendinginan
untuk mempertahankan reaktor pada temperatur yang dibutuhkan. Karena volume berkontraksi
selama reaksi (PVC lebih padat dari pada monomer vinil klorida), air secara kontinu ditambah ke
campuran untuk mempertahankan suspensi.

Ketika reaksi sudah selesai, hasilnya, cairan PVC, harus dipisahkan dari kelebihan monomer
vinil klorida yang akan dipakai lagi untuk reaksi berikutnya. Lalu cairan PVC yang sudah jadi
akan disentrifugasi untuk memisahkan kelebihan air. Cairan lalu dikeringkan dengan udara panas
dan dihasilkan butiran PVC. Pada operasi normal, kelebihan monomer vinil klorida pada PVC
hanya sebesar kurang dari 1 PPM.

Proses produksi lainnya, seperti suspensi mikro dan polimerisasi emulsi, menghasilkan PVC
dengan butiran yang berukuran lebih kecil, dengan sedikit perbedaan sifat dan juga perbedaan
aplikasinya.
Produk proses polimerisasi adalah PVC murni. Sebelum PVC menjadi produk akhir, biasanya
membutuhkan konversi dengan menambahkan heat stabilizer, UV stabilizer, pelumas,
plasticizer, bahan penolong proses, pengatur termal, pengisi, bahan penahan api, biosida, bahan
pengembang, dan pigmen pilihan.

Sejarah
PVC ditemukan secara tidak sengaja oleh Henri Victor Regnault pada tahun 1835 dan Eugen
Baumann di tahun 1872. Di awal abad ke 20, ahli kimia Rusia, Ivan Ostromislensky dan Fritz
Klatte dari perusahaan kimia Jerman Griesheim-Elektron mencoba menetapkan penggunaan
PVC sebagai produk komersial. Tetapi, kesulitan pengkakuan bahan menghalangi usaha mereka.
Di tahun 1926, Waldo Semon dan perusahaan B. F. Goodrich mengembangkan metode
menjadikan PVC 'benar-benar plastik' dengan menambahkan berbagai bahan tambahan.
Hasilnya, PVC menjadi lebih fleksibel dan lebih mudah diproses yang lalu mencapai
penggunaan secara luas.

Aplikasi
Sifat PVC yang menarik membuatnya cocok untuk berbagai macam penggunaan. PVC tahan
secara biologi dan kimia, membuatnya menjadi plastik yang dipilih sebagai bahan pembuat pipa
pembuangan dalam rumah tangga dan pipa lainnya di mana korosi menjadi pembatas pipa
logam.
Dengan tambahan berbagai bahan anti tekanan dan stabilizer, PVC menjadi bahan yang populer
sebaga bingkai jendela dan pintu. Dengan penambahan plasticizer, PVC menjadi cukup elastis
untuk digunakan sebagai insulator kabel.

Pakaian

PVC telah digunakan secara luas pada bahan pakaian, yaitu membuat bahan serupa kulit. PVC
lebih murah dari karet, kulit, atau lateks sehingga digunakan secara luas. PVC juga waterproof
sehingga dijadikan bahan pembuatan jaket, mantel, dan tas.

Kabel listrik

PVC yang digunakan sebagai insulasi kabel listrik harus memakai plasticizer agar lebih elastis.
Namun jika terpapar api, kabel yang tertutup PVC akan menghasilkan asap HCl dan menjadi
bahan yang berbahaya bagi kesehatan. Aplikasi di mana asap adalah bahaya utama (terutama di
terowongan), PVC LSOH (low smoke, zero halogen) adalah bahan insulasi yang pada umumnya
dipilih.

Perpipaan

Secara kasar, setengah produksi resin PVC dunia dijadikan pipa untuk berbagai keperluan
perkotaan dan industri. Sifatnya yang ringan, kekuatan tinggi, dan reaktivitas rendah,
menjadikannya cocok untuk berbagai keperluan. Pipa PVC juga bisa dicampur dengan berbagai
larutan semen atau disatukan dengan pipa HDPE oleh panas,menciptakan sambungan permanen
yang tahan kebocoran.
Kesehatan dan keamanan
Plasticizer ftalat

Banyak produk vinil mengandung bahan kimia tambahan untuk mengubah konsistensi kimia dari
produk. Beberapa dari bahan tambahan kimia ini dapat keluar dari PVC ketika digunakan.
Plasticizer yang ditambahkan untuk memfleksibelkan PVC telah menjadi suatu kekhawatiran.

Bahan PVC yang lembut pada mainan telah dibuat untuk bayi beberapa tahun lamanya, menjadi
suatu kekhawatiran bahwa bahan tambahan keluar dari mainan menuju tubuh anak yang
mengunyah mainan tersebut. Ftalat adalah bahan yang mengganggu hormon manusia dan juga
mengganggu berbagai bentuk kehidupan lainnya seperti ikan dan invertebrata. DEHP
(dietilheksil ftalat), salah satu bahan pelembut PVC telah dilarang penggunaannya oleh Uni
Eropa pada tahun 2006. Berbagai perusahaan Amerika Serikat juga telah menghentikan
penggunaan DEHP secara sukarela.

Pada September 2002, FDA menemukan banyaknya peralatan medis yang menggunakan PVC
yang mengandung DEHP. Pada tahun 2004, tim gabungan peneliti Swedia dan Denmark meneliti
pengaruh level kandungan udara terhadap DEHP dan BBzP(butil benzil ftalat) yang dipakai di
rumah tangga terhadap alergi pada anak-anak. Lalu di bulan Desember 2006, Uni Eropa
menyatakan bahwa BBzP tidak berbahaya bagi konsumen termasuk anak-anak.

Monomer vinil klorida

Di awal tahun 1970, Dr. John Creech dan Dr. Maurice Johnson adalah yang pertama kali
menyadari bahaya monomer vinil klorida terhadap risiko penyakit kanker. Para pekerja di bagian
polimerisasi PVC didiagnosa menderita angiosarkoma hati yang merupakan penyakit langka.
Sejak saat itu, dilakukan studi terhadap para pekerja di fasilitas polimerisasi PVC di Australia,
Italia, Jerman, dan Inggris, dan ditemukan kondisi yang serupa.

Daur ulang
Daur ulang PVC saat ini tidaklah populer karena biaya untuk menghancurkan dan memproses
kembali resin PVC lebih mahal dari pada membuat resin PVC dari bahan bakunya. Beberapa
pembuat PVC telah menempatkan program daur ulang PVC, mendaur ulang sampah PVC
kembali menjadi produk baru sebagai upaya untuk mengurangi perluasan lahan pembuangan
sampah. Proses depolimerisasi termal bisa dengan aman dan efisien mengubah PVC menjadi
bahan bakar, namun hal ini tidak dilakukan secara luas.

BFR (Bromined Flame Retardants)


Beryllium

Berilium adalah unsur kimia yang mempunyai simbol Be dan nomor atom 4. Unsur ini beracun,
bervalensi 2, berwarna abu-abu baja, kukuh, ringan tetapi mudah pecah. Berilium adalah logam alkali
tanah, yang kegunaan utamanya adalah sebagai bahan penguat dalam aloy (khususnya, tembaga
berilium).

Sifat-sifat
Berilium mempunyai titik lebur tertinggi di kalangan logam-logam ringan. Modulus kekenyalan
berilium kurang lebih 1/3 lebih besar daripada besi baja. Berilium mempunyai konduktivitas
panas yang sangat baik, tak magnetik dan tahan karat asam nitrat. Berilium juga mudah ditembus
sinar-X, dan neutron dibebaskan apabila ia dihantam oleh partikel alfa, (seperti radium dan
polonium [lebih kurang 30 neutron-neutron/juta partikel alfa]). Pada suhu dan tekanan ruang,
berilium tak teroksidasi apabila terpapar udara (kemampuannya untuk menggores kaca
kemungkinan disebabkan oleh pembentukan lapisan tipis oksidasi).

[sunting] Kegunaan
 Berilium digunakan sebagai agen aloy di dalam pembuatan tembaga berilium. (Be dapat
menyerap panas yang banyak). Aloy tembaga-berilium digunakan dalam berbagai
kegunaan karena konduktivitas listrik dan konduktivitas panas, kekuatan tinggi dan
kekerasan, sifat yang nonmagnetik, dan juga tahan karat serta tahan fatig (logam).
Kegunaan-kegunaan ini termasuk pembuatan: mold, elektroda pengelasan bintik, pegas,
peralatan elektronik tanpa bunga api dan penyambung listrik.
 Karena ketegaran, ringan, dan kestabilan dimensi pada jangkauan suhu yang lebar, Alloy
tembaga-berilium digunakan dalam industri angkasa-antariksa dan pertahanan sebagai
bahan penstrukturan ringan dalam pesawat berkecepatan tinggi, peluru berpandu, kapal
terbang dan satelit komunikasi.
 Kepingan tipis berilium digunakan bersama pemindaian sinar-X untuk menepis cahaya
tampak dan memperbolehkan hanya sinaran X yang terdeteksi.
 Dalam bidang litografi sinar X, berilium digunakan untuk pembuatan litar bersepadu
mikroskopik.
 Karena penyerapan panas neutron yang rendah, industri tenaga nuklir menggunakan
logam ini dalam reaktor nuklir sebagai pemantul neutron dan moderator.
 Berilium digunakan dalam pembuatan giroskop, berbagai alat komputer, pegas jam
tangan dan peralatan yang memerlukan keringanan, ketegaran dan kestabilan dimensi.
 Berilium oksida sangat berguna dalam berbagai kegunaan yang memerlukan konduktor
panas yang baik, dan kekuatan serta kekerasan yang tinggi, dan juga titik lebur yang
tinggi, seterusnya bertindak sebagai perintang listrik.
 Campuran berilium pernah pada satu ketika dahulu digunakan dalam lampu floresen,
tetapi penggunaan tersebut tak dilanjutkan lagi karena pekerja yang terpapar terancam
bahaya beriliosis.

[sunting] Sejarah
Nama berilium berasal dari kata dalam bahasa Yunani beryllos, beril. Berilium pernah
dinamakan glucinium (dari Yunani glykys, manis), karena rasa manis garamnya. Unsur ini
ditemukan olehLouis Vauquelin dalam tahun 1798 dalam bentuk oksida dalam beril dan dalam
zamrud. Friedrich Wöhler dan A. A. Bussy masing-masing berhasil mengasingkan logam pada
tahun 1828 dengan memberi tindak balas antara kalium dengan berilium klorida.

[sunting] Kejadian
Berilium dijumpai dalam 30 jenis garam galian berbeda, diantaranya, yang paling penting adalah
bertrandit, beril, krisoberil, dan fenasit. Jenis batu permata beril berharga akuamarin dan jamrud.
Kebanyakan penghasilan logam ini diselesaikan dengan mengurangkan (kimia) berilium fluorida
dengan logam magnesium. Logam berilium tidak mudah sebelum tahun 1957.

Pengasingan

[sunting] Isotop
Berilium hanya mempunyai satu isotop stabil, Be-9. Berilium kosmogenik (Be-10) dihasilkan
dalam atmosfer melalui penembakan oksigen dan nitrogen oleh sinar kosmik. Karena berilium
seringkali wujud dalam bentuk larutan pada tingkat pH yang kurang daripada 5.5 (dan
kebanyakan air hujan mempunyai pH kurang daripada 5), berilium akan larut ke dalam larutan
dan diangkut ke permukaan Bumi melalui air hujan. Apabila pemendakan dengan cepatnya
menjadi semakin beralkali, Berilium keluar dari larutan. Be-10 kosmogenik akan terkumpul di
atas permukaan tanah, di mana dia mempunyai waktu paruh yang panjang (1.5 juta tahun) lalu
yang membuatnya dapat menetap cukup lama sebelum meluruh menjadi B-10 (boron). Be-10
dan hasil luruhannya digunakan dalam kajian pengikisan tanah, pembentukan tanah oleh
regolitos, pembentukan tanah laterit, dan juga variasi dalam aktivitas matahari dan usia teras es.
Pengetahuan bahwa Be-7 dan Be-8 yang tak stabil memberikan pendapat kesan kosmologi yang
mendalam Karena ini berarti bahwa unsur yang lebih berat dari berilium tidak mungkin dapat
dihasilkan daripada peleburan nuklir ketika letupan besar big bang. Lebih lanjut, tingkat tenaga
nuklir berilium-8 menunjukan bahwa karbon daat dihasilkan dalam bintang-bintang, maka
sehingka memungkinkan untuk adanya kehidupan. (Lihat proses tripel-alfa dan nukleosintesis
big bang)

[sunting] Awasan
Berilium dan garamnya adalah bahan beracun dan berpotensi sebagai zat karsinogenik. Beriliosis
kronik adalah penyakit granulomatus pulmonari dan sistemik yang disebabkan oleh paparan
terhadap berilium. Penyakit berilium akut dalam bentuk pneumonitis kimia pertama kali
dilaporkan di Eropa pada tahun 1933 dan di Amerika Serikat pada tahun 1943. Kasus beriliosis
kronik pertama kali diperincikan dalam tahun 1946 di kalangan pekerja dalam kilang
penghasilan lampu kalimantang. Beriliosis kronik menyerupai sarkoidisis dalam berbagai hal,
dan diagnosis pembedaan adalah sulit.
Walaupun penggunaan campuran berilium dalam lampu floresesns telah dihentikan pada tahun
1949, kemungkinan pemaparan berilium masih dapat mungkin terjadi di industri nuklir,
penerbangan, pemurnian logam berilium, peleburan Alloy berkandungan berilium, pembuatan
alat elektronik dan pengurusan bahan yang mengandung berilium.

Pengkaji awal mencicipi berilium dan campuran-campurannya yang lain untuk rasa kemanisan
untuk memastikan kehadirannya. Alat penguji canggih tidak lagi memerlukan prosedur beresiko
tinggi ini dan percobaan untuk memakan bahan ini tidak patut dilakukan. Berilium dan
campurannya harus dikendalikan dengan rapi dan pengawasan harus dijalankan ketika
melakukan kegiatan yang memungkinkan pelepasan debu berilium (kanker paru paru adalah
salah satu dari akibat yanhg dapat ditimbulkan oleh pemaparan berpanjangan terhadap habuk
berilium).

Berilium ini harus dikendalikan dengan hati-hati dan prosedur tertentu harus dipatuhi. Tidak
sepatutnya ada percobaan menggunakan berilium sebelum prosedur pengendalian yang tepat
diperkenalkan dan dibiasakan.

[sunting] Pengaruh Kesehatan


Berilium sangat berbahaya jika terhirup. Keefektivannya tergantung kepada kandungan yang
dipaparkan dan jangka waktu pemaparan. Jika kandungan berilium di udara sangat tinggi (lebih
dari 1000 μg/m³), keadaan akut dapat terjadi. Keadaan ini menyerupai pneumonia dan disebut
penyakit berilium akut. Penetapan udara komunitas dan tempat kerja efektif dalam menghindari
kerusakan paru-paru yang paling akut.

Sebagian orang (1-15%) akan menjadi sensitif terhadap berilium. Orang-orang ini akan
mendapat tindak balas keradangan pada sistem pernapasan. Keadaan ini disebut penyakit
berilium kronik (CBD), dan dapat terjadi setelah pemamparan bertahun-tahun terhadap tingkat
berilium di atas normal {di atas 0.2 μg/m³). Penyakit ini dapat menyebabkan rasa lemah dan
keletihan, dan juga sasak napas. CBD dapat menyebabkan anoreksia, penyusutan berat badan,
dan dapat juga menyebabkan pembesaran bagian kanan jantung dan penyakit jantung dalam
kasus-kasus peringkat lanjut. Sebagian orang yang sensitif kepada berilium mungkin atau
mungkin tidak akan mendapat gejala-gejala ini. Jumlah penduduk pada umumnya jarang
mendapat penyakit berilium akut atau kronik karena kandungan berilium dalam udara biasanya
sangat rendah (0.00003-0.0002 μg/m³).

Menelan berilium tidak pernah dilaporkan menyebabkan efek kepada manusia Karena berilium
diserap sangat sedikit oleh perut dan usus. Ulser dikesan pada anjing yang mempunyai berilium
pada makanannya. Berilium yang terkena kulit yang mempunyai luka atau terkikis mungkin akan
menyebabkan radang.

Pemamparan jangka masa panjang kepada berilium dapat meningkatkan risiko menghidap
penyakit kanker paru paru.

United States Department of Health and Human Services (DHHS) dan International Agency for
Research on Cancer (IARC) telah memberi kepastian bahwa berilium adalah karsinogen. EPA
menjangkakan bahwa pemamparan seumur hidup kepada 0.04 μg/m³ berilium dapat
menyebabkan satu perseribu kemungkinan untuk mengidap kanker.

Tidak terdapat kajian tentang efek pemamparan berilium terhadap anak-anak. Kemungkinan,
pengaruh kesehatan yang dilihat pada kanak-kanak yang terpapar terhadap berilium sama dengan
efeknya terhadap orang dewasa. Masih belum diketahui perbedaan dalam efek berilium antara
orang dewasa dan kanak-kanak.

Masih belum diketahui juga apakah pemamparan terhadap berilium dapat menyebabkan
kecacatan sejak lahir atau efek-efek lain yang berlanjutan kepada orang ramai. Kajian terhadap
kesan lanjutan terhadap hewan tidak dapat dipastikan.

Berilium dapat diukur dalam air kencing atau darah. Kandungan berilium dalam darah atau air
kencing dapat memberi petunjuk kepada berapa banyak atau berapa lama seseorang telah
terpapar. Tingkat kandungan berilium juga dapat diukur dari sampel paru-paru dan kulit. Satu
lagi ujian darah, yaitu beryllium lymphocyte proliferation test (BeLPT), mengukur pasti
kesensitifan terhadap berilium dan memberikan jangkaan terhadap CBD.

Batas Kandungan berilium yang mungkin dilepaskan ke dalam udara dari kawasan perindustrian
adalah 0.01 μg/m³, Dirata-ratakan pada jangka waktu 30 hari, atau 2 μg/m³ dalam ruang kerja
dengan shift kerja 8 jam.

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Berilium

Antimony

Antimony (Sb). Antimony dapat dijumpai secara alamiah di lingkungan dalam jumlah yang
kecil, tetapi dengan adanya kegiatan industri elemen ini dapat dijumpai dalam jumlah cukup
besar. Kuantitasnya di lingkungan adalah sebagai berikut; sebagai endapan rata-rata sebesar
0.03-0.31 ppb, endapan lumpur (Thames, UK) sebesar 1.3-12.7 ppm, pada air sungai (Thames,
UK) levelnya berkisar 0.09-0.86 ppb, lima air sungai Jepang Sb dijumpai sebesar 0.07-0.29 ppb,
air danau (Biwa, Jepang) berkisar 0.09-0.46 ppb, air laut (di perairan China) sebesar 0.8-0.9 ppb,
perairan Jepang sebasar 0.18 ppb, tanah sebesar 4.3-7.9 ppm, rambut manusia berkisar 0.03-1.63
ppm, ambient partikel (didaerah industri Jepang) berkisar 58-1170 ppm. Sifat racun antimony
setara dengan arsenik dan bismut. Seperti halnya arsenik, antimony bervalensi tiga lebih beracun
dibandingkan dengan antimony bervalensi lima.

Sumber: http://apy.ac.id/berita-123-jenis-logam-berat-berbahaya-dalam-perairan.html

Phtalate
Untuk keperluan buah hati anda apalagi yang masih bayi pasti memerlukan banyak produk-
produk bayi utamanya seperti bedak, shampo, dan produk pelembab . Dan akhir-akhir ini
bahwa banyak produk-produk bayi tersebut ditenggarai mengandung bahan kimia buatan yang
dikenal dengan Phthalate. Phthalate sendiri merupakan bahan kimia yang ditambahkan kedalam
adonan plastik untuk memperhalus tekstur. namun beberapa diantaranya digunakan pada produk
kecantikan temasuk bedak, berfungsi mempertahankan keharuman.

Seperti dikatakan pada sebuah penelitian di Universitas Washington, Seattle, USA ‘ bayi yang
menggunakan ketiga jenis produk diatas terpapar phthalate 5 kali lebih banyak dibandingkan
dengan yang tidak menggunakanya’. Dan Juga mengungkapkan bahwa bayi yang yang menjadi
partisipan penelitian menunjukan setidaknya ditemukan satu metabolit phthalate dalam urinya,
walaupun bayi tersebut tidak menggunakanya secara langsung ketiga produk-produk tersebut.
Selain itu Phthalate disinyalir dapat menjadi pemicu kanker karena bersifat karsiogenik,
gangguan sistem saraf, liver, dan gangguan sistem reproduksi. Bahkan pada manusia yang
terpapar phthalate sehak dini dan dalam waktu jangka lama, akan mengalami keterlambatan
pubertas. Komisi UNI Eropa juga telah memasukan Phthalate termasuk zat-zat yang berbahaya
sehingga diklasifikasikan sebagai racun.

Seperti produk Non parfum juga tidak bebas phthalate, karena bahan kosmetik apapun akan
menggunakan tabi pengharum yang juga menggunakan bahan kimia lain. Meski penelitian
tersebut masih perlu dikaji ulang dengan penelitian-penelitian lanjutan, namun alangkah
sebaiknya kurangi pemakaian dari ketiga jenis ‘produk perawatan’ tersebut. karena sebenarnya
bayi baru lahir belum sama sekali memerlukan shampo, bedak dan pelembab, terutama untuk
bayi yang mempunyai kulit normal.

Penting juga diperhatikan oleh orang tua, jangan menggunakan kosmetik hanya karena ikut-
ikutan saja. Kenali jenis kulit anak sesuaikan dengan kebutuhanya dan akan lebih baik jika kita
berkonsultasi dengan dokter mengenai kesehatan bayi dan penggunaan produk bayi kosmetik
dalam keseharianya.(m&k)

Sumber: http://herrysusant.wordpress.com/2011/02/01/bahaya-produk-bayi-yang-mengandung-
phthalate/

Zat berbahaya: Phthalates


Phthalates biasanya banyak ditemukan dalam produk-produk rumah tangga yang berbau harum, seperti
pengharum ruangan, sabun cuci piring atau tisue wangi. Produsen biasanya tidak mencantumkan tulisan
'phthalates' pada kemasannya, tapi jika Anda melihat kata 'fragrance' atau 'perfume' dalam daftar
kandungan zat, besar kemungkinan produk tersebut mengandung phthalates.

Bahayanya: Zat kimia ini bisa mengganggu kinerja kelenjar endokrin. Menurut temuan dari para peneliti
dari Centers for Disease Control and Prevention di Harvard School of Public Health, pria dengan
konsentrasi phthalates yang tinggi dalam darahnya, jumlah spermanya berkurang. Phthalates juga bisa
memicu migrain dan asthma. Meskipun zat tersebut umumnya masuk ke tubuh lewat pernapasan, tapi
bisa juga merusak lewat kulit. Alicia Stanton, MD, penulis Hormone Harmony mengingatkan, phthalates
yang terpapar lewat kulit bisa terserap dan mengenai organ-organ dalam.

Solusi: Jika memungkinkan, pilihlah produk yang bebas wewangian atau mengandung bahan organik dan
alami. Untuk pengharum ruangan, sebaiknya hindari produk yang mengandung aerosol. Ganti dengan
minyak aromaterapi esensial atau cukup buka jendela rumah Anda setiap pagi agar udara segar bisa
masuk. Tempatkan juga beberapa tanaman di dalam maupun luar rumah, karena tanaman merupakan
penghisap racun alami.

Sumber: http://www.wolipop.com/read/2011/12/08/085829/1785791/858/bahaya-tersembunyi-di-
balik-produk-pembersih-rumah?993306woli

You might also like