You are on page 1of 10

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam suatu program kita pasti melakukan perencanaan dan evaluasi.

Sebelum program dilaksanakan harus mempunyai perencanaan yang matang, agar program bisa berjalan sistematis, lancar dan tepat sasaran. Perencanaan menurut Kontz dalam bidang manajemen merupakan salah satu fungsi dari proses manajemen, yaitu kegiatan dimana orang-orang membuat suatu rancangan keadaan untuk masa yang akan datang dengan memilih berbagai alternatif untuk mencapai tujuannya. Evaluasi adalah landasan untuk peningkatan program, evaluasi harus direncanakan dengan hati-hati agar efektif. Evaluasi digunakan untuk memperbaiki struktur agar lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan alat evaluasi digunakan untuk perencanaan program selanjutnya dan membangun tahap baru untuk sebuah target evaluasi program pada inovasi. Evaluasi harus disesuaikan dengan kebutuhan sasaran, metode dan bagian program yang merupakan fokus dari evaluasi. Potensi yang ada di Desa Pulosari lebih cenderung kepertaniannya, yaitu produksi padi. Kondisi luas lahan sawah, saluran irigasi yang baik, dan tanah yang subur menjadi daya dukung di Desa Pulosari memproduksi yang cukup tinggi. Manfaat perencanaan dan evaluasi program yaitu, pertama memberikan justifikasi nilai program yang sedang berjalan dan memperkirakan kegunaan dari usaha untuk peningkatan program. Kedua, menilai kegunaan programbaru dan usahainisiatif. Ketiga, Meningkatkan efektivitas manajemen dan administrasi program dan yang terakhir yaitu memberikan akuntabilitas terhadap sponsor program. Kegiatan praktikum Perencanaan dan Evaluasi Program ini diharapkan agar mahasiswa mampu menyusun program penyuluhan dan mampu melakukan evaluasi dari pelaksanaan program yang telah direncanakan tersebut. Langkahlangkah dari pelaksaan program tersebut meliputi menganalisis data, menetapkan keadaan, melakukan identifikasi masalah, merumuskan masalah,

memilih masalah, menetapkan masalah yang harus dipecahkan, merumuskan tujuan, menetapkan tujuan dan menetapkan cara mencapai tujuan. Program yang akan dirumuskan harus bertolak dari kebutuhankebutuhan yang telah dirasakan oleh masyarakat, sehingga program itu benarbenar dirasakan sebagai upaya pemecahan masalah atau pencapaian tujuan yang dikehendaki oleh masyarakat sasarannya. Unsur-unsur perencanaan program mencakup penetapan keadaan, perumusan masalah, penetapan tujuan, cara-cara mencapai tujuan yang disusun dalam bentuk sistematika yang teratur. Setiap program yang dijalankan agar sesuai dengan rencana membutuhkan suatu evaluasi. Evaluasi secara umum adalah kegiatan mengukur dan menilai. Mengukur dengan menggunakan alat ukur yang ditetapkan. Menilai adalah melihat dengan membandingkan standar. Evaluasi dalam kehidupan sehari-hari diartikan sebagai padanan istilah dari penilaian, yaitu suatu tindakan pengambilan keputusan untuk menilai sesuatu objek, keadaan, peristiwa, atau kegiatan tertentu yang sedang diamati. Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui seberapa jauh kegiatankegiatan yang dilaksanakan telah sesuai atau menyimpang dari pedoman yang ditetapkan, atau untuk mengetahui tingkat kesenjangan (diskrepansi) antara keadaan yang telah dicapai dengan keadaan yang dikehendaki atau seharusnya dapat dicapai, sehingga dengan demikian dapat diketahui efektivitas dan efisiensi kegiatan yang telah dilaksanakan, untuk selanjutnya dapat segera diambil langkah-langkah guna meningkatkan tingkat efisiensi dan efektivitas kegiatan seperti yang dikehendaki. Dari hal tersebut dapat diambil langkahlangkah evaluasi, yaitu dengan memahami tujuan-tujuan penyuluhan yang akan dievaluasi, menetapkan indikator-indikator untuk mengukur kemajuan yang dicapai, membuat alat ukur untuk pengumpulan data, menarik sampel dan melakukan pengumpulan data dan melakukan analisis dan interpretasi data. B. Tujuan Praktikum Praktikum Perencanaan dan Evaluasi Program ini bertujuan untuk:

1.

Mahasiswa

dapat

menetapkan

keadaan

wilayah,

merumuskan masalah berdasarkan data keadaan yang terdapat dalam monografi, kebijakan pemerintah dan data petani serta usahataninya. 2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi masalah baik impact point teknik, sosial mapun ekonomi menjadi rumusan masalah dalam sebuah program pertanian di suatu wilayah. 3. Mahasiswa dapat merumuskan masalah berdasarkan identifikasi impact point teknis, sosial, ekonomi Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar. 4. 5.
6.

di desa Pulosari

Mahasiswa dapat menetapkan masalah berdasarkan rumusan Mahasiswa dapat menentukan/menetapkan tujuan dari Mahasiswa dapat menetapkan cara pencapaian tujuan dari

masalah yang ada. masalah yang ada. program pertanian yang ada dengan matriks perencanaan di Desa Pulosari Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar. 7. Mahasiswa dapat mengevaluasi program pertanian yang ada.

II. MENETAPKAN KEADAAN

A. Pengumpulan Data 1. Data Kebijakan Pemerintah Data kebijakan pemerintah merupakan data yang dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat berkenaan dengan situasi yang terjadi di wuatu wilayah. Data tersebut dapat berupa Monografi Desa maupun Programa Penyuluhan Pertanian yang dikeluarkan oleh BPPD serta Data Statistik dari BPS Daerah. 2. Data Keadaan Wilayah Keadaan wilayah yaitu kondisi suatu wilayah dailihat dari beberapa aspek seperti kesuburan tanah, kondisi lingkungan, kondisi pendudk, jalur transportasi, dan lain sebagainya. Keadaan wilayah berfungsi untuk memetakan potensi serta kemampuan suatu wilayah berdasarkan kondisi wilayah tersebut. a. Monografi Wilayah kerja di Desa Pulosari Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar mempunyai topografi dataran rendah dengan 120 m dpl. Wilayah kerja Desa Pulosari mempunyai luas wilayah 302.575 Ha yang terdiri dari lahan sawah 289 Ha, lahan kering 485 Ha. Iklim di Desa Pulosari Kecamatan Kebakkramat umumnya beriklim basah dengan rata-raa curah hujan tahun terakhir 30 mm/tahun, sementara Suhu udara 27 0C. Jenis tanah yang terdapat di Desa Pulosari Kecamatan Kebakkramat adalah tanah grumosol yang mempunyai ciri-ciri solum tanah agak dalam/tebal, berwarna kelabu sampai hitam. Keadaan tanah pada waktu hujan mengembang dan lekat. Sedang pada waktu musim kemarau tanah sangat kering dan retak-retak untuk daya tahan air cukup baik. Batas-batas wilayah Desa Pulosari adalah sebagai berikut:

Sebelah utara Sebelah selatan

: Desa Kaliwuluh : Desa Macanan

Sebelah timur Sebelah barat

: Desa Malanggaten : Desa Waru

b. Kepadatan Penduduk Di setiap meter persegi tanah yang ada di Desa Pulosari dihuni oleh beberapa jiwa penduduk Desa Pulosari. Hal tersebut dinamakan kepadatan penduduk. Selain dalam luas seluruh tanah yang ada juga luas lahan pertanian yang dinamakan kepadatan agraris. Tabel 1. Kepadatan Penduduk Di Desa Suruhkalang Tahun 2012 Jumlah Penduduk (jiwa) 4863 Luas Wilayah (km2) 3,02573 Luas Lahan (ha) 320,885

Sumber: Data Sekunder Kepadatan penduduk di Desa Pulosaripada tahun 2012: Kepadatan penduduk geografis = = Kepadatan penduduk agraris = = jumlah penduduk luas wilayah 4863 = 1607,2154 jiwa/km2 3,02573 jumlah penduduk luas lahan 4863 = 15,1549 jiwa/ha 320,885

Kepadatan geografis adalah perbandingan jumlah penduduk dengan luas wilayah per km2. Kepadatan geografis menunjukkan banyaknya penduduk yang tinggak dalam tiap 1 km2 luas wilayah. Berdasarkan perhitungan di atas diketahui bahwa kepadatan geografis Desa Pulosari adalah 1607,2154 jiwa/km2. Artinya dalam 1 km2 terdapat jumlah penduduk sebesar 1607 jiwa. Kepadatan agraris adalah penduduk bertani tiap kesatuan tanah yang digunakan untuk pertanian. Berdasarkan perhitungan di atas, bahwa kepadatan agraris tahun 2012 adalah 15,1549 jiwa/ha. Artinya dalam setiap lahan pertanian seluas 1 ha digarap/ dikerjakan oleh 15 orang. c. Kelembagaan Pertanian

Kelembagaan pertanian baik formal maupun informal khususnya di daerah perdesaan seharusnya memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, peningkatan produksi dan pendapatan serta kesejahteraan petani. Berikut ini akan dijelaskan mengenai kelembagaan pertanian di desa Pulosari yaitu: Tabel 9. Keadaan Lembaga Pertanian di Desa Pulosari tahun 2012 No. 1. 2. 3. 4. Nama Kelompok Sari Mulyo Sari Makmur Pulo Mulyo Pulo Makmur Ketua T. Raharjo Supardi Suwarto Sarimin Jumlah 88 orang 106 orang 115 orang 105 orang Luas lahan 32,7 ha 44,57 ha 30,22 ha 44,5 ha

Sumber: Monografi Desa Pulosari tahun 2012 Berdasarkan tabel data kelembagaan pertanian di atas diketahui terdapat empat jenis kelompok tani. Untuk kelompok tani Sari Mulyo diketuai oleh Bapak T. Raharjo dengan jumlah anggota 88 orang serta luas lahannya 32,7,5 ha, kelompok tani Sari Makmur diketuai oleh Bapak Supardi dengan jumlah anggota 106 orang serta luas lahannya 44,57 ha, kelompok tani Pulo Mulyo diketuai oleh Bapak Suwarto dengan jumlah anggota 115 orang serta luas lahannya 30,22 ha, dan kelompok tani Pulo Makmur diketuai oleh Bapak Sarimin dengan jumlah anggota 105 orang serta luas lahannya 44,5 ha Kelompok tani di desa Pulosari bisa dikatakan cukup maju. Selain mengandalkan pranoto mongso sebagai patokan dalam bertanam, mereka juga mulai memahami tentang kesuburan tanah dilihat dari pH tanah tersebut. Mereka juga dapat mengatasi kondisi tanah yang terlalu masam dengan melakukan pengapuran. 3. Kelembagaan Ekonomi Ekonomi kelembagaan adalah paradigma baru dalam ilmu ekonomi yang melihat kelembagaan (rule of the game) berperan sentral dalam membentuk perekonomian yang effisien. Di bawah ini akan dijelaskan mengenai data kelembagaan ekonomi yaitu: Tabel 11. Keadaan Lembaga ekonomi di Desa Pulosari tahun 2012

No 1. 2. 3. 4. 5.

Lembaga Ekonomi KKT Bank Unit Desa Kios Saprodi Lembaga Swadaya Desa Lumbung Padi

Jumlah 1 1 2 2 1

Sumber: Monografi Desa Pulosari tahun 2012 Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa kelembagaan pertanian yang terdapat di Desa Pulosari antara lain KKT, Bank Unit Desa, Kios Saprodi, Lembaga Swadaya Desa, dan Lumbung Padi. 4. Data Keadaan Usahatani Keadaan Usaha tani disini dimaksudkan dengan bagaimana pertanian di Desa Pulosari berjalan, desa Pulosari mulai menerapkan prinsip pertanian dengan berbasis teknologi yang lebih modern. a. Fasilitas Usahatani Dalam hasil usaha tani, hasil panen, atau sangat sering disingka hasil saja, adalah besaran yang menggambarkan banyaknya produk panen usahatani yang diperoleh dalam satu luasan lahan dalam satu siklus produksi. Satuan hasil biasanya adalah bobot per satuan luas, seperti per hektar= kg/ha atau kg.ha-1), kuintal( desiton, dt) per hektare, dan (metrik-)ton per hektare. Berikut ini dijelaskan data mengenai fasilitas usahatani di Desa Pulosari sebagai berikut: Tabel 12. Keadaan Fasilitas Usahatani di Desa Pulosari Tahun 2012 No 1. 2. 3. 4. Kriteria Traktor Pompa air Hand sprayer Motor Jumlah 5 6 7 3

Sumber: Monografi Desa Pulosari tahun 2012

Berdasarkan data di atas dapat diketahui fasilitas usahatani yang dimiliki Desa Pulosari antara lain Traktor sebanyak 5 buah, Pompa air

sebanyak 6 buah, Hand sprayer sebanyak 7 buah dan Motor sebanyak 3 buah. Petani di desa Pulosari kebanyakan sudah memilik peralata tersebut secara individu, meskipun begitu, masih ada juga bantuan dari pemerintah dan biasanya diberdayakan bagi petani yang kurang mampu.
b. Keadaan Tanaman Pangan & Hortikultura, Biaya Produksi dan Harga

Panen Tabel 13. Data Keadaan Tanaman Pangan dan Hortikultura di Desa Pulosari Tahun 2012 No 1. 2. Jenis Tanaman Melon Lombok Biaya Produksi (Rp/ha) Harga Panen (Rp/ku) -

Sumber: Monografi Desa Pulosari tahun 2012 B. Perumusan Keadaan Praktikum Perencanaan dan Evaluasi Program Penyuluhan Pertanian kali ini dilaksanakan di Desa Pulosari, Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar dengan kelompok tani Sari Mulyo, kelompok tani Pulo Mulyo, dan kelompok tani Pulo Makmur. Teknik pengolahan tanah yang dilakukan oleh petani pada tanaman pangan yaitu dengan cara membajak dengan alat traktor. Sistem irigasi yang ada di lahan desa ini yaitu dengan membuat pompa yang airnya berasal dari DAM Wonogiri. Pupuk yang digunakan petani berupa pupuk kandang, SP36, TSP, urea, dan Phonska. Benih yang digunakan oleh petani sudah bersertifikat diantaranya benih putih, ungu, dan biru. Metode penanaman yang dilakukan adalah serentak dan jajar legowo. Sebagian besar lahan yang ada di desa ini terserang hama berupa wereng cokelatdan penggerek batang, dimana jumlah wereng sudah diambang batas karena cuaca yang tidak baik. Petani melakukan pemberantasan hama dengan SL PHT. Pengolahan pasca panen yang dilakukan oleh petani yaitu dengan membajak dengan cara ditrasher kemudian dirit setelah dirit ditumpuk setelah itu ditrasher lagi. Petani maelakukan penentuan harga jual produk pertanian dengan cara bernegosiasi dengan penjual dimana dihargai 18 juta per musim tanam sekitar 8

ton dan meminimalisir biaya produksi pertanian yang digunakan dengan menggunakan bantuan dari pemerintah berupa pemakaian urin sapid an kotorannya. Sarana produksi pertanian sudah menunjang usahatani, tetapi masih kekurangan tenaga kerja yang terampil terhadap bidang pertanian ini. Dalam pengelolaan pendapatan, petani belum secar rinci mengelola pendapatannya. Adapun besar input yang digunakan petani dalam kegiatan usahatani yaitu sebesar 2 juta. Hasil dari usaha tani di desa ini adalah dijual. Sebagian besar petani sudah berpartisipasi aktif dalam kelompok tani petani antusias mendengarkan penyuluh dalam memberikan informasi terkait cara peningkatan usahatani dan pengendalian hama dan penyakit. Tingkat keeratan hubungan antar anggota Kelompok Tani sudah cukup baik tetapi masih memerlukan pendampingan. Di desa ini pun sudah lama tidak melakukan penyuluhan. Penyuluhan dilakukan satu kali dalam setengah bulan sehingga penyuluhan tidak berjalan secara efektif dilihat dari masa panen yaitu 4x panen dalam waktu 1,5 tahun. Untuk penyuluhan gapoktan dilakukan 3 bulan sekali. Kemampuan petani dalam menyerap teknologi baru masih rendah. C. Masalah Yang Dihadapi Adanya serangan hama wereng dan penggerek batang di desa ini mengakibatkan sebagian besar tanaman padi mati sehingga tanaman tidak dapat dipanen. Penyebab banyaknya jumlah hama wereng di desa ini karena keadaan cuaca yang tidak baik. Jumlah wereng semakin hari semakin banyak dikarenakan lambannya dalam mengantisipasi dan pencegahannya. Hal ini disebabkan oleh jumlah petugas penyuluh lapangan pertanian yang sedikit, maka cakupan wilayah kerjanya menjadi lebih luas, sehingga tidak dapat mendeteksi adanya serang hama wereng di wilayah kerjanya. Sedangkan yang ideal seorang petugas penyuluh lapangan pertanian wilayah kerjanya hanya mencakup satu desa. D. Upaya Pemecahan Masalah Salah satu obat yang direkomendasikan kepada petani untuk membasmi hama wereng yaitu pestisida dan SL PHT. Pada awal pemakaian pestisida tersebut banyak hama yang mati, tetapi setelah itu wereng bermunculan lagi.

Petani memakai obat semprot untuk menghilangkan pengaruh hama yaitu dengan menenyemprotkan pestisida untuk menghidari hama tesebut.

You might also like