You are on page 1of 19

PENYUSUNAN REVISI MASTER PLAN IBUKOTA KABUPATEN BANGKA TENGAH

Kerangka Acuan Kerja (KAK)

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, STATISTIK DAN PENANAMAN MODAL
Tahun Anggaran 2012

KERANGKA ACUAN KERJA

PENYUSUNAN REVISI MASTER PLAN IBUKOTA KABUPATEN BANGKA TENGAH

I. Latar Belakang

Perkotaan sebagai pusat permukiman dan sekaligus pusat pelayanan (jasa) terhadap penduduk kota maupun penduduk dari wilayah yang menjadi wilayah pengaruhnya (hinterlandnya) mempunyai struktur tata ruang tertentu dalam rangka penyesuaian terhadap fungsinya untuk mencapai tingkat efisiensi pelayanan dan sekaligus kenyamanan lingkungan perkotaan. Permasalahan yang dihadapi dalam perkembangan perkotaan berkaitan erat dengan masalah perkembangan penduduk beserta kegiatannya yang menyangkut aspek fisik, sosial dan ekonomi, sehingga menuntut adanya penyelesaian dari segi tata ruang. Selain itu, semakin disadari bahwa pembangunan yang terarah lokasinya, akan memberikan hasil yang lebih besar secara keseluruhan. Pada era otonomi daerah setiap Pemerintah Daerah dituntut untuk secara cermat menyiapkan dan memasarkan kotanya untuk menarik minat investasi yang sangat dibutuhkan bagi peningkatan perekonomian daerah. Kota harus direncanakan dan dilengkapi dengan prasarana dan sarana perkotaan yang lebih lengkap. Fungsi Kota Koba sebagai ibukota kabupaten Bangka Tengah telah membawa implikasi terjadinya peningkatan kebutuhan ruang untuk mewadahi peningkatan aktivitas serta untuk kebutuhan hunian penduduk dan perubahan pada sifat-sifat hubungan antar kegiatan yang semakin kompleks. Kedua implikasi tersebut berpotensi menimbulkan masalah-masalah keruangan, sehingga diperlukan suatu penyiapan ruang bagi kegiatan atau aktivitas secara terencana dan terpadu. Berdasarkan hal tersebut Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah memandang penyusunan Revisi Master Plan Ibukota Kabupaten Bangka Tengah sangat penting untuk dilakukan sebagai pedoman penataan dan pembangunan serta mewujudkan suasana yang nyaman dan berkarakter di Ibukota Kabupaten Bangka Tengah.

II.

Landasan Hukum Peraturan dan perundangan yang melandasi penyusunan Revisi Master Plan Ibukota

Kabupaten Bangka Tengah diantaranya adalah sebagai berikut :

A.

UNDANG UNDANG
1.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria; Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing; Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan - Ketentuan Pokok Pertambangan; Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian; Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam dan Hayati; Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan; Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu-Lintas dan Angkutan Jalan; Undang-Undang Nomor 5 tahun 1992 tentang Cagar Budaya; Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman; Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup; Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi; Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2002 tentang Ketenagalistrikan; Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air; Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Jalan; Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

2. 3.

4. 5.

6. 7.

8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.

16. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. B. PERATURAN PEMERINTAH 1. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Provinsi Sebagai Daerah Otonom;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban serta Bentuk Tata Cara Peran Serta Masyarakat Dalam Penataan Ruang; 4. Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan; 5. Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 1993 tentang Prasarana Lalu-Lintas Jalan; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 35 tahun 1991 tentang Sungai; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 1985 tentang Jalan; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air.

C.

KEPUTUSAN PRESIDEN DAN PERATURAN DAERAH 1. Keputusan Presiden Nomor 55 tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum; 2. Keputusan Presiden Nomor 33 tahun 1991 tentang Penggunaan Tanah Bagi Kawasan Industri; 3. Keputusan Presiden Nomor 32 tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung, 4. Keputusan Presiden No. 57 Tahun 1989 tentang Kawasan Budidaya; 5. Peraturan Daerah Nomor 48 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2011-2031.

III. Maksud dan Tujuan Penyusunan Revisi Master Plan Ibukota Kabupaten Bangka Tengah dimaksudkan untuk memberikan pedoman bagi pembangunan dan penataan Ibukota Kabupaten Bangka Tengah. Disamping itu, yang perlu diperhatikan dalam penyusunan Revisi Masterplan ini adalah dipenuhinya berbagai kriteria perencanaan kawasan seperti kriteria kesesuaian kondisi lahan dan fisik dasar, kritria teknis bangunan-bangunan perumahan, jasa, perdagangan dan bangunan lainnya, serta kriteria sirkulasi dan aksesibilitas. Kriteria ini akan dilengkapi dengan suatu deskripsi yang antara lain terdiri dari : Dasar-dasar perencanaan;

Perhitungan/Penggunaan standar, kriteria, parameter perencanaan; Perhitungan kebutuhan ruang bagi fasilitas utama dan fasilitas penunjang; Tahap-tahap pengembangan; Penjelasan rencana; Penggunaan standar, kriteria pemotongan dan penimbunan tanah termasuk elevasi setiap kapling;

Perhitungan volume pekerjaan tanah untuk cut dan fill; Tahap-tahap pematangan lahan; Aspek-aspek implementasi rencana grading plan (petunjuk pelaksanaan, penyiapan lahan) dan hal-hal lain yang dianggap perlu untuk kelengkapan pekerjaan ini.

Tujuan yang ingin dicapai dari Penyusunan Masterplan Ibukota Kabupaten Bangka Tengah adalah dihasilkan-nya suatu rencana konsep perencanaan ibukota kabupaten terpadu sebagai dasar bagi pembangunan berbagai sarana dan prasarana fisik kawasan sesuai dengan tahapan yang ditentukan dalam studi ini. IV. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA JASA Nama Nama Organisasi : Ir. H. Slamet Riyadi : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Statistik dan Penanaman Modal (Bappeda). V. SUMBER PENDANAAN Untuk pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya kurang lebih Rp. 141.315.000,(seratus empat puluh satu juta tiga ratus lima belas ribu rupiah), termasuk PPN dibiayai Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2012. VI. Ruang Lingkup 6.1 Lingkup Wilayah Perencanaan Lingkup wilayah perencanaan adalah kawasan perkotaan Kota Koba meliputi Kelurahan Koba, Keluarahan Arung Dalam, Kelurahan Berok, Kelurahan Padang Mulia, Kelurahan Simpang Perlang dan Desa Nibung.

6.2 1.

Lingkup Kegiatan Persiapan Penyusunan Laporan Pendahuluan sebagai dasar arahan/pedoman dalam melakukan

Kegiatan yang dilakukan berkaitan dengan persiapan antara lain :


a.

kegiatan penyusunan Master Plan yang kemudian dikonsultasikan kepada pihak Pemberi Kerja dan Tim Teknis. b. Penyiapan inventarisasi data, kuesioner dan peta dasar sebagai acuan dalam melaksanakan survey. c. Persiapan administrasi berkaitan dengan ijin survey. 2. Survey Kegiatan survey dilakukan antara lain : a. Survey Primer Survey primer dilakukan dalam rangka mendapatkan data/informasi secara langsung meliputi: kondisi eksisting. Survey dalam rangka mendapatkan informasi dari masyarakat (wawancara)

maupun aparat Pemerintah Daerah. b. Survey Sekunder Survey sekunder dilakukan terutama dalam rangka mendapatkan data-data time series, seperti:

Data fisik yang meliputi data curah hujan, data geologi, data hidrologi sebagai Data sosial ekonomi. Data sarana dan prasarana. Data infrastruktur. Data utilitas. Data fasilitas umum dan fasilitas sosial. Data penggunaan lahan. Data tentang sistem pertanahan.

dasar analisis ekologi.


3. Proses Analisis Proses Analisis meliputi: a. Identifikasi Permasalahan pembangunan dan perwujudan ruang.

b.

Formulasi tujuan pengembangan kota Analisis perkiraan kebutuhan dan pelaksanaan pembangunan.

c.

4. Perumusan Revisi Master Plan Ibukota Kabupaten Bangka Tengah Perumusan Master Plan meliputi : a. Tujuan pengembangan fungsional kota.
b.

Rencana Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang. Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang.

c. Pedoman pelaksanaan pembangunan.


d.

VII. Output/Keluaran 1. Konsep dan Strategi Pengembangan Kota Perumusan konsep pengembangan merupakan gagasan struktur tata ruang yang dirumuskan berdasarkan hasil-hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya. Konsep struktur ruang ini meliputi :

Struktur pusat-pusat pelayanan dan indikasi unit pelayanan kota; Struktur komponen-komponen utama kegiatan; Jaringan penghubung (connection) atau aksesibilitas.

Setelah itu dirumuskan mengenai strategi pengembangan dari konsep struktur tata ruang tersebut. Strategi pengembangan yang dirumuskan meliputi :

Strategi Pengembangan Tata Ruang, Strategi Pemanfaatan Lahan, Strategi Kependudukan, Strategi Pengembangan Transportasi, Strategi Pengembangan Sarana dan Prasarana Kota. Revisi Master Plan Ibukota Kabupaten Bangka Tengah

2.

Meliputi : a. b. Tujuan Pemanfaatan Ruang Rencana Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang 1) Rencana Struktur Pemanfaatan Ruang Kawasan Perkotaan

a) Arahan Pengembangan dan Distribusi Penduduk Arahan distribusi penduduk merupakan perkiraan jumlah penduduk hingga akhir tahun perencanaan yang selanjutnya dirinci dalam distribusi pada setiap kawasan, sesuai dengan daya dukungnya. Materi yang diatur Distribusi penduduk sampai dengan akhir tahun perencanaan. Kedalaman materi yang diatur Jumlah penduduk kota pada akhir tahun perencanaan yang dirinci dalam unit-unit lingkungan atau yang mempunyai wilayah setingkat kelurahan. Pengelompokan materi yang diatur Distribusi penduduk tiap unit lingkungan dan kepadatan penduduk pada setiap kawasan permukiman. b) Rencana Sistem Pusat Pelayanan Perkotaan Rencana ini merupakan susunan yang diharapkan dari unsur-unsur pembentuk rona lingkungan alam perkotaan, lingkungan sosial perkotaan, dan lingkungan buatan perkotaan yang secara hirarkis dan struktural berhubungan satu sama lain membentuk tata ruang Kawasan Perkotaan yang meliputi distribusi penduduk per unit permukiman perkotaan, dan sebaran pusat-pusat pelayanan perkotaan (fungsi primer dan sekunder). Materi yang diatur Distribusi pusat-pusat pelayanan perkotaan (fungsi primer dan sekunder termasuk pusat-pusat permukiman perkotaan); distribusi penduduk per unit-unit pelayanan sampai dengan akhir tahun perencanaan. Kedalaman materi yang diatur Distribusi pusat-pusat pelayanan perkotaan dirinci sampai pusat pelayanan lingkungan permukiman perkotaan; Distribusi jumlah penduduk wilayah kota/kawasan perkotaan pada akhir tahun perencanaan dirinci dalam unit-unit lingkungan atau setingkat kelurahan. Pengelompokan materi yang diatur Perdagangan yang terdiri dari:

perdagangan skala regional (jika ada); perdagangan skala kota; perdagangan skala sebagian kota atau lokal. Pendidikan yang terdiri dari: perguruan tinggi (jika ada); sekolah lanjutan tingkat atas; sekolah lanjutan tingkat pertama; sekolah dasar. Pelayanan kesehatan yang terdiri dari: rumah sakit umum kelas A; rumah sakit umum kelas B; rumah sakit umum kelas C; rumah sakit umum kelas D; pusat kesehatan masyarakat pembantu. Pelayanan rekreasi dan atau olah raga yang terdiri dari: pelayanan skala kota; pelayanan skala lokal atau sebagian kota. c) Rencana Sistem Jaringan Transportasi Materi yang diatur Sistem jaringan pergerakan dan prasarana penunjang bagi angkutan. Kedalaman materi yang diatur Jalan raya meliputi seluruh sistem primer, jaringan arteri sekunder dan kolektor sekunder; Pergerakan lainnya meliputi seluruh sistem pergerakan. Pengelompokan materi yang diatur Jaringan arteri sekunder, jaringan kolektor sekunder, sistem primer; Terminal angkutan barang, terminal angkutan penumpang skala regional, terminal angkutan penumpang kota sampai dengan terminal madya; Trayek angkutan umum penumpang dan mikro bus penumpang, lintasan angkutan barang dan ternak.

d) Rencana Sistem Jaringan Utilitas Materi yang diatur Sistem jaringan utilitas dalam Kawasan Perkotaan sampai dengan akhir tahun perencanaan. Kedalaman materi yang diatur jaringan telepon, sampai dengan jaringan sistem sekunder; jaringan listrik, sampai dengan jaringan transmisi tegangan menengah; jaringan air bersih, sampai dengan saluran distribusi sekunder; jaringan air hujan, sampai dengan saluran sekunder; jaringan air limbah, sampai dengan saluran sekunder; jaringan pembuangan sampah kota, sampai tempat pembuangan sekunder. Pengelompokan materi yang diatur: Sistem saluran telepon, terdiri dari: Stasiun telepon otomat; Saluran primer; Rumah kabel; Saluran sekunder. Sistem jaringan listrik, terdiri dari: Bangunan pembangkit; Gardu induk ekstra tinggi; Gardu induk; Saluran udara tegangan ekstra tinggi; Saluran udara tegangan tinggi; Jaringan transmisi menengah. Sistem penyediaan air bersih terdiri dari: Bangunan pengambil air baku; Saluran atau pipa transmisi air baku; Instalasi produksi; Pipa transmisi air bersih utama; Pipa transmisi air bersih sekunder;

Bak penampung; Pipa distribusi utama; Pipa distribusi sekunder. Sistem pembuangan air hujan, terdiri dari: Saluran primer; Saluran sekunder; Waduk penampungan. Sistem pembuangan air limbah, terdiri dari: Saluran primer; Saluran sekunder; Bangunan pengolahan; Waduk penampungan. Sistem persampahan, terdiri dari: Tempat pembuangan akhir; Bangunan pengolahan sampah; Penampungan sementara. 2) Rencana Pola Pemanfaatan Ruang

Rencana pola pemanfaatan ruang merupakan bentuk pemanfaatan ruang Kawasan Perkotaan yang menggambarkan ukuran, fungsi serta karakter kegiatan manusia dan atau kegiatan alam. a) Materi yang diatur Lokasi dan luas lahan untuk kegiatan primer (mempunyai jangkauan regional) maupun sekunder (mempunyai jangkauan pelayanan lokal/kota) sampai dengan akhir tahun perencanaan. b) Kedalaman materi yang diatur Pemanfaatan ruang yang dirinci dalam kawasan-kawasan. c) Pengelompokan materi yang diatur Kawasan Budidaya Perkotaan, meliputi: Perumahan dan permukiman; Perdagangan regional atau grosir, kota atau eceran, jasa penginapan atau perhotelan;

Industri tanpa pencemaran, dan yang potensial mencemari udara dan atau air dan atau suara; Pendidikan, kesehatan, peribadatan, rekreasi dan atau olahraga, dan fasilitas sosial lainnya; Perkantoran pemerintah dan niaga; Terminal angkutan jalan raya baik untuk penumpang atau barang, stasiun kereta api, pelabuhan sungai, pelabuhan danau, pelabuhan penyeberangan, pelabuhan laut, bandar udara, dan sarana transportasi lainnya; Pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan; Taman pemakaman umum, taman pemakaman pahlawan; Tempat pembuangan sampah akhir; Kawasan Lindung, meliputi: Kawasan resapan air dan kawasan yang memberikan perlindungan bagi kawasan bawahan lainnya; Sempadan pantai, sungai, sekitar danau dan waduk, sekitar mata air, dan kawasan terbuka hijau kota termasuk jalur hijau; Cagar alam/pelestarian alam, dan suaka margasatwa; Taman hutan raya, dan taman wisata alam lainnya; Kawasan cagar budaya; Kawasan rawan letusan gunung berapi, rawan gempa, rawan tanah longsor, rawan gelombang pasang dan rawan banjir. c. Rencana Pengelolaan Kawasan Lindung, Budidaya Perkotaan, dan Kawasan 1) Rencana Pengelolaan Kawasan Perkotaan

Tertentu

Rencana ini mencakup rencana penanganan lingkungan perkotaan, arahan kepadatan bangunan, dan arahan ketinggian bangunan. a) Rencana Penanganan Lingkungan Kota Materi yang diatur ;

Jenis penanganan lingkungan dan jaringan pergerakan serta utilitas untuk tiap unit lingkungan dan atau kawasan yang akan dilaksanakan dalam kota. Kedalaman materi yang diatur ; Ketentuan umum intensitas penanganan (tinggi, sedang,

rendah/ringan) Pengelompokan materi yang diatur ; Rencana pengembangan lingkungan/kawasan baru, kawasan yang dikonversi, kawasan yang diremajakan, kawasan resettlement, dsb;

Rencana kawasan yang dikembangkan dengan metoda konsolidasi tanah perkotaan, guided land development, dll;

Rencana jaringan pergerakan dan atau utilitas kawasan yang akan diperbaiki; Rencana jaringan pergerakan dan atau utilitas kawasan yang akan diperbaharui, dll. b) Arahan Kepadatan Bangunan Arahan kepadatan yang akan dikembangkan terkait dengan aktifitas Kawasan Perkotaan terutama ketentuan tutupan lahan. Materi yang diatur Perbandingan luas lahan yang tertutup (bangunan dan prasarana serta lainnya seperti : jalan, perparkiran, dll) dalam tiap unit lingkungan dan atau kawasan dengan luas kawasan (land coverage). Kedalaman materi yang diatur Kepadatan bangunan yang dirinci berdasarkan tiap kawasan-kawasan peruntukan. Pengelompokan materi yang diatur Unit lingkungan dan atau kawasan dengan kepadatan sangat tinggi (lebih besar dari 75%); Unit lingkungan dan atau kawasan dengan kepadatan tinggi (60% 75%); Unit lingkungan dan atau kawasan dengan kepadatan menengah (45 % - 60%);

Unit lingkungan dan atau kawasan dengan kepadatan rendah (30% - 45 %); Unit lingkungan dan atau kawasan dengan kepadatan sangat rendah (30%). c) Arahan Ketinggian Bangunan Materi yang diatur Arahan ketinggian bangunan untuk setiap kawasan kota, sesuai dengan daya dukung kawasan. Kedalaman materi yang diatur Arahan ketinggian bangunan yang dirinci untuk setiap unit lingkungan dan atau kawasan. d) Rencana Penatagunaan Tanah, Air, dan Sumber Daya lainnya dengan memperhatikan keterpaduan sumber daya alam dengan sumber daya buatan. Rencana penatagunaan tanah, air, udara, dan sumber daya alam lainnya yang memperhatikan keterpaduan sumber daya manusia dan sumber daya buatan; mencakup penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah, air, udara, dan sumber daya alam lainnya yang berwujud konsolidasi pemanfaatan tanah, air, udara, dan sumber daya alam lainnya (termasuk arahan baku mutu udara, air; pemanfaatan udara bagi jalur penebangan dan komunikasi; pemanfaatan air dan penggunaannya) Pengelolaan Tata Guna Tanah Materi yang diatur Pengelolaan tata guna tanah mencakup penguasaan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah perkotaan yang berwujud konsolidasi pemanfaatan tanah. Kedalaman materi yang diatur Pengaturan penguasaan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah perkotaan untuk kawasan-kawasan fungsional yang ditetapkan bentuk penanganannya dan (kawasan kawasan yang yang dipercepat dibatasi perkembangannya, perkembangannya).

Pengelompokan materi yang diatur Dikelompokkan menurut metoda pengelolaannya (misalnya konsolidasi tanah perkotaan, guided land development, dll).

Pengelolaan Tata Guna Air Materi yang diatur Pengelolaan tata guna air mencakup penguasaan, penggunaan, dan pemanfaatan air di Kawasan Perkotaan yang berwujud konsolidasi pemanfaatan air. Kedalaman materi yang diatur Pengaturan penguasaan, penggunaan, dan pemanfaatan air bagi pemenuhan kebutuhan kegiatan kawasan-kawasan fungsional di Kawasan Perkotaan, sampai dengan penetapan zonasi pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya air perkotaan (air permukaan dan air tanah). Pengelompokan materi yang diatur Pengaturan penguasaan, pemanfaatan dan penggunaan sumber daya air, termasuk penentuan baku mutu air, dikelompokkan berdasarkan kondisi sumber daya air perkotaan (sungai, danau, situ, waduk, air tanah dangkal, air tanah dalam, mata air). Pengelolaan Tata Guna Sumber Daya Alam lainnya Pengelolaan sumber daya alam lainnya yang meliputi sumber daya hayati dan non hayati dilakukan sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. 2) Rencana pengelolaan kawasan tertentu di perkotaan

Penanganan lingkungan dan pengaturan bangunan disesuaikan dengan kebutuhan pengelolaan kawasan tertentu dengan tetap menjamin keserasiannya dengan pengelolaan kawasan perkotaan lainnya. d. Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Pengendalian pemanfaatan ruang Kawasan Perkotaan diselenggarakan melalui kegiatan pengawasan dan penertiban terhadap pemanfaatan ruang berdasarkan mekanisme perijinan, pemberian insentif dan disinsentif, pemberian kompensasi,

mekanisme 1)

pelaporan, mekanisme

pemantauan, mekanisme evaluasi

dan

mekanisme pengenaan sanksi. Materi yang diatur

Ketentuan-ketentuan yang mencakup perijinan, pengawasan, dan penertiban di Wilayah Kota/Kawasan Perkotaan. 2) Kedalaman materi yang diatur

Kedalaman materi yang diatur meliputi pengaturan tentang mekanisme perijinan, pengawasan, dan penertiban. 3) Pengelompokan materi yang diatur Mekanisme perijinan sampai dengan pemberian ijin lokasi bagi kegiatan perkotaan; Mekanisme pemberian insentif dan disinsentif bagi kawasan yang didorong pengembangannya, serta kawasan yang dibatasi pengembangannya; Mekanisme pemberian kompensasi berupa mekanisme penggantian yang diberikan kepada masyarakat pemegang hak atas tanah, hak pengelolaan sumber daya alam seperti hutan, tambang, bahan galian, kawasan lindung yang mengalami kerugian akibat perubahan nilai ruang dan pelaksanaan pembangunan sesuai dengan rencana tata ruang; Mekanisme pelaporan mencakup mekanisme pemberian informasi secara obyektif mengenai pemanfaatan ruang yang dapat dilakukan oleh masyarakat dan instansi yang berwenang; Mekanisme pemantauan yang mencakup pengamatan, pemeriksaan dengan cermat perubahan kualitas tata ruang dan lingkungan yang tidak sesuai dan dilakukan oleh instansi yang berwenang. Mekanisme evaluasi dilakukan untuk menilai kemajuan kegiatan pemanfaatan ruang dalam mencapai tujuan rencana tata ruang yang dilakukan oleh masyarakat dan instansi yang berwenang. Mekanisme pengenaan sanksi mencakup sanksi administratif, pidana dan perdata.

VIII.

JANGKA WAKTU PELAKSANAAN Jangka waktu yang disediakan untuk pelaksanaan kegiatan Pembuatan Revisi Master

Plan Ibukota Kabupaten Bangka Tengah ini adalah 180 hari Kalender sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). XI. KEBUTUHAN TENAGA AHLI Tenaga ahli untuk melaksanakan penyusunan Revisi Master Plan Ibukota Kabupaten Bangka Tengah adalah sebagai berikut : 1. Ahli Perancangan Kota/Urban Design (Team Leader) Ahli Perancangan Kota (Urban Design) sekaligus sebagai team Leader yaitu seorang ahli arsitektur minimal S2 dan berpengalaman 7 tahun menangani pekerjaan sejenis serta memiliki sertifikat keahlian sesuai dengan bidangnya. 2. Ahli Perencanaan Kota/Urban Planning Ahli Perencanaan Kota (Urban Planning) yaitu seorang ahli Planologi minimal S2 dan berpengalaman 5 tahun menangani pekerjaan sejenis serta memiliki sertifikat keahlian sesuai dengan bidangnya.

3. Ahli Transportasi Ahli Transportasi yaitu seorang ahli manajemen transportasi minimal S2 dan berpengalaman 5 tahun menangani pekerjaan sejenis serta memiliki sertifikat keahlian sesuai dengan bidangnya. 4. Ahli Arsitektur Ahli Arsitektur yaitu seorang ahli Teknik Arsitektur minimal S1 dan berpengalaman 5 tahun menangani pekerjaan sejenis serta memiliki sertifikat keahlian sesuai dengan bidangnya. 5. Ahli Ekonomi Perkotaan Ahli Ekonomi Perkotaan yaitu seorang Ahli Ekonomi dan Studi Pembangunan minimal S1 dan berpengalaman 5 tahun menangani pekerjaan sejenis.

6. Ahli Teknik Lingkungan Ahli Teknik Lingkungan yaitu seorang ahli Teknik Lingkungan minimal S1 dan berpengalaman 5 tahun menangani pekerjaan sejenis serta memiliki sertifikat keahlian sesuai dengan bidangnya. 7. Ahli Teknik Sipil Ahli Teknik Sipil yaitu seorang ahli Teknik Sipil minimal S1 dan berpengalaman 5 tahun menangani pekerjaan sejenis serta memiliki sertifikat keahlian sesuai dengan bidangnya. 8. Ahli Geodesi Ahli Geodesi yaitu seorang ahli Teknik Geodesi minimal S1 dan berpengalaman 5 tahun menangani pekerjaan sejenis serta memiliki sertifikat keahlian sesuai dengan bidangnya. Dalam pelaksanaannya tenaga ahli tersebut akan dibantu oleh 3 orang asisten tenaga ahli yaitu asisten tenaga ahli arsitektur, teknik planologi, dan teknik sipil. Selain asisten ahli, dalam pelaksanaan pekerjaan ini juga akan dibantu oleh tenaga pendukung meliputi administrasi, operator komputer, drafter CAD, Animator 3-D dan surveyor.

X.

SISTEM PELAPORAN

Laporan yang harus diserahkan oleh pihak konsultan adalah sebagai berikut: 1. Laporan Pendahuluan Laporan ini dibuat dalam ukuran A4 sebanyak 3 (tiga) eksemplar yang berisi gambaran umum wilayah studi, pendekatan dan metodologi, rencana kerja dan organisasi pelaksanaan pekerjaan. Laporan ini harus diselesaikan paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak SPK ditandatangani.
2.

Laporan Antara Laporan ini dibuat dalam ukuran A4 sebanyak 3 (tiga) eksemplar yang berisi laporan hasil survey, kompilasi data dan kajian baik aspek fisik, sosial kependudukan, ekonomi, transportasi, prasarana dan sarana perkotaan, dan aspek kelembagaan. Laporan ini harus diselesaikan paling lambat pada bulan ke-2 (dua) sejak SPK ditandatangani. Laporan ini akan menjadi materi bahan diskusi yang akan dibahas Tim Teknis untuk memperoleh masukan-masukan teknis.

3.

Draft Laporan Akhir Laporan ini dibuat dalam ukuran A4 sebanyak 5 (lima) eksemplar yang berisi data dan analisis komprehensif, rumusan konsep dan strategi, dan rancangan revisi master Plan Ibukota Kabupaten Bangka Tengah. Laporan ini harus diselesaikan paling lambat pada akhir bulan ke-4 (empat) sejak SPK ditandatangani.

4.

Laporan Akhir Laporan ini dibuat dalam ukuran A4 sebanyak 20 (sepuluh) eksemplar yang merupakan hasil penyempurnaan dari masukan seminar dan merupakan dokumen final revisi Master Plan Ibukota Kabupaten Bangka Tengah. Laporan ini dilengkapi dengan Album Peta ukuran A1/A0 dan A3 sebanyak 4 (empat) eksemplar dan Pembuatan Artis Impression per spot di tempatkan di awal masuknya kota, dalam kota dan ujung kota.

XI.

DISKUSI/PEMBAHASAN

Diskusi/pembahasan dilakukan sebanyak 2 kali yaitu diskusi Laporan Pendahuluan, dan diskusi/pembahasan Draft Laporan Akhir. Diskusi/pembahasan dilaksanakan di Ibukota Kabupaten Bangka Tengah.

Disetujui oleh, Pengguna Anggaran,

Dibuat oleh, Pejabat Pembuat Komitmen,

Ir. Slamet Riyadi Pembina Utama Muda NIP. 19560110 198903 1 001

Andarta Ferryadi. ST Penata Muda TK.I NIP. 19800618 200501 1 006

You might also like