You are on page 1of 12

NASKAH PERJANJIAN KERJASAMA ( N P K ) ANTARA DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DENGAN PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN (PNPM MANDIRI) TAHUN ANGGARAN 2012 Nomor Nomor : : 074/176.1/409.201/2012

Pada hari ini Selasa tanggal dua puluh tujuh bulan Maret tahun dua ribu dua belas, yang bertanda tangan di bawah ini :
I. BUDI YUWONO .P

: Direktur Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum, berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 2/M/2008 tanggal 4 Januari 2008 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Penjabat Pimpinan Eselon I di Lingkungan Departemen Pekerjaan Umum, dalam hal ini selaku demikian oleh karenanya sah bertindak untuk dan atas nama Direktorat Jenderal Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum, berkedudukan di Jakarta, Jalan Patimura Nomor 20, selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA . : Bupati Blitar, berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 131.35-1 Tahun 2011 tanggal 3 Januari 2011 tentang Pengesahan Pemberhentian Bupati Blitar dan Pengesahan Pengangkatan Bupati Blitar Provinsi Jawa Timur, dalam hal ini selaku demikian oleh karenanya sah bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Kabupaten Blitar, berkedudukan di Kota Blitar, Jalan Sudanco Supriyadi Nomor 17 selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA : Ketua DPRD Kabupaten Blitar berkedudukan di Jalan A.Yani Nomor 11 Kota Blitar, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Blitar, selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA .

II. HERRY NOEGROHO

GUNTUR WAHONO

-1-

Dengan Memperhatikan : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara; Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008; Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara; Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah; Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan; Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; 14. 15. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerja Sama Daerah; Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2009 tentang Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010; 16. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004; 17. Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2008; 18. 19. 20. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; Peraturan Menteri Keuangan Nomor 59/PMK.06/2005 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat; Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.07/2009 tentang Pedoman Pendanaan Urusan Bersama Pusat dan Daerah untuk Penanggulangan Kemiskinan;

-2-

21.
22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Kerja Sama Daerah; Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-24/PB/2006 tentang Pelaksanaan Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga; Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 23 Tahun 2008 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah; Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 09 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2011-2016; Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 24 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Blitar Tahun 2006-2025; Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 01 Tahun 2012 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2012; Peraturan Bupati Blitar Nomor 03 Tahun 2012 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2012; Peraturan Bupati Blitar Nomor 49 Tahun 2012 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Belanja Hibah, Bantuan Sosial, Bagi Hasil, Bantuan Keuangan dan Belanja Tidak Terduga dan Pembiayaan Kabupaten Blitar Tahun 2012;

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama disebut para pihak, terlebih

dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut :


1.

Bahwa (PNPM

Program Mandiri

Nasional Perkotaan)

Pemberdayaan merupakan program

Masyarakat dari

Mandiri Program di

Perkotaan Nasional Perkotaan berbasis dalam

keberlanjutan

Pemberdayaan (PNPM-P2KP) memperkuat

Masyarakat-Program dan merupakan

Penanggulangan

Kemiskinan

penanggulangan miskin

kemiskinan terlibat

pemberdayaan masyarakat, yang bertujuan untuk mengembangkan potensi dan kapasitas kelompok masyarakat untuk pembangunan yang didasarkan pada prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat;
2.

Bahwa penangggulangan kemiskinan merupakan urusan bersama yang harus diselenggarakan Kabupaten/Kota, oleh yang Pemerintah, salah satunya Pemerintah dilaksanakan Provinsi, melalui dan Pemerintah Nasional Program

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), antara lain PNPM Mandiri Perkotaan, sehingga pendanaan/pembiayaan untuk urusan bersama tersebut dapat dibebankan kepada Dana Urusan Bersama (DUB) yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD);

-3-

3.

Bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 3 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.07/2009 tentang Pedoman Pendanaan Urusan Bersama Pusat dan Daerah untuk Penanggulangan Kemiskinan, mengamanatkan bahwa untuk program penanggulangan kemiskinan seperti halnya PNPM Mandiri Perkotaan yang didanai melalui APBN yang dialokasikan melalui bagian anggaran Kementerian/Lembaga dalam bentuk DUB serta APBD yang dialokasikan melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam bentuk DDUB, maka pendanaan tersebut dilakukan setelah adanya kesepakatan kedua belah pihak yang dituangkan dalam suatu naskah perjanjian antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah;

Sehubungan dengan hal tersebut, maka para pihak dalam kedudukan sebagaimana dimaksud di atas bersepakat untuk membuat Perjanjian Kerjasama mengenai Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Kabupaten Blitar, dan selanjutnya para pihak saling mengikatkan diri dengan ketentuan-ketentuan dan syaratsyarat sebagai berikut : BAB I TUJUAN DAN SASARAN Pasal 1 (1) Para Pihak sepakat bahwa tujuan perjanjian kerjasama ini adalah dalam rangka mewujudkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan secara optimal sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin secara mandiri, yang meliputi perbaikan infrastruktur, sosial, ekonomi dan tata kepemerintahan lokal. (2) Sasaran yang akan diwujudkan melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan adalah : a. terwujudnya Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) atau Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) yang dipercaya, aspiratif, representatif, dan akuntabel untuk mendorong tumbuh dan berkembangnya partisipasi serta kemandirian masyarakat; b. tersedianya Perencanaan Jangka Menengah (PJM) Program Penanggulangan Kemiskinan (Pronangkis) sebagai wadah untuk mewujudkan sinergi berbagai program penanggulangan kemiskinan yang komprehensif dan sesuai dengan aspirasi serta kebutuhan masyarakat dalam rangka pengembangan lingkungan permukiman yang sehat, serasi, berjati diri dan berkelanjutan; c. terbangunnya forum LKM/BKM tingkat Kecamatan dan Kota/Kabupaten untuk mengawal terwujudnya harmonisasi berbagai program daerah;

-4-

d.

terwujudnya kontribusi pendanaan dari PIHAK KEDUA dalam PNPM Mandiri BAB II RUANG LINGKUP Pasal 2

Perkotaan sesuai dengan Indeks Fiskal dan Kemiskinan Daerah.

Ruang lingkup perjanjian kerjasama ini meliputi persiapan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelaksanaan penyaluran dana bantuan langsung masyarakat Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Kabupaten Blitar. BAB III PERSYARATAN UMUM DAN KETENTUAN PELAKSANAAN Bagian Kesatu Pembiayaan Pasal 3 Biaya yang berhubungan dengan pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan di Kabupaten Blitar ini bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang dialokasikan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dalam bentuk Dana Urusan Bersama (DUB), dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Blitar yang dialokasikan pada Dokumen Pengguna Anggaran Bendahara Sekretariat Daerah Kabupaten Blitar dalam bentuk Dana Daerah Untuk Urusan Bersama (DDUB).

Pasal 4
(1)

PNPM Mandiri Perkotaan di Kabupaten Blitar dilaksanakan melalui penyaluran Bantuan Langsung Masyarakat (BLM).

(2)

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat dan bersedia untuk mengalokasikan

dana BLM dengan ketentuan sebagai berikut :


PIHAK PERTAMA mengalokasikan dana sebesar Rp. 4.845.000.000,PIHAK KEDUA

( Empat Milyar Delapan Ratus Empat Puluh Lima Juta Rupiah) ; mengalokasikan dana sebesar Rp. 255.000.000,(Dua Ratus Lima Puluh Lima Juta Rupiah) .
(3) PIHAK PERTAMA wajib mengalokasikan dana BLM sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) yang menjadi bagian APBN PIHAK PERTAMA melalui Dana Urusan Bersama (DUB), sesuai dengan surat Menkokesra Nomor B.222/MENKO/KESRA/X/2011 perihal

-5-

Penetapan Daftar Lokasi dan Alokasi BLM PNPM Mandiri T.A. 2012 untuk Kabupaten Blitar.
(4) PIHAK KEDUA wajib mengalokasikan dana BLM sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

yang menjadi bagian APBD PIHAK KEDUA melalui Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB), sesuai dengan Keputusan Ketua Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Nasional tentang Penetapan Lokasi dan Alokasi DDUB PNPM Mandiri Perkotaan di Kabupaten Blitar.
(5) PIHAK KEDUA berkewajiban mengalokasikan dalam APBD Kabupaten Blitar dana

untuk Biaya Operasional Kegiatan dalam rangka menunjang pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan di Kabupaten Blitar, dengan jumlah minimal 5% dari jumlah keseluruhan/total alokasi dana BLM untuk Blitar. Bagian Kedua Persyaratan Umum Pasal 5
(1)

PNPM Mandiri Perkotaan di Kabupaten

Para Pihak sepakat akan melaksanakan PNPM Mandiri Perkotaan di Kabupaten Blitar.
PIHAK KEDUA menunjuk Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)

(2)

Kabupaten Blitar sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah pelaksana teknis kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan di Kabupaten Blitar sesuai dengan usulan yang telah disampaikan PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA . (3) Dalam Pelaksanaan pengalokasian dana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) dan (4), PIHAK KEDUA mengusulkan kepada PIHAK PERTAMA nama Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran Dana Urusan Bersama pada Satuan Kerja Pengembangan Infrastruktur Pemukiman (Satker PIP) Kabupaten Blitar sebagai unit pelaksana dengan ketentuan struktur organisasi kerja dan jabatan sesuai dengan petunjuk teknis yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA .

Bagian Ketiga Mekanisme Pencairan Dana Bantuan Langsung Masyarakat Pasal 6


(1) PIHAK PERTAMA akan melaksanakan pencairan Dana Urusan Bersama melalui Satker

PIP Kabupaten Blitar yang disahkan melalui Keputusan Menteri Pekerjaan Umum.

-6-

(2)

PIHAK KEDUA akan melaksanakan pencairan Dana Daerah untuk Urusan Bersama

melalui unit Bendahara Sekretariat Daerah Kabupaten Blitar yang disahkan melalui Keputusan Bupati Blitar.
(3) PIHAK KEDUA

melalui

Bendahara

Sekretariat

Daerah

Kabupaten

Blitar

bertanggungjawab atas hasil validasi dan verifikasi serta mempertanggungjawabkan seluruh keabsahan alat bukti pengeluaran atau pembayaran belanja secara detail yang dilakukan untuk penggunaan dana yang bersumber dari PIHAK KEDUA. Bagian Keempat Pemanfaatan dan Penggunaan Dana Bantuan Langsung Masyarakat Pasal 7 Dana Bantuan Langsung Masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dapat digunakan untuk :
a. kegiatan yang secara langsung memberikan dampak/manfaat secara kolektif pada

peningkatan kualitas lingkungan dan permukiman yang sehat, tertib, aman dan teratur;
b. kegiatan yang secara langsung mampu menumbuhkan kembali modal sosial di

masyarakat seperti terjalinnya kembali budaya gotong royong, tolong menolong antar warga, integritas, etos kerja, kewirausahaan, dan lain-lain;
c. kegiatan yang secara langsung memberikan manfaat dan peningkatan pendapatan bagi

individu/keluarga maupun kelompok dan sekaligus membangun modal sosial. BAB IV HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK Bagian Kesatu Hak dan Kewajiban PIHAK PERTAMA Pasal 8
PIHAK PERTAMA dalam rangka melaksanakan perjanjian kerjasama ini, mempunyai hak-

hak dan kewajiban-kewajiban sebagai berikut :


1. 2.

Mengalokasikan dana urusan bersama untuk kegiatan penyaluran BLM dalam PNPM Mandiri Perkotaan di Kabupaten Blitar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4;
PIHAK PERTAMA akan menyediakan pendampingan teknis yang diperlukan dalam

pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan di Kabupaten Blitar melalui Konsultan Manajemen Wilayah yang dibentuk oleh PIHAK PERTAMA dan ditempatkan di Wilayah
PIHAK KEDUA ; 3.

Memberikan bantuan pendampingan program dengan menunjuk dam menempatkan Koordinator Kota, para Asisten Koordinator Kota serta Tim Fasilitator di Kabupaten dan Kelurahan/Desa;

-7-

4.
5. 6. 7.

Memberikan pelatihan-pelatihan dalam rangka peningkatan kapasitas masyarakat dan unsur Pemerintah Daerah; Melakukan monitoring dan supervisi secara periodik atas penggunaan dana kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan di Kabupaten Blitar; Melakukan evaluasi kinerja pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan di Kabupaten Blitar, pada setiap tahun anggaran secara periodik; Menerima laporan hasil penatausahaan dan pelaporan Dana Urusan Bersama untuk PNPM Mandiri Perkotaan di Kabupaten Blitar yang telah dilakukan oleh PIHAK KEDUA . Bagian Kedua Hak dan Kewajiban PIHAK KEDUA Pasal 9

PIHAK KEDUA dalam rangka melaksanakan perjanjian kerjasama ini, mempunyai hak-hak

dan kewajiban-kewajiban sebagai berikut :


1. 2.

Mengalokasikan dana daerah urusan bersama untuk kegiatan penyaluran BLM dalam PNPM Mandiri Perkotaan di Kabupaten Blitar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4; Melakukan pengelolaan dan pelaksanaan dana Biaya Operasional Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dengan tetap berpedoman pada kebijakan pencapaian tujuan pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan di Kabupaten Blitar, khususnya dalam perincian jenis belanja dan proporsi peruntukan pembinaan secara adil dan distribusinya kepada Kecamatan maupun Kelurahan;

3. 4.

Membentuk Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Blitar; Membentuk Penanggunjawab Operasional Kegiatan (PJOK) PNPM Mandiri Perkotaan tingkat Kecamatan dan Kelurahan melalui Keputusan Bupati Blitar; Memahami dan menaati pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis serta ketentuan atau kebijakan lain yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA terkait dengan tugas pembinaan dan fasilitas dalam melaksanakan program;

5.

6.

PIHAK KEDUA melalui Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya wajib melaksanakan

penatausahaan dan pelaporan Dana Urusan Bersama kepada PIHAK PERTAMA dan Kuasa Bendahara Umum Negara (KPPN) secara tertib sesuai dengan Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 7. 8. Menatausahakan, menyimpan dan menyampaikan seluruh dokumen pelaksanaan serta kelengkapan alat bukti bagi kepentingan pemeriksaan/audit; Membantu kelancaran pelaksanaan audit independen yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) atau pengawas fungsional lainnya

-8-

yang berwenang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;


9.

Melaksanakan segala bentuk penyelesaian temuan hasil pemeriksaan (audit) serta memamntau tindak lanjut hasil temuan audit Kota/Kabupaten dan Keluahan, secara berkala dengan cara berkoordinasi dengan pihak BPKP Perwakilan Propinsi Jawa Timur;

10.

Membantu kelancaran monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh PIHAK PERTAMA atau Pihak lain yang ditunjuk, dan/atau oleh Pihak pemberi pinjaman/hibah dalam rangka misi supervisi pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan di Kabupaten Blitar;

11.

Melakukan sosialisasi secara intensif kepada seluruh lapisan masyarakat, SKPD dan/atau Instansi terkait dalam rangka mendorong dan memastikan efetivitas serta optimalisasi kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan di Kabupaten Blitar;

12.

Menerima laporan hasil kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan di Kabupaten Blitar dari LKM/BKM melalui Satker PIP Kabupaten Blitar untuk selanjutnya disampaikan kepada
PIHAK PERTAMA .

BAB V JANGKA WAKTU DAN BERAKHIRNYA KERJASAMA Pasal 10 (1) Perjanjian kerjasama ini mulai berlaku efektif sejak saat ditandatangani oleh PARA PIHAK.
(2) Jangka waktu perjanjian kerjasama ini adalah untuk pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri

Perkotaan tahun anggaran 2012. (3) Perjanjian Kerjasama ini akan ditinjau kembali dan atau dapat dibatalkan sepihak oleh PIHAK PERTAMA dalam hal; a. Terjadi pemekaran Kota; b. Pelaksanaan program dan penggunaan dana tidak sesuai dengan ketentuan pada petunjuk teknis, SOP dan ketentuan lain yang berlaku; c. Kinerja pelaksanaan pembinaan program di lingkup PIHAK KEDUA yang menjadi tugas dan tanggung jawab PIHAK KEDUA tidak memuaskan; d. Terjadi keluhan atau pengaduan masyarakat atas kinerja PIHAK KEDUA, adanya dugaan penyimpangan pengelolaan, terjadinya pelanggaran etika jabatan dan atau sangkaan tindak pidana yang dilakukan oleh oknum pejabat yang terlibat dalam pelaksanaan program.

-9-

BAB VI KEADAAN MEMAKSA ( FORCE MAJEURE ) Pasal 11


(1)

Yang dimaksud dengan keadaan memaksa (force majeure) adalah keadaan atau kejadian diluar batas kemampuan manusia seperti peristiwa hukum atau peraturan, perang saudara, invasi dari negara lain, bencana alam, pemberontakan, dan halhal lain yang mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan dan tidak dapat diatasi. Apabila perjanjian ini tidak dapat dilaksanakan atau pelaksanaannya tertunda sebagai akibat dari timbulnya Peristiwa

(2)

Force Majeure, maka PIHAK

KEDUA

tidak

berkewajiban untuk mengganti kerusakan yang ditimbulkan dari keadaan force majeure sebagaimana dimaksud pada ayat (1), akan tetapi PIHAK KEDUA semaksimal mungkin tetap memfasilitasi bagi masyarakat dalam mengupayakan adanya langkah perbaikan terhadap kegiatan/proyek yang mengalami kerusakan, baik melalui bantuan Pemerintah Daerah, swadaya masyarakat dan/atau bantuan pihak - pihak lain yang memungkinkan upaya perbaikan. BAB VII PENYELESAIAN PERSELISIHAN Pasal 12
(1)

Apabila terjadi perbedaan pendapat antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA mengenai penafsiran dan pelaksanaan syarat-syarat dan ketentuan dalam perjanjian kerjasama ini, para pihak sepakat akan menyelesaikan dengan cara musyawarah dan mufakat dalam jangka waktu selama-lamanya 30 (tiga puluh) hari. Apabila terjadi kelalaian dan/atau kesengajaan sehingga terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan pengelolaan dan penyaluran Dana BLM PNPM Mandiri Perkotaan di Kabupaten Blitar, yang mengakibatkan kerugian negara dan/atau daerah maka para pihak sepakat untuk penyelesaiannya akan mengacu kepada ketentuan yang mengatur tentang pengelolaan keuangan negara dan pengelolaan keuangan daerah serta peraturan perundang-undangan terkait lainnya yang berlaku.

(2)

(3)

Untuk menjamin kelancaran dan terarahnya pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan sesuai dengan tujuannya serta guna menjaga agar tidak terjadi hal-hal yang berakibat pada berakhirnya perjanjian kerjasama ini karena pembatalan sepihak oleh PIHAK
PERTAMA , maka PIHAK PERTAMA dapat meminta kepada PIHAK KEDUA untuk

memperbaiki kinerja pengelolaan, mengganti oknum pejabat Satker PIP Kabupaten Blitar yang diduga atau dilaporkan melakukan pelanggaran etika jabatan dan atau sangkaan pidana, serta apabila terjadi hal-hal sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

- 10 -

BAB VIII PEMBERITAHUAN Pasal 13


(1)

Semua

surat-menyurat

atau

pemberitahuan-pemberitahuan

atau

pernyataan-

pernyataan atau persetujuan-persetujuan yang wajib dan perlu dilakukan oleh salah satu pihak kepada pihak lainnya dalam pelaksanaan perjanjian kerjasama ini, harus dilakukan secara tertulis dan disampaikan secara langsung atau melalui surat tercatat atau kurir atau faksimili, atau teleks yang dialamatkan kepada :
PIHAK PERTAMA

Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum Jalan Patimura Nomor 20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan Telepon : (022) 72796158 Fax : (022) 72796155

PIHAK KEDUA

Pemerintah Kabupaten Blitar Jalan Sudanco Supriyadi Nomor 17 Blitar Jawa Timur Telepon : (0342) 801201 Fax : (0342) 805494

Atau alamat lain yang dari waktu ke waktu diberitahukan oleh para pihak secara tertulis kepada satu sama lainnya.
(2)

Pemberitahuan yang diserahkan secara langsung dianggap telah diterima pada hari penyerahan dengan bukti tanda tangan penerimaan pada bukti ekspedisi atau buku tanda terima pengiriman, sedangkan untuk pengiriman melalui teleks atau fax dianggap telah diterima pada saat kode jawaban (answerback) pada pengiriman via teleks dan konfirmasi fax pada pengiriman via fax telah diterima. BAB IX KETENTUAN PERALIHAN Pasal 14

Segala sesuatu yang belum diatur dalam perjanjian kerjasama ini, harus tetap berpedoman pada Pedoman Umum PNPM Mandiri dan Pedoman Pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan serta ketentuan-ketentuan lain yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum selaku pelaksana Program PNPM Mandiri Perkotaan, dan peraturan perundang-undangan terkait lainnya yang berlaku.

- 11 -

BAB X KETENTUAN LAIN-LAIN Bagian Kesatu Addendum Pasal 15 Segala sesuatu mengenai perjanjian kerjasama ini yang belum diatur atau tidak cukup diatur dalam Perjanjian Kerjasama ini baik perubahan maupun tambahannya yang dianggap perlu oleh para pihak, akan diatur oleh kedua belah pihak dalam perjanjian tambahan atau addendum yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian Kerjasama ini. Bagian Kedua Ketentuan Perubahan Pimpinan dan Organisasi Pasal 16
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat bahwa perjanjian kerjasama ini tidak akan

berubah atau ditarik kembali bila terjadi perubahan penggantian pimpinan atau perubahan struktur organisasi pada para pihak. Demikian perjanjian kerjasama ini dimufakati dan ditandatangani bersama oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA di Blitar pada hari dan tanggal sebagaimana termaksud pada awal perjanjian kerjasama ini, serta dibuat dalam rangkap 2 (dua) semuanya bermeterai cukup masing-masing berlaku sebagai aslinya dan mempunyai kekuatan hukum yang sama, selanjutnya 1 (satu) eksemplar untuk PIHAK PERTAMA dan selebihnya untuk PIHAK KEDUA .

PIHAK KEDUA BUPAT I BLITAR

PIHAK PERTAMA DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA

HERRY NOEGROHO

BUDI YUWONO .P

KETUA DPRD KABUPATEN BLITAR

GUNTUR WAHONO

- 12 -

You might also like