You are on page 1of 8

62 1. TAHARAH (BERSUCI) A.

Pengertian Taharah Taharah ialah membersihkan diri dari hadats dan najis menurut aturanaturan yang terdapat dalam ajaran agama Islam. Taharah terbagi menjadi; wudhu, mandi, tayyamum, istinjak, alat-alat taharah, batu atau sejenisnya, dan najis. 1. Wudhu Yaitu bersuci dengan air yang suci, menurut aturan yang telah ditentukan syarat untuk menghilangkan hadats kecil. a. Syarat sah wudhu 1). Orang Islam 2). Mumayis 3). Dengan air suci dan mensucikan 4). Tidak berhadats besar 5). Tidak ada penghalang air hingga sampai mengenai kulit / anggota wudhu. b. Furudhul wudhu / rukun wudhu 1). Niat dalam hati 2). Membasuh muka 3). Membasuh kedua belah tangan sampai siku-siku 4). Mengusap sebagian kepala 5). Membasuh kedua belah kaki beserta mata kaki 6). Tertib / urut c. Sunat wudhu 1). Mambaca Bismillaahirrahmaanirrahim 2) Mencuci kedua telapak tangan sebelum dimasukkan ke wadah air 3) Membersihkan gigi / menggosok gigi 4) Berkumur-kumur 5) Membersihkan dalam hidung

63 6) Mengusap seluruh kepala 7) Mengusap kedua telinga 8) Membasuh sela-sela jari tangan dan sela-sela jari kaki 9) Mengusap sela-sela janggut yang tebal 10) Menggerakkan cincin 11) Mendahulukan yang kanan dari pada yang kiri 12) Melakukan tiga kali tiap pekerjaan wudhu 13) Menggosok anggota wudhu 14) Berturut-turut 15) Berdoa setelah wudhu d. Batalnya wudhu 1). Keluar sesuatu dari dua jalan 2). Hilangnya akal 3). Tidur 4). Bersentuhan laki-laki dengan perempuan yang bukan mukhrim 5). Menyentuh kemaluan e. Makruhnya wudhu 1). Berlebih-lebihan memakai air 2). Minta bantuan orang lain 3). Mengeringkan air wudhu dengan alat atau kain 4). Lebih dari tiga kali f. Hikmah Taharah 1). Perintah mensucikan anggota badan yang zahir dari hadats besar dan kecil adalah mengingatkan orang Islam untuk selalu mensucikan batinnya dari sifat-sifat tercela. 2). Kewajiban mensucikan anggota badan adalah mengingatkan orang Islam untuk selalu bersyukur kepada nikmat Allah dari yang sekecilkecilnya hingga yang sebesar-besarnya. 3). Mensucikan anggota badan adalah untuk menghapus dosa-dosa yang dilakukan oleh anggota badan tersebut.

64 2. Mandi Yaitu mengalirkan air secara merata keseluruh badan dan rambut dengan niat : a. Mandi wajib / fardlu Yaitu mandi untuk menghilangkan hadats besar. b. Sebab-sebab wajibnya mandi 1). Pertemuan antara dua kelamin (laki-laki dan perempuan) 2). Keluarnya air mani 3). Orang mati 4). Haid 5). Nifas 6). Bersalin c. Rukun mandi 1). Niat menghilangkan hadats besar ; junub, haid dan sebagainya. 2). Meratakan air keseluruh kulit badan dan rambut 3). Menghilangkan najis dari badan d. Sunat mandi 1). Mengucapkan Bismillaahirramaanirrihim 2). Berwudhu sebelumnya 3). Menggosokkan tangan keseluruh tubuh 4). Bersambung (tidak terputus-putus dalam meratakan air keseluruh tubuh) 5). Mendahulukan bagian tubuh yang kanan dari pada yang kiri e. Mandi sunat 1). Mandi untuk sholat Jumat 2). Mandi hari raya Fitri dan Adha 3). Mandi hendak sholat Istisqo / minta hujan 4). Mandi hendak sholat gerhana bulan 5). Mandi hendak sholat gerhana matahari 6). Mandi sehabis memandikan mayat 7). Mandi bagi orang kafir ketika masuk Islam

65 8). Mandi bagi orang gila ketika sembuh 9). Mandi bagi orang pingsan ketika sadar 10). Mandi hendak ihram (haji / umrah) 11). Mandi hendak masuk Makkah 12). Mandi hendak wuquf / berhenti di Arafah 13). Mandi hendak bermalam di Muzdalifah 14). Mandi hendak melempar jumroh tiga ; sughro, wustho, kubro 15). Mandi untuk thawaf ; qudum, ifadhah, wada 16). Mandi untuk sai (berjalan cepat pergi dan kembali dari bukit Shafa ke bukit Marwah sebanyak 7X) 17). Mandi untuk masuk kota Madinah (kota Rasulullah SAW) 3. Tayamum Yaitu manyapu muka dan kedua belah tangan dengan debu, tanah yang bersih disertai dengan niat sebagai pengganti wudhu / mandi. a. Sebab-sebab tayamum 1). Tidak mendapatkan air 2). Tidak dapat mempergunakan air atau baru sakit b. Syarat sah taymum 1). Mencari air sebelum tayamum 2). Bertayamum setelah masuk waktu sholat 3). Adanya udzur atau sebab 4). Tanah debu yang suci c. Rukun fardhu tayamum 1). Niat dalam hati 2). Menyapu muka dengan debu 3). Menyapu kedua belah tangan 4). Tertib atas ketiga rukun tersebut d. Sunat tayamum 1). Mengucapkan Bismillaahirrahmaanirrahim

66 2). Mandahulukan bagian yang kanan dari pada yang kiri 3). Bersambung atas tiap-tiap pengusapan tak berhenti e. Yang membatalkan tayamum 1). Apa yang membatalkan wudhu 2). Melihat air ketika sholat 3). Murtad 4. Istinjak Yaitu membersihkan kubul atau dubur, setelah membuang air kecil atau air besar dengan air atau batu. a. Cara beristinjak 1). Jika memakai air dan batu,maka najis dihilangkan dengan batu lalu dibersihkan dengan air. 2). Jika memilih air dan batu, maka diutamakan air. b.Syarat-syarat beristinjak 1). Najisnya belum kering dari tempat keluarnya najis 2). Tidak ada najis lain bercampur di tempat keluar najis tersebut 3). Batu (benda lain) yang dipergunakan tidak licin dan hendaknya tiga buah batu / sebuah dapat mencukupi c. Tata tertib membuang air 1). Mandahulukan kaki kiri ketika masuk ke kamar mandi / WC 2). Mendahulukan kaki kanak ketika keluar dari kamar mandi / WC 3). Tidak kelihatan oleh orang lain dan tak mengganggu mereka d. Larangan membuang air 1). Jangan menghadap kiblat / membelakanginya jika di tanah lapang 2). Jangan buang air di air yang diam / tak mengalir 3). Tidak di bawah pohon yang sedang berbuah 4). Tidak di jalan 5). Tidak di tempat berteduh dan tempat yang berlubang 6). Jangan bercakap-cakap

67 7). Jangan menghadap matahari dan bulan dan jangan membelakangi keduanya 8). Jangan di kuburan 9). Jangan sambil makan dan minum 5. Alat Taharah A. Air ada empat macam / bagian 1). Air suci dan mensucikan a. Air hujan b. Air sumur c. Air sungai d. Air laut e. Air mata air f. Air es g. Air embun 2). Air suci tidak mensucikan a. Air yang berubah sifatnya karena bercampur dengan benda yang suci (kopi, teh, susu, dan sebagainya) b. Air sedikit yang mustamal (sudah terpakai) c. Air tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan 3). Air najis a. Air yang telah berubah salah satu sifatnya karena bercampur dengan benda yang najis b. Air yang sedikit yang terkena najis yakni kurang dari 216 liter 4). Air Musyamas Air yang sangat panas atau sangat dingin karena dapat menimbulkan efek yang berbahaya bagi yang memakainya.

B. Batu dan sebagainya

68 1). Batu 2). Tembikar 3). Kayu 4). Kertas Kecuali benda yang licin, buah-buahan dan benda yang dihormati C. Tanah 1). Dipakai untuk tayamum 2). Untuk membersihkan najis / anjing / babi D. Penyamak Kulit bangkai binatang dapat disucikan dengan alat penyamak (dabagh) kecuali, kulit babi dan anjing dan binatang yang diperanakkan dari kedua binatang itu (anjing dan babi), atau dari salah satunya. Alat penyamak ini segala sesuatu yang dapat membersihkan kulit baik dari bahan campur kimia maupun dari tumbuh-tumbuhan. Kulit bangkai dianggap suci setelah disamak atau setelah melalui pabrik. 6. Najis / kotoran a. Jenis-jenis najis 1). Segala macam bangkai kecuali manusia, ikan dan belalang 2). Darah dan nanah 3). Babi dan anjing 4). Kotoran dari manusia dan binatang 5). Arak (minuman yang memabukkan) b. Pembagian najis dan cara mensucikannya 1). Najis mughaladhah / berat/ tebal - Anjing - Babi - Segala yang lahir dari keduanya atau salah satunya.

69 Cara mensucikannya : - Digosok dengan lumpur cair bercampur tanah - Dicuci dengan air bersih enam kali 2). Najis Mukhafafah / ringan - Air kencing bayi yang belum makan apa-apa selain ASI Cara mensucikannya : - Cukup memercikkan air pada benda atau pakaian yang kena najis hingga bersih. 3). Najis Mutawasitah / sedang - Najis Ainiyah Yaitu najis yang kelihatan, baik zatnya maupun sifatnya. - Najis Hukmiyah Yaitu najis yang tak nyata zatnya dan sifatnya, bekas kencing anak yang sudah kering. Cara mensucikannya : - Cukup dengan mengalirkan air pada bekas najis tersebut. B. Latihan Soal 1. Apa yang dimaksud dengan taharah! 2. Sebutkan macam taharah! 3. Sebutkan macam najis dan jelaskan! 4. Sebutkan rukun wudhu, tayamum, dan mandi! 5. Jelaskan hal-hal yang membatalkan wudhu dan tayamum! 6. Jelaskan hikmah taharah! C. DAFTAR BACAAN 1. Drs. H. Moh. RifaI, Ilmu Fiqh Islam Lengkap, Toha Putera, Semarang, t.t. 2. Sulaeman Rasyid, Fiqh Islam, Ath Thahiriyah, Jakarta, 1973

You might also like