You are on page 1of 20

MAKALAH ENERGI ALTERNATIF

APLIKASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA

KELOMPOK KELAS NAMA ANGGOTA :

: 7 (TUJUH) : KE-2B

1. ALBETH YUAN WIJAYA 2. DONY SADAKA RAHARDJO 3. DIDIK MARGI UTAMA

04 12 11

PROGRAM STUDI KONVERSI ENERGI JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI SEMARANG SEMARANG 2012

PENDAHULUAN
PLTS Pembangkit Listrik Tenaga Surya adalah salah satu solusi energi baru dan terbarukan (Renewable Energy/ RE), yaitu dengan memanfaatkan solar module atau modul surya, atau sering juga disebut panel surya, yang berfungsi mengubah sinar atau cahaya matahari menjadi energi listrik. Indonesia yang terletak di equator/ khatulistiwa sungguh sangat beruntung mendapat paparan sinar matahari yang stabil sepanjang tahun baik di musim kemarau atau musim hujan sekalipun. Sehingga solusi listrik tenaga surya ini sangat cocok diaplikasikan di semua wilayah, dengan energi listrik yang dihasilkan relatif merata. Teknologi pabrikasi modul surya/panel surya saat ini sudah sangat berkembang dengan cepat, sehingga secara teknis efisiensi makin tinggi dan harga menjadi makin ekonomis serta terjangkau. Jenis, ukuran kapasitas modul surya dan merek yang dipasarkan pun semakin beragam. Harga yang ditawarkan juga beragam tergantung pabrikan pembuat, sertifikasi dan kualitas produk panel surya tersebut. Disini, ketelitian dan mempelajari spesifikasi produk adalah wajib bagi calon pembeli atau pengguna listrik tenaga surya, agar mendapatkan kinerja sekaligus harga terbaik.

Apakah Sistem Solar Thermal? Sistem Thermal Solar sistem air terbarukan pemanasan. Mereka menggunakan energi Suns untuk menghasilkan sebagian besar kebutuhan air panas untuk bangunan. Apakah Panel Solar Thermal sama dengan Panel PV Solar? Tidak, walaupun keduanya menggunakan energi matahari untuk mengurangi ketergantungan kita pada energi bahan bakar fosil yang dihasilkan, mereka melakukannya dengan dua cara berbeda. Solar PV Sistem menggunakan energi matahari untuk menghasilkan listrik mana sebagai Sistem Solar Thermal menggunakan energi matahari untuk menghasilkan air panas.

Saat ini aplikasi modul surya tidak hanya sebagai SHS-Solar Home System, yaitu sistem pembangkit listrik untuk rumah tinggal, akan tetapi sudah marak digunakan juga sebagai PJU Surya Penerangan Jalan Umum tenaga Surya. Serta dilengkapi dengan Electronic Box System (EBS) untuk tempat inverter dan control system sehingga bisa awet dan tahan lama.

PLTS SHS juga dilengkapi dengan kabel instalasi, saklar, terminal blok lampu, stop kontak, dan komponen pendukung sehingga pemasangan dapat dilakukan dengan sangat mudah. Selebihnya aplikasi PLTS ini sangat luas meliputi aplikasi back-up power, telekomunikasi / wartel satelit tenaga surya (solar satellite public phone), sistem pendingin vaksin (vaccine refrigerator), pompa air tenaga surya, sistem lampu lalu lintas, sebagai heater (air dan udara) / Pemanasan ruangan dan air, Penerangan ruangan atau jalan (solar street lamp), Kompor matahari, Pengeringan hasi pertanian, Distilasi air kotor, Pembangkitan listrik, dan sebagainya. Selanjutnya, PLTS-Pembangkit Listrik Tenaga Surya juga dapat digabungkan (sistem hybrid) dengan sumber energi listrik lain, misalnya jaringan PLN, mikrohidro, PLTB-Pembangkit Listrik Tenaga Bayu atau Turbin Angin (wind turbine), Genset, dan lain sebagainya.

Berikut ini adalah beberapa bentuk energi yang merupakan turunan dari energi matahari misalnya:

Energi angin yang timbul akibat adanya perbedan suhu dan tekanan satu tempat dengan tempat lain sebagai efek energi panas matahari.

Energi air karena adanya siklus hidrologi akibat dari energi panas matahari yang mengenai bumi.

Energi biomassa karena adanya fotosintesis dari tumbuhan yang notabene menggunakan energi matahari.

Energi gelombang laut yang muncul akibat energi angin. Energi fosil yang merupakan bentuk lain dari energi biomassa yang telah mengalami proses selama berjuta-juta tahun.

Selain itu energi panas matahari juga berperan penting dalam menjaga kehidupan di bumi ini. Tanpa adanya energi panas dari matahari maka seluruh kehidupan di muka bumi ini pasti akan musnah karena permukaan bumi akan sangat dingin dan tidak ada makluk yang sanggup hidup di bumi.

APLIKASI PLTS

Energi panas matahari merupakan salah satu energi yang potensial untuk dikelola dan dikembangkan lebih lanjut sebagai sumber cadangan energi terutama bagi negara-negara yang terletak di khatulistiwa termasuk Indonesia, dimana matahari bersinar sepanjang tahun. Dapat dilihat dari gambar di atas bahwa energi matahari yang tersedia adalah sebesar 81.000 TerraWatt sedangkan yang dimanfaatkan masih sangat sedikit.

1. Pemanasan Ruangan
Ada beberapa teknik penggunan energi panas matahari untuk pemanasan ruangan, yaitu:

Jendela Ini merupakan teknik pemanasan dengan menggunakan energi panas matahari yang paling sederhana. Hanya diperlukan sebuah lubang pada dinding untuk meneruskan panas matahari dari luar masuk ke dalam bangunan. Ada jendela yang langsung tanpa ada kacanya dan ada yang menggunakan kaca. Untuk mendapatkan panas yang optimal maka pada jendela dipasang kaca ganda. Biasanya di daerah-daerah empat musim dinding/tembok bangunan diganti dengan kaca agar matahari bebas menyinari dan menghangatkan ruangan pada saat musim dingin.

Dinding Trombe(Trombe Wall)

Dinding trombe adalah dinding yang diluarnya terdapat ruangan sempit berisi udara. Dinding bagian luar dari ruangan sempit tersebut biasanya berupa kaca. Dinding ini dinamai berdasarkan nama penemunya yaitu Felix Trombe, orang berkebangsaan Perancis. Prinsip kerjanya adalah permukaan luar ruangan ini akan dipanasi oleh sinar matahari, kemudian panas tersebut perlahan-lahan dipindahkan kedalam ruangan sempit. Selanjutnya panas di dalam ruangan sempit tersebut akan dikonveksikan ke dalam bangunan melalui saluran udara pada dinding trombe.

Greenhouse

Teknik ini hampir sama dengan dinding trombe hanya saja jarak antara dinding masif dengan kaca lebih lebar, sehingga tanaman bisa hidup di dalamnya. Prinsip kerja greenhouse juga serupa dengan dinding trombe. Panas masuk melalui kaca ke dalam greenhouse lalu dikonveksikan ke dalam bangunan untuk menghangatkan ruangan atau menjaga suhu rungan tetap stabil meskipun pada waktu siang atau malam hari.

2. Penerangan Ruangan
Adalah teknik pemanfaatan energi matahari yang banyak dipakai saat ini. Dengan teknik ini pada siang hari lampu pada bangunan tidak perlu dinyalakan sehingga menghemat penggunaan listrik untuk penerangan. Teknik ini dilaksanakan dengan mendesain bangunan yang memungkinkan cahaya matahari bisa masuk dan menerangi ruangan dalam bangunan.

3. Kompor Matahari
Prinsip kerja dari kompor matahari adalah dengan memfokuskan panas yang diterima dari matahari pada suatu titik menggunakan sebuah cermin cekung besar sehingga didapatkan panas yang besar yang dapat digunakan untuk menggantikan panas dari kompor minyak atau kayu bakar.

Untuk diameter cermin sebesar1,3 meter kompor ini memberikan daya thermal sebesar 800 watt pada panci. Dengan menggunakan kompor ini maka kebutuhan akan energi fosil dan energi listrik untuk memasak dapat dikurangi.

4. Pengeringan Hasil Pertanian


Hal ini biasanya dilakukan petani di desa-desa daerah tropis dengan menjemur hasil panennya dibawah terik sinar matahari. Cara ini sangat menguntungkan bagi para petani karena mereka tidak perlu mengeluarkan biaya untuk mengeringkan hasil panennya. Berbeda dengan petani di negara-negara empat musim yang harus mengeluarkan biaya untuk mengeringkan hasil panennya dengan menggunakan oven yang menggunakan bahan bakar fosil maupun menggunakan listrik.

5. Distilasi Air

Cara kerjanya adalah sebuah kolam yang dangkal, dengan kedalaman 25mm hingga 50 mm, ditututup oleh kaca. Air yang dipanaskan oleh radiasi matahari, sebagian menguap, sebagian uap itu mengembun pada bagian bawah dari permukaan kaca yang lebih dingin. Kaca tersebut dimiringkan sedikit 10 derajat untuk memungkinkan embunan mengalir karena gaya berat menuju ke saluran penampungan yang selanjutnya dialirkan ke tangki penyimpanan.

6. Pemanasan Air
Penyediaan air panas sangat diperlukan oleh masyarakat, baik untuk mandi maupun untuk alat antiseptik pada rumah sakit dan klinik kesehatan. Penyediaan air panas ini memerlukan biaya yang besar karena harus tersedia sewaktu-waktu dan biasanya untuk memanaskan digunakan energi fosil ataupun energi listrik. Namun Dengan menggunakan pemanas air tenaga surya maka hal ini bukan merupakan masalah karena pemanasan air dilakukan dengan menyerap panas matahari dengan menggunakan kolektor sehingga tidak memerlukan biaya bahan bakar.

Prinsip kerjanya adalah panas dari matahari diterima oleh kolektor yang terdapat di dalam terdapat pipa-pipa berisi air. Panas yang diterima kolektor akan diserap oleh air yang berada di dalam pipa sehingga suhu air meningkat. Air dingin dialirkan dari bawah sedangkan air panasnya dialirkan lewat atas karena massa jenis air panas lebih kecil daripada massa jenis air dingin (prinsip thermosipon). Air ini lalu masuk ke dalam penyimpan panas. Pada penyimpan panas, panas dari air ini dipindahkan ke pipa berisi air yang lain yang merupakan persediaan air untuk mandi/antiseptik. Sedangkan air yang berasal dari kolektor akan diputar kembali ke kolektor dengan menggunakan pompa atau hanya menggunakan prinsip thermosipon. Persediaan air panas akan disimpan di dalam tangki penyimpanan yang terbuat dari bahan isolator thermal. Pada sistem ini terdapat pengontrol suhu jika suhu air panas yang dihasilkan kurang dari yang diinginkan maka air akan dimasukkan kembali ke tangki penyimpan panas untuk dipanaskan kembali. Kolektor yang digunakan pada pemanas air tenaga panas matahari ini adalah kolektor surya plat datar yang bagian atasnya terbuat dari kaca yang berwarna hitam redup sedangkan bagian bawahnya terbuat dari bahan isolator yang baik sehingga panas yang terserap kolektor tidak terlepas ke lingkungan. Air panas di dalam kolektor bisa mencapai 82C sedangkan air panas yang dihasilkan tergantung keinginan karena sistem dilengkapi pengontrol suhu. Selain untuk solar sel yang memanfaatkan partikel sinar matahari untuk menumbuk ion-ion pada silikon sehingga terjadi pelepasan elektron dan menghasilkan listrik, sinar matahari juga dapat dimanfaatkan panasnya. Modul Solar Thermal mengandung cairan surya yang bersirkulasi melalui panel dan ke dalam sebuah silinder koil kembar surya. Silinder ini terdiri dari satu kumparan yang menerima panas dari kolektor di atap, dan lain yang

digunakan untuk memasok panas dari rumah utama terus ketel / sumber pemanas ketika energi matahari tidak cukup.Beberapa sistem juga dilengkapi dengan pemanas imersi.

Pada solar sel bukan panas matahari yang menghasilkan listrik , tapi tekanan sinarnya pada solar sel. Sedang kali ini kita akan memanfaatkan panas sinar matahari untuk memanaskan air. Dan akan sangat menyenangkan jika jika setiap kita mandi, kita bisa menggunakan air dengan air hangat. Saat ini pemanas air banyak dipasang dirumah-rumah modern. Terutama didaerah-daerah yang bersuhu dingin seperti Bandung, Malang, dan lainlain. Ada banyak alasan memasang pemanas air dirumah antara lain, mandi dengan air hangat bisa mengeluarkan racun toksin karena terbukanya pori-pori. Selain itu mandi dengan air hangat, baik untuk terapi bagi selesma, sakit kepala dan mengembalikan kelelahan di kaki.

KEKURANGAN-KELEBIHAN Jenis pemanas air ada banyak sekali macamnya. Ada pemanas air tenaga listrik dan ada juga pemanas air menggunakan tenaga gas. Ada satu lagi jenis pemanas air yaitu pemanas air dengan menggunakan energi Surya (Solar water heater system). Pemanas air dengan memanfaatkan sumber energi dari alam yang ini, memiliki beberapa keuntungan antara lain, dibanding tenaga listrik dan tenaga gas, Pemanas Air tenaga surya tidak bakal habis sumber energinya. Apalagi tarif listrik dan gas selalu naik dari tahun ke tahun. Dari sisi keamanan, pemanas air tenaga surya sangat aman, karena, resiko tersengat aliran listrik minim. Ramah lingkungan karena hasil pemanasan pemanas air tenaga surya tidak menimbulakn senyawa lain. Bandingkan dengan pemanas air tenaga listrik yang mengakibatkan timbulnya gas CO2 yang bisa mencemari lingkungan. Tetapi disisi lain pemanas air tenaga surya juga memiliki kekurangan juga, karena pemanas air ini perlu sinar matahari sebagai energinya, maka kemampuannya tergantung pada banyaknya sinar matahari. Jadi, kalau mendung, dayanya akan sedikit berkurang. Tapi, tetap tidak masalah, karena pemanas tenaga surya masih bisa menyerap sinar matahari, dan tetap bisa berfungsi.

Kekurangan pemanas air tenaga surya yang lain adalah tidak bisa ditaruh di sembarang tempat dan harus terkena sinar matahari langsung. Beda dengan pemanas air tenaga listrik atau gas yang tidak membutuhkan tempat yang luas dan juga bisa ditaruh di dalam ruangan, misalnya, di dalam kamar mandi. Dan hal lain yang masih menjadikan orang berpikir dua kali adalah harganya yang terbilang mahal dibanding pemanas air tenaga air lainnya. Perlu diketahui harga Pemanas Air berkisar antara 10 juta hingga ada yang mencapai 34juta.

CARA-KERJA Pemanas air tenaga surya biasanya terdiri dari panel kolektor dan tangki yang dihubungkan dengan dua pipa assesories. Panel kolektor dilengkapi dengan penutup kaca berfungsi sebagai penangkap panas sinar matahari yang didalamnya tersusun rangkaian pipa tembaga sebagai jalur air yang dibalut sirip absorber. Sedangkan tangki berfungsi sebagai "Thermos" (tempat penyimpanan air berinsulasi) yang mampu menahan penurunan panas secara minimal.

Pada saat matahari bersinar, panel kolektor menangkap sinar matahari dan secara mekanis mengalirkan panas dari sirip absorber ke pipa-pipa tembaga yang berisi air, sehingga suhu air didalamnya perlahan meningkat. Panel solar memakai prinsip alamiah air "Thermosiphon". Thermosiphon ialah prinsip pasif perpindahan panas dengan memanfaatkan proses alamiah konveksi-air.

Pada prakteknya, prinsip ini dimulai dari air yang berada pada panel kolektor mengalami pemanasan dan akan bergerak ke sisi atas dan masuk ke dalam tangki. Pada saat bersamaan, air di dalam tangki yang bersuhu rendah terdorong turun ke dalam panel kolektor. Pergerakan perputaran air ini bergerak berkesinambungan sehingga terjadi sirkulasi air secara mekanis yang mengakumulasi peningkatan suhu air didalam tangki. Pergerakan perpindahan antara air bersuhu tinggi digantikan air bersuhu rendah dapat bergerak mekanis tanpa bantuan tambahan pompa.

BAHAN YANG DIPERLUKAN: 1. selembar plat logam (boleh terbuat dari seng, alumunium, stainless steel); 2. dudukan plat terbuat dari besi (dapat memesan ke tukang las); 3. pipa air terbuat dari logam (secukupnya);

CARA MEMBUATNYA: Lihat gambar berikut ini.

CARA KERJA: 1. Panas dikumpulkan oleh kolektor pada parabola dipantulkan ke titik apinya. 2. Air yang mengalir pada pipa di titik api parabola dari tangki air akan dipanaskan oleh panas yang dikumpulkan kolektor. 3. Air yang panas dialirkan ke bak mandi.

7. Pembangkitan Listrik

Prinsipnya hampir sama dengan pemanasan air hanya pada pembangkitan listrik, sinar matahari diperkuat oleh kolektor pada suatu titik fokus untuk menghasilkan panas yang sangat tinggi bahkan bisa mencapai suhu 3800C. Pipa yang berisi air dilewatkan tepat pada titik fokus sehingga panas tersebut diserap oleh air di dalam pipa. Panas yang sangat besar ini dibutuhkan untuk mengubah fase cair air di dalam pipa menjadi uap yang bertekanan tinggi. Uap bertekanan tinggi yang di hasilkan ini kemudian digunakan untuk menggerakkan turbin uap yang kemudian akan memutar turbo generator untuk menghasilkan listrik.

Ada dua jenis kolektor yang biasa digunakan untuk pembangkitan listrik yaitu kolektor parabolik memanjang dan kolektor parabolik cakram.

Kolektor Parabolik Memanjang

Kolektor Parabolik Cakram

Di California, Amerika Serikat, alat ini telah mampu menghasilkan 354 MW listrik. Dengan memproduksi kolektor ini secara massal, maka harga satuan energi matahari ini di AS, sekitar Rp 100/KWh lebih murah dibandingkan energi nuklir dan sama dengan energi dari tenaga pembangkit dengan bahan baku energi fosil.(Ivan A Hadar, 2005). Di India dengan area seluas 219.000 meter persegi maka kolektor mampu menghasilkan listrik sebesar 35-40 MW dengan rata-rata intensitas penyinaranya adalah sebesar 5.8 KWH per meter persegi per hari.(Gordon Feller).

Kita dapat juga membangkitkan listrik langsung dari energi surya, yaitu dengan menggunakan photovoltaic. Alat ini terbuat dari bahan semikonduktor yang sangat peka dalam melepaskan elektron ketika terkena panjang gelombang sinar matahari tertentu. Akan tetapi alat ini masih sangat mahal dan efisiensinya masih sangat rendah, yaitu sekitar 10%. Pembangkitan listrik berdasarkan perbedaan tekanan pada gas juga bisa dilakukan, yaitu dengan menggunakan chimney. Ini sebuah sistem tower yang terdiri turbin gas dan jalinan kaca tertutup yang luas untuk memerangkap panas matahari. Prinsipnya: sinar matahari akan menembus kaca dari alat ini kemudian memanaskan gas yang terperangkap di bawah kaca. Gas suhu tinggi ini akan memasuki tower tertutup yang tingginya bisa mencapai 1000 meter vertikal. Oleh karena perbedaan suhu gas pada permukaan bumi dan 1000 meter diatas permukaan bumi, maka gas akan mengalir ke atas melalui tower ini. Aliran gas/udara tersebut akan memutar turbin gas. Skema sederhana dapat dilihat pada gambar dibawah.

Keuntungan dari penggunaan energi panas matahari antara lain:

Energi panas matahari merupakan energi yang tersedia hampir diseluruh bagian permukaan bumi dan tidak habis (renewable energy).

Penggunaan energi panas matahari tidak menghasilkan polutan dan emisi yang berbahaya baik bagi manusia maupun lingkungan.

Penggunaan energi panas matahari untuk pemanas air, pengeringan hasil panen akan dapat mengurangi kebutuhan akan energi fosil.

Pembanguan pemanas air tenaga matahari cukup sederhana dan memiliki nilai ekonomis.

Kerugian dari penggunaan energi panas matahari antara lain:

Sistem pemanas air dan pembangkit listrik tenaga panas matahari tidak efektif digunakan pada daerah memiliki cuaca berawan untuk waktu yang lama.

Pada musim dingin, pipa-pipa pada sistem pemanas ini akan pecah karena air di dalamnya membeku.

Membutuhkan lahan yang sangat luas yang seharusnya digunakan untuk pertanian, perumahan, dan kegiatan ekonomi lainya. Hal ini karena rapat energi matahari sangat rendah.

Lapisan kolektor yang menyilaukan bisa mengganggu dan membahayakan penglihatan, misalnya penerbangan.

Sistem hanya bisa digunakan pada saat matahari bersinar dan tidak bisa digunakan ketika malam hari atau pada saat cuaca berawan.

Penyimpanan air panas untuk perumahan bukan merupakan masalah, tetapi penyimpanan uap air pada pembangkit listrik memerlukan teknologi yang sulit.

8. Pendingin

Ruangan

dengan

Tenaga

Panas

Matahari (Revolusi Air Conditioning)


Air conditioning adalah sistem pengaturan suhu dan kelembaban untuk kenyamanan thermal manusia. Penggunaan sistem air conditioning yang semakin meningkat di berbagai pertokoan, kantor-kantor, kendaraan pribadi, gedung sekolah dan kampus menjadi hal yang biasa dalam kehidupan kita sehari-hari. Tren perkembangan penggunaan sistem air conditioning menunjukkan perkembangan yang sangat pesat di seluruh dunia. Sayangnya, konsumsi energi listrik pada sistem air conditioning konvensional relatif sangat tinggi. Konsumsi energi listrik yang begitu besar menuntut daya listrik yang besar pula. Mengingat bahwa listrik pada umumnya masih dihasilkan oleh bahan bakar fosil, penggunaan air conditioning secara tidak langsung juga berkontribusi secara signifikan terhadap emisi gas rumah kaca. Emisi gas rumah kaca menyebabkan peningkatan efek pemanasan global. Karena suhu lingkungan makin panas, makin banyak industri dan rumah tangga yang menggunakan perangkat AC dan menyebabkan emisi gas rumah kaca yang semakin banyak. Hal ini membuat siklus emisi dan pemborosan energi yang tiada habisnya.

Mengingat bahwa menghambat laju penggunaan sistem air conditioning adalah hal yang nyaris mustahil, diperlukan solusi ramah lingkungan untuk sebuah sistem air conditioning baik dari segi proses maupun dari sumber energi yang digunakan. Solusi untuk masa depan untuk pemenuhan energi yang berkelanjutan memerlukan sebuah sistem yang menggunakan energi terbarukan dan sekaligus ramah lingkungan.

Salah satu sistem yang memiliki prospek kedepan dalam hal air conditioning dengan energi terbarukan adalah sistem solar thermal cooling, pendinginan ruangan dengan menggunakan panas matahari. Menghasilkan udara yang dingin dengan menggunakan panas matahari sekilas tampak konyol. Pada umumnya matahari dikenal selama berabad-abad sebagai sumber panas. Namun dengan menggunakan teknologi modern, ada beberapa proses thermal yang dapat menggunakan energi panas matahari untuk menggerakkan suatu proses pendinginan.

Salah satu proses thermal yang dapat digunakan untuk menggerakkan proses pendinginan adalah suatu proses refrigerasi yang dikenal sebagai absorption chilling. Secara umum, suatu sistem refrigerasi bertugas untuk memindahkan energi panas dari suatu ruangan tertutup ke lingkungan, agar suhunya lebih rendah dari suhu lingkungan.

Berikutnya akan dijelaskan tentang: 1. Prinsip Umum Sistem Refrigerasi Modern 2. Perbedaan Proses Refrigerasi Konvensional dengan Sistem Solar Thermal Cooling 3. Keunggulan Utama Sistem Solar Thermal Cooling

1. Prinsip Umum Sistem Refrigerasi

Tentu saja secara alami energi panas hanya dapat berpindah dari benda bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Untuk terus menerus memindahkan energi panas dari ruangan yang dingin ke lingkungan yang lebih panas diperlukan suatu sistem refrigerasi. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa sistem refrigerasi harus memiliki bagian dingin dan bagian panas. Agar ruangan menjadi lebih dingin, energi panas harus diserap dari dalam ruangan oleh bagian dingin sistem refrigerasi dan dibuang melalui bagian panas sistem refrigerasi. Tentu saja sesuai hukum ke-2 thermodinamika, tidak mungkin suatu siklus sistem apapun dapat bekerja secara kontinu memindahkan energi panas dari bagian dingin ke bagian panas tanpa memerlukan input energi dari luar. Pada penggunaan air conditioning, umumnya input energi ini berupa energi listrik yang digunakan untuk menggerakkan kompresor mekanik. Lalu bagaimana sebuah sistem refrigerasi modern bekerja? Sistem refrigerasi modern memanfaatkan sifat cairan yang dapat menyerap kuantitas panas yang besar pada saat penguapan (evaporasi) dan melepaskan kuantitas panas yang besar pada saat pengembunan (kondensasi). Baik evaporasi dan kondensasi dapat terjadi pada suhu tertentu yang dikenal sebagai titik didih atau titik embun. Nilai titik didih atau titik embun ditentukan oleh tekanan fluida. Pada tekanan yang tinggi, titik didih akan menjadi lebih tinggi dan pada tekanan yang lebih rendah, titik didih akan menjadi lebih rendah. Jika kita turunkan tekanan suatu fluida sehingga suhu didihnya menjadi lebih rendah daripada suhu ruangan, maka fluida tersebut akan mendidih dan menguap (evaporasi). Untuk berubah fase dari cairan menjadi gas, fluida memerlukan energi panas. Energi panas ini akan diambil oleh fluida dari ruangan sehingga ruangan akan menjadi dingin dan panas digunakan oleh fluida untuk berubah wujud menjadi fase gas. Komponen yang mengakibatkan evaporasi dikenal sebagai evaporator. Setelah fluida menyerap aliran kalor dari ruangan dan berubah menjadi gas, energi panas yang berhasil diserap harus dibuang ke lingkungan luar. Akan tetapi tekanan fluida masih rendah, jika diekspos langsung ke bagian panas dari sistem, fluida ini malah akan menyerap lebih banyak panas karena titik didih masih lebih rendah daripada suhu lingkungan. Agar energi panas dapat dibuang, fluida dalam bentuk gas ini harus memiliki titik didih yang lebih tinggi daripada lingkungan luar. Supaya titik didih lebih tinggi, tekanan fluida harus dinaikkan. Komponen yang berfungsi untuk menaikkan tekanan fluida dikenal sebagai kompresor. Setelah melalui kompresor, tekanan fluida akan menjadi lebih tinggi.

Setelah melalui kompresor, fluida akan memiliki tekanan dan titik didih yang lebih tinggi dari lingkungan. Karena titik didih fluida lebih tinggi dari lingkungan, proses kebalikan dari apa yang terjadi di evaporator terjadi. Fluida gas akan berubah wujud menjadi cair (kondensasi) dan membuang aliran energi panas ke lingkungan. Agar siklus lengkap, supaya fluida dapat dialirkan ke evaporator lagi tekanan fluida harus diturunkan oleh alat yang dikenal sebagai expansion valves.

2. Perbedaan Proses Refrigerasi Konvensional dengan Sistem Solar Thermal Cooling

Lalu dimanakah letak perbedaan antara sistem refrigerasi dengan listrik biasa dan dengan panas matahari? Pada prinsipnya tidak ada perbedaan kecuali pada bagaimana fluida dapat dinaikkan titik didihnya sehingga dapat mengembun (kondensasi) pada kondenser. Pada sistem biasa yang menggunakan input listrik, titik didih ini dicapai dengan menggunakan kompresi mekanik. Pada sistem pendingin yang menggunakan energi matahari, titik didih ini dicapai dengan menggunakan kompresi thermal. Bandingkan gambar siklus di bawah ini dengan diagram skema pendinginam konvensional pada gambar sebelumnya. Bagaimanakah kompresi thermal bekerja? Kompresi thermal bekerja dengan menggunakan kombinasi generator, absorber, pompa dan heat exchanger untuk

menggantikan kerja kompresor. Fluida yang praktis untuk digunakan adalah campuran air dengan LiBr. Fungsi dari penggunaan larutan LiBr adalah untuk menaikkan titik didih dari air, namun menurunkan tekanan uap saturasi dari air. Fluida bersuhu dan tekanan rendah memasuki bagian dingin evaporator dan menguap dengan menyerap energi panas dari lingkungan. Setelah melalui evaporator, uap fluida bersuhu dan tekanan rendah memasuki absorber yang memiliki larutan yang rendah kadar airnya. Larutan ini menyerap refrigerant dan bertambah kadar airnya. Proses penyerapan ini bersifat eksothermik sehingga energi panas dibuang ke lingkungan pada proses ini. Larutan yang kadar airnya tinggi dipompa sehingga larutan bergerak memasuki generator. Pada generator, energi di supply dengan menggunakan energi panas matahari, sehingga uap air terbentuk pada tekanan yang tinggi. Uap bertekanan tinggi ini diembunkan di kondenser sehingga melepas energi panas ke lingkungan. air yang telah berkondensasi diturunkan tekanannya menggunakan expansion valves lalu dikembalikan ke evaporator dan begitu siklus terus berlanjut. Pada proses ini, input energi panas matahari pada generator menggantikan input energi listrik pada kompresor. Di sini digunakan pompa juga untuk mengalirkan fluida namun dayanya jauh lebih kecil daripada daya kompressor (dapat

diabaikan). Penyerapan panas terjadi pada evaporator, sama dengan sistem konvensional dan pembuangan panas terjadi pada absorber dan kondenser. Dengan menggunakan sistem yang dikenal sebagai absorption chilling ini, energi listrik yang mahal dapat digantikan oleh panas matahari menggunakan proses kompresi. Jika panas matahari sedang tidak mencukupi dapat di backup juga dengan menggunakan pemanas gas.

3. Keunggulan Sistem Pendingin Tenaga Matahari

Keunggulan penggunaan energi matahari pada proses air conditioning adalah pada kesesuaian kronologis antara waktu supply (penyediaan energi) dan pada waktu demand (permintaan energi) yang terjadi pada saat yang bersamaan. Karena sumber panas utama adalah matahari, hari yang sangat panas umumnya memiliki kebutuhan pendinginan yang besar namun memiliki input energi matahari yang besar sebagai kompensasi. Begitu juga pada saat matahari sedang lemah pancarannya maka kebutuhan pendinginan umumnya menjadi kecil juga. Karena waktu supply dan demand yang hampir bersamaan maka tidak dibutuhkan tangki penyimpanan thermal yang terlalu besar untuk mengatasi pengaruh musim. Hal ini memberikan sistem solar cooling keuntungan ekonomis jika kita memiliki area yang cukup luas untuk kolektor matahari. Untuk negara dengan empat musim sistem solar cooling pun dapat diubah menjadi solar heating pada musim dingin. Keuntungan lingkungan dari sistem solar cooling adalah bahwa tidak ada dampak lingkungan dari penggunaan LiBr karena tidak menambah efek rumah kaca. Walaupun ada berbagai permasalahan teknis dan ekonomis seperti butuhnya area kolektor yang cukup luas atau cuaca yang tak terduga, hal ini bisa diatasi dengan berbagai teknik. Salah satu saja dari contoh solusinya adalah dengan menggunakan kombinasi hybrid dengan sistem sumber energi gas alam, ditambah dengan tangki thermal storage dan sistem insulasi yang baik, jika diperhitungkan resiko emisi, keuntungan ekonomis dan energi tetap secara umum lebih baik jika dibandingkan dengan menggunakan sistem yang berbasis listrik jaringan saja. Apalagi dengan makin menipisnya persediaan bahan bakar fosil dunia, penggunaan energi matahari dan berbagai sumber daya energi terbarukan lainnya akan memegang peranan yang semakin penting dalam dinamika energi global.

Heater element adalah peralatan yang fungsinya untuk menghasilkan panas dari sumber listrik. Heater atau pemanas dewasa ini sudah sangat umum dipakai dalam kehidupan sehari hari. Untuk rumah tangga kita mengenal Dispenser yaitu alat pemanas air. Kita mengenal magic com alat untuk menanak nasi ataupun menghangatkan makanan. Kita mengenal kompor listrik alat untuk memasak. Strika listrik juga merupakan pemanas yang sangat kita kenal. Di dunia industry heater lebih banyak lagi difungsikan sebagai proses produksi dari suatu produk yang dihasilkan oleh pabrik tersebut. Contoh : sebuah industri makanan permen misalnya, sudah sejak awal mengunakan heater untuk proses produksinya. Begitu pula ditahap akhir industry permen juga menggunakan heater untuk proses packegingnya hingga tampak menarik dan laku untuk dijual.

Water heater adalah heater yang difungsikan untuk memanaskan air. Contoh heater untuk air ini adalah immersion heater. Sebuah pemanas imersi adalah perangkat yang dipasang di tangki atau wadah untuk memanaskan

cairan. Instalasi bisa di-sisi, flens atau ulir.

Air heater adalah heater yang difungsikan untuk memanaskan udara. Contoh heater untuk udara adalah tubular fin heater yang aplikasinya adalah untuk pemanas ruangan.

Oil heater adalah heater yang difungsikan untuk memanaskan media oli untuk keperluan sesuatu hal. Contoh penggunaan heater oli ini adalah untuk mesin hotpress atau mesin pembuat kayu berlapis yang populer dengan sebutan triplex. Pada umumnya ada tiga jenis aplikasi pemakaian heater yaitu untuk udara, air dan oli.

Akan tetapi prakteknya amat luas. Misalnya saja untuk air, bisa untuk air mandi, air minum, ataupun air dirubah menjadi uap sebagai miniature dari boiler. Heater untuk udara aplikasinya juga sangat luar, yaitu untuk oven, untuk mesin packaging, untuk pengering roti, untuk strika dlsb.

PUSTAKA

Arismunandar, W. 1995. Teknologi Rekayasa Surya. Bandung. Pradnya Paramita. Boyle, G. 1996. Renewable Energy. Milton Keynes. The Open University. Gordon Feller. India Building Large-Scale Solar Thermal Capacity. Available from http://www.ecoworld.org/Home/Articles2.cfm?TID=325

Ivan A Hadar. Kompas, 11 Oktober 2005. Keluar dari Ketergantungan (Pasar) BBM. Passive Solar Architecture Heating. Available from www.azsolarcenter.com/design/pas-2 Solar Cooking. Available from www.energiinfo.org/solar_cooking Wikipedia thermosiphon (http://en.wikipedia.org/wiki/thermosiphon) http://www.indonesia-property.com Lalu ikuti menu di Solar Water Heater klik bagian Referensi lalu klik Analisa Studi Biaya Hotel

www.wikipedia.org/refrigeration www.wikipedia.org/absorptiom_chiller www.ecofriend.org/entry/rotartica-s-solar-powered-air-conditioning

You might also like