You are on page 1of 29

KLASIFIKASI TEKNIK PENANGKAPAN IKAN Banyak alat tangkap yang digunakan untuk penangkap ikan di laut mulai dari

yang sederhana sampai yang rumit pengoperasianya. Kemiripan bentuk juga kadang mempersulit kita untuk membedakan alat tersebut, namun jika kita lihat dari teknik penangkapannya maka dengan mudah kita menggunakannya.

Beberapa ahli telah membagi teknik penangkapan dengan melihat beberapa prinsip yang dipakai. Ada yang melihatnya dari titik pandang, tujuan dan kondisi perairan namun ada pula yang melihatnya dari keaktifan alatnya.

Klasifikasi Menurut Kamakichi Kishinouye Kamakichi membagi teknik penangkapan ke dalam 10 (sepuluh) teknik , yaitu : Memaksa ikan dengan suatu kecepatan untuk memasuki daerah dimana alat tangkap beroperasi dengan menghadang air dari arah kiri dan kanan; Menghadang arah ikan renang (biasanya untuk jaring insang hanyut); Menyesatkan ikan kearah alat penangkap dengan cara menggiring ikan; Memudahkan ikan untuk masuk ke dalam alat penangkapan namun mempersulit jalan keluarnya (misalnya bubu); Menggarit (untuk kerang kerangan); Menjerat (misalnya jaring); Mengait (misalnya pancing); Mencemarkan lingkungan hidup ikan (ikan menjadi mabuk dan muda ditangkap); Membelit (misalnya jaring); Menjepit Lalu menangkapnya.

Klasifikasi Menurut Miyamoto Hideaki Miyamoto membagi teknik penangkapan ke dalam 13 (tiga betas ) jenis : Menjerat atau membelit (jenis gillnet); Mengangkat keatas setelah ikan berada diatas alat; Menyungkup dari atas (jala); Melingkari (purse seine);

Menyerok dari bawah (tangguk); Menyerok secara horizontal (trawl); Menusuk talu menangkap (tombak); Mengait (pancing); Menghadang dengan paksa; Menghadang dan mengarahkan ikan kealat penangkapan (sero); Mengundang untuk masuk alat namun mempersutit keluar (bubu); Menggaruk atau mengais (untuk yang terbenam dipasir); Menjepit latu memutir (untuk jenis kerang).

Klasifikasi Menurut Von Brandt Von membagi klasifikasi penangkapan ikan menjadi 16 (enambelas), yaitu : Harvesting machines : Semua jenis alat penangkapan yang pengoperasiannya dengan mesin; Tangle nets : Penangkapan dengan menggunakan jaring seperti jaring klitik; Gill net : Semua jenis jaring insang; Penangkapan langsung tanpa menggunakan alat; Menggunakan atat untuk melukai seperti tombak; Menangkap dengan cara memabukan ikan seperti penggunakan bahan kimia portas; Menangkap dengan menggunakan pancing; Menangkap dengan menggunakan perangkap (bubu); Menangkap dengan menggunakan perangkap terapung (untuk menangkap ikan yang sedang melompat); Bagnets (menggunakan scope); Menangkap dengan cara menarik alat seperti jenis trawl; Seine nets (alat yang menggunakan sayap); Surrounding, nets (melingkarkan alat ke gerombolan ikan); Drive in nets (jaring yang ditarik dengan tangan);

Lift nets (jaring angkat); Falling gear (Jaring yang ditempar dari atas kebawah (Jaring ta gear (Jaring lempar). Sumber : http://hobiikan.blogspot.com/2009/02/klasifikasi-teknik-penangkapan-ikan.html di akses tanggal 21 Februari 2012

Klasifikasi Metode Penangkapan Ikan


Without Gear (Penangkapan tanpa alat ) sering kali ikan dapat ditangkap tanpa bantuan berbagai alat tangkap hal ini dapat dilakukan pada tepi atau bagian laut yang dangkal. Sebagai contoh adalah pengumpulan berbagai ganggang laut kerang-kerangan, jenis-jenis kepiting serta berbagai jenis ikan yang dilakukan dengan cara : -Hanya menggunakan tangan saja, -Melakukan penyelaman, -Menggunakan berbagai jenis binatang yang terlatih. Grappling and Wounding Gear ( Penangkapan dengan peralatan untuk melukai ) Dalam kelas ini manusia menggunakan alat, alat yang diciptakan ini tujuannya adalah untuk menjepit ataupun melukai objek. penggunaan alat agar tangan manusia lebih efektif dan dapat menjangkau lebih jauh serta dapat menangkap lebih baik. Beberapa contoh alat yang termasuk kedalam kelas ini, seperti : Tombak, Harpoon, fish Plummet. Stupefying Devices ( penangkapan dengan jalan memabukan atau pembiusan ) Metode penangkapan dengan cara pembiusan erat hubungannya dengan usaha mencegah ikan untuk melarikan diri. Metode ini dapat ditempuh dengan berbagai cara, seperti : -pembiusan secara mekanik,

-pembiusan secara kimiawi -pembiusan dengan cara elektrik. Frightening -Teknik mengumpulkan ikan dengan cara membuat suara-suara yang bertujuan untuk mengejutkan ikan, agar selanjutnya dapat diarahkan pada tempat yang dikehendaki -Metode-metode yang umum digunakan : dengan memukul-mukul permukaan air, pinggiran perahu, maupun dengan alat bantu seperti lonceng, gelang-gelang, dan sebagainya Bagnets (penangkapan dengan kantong jaring mulut berkerangka) Alat tangkap dengan kantong jaring berkerangka ini mungkin sekali termasuk salah satu alat penangkap ikan tertua. Alat ini terbuat dari bahan jaring atau lingkaran, dioperasikan dengan caran menyaring ikan dari air. Mulut alat ini selalu terbuka dengan adanya kerangka yang lebar, ataupun karena adanya dorongan arus. Beberapa jenis alat yang termasuk ke dalam kelas ini adalah : skimming nets (seser), push net, scraping net, dan stow nets. Traps (Penangkapan dengan perangkap) Telah banyak jenis perangkap yang ditujukan baik bagi ikan maupun crustacea. Adapun caranya adalah dengan memikat ikan agar masuk ke dalamnya setelah masuk mereka sukar keluar ataupun tidak dapat tentang lintasan-lintasan yang merupakan jalan ikan ataupun hal yang erat hubungannya dengan ruaya-ruaya ikan ke arah pantai yang mereka lakukan pada waktu tertentu. Perangkap- perangkap ini dapat berupa : -Penghalang -Perangkap mekanik

-keranjang-keranjang -Trapping gear Aerial trap ( penangkapan dengan perangkap terapung ) Jenis perangkap ini didasarkan pada pengetahuan bahwa beberapa jenis ikan mempunyai kemampuan untuk meloncat melewati permukaan air. Hal tersebut mereka lakukan untuk menangkap serangga, atau mengatasi rintangan maupun usaha mereka dalam menghindari predator. Pengetahuan tentang sifat inipun telah banyak dimanfaatkan pada berbagai usaha atau metode penangkapan ikan. Contoh jenis alat ikan yang termasuk kedalam kelas ini adalah :\ -Perangkap berbentuk rakit, -Perangkap berbentuk perahu, -Verandah net dan serok untuk ikan terbang Draggned gear (Penangkapan dengan alat tangkap yang diseret) Merupakan alat jaring berkantong yang dalam operasinya diseret sepanjang dasar perairan. Beberapa contoh alat penangkap ikan yang termasuk ke dalam kelas ini adalah : -Dredges, -Bottom trawl, -Midwater trawl, Seine nets (penangkapan dengan pukat) Golongan alat tangkap ini terdiri dari sayap yang panjang tali penarik dan dilengkapi dengan atau tanpa kantong.

Dalam operasinya, suatu area penangkapan dilingkari oleh jaring, dan alat ini tidak diseret seperti pada kedua sisinya, atau ditarik ke arah pantai untuk misalnya pukat pantai. Yang termasuk kedalam jenis alat tangkap ini misalnya : -Payang (boat seine) -Pukat pantai (beach seine). Surrounding nets (Penangkapan dengan jaring lingkar) Jenis alat penangkap ini dioperasikan dengan cara melingkari gerombolan ikan dann mengurung mereka tidak hanya dari sebelah tepi-tepinya saja, akan tetapi juga dari sebelah bawahnya. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah gerombolan ikan ke bagian yang dalam. Beberapa Jenis alat tangkap yang dikenal dari kelas ini adalah : -lampara net, -purse seine -ring net. Drive-in net (Penangkapan dengan cara menggiring ikan) Ada kalanya sesuatu jenis penangkapan ikan tidak dapat dioperasikan yang disebabkan oleh daerah penangkapan ikan yang tidak memungkinkan atau ikan yang dituju dalam keadaan yang menyebar sifatnya. Dalam keadaan yang demikian maka metode drive-in inilah yang lebih memungkin kan untuk di operasikan. Dengan cara ini ikan-ikan digiring oleh nelayan yang berenang sambil membawa tali pengejut, atau digiring untuk ditangkap manakala mereka masuk dan terkumpul dalam jaring. Contoh alat tangkap dalam kelas ini adalah : muro-ami Lifnet (penangkapan dengan jaring pukat)

Metode ini menarik ikan serta berbagai jenis hewan air lainnya untuk berada di atas alat tangkap dan kemudian setelah diangkat ke atas dengan secepatnya. Untuk maksud tersebut ikan dipikat dengan menggunakan dengan cahaya atau umpan. Berbagai contoh misalnya : -Handling lifnet (anco) -Mechanized lifnet -Blanket net (bagan ) -Fish wheels. Failling Gear (penangkapan dengan alat yang ditebarkan atau dijatuhkan dari atas ) Dalam metode ini, ikan dikurung dari bagian atas Umumnya dilakukan pada perairan yang dangkal, pada perairan yang dalam kadang dilakukan dengan beberapa alat bantu. Contoh beberapa alat tangkap dari kelas ini antara lain : -Cover pot, -Cash net, -Cash net dengan tali kotor. Sumber : http://shafrizalputra.blogspot.com/2010/04/klasifikasi-metode-penangkapanikan.html (14 Maret 2012) Suprdji : http://www.scribd.com/doc/19748127/Metode-Penangkapan-Ikan

Pengoperasian Payang Bertali Kerut


Pengoperasian Payang Bertali Kerut
1. Penangkapan untuk ikan perenang cepat dengan cara menarik tali kerut 2. Penangkapan untuk ikan perenang lambat penariaknya tanpa menarik tali kerut 3. Penangkapan ikan dengan tali kerut Pada penangkapan ikan perenang cepat, apabila telah ditemukan gerombolan ikan maka kapal diarahkan pada posisi mencegat atau menghadang arah gerakan ikan dengan posisi gerombolan ikan berada di tengah. Penurunan jaring dimulai (setting), pertama kali selambar kiri (yang ujungnya diberi pelampung tambahan jerigen 30 liter dilepas dari tumpukan jaring kepermukaan air. Jeigen (pelampung tanda) dan selambar, setelah itu diturunkan pelampung disusul bersamaan penurunan jaring, pemberat dan cincin. Sehingga bagian jaring mengikut turun bersama tali kolor yang sudah ditata, kapal bergerak terus sampai selesai sayap kiri disusul ujung belakang kantong dilempar keluar (supaya tidak kusut ) disusul dengan penurunan badan dan bossom jaring, kapal berjalan terus sambil membentuk lingkaran yang diikuti penurunan jaring bagian sayap kanan, sampai di ujung tali selambar kiri (depan yang telah diturunkan pertama kali) sampai diujung tali selambar tersebut jangkar pengait dilempar untuk mengambil tali selambar kiri, maka kapal dihentikan dan ujung tali kerut depan dan belakang dililitkan pada kapstan lalu mesin Bantu dihidupkan untuk segera menarik tali kolor. Penarikan tali kolor selesai bila cincin - cincin telah naik keatas kapal bagian lambung kiri, penarikan cincin diikuti penarikan ujung sayap kanan dan kiri dimaksudkan agar tidak ada celah ikan telah terkurung untuk meloloskan diri, bersamaan itu pula dibagian depan dan belakang gerombolan ikan yang telah terkurung di takut - takuti dengan galah bamboo yang ujungnya terdapat kain (sejenis bendera) dimaksudkan agar gerombolan ikan berhamburan kearah kantong. Setelah penarikan tali kerut penarikan kedua sayap dilanjutkan sampai kebagian kantong, meskipun kantong terbuat dari bahan yang kuat tetapi berhubung ikan hasil tangkapan jumlahnya banyak maka ikan dinaikan dengan cara di ciduk menggunakan "Caduk" (serok)dan dimasukkan kedalam palkah. Setelah selesai penanganan ikan maka jaring ditata kembali untuk disiapkan penurunan jaring berikutnya. 4. Penarikan ikan tanpa penarikan tali kerut (kambangan) Apabila telah ditemukan gerombolan ikan disekitar kapal maka operasi penangkapan segera dimulai dengan urutan seperti penangkapan ikan untuk ikan perenang cepat, bedanya cara operasi ini tidak menarik tali kerut dengan mesin bantu (mengerutkan bawah jaring) melainkan tali kerut ditarik bersamaan dengan penarikan sayap jaring.

Penurunan Jaring Payang Bertali Kerut

Penarikan Jaring Payang Bertali Kerut

Hasil Tangkapan Jaring Payang Bertali kerut

Sumber : http://bbppi.info/index.php?pilih=hal&id=43 (02 Juni 2012)

Payang
ALAT TANGKAP PAYANG

Payang adalah termasuk alat penangkap ikan yang sudah lama dikenal nelayan Indonesia. Payang adalah pukat kantong yang digunakan untuk menangkap gerombolan ikan permukaan (pelagic fish). Kedua sayapnya berguna untuk menakut-nakuti atau mengejutkan serta menggiring ikan untuk masuk ke dalam kantong. Cara operasinya adalah dengan melingkari gerombolan ikan dan kemudian pukat kantong tersebut ditarik ke arah kapal. Payang hampir dikenal di seluruh daerah perikanan laut Indonesia dengan nama yang berbedabeda, antara lain: payang (Jakarta, Tegal, Pekalongan, Batang dan daerah lain di pantai utara Jawa), payang uras (Selat Bali dan sekitarnya), payang ronggeng (Bali Utara), payang gerut (Bawean), payang puger (daerah Puger), payang jabur (Padelengan/ Madura, Lampung), pukat nike (Gorontalo), pukat banting Aceh (Sumatera Utara, Aceh), pukat tengah (Sumatera Barat: Pariaman, Sungai Limau, Perairan Tiku), jala lompo (Kaltim, Sulsel), panja/pajala (Muna, Buton, Luwuk, Banggai), pukat buton (Air Tembaga, Gorontalo, Manokwari, Kupang, Kalabai, Kendari, Flores), jala uras (Sumbawa, Manggarai/Flores).

Konstruksi Payang adalah pukat kantong lingkar yang secara garis besar terdiri dari bagian kantong (bag), badan/ perut (body/belly) dan kaki/ sayap (leg/wing). Namun ada juga pendapat yang membagi hanya menjadi 2 bagian, yaitu kantong dan kaki. Bagian kantong umumnya terdiri dari bagian-bagian kecil yang tiap bagian mempunyai nama sendiri-sendiri. Namun bagian-bagian ini untuk tiap daerah umumnya berbeda-beda sesuai daerah masing-masing. Besar mata mulai dari ujung kantong sampai dengan ujung kaki berbeda-beda, bervariasi mulai dari 1 cm (atau kadang kurang) sampai 40 cm. Berbeda dengan jaring trawl di mana bagian bawah mulut jaring (bibir bawah/underlip) lebih menonjol ke belakang, maka untuk payang justru bagian atas mulut jaring (upperlip) yang menonjol ke belakang. Hal ini dikarenakan payang tersebut umumnya digunakan untuk menangkap jenis-jenis ikan pelagik yang biasanya hidup dibagian lapisan atas air atau kurang Iebih demikian dan mempunyai sifat cenderung lari ke lapisan bawah bila telah terkurung jaring. Oleh karena bagian bawah mulut jaring lebih menonjol ke depan maka kesempatan lolos menjadi terhalang dan akhirnya masuk ke dalam kantong jaring. Pada bagian bawah kaki/sayap dan mulut jaring diberi pemberat. Sedangkan bagian atas pada jarak tertentu diberi pelampung. Pelampung yang berukuran paling besar ditempatkan di bagian tengah dan mulut jaring. Pada kedua ujung depan kaki/sayap disambung dengan tali panjang yang umumnya disebut tali selambar (tali hela/tali tarik).

Metode pengoperasian Penangkapan dengan jaring payang dapat dilakukan baik pada malam maupun siang hari. Untuk malam hari terutama pada hari-hari gelap (tidak dalam keadaan terang bulan) dengan menggunakan alat bantu lampu petromaks (kerosene pressure lamp). Sedang penangkapan yang dilakukan pada siang hari menggunakan alat bantu rumpon/payaos (fish aggregating device) atau kadang kala tanpa alat bantu rumpon, yaitu dengan cara menduga-duga ditempat yang dikira banyak ikan atau mencari gerombolan ikan. Kalau gerombolan ikan yang diburu tadi kebetulan tongkol dalam penangkapan ini

disebut oyokan tongkol. Penggunaan rumpon untuk alat bantu penangkapan dengan payang meliputi 95% lebih. Penangkapan dengan payang dan sejenisnya ini dapat dilakukan baik dengan perahu layar maupun dengan kapal motor. Penggunaan tenaga berkisar antara 6 orang untuk payang berukuran kecil dan 16 orang untuk payang besar.

Daerah penangkapan Daerah penangkapan dan payang ini pada perairan yang tidak terlalu jauh dan pantai atau daerah subur yang tidak terdapat karang. Hasil tangkapan terutama jenis-jenis pelagik kecil (layang, solar, kembung, lemuru, tembang japuh dan lain-lain). Hasil tangkapan sangat tergantung keadaan daerah dan banyak sedikitnya ikan yang berkumpul disekitar rumpon. Musim penangkapan Musim penangkapan dan payang ini sepanjang tahun, kecuali pada saat-saat tertentu di mana cuaca tidak memungkinkan seperti pada saat musim barat. Pemeliharaan alat Pemeliharaan alat tangkap sebaiknya setelah alat dipakai dicuci dengan air tawar, bagian yang rusak diperbaiki, dikeringkan di tempat yang tidak kena sinar matahari secara langsung dan disimpan ditempat yang bersih. Pengadaan alat dan bahan jaring Alat dan bahan jaring bisa diperoleh di semua toko penlengkapan nelayan di lokasi terdekat atau bisa dipesan dan pabnik janing PT. Anida di Cirebon atau PT Indoneptun di Ranca Ekek Bandung. Payang termasuk alat yang produktifitasnya tinggi dan dikenal hampir diseluruh daerah perikanan laut Indonesia, namun yang paling banyak adalah di pantai utara Jawa termasuk Madura, Sulawesi Selatan dan Tenggara. Kisaran harga satuan peralatan Kisaran harga 1 unit alat tangkap payang Rp. 5,000,000-Rp. 7,000,000.-. Kisaran harga kapal termasuk mesin Rp. 15,000,000-20,000,000.-.

Sumber : http://informasi-budidaya.blogspot.com/2011/04/payang.html (02 Juni 2012)

Trawl ( Pukat Harimau)


Kata Trawl berasal dari bahasa Perancis yaitu Troler dan Trailing dalam bahasa Inggris dimana mempunyai kesamaan arti yaitu TARIK atau KELILING SAMBILMENARIK . Alat penangkapan ini di Jawa Barat lebih sering disebut pukat harimau karena rakusnya menangkap semua jenis dan ukuran ikan sehingga berdampak negatip pada kelestarian alam sehingga pemerintah mengeluarkan Kepres. No.39 Tahun 1980 yang berisi larangan pengoperasian pukat harimau di Indonesia dan hanya diizinkan dioperasikan untuk kapal-kapal peneliti. Dengan berbagai perubahan komponen ada beberapa Trawl yang diizinkan beroperasi di Indonesia

seperti kita temukan di laut Arafura yang digunakan untuk menangkap udang dan dikenal dengan nama pukat udang. Asal Trawl ini tidak diketahui dengan pasti namun alat ini sudah lama dioperasikan di Eropa dan banyak digunakan di daerah pantai dan tepas pantai (Gambar 4.4).

Bentuk Trawl terus berkembang seiring dengan perkembangan teknologi apalagi setelah jenis mesin untuk penangkapan makin maju. Dari Eropa berkembang ke negara Jerman, Pada gambar 4.5, dapat dilihat perkembangan bentuk trawl dari tahun ke tahun.

sumber : Dinas Perikanan Propinsi Jabar, 2008 Diposkan oleh litbang himpatindo di 19:33 komentar (0)

TRAP (PERANGKAP)
Trap atau perangkap merupakan alat penangkap ikan yang dipasang secara tetap di dalam air dengan jangka waktu tertentu untuk mempermudah masuknya ikan dan mempersulit keluarnya. Biasanya Trap atau perangkap ini dibuat dari bahan-bahan alami seperti; bambu, kayu atau juga bahan buatan lainnya seperti jaring. Untuk pengoperasian beberapa jenis alat tangkap yang termasuk ke dalam jenis Trap, ada yang dioperasikan dipermukaan air yang biasa digunakan untuk menangkap ikan terbang, namun kebanyakan dioperasikan di dalam dasar perairan yang digunakan untuk menangkap ikan-ikan demersal.

Jenis - jenis Trap

Beberapa jenis Trap yang banyak digunakan dalam penangkap ikan diantaranya :

Bubu DasarBubu dasar dapat terbuat dari anyaman bambu (bamboo netting), anyaman rotan (rattan netting) dan anyaman kawat (wire netting) dengan derican berbagai macam bentuk (Gambar 4.9). Dalam pengoperasiannya dapat memakai umpan atau tanpa umpan.

Bubu Hanyut

Bubu hanyut pada prinsipnya hampir sama dengan bubu dasar, namun dikhususkan untuk menangkap ikan terbang (flaying fish) serta pada bagian luar bubu dipasangkan untaian daun ketapa. Pantai Barat Sulawesi Setatan, bubu hanyut digunakan juga untuk mengumpulkan tetur dari ikan terbang. Dalam bahasa lokat disebut "patorani" dimana atat ini clioperasikannya pada saat musim timur, yaitu musim pemijahan dari ikan terbang di Laut Flores, sehingga bubu hanyut ini dalam pengoperasiannya hanya digunakan pada saat musim-musim tertentu Baja.

seroSero (guilding barrier) merupakan saLah satu atat penangkapan ikan yang dipasang secara tetap di dalam air, biasanya terdiri dari susunan pagan-pagan yang berfungsi menuntun ikan agar masuk ke daLam perangkap. Terbuat dari kayu, atau bambu.

Jermat Jermat adatah perangkap yang terbuat dari jaring berbentuk kantong dan dipasang semi permanen menantang/ berlawanlan dengan arus (biasanya arus pasang surut) digunakan untuk memanfaatkan ikan-ikan yang mengikuti arus. Jermat merupakan atat penangkap ikan yang sangat sederhana, dimana pemasangannya ditempatkan pada daerah-daerah berarus yang banyak terdapat ikannya.

Set Net Set Net hampir sama dengan Sero dilihat dari segi prinsip penangkapannya. namun Set Net lebih modern dibandingkan dengan Sero dan daerah penangkapannya pun tidak hanya di daerah pinggir pantai bahkan dapat lebih jauh dari pinggir pantai. Jaringnya merupakan suatu bangunan yang diletakan di dalam air . Alat tangkap jenis ini sangat berkembang baik di Jepang. Set Net digunakan untuk memanfaatkan ikan-ikan yang senang bermigrasi ke daerah pantai dimana jalan yang dilalui ikan tersebut dihadang oleh lead net, akibatnya ikan akan menuju jaring. Set Net dapat dibedakan dari ukurannya, Set Net yang berukuran sedang disebut "hisago-cmi", yang berukuran besar disebut "otoshi-cmi" dan yang berukuran besar namun lebih lengkap disebut dengan "masu-ami".

sumber : Dinas Perikanan Propinsi Jabar 2008 Diposkan oleh litbang himpatindo di 19:31 komentar (0) Hand Lines

HAND LINE

Alat tangkap pancing Hand Lines merupakan alat pancing yang sangat sederhana, terdiri dari pancing, tali pancing dan umpan. Jumlah mata pancingnya satu buah bahkan lebih, bisa menggunakan umpan asli maupun buatan. Namun ukuran pancing dan besarnya tali pancing disesuaikan dengan besarnya ikan yang akan ditangkap, seperti untuk menangkap Ikan Tuna menggunakan tali monofiloment dengan diameter 1,5 - 2,5 mm dengan pancing nomor 5 - 1 dan ditambahkan timah sebagai pemberat. sumber : Dinas Perikanan Propinsi Jabar, 2008 Diposkan oleh litbang himpatindo di 19:30 komentar (0)

POLE & LINE


Pole and Line disebut juga "huhate" merupakan alat penangkap ikan yang sangat sederhana dalam hal desainnya. Terdiri dari joran, tali dan mata pancing. Dalam pengoperasiannya alat penangkap ikan jenis ini memerlukan umpan hidup untuk dapat merangsang kebiasaan menyambar mangsa pada ikan. Sebelum pemancingan terlebih dahulu dilakukan penyemprotan air untuk mempengaruhi visibility ikan terhadap kapal atau para pemancing. Umpan hidup disesuaikan ukuran dan jenis tertentu, disimpan, dipindahkan dan dibawa dalam keadaan hidup, oleh karenanya sistem penangkapan umpan hidup dan desain kapal disesuaikan dengan tempat penyimpanan umpan hidup agar umpan

hidup dapat tahan sampai waktu panggunaannya. sumber : Dinas Perikanan Propinsi Jabar, 2008 Diposkan oleh litbang himpatindo di 19:29 komentar (0)

DESKRIPSI POLE & LINE


Adapun deskripsi alat tangkap Pole and Line ini adalah sebagai berikut : 1. Joran (galah) terbuat dari bambu (umumnya berwarna kuning) yang cukup tua dan tingkat elastisitas yang baik. Panjang joran berkisar 2 - 2,5 meter dengan diameter bagian pangkal 3 - 4 cm dan bagian unjuk berkisar 1 -1,5 cm. 2. Tali Utarna (main line) terbuat dari bahan sintetis polyethilene dengan panjang sekitar 1,5 - 2 meter disesuaikan dengan panjang jorannya, cara pemancingan, tinggi haluan kapal dan jarak penyemprotan air. Diameter tali 0,5 cm dan nomor tali adalah no. 7. 3. Tali Sekunder terbuat dari bahan monopilament berupa tali berwarna putih sebagai pengganti kawa baja (wire leader) dengan panjang, berkisar 20 cm. 4. Mata Dancing (hook) yang tidak berkait batik. Mata pancing yang digunakan bernomor 2,5 - 2,8 . pada bagian atas mata pancing terdapat timah berbentuk Blinder dengan panjang sekitar 2 cm dan berdiameter 8 mm serta dilapisi nikel agar tertihat lebih mengkilap.

Sisi luar sunder terdapat cincin untuk mengikat tali sekunder, dibagian mata pancing dilapisi guntingan tali rapia berwarna berbentuk rumbai-rumbai yang berfungsi sebagai umpan tiruan. Pengoperasian atat tangkap Pole and Line bisa dilakukan dekat rumpon, sementara pemancing sudah bersiap disudut kiri kanan pada haluan kapal (cara mendekati ikan harus dari sisi kiri dan kanan bukan dari arah belakang, lihat gambar 4.17).

Pada saat jarak jangkau, umpan dilemparkan yang kemudian ikan dituntun ke arah haluan kapal. Pelemparan umpan dilakukan secepat mungkin sehingga gerakan ikan dapat mengikuti gerakkan umpan menuju haluan kapal. Jangan lupa juga mesin penyemprot sudah difungsikan agar ikan tetap berada di dekat kapal. Waktu pemancingan tidak pertu dilakukan pelepasan ikan dari mata pancing, karena saat joran disentuhkan ikan akan jatuh ke atas kapal dan terLepas dengan sendirinya dari mata pancing. Berdasarkan pengalaman dan keahlian, pemancing dikelompokan ke dalam 3 (tiga) kelas pemancing. Pemancing kelas I sebagai pemancing berpengalaman ditempatkan dihaluan kapal, pemancing kelas II di samping kapal dekat dengan haluan sedangkan pemancing kelas III ke samping kapal agak jauh dari haluan. Untuk memudahkan pemancingan maka pada kapal Pole and Line dikenaL adanva "flyinq deck" atau tempat pemancingan. Jenis-jenis ikan yang merupakan hasil tangkapan utama dari aLat tangkap Pole and Line ini diantaranya ; Ikan Tuna, Wan Cakatang dan Ikan Tongkol. sumber : Dinas Perikanan Propinsi Jawa Barat,2008 Diposkan oleh litbang himpatindo di 19:28 komentar (0)

RAWAI (LONG LINE)


Rawai (Long Line) terdiri dari rangkaian tali utama dan tali pelampung, dimana pada tali utama pada jarak tertentu terdapat beberapa tali cabang yang pendek dan berdiameter lebih kecil dan di ujung tali cabang ini diikatkan pancing yang berumpan. Rawai yang dipasang di dasar perairan secara tetap dalam jangka waktu tertentu disebut Rawai Tetap atau Bottom Long Line atau Set Long Line digunakan untuk menangkap ikan-ikan demersal (Gambar 4.18). Ada juga Rawai yang hanyut biasa disebut Dript Long Line digunakan untuk menangkap ikanikan pelagis.

Bahan tali pancing dapat terbuat dari bahan monofilament (PA) atau multifilament (PES seperti terylene, PVA seperti kuralon atau PA seperti nylon). Beberapa perbedaan dari ke dua jenis bahan tersebut dilihat dari segi teknis diantaranya Bahan multifilament lebih berat dan mahal, mudah dalam perakitannya dan lebih sesuai untuk kapalkapal kecil; Bahan multifilament lebih tahan dan mudah ditangani, sehingga dalam jangka panjang harganya relatif lebih rendah; Monofilament lebih kecil, halus dan transparan, sehingga dalam pemakaiannya akan memberikan hasil tangkapan yang lebih baik. Pelepasan pancing (setting) dilakukan menurut garis yang menyerong,, atau tegak lurus pada arus.

Waktu pelepasan tergantung jumlah basket yang akan dipasang, diharapkan pada dini hari sehingga settingan selesai pada pagi hari dimana saat ikan sedang giatnya mencari mangsa. Umpan yang umum dipakai adalah jenis ikan yang mempunyai sisik mengkilat, tidak cepat busuk Berta mempunyai rangka yang kuat tidak mudah lepas pada saat disambar ikan.

Beberapa jenis ikan yang digunakan sebagai umpan diantaranya ;Ikan Bandeng, ikan Saury, Ikan Tawes, ikn Kembung, Ikan Layang dan Cumi-cumi Panjang umpan berkisar antara 15 - 20 cm dengan berat antara 80 - 150 gram. sumber : Dinas Perikanan Propinsi Jawa Barat, 2008 Diposkan oleh litbang himpatindo di 19:27 komentar (0)

COVERING NET
Salah satu jenis alat tangkap dengan cara menutup ikan dari atas ialah Covering Net. Bentuk dari alat tangkap ini hampir sama dengan Cash Net (jala lempar) yang umum digunakan pada daerah-daerah yang dangkal seperti pada tambak udang dan ikan. Namun ada juga yang sudah modern seperti Pukat Sotong yang digunakan untuk menangkap Cumi-cumi yang banyak dikembangkan diperairan

Malaysia. sumber : dinas Perikanan Propinsi Jabar, 2008 Diposkan oleh litbang himpatindo di 19:24 komentar (0)

PANCING TONDA
Pancing Tonda (Troling Line) adalah pancing yang diberi tali panjang dan ditarik olah perahu atau kapal. Pancing diberi umpan ikan segar atau umpan palsu. Karena adanya tarikan maka umpan akan bergerak di dalam air sehingga dapat merangsang ikan buas untuk menyambarnya. Dipasaran terdapat banyak variasi dari Pancing Tonda, terutama untuk pada penggemar sport fishing.

Biasanya untuk keperluan komersial hanya bagian desainnya saja yang banyak variasinya. Desain umum dan beberapa variasi dari Pancing Tonda ini dapat dilihat pada gambar. Pengoperasian Pancing Tonda memerlukan perahu/kapal yang selalu bergerak di depan gerombolan ikan yang akan ditangkap. Biasanya pancing ditarik dengan kecepatan 2 - 6 knot tergantung dari jenisnya (Tabel).

sumber : Dinas Perikanan Propinsi Jabar, 2008 Diposkan oleh litbang himpatindo di 19:20 komentar (0)

JALA LEMPAR
Jala lempar merupakan alat tangkap yang sederhana dan tidak membutuhkan biaya yang besar dalam pembuatan. Bahannya terbuat dari nilon multifilamen atau dari monofilamen, diameternya berkisar 3 - 5 m. Bagian kaki jaring diberikan pemberat terbuat dari timah.

Jala lempar dioperasikan menggunakan tenaga manusia, cara melemparnya menggunakan teknikteknik tertentu (Gambar 4.23). Alat ini banyak dioperasikan di perairan seperti ; sungai, waduk dan danau serta perairan pantai berkedalaman berkisar 0,5 - 10 m. Jenis ikan yang umum ditangkap

adalah jenis ikan yang bermigrasi ke daerah pantai seperti ; ikan belanak, julung-julung, udang dan lain-lain.

Diposkan oleh litbang himpatindo di 19:17 komentar (0)

PUKAT SOTONG
Di Malaysia alat tangkap ini khususnya digunakan untuk menangkap Cumi-cumi dengan menggunakan cahaya sebagai alat bantu dan kapal fiberglass berukuran panjang 15,9 m dan lebar 3,6 m (Shahardin dan Mohd Said, 1989).

Alat ini dilengkapi dengan lampu dan jaring, menggunakan bingkai lampu yang panjangnya 4,6 m dan bingkai jaring 11,6 m berdiameter 10,2 cm. Lampu yang digunakan sebanyak 12 buah berkekuatan 500 watt/buah untuk menjangkau jarak 50 m di sekeliling kapal. Jaringnya terbuat dari nylon berbentuk segi empat. Kaki jaring berukuran 9,84 x 6,77 m, ukuran mata jaring 2,4 cm. Bagian mulut jaring dipasang cincin berdiameter 2,4 cm, jarak tiap cincin 0,76 m ditambahkan pemberat yang terbuat dari timah (Gambar4.21).

Operasi penangkapan dilakukan malam hari saat bulan gelap. Setelah menentukan lokasi (fishing ground) Lampu dinyalakan pada setiap sisi kapal, apabila kumpulan Cumi-cumi terlihat berkumpul disekitar kapal, lampu dipadamkan pada salah satu sisi kapal sehingga kumpulan Cumi-cumi akan terkonsentrasi di sisi kapal yang lebih terang dimana telah dipasang jaring (Gambar 4.22).

sumber : Dinas Perikanan Propinsi Jabar, 2008 Diposkan oleh litbang himpatindo di 19:13 komentar (0)

SEINE NET

Seine Net (Pukat Kantong)

Di Indonesia Seine Net disebut juga Pukat Kantong, karena jaringnya memiliki kantong dan 2 (dua) buah sayap, yang umumnya memiliki tali yang panjang. Bentuk Pukat Kantong terdiri dari bagian kanton (codend) berbentuk empat persegipanjang, bagian badan bentuknya seperti trapesium memanjang. Pada bagianbagian tersebut ditautkan tali penguat yang dihubungkan dengan tali ris atas (head rope) dan tali ris bawah (foot rope), dilengkapi dengan pelampung (float) dan pemberat (singker). Tempat operasi penangkapannya dapat dikelompokkan menjadi Pukat Pantai (beach seine) yang dioperasikan di tepi pantai dan PukatTengah dengan pengoperasiannya agak jauh dari pantai.
Sumber : http://litbang2010.blogspot.com/2010_11_01_archive.html 02 Juni 2012

Jenis-jenis Line Fishing


Written By Aidia MJ on Kamis, 06 Januari 2011 | 00:04

Berbeda dengan ikan yang menjadi tujuan penangkapan maka berbeda pula pancing yang digunakan. Dengan demikian struktur pancing juga akan berbeda sehingga akan terlihat banyak sekali variasi dari alat pancing ini. Sehubungan dengan jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan maka fishing ground dimana ikan itu berada akan berbeda pula kondisinya, dengan demikian maka cara Secara 1. garis yang besar line dilakukan fishing banyak akan jenisnya, diantaranya berbeda adalah sebagai pula. berikut; Lines

Hand

Hand lines adalah alat pancing yang sangat paling sederhana. Biasanya terdiri dari pancing, tali pancing dan pemberat serta dioperasikan oleh satu orang dan tali pancing langsung ketangan. Dari semua kelompok alat tangkap maka hand lines merupakan pancing yang sederhana. Alat ini hanya terdiri dari tali pancing, pancing dan umpan. Kemudian operasionalnya sangat sederhana karena bisa dilakukan oleh seorang pemancing. Jumlah mata pancing bisa satu buah, juga lebih, dan dapat menggunakan umpan hidup maupun umpan palsu. Pemancingan dapat dilakukan di rumpon dan perairan lainnya. Ukuran pancing dan besarnya

tali disesuaikan dengan besarnya ikan yang menjadi tujuan penangkapan. Jika hand lines yang digunakan untuk menangkap ikan tuna tentu ukurannya lebih besar. Biasanya digunakan tali monofilament dengan diameter 1,5-2,5 mm dengan pancing nomor 5-1 dan ditambahkan pemberat timah. Jenis pancing ini ada yang dioperasikan dari suatu tebing di pantai, dari bebatuan yang ada di pantai, dari perahu maupun kapal. Beberapa jenis pancing dari kelompok ini yang ada di tanah air antara lain : pancing usep, pancing jegog, pancing mungsing, pancing gambur serta sejumlah penamaan lainnya. Jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan antara lain bambangan (kakap merah, snapper) 2. ekor kuning (Caesio ( sp.), Pole Caranx sp. and Dan lain Line sebagainya )

Huhate

Pole and line yaitu pancing yang digunakan untuk menangkap ikan-ikan cankalang, tuna, tongkol, pancing ini terdiri dari joran, tali pancing dan umpan. Dioperasikan secara bersama diatas kapal. Pole and line biasa disebut dengan huhate sebagai penangkap ikan alat ini sangat sederhana desainnya, hanya terdiri dari joran, tali, dan mata pancing. Tetapi sesungguhnya cukup kompleks karena dalam pengoperasiannya memerlukan umpan hidup untuk merangsang kebiasaan menyambar mangsa pada ikan. Sebelum pemancingan, dilakukan penyomprotan air untuk mempengaruhi visibility ikan terhapap kapal atau para pemancing. Adanya faktor umpan hidup inilah yang membuat cara penangkapan ini menjadi agak rumit. Hal ini disebabkan karena umpan hidup harus sesuai dalam ukuran dan jenis tertentu, disimpan, dipindahkan, dan dibawa dalam keadaan hidup. Ini berarti diperlukan sistem penangkapan umpan hidup dan disain kapal yang sesuai untuk penyimpanan umpan supaya umpan hidup dapat tahan sampai waktu penggunaannya. Secara umum alat tangkap pole and line terdiri atas joran (bambu atau lainnya) untuk tangkai pancing, polyethylene untuk tali pancing dan mata pancing yang tidak berkait terbalik. Diskripsi alat tangkap pole and line ini adalah sebagi berikut:

Joran (galah). Bagian ini terbuat dari bambu yang cukup tua dan mempunyai tingkat elastisitas yang baik. Yang umum digunakan adalah bambu yang berwarna kuning. Panjang joran berkisar 2 - 2,5 m dengan diameter pada bagian pangkal 3 4 cm dan bagian unjuk sekitar 1 1,5 cm. Sebagaimana telah banyak digunakan joran dari bahan sintesis seperti plastik atau fibres.

Tali utama (main line). Terbuat dari bahan sintesis polyethylene dengan panjang sekitar 1,5 - 2 m yang disesuaikan dengan panjang joran yang digunakan, cara pemancingan, tinggi haluan kapal dan jarak penyemprotan air. Diameter tali 0,5 cm dan nomor tali adalah No 7. Tali sekunder. Terbuat dari bahan monopilament berupa tasi berwarna putih sebagai pengganti kawat baja (wire leader) dengan panjang berkisar 20 cm. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terputusnya tali utama dengan mata pancing sebagai akibat gigitan ikan cangkalang.

Mata pancing (hook) yang tidak berkait balik. Nomor mata pancing yang digunakan adalah 2,5

2,8. Pada bagian atas mata pancing terdapat timah berbentuk slinder dengan panjang sekitar 2 cm dan berdiameter 8 mm dan dilapisi nikel sehingga berwarna mengkilap dan menarik perhatian ikan cangkalang. Selain itu, pada sisi luar silender terdapat cincin sebagai tempat mengikat tali sekunder. Di bagian mata pancing dilapisi dengan guntingan tali rapia berwarna merah yang membungkus rumbia-rumbia tali merah yang juga berwarna sebagai umpan tiruan. Pemilihan warna merah ini disesuaikan dengan warna ikan umpan yang juga berwarna merah sehingga menyerupai ikan umpan. Dalam pelaksanaan operasi dengan alat pole and line ini disamping digunakan umpan tiruan berupa sobekan-sobekan kain, guntingan tali raffia, ataupun bulu ayam juga digunakan umpan hidup. Umpan hidup ini dipakai untuk lebih menarik perhatian ikan cakalang agar lebih mendekat pada areal untuk melakukan pemancingan. Sedangkan dalam melakukan operasi pemancingan digunakan pancing tanpa umpan. Hal ini bertujuan untuk efisiensi dan efektifitas alat tangkap, karena ikan cakalang termasuk pemangsa yang rakus. Hal ini sesuai dengan pendapat ayodhya (1981) bahwa jika ikan makin banyak dan makin bernafsu memakan umpan, maka dipakai pancing tanpa umpan dan mata pancing Teknik operasi ini tidak penangkapan ikan beringsang menggunakan pole (tidak and line berkait). yaitu;

Setelah semua persiapan telah dilakukan, termasuk penyediaan umpan hidup, maka dilakukan pencarian gerombolan ikan oleh seorang pengintai yang tempatnya biasanya dianjungan kapal, dan menggunakan teropong. Pengoperasian bisa juga dilakukan didekat rumpon yang telah dipasang terlebih dahulu. Setelah menemukan gerombolan ikan harus diketahui arah renang ikan tersebut baru kemudian mendekati gerombolan ikan tersebut. Sementara pemancing sudah harus bersiap masingmasing pada sudut kiri kanan dan haluan kapal. Cara mendekati ikan harus dari sisi kiri atau kanan dan bukan dari arah belakang. Pelemparan umpan dilakukan oleh bouy-bouy setelah diperkirakan ikan telah berada dalam jarak jangkauan pelemparan, kemudian ikan dituntun kearah haluan kapal. Pelemparan umpan ini diusahakan secepat mungkin sehingga gerakan ikan dapat mengikuti gerakan umpan menuju haluan kapal. Pada saat pelemparan umpan tersebut, mesin penyomprot sudah difungsikan agar ikan tetap berada didekat kapal. Pada saat gerombolan ikan berada dekat haluan kapal, maka mesin kapal dimatikan. Sementara jumlah umpan yang dilemparkan kelaut dikurangi, mengingat terbatasnya umpan hidup. Selanjutnya, pemancingan dilakukan dan diupayakan secepat mungkin mengingat kadang-kadang gerombolan ikan tiba-tiba menghilang terutama jika ada ikan yang berdarah atau ada ikan yang lepas dari mata pancing dan jumlah umpan yang sangat terbatas. Pemancingan biasanya berlangsung 15 30 menit. Waktu pemancingan tidak perlu dilakukan pelepasan ikan dari mata pancing disebabkan pada saat joran disentuhkan ikan akan jatuh keatas kapal dan terlepas sendiri dari mata pancing yang tidak berkait. Berdasarkan pengalaman atau keahlian memancing nelayan, pemancing kadang dikelompokkan kedalam pemancing kelas I, II, dan III. Pemancing kelas I (lebih berpengalaman)

ditempatkan dihaluan kapal, pemancing kelas II ditempatkan disamping kapal, dekat kehaluan, sedangkan pemancing kelas III ke samping kapal agak jauh dari haluan. Untuk memudahkan pemancingan, maka pada kapal Pole and Line dikenal adanya flying deck atau tempat pemancingan. Hal lain yang perlu diperhatikan pada saat pemancingan adalah menghindari ikan yang telah terpancing, jatuh kembali kelaut. Hal ini akan mengakibatkan gerombolan ikan yang ada akan melarikan diri ke kedalaman yang lebih dalam dan meninggalkan kapal, sehingga mencari lagi gerombolan ikan yang baru tentu akan mengambil waktu. Disamping itu, banyaknya ikan-ikan kecil diperairan sebagai natural bait akan menyebabkan kurangnya hasil tangkapan. Jenis-jenis ikan tuna, cakalang, dan tongkol merupakan hasil tangkapan utama dari alat tangkap Pole and Line.

3.

Rawai

(long

line)

Rawai (long line) terdiri dari rangkaian tali utama, tali pelampung dimana pada tali utama pada jarak tertentu terdapat beberapa tali cabang yang pendek dan lebih kecil diameternya, dan diujung tali cabang ini diikatkan pancing yang berumpan. Ada beberapa jenis alat tangkap long line. Ada yang dipasang didasar perairan secara tetap pada jangka waktu tertentu dikenal dengan nama rawai tetap atau bottom long line atau set long line yang biasa digunakan untuk menangkap ikan-ikan demersal. Ada juga yang hanyut yang biasa disebut dengan Dript long line, biasanya untuk menangkap ikan-ikan pelagis. Yang paling terkenal adalah tuna struktur long maupun line besar-kecil atau serta disebut jenis ikan juga yang dengan menjadi tujuan rawai tuna. Sehubungan dengan jenis alat tangkap ini, ternyata terdapat sejumlah variasi baik dalam hal ukuran, penangkapannya.

Berdasarkan besar-kecilnya alat tangkap long-line ini, Anonimous (1971) Membedakannya menjadi :

a. Onawa (long line besar). Long line besar ini ditujukan untuk menangkap jenis-jenis tuna berukuran besar dengan kisaran bobot 30-100 kg seperti jenis bluefin tuna, tuna mata besar (Bigeye tuna), Madidihang (Yellowfin Tuna) serta lainnya ; b. Tombonawa (Albacore long line) yang sesuai dengan namanya, lebih banyak dikhususkan untuk menangkap jenis ikan albakora. Jenis ikan albakora yang menjadi sasaran penangkapan umunya dengan kisaran bobot tubuh 10-20 Kg. c. Meijinawa (Meiji Long line). Sasaran penangkapan adalah jenis-jenis tuna berukuran bobot tubuh lebih kecil daripada kedua jenis long line terdahulu, yaitu yang berbobot antara 3-10 Kg. jenis long line ini pada dasarnya hamper tidak berbeda dengan jenis tombonawa (Albacore long line), bahkan dikarenakan banyak memperoleh perbaikan maka umum juga dikenal sebagai improved long line. Selain berbeda dalam hal ikan yang menjadi tujuan utamanya, juga berbeda dalam hal jumlah branch line tempat atau tali cabang yang digunakan. mengoperasikannya. Pengklasifikasian long line lainnya ada yang mendasarkannya pada faktor kedalaman perairan

Sehubungan

dengan

hal

ini,

maka

dikenal

a. jenis long line yang dioperasikan pada lapisan di bawah permukaan (sub-surface layer) ataupun pada perairan dangkal. Jenis long line ini diduga biasa dikenal sebagai Albacore type long line ; b. jenis long line yang dioperasikan pad perairan dalam. Jenis ini dikenal sebagai Black tuna type long line. ( Shapiro, 1950 dalam tambunan 1964). Pembagian jenis long line lainnya, adapula yang mendasarkan pada cara bagaimana long line tersebut dioperasikan, apakah perentangannya ditetapkan dengan adanya pelampung dan jangkar ataukah jenis long line tersebut dibiarkan terhanyut di ayun dan dihanyutkan oleh adanya arus. Berdasarkan a. Nedelec Jenis hal long line and ini yang maka pembagiannya ditetapkan (Set Prado, long adalah line) : ; 1990).

b. Jenis long line hanyut (Drift long line) (Ayodhyoa, 1972 ; Sainsbury, 1968 ; von Brandt, 1972 ; Walau dikatakan bahwa jenis long line sangatlah berfariasi baik dalam hal ukurannya, cara pengoperasiannya, daerah penangkapannya, jenis ikan yang menjadi tujuan maupun tradisi lokal, sainbury (1968) membedakan long line utamanya pada lapisan kedalaman tempat alat tersebut dioperasikan. Beliau menggklasifikasikannya menjadi : a. sub surface long line. Long line ini leluasa dioperasikan pada lapisan air dibawah permukaan menurut kedalaman yang dihendaki berdasarkan pengetahuan kedalaman renang ikan yang menjadi tujuan b. Bottom long line. Long line penangkapan ini direntang (1972) line line Eropa yang ditujukan rangkaian dasar untuk lampu belut pada dan sidat Eropa tertentu Long dengan jarak dekat maupun didasar ; perairan. : ; ;

kecenderungan daerah asal long line mendasari penggolongan long line yang di tempuh oleh von Brandt a. b. dari Long

c. Jenis long line Portugis, long line ini diatur sedemikian rupa sehingga posisi long line ini terangkat perairan.

Walaupun dalam kenyataannya bahwa hasil tangkapannya bukan hanya ikan tuna tetapi juga jenisjenis ikan lain seperti layaran, ikan hiu, dan lain-lain.Secara prinsip rawai tuna sama dengan rawai lainnya, namun mengingat berbagai factor biologi ikan sasaran, teknis pemakaian dan pengoperasian alat, komponen alat bantu kapal yang tersedia, maka dilakukan berbagai penyesuaian. Bahan tali pancing dapat terbuat dari bahan monofilament (biasanya PA) atau multifilament (biasanya PES seperti terylene, PVA seperti kuralon PA seperti nylon). Perbedaan pemakian bahan ini akan mempengaruhi jenis line hauler yang diperlukan. Beberapa perbedaan dari kedua jenis bahan tersebut sesuai multifilament dipandang dari untuk harganya relative segi teknis adalah kapal-kapal lebih sebagai berikut; kecil. rendah. Bahan multifilament lebih berat dan mahal dibanding monofilament, lebih mudah dirakit, dan lebih Bahan multifilament lebih tahan dan mudah ditangani. Karena itu, dalam jangka panjang rawai Karena lebih kecil, halus, dan transparan maka pemakaian monofilament dinilai akan memberi hasil

tangkapan

lebih

baik

dari

multifilament.

Dilihat dari segi kedalaman operasi (fishing depth) rawai tuna dibagi dua yaitu yang bersifat dangkal (subsurfase), dan yang bersifat dalam (deep) yang pancingan berada pada kedalaman 100 300 meter. Perbedaan kedua jenis ini disebabkan pada tipe dangkal satu basket rawai diberi sekitar 5 pancingan sedangkan pada tipe dalam diberi 11 13 pancing sehingga lengkungan tali utama menjadi Dalam beberapa sifat dari lebih kedua tipe ini dalam. adalah;

Rawai tipe dalam memerlukan line hauler yang lebih kuat dibanding tipe dekat permukaan. Rawai tipe dalam menangkap jenis big eye lebih banyak (sehingga nilai produksinya lebih baik) dibanding tipe dekat permukaan. Tuna yang tertangkap dengan rawai dangkal didominasi oleh yellowfin yang harganya lebih murah dibanding bigeye.

Pelepasan pancing (setting) dilakukan menurut garis yang menyerong atau tegak lurus pada arus. Waktu melepas pancing biasanya dini hari tergantung jumlah basket yang akan dipasang karena diharapkan setting selesai pada pagi hari jam 7.00 saat ikan sedang mencari mangsa. Akan tetapi, pengoperasian siang haripun bias pula dilakukan. Namun akibatnya, penarikan pancing (hauling) jatuh pada waktu sore harinya. Umpan yang umum dipakai adalah jenis ikan yang mempunyai sisik mengkilat, tidak cepat busuk, dan rangka tulangnya kuat sehingga tidak mudah lepas dari pancing bila tidak disambar ikan. Beberapa jenis diantaranya adalah bandeng, saury, tawes, kembung, layang, dan cumi-cumi. Panjang umpan berkisar diantara 15 20 cm dengan berat antara 80 -150 gram. Cumi-cumi kecil masih dapat dipakai asalkan digabung (dijahit) beberapa ekor sehingga menjadi cukup besar. Umpan ini harus berasal dari ikan yang benar-benar segar dan dilakukan dengan baik agar tahan dalam waktu lama. Tergantung dari kapal dan peralatan penarik tali pancing dalam setiap operasi dapat dilepas antara 500 2.000 mata pancing dan berarti keseluruhan main line berkisar antara 25 100 km. Dalam uji coba rawai skala kecil untuk perahu 1 5 GT bermesin tempel ataupun inboard dapat dilepas 50 150 pancing dalam waktu 1- 2 jam sedangkan penarikannya memerlukan waktu 2 3 jam. Bekerja pada kapal lebih besar akan lebih leluasa, sehingga ratio waktu dan jumlah pancing yang Bagian-bagian dapat dioperasikan dari cenderung Tuna lebih Long kecil. Line

Separti halnya pada alat penangkapan ikan lainnya, satu unit alat tangkap tuna long line terdiri dari kapal yang dirancang khusus, alat tangkap dan crew. Kapal-kapal tuna long line modern bagian belakang dari kapal ini telah dirancang dengan baik untuk memudahkan operasi dan pengaturan alat tangkap. Besarnya kapal yang digunakan, akan menentukan jumlah basket yang akan dioperasikan yang

berarti akan menentukan panjang alat tangkap long line yang akan digunakan (Tabel 10.1). Tabel 3.2.1 Gt, jumlah basket, dan panjang line yang digunakan pada alat tangkap tuna long line (Ayodhyoa, Jumlah 20 50 70 100 150 200 300 Basket GT (ton) 100 150 200 250 350 370 430 Panjang Total (mil) 14 21 29 36 50 53 62 Panjang Total 1981) (Km) 25,9 38,9 53,7 66,7 92,6 98,2 114,8

Table tersebut memperlihatkan bahwa semakin besar ukuran kapal maka semakin panjang tuna long line yang bisa dioperasikan. Jumlah crew dalam satu unit penangkapan tuna long line bergantung pada besarnya unit usaha, semakin besar unit usahanya maka jumlah crewnya semakin banyak. Sebagai Tabel t 30 100 200 400 600 3.2.2 contoh Jumlah (ton) 100 200 400 600 dapat Nelayan dilihat Menurut Jumlah 10 20 30 30 GT pada Kapal Crew table (Ayodyoa, 10.2. 1981). (orang) 25 30 35 45 45

Alat tangkap tuna long line sendiri pada umunya terdiri dari, pelampung, bendera, tali pelampung, main line (tali utama), branch line (tali cabang), pancing, wire leader, dan lain-lain. Antara pelampung dengan pelampung dihubumgkan dengan tali pelampung dan tali utama dimana sepanjang tali utama terpasang beberapa tali cabang. Satu rangkaian alat inilah yang disebut dengan satu basket long line. Jumlah mata pancing setiap basket bervariasi. Sebagai contoh bahwa pada perusahaan perikanan samudera besar di Bali, setiap basket menggunakan 12 branch line. Untuk lebih detail pengetahuan tentang 1) alat ini kita lihat bagian demi bagian. (float)

Pelampung

Pelampung yang digunakan pada alat tangkap tuna long line ini terdiri dari beberapa jenis yaitu pelampung bola, pelampung bendera, pelampung radio, dan pelampung lampu. Warna pelampung harus berbeda atau kontras dengan warna air laut. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan mengenalnya a. dari jarak Pelampung jauh setelah setting. bola

Pelampung bola biasanya dipasang pada ujung basket dari alat tangkap tersebut. Pelampung bola ini terbuat dari bahan sintetic resin dengan diameter 35 cm dan ada yang lebih besar. Untuk alat

tangkap long line dengan jumlah basket 70 maka jumlah pelampung bola yang digunakan adalah 68 buah, pada ujungnya terdapat pipa setinggi 25 cm dan stiker scotlight yang sangat berguna apabila alat tangkap tersebut putus maka mudah menemukannya. Untuk melindungi pelampung-pelampung tersebut dari benturan yang dapat menyebabkan pecahnya atau retaknya pelampung tersebut, maka pelampung tersebut dibalut dengan anyaman tali polyethilene dengan diameter 5 milimeter. b. Pelampung Bendera

Pelampung bendera merupakan pelampung yang pertama kali diturunkan pada waktu setting dilakukan. Biasanya diberikan tiang (dari bambu atau bahan lain) yang panjangnya bervariasi sekitar 7 c. m dan diberi pelampung. Supaya tiang ini berdiri tegak maka diberi pemberat. Lampu

Pelampung

Pelampung lampu ini biasanya menggunakan balon 5 watt yang sumber listriknya berasal dari baterai yang terletak pada bagian ujung atas pipa atau bawah ruang yang kedap air. Pelampung ini dipasang pada setiap 15 basket yang diperkirakan hauling pada malam hari. Fungsinya adalah untuk penerangan d. pada malam hari dan memudahkan Radio pencarian basket bila putus. Bouy

Sebuah radio bouy dilengkapi dengan transmitter dengan transmitter yang mempunyai frekuensi tertentu. Daerah transmisinya bisa mencapai 30 mil. Jika dalam pengoperasiannya long line menggunakan radio bouy, maka kapal harus dilengkapi dengan Radio Direction Finder ( RDF ). Peralatan ini berfungsi untuk menunjukkan arah lokasi radio bouy dengan tepat pada waktu basket putus.

2) dikehendaki. 3) Tali Tali pelampung Utama ini

Tali biasanya ( terbuat Main dari bahan Line

Pelampung kuralon. )

Tali pelampung berfungsi untuk mengatur kedalaman dari alat tangkap sesuai dengan yang

Tali utama atau main line adalah bagian dari potongan-potongan tali yang disambung-sambung antara satu dengan yang lain sehingga membentuk rangkaian tali yang sangat panjang. Tali utama ini harus cukup kuat karena menanggung beban dari tali cabang dan tarikan dari ikan yang terkait pada mata pancing. Pada kedua ujung dari tiap main line dibuat simpul mata. Main line biasanya terbuat dari 4) bahan Tali kuralon yang Cabang diameternya ( 0,25 Branch inci atau Line lebih. )

Bahan dari tali cabang biasanya sama dengan tali utama, perbedaannya hanya pada ukurannya saja, dimana ukuran tali cabang lebih kecil dari tali utama. Satu set tali cabang ini terdiri dari tali pangkal, tali cabang utama, wire leader yang berfungsi agar dapat menahan gesekan pada saat ikan terkait pada pancing, dan pancing yang terbuat dari bahan baja. Umpan merupakan bagian yang sangat penting untuk diperhatikan dalam penangkapan ikan dengan tuna long line. Ada beberapa

persyaratan yang harus dipenuhi umpan pada alat tangkap ini antara lain adalah jenis ikan yang mempunyai sisik mengkilat dengan warna yang menarik sehingga dengan mudah dilihat pada jarak yang jauh, kemudian tidak cepat membusuk, rangka tulangnya kuat sehingga tidak mudah lepas dari pancing bila tidak di sambar ikan, mempunyai bau yang cukup tajam dan merangsang serta disukai oleh ikan yang di pancing, tersedia dalam jumlah yang besar, dan murah harganya. Ikan bandeng, ikan kembung, ikan layang, dan cumi-cumi merupakan jenis umpan yang banyak digunakan.

5)

Alat-Alat

Bantu

Alat Bantu yang dimaksud adalah alat-alat yang dipergunakan untuk mempermudah dan memperlancar kegiatan operasi penangkapan di kapal, antara lain: radar, RDF, Line hauler, Marlin spike, Teknik catut Operasi potong, ganco, ikan sikat baja, jarum rawai pembunuh, ( long pisau, line ), dll. yaitu;

Penangkapan

menggunakan

Setelah semua persiapan telah selesai dan telah tiba pada suatu fishing ground yang telah ditentukan. Setting diawali dengan waktu yang dipergunakan untuk melepas pancing 0,6 menit/ pancing. Pelepasan pancing dilakukan menurut garis yang menyerong atau tegak lurus pada arus. Waktu melepas pancing biasanya tengah malam, sehingga pancing telah terpasang waktu pagi pada saat ikan sedang giat mencari mangsa. Akan tetapi, pengoperasian pada siang hari dapat pula dilakukan. Penarikan alat tangkap dilakukan jika telah berada pada dalam air selama 3-6 jam. Penarikan dilakukan dengan menggunakan line hauler yang diatur kecepatannya. Masing-masing anak buah kapal ( ABK ) telah mengetahui tugasnya sehingga alat tangkap dapat di atur dengan rapi. Lamanya penarikan alat tangkap sangat ditentukan oleh banyaknya hasil tangkapan dan faktor cuaca. Penarikan 4. biasanya Pancing memakan Tonda ( waktu 3 Troling menit/ Line pancing. )

Pancing Tonda adalah pancing yang diberi tali panjang dan di tarik oleh perahu atau kapal. Pancing diberi umpan ikan segar atau buatan yang karena pengaruh tarikan bergerak di dalam air sehingga merangsang ikan buas menyambarnya. Namun, untuk penangkapan tuna besar alat ini belum umum dipakai karena swimming layer ikan ini jauh lebih dalam dari operation depth dari tonda yang ada. Dengan menggunakan sistem pemberat, papan selam, atau tabung selam dan dikombinasikan dengan perhitungan kecepatan kapal, maka operation depth dari pancing dapat diatur mendekati swimming layer tuna. Dengan demikian alat ini memungkinkan sasaran. Biasanya pancing di tarik menangkap dengan kecepatan 2-6 knott tergantung tuna. jenisnya. Pengoperasian tonda memerlukan perahu atau kapal yang selalu bergerak di depan gerombolan ikan Ukuran perahu atau kapal yang dipakai berkisar antara 0,5-10 GT. Utuk sub surface trolling ukuran kapal dan kekuatannya harus lebih besar dan dapat dilengkapi dengan berbagai peralatan bantu terutama untuk menggulung tali.

Alat tangkap ini ditujukan untuk menangkap jenis-jenis ikan palagis yang biasa hidup dekat permukaan, mempunyai nilai ekonomis tinggi dan mempunyai kualitas daging setengah mutu tinggi. Jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan antara lain jenis ikan bonito ( Scomberomerous sp. ), tuna, salmon, cakalang, tengiri dan lainnya. Melalui bagian belakang maupun samping kapal yang bergerak tidak terlalu cepat, dilakukan penarikan sejumlah tali pancing dengan mata-mata pancing yang umumnya tersembunyi dalam umpan buatan. Ikan-ikan akan memburu dan menangkap umpan-umpan ditentukan ikan Kesiapan menjadi ikan-ikan tujuan untuk buatan tersebut, hal ini tentu saja oleh penangkapan memekan umpan ; ; memungkinkan mereka tertangkap. : Sainsbury ( 1986 ) menegaskan bahwa kunci keberhasilan penangkapan umumnya banyak - Kemampuan pendugaan tempat-tempat pengkonsentrasian daerah yang banyak didiami jenis-jenis

- Kemampuan untuk mengetahui keadaan suhu dan gradiasi suhu maupun termoklin yang ada di daerah penangkapan tersebut, karena ikan-ikan pelagis yang hidup dekat permukaan ini umumnya sangat sensitif terhadap hal ini ; - Bunyi yang dihasilkan baik oleh mesin maupun propeler kapal dapat mengganggu dan mengusir ikan-ikan yang membuntuti kapal yang sedang dioperasikan. Sehubung dengan hal ini, perahu atau kapal yang digerakan oleh tenaga layar tampaknya justru akan lebih baik.

You might also like