You are on page 1of 72

TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG AIR SUSU IBU EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0 6 BULAN DI UPT PUSKESMAS

S MERTOYUDAN II KECAMATAN MERTOYUDAN KABUPATEN MAGELANG

Disusun oleh :

Muhammad Nasirul Karim 200815980

AKADEMI KEPERAWATAN KARYA BHAKTI NUSANTARA MAGELANG TAHUN 2011

TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG AIR SUSU IBU EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0 6 BULAN DI UPT PUSKESMAS MERTOYUDAN II KECAMATAN MERTOYUDAN KABUPATEN MAGELANG
Karya Tulis Ilmiah untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Diploma III Keperawatan

Disusun oleh : Muhammad Nasirul Karim

200815980

AKPER KARYA BHAKTI NUSANTARA MAGELANG 2010 / 2011

Karya Tulis Ilmiah TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TETANG AI SUSU IBU EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI UPT PUSKESMAS MERTOYUDAN IIKECAMATAN METOYUDAN KABUPATEN MAGELANG

Oleh Muhammad nasirul karim NIM 200815980

Disetujui untuk diseminarkan

Pembimbing Utama

(HJ. Rusminah, S.Pd, S.Kep. Ns)

ii

KARYA TULIS ILMIAH

TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG AIR SUSU IBU EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0 6 BULAN DI UPT PUSKESMAS MERTOYUDAN II KECAMATAN MERTOYUDAN KABUPATEN MAGELANG Oleh Muhammad Nasirul karim 200815980

Telah dipertahankan di depan penguji pada tanggal 24 september 2011

Penguji

Ns. Budi Ekanto,S.kp. M. Sc Pembimbing

Hj.Rusminah, S.Pd. S.kep, Ns

Mengetahui Direktur Akademi Keperawatan Karya Bhakti Nusantara Magelang

H. Syamsudin, S.Kep, Ns

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam karya tulis ilmiah dengan judul TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG AIR SUSU IBU EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0 6 BULAN DI UPT PUSKESMAS MERTOYUDAN II KECAMATAN MERTOYUDAN KABUPATEN MAGELANG ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Diploma lll / lV/ kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan di sebutkan dalam daftar pustaka.

Magelang..

Muhammad Nasirul Karim NIM 200815980

iv

KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang melimpahkan segala hikmat dan karunuiaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Riset Penelitian ini. Riset Penelitian ini berjudul Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Air Susu Ibu Eksklusif Pada Bayi usia 0 6 Bulan Di UPT Puskesmas Mertoyudan II Kecamatan Mertoyudan kabupaten Magelang disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan Program D3 Keperawatan di Akademi Keperawatan Karya Bhakti Nusantara Magelang. Riset Penelitian ini tidak akan terwujud adanya kebaikan, bantuan dan dukungan baik secara material maupun spiritual dari berbagi pihak. Maka dari itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. H. Syamsudin, S.Kp, Ns., direktur AKPER Karya Bhakti Nusantara Magelang yang telah memberikan kesempatan belajar memberi ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian 2. Hj. Rusminah S.Pd., S.Kp., Ns., pembimbing dalam pembuatan Riset Penelitian yang berjudul Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Air Susu Ibu Eksklusif Pada Bayi usia 0 6 Bulan Di UPT Puskesmas Mertoyudan II Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang. 3. Kedua orang tua yang telah mendukung baik materi maupun spiritual sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan baik. 4. Teman teman Angkatan XV Akper KBN Magelang yang telah mendukung dan bersedia untuk berbagi ilmu. v

5. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesainya Riset Penelitian ini Penulis menyadari bahwa penulisan Riset Penelitian ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang berguna dari pembaca demi kesempurnaan Riset Penelitian ini. Semoga Riset Penelitian ini bermanfaat bagi kita semua, Amin .

Magelang, ... Februari 2011

Penulis

vi

MOTTO Jadilah seperti air dalam mencapai tujuan hidupmu, sebagaimana air mengalir, dia tidak pernah berhenti hanya karena ada batu dihadapanya. Dengan luwesnya air itu berbelok arah menghindari halangan tersebut, tanpa marah, protes, maupun berontak. Begitu penghalangnya dilewati, kembali air itu masuk kejalur semula, sehingga akhirnya sampai tujuan. Tak ada kesuksesan instan, penolakan dan kegagalan sering kali mewarnai perjalanan hidup kita tapi jangan biarkan semua itu membuat kita berhenti ( Steve- rip Steve Job).

vii

Halaman Persembahan Ibuku yang tercinta yang senantiasa memberi dukungan dan pengorbanan kepada penulis baik dalam bentuk materi maupun secara psikologis. Kakak, kalian adalah taufik dalam hidupku dari-Nya. Kekasihku tersayang yang menemaniku saat suka maupun duka Ibu Hj.Rusminah yang telah sabar membimbing dan memberi semangat sehingga terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini Teman-temanku angkatan XV Keep For Shining Our Day In Life

viii

INTISARI
TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0 6 BULAN di UPT PUSKESMAS MERTOYUDAN II KECAMATAN MERTOYUDAN KABUPATEN MAGELANG MUHAMMAD NASIRUL KARIM

ASI merupakan makanan yang paling sempurna bagi bayi, dimana kandungan gizi sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan. ASI juga mengandung zat untuk perkembangan kecerdasan, zat kekebalan (mencegah dari berbagai penyakit). Data di Puskesmas Mertoyudan II kecamatan Mertoyudan kabupaten Magelang sampai dengan bulan januari ,dari 35% ibu hanya yang memberikan ASI Eksklusif ( data KIA puskesmas mertoyudan II kabupaten magelang). Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan pengetahuan tentang ASI Eksklusif pada ibu menyusui di UPT Puskesmas mertoyudan II Hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang ASI Ekslusif di UPT Puskesmas Mertoyudan II Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang Tahun 2011, maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ibu menyusui tentang pengertian ASI Eksklusif dikategorikan cukup yaitu sebanyak 12 reponden (40 %), tentang cara pemberian ASI Eksklusif dikategorikan cukup yaitu sebanyak 14 reponden (47 %), tentang manfaat pemberian ASI Eksklusif dikategorikan kurang yaitu sebanyak 18 reponden (60%) dan tentang waktu pemberian ASI Eksklusif dikategorikan kurang yaitu sebanyak 22 responden (73%) dari 30 responden (100%). Kata Kunci : Pengetahuan Ibu, ASI Eksklusif, Bayi Usia 0-6 Bulan

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... MOTTO ........................................................................................................... PERSEMBAHAN ............................................................................................ INTISARI......................................................................................................... KATA PENGANTAR ..................................................................................... DAFTAR ISI .................................................................................................... DAFTAR TABEL ............................................................................................ DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................

i ii iii iv v vi vii viii x xiii xiv xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..................................................................................... B. Rumusan Masalah ................................................................................ C. Tujuan Penelitian ................................................................................. D. Manfaat Penelitian ............................................................................... E. Keaslian Penelitian ............................................................................... 1 4 4 4 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Pengetahuan ....................................................................................... A. Pengertian ............................................................................................ B. Tingkat Pengetahuan ............................................................................ C. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ............................................ D. Cara Memperoleh Pengetahuan ......................................................... E. Anatomi Payudara ................................................................................ F. Laktasi .................................................................................................. G. Fisiologis Laktasi ................................................................................. H. Yang dapat Meningkatkan Pengeluaran ASI ....................................... I. Yang dapat Menghambat Pengeluaran ASI ......................................... J. Manfaat ASI Eksklusif ......................................................................... K. Posisi dan Teknik Menyusui yang Benar ............................................. L. Gangguan Laktasi dan Penanganannya ................................................ M. Mastitis ................................................................................................. N. Sindrom ASI Kurang ........................................................................... O. Ibu Sakit ............................................................................................... P. Ibu yang Bekerja .................................................................................. Q. Masalah dari Faktor Bayi ..................................................................... R. ASI Eksklusif ....................................................................................... S. Pertumbuhan Bayi yang Menyusu Secara Eksklusif ........................... T. Tujuh Langkah Kebersihan ASI Eksklusif .......................................... 6 6 7 8 9 10 13 13 17 17 18 21 26 28 28 29 29 30 31 32 33

xi

U. ASI Eksklusif Meningkatkan Kecerdasan ........................................... V. Kerangka Pemikiran ............................................................................. BAB III METODELOGI PENELITIAN 1. Deasin Penelitian ................................................................................. 2. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 3. Populasi dan Sampel ............................................................................ 4. Variable Penelitian ............................................................................... 5. Definisi Operasional ............................................................................ 6. Instrumen Penelitian............................................................................. 7. Pengumpulan Data ............................................................................... 8. Pengolahan Data................................................................................... 9. Analisis Data ........................................................................................ BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian .................................................................................... a. Tabel hasil penelitian ............................................................... 2. Pembahasan .......................................................................................... 3. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan........................................................................................... 2. Saran .....................................................................................................

34 34

35 35 35 36 36 37 38 38 39

40 40 43 46

47 47

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

xii

DAFTAR TABEL 1. Tabel 4.1 Tingkat Pengertian Ibu Menyusui ......................................................... 40 2. Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Cara Pemberian ASI Eksklusif ...... 41 3. Tabel 4.3 Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Manfaat ASI Eksklusif ................... 41 4. Tabel 4.4 Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Waktu Pemberian ASI Eksklusif ... 42 5. Tabel 4.5 Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang ASI Eksklusif pada Bayi Usia 0-6 Bulan ....................................................................................................... 43

xiii

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1 : Anatomi Payudara ............................................................... 2. Gambar 2 : Reflek Prolaktin ..................................................................

12 15

xiv

DAFTAR LAMPIRAN 1. Lembar Konsultasi Bimbingan Karya Tulis Ilmiah 2. Lembar Konsultasi Kuisioner 3. Lembar Kuisioner Penelitian

xv

BAB 1 PENDAHULUAN

A.Latar belakang Modal dasar pembentukan manusia berkualitas dimulai sejak bayi dalam kandungan disertai dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI), terutama pemberian ASI Eksklusif yaitu pemberian hanya ASI saja (termasuk kolostrum) sesegera mungkin setelah lahir sampai bayi berumur 6 bulan tanpa pemberian makanan lain seperti air, air gula, madu, pisang dan sebagainya (DepKes, 2003). ASI merupakan makanan yang paling sempurna bagi bayi, dimana kandungan gizi sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan. ASI juga mengandung zat untuk perkembangan kecerdasan, zat kekebalan (mencegah dari berbagai penyakit). Konvensi hak-hak anak tahun 1990 antara lain menegaskan bahwa tumbuh kembang secara optimal merupakan salah satu hak anak, berarti ASI selain merupakan kebutuhan, juga merupakan hak azasi bayi yang harus dipenuhi oleh orang tuanya. Hal ini telah dipopulerkan pada pekan ASI sedunia tahun 2000 dengan tema : Memberi ASI adalah hak azasi ibu, Mendapat ASI adalah hak azasi bayi (Depkes,RI,2001) Sejak seorang wanita memasuki kehidupan keluarga, padanya harus sudah tertanam suatu keyakinan : Saya harus menyusui bayi saya, karena menyusui adalah realisasi dari tugas yang wajar dan mulia dari seorang ibu. Di indonesia terutama, di kota kota besar, terlihat adanya tendensi penurunan pemberian ASI, Dikota besar 1

sering kita melihat bayi diberi susu botol dari pada disusui ibunya, yang akan dikawatirkan akan meluas dipedesan. Adanya kecendurangan dan masyarakat untuk meniru sesuatu yang dianggap modern atau yang datang dari kota besar. Memberikan susu botol sebagai tambahan dengan dalih apapun juga pada bayi baru lahir harus dihindarkan (Suharyono,1992).Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI )1997 dan 2002 lebih dari 95% ibu pernah menyusui bayinya. Namun yang menyusui dalam 1 jam pertama setelah melahirkan cenderung menurun dari 8% pada tahun 1997 menjadi 3,7% pada tahun 2002.Cakupan ASI Eksklusif 6 bulan menurun dari 42,4% pada tahun 1997 menjadi 39,5% pada tahun 2002. Pedoman menyusui ( WHO/UNICEF, Breast fending Promotion and suport,2005): - Mulai menyusui setelah lahir ( dalam waktu satu jam) - Jangan berikan makanan atau minuman lain kepada bayi ( misalnya air, madu, larutan air gual atau pengati susu ibu ) kecuali diinstruksikan oleh dokter atas alasan alasan medis; sangat jarang untuk tidak memiliki air susu yang cukup sehingga mermelukan susu tambahan ( Ekin, et al, 2000) - Berikan ASI ekslusif selama enam bulan pertama hidupnya dan baru dianjurkan untuk memulai pemberian makanan pendamping ASI setalah periode eksklusif tersebut. - Berikan ASI pada bayi sesuai dorongan alamiahnya baik siang maupun malam ( 8 10 kali atau lebih dalam 24 jam ) selama bayi menginginkanya.

Promosi pemberian ASI masih terkendala oleh rendahnya pengetahuan ibu tentang manfaat ASI dan cara menyusui yang benar, kurangnya pelayanan konseling laktasi dari petugas kesehatan, masa bekerja, persepsi sosial budaya cuti dan yang terlalu singkat bagi ibu yang

keagresifan produsen susu formula

mempromosikan produknya kepada masyarakat dan petugas kesehatan. Padahal ASI merupakan makanan sempurna yang dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit termasuk Infeksi jenis

Saluran Pernafasan Atas (ISPA), diare, gangguan

pencernaan kronis, kegemukan, alergi, diabetes dan tekanan darah tinggi (Depkes RI, 2006). ASI selain memberikan keuntungan bagi ibu dan anak, juga memberikan keuntungan bagi ekonomi keluarga dan lingkungan. Dengan pemberian ASI Eksklusif dapat menghemat pengeluaran untuk membeli susu formula yang sebenarnya tidak lebih baik dari ASI. Data di Puskesmas Mertoyudan II kecamatan Mertoyudan kabupaten Magelang sampai dengan bulan januari ,dari 35% ibu hanya yang memberikan ASI Eksklusif ( data KIA puskesmas mertoyudan II kabupaten magelang). Mengingat pentingnya ASI eksklusif bagi bayi, ibu dan keluarga, maupun negara, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang tingkat

pengetahuan ibu menyusui tentang ASI eksklusif pada bayi Usia 0 6 bulan di UPT Puskesmas Mertoyudan II kecamatan Mertoyudan kabupaten Magelang

B. Rumusan Masalah Berdasarkan masalah tersebut di atas maka rumusan masalah penelitiaan ini adalah sejauh mana tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang ASI Eksklusif pada Bayi Usia 0 6 Bulan di UPT Puskesmas Mertoyudan II kecamatan Mertoyudan kabupaten Magelang

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif Pada Bayi Usia 0 6 Bulan di UPT Puskesmas Mertoyudan II Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang. 2. Tujuan Khusus Untuk mengetahui Tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang pengertian, cara pemberian, manfaat pemberian, waktu pemberian ASI Eksklusif di UPT Puskesmas Mertoyudan II Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang.

D. Manfaat Penelitian Penelitian tentang Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui tentang asi aksklusif pada bayi usia 0 6 bulan UPT Puskesmas Mertoyudan Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang diharapkan memiliki manfaat,yaitu : 1. Secara Teoritis Menambah pengetahuan dan wawasan, serta sebagai bahan dalam penerapan ilmu metode penelitian, khususnya mengenai gambaran pengetahuan ibu menyusui tentang ASI Eksklusif.Penelitian ini diharapkan juga sebagai bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya.

2. Secara Praktis Dapat dijadikan sebagai bahan untuk meningkatan kualitas pelayanan KIA di desa UPT Puskesmas Mertoyudan Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang, khususnya dalam memberikan infromasi tentang arti pentingnya pemberian ASI Eksklusif pada bayi di Desa Bondowoso UPT Puskesmas Mertoyudan

E. Keaslian Penelitian Peneliti belum pernah menemukan penelitian yang sama dengan. Penelitian yang hampir sama yang ditemukan oleh peneliti adalah penelitian yang pernah diteliti oleh Mahasiswa Kebidanan Diploma III yaitu tentang Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang ASI Eksulisif. Perbedaan dengan yang peneliti lakukan adalah pada variabel terikatnya peneliti sebelumnya meneliti tentang gambaran pengetahuan ibu hamil, sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti sekarang varibelnya adalah tingkat pengetahuan ibu menyusui . Desain penelitian dalam penelitian sebelumnya menggunakan penelitian observasional ,pengambilan sampel secara purposive sampling dan menggunakan instrumen angket dan metode analisa data manggunakan uji chi-square untuk uji kebebasan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Pengetahuan A. Pengertian Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindran terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kongnitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Penelitian Rogers ( 1974) dalam Notoatmodjo bahwa sebelum seseorang mengadopsi perilaku baru, di dalam dirinya terjadi suatu proses yang beruntun, yaitu : 1. Amareness (kesadaran) dimana seseorang menyadari dalam arti mengetahui telebih dahulu terhadap stimulus (objek). 2. Interest (tertarik) diimana seseorang mulai tertarik kepada stimulus 3. Evalution (menimbang menimbang), terhadap baik dan tidaknya stimulus baginya 4. Trial (mencoba) dimana seseorang telah berperilaku baru 5. Adotion (adaptasi) dimana seseorang telah berperilaku yang sesuai pengetahuan, kesadaran, motivasi, dan sikapnya terhadap stimulus.

B. Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo, tingakt pengetahuan terdiri : 1. Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, contohnya dapat menyebutkan pengertian dan manfaat ASI Eksklusif. 2. Memahami ( comprehension) Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar, misalnya dapat menjelaskan manfaat tentang ASI Eksklusif. 3. Aplikasi (application) Apllikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menguraikan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya. Disini dapat diartikan sebagai aplikasi dalam pengunaan metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain, misalnya mengaplikasikan pemberian Asi Eksklusif. 4. Analis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi ke dalam komponen komponen, tetapi masih di dalam struktur organisasi dan ada kaitan satu sama lain. 5. Sintesis (syntesis) Menujukan kepada kemampuan untuk menghubungkan bagian bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Misalnya dapat merencankan,

meringkas, menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan rumusan yamg telah ada. 6. Evaluasi (evaluation) Berkaitan dengan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi yang berdasarkan kriteria yang ditentukan sendiri atau yang telah ada pengukuran pengetahuan dapat dilakuakn dengan wawancara atau angket yang menayakan tentang isi mater yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden.

C. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan 1. Umur Umur adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan). Dalam karya tulis ilmiah ini umur diartikan sebagai umur ibu menyusui yang dihitung pada saat penelitian dilakukan. Menurut Notoatmodjo, terbentuknya perilaku dapat terjadi karena proses interaksi dengan lingkungan. Oleh karena itu, semakin cukup umur maka semakin dewasa dan matang dalam berfikir dan bertindak. Dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari pada orang yang belum cukup kedewasaannya. Dari pernyataan di atas, semakin bertambahnya umur ibu akan berpengaruh terhadap pengetahuan ibu menyusui tentang ASI Eksklusif. 2. Pendidikan Pendidikan adalah segala usah untuk membina kepribadian dan mengembangakan kemampuan manusia baik jasmani maupun rohani yang

berlangsung seumur hidup di luar sekolah. Dalam karya tulis ilmiah ini pendidikan diartikan sebagai pendidikan formal yang telah diselesaikaan oleh ibu menyusui dan dibuktikan dengan ijazah, Secara luas pendidikan mencakup seluruh proses kehidupan individu sejak dalam ayunan hingga liang lahat, berupa interaksi individu dengan lingkunganya, baik secara formal maupun informal. Proses dalam kegiatan pendidikan pada dasarnya melibatkan masalah perilaku individu maupun kelompok. Kegiatan formal maupun informal berfokus pada proses belajar mengajar, dengan tujuan agar terjadi perubahan perilaku, yaitu dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan dari tidak dapat menjadi dapat. 3. Sumber informasi Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Bila seseorang banyak memperoleh informasi maka ia cenderung mempunyai pengetahuan yang lebih luas.

D. Cara Memperoleh Pengetahuan Cara memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat

dikelompokan menjadi 2 yaitu : 1. Cara Tradisional 1) Cara coba coba dan salah (trial and error) Cara coba coba ini dilakukan dengan mengunakan kemungkinan tersebut tidak berhasil dicoba kemungkinan yang lama

10

2) Cara kekuasaan (otoritas) Dimana pengetahuan diperoleh berdasarkan pada kekuasaan, baik otoritas tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin, maupun otoritas ahli ilmu pengetahuan Berdasarkan pengalaman, hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu, melalui jalan pikiran manusia telah mampu mengunakan penalaranya dalam memperoleh pengetahuan 3) Cara Modern Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan alamiah, cara ini disebut dengan metode penelitian. Metode ilmiah adalah suatu cara menerapkan prinsip - prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan, dan penjelasan kebenaran, kriteria metode ilmiah yaitu : 1) Berdasarkan fakta 2) Bebas dari prasangka 3) Mengunakan prinsip analisis 4) Mengunakan hipotesis 5) Mengunakan ukurun objektif

E. Anatomi Payudara Payudara adalah kelenjar yang terletak dibawah kulit dan diatas otot dada. Dalam keadaan normal hanya terdapat sepasang kelenjar payudara. Payudara dewasa

11

berat kira kira 200 gram yang kiri umumnya lebih besar dari pada yang kanan, Pada waktu hamil payudara membesar mencapai berat 600 gram dan pada waktu menyusui mencapai 800 gram ( Perinasia, 2000). Payudara wanita disebut juga glandula masusun atau mamaria adalah alat reproduksi tambahan. Terletak pada setiap sisi strenum dan meluas setingi antara costa kedua dan ke enam. Pada fasia superisial dinding rongga dada di atas musculus fectoralis mayor dan dibuat stabil oleh ligamentum spensorium. Masing masing payudara berbentuk tonjolan setengah bola dan mempunyai ekor ( cauda ) dari jaringan yang meluas ke ketiak atau axilla ( cauda axillaris spence ). Ukuran payudara berbeda untuk setiap individu, juga tergantung pada stadium perkembangan dan umur. a. Struktur makroskopis 1) cauda axilaries spence : jaringan payudara yang meluas ke axilla 2) Papilla mamae : terletak di pusat aerola mamae setinggi iga (cost ke4).Suatu tonjolan dengan panjang 6 mm, tersusun atas jaringan erektil berpigmen dan sangat peka. Permukaanya berlubang, berupa ostium papilare kecil yang merupakan muara ductus lactifer, ductus lactifer ini dilapisi oleh epitel. 3) Areola : daerah lingkar dari kulit yang longar dan mengalami pigmentasi dan masing masing payudara bergaris tengah 2.5 cm. Berwarna merah muda pada wanita yang berkulit cerah, lebih gelap pada wanita yang berkulit coklat, dan menjadi lebih gelap pada waktu hamil. Terletak 20 glandula sebacea. Pada kehamilan ini membesar dan disebut tuberculum Montgomery.

12

b. Struktur mikroskopis 1) Alveoli ; mengandung sel yang menyekresi air susu. Dilapisi oleh acini yang mengekstraksi faktor faktor dari darah yang penting untuk pembentukan air susu, disekeliling terdapat sel sel mioepitel, yang apabila sel ini dirangsang oleh oksitosin akan berkontraksi sehingga mengalirkan air susu ke dalam duktus laktifer 2) Tubulus lactifer : saluran kecil yang berhubungan dengan alveoli 3) Duktus lactifer : saluran sentral yang merupakan muara beberapa tubulus lactifer. 4) Ampula ; bagian dari ductus lactifer yang melebar, merupakan tempat menyimpan air susu, terletak di bawah areola.

Gambar 1 : anatomi payudara

F. Laktasi

13

Laktasi adalah sekresi oleh payudara ibu. Laktasi merupakan fase transisi bayi untuk tumbuh kembang. Salah satu proses fisiologis dalam masa puerperium. Terdiri dari produksi dan sekresi ASI, proses ini dimulai sejak kelahiran placenta. Kadar estrogen dan progesterone dalam darah menurun, kadar prolaktin meningkat dan produksi ASI dimulai. G. Fisiologi laktasi Laktasi terdiri atas dua fase, laktogenesis, inisiasi laktasi, dan

galaktopoiesis, pemeliharaan sekresi air susu. Inisiasi laktasi berkaitan dengan penurunan estrogen, progesterone, dan mungkin HPL dari sirkulasi ibu saat persalinan. Dua hormon terpenting yang berperan dalam laktasi adalah prolaktin, yang merangsang produksi air susu, dan oksitosin yang berperan dalam penyemprotan (ejeksi) susu. Pada masa hamil, terjadi perubahan pada payudara, dimana ukuran payudara bertambah besar. Ini disebabkan proliferasi sel duktus laktiferus dan sel kelenjar pembuat ASI. Karena pengaruh hormon yang dibuat placenta yaitu laktogen, prolaktin koriogonadotropin, estrogen dan progesterone. Pembesaran juga

disebabkan oleh bertambahnya pembuluh darah. Pada kehamilan lima bulan atau lebih, kadang-kadang dari ujung puting mulai keluar cairan yang disebut kolostrum. Sekresi cairan tersebut karena pengaruh hormone laktogen dari placenta dan hormone prolaktin dari kelenjar hipofise.

Produksi cairan tidak berlebihan karena meskipun selama hamil kadar prolaktin

14

cukup

tinggi,

pengaruhnya dihambat oleh estrogen.progesteron

menurun,

sedangkan prolaktin tetap tinggi. Karena tidak ada hambatan oleh estrogen maka terjadi sekresi ASI. Pada saat mulai menyusu, maka dengan segera, rangsangan isapan bayi memacu lepasnya prolaktin dan hipofise yang

memperlancar sekresi ASI. ASI diproduksi atas hasil kerja gabungan antara hormon dan refleks. Ada 3 Reflek,yaitu : 1. Reflek Laktasi Pada waktu bayi mulai mengisap ASI, akan terjadi dua reflek yang menyebabkan ASI keluar pada saat yang tepat dan dalam jumlah yang tepat pula, yaitu reflek pembentukan ASI atau reflek prolaktin yang dirangsang hormon prolaktin dan reflek pengaliran / pelepasan ASI (let down reflex). Pengetahuan tentang reflek ini dapat membantu ibu untuk berhasil menyusui karena akan menerangkan mengapa dan bagaimana seorang ibu dapat memproduksi ASI. 2. Reflek Prolaktin : Hormon perangsang produksi ASI Kelenjar hipofise bagian depan yang berada di dasar otak menghasilkan hormon prolaktin. Prolaktin akan merangsang kelenjar payudara untuk

memproduksi ASI. Prolaktin ini akan keluar kalau terjadi pengosongan ASI dari gudang ASI.Makin banyak ASI dikeluarkan atau dikosongkan dari payudara maka akan semakin banyak ASI akan diproduksi. Bila bayi menghisap ASI maka ASI akan dikeluarkan dari gudang ASI. Proses pengosapan ini akan merangsang ujung saraf di sekitar payudara. Selanjutnya, saraf ini akan membawa pesan ke bagian depan kelenjar hipofise untuk memproduksi prolaktin. Prolaktin kemudian akan

15

dialirkan oleh darah ke kelenjar payudara guna merangsang pembuatan ASI. Jadi pengosongan gudang ASI merupakan perangsang diproduksinya ASI. Kejadian dari perangsang payudara sampai pembuatan ASI disebut reflek pembentukan / produksi ASI atau reflek prolaktin. Fungsi lain dari prolaktin yang juga penting adalah menekan fungsi indung telur (ovarium). Efek penekanan ini pada ibu yang menyusui secara eksklusif adalah memperlambat kembalinya fungsi kesuburan dan haid. Dengan kata lain, memberikan ASI Eksklusif dapat menjarangkan kehamilan

Gambar 2 : Reflek Prolaktin

16

3. Reflek Oksitosin Adalah Hormon yang mengeluarkan ASI, hormon kasih saying setelah

diproduksi oleh pabrik susu, ASI akan dikeluarkan dari pabrik susu dan dialirkan ke gudang susu. Pengeluaran ASI ini terjadi karena sel otot halus disekitar kelenjar payudara mengerut sehingga memeras ASI keluar. Yang membuat otot-otot itu mengerut adalah suatu horman yang dinamakan Oksitosin. Banyak wanita merasakan payudaranya terperas saat mulai menyusui. Hal ini menjelaskan bahwa ASI mulai mengalir dari pabrik susu ke gudang susu. Hormon Oksitosin berasal dari belakang kelenjar hipofisa. Seperti halnya prolaktin, oksitosin juga dihasilkan bila ujung saraf sekitar payudara dirangsang oleh isapan. Oksitosin masuk kedalam darah menuju payudara. Kejadian ini disebut refleks pengeluaran ASI atau pengeluaaran oksitosin (let down refleks). Bayi tidak akan mendapatkan ASI cukup bila hanya mengandalkan refleks pembentukan ASI atau refleks prolaktine saja, tetapi harus dibantu refleks oksitosin. Bila refleks ini tidak bekerja maka bayi tidak akan mendapatkan ASI yang memadai, walaupun produksi ASI cukup. Oksitosin berperan juga memacu kontraksi otot rahim, sehingga mempercepat keluarnya placenta dan mengurangi perdarahan setelah persalinan. Let down refleks dipengaruhi oleh pikiran, perasaan, dan sensasi seorang ibu, perasaan ibu dapat meningkatkan dan juga menghambat pengeluaran oksitosi.

17

Menurut Depkes RI, beberapa tanda adanya refleks oksitosin: a. Rasa diperas atau tingling pada payudara sebelum dan selama menyusui b. ASI keluar bila ibu memikirkan bayinya atau mendengar tangisannya. c. ASI menetes pada payudara yang lain bila bayi menetek. d. Rasa sakit karena kontraksi rahim, kadang-kadag disertai dengan keluarnya darah waktu menyusui e. Isapan pelan dan dalam serta menelan menunjukkan ASI mengalir ke dalam mulut bayi.

H. Yang dapat meningkatkan pengeluaran ASI 1.Bila melihat bayi 2.Memikirkan bayinya dengan penuh kasih sayang 3.Mendengarkan bayinya menangis

I. Yang dapat menghambat pengeluaran ASI Semua pikiran negative akan menghambat refleks oksitosin adalah: 1.Ibu yang sedang bingung atau pikirannya sedang kacau 2.Apabila ibu kawatir atau takut ASInya tidak cukup 3.Apabila seorang ibu merasakan kesakitan, terutama saat menyusui 4.Apabila ibu merasa sedih, cemas, marah, atau kesal 5.Apa bila ibu malu menyusui

18

J. Manfaat ASI Eksklusif 1. Manfaat pemberian ASI bagi bayi : Setiap mamalia secara alamiah dipersiapkan untuk mempunyai sepasang atau lebih kelenjar air susu. Pada saat melahirkan, kelenjar ini akan memproduksi air susu khusus untuk makanan bayinya. ASI secara khusus disesuaikan untuk bayinya. Komposisi ASI berbeda-beda dari hari ke hari. ASI yang keluar pada saat kelahiran sampai hari ke 4 atau ke 7 (kolostrum), berbeda dengan ASI transisi jaga berbeda dengan ASI matur. ASI yang keluar pada menit menit pertama menyusui disebut foremilk, sedangkan ASI yang keluar pada saat akhir menyusui disebut hindmilk. ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi pertumbuhan bayi. yang ASI seimbang adalah dan disesuaikan tunggal dengan kebutuhan

makanan

akan

cukup memenuhi

kebutuhan tunbuh bayi normal sampai usia 6 bulan. Setelah usia 6 bulan, bayi harus mulai diberi makanan padat, tetapi ASI dapat diteruskan sampai usia 2 tahun atau lebih. 2. Manfaat pemberian ASI bagi ibu : 1) Mengurangi perdarahan setelah melahirkan Apabila bayi disusui segera setelah dilahirkan maka kemungkinan terjadinya perdarahan setelah melahirkan akan berkurang, karena pada ibu menyusui terjadi peningkatan kadar oksitosin yang berguna juga untuk kontraksi/penutupan pembuluh darah sehinggaperdarahan akan lebih cepat berhenti. Hal ini akan menurunkan angka kematian ibu yang melahirkan.

19

2) Mengurangi terjadinya anemia Mengurangi kemungkinan terjadinya kekurangan darah atau anemia karena kekurangan zat besi. Menyusui mengurangi perdarahan. 3) Menjarangkan kehamilan Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman, murah, dan cukup

berhasil. Selama ibu memberi ASI eksklusif dan belum haid,98% tidak akan hamil pada 6 bulan pertama setelah melahirkan dan 96% akan hamil sampai bayi berusia 12 bulan 4) Mengecilkan rahim Kadar oksitosin ibu menyusui yang meningkat akan sangat membantu rahim kembali ke ukuran sebelum hamil. Proses pengecilan ini akan lebih cepat dibanding pada ibu yang tidak menyusui. 5) Lebih cepat langsing kembali Oleh karena menyusui memerlukan energi maka tubuh akan

mengambilnya dari lemak yang tertimbun selama hamil. Dengan demikian berat badan ibu yang menyusui akan cepat kembali ke berat badan sebelum hamil. 6) Mengurangi kemungkinan menderita kanker Pada ibu yang memberikan ASI eksklusif, kemungkinan menderita kanker payudara dan indung telur berkurang. Beberapa penelitian

menunjukkan menyusui akan mengurangi kemungkinan terjadinya kanker payudara. Pada umumnya bila semua wanita dapat melanjutkan menyusui sampai

20

bayi berumur 2 tahun atau lebih, diduga angka kejadian kanker payudara akan berkurang sampai sekitar 25%. 7) Lebih ekonomis/murah Dengan memberi ASI berarti menghemat pengeluaran untuk susu formula, menyusui, dan persiapan pembuatan minum susu formula. Selain itu,

pemberian ASI juga menghemat pengeluaran untuk berobat bayi, misalnya biaya jasa dokter, biaya pembelian obat - obatan, bahkan mungkin biaya perawatan di rumah sakit. 8) Tidak merepotkan dan hemat waktu ASI dapat segera diberikan pada bayi tanpa harus menyiapkan atau memasak air, juga tanpa harus mencuci botol, dan tanpa menunggu agar susu tidak terlalu panas. Pemberian susu botol akan lebih merepotkan terutama pada malam hari. Apalagi kalau persediaan susu habis pada malam hari maka kita harus repot mencarinya. 9) Portabel dan praktis Mudah dibawa kemana mana (portable), sehingga bepergian tidak perlu membawa berbagai alat untuk minum susu formula dan tidak perlu

membawa alat listrik untuk memasak atau menghangatkan susu. Air susu ibu dapat dfiberikan dimana saja dan kapan saja dalam keadaan siap dimakan / minum, serta dalam suhu yang selalu tepat. 10) Memberikan kepuasan bagi ibu Ibu yang berhasil memberikan ASI eksklusif akan merasakan kepuasan, kebanggaan, dan kebahagiaan yang mendalam.

21

3. Manfaat ASI bagi negara Pemberian ASI eksklusif akan menghemat pengeluaran negara yaitu penghematan devisa untuk pembelian susu formula, perlengkapan menyusui, penghematan untuk biaya sakit terutama muntah mencret dan sakit saluran nafas, penghematan obatobatan, tenaga, dan saranakesehatan.Menciptakan generasi

penerus bangsa yang tangguh dan berkualitas untuk membangun negara, langkah awal untuk mengurangi bahkan menghindari kemungkinan terjadinya generasi yang hilang khususnya bagi indonesia.

K. Posisi dan Teknik Menyusui yang benar Walaupun menyusui merupakan proses yang alamiah tetapi tetap saja memerlukan persiapan dan keterampilan untuk mencegah timbulnya berbagai masalah menyusui dikemudian hari. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat menyusui, yaitu : 1. Posisi menyusui menurut Depkes RI yang baik dan benar yaitu: 1) Ibu harus duduk atau berbaring dengan santai 2) Memegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala 3) Memutar seluruh badan bayi sehingga menghadap ke ibu 4) Merapatkan dada bayi dengan dada ibu/bagian bawah payudara ibu 5) Menempelkan dagu bayi pada payudara ibu 6) Dengan posisi seperti ini maka telinga bayi akan berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi.

22

7) Menjauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu bagian dalam

2. Posisi mulut bayi dan puting susu ibu 1) Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang dibawah (bentuk C) atau dengan menjepit payudara dengan jari 2) Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting reflex) dengan cara menyentuh sisi mulut bayi dengan puting susu 3) Menunggu sampai bayi bereaksi dengan membuka mulutnya lebar dan lidah ke bawah 4) Dengan cepat mendekatkan bayi ke payudara ibu dengan cara menekan bahu belakang bayi bukan bagian belakang kepala 5) Memposisikan puting susu diatas bibir atas bayi dan berhadap - hadapan dengan hidung bayi 6) Kemudian memasukkan puting susu ibu menelusuri langit-langit mulut bayi 7) Mengusahakan sebagian areola masuk ke mulut bayi sehingga bayi dapat menghisap secara maksimal 8) Lidah bayi akan menekan dinding bawah payudara dengan gerakan memerah sehingga ASI akan keluar dari sinus lactiferus yang terletak di bawah areola 9) Setelah bayi menyusu atau menghisap payudara dengan baik, payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi 10) Dianjurkan tangan ibu yang bebas dipergunakan untuk mengelus-elus bayi

23

3. Macam macam posisi menyusui 1) Menggendong dengan topangan menyilang Jika menyusui pada payudara kanan maka tangan kanan memegang payudara sedangkan tangan kiri menopang badan bayi, dan sebaliknya. Posisi ini ideal untukmemantapkan menyusui dan memiliki kendali yang lebih besar terhadap bayi, cara ini berguna untuk bayi baru lahir dan bayi sakit. 2) Gendongan football Jika menyusui pada payudara kanan maka tangan kanan yang menopang badan bayi, pegang kepala bayi dengan telapak tangan dan tempatkan tubuh dan kaki bayi di bawah lengan dari sisi yang sama dari payudara. Posisi ini ideal untuk persalinan dengan operasi caesar, bayi kembar, dan bagi ibu yang memiliki payudara besar. 3) Gendongan biasa Jika menyusui pada payudara kanan maka tangan kanan yang menopang badan bayi dengan lekukan lengannya dan tangan satunya memegang

payudara. Posisi ini biasanya digunakan pada bayi yang sudah lebih besar. 4) Posisi berbaring miring Posisi ini paling cocok untuk menyusui pada malam hari dan setelah persalinan dengan operasi caesar.

24

4. Teknik menyusui yang benar Seorang ibu dengan bayi pertamanya, mungkin akan mengalami berbagai masalah, hanya karena tidak tahu cara-cara sebenarnya yang sederhana, seperti cara meletakkan bayi pada payudara ketikamenyusui, Keadaan ketika bayi walau sudah dapat menghisap tetapi mengakibatkan puting terasa nyeri, dan masih banyak lagi masaalah yang lain. 5. Untuk mencapai keberhasilan menyusui diperlukan pengetahuan mengenai teknik-teknik yang benar : 1) Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada putting susu dan sekitar areola. Cara ini mempunyai manfaat sebagai disinfektan dan menjaga kelembaban putting susu. 2) Bayi diletakkan menghadap perut ibu / payudara dengan posisi yang benar 3) Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari lain menopang di bawah 4) Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflex) dengan cara menyentuh pipi bayi dengan putting susu,menyenyuh sisi mulut bayi dengan putting susu. 5) Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu lalu putting serta areola dimasukkan ke mulut bayi. 6) Setalah menyusui pada satu payudara sampai kosong, sebaiknya ganti payudara yang lain. Cara melepas isapan bayi yaitu jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi ditekan ke bawah.

25

7) Setelah selesai menyusui, ASI dukeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada putting susu dan sekitar areola, biarkan kering dengan sendirinya, 8) Menyendawakan bayi, tujuannya adalah mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak muntah (gumoh) setelah menyusu, dengan cara bayi digendong tegak bersandar pada bahu ibu kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan atau dengan cara bayi ditidurkan tengkurap di pangkuan ibu, kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan. 6. Cara pengamatan teknik menyusui yang benar Teknik menyusui yang tidak benar dapat mengakibatkan putting susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI. Untuk mengetahui bayi menyusu dengan teknik yang benar, dapat dilihat dengan cara : 1) Bayi tampak tenang 2) Badan bayi menempel pada perut ibu 3) Mulut bayi terbuka lebar 4) Dagu menempel pada payudara ibu 5) Sebagian besar areola masuk ke dalam mulut bayi 6) Bayi tampak menghisap kuat dengan irama perlahan 7) Putting susu ibu tidak terasa nyeri 8) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus 9) Kepala bayi tidak menengadah

10) Sebagian besar areola tidak tampak 11) Terkadang terdengar suara bayi menelan 12) Putting susu tidak terasa sakit atau lecet

26

7. Lama dan frekwensi menyusui Sebaiknya menentukan menyusui tanpa dijadwal (on demand) karena bayi akan

sendiri kebutuhannya. Bayi

yang

sehat dapat

mengosongkan

satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya bayi akan menyusu dengan jadwal yang tidak teratur dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1-2 minggu kemudian.

L. Gangguan laktasi dan penanganannya Meskipun menyusui merupakan proses alamiah, namun beberapa kendala atau gangguan dalam laktasi masih sering dialami oleh ibu menyusui sehingga memerlukan penanganan yang tepat agar pemberian ASI dapat mencukupi kebutuhan gizi bayi untuk tumbuh kembang normal. Masalah menyusui dapat terjadi baik dari faktor ibu maupun bayi. Masalah laktasi atau menyusui dari faktor ibu diantaranya, antara lain : 1. Putting susu lecet Puting susu dapat mengalami lecet, retak atau berbentuk celah-celah. Biasanya keadaan ini dapat hilang dengan sendirinya, jika ibu nyeri atau lecet lakukan cara berikut untuk mengatasinya : 1) Mengolesi putting susu dengan ASI setiap sebelum dan sesudah menyusui. Hal ini untuk mempercepat sembuhnya lecet dan menghilangkan rasa perih. 2) Mengenakan BH yang tidak terlalu ketat.

27

3) Tidak membersihkan putting susu dan daerah areola dengan sabun, alkohol, dan obat-obatan yang merangsang kulit / putting susu. 4) Posisi menyusui sebaiknya bervariasi. Jika selalu menyusu dengan posisi yang sama dapat membuat trauma yang terus menerus di tempat yang sama sehingga memudahkan terjadinya luka lecet. Mulai menyusukan dari putting yang sehat, menyusukan sering dan singkat, betulkan teknik menyusui. 5) Melepaskan isapan setelah selesai menyusui dengan benar, yaitu dengan menekan dagu bayi / meletakkan jari kelingking ibu ke sudut mulut bayi dan menekannya sampai lepas dari payudara. 2. Payudara bengkak Payudara bengkak terjadi karena hambatan aliran darah vena atau saluran kelenjar getah bening akibat ASI terkumpul dalam payudara.Kejadian ini timbul karena

produksi susu yang berlebihan, sementara kebutuhan bayi pada hari-hari pertama setelah lahir masih sedikit. Selain itu dapat terjadi karena bayi menyusu secara terjadwal, bayi yang tidak menyusu dengan kuat, posisi menyusu yang salah, atau karena putting susu langkah-langkah berikut : 1) Mengompres payudara dengan handuk hangat, lalu massage kearah putting sehingga payudara teraba lebih lemas dan ASI dapat keluar melalui putting 2) Menyusukan bayi tanpa dijadwal sampai payudara terasa kosong. 3) Mengurut payudara mulai dari tengah, lalu kedua telapak tangan ke samping, ke bawah dengan sedikit tekanan ke atas dan lepaskan dengan tiba-tiba. Menyusukan bayi lebih sering, demikian juga pada malam hari, meskipun bayi harus dibangunkan. datar atau terbenam, untuk mengatasinya lakukan

28

M. Mastitis Mastitis adalah peradangan pada payudara. Bagian yang terkena menjadi merah, bengkak, nyeri dan panas. Suhu tubuh ibu meningkat, kadang-kadang disertai menggigil. Biasanya kejadian ini terjadi pada masa 1-3 minggu setelah melahirkan akibat saluran susu tersumbat dan tidak segera diatasi. Cara

mengatasinya adalah dengan berkonsultasi pada dokter untuk mendapat terapi antibiotic dan obat penghilang rasa sakit selama pengobatan, ibu harus cukup istirahat dan banyak minum. Dalam keadaan ini, ibu dapat tetap menyusui bayinya.

N. Sindrom ASI kurang Ibu sering mengeluh bahw ASInya kurang atau tidak mencukupi kebutuhan bayi. Umumnya, keluhan ini timbul karena kurangnya informasi dan

pengetahuan tentang apa yang sebenarnya terjadi. Jika keluhan - keluhan seperti di atas, perlu dilakukan evaluasi apakah benar produksi ASI kurang. Ada kemungkinan ASI berkurang karena ibu merokok, melakukan diet untuk mengurangi berat badan, menggunakan cara KB hormonal, menyusui dalam keadaan kecemasan atau tidak nyaman, susu formula kurang pada istirahat, atau ibu telah semua

memberikan

tambahan

bayinya.

Tentunya

kemungkinan tersebut perlu di hindari. Pemecahannya adalah : 1. Mengatakan kepada ibu bahwa semakin sering ia meneteki, semakin banyak air susu di produksi.

29

2. Menetekan bayi setiap minta, jangan biarkan lebih dari 4 jam tanpa meneteki, sampai payudara kosong. Berikan ASI dari kedua payudara. 3. Menghindari pemberian makanan atau minuman selain ASI

O. Ibu sakit Pada umumnya, ibu sakit masih tetap dapat menyusui bayinya karena bayi telah dihadapkan pada penyakit ibu sebelum gejala timbul dan dirasakan oleh ibu. Disamping itu, antibody ibu yang diterima bayi melalui ASIakan melindungi bayi dari penyakit.

P. Ibu yang bekerja Seringkali alasan pekerjaan membuat seorang ibu berhenti menyusui, sebenarnya ada beberapa cara yang dapat di anjurkan pada ibu menyusui yang bekerja : 1. Menyusui bayi sebelum ibu bekerja 2. ASI dikeluarkan untuk persediaan di rumah sebelum berangkat bekerja. 3. Pengosongan payudara di tempat bekerja, setiap 3 4 jam. 4. ASI dapat disimpan di lemari pendingin dan dapat diberikan pada bayi saat ibu bekerja. 5. Pada saat ibu di rumah, sesering mungkin bayi disusui

30

Q. Masalah laktasi dari faktor bayi 1. Bayi bingung putting Bayi bingung putting (nipple confusion) yaitu suatu keadaan bayi yang terjadi karena diberi susu formula dalam botol bergantian dengan menyusu pada ibu. Peristiwa ini terjadi karena proses menyusu pada putting susu ibu berbeda dengan menyusu pada botol. Menyusu pada putting memerlukan kerja otot-otot pipi, gusi, langit-langit dan lidah, sebaliknya menyusu pada botol bayi secara pasif dapat memperoleh air susu buatan, karena lubang yang terdapat pada dot. Berikut tanda-tanda bayi bingung putting : a. Bayi mengisap putting seperti mengisap dot. b. Menghisap secara terputus-putus dan sebentar-sebentar. c. Bayi menolak menyusu Untuk mencegah bayi bingung putting lakukan langkah-langkah : a. Jangan mudah menggunakan susu formula tanpa indikasi yang kuat. b. Apabila terpaksa harus memberikan susu formula, berikan dengan sendok,

jangan sekali-kali menggunakan botol atau bahkan diberi kempeng. 2. Bayi sering menangis Menangis merupakan cara bayi berkomunikasi sehingga jika seorang bayi menangis pasti ada sebabnya dan perlu ditolong. Oleh karena itu perlu dicari penyebabnya. Mungkin karena lapar, takut, kesepian, bosan, popok basah atau kotor atau sakit. Jika kondisi ini terjadi segera ambil tindakan yang tepat. Delapan puluh persen dari penyebab tersebut dapat ditanggulangi dengan cara

31

menyusui

bayi

dengan

teknik

yang

benar sampai

tangis

bayi

dapat

dihentikan. Gendong bayi, mungkin perlu perhatian, teteki bayi, beberapa bayi membutuhkan lebih banyak minum dari pada yang lainnya.

R. ASI Eksklusif 1. Pengertian ASI eksklusif atau lebih tepatnya pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpatanbahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biscuit, bubur nasi, dan tim. Pemberian ASI eksklusif ini dianjurkan untuk waktu sampai 6 bulan.Setelah bayi berumur 6 bulan, ia harus mulai diperkenalkan dengan makanan padat, sedangkan ASI dapat diberikan sampai berusia 2 tahun atau bahkan lebih. Pemberian makanan tambahan yang terlalu dini dapat mengganggu pemberian ASI eksklusif serta beresiko

membahayakan kesehatan bayi dan meningkatkan resiko terkena penyakit. Selain itu, tidak ditemukan bukti yang menyokong bahwa pemberian makanan

tambahan pada usia 4 atau 5 bulan lebih menguntungkan. Bahkan sebaliknya, hal ini akan mempunyai dampak yang negatif terhadap kesehatan bayi dan tidak ada dampak positif untuk perkembangan pertumbuhannya.

32

S. Pertumbuhan bayi yang menyusu secara eksklusif Keuntungan bayi yang disusui secara eksklusif adalah kecukupan zat gizi yang dikandung dalam ASI sehingga dapat menjamin pertumbuhan yang normal. Menyusui secara eksklusif dilakukan sampai umur 6 bulan, pada bayi cukup bulan maupun bayi premature atau berat lebih rendah. Penelitian menunjukkan bahwa kenaikan berat badan bayi yang diberi susu formula terlalu banyak, sedangkan kenaikan berat badan bayi dengan ASI eksklusif normal. ASI menghindarkan kegemukan kelak bila ia besar. ASI dapat meningkatkan IQ bayi sampai 12,9 poin. Bayi ASI eksklusif memiliki bentuk rahang dan gigi yang bagus, dan mempunyai penglihatan yang lebih baik. Alasan pemberian ASI eksklusif sampai 6 bulan ASI mengandung lebih dari 200 unsur-unsur pokok, antara lain zat putih telur, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan, hormone, enzime, zat kekebalan, dan sel darah putih. Semua zat ini terdapat secara proposional dan seimbang satu dengan yang lainnya. Cairan hidup yang mempunyai keseimbangan biokimia yang sangat tepat, yang tidak mungkin ditiru oleh buatan manusia. Komposisi ASI sesuai secara alamiah dengan kebutuhan untuk tumbuh kembang secara khusus bagi bayi. Bayi dibawah usia 6 bulan belum mempunyai enzim pencernaan yang sempurna belum mampu mencerna makanan dengan baik. ASI mengandung beberapa enzim yang memudahkan pemecahan makanan selanjutnya. Ginjal bayi masih muda belum mampu bekerja dengan baik.Makanan tambahan termasuk susu sapi biasanya mengandung banyak mineral yang dapat memberatkan fungsi ginjal bayi yang belum sempurna.

33

Makanan tambahan mungkin mengandung zat tambahan yang berbahaya bagi bayi, misalnya zat warna dan zat pengawet. Makanan tambahan bagi bayi yang belum berumur 6 bulan mungkin menimbulkan alergi. ASI sudah didisain sedemikian rupa oleh Tuhan sehingga mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, ASI juga disertai oleh zat-zat yang mengandung enzim-enzim yang berfungsi untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut. ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi. Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan antara whei dan kasein yang sesuai untuk bayi.

T. Tujuh langkah kebersihan ASI eksklusif Langkah-langkah yang terpenting dalam persiapan keberhasilan menyusui secara eksklusif adalah sebagai berikut : 1. Mempersiapkan payudara bila diperlukan. 2. Mempelajari ASI dan tata laksana menyusui. 3. Menciptakan dukungan keluarga, teman, dan sebagainya. 4. Memilih tempat melahirkan yang sayang bayi. 5. Memilih tenaga kesehatan yang mendukung pemberian ASI secara eksklusif. 6.Mencari ahli persoalan menyusui seperti Klinik laktasi. 7.Menciptakan suatu sikap yang positif tentang ASI dan menyusui.

34

U. ASI eksklusif meningkatkan kecerdasan Dengan memberikan ASI secara eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan menjamin tercapainya pengembangan kecerdasan anak secara optimal. Hal ini karena selain sebagai nutrient yang ideal. Dengan komposisi yang tepat, serta disesuaikan dengan kebutuhan bayi, ASI juga mengandung nutrient-nutrient khusus yang diperlukan otak bayi agar tumbuh optimal. Nutrient-nutrient khusus tersebut tidak terdapat atau hanya sedikit terdapat pada susu sapi. Nutrient yang diperlukan untuk pertumbuhan otak bayi yang tidak ada atau sedikit sekali terdapat pada susu sapi, antara lain :

V. Kerangka Pemikiran

Ibu menyusui

Pemberiaan ASI Ekslusif pada bayi usia 0 6 bulan

Pengetahuan tentang ASI Eksklusif : - Pengertian ASI Eksklusif - Cara pemberian ASI Eksklusif - Manfaat ASI Eksklusif - Waktu pemberian ASI Eksklusif

Bagan 1. kerangka Pemikiran

BAB III METODE PENELITIAN

1. Desain Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan pengetahuan tentang ASI Eksklusif pada ibu menyusui di UPT Puskesmas mertoyudan II

2. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukuan di wilayah kerja UPT Puskesmas Mertoyudan II Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang

3. Populasi dan Sampel 1) Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah ibu menyusui yang ada di UPT mertoyudan II pada tahun 2011 sejumlah 30 orang. Puskesmas

2) Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Total Sampling, yaitu seluruh populasi

35

36

menjadi sampel penelitian dengan mengambil kasus atau responden kebetulan dan tersedia.Dari seluruh jumlah estimasi ibu menyusui selama 1 tahun di UPT Puskesmas Mertoyudan II selama penelitian berlangsung terdapat 30 ibu menyusui Dalam penelitian ini sampel yaitu ibu menyusui yang menjalani pemeriksaan di UPT Puskesmas Mertoyudan II Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang pada tanggal 23 Agustus 2011.

4. Variable Penelitian Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi Usia 0 6 Bulan

5. Definisi operasional Pengetahuan adalah hasil tahu manusia setelah melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Dimana sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata atau telinga. Pengetahuan atau kongitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Ibu menyusui adalah Ibu yang sedang memberikan asupan ASI kepada anaknya. ASI Eksklusif atau lebih tepatnya pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa bahan makan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim. Pemberian ASI Eksklusif ini dianjurkan untuk waktu sampai 6 bulan. Setelah bayi berumur 6 bulan, ia harus mulai diperkenalkan dengan makana padat, sedangkan

37

ASI dapat diberikan sampai berusia 2 tahun atau bahkan lebih. Manfaat ASI Eksklusif bagi bayi adalah memberikan nutrisi dan meningkatkan daya tahan tubuh sedangkan manfaat bagi ibu adalah mengurangi perdarahan setelah melahirkan, mencegah animia, mengecilkan rahim, mencegah kanker, ekonomis hemat dan praktis. Waktu pemberian ASI Eksklusif pada bayi adalah tanpa dijadwalkan atau jika bayi mau.

6. Instrumen penelitian Instrumen adalah alat yang digunakan pada waktu penelitian mengunakan sesuatu metode. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa kuesioner tertutup. Responden hanya menjawab pertanyaan dengan memilih jawaban yang telah disediakan. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner (angket tertutup) dengan jawaban benar (+) dan salah (-), kuesioner terdiri dari 14 pertanyaan tertutup. Adapun setiap jawaban memiliki skor tersendiri sesuai dengan positif atau negatifnya item itu. Jawaban positif skor setiap pilihan jawaban yang benar adalah 1 dan yang salah nilainya 0, sedang kategori jawaban negatif jumlah jawaban yang benar nilainya 0 dan jawaban yang salah nilainya 1. Jawaban atas pernyataan tersebut dijumlahkan kemudian dengan menggunakan distribusi

frekuensi dibagi menjadi 3 kategori yaitu: 1.Pengetahuan Baik (76 100% jawaban benar) 2.Pengetahuan cukup (56 75 % jawaban benar)

38

3.Pengetahuan kurang (< 55 % jawaban benar)

7. Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang secara langsung didapat dari subyek penelitian. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan angket atau kuesioner dengan mengedarkan suatu daftar pertanyaan berupa formulir, diajukan secara tertulis kepada sejumlah responden untuk

mendaapatkan informasi jawaban.

8. Pengolahan Data Data yang telah terkumpul kemudian dilakukan pengolahan data secara manual melalui beberapa tahapan untuk menghasilkan data yang berguna dan benar yaitu : a. Editing yaitu dilakukan pengecekkan kelengkapan data yang telah terkumpul. Bila terdapat kekurangan daalam pengisian angket maka akan dilakukan pengurangan sampel penelitian (angket yang pengisiannya kurang atau tidak lengkap) dianggap gagal menjadi responden dalam penelitian. b. Coding (pengkodean), yaitu mengklasifikasikan data berdasarkan variabel yang diteliti dengan cara memberi kode terhadap setiap jawaban yang diberikan selanjutnya melakukan pengelompokkan data sesuai variabel yang diteliti. c. Entry (pemindahan data), yaitu kegiatan memasukkan data yang telah dilakukan coding sebelumnya memakai fasilitas komputer. d. Cleaning ( pembersihan ) merupakan pengecekan kembali data yang sudah dimasukkan, dilakukan bila terdapat kesalahan dalam memasukkan data.

39

9. Analisis data Data yang diperoleh, dianalisis dengan cara univariat, yang

Menggambarkan karakteristik ibu menyusui dengan pengetahuan tentang ASI Eksklusif melalui table distribusi frekuensi.Sedangkan prosentase untuk karakteristik mengunakan rumus : P = F N X 100%

P F N

: Prosentase : Frekuensi : Jumlah Responden 100% : Bilangan tetap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil angket yang dibagikan pada responden pada tanggal 23 Agustus 2011 di UPT Puskesmas Mertoyudan II Kec. Mertoyudan Kab. Magelang tentang tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang ASI Eksklusif akan diuraikan dalam bab ini. A. Hasil Penelitian 1. Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui tentang ASI Eksklusif meliputi Pengertian, Cara, Manfaat dan Waktu Pemberian a. Pengetahuan Ibu Menyusui tentang Pengertian ASI Eksklusif Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 30 responden tentang pengertian ASI Eksklusif dapat dideskripsikan dalam tabel berikut: Tabel 4.1 Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui tentang Pengertian ASI Eksklusif di UPT
Puskesmas Mertoyudan II Kec. Mertoyudan Kab. Magelang Tahun 2011 Tingkat Pengetahuan Baik Cukup Kurang Jumlah Frekuensi 12 8 10 30 Prosentase 40 % 27 % 33 % 100 %

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa pengetahuan ibu Menyusui tentang pengertian ASI Eksklusif diperoleh responden dengan pengetahuan baik adalah 12 responden (40 %), yang memiliki pengetahuan cukup 8 responden (27 %), sedangkan yang berpengetahuan kurang 10 responden (33 %).

40

41

b. Pengetahuan Ibu Menyusui tentang Cara Pemberian ASI Eksklusif Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 30 responden tentang cara pemberian ASI Eksklusif dapat dideskripsikan dalam tabel berikut: Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui tentang Cara Pemberian ASI Eksklusif di
UPT Puskesmas Mertoyudan II Kec. Mertoyudan Kab. Magelang Tahun 2011 Tingkat Pengetahuan Baik Cukup Kurang Jumlah Frekuensi 3 14 13 30 Prosentase 10 % 47 % 43 % 100 %

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa pengetahuan ibu Menyusui tentang cara pemberian ASI Eksklusif diperoleh responden dengan

pengetahuan baik adalah 3 responden (10 %), yang memiliki pengetahuan cukup 14 responden (47 %), sedangkan yang berpengetahuan kurang 13 responden (43 %). c. Pengetahuan Ibu Menyusui tentang Manfaat Pemberian ASI Eksklusif Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 30 responden tentang manfaat pemberian ASI Eksklusif dapat dideskripsikan dalam tabel berikut: Tabel 4.3 Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui tentang Manfaat ASI Eksklusif di UPT
Puskesmas Mertoyudan II Kec. Mertoyudan Kab. Magelang Tahun 2011 Tingkat Pengetahuan Baik Cukup Kurang Jumlah Frekuensi 3 9 18 30 Prosentase 10 % 30 % 60 % 100 %

42

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa pengetahuan ibu Menyusui tentang manfaat pemberian ASI Eksklusif diperoleh responden dengan pengetahuan baik adalah 3 responden (10 %), yang memiliki pengetahuan cukup 9 responden (30 %), sedangkan yang berpengetahuan kurang 18 responden (60 %). d. Pengetahuan Ibu Menyusui tentang Waktu Pemberian ASI Eksklusif Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 30 responden tentang waktu pemberian ASI Eksklusif dapat dideskripsikan dalam tabel berikut: Tabel 4.4 Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui tentang Jadwal Pemberian ASI Eksklusif
di UPT Puskesmas Mertoyudan II Kec. Mertoyudan Kab. Magelang Tahun 2011 Tingkat Pengetahuan Baik Cukup Kurang Jumlah Frekuensi 3 5 22 30 Prosentase 10 % 17 % 73 % 100 %

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa pengetahuan ibu Menyusui tentang waktu pemberian ASI Eksklusif diperoleh responden dengan

pengetahuan baik adalah 3 responden (10 %), yang memiliki pengetahuan cukup 5 responden (17 %), sedangkan yang berpengetahuan kurang 22 responden (73 %).

43

e.Tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0 6 bulan di UPT Puskesmas Mertoyudan II Kec. Mertoyudan Kab. Magelang Tahun 2011. Berdasarkan jumlah hasil penelitian yang dilakukan pada 30 responden tentang tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0 6 di UPT Puskesmas Mertoyudan II Kec. Mertoyudan Kab. Magelang Tahun 2011 dapat dideskripsikan dalam tabel berikut: Table 4.5 Tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang ASI Eksklusif pada bayi 0 - 6 bulan di UPT Puskesmas Mertoyudan II Kec. Mertoyudan Kab. Magelang Tahun 2011
No 1 2 3 4 5 Sub Variable Pengertian ASI Eksklusif Pemberian ASI Eksklusif Manfaat ASI Eksklusif Waktu pemberian ASI Eksklusif Total Jumlah 122 50 45 41 258 Mean 4,1 1,7 1,5 1,5 8.8 Presentase (%) 82% 56% 50% 45% 58,25% Kategori Baik Cukup Kurang Kurang Cukup

B. Pembahasan 1. Pengetahuan Ibu Menyusui tentang Pengertian ASI Eksklusif Hasil penelitian pengetahuan ibu Menyusui tentang pengertian ASI Eksklusif diperoleh diperoleh responden dengan pengetahuan baik adalah 12 responden (40 %), yang memiliki pengetahuan cukup 8 responden (27 %), sedangkan yang berpengetahuan kurang 10 responden (33 %). Hal ini tidak sesuai dengan teori bertambahnya tingkat pengetahuan adalah kita harus Tahu (know) yang diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, contohnya dapat menyebutkan pengertian ASI eksklusif. Akan tetapi tingkat kesadaran bahwa pemberian ASI sangat

44

penting bagi bayinya maka rata-rata ibu memiliki pengetahuan yang baik tentang pengertian ASI Eksklusif. Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan adalah sumber informasi yaitu Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Bila seseorang banyak

memperoleh informasi maka ia cendrung mempunyai pengetahuan yang lebih luas. Walaupun ada responden yang berpendidikan SD dan tidak tamat sekolah tetapi mereka tahu pentingnya ASI Eksklusif melalui media baik media massa maupun elektronik sehingga responden dapat memperoleh pengetahuan

(Notoatmodjo). 2. Pengetahuan Ibu Menyusui tentang Cara Pemberian ASI Eksklusif Hasil penelitian pengetahuan ibu Menyusui tentang manfaat ASI

Eksklusif diperoleh responden dengan pengetahuan baik adalah 3 responden (10 %), yang memiliki pengetahuan cukup 14 responden (47 %), sedangkan yang berpengetahuan kurang 13 responden (43 %). Hal ini sesuai dengan teori bahwa tahap kedua tentang tingkatan pengetahuan adalah memahami (comprehension) yang diartikan sebagai

kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Misalnya dapat menjelaskan cara pemberian ASI eksklusif. Dengan tingkat pemahaman yang baik tentang ASI eksklusif maka pengetahuan ibu tentang cara pemberian ASI eksklusif rata-rata memiliki pengetahuan cukup (Notoatmodjo).

45

3. Pengetahuan Ibu Hamil tentang Manfaat Pemberian ASI Eksklusif Hasil penelitian pengetahuan ibu tentang jadwal pemberian ASI

Eksklusif diperoleh responden dengan pengetahuan baik adalah 3 responden (10 %), yang memiliki pengetahuan cukup 9 responden (30 %), sedangkan yang berpengetahuan kurang 18 responden (60 %). Hal ini sesuai dengan tidak teori bahwa tahap kedua tentang tingkatan pengetahuan adalah memahami (comprehension) yang diartikan sebagai

kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Misalnya dapat menjelaskan manfaat pemberian ASI eksklusif. Walaupun tingkat pemahaman yang baik tentang ASI eksklusif namun secara ilmiah ibu masih banyak

yang belum memahami tentang manfaat pemberian ASI eksklusif maka pengetahuan ibu tentang manfaat pemberian ASI eksklusif rata-rata memiliki pengetahuan kurang (Notoatmodjo). 4. Pengetahuan Ibu Menyusui tentang Waktu Pemberian ASI Eksklusif Hasil penelitian pengetahuan ibu menyusui tentang jadwal pemberian ASI Eksklusif diperoleh responden dengan pengetahuan baik adalah 3

responden (10 %), yang memiliki pengetahuan cukup 5 responden (17 %), sedangkan yang berpengetahuan kurang 22 responden (73 %). Hal ini tidak sesuai dengan teori bahwa tahap ketiga tentang tingkatan pengetahuan adalah aplikasi (Application) yang diartikan sebagai kemampuan untuk menguraikan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi

sebenarnya. Disini dapat diartikan sebagai aplikasi dalam penggunaan metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain, misalnya waktu

46

pemberian ASI eksklusif. Dikarenakan kesibukan, kebiasaan yang umum di masyarakat sehingga ibu menyusui selain memberikan ASI juga memberikan makanan tambahan sebelum bayinya berusia 6 bulan maka pengetahuan ibu tentang waktu pemberian ASI eksklusif rata-rata memiliki pengetahuan kurang (Notoatmodjo).

C. Keterbatasan Penelitian 1. Keterbatasan Peneliti. Peneliti baru melakukan penelitian pertama kali sehingga pelaksanaan dan penyusunan hasil penelitian masih jauh dari sempurna, disamping itu dasar penguasaan penelitian yang dimiliki oleh peneliti juga masih kurang. 2. Keterbatasan Metode Penelitian Penelitian ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang pemberian ASI Eksklusif usia 0 6 bulan, karena keterbatasan dalam dasar penguasaan penelitian peneliti merasa keterbatasan dalam menggunakan metode deskriptif . 3. Keterbatasan Kuesioner Kuesioner dalam penelitian ini tidak diadakan validitas statistik karena peneliti hanya menggunakan penelitian deskriptif saja.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan Hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu menyusui tentang ASI Ekslusif di UPT Puskesmas Mertoyudan II Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang Tahun 2011, maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ibu menyusui tentang pengertian ASI Eksklusif dikategorikan cukup yaitu sebanyak 12 reponden (40 %), tentang cara pemberian ASI Eksklusif dikategorikan cukup yaitu sebanyak 14

reponden (47 %), tentang manfaat pemberian ASI Eksklusif dikategorikan kurang yaitu sebanyak 18 reponden (60%) dan tentang waktu pemberian ASI Eksklusif dikategorikan kurang yaitu sebanyak 22 responden (73%) dari 30 responden (100%).

2. Saran a. Puskesmas Mertoyudan II Kec. Mertoyudan Kab. Magelang Bagi tenaga kesehatan diharapkan agar dapat memberikan informasi tentang ASI Eksklusif dengan cara memberikan pendkes dan konseling terhadap ibu menyusui dan ibu hamil. Hal ini bermanfaat untuk meningkatkan cakupan ASI Eksklusif di Puskesmas Mertoyudan II khususnya di Kec. Mertoyudan yang masih jauh dari target. b. Bagi Institusi Pendidikan Agar para Mahasiswa Diploma III Keperawatan supaya terampil dalam memberikan informasi dan pendidikan kesehatan tentang ASI Eksklusif kepada ibu menyusui terutama manfaat kolostrum. Pengertian dan informasi yang baik dapat memberikan motivasi kepada ibu menyusui dalam memberikan ASI secara eksklusif terhadap bayinya kelak.

47

DAFTAR PUSTAKA

Anidar. 2008. Manfaat dan Keunggulan ASI. Asuhan Persalinan Normal & Insiasi Menyusui Dini Buku Acuan,-Ed.3(Revisi) Jakarta: Jaringan Pelatihan Klinik, 2007 Azwar. A, 2003. Pelaksanaan Pemberian ASI Eksklusif di Indonesia. Jakarta:Warta Kesehatan Masyarakat . Arief Tq, Mochammad. 2008.Pengantar Metodologi Penelitian Untuk Ilmu Kesehatan. Surakarta: UNS Press Depkes RI, 2001. Memberi ASI adalah hak azazi ibu. Jakarta. Available online: www.asiku.wordpress.com. 18 April 2009 DEPKES RI. 2003. Modal dasar pembentukan manusia berkualitas. Available online : www.depkes.go.id/berita. 20 Maret 2009 DEPKES RI. 2006. Promosi pemberian ASI masih terkendala.Availabel online: www.depkes.go.id. 20 Maret 2009.

Purwanti, Sri Hubertin. 2004. Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Jakarta: EGC. Roesli, Utami. 2005. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya. Suharyono ,1992 . Air Susu Ibu. Yayasan Essentia Medika, Yogyakarta. Sumber Cairan Yang Dibutuhkan Bayi Usia Dini. Available online: www.gizi.net 25 Maret 2009.

Utami Roesli. 2000. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: PT Elex Komputindo WHO/UNICEF, Breast fending Promotion and suport,2005. Pedoman menyusui.

I. KUESIONER PENELITIAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG AIR SUSU IBU EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0 6 BULAN DI UPT PUSKESMAS MERTOYUDAN KECAMATAN MERTOYUDAN KABUPATEN MAGELANG

Disusun oleh : Muhammad Nasirul Karim 200815980

AKADEMI KEPERAWATAN KARYA BHAKTI NUSANTARA MAGELANG TAHUN 2011

Lampiran 1 II. LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada Yth: Calon Responden Penelitian Di UPT PUSKESMAS Mertoyudan II Kec. Mertoyudan Kab. Magelang Dengan hormat, Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama Jabatan NIM : Muhammad Nasirul Karim : Mahasiswa AKPER Karya Bhakti Nusantara Magelang : 200815980

Sedang melakukan penelitian dengan judul TINGKAT PENGETAHUAN


IBU MENYUSUI TENTANG ASI EKSKLUSIF PADA BAYI UASI 0 6 BULAN DI UPT PUSKESMAS MERTOYUDAN KEC. MERTOYUDAN KAB. MAGELANG

Penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi saudara sebagai responden, kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Diharapkan saudara menjawab dengan jawaban yang jujur tanpa menutupi hal yang sebenarnya. Jika saudara tidak bersedia menjadi responden maka tidak ada ancaman bagi saudara. Dan jika saudara telah menjadi responden dan terjadi hal-hal yang memungkinkan untuk mengundurkan diri, maka saudara diperbolehkan mengundurkan diri untuk tidak ikut dalam penelitian ini. Apabila saudara menyetujui, maka saya mohon kesediaannya untuk menandatangani persetujuan dan menjawab pertanyaan pertanyaan yang saya buat. Atas perhatian dan kesediaan saudara sebagai responden, saya ucapkan terima kasih. Peneliti

Muhammad Nasirul Karim

III. LAMPIRAN 2 IV. V. LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Yang bertanda tangan dibawah ini saya : Nama Alamat : .......................................................... : ..........................................................

Telah diminta untuk menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Akademi Keperawatan Karya Bhakti Nusantara Magelang yang bernama Muhammad Nasirul Karim dengan judul TINGKAT PENGETAHUAN IBU
MENYUSUI TENTANG AIR SUSU IBU EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0 6 BULAN DI UPT PUSKESMAS MERTOYUDAN KECAMATAN MERTOYUDAN KABUPATEN MAGELANG

Saya memahami bahwa dalam penelitian tidak ada unsur yang merugikan, untuk itu saya setuju dan bersedia menjadi responden dengan menandatangani persetujuan ini.

Mertoyudan, 23 Agustus 2011 Responden

( )

Lampiran 3

VI. KUESIONER PENELITIAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0 6 BULAN DI UPT PUSKESMAS MERTOYUDAN KEC. MERTOYUDAN KAB. MAGELANG

PETUNJUK PENGISIAN : 1. Bacalah pertanyaan yang ada dengan baik. 2. Pilih jawaban menurut pendapat saudara dengan memberi tanda centang () pada kolom jawaban yang terdiri dari 2 pilihan : benar ( + ) atau salah ( - ) 3. Jawaban akan dijaga kerahasiannya dan hanya akan digunakan untuk penelitian ini. 4. Mohon kuesioner ini diisi dengan sejujur-jujurnya. 5. Terima kasih atas kesediaan ibu dalam menjawab pertanyaan ini dan jika telah selesai dalam mengisi jawaban mohon dikembalikan kepada kami. A. IDENTITAS RESPONDEN : 1. No. Responden 2. Nama 3. Umur : .............................................(Diisi oleh peneliti) : .............................................(Diisi oleh peneliti) :..............................................

4. Pendidikan TIDAK SEKOLAH TAMAT SD TAMAT SLTP TAMAT SMA TAMAT UNIVERSITAS

: : : : :

............................. ............................. ............................. ............................. .............................

B. TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI PADA BAYI USIA 0 6 BULAN BENAR SALAH NO PERTANYAAN (+) (-) 1. ASI Eksklusif adalah Air Susu Ibu ( kolostrum) yang diberikan pada bayi tanpa tambahan cairan dan tanpa tambahan makanan padat 2. ASI Eksklusif diberikan sesegera mungkin setelah bayi lahir 3. ASI Eksklusif diperkenalkan sejak bayi usia 0 - 6 bulan 4. ASI Eksklusif dapat diberikan sampai usia bayi 2 tahun tanpa cairan dan makanan tambahan lain 5. ASI bukan merupakan makan utama bagi bayi dan perlu tambahan makanan lain 6. Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan ke puting 7. Posisi bayi saat akan disusui yaitu ibu duduk dan berbaring dengan santai kemudian memegang bayi pada dasar kepala 8. Cara melepas isapan saat bayi menyusu yaitu dengan cara puting susu ditarik langsung 9. Manfaat pemberian ASI Ekslusif pada bayi yaitu hanya untuk menghilangkan rasa haus saja 10. ASI dapat mempengaruhi kecerdasan, perkembangan dan pertumbuhan bayi 11. ASI tidak mengandung zat kekebalan yang akan melindungi bayi 12. Apakah pemberian ASI Eksklusif tanpa dijadwalkan ? 13. Setiap 2 jam sekali bayi harus disusui agar bayi tenang dan tidak haus atau kelaparan 14. Apabila Ibu bekerja ASI Ekslusif dapat disimpan dengan cara Air Susu Ibu diperas kemudian dimasukan didalam botol dan disimpan dikulkas

DAFTAR HADIR CALON RESPONDEN


TANDA TANGAN

NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

NAMA

ALAMAT

Lampiran 4

1. Karakteristik Responden a. Menurut Golongan Umur Grafik 1.1 Karakteristik Responden menurut Golongan Umur

UMUR
33%
19-35 thn >35 thn

67%

Dari grafik 1.1 didapatkan bahwa responden yang berumur 19 s/d 35 tahun sebanyak 20 responden (67%) sedangkan >35 tahun sebanyak 10 responden

(33%). Berarti sebagian besar responden berumur antara 19-35 tahun.

b. Menurut tingkat pendidikan Grafik 1.2 Karakteristik Responden menurut tingkat pendidikan

Pendidikan
7% 20% SD SMP SMA 73%

Dari grafik 1.2

didapatkan bahwa responden yang lulus SD sebanyak 22

responden (73%), yang lulus SMP 6 responden (20%), dan yang lulus SMA 2 responden (7%). c. Menurut jenis Pekerjaan Grafik 1.3 Karakteristik Responden menurut jenis pekerjaan

PEKERJAAN
6% 27% 67% PNS Swasta IRT

Dari grafik 1.3

didapatkan bahwa responden yang bekerja sebagai PNS

sebanyak 2 responden (6%), yang bekerja swasta sebanyak 8 responden (27%), dan yang bekerja sebagai IRT sebanyak 20 responden (67%).

You might also like