You are on page 1of 18

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Asuransi kesehatan merupakan jenis usaha jasa keuangan yang sangat kompleks yang

melibatkan tiga unsur yang tidak dapat dipisahkan yaitu peserta (enrollee/insured), pemberi pelayanan (provider) dan badan asuransi (insurer). Tuntutan utama kepada asuransi kesehatan sebagai suatu perusahaan jasa keuangan adalah efisiensi dan profit. Di sisi lain, sebagai suatu usaha dalam bidang jasa pelayanan kesehatan, menuntut art tersendiri, untuk dapat memberi kepuasan terhadap setiap individu terkait, baik peserta maupun pemberi pelayanan kesehatan. Asuransi dalam Undang-Undang No.2 Th 1992 tentang usaha perasuransian adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. PT. Asuransi Kesehatan Indonesia atau yang dikenal dengan nama PT. Askes Indonesia (Persero) adalah merupakan Badan Usaha Milik Negara yang ditugaskan khusus oleh pemerintah untuk menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun PNS dan TNI/POLRI, Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya dan Badan Usaha lainnya. PT Askes (Persero) yang mengusung visispesialis dan pusat unggulan asuransi kesehatan di Indonesia telah melayani sebagian besar rakyat Indonesia selama kurun waktu hampir 41 tahun dan akan terus berusaha memenuhi ekspektasi dari peserta dan mitra perusahaan, yang tentunya semakin hari semakin memberikan tantangan tersendiri. Baik disadari atau tidak, kita telah memasuki era globalisasi dengan segala sisi positif dan negatifnya. Aspek nyata yang ditimbulkan oleh era globalisasi ini salah satunya adalah kompetisi yang semakin tajam dan semakin berat antar pelaku bisnis dalam rangka merebut pasar atau pelanggan. Mengingat jumlah dan heterogenitas peserta Askes yang tersebar

diseluruh wilayah Indonesia, maka PT. Askes juga berusaha menjadi pusat unggulan dalam Sistem Informasi Manajemen (SIM) di bidang asuransi kesehatan, sehingga informasi dapat tersebar dengan baik dan setiap transaksi yang terjadi dapat dikomunikasikan secara serentak keseluruh kantor PT Askes (Persero). Oleh sebab itu, dalam usahanya memberikan pelayanan yang lebih baik kepada seluruh pelanggan, PT. Askes (Persero) mengembangkan bridging system antara PT. Askes dan rumah sakit-rumah sakit mitranya. Untuk menunjang SIM yang berbasis teknologi, PT Askes (Persero) memperkenalkan suatu platform bernama ASTERIX atau Askes Integrated and Responsive Information Exchange, yang bertujuan untuk memperlancar pertukaran informasi baik antara PT Askes (Persero) dengan peserta, PPK dengan peserta ataupun PPK dengan PT Askes (Persero) sebagai mitra kerja. ASTERIX diharapkan dapat mewujudkan cita-cita perusahaan yaitu memberikan pelayanan prima (service excellence) bagi peserta maupun mitra perusahaan. Dalam Surat Keputusan Direksi nomor 340/Kep/0808 disebutkan bahwa bridging sistem merupakan suatu kerjasama antara PT Askes (Persero) dengan provider (pemberi pelayanan kesehatan, instansi terkait dan perusahaan lain) yang ada didalam jaringan bisnis PT Askes (Persero). Bridging system ini mengintegrasikan antara SIM PT Askes (Persero) dengan SIM provider ,yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja, mempercepat proses klaim, mengendalikan pelayanan serta menyediakan informasi administrasi yang dibutuhkan untuk menunjang pelayanan. Dengan diterapkannya bridging system ini diharapkan kecepatan dan ketepatan pelayanan dalam antrean dan penagihan klaim bagi peserta program Askes dapat terwujud 1.2 Tujuan dan Manfaat
a. Menyampaikan informasi bagi PT. Askes dengan Rumah sakit mitranya.

1.2.1 Tujuan Umum b. Mengetahui berbagai aplikasi/ sistem komputerisasi berbasis internet yang dipakai oleh PT askes dengan RS mitranya untuk memberikan pelayanan yang lebih maju sesuai kemajuan globalisasi.
c. Mengetahui manfaat sistem aplikasi bridging, Teknologi Java, dan koneksi Virtual

Private Network (VPN) dalam memberikan pelayanan yang lebih baik. d. Mengetahui konsep/ manfaat ASTERIX

e. Memeberi penjelasan mengenai Implementasi teknologi berbasis Web Services.

f. Menjelaskan cara kerja sistem yang digunakan. 1.3 Ruang Lingkup Masalah
a.

Apa manfaat sistem Informasi Manajemen bagi PT. ASKES dengan RS mitranya. Bagaimana cara kerja sistem dari setiap aplikasi berbasis internet yang digunakan Bagaimana manfaat dari setiap sistem yang digunakan Bagaimana cara kerja sistem Bridging dalam pelayanan PT askes dengan Mitra dan Masyarakat.

b. c. d.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Sistem Informasi Manajemen Sistem adalah suatu susunan yang teratur dari kegiatan - kegiatan yang saling berkaitan prosedur yang saling berhubungan yang melaksanakan dan kegiatan utama dalam organisasi atau institusi.

dan susunan prosedur mempermudah kegiatan

Informasi adalah data yang telah diproses atau diolah sehingga memiliki arti atau manfaat yang berguna. Data adalah fakta fakta, angka-angka, atau statistik-statistik yang dari padanya dapat menghasilkan kesimpulan. Manajemen sebagai proses adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan secara bersama-sama atau melibatkan orang lain demi mencapai tujuan yang sama. Sebagai subyek adalah orang (atau orang-orang) yang melaksanakan kegiatan tersebut. Jadi Sistem Informasi Manajemen adalah prosedur pengolahan data yang dikembangkan dalam suatu system (terintegrasi) dengan maksud memberikan informasi ( yang bersifat intern dan ekstern ) kepada manajemen, sebagai dasar pengambilan keputusan. Bila digambarkan : TEKNOLOGI DATA MASUKAN PROSES KELUARAN TUJUAN PEMAKAI

MODEL

PENGENDALIAN

Gambar : Komponen yang terlibat dalam sistem.


2.2

Bridging Sistem. Menurut eBook dari wndw.net (2006) Bridge merupakan alat jaringan yang

menyambungkan dua jaringan pada lapisan sambungan data (data link layer). Sedangkan Menurut Riyadi & Chris (2010),bridge adalah metode koneksi yang menggabungkan 2 atau

lebih interface yang bertipe ethernet atau sejenisnya, seolah-olah berada dalam segmen network yang sama, dimana proses bridging pada layer data link. Menurut ebopedia.com (2010), bridge adalah: "A device that connects two local-area networks (LANs), or two segments of the same LAN that use the same protocol, such as Ethernet or Token-Ring." Bridge adalah perangkat yang dirancang untuk menghubungkan dua LAN yang memiliki protokol identik pada lapisan fisik dan data-link. Karena protokol sama maka Bridge tidak memerlukan pengelolaan sinyal yang kompleks (Akib, 2010). 2.3 Teknologi Java Sebagai sebuah bahasa pemrograman, Java dapat membuat seluruh bentuk aplikasi, desktop, web dan lainnya, sebagaimana dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman konvensional yang lain. Java adalah bahasa pemrograman yang berorientasi objek (OOP) dan dapat dijalankan pada berbagai platform sistem operasi. Perkembangan Java tidak hanya terfokus oada satu sistem operasi, tetapi dikembangkan untuk berbagai sistem operasi dan bersifat open source (Http://poss.ipb.ac.id).
2.4

Virtual Private Network (VPN) Virtual Private Netmork (VPN) merupakan sebuah koneksi virtual yang bersifat private

dimana tidak semua orang bisa mengaksesnya. Jaringan ini tidak ada secara fisik melainkan berupa jaringan virtual. VPN Menghubungkan PC dengan jaringan public atau internet namun sifatnya private, karena bersifat private maka tidak semua orang bisa terkoneksi ke jaringan ini dan mengaksesnya, oleh karena itu diperlukan keamanan data (http://id.wikipedia.org/wiki/VPN). Pada dasarnya Konsep kerja membutuhkan sebuah server yang berfungsing sebagai penghubung antar PC. Jika digambarkan kira-kira seperti ini: internet seperti ini: VPN Server VPN Client Client

Bila digunakan untuk menghubungkan 2 komputer secara private dengan jaringan internet maka

Komputer A

VPN Clinet

Internet

VPN Server

VPN Client

Komputer B 2.5 Gambaran SIRS (Sistem Informasi RS) Sistem Informasi Rumah Sakit (RS) adalah suatu tatanan yang berurusan dengan pengumpulan data, pengelolaan data, penyajian informasi, analisa dan penyimpulan informasi serta penyampaian informasi yang dibutuhkan untuk kegiatan Rumah Sakit. Unsur Sistem Informasi rumah sakit. Tugas Tujuan : Menyiapakan Informasi untuk kepentingan pelayanan rumah sakit. : Sistem Informasi itu sendiri, dan subsistemnya antara lain: Subsistem pengembangan dan operasional subsistem. Struktur Hirarki : Sistem RS sebagai sistem Supra Sistemnya. Komponen : ada Input, proses, Output dan balikan Kontrol Kontrol Proses SIRS Data RS balikan Gambar : Sutruktur Hirarki RS INFORMASI

RS (Rumah Sakit)

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Aplikasi Sistem Bridging PT ASKES

Bridging system merupakan system yang mengintegrasikan antara Sistem Informasi Manajemen (SIM) PT Askes (Persero) dengan SIM pemberi pelayanan (provider), yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja, mempercepat proses klaim, mengendalikan pelayanan serta menyediakan informasi administrasi yang dibutuhkan untuk menunjang pelayanan Anggota Asuransi Kesehatan PT. Askes (Persero). Dalam penerapan bridging sistem ini, PT askes memilih menggunakan tekonologi java dan pemasangan jaringan virtual private network (VPN), dengan memperkenalkan platform bernama ASTERIX atau Askes Integrated and Responsive Information Exchange.
3.2 ASTERIX atau Askes Integrated and Responsive Information Exchange.

Di dalam platform ini terdapat kumpulan kompilasi yang terbagi menjadi 4 bagian yaitu:
a. CORE atau Customer Oriented Retail Environment. PT Askes (Persero), merupakan

perusahaan jasa yang harus selalu mengutamakan kepuasan pesertanya, dengan begitu prinsip berorientasi pada pelanggan harus menjadi bagian terpenting dalam perjalanan bisnisnya.
b. ENERCOM atau Enterprise Resource Communication yang merupakan kumpulan

perangkat keras, kabel, jaringan komunikasi data dan suara yang tujuannya untuk mengalirkan suatu informasi dari titik pusat ke titik lainnya. Perangkat-perangkat ini harus bisa memastikan pertukaran informasi (data) tersebar dengan baik.
c. IRFAN atau Integrated Risk Management and Financial Analysis yang menyajikan

kumpulan data analisis yang dapat dimanfaatkan oleh manajemen PT Askes (Persero) untuk mengambil suatu kebijakan finansial maupun pengelolaan resiko.
d. INTEGRA atau Integrated Global Responsive Accessibility, yang bertujuan

mengintegrasi dengan baik sistem informasi yang ada di rumah sakit dan provider lainnya dengan SIM PT Askes (Persero). Dengan demikian dapat dilakukan penyederhanaan prosedur serta menghilangkan resiko double entry data, peningkatan jaminan ketepatan serta kecepatan pembayaran klaim, terdapat pemetaan (mapping)

antara rumah sakit dengan data PT Askes (Persero) yang dapat menjamin kepastian nilai ganti klaim, serta transparansi pembayaran klaim (http://www.ptaskes.com).

PT. ASKES Pusat

ASTERIK

ENERCOM

INFORMASI

CORE

IRFAN

INTEGRA

Gambar : Peran Informasi dalam Pengambilan keputusan PT. ASKES Menurut Santoso dalam Mohammad (2010) dengan pemanfaatan aplikasi Web-based yaitu program komputer yang berbasis internet diatas platform Java, maka PT. Askes mengembangkan aplikasi system bridging ini. Teknologi Java dipilih karena kemampuannya berinteraksi dengan platform lain atau bersifat multi-platform. Teknologi Java ini mampu

mendukung pengembangan sistem secara lebih terstruktur dengan biaya pengembangan jauh lebih murah, karena tidak terikat dengan lisensi produk software. Perlengkapan sarana dan prasarana, antara lain; komputer, printer, TV LCD, pemasangan jaringan virtual private network (VPN), pemasangan infrastruktur pendukung jaringan komunikasi data, server dan bimbingan teknis. Ada dua bagian utama yang terdapat pada aplikasi bridging system yamg dilakukan oleh PT Askes yaitu : a) Sistem Antrean Terpadu Merupakan sistem informasi terintegrasi yang diarahkan untuk meningkatkan kinerja pengelolaan sistem antrean bagi peserta Askes. Caranya dengan otomasi alur proses dan penyajian informasi strategis yang dibutuhkan peserta pada saat berobat. Dengan begitu, kenyamanan peserta dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan dapat meningkat secara signifikan b) Sistem Penagihan Klaim Terpadu Merupakan sistem informasi yang terintegrasi dengan konsep end-to-end dalam proses adminitrasi pelayanan kesehatan bagi peserta Askes. Ini mencakup mulai dari proses pendaftaran, pencatatan transaksi pelayanan kesehatan, sampai dengan pembayaran klaim pelayanan kesehatan bagi peserta Askes. Dalam aplikasi bridging system ini terdapat beberapa modul antara lain :
a.

Modul pendaftaran peserta atau pasien, yang berfungsi memasilitasi validasi data peserta Askes secara online ke database terpusat (selanjutnya, identitas peserta dikirim ke SIM RS dengan teknologi Web services untuk dipergunakan dalam proses pencatatan pelayanan kesehatan dan klaim secara individual).

b. Modul administrasi pelayanan kesehatan di poliklinik dan fasilitas penunjang medis

(laboratorium, radiologi, tindakan medis, dan sebagainya) pada SIM RS, buat mengirimkan data individual secara online ke SIM Askes untuk setiap detail data pelayanan yang dicatat.
c.

Modul verifikasi klaim, yang menyediakan fasilitas verifikasi secara online berdasarkan data yang dikirim dari SIM RS.

d. Modul penagihan klaim, dengan cara pengiriman data tagihan secara batch dari RS ke

pusat data PT Askes berdasarkan data hasil verifikasi yang telah disetujui RS dan PT Askes.
e.

Modul Decision Support System dan sistem antrean, yang berfungsi memfasilitasi proses monitoring pelayanan kesehatan di RS secara online yang mampu menyediakan informasi terkait dinamika kunjungan dan traffic tujuan perawatan. Dan, keenam, modul administrasi pembayaran klaim di kantor cabang PT Askes, untuk memfasilitasi administrasi pencatatan keuangan dan pembayaran klaim ke rekening RS.

3.3 Implementasi Teknologi berbasis Web Services (Sistem Informasi Manajemen PT.

Askes) Implementasi teknologi berbasis Web Services ini dilakukan pada pertengahan 2008. Pengembangannya dilaksanakan dengan pola atau konsep Joint Application Development antara PT Askes dan Unit Teknologi Informasi tiap rumah sakit mitra. Stakeholders pengembangan sistem yang terlibat meliputi manajemen PT Askes kantor pusat, kantor regional, kantor cabang, serta manajemen rumah sakit mitra PT Askes. Tahapan implementasi dimulai dengan integrasi data Surat Jaminan Pelayanan (melalui kesepakatan parameter Web services, pengembangan aplikasi Web services, desain integrasi, coding dan uji coba), integrasi pelayanan kesehatan (melalui mapping jenis pelayanan/tindakan hingga uji coba aplikasi Web services terhadap hasil mapping jenis pelayanan/tindakan) serta implementasi. Monitoring dan evaluasi terhadap perkembangan pekerjaan dilaksanakan secara bersama-sama antara seluruh stakeholder yang terlibat dan dilaksanakan secara periodic. Cara kerja system ini dimulai ketika peserta Askes datang ke rumah sakit, kartu Askesnya akan diidentifikasi (dientri) secara online, sehingga datanya akan keluar. Proses itu terjadi dalam satu interface yang dipakai bersama. Sebelum penerapan system ini, peserta Askes harus mendatangi tiga loket: loket rumah sakit, loket PT Askes dan loket Rekam Medis (Medical Record). Sekarang cukup datang ke satu loket. Data yang dientri tadi langsung dikirim ke SIM rumah sakit untuk keperluan rumah sakit. Lalu, rumah sakit akan mengirimkan rekam medis peserta tersebut ke PT Askes. Jadi Web service-nya berjalan dalam pola request-response, tanpa saling

mengganggu. Pihak PT Askes memberikan nomor kartu ke rumah sakit, lalu sistem Web services rumah sakit memberikan informasi rekam medis, sehingga database pasien ter-update. Setelah itu, peserta akan masuk ke poliklinik yang merupakan bagian dari SIM rumah sakit. Ketika peserta datang ke poliklinik, datanya sudah bisa langsung diakses di poliklinik tersebut, karena data itu sudah masuk ke database rumah sakit . Ketika peserta di poliklinik mendapat pelayanan dari dokter, rumah sakit kemudian mengirimkan kembali data itu melalui sistem Web services ke SIM PT Askes. Ketika dientri, data di poliklinik akan langsung dikirim ke PT Askes dan disimpan di sistem database-nya. Dengan begitu, ketika terjadi pelayanan di poliklinik, Askes bisa langsung melakukan proses verifikasi klaim. Sebelumnya proses verifikasi klaim ini dilakukan sebulan sekali yaitu ketika peserta Askes datang ke poliklinik, lalu kemudian berkasnya dikumpulkan dari semua poliklinik, dan pada akhir bulan dikirim ke Pusat Pelayanan Administrasi Terpadu Rumah Sakit. Sekarang verifikasi klaim bisa dilakukan di rumah sakit yang bersangkutan.. hal ini dapat mendongkrak nilai tambah dari mutu layanan PT Askes di rumah sakit. Dari sisi antrean bisa lebih cepat, dan dari sisi klaim juga bisa lebih akurat. Pemanfaatan aplikasi Web Service ini telah berdampak positif terhadap kinerja bisnis perusahaan. Terutama, dalam hal peningkatan produktivitas dan perbaikan efisiensi, dimana diharapkan rumah sakit yang lain yang lain bisa mengimplementasikan layanan ini. Sebanyak 425 rumah sakit dari total 600 rumah sakit kini sudah terkoneksi secara real-time dengan teknologi VPN-IP MPLS. Rumah sakit yang ingin menerapkan layanan Web services dari PT Askes ini hanya perlu memiliki database dengan format WXDL (bukan SQL). Sehingga tidak harus memiliki platform Java. Teknologi Web services ini mampu memfasilitasi pertukaran data antara dua mesin yang berbeda secara online, sehingga mampu mendukung monitoring pelayanan kesehatan secara rinci per individu, jenis pelayanan medis, lokasi pelayanan dan tindakan medis. RS Hasan Sadikin (RSHS) Bandung merupakan salah satu rumah sakit yang telah menerapkan layanan Web services PT Askes sejak tahun 2009. Untuk mengembangkan layanan ini, bagian teknologi informasi mempersiapkan fikasi aplikasi berbasis Web, infrastruktur jaringan dan hardware LAN yang mendukung aplikasi Web, kesepakatan dan kesetaraan coding, (dengan unit TI PT Askes) dan pelatihan penggunaan aplikasi baru. Sistem dibuat berdasarkan teknologi

Web services dan infrastruktur VPN disediakan Askes, sedangkan internal untuk akses ke Web service tersendiri oleh pihak RSHS. Keuntungan yang diperoleh dari pemanfaatan sistem tersebut antara lain; kecepatan proses entri, kecepatan proses klaim, dan efisiensi dalam proses (waktu, tenaga, sumber daya lain). Selain itu adanya kepastian kesamaan data transaksi, transparansi dan akuntabilitas. Keuntungan lainnya adalah tidak adanya kegiatan saling intervensi, serta terjaganya keamanan transaksi dan data dalam server masing-masing,akan tetapi kedua pihak memang mesti berkomitmen terhadap pemeliharaan hasil system bridging agar diperoleh manfaat optimal. 3.4 Konsep Joint Aplication Devolopment

SIM PT ASKES

Unit Teknologi SIRS MITRA

Peserta ASKES Datang Ke loket (RS Mitra)

Entri Data (Online disediakan RS)

SIRS (Process)

Pemberian Obat

Perawatan

Pelayanan Pemeriksaan Dokter

Rekam Medis

PROSES KLAIM

SIM PT ASKES

PT ASKES PUSAT

Gambar Konsep Joint Aplication Development (SIRS SIM PT. ASKES)

Tabel 1 Perbedaan Proses Pelayanan Kesehatan Sebelum dan Sesudah Implementasi Aplikasi Bridging System yang Berbasis Web Services Proses Pendaftaran Peserta dan Validasinya Sebelum Pemeriksaan dokumen secara manual meliputi kartu Askes, fotokopi kartu Askes, surat rujukan, fotokopi surat rujukan. Sesudah Pemeriksaan keabsahan peserta secara online dan realtime berdasarkan nomor kartu Askes/NIP, dan tidak diperlukan lagi fotokopi dokumen kartu Askes dan surat Benefit Peningkatan kecepatan dan akurasi pelayanan administrasi penerbitan surat jaminan pelayanan kesehatan dari 10 menit menjadi 2 menit.

rujukan. Penerbitan Surat Jaminan Pelayanan Kesehatan (SJP) dan Administrasi Pendaftaran RS Penerbitan SJP secara manual terpisah dari administrasi pendaftaran di loket rumah sakit. Pasien mengunjungi dua loket pendaftaran. Penerbitan SJP Penyederhanaan secara elektronik prosedur administrasi dan terintegrasi pelayanan. dengan pencatatan rekam medis pasien, dan pasien cukup mengunjungi satu loket pendaftaran

Penagihan Klaim Entri data Pencatatan data Proses penagihan klaim transaksional transaksi secara lebih cepat, tepat dan dilakukan dua online dari unit akurat. kali: untuk pemberi Biaya operasional kepentinganruma pelayanan administrasi klaim h sakit dan (poliklinik, lab berkurang karena tidak keperluan radiologi, dll.) diperlukan pencatatan penagihan klaim Pengumpulan data klaim dua kali pelayanan dokumen bukti (SIM Askes dan SIM RS) kepada PT Askes. pelayanan Pengumpulan dilaksanakan bukti tagihan dalam waktu klaim seminggu. dilaksanakan Dokumen setiap bulan. penagihan ecara Dokumen elektronik penagihan klaim dilengkapi manual, dokumen dengan formulir tagihan terdiri pengajuan klaim dari surat dan rekapitulasi rujukan, fotokopi pelayanan. surat rujukan, fotokopi kartu Askes, SJP, bukti pelayanan dan tindakan medis, formulir pengajuan klaim, rekapitulasi klaim dan kuitansi. Verifikasi Klaim Secara manual terhadap berkas Secara elektronik, Proses lebih cepat dan dilaksanakan di

dokumen penagihan klaim, dilaksanakan di Kantor Cabang PT Askes (Persero) Pembayaran Klaim Pembayaran klaim dilaksanakan di kancab setelah seluruh proses diselesaikan. Standar pelayanan nonmedis untuk RS Tipe A (35 hari).

RS (Pusat Pelayanan Administrasi Terpadu RS)

akurat.

Proses pembayaran klaim secara elektronik, data terintegrasi endto- end. Standar pelayanan nonmedis untuk RS Tipe A (14 hari).

Proses pembayaran klaim lebih sederhana. Data rekam individual tersedia untuk audit trail. Tingkat kerincian data yang terintegrasi dapat digunakan untuk Decision Support System dan penyajian Executive Information System. Proses pelayanan administrasi lebih cepat, tepat dan akurat. Pengendalian biaya pelayanan kesehatan melalui pencegahan fraud and abuse. Penyedehanaan prosedur administrasi pelayanan kesehatan di RS.

Legalisasi Pelayanan Suplemen dan Khusus

Secara manual mengacu kepada kartu kendali/buku register pelayanan suplemen (kacamata, prothese, dll.)

Dilaksanakan secara elektronik berdasarkan data transaksi individual.

Customer Service

Keterbatasan data/informasi yang diberikan kepada peserta.

Data terintegrasi, informasi dapat diakses secara fleksibel mendukung penyampaian informasi kepada

Peningkatan mutu pelayanan kepada peserta Askes di RS.

peserta secara lebih cepat, tepat dan akurat.

BAB IV PENUTUP

4.1

Kesimpulan Sistem bridging merupakan system yang mengintegrasikan antara Sistem Informasi

Manajemen (SIM) PT. Askes (Persero) dengan SIM pemberi pelayanan (provideri).

Keuntungan yang diperoleh dari pemanfaatan sistem ini yaitu kecepatan pada proses entri, proses klaim dan efisiensi pemanfaatan waktu, tenaga dan sumber daya lain. Selain itu adanya kepastian kesamaan data transaksi, transparansi dan akuntabilitas. Keuntungan lainnya adalah tidak adanya kegiatan saling intervensi, serta terjaganya keamanan transaksi dan data dalam server masing-masing. Pemanfaatan aplikasi Web Service ini telah berdampak positif terhadap kinerja bisnis perusahaan. Terutama, dalam hal peningkatan produktivitas dan perbaikan efisiensi, dimana diharapkan rumah sakit yang lain yang lain bisa mengimplementasikan layanan ini.

4.2

Saran

DAFTAR PUSTAKA

Akib, F. Perangkat Interkoneksi. http://teknik-informatika.com/images/pti/gatewaymenggabungkan-dua-jaringan-tidak-sama.jpg. diakses tanggal 4 April 2012

Anonym . (2010). Wadirut PT Askes Raih "Best CIO". http://bataviase.co.id/detailberita10561484.html. Diakses tanggal 4 April 2012 Anonym. (2010). Presentasi Pemanfaatan Sistem Bridging PT. Askes pada Konferensi FIKI 2010. http://simkes.fk.ugm.ac.id/2010/09/presentasi-pemanfaatan-sistem-bridging-ptaskes-pada-konferensi-fiki-2010. Diakses tanggal 6 April 2012 Anonim, 2009, Info Askes, Buletin Bulanan PT ASKES (Persero), Edisi Juni 2009. http://www.ptaskes.com/detail/2/158/uploads/bulletin/06_Juni%202009.pdf. Diakses tgl 10 April 2012 Anonim. Sejarah singkat PT Askes. http://www.ptaskes.com/http://www.ptaskes.com/. Diakses tanggal 10 April 2012 Cahyadi, D. (2010). Pemanfaatan Fitur Tunneling Menggunakan Virtual Interface EoIP di MikrotikRouterOS Untuk Koneksi Bridging Antar Kantor Melalui Jaringan ADSL Telkom Speedy. http://informatikamulawarman.files.wordpress.com/2010/07/06-jurnalinformatika-mulawarman-juni2010-v-1-1.pdf Davis, Gordon B. (1999). Kerangka Dasar Sistem Informasi manajemen, bagian 1. Jakarta: PT Ikrar Mandiri abadi Mohammad, A. (2010). Antrean dan klaim Lancar, pasienpun pulang. http://swa.co.id/2010/02/antrean-dan-klaim-lancar-pasien-pun-senang. Diakses tanggal 10 April 2012 Purnomo, Ari Joko. (2008). Pengaruh Implementasi Sistem Informasi Manajemen (SIM) PT Askes online G1 Terhadap Kecepatan Pemrosesan Klaim Asuransi Kesehatan Di PT Askes Cabang Boyolali. http://etd.eprints.ums.ac.id/4007/1/J410060049.pdf. diakses tanggal 10 April 2012 www.cert.or.id/~budi/courses/ec5010/projects/rusdy-report.doc. diakses tanggal 7 April 2012 Virtual Private Network. http://id.wikipedia.org/wiki/VPN. diakses tanggal 7 April 2012

You might also like