You are on page 1of 6

PERKEMBANGAN DAN PENGEMBANGAN KOPERASI DI INDONESIA

Posisi koperasi dalam perekonomian Dalam situasi perekonomian dunia yang telah demikian cepat perubahannya ini. Kehadiran koperasi yang mampu mandiri secara agregat dibutuhkan. Terkait dengan harapan untuk menjadi salah satu suko guru perekonomian nasional. Koperasi yang mandiri akan mampu memberikan keunggulan tersendiri bagi negara. Keberadaan koperasi yang mandiri akan menjadikan pembangunan perekonomian terpacu lebih cepat karena adanya lembaga yang mampu memberdayakan perekonomian masyarakat. Selain itu, koperasi dalam segala bentuk dan ukuran usahanya bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi sebagian anggota masyarakat kita. Sekalipun tidak besar jumlah yang diserap suatu unit perusahaan konglomerat, misalnya. Mandiri dan berdayanya koperasi bukanlah merupakan agenda pemerintah semata. Masyarakat juga diminta atau bahkan harus memberikan peran sertanya juga. Masyarakat di suatu wilayah hendaknya bersedia memberdayakan koperasi dengan membentuk suatu koperasi yang dipandang mampu mewadahi potensi ekonomi mereka. Mereka juga harus bersedia aktif dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh koperasi yang mereka bentuk tersebut. Koperasi merupakan sarana pemberdayaan masyarakat dan organisasi yang bertujuan memajukan kesejahteraan, karenanya, peranan itu harus dibuktikan dan masyarakat harus bersedia menjadikan peranan itu diwujudkan oleh koperasi. Sikap mental yang kondusif seperti halnya setia kawan. Gotong royong, gemar menabung sebagian dari pendapatan untuk disisihkan sebagai modal bagi koperasi perlu dipupuk. Para tokoh masyarakat dalam hal ini memiliki peran yang signifikan. Bagaimanapun juga, tentunya peran pemerintah penting. Pemerintah memberikan regulasi yang kondusif bagi pengembangan koperasi melalui berbagai paket kebijaksanaan. Masyarakat adalah pelaksananya. Dua kekuatan yakni masyarakat dan negara harus menjadi sinergi yang saling menguatkan. Dalam hal ini, yang dimaksudkan adalah saling menguatkan pengembangan koperasi. Data statistik menunjukkan bahwa secara kuantitatif jumlah koperasi di indonesia berkembang pesat. Berdasarkan data statistik tahun 2000, jumlah koperasi primer dan sekunderdari tahun 1995 jumlahnya naik lebih dari dua kali lipat di tahun 2000 ( dari 46.458 buah di tahun 1995 menjadi 99.765 buah di tahun 2000). Sekalipun jumlah anggota koperasi ada penurunan jumlah anggota terutama mulai tahun 1998. Dari jumlah koperasi yang ada di tahun 2000. 9.767 buah adalah koperasi unit desa (KUD) dan sisanya 89.988 adalah koperasi non KUD. (lihat tabel 7.1) yang dimaksud dengan KUD adalah koperasi serba usaha yang beranggotakan penduduk desa dan berlokasi di daerah perdesaan dengan

daerah kerja mencakup satu wilayahkecamatan. Sedangkan koperasi non KUD meliputi berbagai jenis koperasi selain KUD seperti koperasi golongan fungsional, koperasi produsen, koperasi konsumen, dan koperasi simpan pinjam. Berdasarkan efaluasi yang dilakukan menteri negara dan UKM, ada dua kondidi paradoksal yang masih melekat pada koperasi indonesia secara umum, yaitu jumlah koperasi yang besar namun perananya masih amat kecil dan harapan untuk memberikan manfaat kepada masyarakat amat tinggi tapi kemanapun untuk itu masih rendah. Berkaitan dengan kondisi ini, maka perlu adanya usaha-usaha pemecahan masalah agar koperasi pada akhirnya benar-benar mampu menjadi salah satu suko guru perekonomian di indonesia. Tabel 7.1 perkembangan koperasi dan jumlah Anggota th. 1995-2000 1995 1996 1997 1998 1999 2000 Perincian 4.458 48.391 52.206 59.441 89.939 99.765 Jumlah koperasi primer dan sekunder KUD 9.200 9.226 8.635 9.216 8.620 9.767 37.258 39.165 43.571 50.225 81.319 89.998 Non KUD 26.344 27.148 29.073 20.128 22.529 22927 Jumlah anggota koperasi 13.346 13.655 14.163 10.083 11.008 11.226 Anggota KUD 12.998 13.493 14.910 10.045 11.521 11.751 Anggota non KUD Sumber : BPS, statistik indonesia 2000 Dalam pasa 4 undang nomor 25 tahun 1992 dijelaskan bahwa fungsi dan peran koperasi adalah : 1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya. 2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat; 3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahuan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai suko gurunya; 4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Dalam rumusan itu termasuk keinginan pemerintah untuk memajukan dan memberdayakan koperasi. Akan tetapi, dalam kenyataannya, hanyan ada sebagian diantara anggota masyarakat yang benar benar mampu mengembangkan usaha produksinya. Sedangkan lainnya masih mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya. Usaha yang ditempuh lebih berorientasi pada upaya memenuhi kebutuhan sendiri. Bedasrakan ats gambaran keadaan ini, sebenarya keberadaan koperasi harus menjadi penolong bagi mereka. Koperasi secara ideal

dan normatif merupakan wadah yang cocok untuk mengembangkan dan memperkuat kemampuan ekonomi secara bersama. Tentu saja, keberhasilan koperasi dalam memenuhi tuntutan peranannyayang ideal ditentukan oleh kesungguhan semua anggotanya dalam melaksanakan apa yang menjadi kewajiban mereka di dalamnya serta keuletan para pengurus dan alat perlengkapan koperasi lainnya dalam menjalankan usaha koperasi. Dari segi kebijakan, pembangunan perekonomian indonesia yang lebih menekankan pada strategi pertumbuhan dan model produktivitas yang mendasarkan pada akumulasi modal dan pengguna teknologi yang menekankan penggunaan tenaga terampil adalah pendekatan yang paling efesien untuk meningkatkan ouput produksi. Kunci utama adalah akumulasi modal dan kapitalisasi yang memperlancar peningkatan produksi dengan mempercepat pola investsi. Dalam kenyataannya, pola putaran (cycle pattern) dapat untuk menjelaskan pedapatan perkapita yang mempengaruhi tabungan, investasi, dan produksi. (B. Winarso, 1090). Dibalik keberhasilan peningkatan pendapatan per kapita, ternyata kalangan swasta merupakan lapisan masyarakat yang lebih banyak menikmati hasil pembangunan selama ini. Bahkan ada banyak diantara mereka berhasil menjadi konglomerat. Di lain sisi, sampai saat ini jumlah persentase penduduk yang miskin atau berada dibawah garis kemiskinan tetap tinggi bahkan karena deraan krisis perekonomian cenderung meningkat jumlahnya. Lalu, bagaimanakah posisi peran koperasi selama ini? Koperasi selaku wahana pemerdayaan masyarakat lemah keberadaannya masih sangat jauh tertinggal dibandingkan dengan kalangan swasta terlebih lagi koglomerat dalam hal meningmati hasil pembangunan serta memberikan kontribusi terhadapnya. Peran koperasi dalam memberdayakan perekonomian rakyat masih sangat kecil. Padahal, koperasi keberadaannya memiliki arti bila ia mampu melakukan tugas pemberdayaan. Sebenarnya, koperasi adalah lembaga yang sangat penting perannya dalam proses pembangunan. Koperasi dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan dengan cara menyediakan informasi yang sangat terperinci mengenai kondisi lokal maupun apa yang harus dilakukan oleh pemerintah. Tidak hanya itu, koperasi juga dibutuhkan guna mengatur penggunaan sumber-sumber daya secara efektif yang diberikan oleh pemerintah pusat dan memobilisasikan sumberdaya lokal untuk pelaksanaan pembangunan. Demikian pula, koperasi dapat memainkan peran penting dalam memberikan input produksi dan pelayanan yang diperlukanoleh para anggotanya maupun pengelolaan input serta pelayanan yang berasal dari berbagai seluruh dalam lembaga. Dari segi pembentukan jaringan koperasi dapat berperan dalam menghubungkan masyarakat dengan lembaga yang berwenang dalam penentuan kebijaksanaan serta meningkatkan kapasitas berorganisasi secara efektif sehingga para anggota memiliki kesempatan

dalam mengartikulasikan kebutuhan dan tuntutan mereka. Dengan beberapa peran idealnya itu, koperasi diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi keberhasilan pembangunan secara berarti. Memang, secara de jure, sistem perekonomian kita dibangun oleh keseimbangan antara kekuatan tiga pelaku, yakni swasta, BUMN, dan koperasi. Tetapi, dalam kenyataannya, koperasi masih kesulitan berpacu dengan kedua pelaku lainnya. Ada terlalu banyak hambatan mulai dari makro dan struktural hingga mikro fundamental yang mebelenggunya. Diharapkan, hambatan terutama yang bersifat makro struktural semakin lama semakin terkikis. Usaha yang dilaksanakan oleh pemerintah terhadap koperasi selama ini memang bukannya tanpa membuahkan hasil. Namum, keberhasilan yang telah diraih perlu dikritisi dan diuji. Yang petama adalah dari segi keberlanjutannya sebagai badan usaha. Dan yang kedua, bagaimana ia mampu tumbuh lebih baik. Hal ini perlu diperintahkan karena berkelanjutan hidup koperasi serta mampunya ia tumbuh pesat akan menjadikan kontribusinya dalam pembangunan ekonomi meningkat. Reposisi Perkoperasian Kebesaran koperasi masa lalu hanya muncul akibatdimanja fasilitas pemerintah yang berupa bantuan permodalan, pinjaman bungan murah, ataupun kemudaha-kemudahan lain. Realitas menunjukkan, bahwa setelah orde baru menggantikan orde lama. Keberadaan dan kebesaran koperasi pada masa lalu surut dan akhirnya tidak menampakkan gambarannya lagi. Padahal menurut arti sebenannya, koperasi adalah organisasi self-help, yaitu organisasi yang mampu menolong diri sendiri (swadaya). Jika kebanyakan koperasi surut, kemanakah jiwa keswadayaan itu? Kemungkinan para pelaku koperasi telah melupakan aspek swadaya, sehingga bantuan pemerintah telah menjadikannya memiliki ketergantungan berat yang akhirnyamenghilangkan jiwa keswadayaan itu. Bukti ini makin nyata ketika sipenolong dalam hal ini mengalami kesulitan, koperasi menjadi semakin jauh dari jiwa kemandirian. Dan akhirnya ketika departemen koperasi yang sekarang menjadi dinas koperasi,tak dapat lagi berperan banyak dunia berkoperasian kita menjadi seperti anak ayam kehilangan induk. Untuk menjadi organisasi self-help diperlukan beberapa prasyarat, antara lain tumbuh atas inisiatif sekelompok orang (botton ap). Orang yang bergabung sadar betul bahwa mereka secara bersama ingin meningkatkan kesejahteraan ekonominya. Upaya saling menolong (mutual help) menjadi keyakinan, serta sepenuhnya sadar bhwa bantuan luar bukan sesuatu yang terpenting. Sangat sedikit koperasi-koperasi dinegara indonesia yang memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut. Pada gilirannya proses pembangunan

perkoperasian memunculkan koperasi-koperasi yang koropos karena ketiadaan ciri sebagai organisasi swadaya. Apa yang banyak dilakukan pemerintah pada masa lalu adalah pembangunan perkoperasian yang bersifat instan, agar cepat besar, dapat dilihat, dan segera dibanggakan. Karena proses yang demikian, bisa dikatakan pembangunan perkoperasian selama ini salah orientasi, dan telah memposisikan kopersi sebagai institusi masyarakat yang inferior. Mengapa? Kerena secara umum keberadaan koperasi sebagai organisasi self-help yang juga merupakan jati diri koperasi, juga tidak jelas.bahkan jarang sekali proses penyelenggaraan, perumusan, serta pemecahan masalahnya melibatkan anggota. Keberadaan anggota hanya diperhitungkan saat rapat anggota tahunan, dan selebihnya tidak pernah mau mendengarkan suara anggota. Penyelenggaraan kegiatan juga lebih didominasi oleh pengurus yang seolaholah serba tahu apa yang paling baik bagi anggota-anggota koperasi, meskipun tanpa pernah menanyakannya kepada anggota. Demikian pula yang menyangkut perumusan tujuan organisasi, penjabaran konsep partisipasi, konsep representasi anggota (jika anggotanya sudah luarbiasa banyak), serta musyawarah juga tidak pernah terumuskan secara jelas. Padahal konsep-konsep itu sangat penting dan mutlak dirumuskan.rapat anggota sesungguhnya menjadi forum penting dalam proses keputusan dan perumusan masalah. Oleh karena itu, untuk mengembangkan dunia perkoperasian yang dilandasi semangat mandiri, perlu dirumuskan model yang secara jelas dapat merumuskan masalah-masalah di atas. untuk mendapatkan model yang cocok dengan harapan anggota, sekarang saatnya mengganti pola yang bersifat top-down yang selama ini banyak didominasi pemerintah menjadi bottom up dengan cara meransang kemunculan inisiatif dan prakasa dari anggota. Dengan kata lain, anggota dilibatkan secara penuh terhadap proses-proses keputusan dan penentuan program-progam yang akan dijalankan koperasi. Proses tersebut merupakan bagian yang sangat penting karena ide dasar pendirian koperasi adalah ada keinginan bersama dari orang-orang yang bergabung didalamnya untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi. Peran pemerintah Peran pemerintah dalam mempengaruhi pengembangan koperasi diindonesia sangat besar, terutama dalam hal penetapan perundang undangan dan peraturan perkoperasian. Namun dalam melaksanakan ini, pemerintah cenderung lebih kearah intervensi struktural koperasi. Melalui perundang undangan dan peraturan perkoperasian, gerak usaha koperasi dicoba untuk dipengaruhi. Usaha lain yang dilakukan pemerintah untuk mengendalikan gerak koperasi adalah

melalui intervensi langsung melalui pengisian jabatan strategis koperasi oleh orang-orang pemerintahan (penguasa). Situasi ekonomi politik yang mempengaruhi pengembangan koperasi dalam tata ekonomi indonesia tersa lebih menekan daripda mendukung. Demikian pula kemauan politik pemerintah dalam pengembangan koperasi masih bersifat mendua (dualisme). Pembangunan bidang pertanian dilakukan terutama untuk mempertahankan swasembada pangan. Di pihak lain, perkembangan industri terang-terangan juga mendapat perhatian besar. Walaupun sektor industri, khususnya industri modern, tidak secara eksplisit dinyatakan sebagai mendapat prioritas tinggi, namun undang-undang penanaman modal dengan paket insentifnya, adalah dibirokratisasi dan deregulasi, menunjukkan adanyan perletakan prioritas yang tinggi poada proses industrialisasi. Perkembangan inikoperasi sudah tentu harus tunduk kepada strategi yang lebih mikro ini, yaitu koprasi harus sudah dapat membantu meningkatkan produksi pangan dan sekaligus harus dapat pula mendukung proses industrialisasi, yakni bisa menurunkan bahan pangan yang diperlukan masyarakat kota dan masyarakat industri guna dapat ikut menurunkan ongkos industri dan politik upah rendah, demikian juga bisa menyediakan bahan baku yang cukup besar banyak dan murah dari sektor pertanian. Inilah dilema dan beban terbesar yang dihadapi sektor koperasi saat ini, sementara kekuatan koperasi belum sampai taraf itu. Situasi ini yang ....................................................... diperberat dengan tumbuhnya

You might also like