You are on page 1of 16

MODUL 5 LAPORAN AUDIT ATAU LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

PENDAHULUAN Seperti tersebut pada judul di atas, Modul 5 ini secara khusus membahas tentang output dari hasil penugasan audit (general audit) yang disebut Audit Report atau Laporan Auditor Independen serta berbagai faktor yang mempengaruhinya yang menyebabkan bentuk laporan maupun jenis-jenis opini atau pendapat yang diberikan auditor atas laporan keuangan historis klien (laporan keuangan klien) berbeda-beda. Diuraikan pula mengenai berbagai keadaan yang sesuai dengan jenis-jenis/tipe-tipe laporan audit beserta contoh-contoh laporannya. Mengapa laporan audit yang merupakan tahap akhir dari proses audit dibahas sekarang (lebih dulu) dan tidak modul terakhir dari mata kuliah Auditing ini. Arens (2000) mengemukakan jawabannya, yaitu karena dapat dijadikan dasar untuk mempelajari cara pengumpulan bukti. Setelah memahami bentuk dan isi dari produk akhir (output) kegiatan audit, maka konsep pengumpulan bukti pun menjadi lebih jelas. Pemahaman Anda akan materi-materi atau topik bahasan terdahulu terutama pada Modul 3 yaitu tentang Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dan Atandar Auditing, akan sangat membantu Anda dalam percepatan proses pemahaman mengenai berbagai topik bahasan yang terdapat dalam Modul 5 ini. Mengingat dewasa ini telah memasuki era globalisasi dan imbasnya pun dirasakan pula oleh profesi ini, karena itu Anda sebagai calon Auditor yang eksis di era ini, dituntut untuk dapat menyusun dan mengenali laporan audit dalam bahasa internasional yang baku. Untuk itu penulis menyajikan Standar Unqualified Audit Report atau Laporan Audit Bentuk Baku yang dikutip dari Arens (2000).

Laporan Audit/Laporan Auditor Independen Hs. Munawir (1996) mengemukakan bahwa hasil akhir dari proses audit oleh auditor adalah Laporan Audit yang merupakan alat komunikasi antara auditor dengan pihak pemakai laporan dan sekaligus merupakan pertanggung jawaban auditor atas penugasan yang diterimanya. Laporan auditor memberikan informasi tentang seberapa jauh auditor telah melaksanakan tanggung jawab profesinya dan seberapa jauh kesimpulan-kesimpulan dikemukakan atas dasar hasil penemuan selama auditnya. Dalam penerbitan laporan, auditor harus memenuhi 4 (empat) standar pelaporan auditor (lihat Kegiatan Belajar 2 Modul 3). Untuk menghindari terjadinya salah tafsir dan agar para pemakai memiliki pemahaman yang sama akan laporan auditor, maka standar profesional telah menyajikan kata-kata yang seragam untuk laporan auditor. Pernyataan pendapat atau opini auditor harus didasarkan atas audit yang dilaksanakan beradasarkan Standar Auditing dan atas temuan-temuannya, terutama standar pelaporan keempat, berkenaan dengan bahasa yang dipakai dalam laporan audit. Standar pelaporan keempat berbunyi: Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan atau memuat suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan, jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dikemukakan. Dalam hal nama auditor dihubungkan dengan laporan keuangan, maka laporan audit harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor. Tujuan standar-standar pelaporan keempat adalah mencegah agar tidak terjadinya penafsiran yang keliru mengenai tingkat tanggung jawab yang dipikul auditor, apabila namanya dikaitkan dengan laporan keuangan. Kata secara keseluruhan berlaku sama, baik untuk satu perangkat laporan keuangan yang lengkap maupun untuk ssalah satu unsur laporan keuangan saja, misalnya neraca untuk satau atau beberapa periode akuntansi. Auditor dapat menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian atas salah satu laporan keuangan, dan menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian atau menyatakan tidak memberikan pendapat, atau menyatakan pendapat tidak wajar atas unsur laporan keuangan lainnya, apabila keadaan mengharuskan demikian.

A. LAPORAN AUDIT BENTUK STANDAR Menindaklanjuti apa yang telah dikemukakan dalam pendahuluan diatas, maka pembahasan diawali dengan menjelaskan isi dari Laporan Audit Bentuk Baku/Standar atau Standard Unqualified Audit Report. Laporan Audit Bentuk Standar/Baku adalah laporan auditor yang memuat pendapat tanpa syarat/pengecualian (unqualified opinion) yang berarti bahwa laporan keuangan tersebut telah menyajikan secara wajar dalam semua aspek yang material posisi keuangan suatu satuan usaha, hasil operasi dan aliran kas (arus kas) sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Laporan ini dapat diterbitkan apabila memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu, baik laporan dalam bentuk pendek maupun panjang. Persayratan-persyaratan untuk diterbitkannya Standard Unqualified Audit Report (Laporan Audit Bentuk Standar). Menurut Arens (2000) adalah: 1. Semua laporan: neraca, laporan laba rugi, laporan ditahan dan laporan arus kas, telah tercakup dalam laporan keuangan. 2. Tiga standar umum telah diikuti dalam setiap penugasan 3. Bukti yang cukup telah dikumpulkan dan auditor telah melaksanakan penugasan dengan cara yang memungkinkannya untuk berkesimpulan bahwa ketiga standar pekerjaan lapangan telah dipenuhi. 4. Laporan keuangan disajikan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum. Ini berarti bahwa pengungkapan yang memadai telah disertakan dalam catatan kaki dan bagian-bagian lain laporan keuangan. 5. Tidak terdapat situasi yang memerlukan penambahan paragraf penjelas atau modifikasi kata-kata dalam laporan. Adapun yang dimaksud dengan laporan audit bentuk pendek (short form) menurut HS. Munawir (1995) adalah laporan audit yang hanya dilampir laporan keuangan utama, yaitu neraca, laporan rugi laba, laporan laba ditahan, serta laporan arus kas, termasuk catatan kaki yang diperlukan, sedangkan laporan audit bentuk panjang adalah seluruh laporan audit bentuk pendekk ditambah dengan lampiran-lampiran lainnya seperti: komentar dan rekomendasi terhadap laporan keuangan maupun pengendalian intern, penjelasan tiap-tiap akun laporan keuangan, hasil analisa terhadap laporan keuangan maupun pengendalian intern, penjelasan tiap-tiap akun laporan keuangan, hasil analisa terhadap laporan keuangan termasuk analisa ratio, laporan sumber dan penggunaan dana, aliran kas, grafik-grafik dan penjelasan-penjelasan tambahan. Karena begitu pentingnya laporan keuangan yang sudah diaudit (laporan keuangan auditor), maka dasar pemahaman tentang bentuk dan isi laporan audit yang standar (Laporan Audit Baku) sangat penting. Oleh karena itu, pada tahun 1988 ASB (Auditing

Standard Board) mengubah bentuk dan isi laporan audit baku dengan mengeluarkan SAS (Statement on Standard Auditing) No. 58 yaitu: Laporan Audit atas Laporan Keuangan Auditan. Perbedaan pokok antara keduanya adalah pada jumlah alinea atau paragrafnya. Sebelum SAS 58 terdiri atas 2 (dua) paragraf yaitu: paragraf ruang lingkup (scope paragraf) dan paragraf pendapat (opinion paragraf), sedangkan setelah SAS 58 terdiri atas 3 (tiga) paragraf yaitu: Paragraf pendahuluan atau pengantar (introductory) Paragraf ruang lingkup/luas atau lingkup audit (scope) Paragraf pendapat (opinion)

Laporan audit yang baru dirancang untuk mencapai 2 (dua) tujuan, yaitu: 1. Mengadakan komunikasi yang lebih baik dengan para pemakai laporan keuangan auditan mengenai pekerjaan yang telah dilakukan oleh auditor serta sifat dan batasan suatu penugasan. 2. Menjelaskan perbedaan tanggung jawab manajemen dan auditor independen terhadap laporan keuangan yang sudah diaudit.

Selengkapnya Laporan keuangan Bentuk Buku (Standard Unqualified Audit Report) dalam dua bahasa (internasional dan nasional) dapat dilihat Gambar 5.1 dan Gambar 5.2.
Kantor Akuntan Publik Andri, Sentanu dan Rekan Akuntan Publik Terdaftar Gedung Luxe Jalan Jendral Kamio Jakarta JUDUL LAPORAN ALAMAT Laporan Auditor Independen Kepada Para Pemegang Saham PT. Roda Lingkar Kami telah mengaudit neraca PT. Roda Linkar tanggal 31 Desember 20X1 dan 20X0, dan laporan rugi laba, perhitungan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk tahun-tahun berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami adalah pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan tersebut beradasarkan audit kami. Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami untuk merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji yang material. Suatu audit meliptui pemeriksaan, atas dasar pengujian, bahan bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian standar akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan penting yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat. Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut diatas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT. Roda Lingkar per 31 Desember 20X1 dan 20X0, dan hasil usaha serta arus kas untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Andri Irawan Akuntan Register Negara No. D-123 5 Maret 20X2

PARAGRAF PENDAHULUAN

PARAGRAF RUANG LINGKUP

PARAGRAF PENDAPAT

TANDA TANGAN NAMA DAN NOMOR REGISTER AUDITOR TANGGAL LAPORAN

Sumber : Arens (2000) Gambar 5.1 Laporan Audit Wajar Tanpa Pengecualian Bentuk Buku Untuk Laporan Keuangan Komparatif

ANDERSON and ZINDER, P. C Certified Public Accountants Suite 100 Park Plaza East Denver, Colorado 80110 303/359-0800 Independent Auditors Report To the Stockholders General Ring Corporation We have audited the accompanying balance of General Ring Corporation as of December 31, 20X1 and 20X0, and related statement of income, retainded earnings, and cash flows for the years then ended. These financial statements are the responsibility of the Companys management. Our responsibility is to express an opinion on these financial statements based on our audits. We conducted our audits in accordance with generally accepted auditing standards. Those standards require that plan and perform the audit to obstain reasonable assurance about wether the financial statements are free of material misstatements. An audit include examining. On a test basis, evidence supporting the amounts and disclosure in the financial statements. An audit also included assesing the accounting principles used and significant estimates made by management, as well as evaluating the overall financial statement presentation. We believe that our audits provide a reasonable basis for our opinion. In our opinion, the financial statements referred to above present fairly, in all material respects, the financial postion of General ring Corporation as of December 31, 20X1 and 20X0 and the results of its operations and its cash flow for the years then ended in comformity with generally accepted accounting principles. Anderson and Zinder, P. C, CPAs March 5, 20X2 Report Title Audit Report Address

Introductory Paragraph (Factual Statement)

Score Paragraph (Factual Statement)

Opinion Paragraph (Conclusions)

Name of CPA firm Audit Report Date (Date audit field work is completed)

Sumber: Arens (2000) Gambar 5.2 Standard Unqualified Report on Comparative Statements

Dari gambar-gambar diatas Arens (2000) menyimpulkan bahwa ada 7 (tujuh) bagian penting dari Laporan Audit Bentuk Baku/standard yaitu: 1. Judul Laporan (Report Title) Standar Auditing mengharuskan pemberian judul pada harus memuat kata independen, seperti Laporan Pendapat Akuntan Independen. Kata independen meyakinkan pemakai bahwa audit tidak meyimpang aspek. laporan tersebut dan judul Auditor Independen atau ini dimaksudkan untuk (unblased) dalam seluruh

2. Alamat yang ditinjau Laporan Audit (Audit Report Address) Alamat biasanya ditujukan pada perusahaan, para pemegang saham atau Dewan Direksi, anmun akhir-akhir ini sering ditujukkan pada para pemegang saham untuk menunjukkan bahwa auditor independen terhadap perusahaan, Dewan Direksi maupun Dewan Komisarisnya. Untuk perusahaan persekutuan Laporan Auditor biasanya dialamtkan kepada anggota persekutuan atau pemilik sedangkan bila laporan keuangan yang diaudit bukan laporan kliennya, maka laporan auditor dialamatkan pada klien sebagai pemberi tugas. 3. Paragraf Pendahuluan (Introductory Paragraf) Memuat 3 (tiga) hal penting, yaitu: a. Pernyataan bahwa Kantor Akuntan Publik (KAP) telah melakukan tugas audit dan bukan laporan yang lain. b. Menyatakan bahwa yang diaudit adalah laporan keuangan yang terdiri atas: neraca dengan tanggal neracanya serta laporan laba rugi, laba ditahan dan arus kas beserta periode akuntansinya. c. Menegaskan tanggung jawab masing-masing yaitu laporan keuangan merupakan tanggung jawab manajemen termasuk pemulihan standar akuntansi yang berlaku juga atas pengambilan keputusan pengukuran dan pengungkapan dalam penerapan standar-standar tersebut, sedangkan tanggung jawab auditor hanya terbatas pada opini yang dikeluarkannya, juga menjelaskan peranan masingmasing. 4. Paragraf Ruang Lingkup/Lingkup Audit (Scope Paragraf) Merupakan pernyataan factual (factual stataement) tentang apa yang dilakukan auditor dalam audit, meliputi: Pernyataan bahwa auditor telah mengikuti Standar Auditing Menjelaskan aspek-aspek penting dalam suatu audit. Paragraf ini menyatakan bahwa audit dirancang untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material, artinya auditor hanya bertanggung jawab atas kekeliruan yang signifikan dan bukan yang tidak berpengaruh pada pengambilan keputusan para pemakai. Ungkapan keyakinan memadai menunjukkan bahwa suatu audit tidak dapat diharapkan untuk menghilangkan sepenuhnya kemungkinan adanya kekeliruan (error) atau ketidakberesan (irregularity) yang material dalam laporan keuangan.

Dengan kata lain audit memberikan suatu tingkat keyakinan yang tinggi, tetapi bukan merupakan jaminan. Selanjutnya tentang kecukupan bukti yang mendukung opini. Kata-kata diatas atas dasar pengujian menunjukkan bahwa yang dilakukan adalah uji petik (sampling) dan bukan detailed/full audit yaitu pemeriksaan terhadap semua transaksi dan semua jumlah-jumlah dalam laporan keuangan. Jadi jika dalam paragraf pendahuluan laporan audit menyatakan bahwa manajemen bertanggung jawab atas penyusunan dan isi laporan keuangan, maka paragraf ruang lingkup menyatakan bahwa auditor mengevaluasi ketepatan standar akuntansi, estimasi, pengungkapan serta pengujian laporan keuangan. 5. Paragraf Pendapat (Opinion/Conclusion Paragraf) Merupakan paragraf terakhir yang memuat kesimpulan auditor beradasrkan hasil pemeriksaan. Begitu pentingnya bagian ini sehingga keseluruhan laporan audit sering disebut pendapat auditor. Paragraf ini dengan tegas menyatakan bahwa yang diberikan adalah suatu pendapat dan bukan pernyataan mutlak atau jaminan, tujuannya adalah untuk menunjukkan bahwa kesimpulan tersebut didasarkan atas pertimbangan profesional (Professional Judgement). Ungkapan menurut pendapat kami/in our opinion menyiratkan adanya information risk (resiko informasi) berkenaan dengan laporan keuangan tersebut, sekalipun telah diaudit dan unqualified telah diberikan. Paragraf pendapat berkaitan langsung dengan standar pelaporan pertama dan keempat, yaitu auditor diminta untuk membuat pendapatnya mengenai laporan keuangan secara keseluruhan serta apakah perusahaan telah mengikuti Standar Akuntansi yang berlaku umum (SAK). Bagian penting dari laporan audit yang mengundang kontrovesi adalah ungkapan menyajikan secara wajar, apakah ini berarti bila Standar Akuntansi Keuangan (SAK) telah ditaati laporan keuangan telah disajikan dengan wajar atau mungkinkah ada hal lain di luar Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang harus dipatuhi, sehingga bila tidak akan menyesatkan para pemakai. Umumnya para auditor merasa yakin bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar bila telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dengan tetap memeriksa kemungkinan salah informasi pada saldo dan catatan transaksi.

6. Tanda Tangan, nama dan nomor register Akuntan Publik Partner yang harus menandatangani dan mencantumkan nama serta nomor registernya dalam laporan audit dan dia yang bertanggung jawab secara hukum dan jabatan baik atas nama pribadi atas nama kantor Akuntannya terhadap mutu auditnya menurut standar profesional. 7. Tanggal Laporan Audit Adalah tanggal selesainya pekerjaan lapangan atau tanggal saat auditor telah menyelesaikan bagian terpenting dari prosedur auditing di lapangan. Tanggal ini sangat penting karena menunjukkan sampai tanggal berapa setelah tanggal neraca auditor bertanggung jawab atas peninjauan terhadap peristiwa yang terjadi. Contoh: Jika neraca dibuat per tanggal 31 Desember 2001 dan laporan audit tertanggal 6 Maret 2002 artinya auditor bertanggung jawab atas transaksi-transaksi setelah tanggal neraca sampai dengan tanggal 6 Maret 2002 dengan membukukan transaksi-transaksi yang terjadi antara tanggal tersebut. Standar pelaporan kedua dan ketiga menunjukkan bahwa komentar dalam laporan audit hanya diperlukan jiak penerapan prinsip akuntansi tahun berjalan tidak konsisten dengan tahun sebelumnya, dan bahwa pengungkapan dalam laporan keuangan dipandang tidak cukup memadai. Dengan demikian isi Laporan Audit Bentuk Baku menurut PSA no. 29 (SA seksi 508) harus menyebutkan laporan keuangan auditan dalam paragraf pengantar (introductory paragraf), dan menyatakan pendapat auditor dalam paragraf pendapat (Opinion or Conclusion Paragraf). Bila kelima persyaratan di atas dipenuhi, maka Laporan Audit Bentuk Baku (Standard Unqualified Audit Report) seperti pada Gambar 5.1 dan 5.2 dapat diberikan. Standar Unqualified Audit Report disebut juga Clean Opinion karena tidak terdapat keadaan-keadaan yang mengharuskan suatu perkecualian atau modifikasi terhadap pendapat auditor.

B. LAPORA AUDIT SELAIN BENTUK STANDAR Dalam situasi tertentu, laporan audit bentuk standar/baku disajikan dengan kata-kata agak menyimpang dari bentuk baku atau ditambahkan dengan bahasa atau paragraf penjelas. Keadaan ini menunjukkan bahwa lima persyaratan Unqualified Opinion terpenuhi, dengan kata lain keseluruhan prosedur audit yang harus dijalankan terpenuhi dengan hasil yang memuaskan dan laporan keuangan pun dinyatakan wajar, tetapi

auditor merasa perlu menyajikan informasi tambahan, berbeda dengan laporan audit Qualified, Adverse, atau Disclaimer dimana auditor tidak dapat melaksanakan audit dengan memuaskan (tidak seluruh audit dapat dijalankan) dan laporan keuangan pun tidak disajikan secara wajar atau bahkan auditor tidak independen. Dengan demikian pada dasarnya Arens (2000) membagi laporan audit tersebut dalam 4 (empat) kategori seperti digambarkan berikut ini:
Standar Unqualified
The Five conditions have been met.

Unqualified with Explanatory Paragraph or Modified Wording

A complete audit took place with satisfactory result and Financial statements that are fairly presented, but the auditor believes that is important or is required to provide additional information.

Qualified

The auditor conludes that the overall financial statements are fairly presented, but the scope of the audit has been materially restricted or generally accepted accounting principles were not followed in preparing the financial statements.

Adverse or Disclaimer

The auditor concludes the financial statements are not fairly presented (adverse), he or she is unable to form an opinion as to wether the financial statements are fairly persented (disclaimer), or he or she is not independent (disclaimer).

Sumber : Arens (2000) Gambar 5.3 Four Categories of Audit Reports

Arens (2000) juga mengidentifikasi 5 (lima) keadaan yang menyebabkan laporan Audit Bentuk Baku harus diberikan paragraf penjelas atau kata-katanya dimodifikasi (Unqualified Audit Report with Explanatory Paragraf or Modified Working), yaitu: 1. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) tidak konsisten 2. Terdapat keraguan yang substansial atau kelangsungan hidup perusahaan 3. Auditor setuju dengan penyimpangan dari Standar Akuntansi yang berlaku (SAK) 4. Penekanan atas suatu hal 5. Laporan melibatkan auditor lain Kelima kondisi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) tidak konsisten Standar pelaporan kedua mewajibkan auditor memperhatikan situasi dimana standar akuntansi tidak dilaksanakan secara konsisten dihubungkan dengan periode sebelumnya. Jika terjadi perubahan prinsip akuntansi atau metode aplikasinya yang berdampak material terhadap daya banding (compatibility) laporan keuangan perusahaan, auditor harus memodifikasi laporan auditnya dengan menambahkan paragraf penjelasan di dalam laporannya. Paragraf penjelasan tersebut (dinyatakan setelah paragraf harus menunjukkan sifat perubahan dan merujuk ke catatan atas laporan keuangan (Notes to Financial Statement) yang menguraikan secara rinci perubahan tersebut. Paragraf penjelasan ini menyiratkan bahwa auditor setuju dengan perubahan itu. Jika Auditor tidak setuju, perubahan tersebut harus dianggap sebagai pelanggaran terhadap standar akuntansi yang berlaku umum (SAK) dan pendapatnya tidaklagi Unqualified (wajar tanpa pengecualian syarat) tapi berubah menjadi Qualified (wajar dengan pengecualian syarat) seperti yang akan dibahas nanti. Paragraf penjelasan yang sesuai dengan perubahan diatas adalah sebagai berikut:

Paragraf pendahuluan, ruang lingkup dan pendapat sama dengan laporan standar/baku.

Seperti telah dijelaskan pada catatan 8 dalam catatan atas laporan keuangan, perusahaan, perusahaan mengubah metode perhitungan depresiasi dalam tahun 20X2.

Sumber : Arens (2000) Gambar 5.4 Paragraf penjelasan karena adanya perubahan Standar Akuntansi Seperti telah disinggung dalam Modul 3 Kegiatan Belajar 2, tentang standar pelaporan kedua yaitu masalah inkonsistensi (ketidakkonsistenan) penerapan prinsip akuntansi yang menurut HS Munawir (1995) dapat disebabkan oleh: Perubahan akuntansi Kekeliruan pada laporan keuangan tahun sebelumnya Perubahan klasifikasi Transaksi atau kejadian tahun ini sangat berbeda dengan yang dicatatan dan dilaporkan tahun sebelumnya

Perubahan Akuntansi berarti perubahan pada: Prinsip akuntansi Estimasi akuntansi Satuan usaha pembuat laporan

Auditor harus mampu membedakan dari perubahan-perubahan tersebut mana yang mempengaruhi konsistensi tetapi tidak mempengaruhi komparasi (daya banding) dan mana-mana yang mempengaruhi daya banding tetapi tidak berpengaruh terhadap konsistensi. Contoh-vontoh perubahan yang mempengaruhi daya banding tetapi tidak mempengaruhi konsistensi menurut Arens (2000) adalah sebagai berikut: Perubahan estimasi, misalnya penurunan masa manfaat aktiva untuk tujuan perhitungan penyusutan Koreksi kesalahan yang tidak melibatkan standar akuntansi, seperti kekeliruan matematis pembukuan pada tahun sebelumnya. Variasi format dan cara penyajian informasi keuangan Perubahan disebabkan oleh berbagai transaksi atau peristiwa yang tidak lazim, seperti masalah dalam kegiatan riset dan pengembangan, atau penjualan perusahaan anak.

Perubahan-perubahan ini tidak perlu disebutkan dalam laporan audit.

Adapun perubahan yang memperngaruhi konsistensi dan memerlukan paragraf penjelas dalam laporan auditnya jika jumlahnya material, contoh-contohnya sebagai berikut: 1. Perubahan standar akuntansi, seperti perubahan dari First In First Out (FIFO) menjadi Last In First Out (LIFO) dalam penilaian persediaan 2. Perubahan entitas pelaporan, misalnya dimasukannya suatu perusahaan anak yang baru dalam laporan keuangan gabungan 3. Koreksi kekeliruan yang menyangkut standar akuntansi, aytiu menggganti penggunaan standar akuntansinya yang tidak lazim, termasuk koreksi terhadap kekeliruan yang diakibatkannya. 2. Keraguan atas kelangsungan hidup Tujuan suatu audit bukan untuk mengevaluasi kesehatan keuangan perusahaan, tetapi auditor bertanggung jawab untuk mengevaluasi apakah perusahaan masih mungkin melangsungkan kelanjutan usahanya. SAS 59 (AU 341) menyinggung masalah ini dengan judul Pertimbangan Auditor atas kemampuan Satuan Usaha dalam Mempertahankan Hidupnya. Sebagai contoh terdapatnya satu atau dua faktor dibawah ini menimbulkan ketidakpastian mengenai kelangsungan hidup. 1. Kerugian usaha yang besar atau kekurangan modal kerja yang berulang-ulang 2. Ketidakmampuan perusahaan membayar kewajibannya pada saat jatuh tempo 3. Kehilangan pelanggan utama, terjadinya bencana yang tidak diasuransikan seperti gempa bumi, atau banjir, atau masalah perburuhan yang tidak biasa 4. Perkara pengadilan, gugatan hukum, atau masalah-masalah serupa yang sudah terjadi yang dapat membahayakan kemampuan perusahaan untuk beroperasi. Auditor harus mempertimbangkan dengan cermat adanya kemungkinan bahwa klien tidak mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya atau memenuhi kewajiban-kewajibannya untuk suatu periode yang wajar. Untuk tujuan ini periode yang wajar tidak melebihi satu tahun dari tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit. Jika auditor menyimpulkan adanya keraguan atas kemampuan perusahaan mempertahankan kelangsungan hidup,pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan perlu dibuat, terlepas dari pengungkapan dalam laporan keuangan.

Penyajian paragraf penjelasannya dapat dilihat pada gambar berikut: (Paragraf pendahuluan, ruang lingkup, dan pendapat sama seperti laporan standar). Laporan keuangan terlampir telah disusun dengan anggapan bahwa PT. Pakubuono mampu menjaga kelangsungan hidupnya. Seperti diuraikan dalam Catatan 11 atas laporan keuangan PT. Pakubuono telah mengalami kerugian yang berulang kali dari usahanya dan mengakibatkan kekurangan modal bersih yang menyebabkan timbulnya kesangsian yang besar mengenai kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Rencana manajemen untuk mengatasi masalah ini juga telah diungkapkan dalam catatan 11. Laporan keuangan tidak mencakup setiap penyesuaian yang mungkin timbul dari ketidak pastian ini.

PARAGRAF KEEMPAT PARAGRAF PENJELASAN

Sumber: Arens (2000) Gambar 5.5 Laporan Auditor Independen Kemampuan Satuan Usaha dalam Mempertahankan Kelangsungan Hidupnya memberikan pedoman pada Auditor untuk mempertimbangkan pernyataan pendapat atau pernyataan tidak memberikan pendapat karena dihadapkan pada masalah kesangsian atas kemampuan Satuan Usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya sebagai berikut:

Auditor sangsi atas kelangsungan hidup satuan usaha?

Ya

Apakah ada Rencana Manajemen

Tidak

Ya

Tidak memberikan pendapat

Tidak Apakah Rencana Manajemen dapat secara efektif dilaksanakan? Tidak

Tidak memberikan pendapat Ya

Pendapat wajar tanpa Pengecualian

Ya

Apakah cukup pengungkapan

Tidak

Pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar

Sumber : IAI (2001) Gambar 5.16 Pedoman Pertimbangan Pemberian Pendapat Auditor terhadap kesangsian Auditor atas kemampuan Perusahaan Mempertahankan Kelangsungan Hidupnya.

You might also like