You are on page 1of 22

Pengertian DNA & RNA

Asam nukleat adalah polinukleotida yang terdiri dari unit-unit mononukleotida, jika unit-unit pembangunnya dioksinukleotida maka asam nukleat itu disebut dioksiribonukleat(DNA) dan jika terdiri dari unit-unit mononukleotida disebut asam ribonukleat(RNA). DNA dan RNA mempunyai sejumlah sifat kimia dan fisika yang sama sebab antara unit-unit mononukleotida terdapat ikatan yang sama yaitu melalui jembatan fosfodiester antara posisi 3 suatu mononukleotida dan posisi 5 pada mononukleotida lainnya(Harpet, 1980). Asam-asam nukleat seperti asam dioksiribosa nukleat (DNA) dan asam ribonukleat (RNA) memberikan dasar kimia bagi pemindahan keterangan di dalam semua sel. Asam nukleat merupakan molekul makro yang memberi keterangan tiap asam nukleat mempunyai urutan nukleotida yang unik sama seperti urutan asam amino yang unik dari suatu protein tertentu karena asam nukleat merupakan rantai polimer yang tersusun dari satuan monomer yang disebut nukleotida(Dage, 1992). Dua tipe utama asam nukleat adalah asam dioksiribonukleat(DNA) dan asam ribonukleat(RNA). DNA terutama ditemui dalam inti sel, asam ini merupakan pengemban kode genetik dan dapat memproduksi atau mereplikasi dirinya dengan tujuan membentuk sel-sel baru untuk memproduksi organisme itu dalam sebagian besar organisme, DNA suatu sel mengerahkan sintesis molekul RNA, satu tipe RNA, yaitu messenger RNA(mRNA), meninggalkan inti sel dan mengarahkan tiosintesis dari berbagai tipe protein dalam organisme itu sesuai dengan kode DNA-nya(fessenden, 1990). Meskipun banyak memiliki persamaan dengan DNA, RNA memiliki perbedaan dengan DNA, antara lain yaitu(Poedjiati, 1994): 1. Bagian pentosa RNA adalah ribosa, sedangkan bagian pentosa DNA adalah dioksiribosa. 2. Bentuk molekul DNA adalah heliks ganda, bentuk molekul RNA berupa rantai tunggal yang terlipat, sehingga menyerupai rantai ganda. 3. RNA mengandung basa adenin, guanin dan sitosin seperti DNA tetapi tidak mengandung timin, sebagai gantinya RNA mengandung urasil. 4. Jumlah guanin dalam molekul RNA tidak perlu sama dengan sitosin, demikian pula jumlah adenin, tidak perlu sama dengan urasil. Selain itu perbedaan RNA dengan DNA yang lain adalah dalam hal(Suryo, 1992): 1. Ukuran dan bentuk Pada umumnya molekul RNA lebih pendek dari molekul DNA. DNA berbentuk double helix, sedangkan RNA berbentuk pita tunggal. Meskipun demikian pada beberapa virus tanaman, RNA merupakan pita double namun tidak terpilih sebagai spiral. 2. Susunan kimia Molekul RNA juga merupakan polimer nukleotida, perbedaannya dengan DNA yaitu: a. Gula yang menyusunnya bukan dioksiribosa, melainkan ribosa. b. Basa pirimidin yang menyusunnya bukan timin seperti DNA, tetapi urasil. 3. Lokasi DNA pada umumnya terdapat di kromosom, sedangkan RNA tergantung dari macamnya, yaitu: a. RNA d(RNA duta), terdapat dalam nukleus, RNA d dicetak oleh salah satu pita DNA yang berlangsung didalam nukleus. b. RNA p(RNA pemindah) atau RNA t(RNA transfer), terdapat di sitoplasma. c. RNA r(RNA ribosom), terdapat didalam ribosom. 4. Fungsinya

DNA berfungsi memberikan informasi atau keterangan genetik, sedangkan fungsi RNA tergantung dari macamnya, yaitu: a. RNA d, menerima informasi genetik dari DNA, prosesnya dinamakan transkripsi, berlangsung didalam inti sel. b. RNA t, mengikat asam amino yang ada di sitoplasma. c. RNA t, mensintesa protein dengan menggunakan bahan asam amino, proses ini berlangsung di ribosom dan hasil akhir berupa polipeptida. Ada beberapa cara untuk menentukan DNA dan RNA, yaitu(Frutan and Sofia, 1968): 1. Jaringan hewan dan alkali hangat RNA akan terpecah menjadi komponen-komponen nukleotida yang larut dalam asam. DNA sulit dipecah atau dirusak oleh alkali. 2. Metode Schnider Jaringan dan asam trikloro asetat panas dan diperkirakan DNA dapat diuji oleh reaksi kalorimetri dengan difenilanin, yang mana akan bereaksi dengan purin dioksiribosa dan tidak bereaksi dengan purin ribosa. 3. Metode Feligen Fuchsin sulfurous acid akan berwarna merah dengan DNA, dan tidak dengan RNA. Reaksi ini diterapkan untuk mempelajari distribusi RNA dan DNA didalam bagian-bagian sel. 4. Secara Spektroskopi Pengaukuran absorbsi cahaya oleh RNA dan DNA pada 260nm dimana spektra cincin purin dan pirimidin asam nukleat menunjukkan maksimal. Tiga bentuk utama RNA yang terdapat didalam sel adalah mRNA(messenger RNA), rRNA(ribosa RNA), dan tRNA(transfer RNA). Tiap bentuk RNA ini mempunyai berat molekul dan komposisi yang berlainan, tetapi khas untuk tiap macam bentuk RNA. Semua RNA terdiri dari rantai tunggal poliribonukleotida. Pada sel bakteri, hampir semua RNA ada di dalam sitoplasma. Disel hati kira-kira 11% terdapat dalam nukleus(terutama mRNA), sekitar 15% dalam mitokondria, lebih dari 50% dalam ribosom, dan kira-kira 24% dalam strosol RNA (Asam Ribonukleat) Struktur RNA Struktur dasar RNA mirip dengan DNA. RNA merupakan polimer yang tersusun dari sejumlah nukleotida. Setiap nukleotida memiliki satu gugus fosfat, satu gugus gula ribosa, dan satu gugus basa nitrogen (basa N). Polimer tersusun dari ikatan berselang-seling antara gugus fosfat dari satu nukleotida dengan gugus gula ribosa dari nukleotida yang lain. Perbedaan RNA dengan DNA terletak pada satu gugus hidroksil tambahan pada cincin gula ribosa (sehingga dinamakan ribosa). Basa nitrogen pada RNA sama dengan DNA, kecuali basa timin pada DNA diganti dengan urasil pada RNA. Jadi tetap ada empat pilihan: adenin, guanin, sitosin, atau urasil untuk suatu nukleotida.Selain itu, bentuk konformasi RNA tidak berupa pilin ganda sebagaimana DNA, tetapi bervariasi sesuai dengan tipe dan fungsinya. Tipe-tipe RNA RNA hadir di alam dalam berbagai macam/tipe. Sebagai bahan genetik, RNA berwujud sepasang pita (Inggris double-stranded RNA, dsRNA). Genetika molekular klasik mengajarkan adanya tiga tipe RNA yang terlibat dalam proses sintesis protein: 1. RNA-kurir (bahasa Inggris: messenger-RNA, mRNA), 2. RNA-ribosom (bahasa Inggris: ribosomal-RNA, rRNA), 3. RNA-transfer (bahasa Inggris: transfer-RNA, tRNA).

Pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21 diketahui bahwa RNA hadir dalam berbagai macam bentuk dan terlibat dalam proses pascatranslasi. Dalam pengaturan ekspresi genetik orang sekarang mengenal RNA-mikro (miRNA) yang terlibat dalam peredaman gen atau gene silencing dan small-interfering RNA (siRNA) yang terlibat dalam proses pertahanan terhadap serangan virus. Fungsi RNA Pada sekelompok virus (misalnya bakteriofag), RNA merupakan bahan genetik. Ia berfungsi sebagai penyimpan informasi genetik, sebagaimana DNA pada organisme hidup lain. Ketika virus ini menyerang sel hidup, RNA yang dibawanya masuk ke sitoplasma sel korban, yang kemudian ditranslasi oleh sel inang untuk menghasilkan virus-virus baru. Namun demikian, peran penting RNA terletak pada fungsinya sebagai perantara antara DNA dan protein dalam proses ekspresi genetik karena ini berlaku untuk semua organisme hidup. Dalam peran ini, RNA diproduksi sebagai salinan kode urutan basa nitrogen DNA dalam proses transkripsi. Kode urutan basa ini tersusun dalam bentuk triplet, tiga urutan basa N, yang dikenal dengan nama kodon. Setiap kodon berelasi dengan satu asam amino (atau kode untuk berhenti), monomer yang menyusun protein. Lihat ekspresi genetik untuk keterangan lebih lanjut. Penelitian mutakhir atas fungsi RNA menunjukkan bukti yang mendukung atas teori dunia RNA, yang menyatakan bahwa pada awal proses evolusi, RNA merupakan bahan genetik universal sebelum organisme hidup memakai DNA. Intereferensi RNA Suatu gejala yang baru ditemukan pada penghujung abad ke-20 adalah adanya mekanisme peredaman (silencing) dalam ekspresi genetik. Kode genetik yang dibawa RNA tidak diterjemahkan (translasi) menjadi protein oleh tRNA. Ini terjadi karena sebelum sempat ditranslasi, mRNA dicerna/dihancurkan oleh suatu mekanisme yang disebut sebagai interferensi RNA. Mekanisme ini melibatkan paling sedikit tiga substansi (enzim dan protein lain). Gejala ini pertama kali ditemukan pada nematoda Caenorhabditis elegans tetapi selanjutnya ditemukan pada hampir semua kelompok organisme hidup. DNA (Asam Deoksiribonukleat) Asam deoksiribonukleat, lebih dikenal dengan DNA (bahasa Inggris: deoxyribonucleic acid), adalah sejenis asam nukleat yang tergolong biomolekulutama penyusun berat kering setiap organisme. Di dalam sel, DNA umumnya terletak di dalam inti sel. Secara garis besar, peran DNA di dalam sebuah sel adalah sebagai materi genetik; artinya, DNA menyimpan cetak biru bagi segala aktivitas sel. Ini berlaku umum bagi setiap organisme. Di antara perkecualian yang menonjol adalah beberapa jenis virus (dan virus tidak termasuk organisme) seperti HIV (Human Immunodeficiency Virus). Karateristik Kimia DNA merupakan polimer yang terdiri dari tiga komponen utama, 1. gugus fosfat 2. gula deoksiribosa 3. basa nitrogen, yang terdiri dari : 1. Adenina (A) 2. Guanina (G) 3. Sitosina (C) 4. Timina (T)

DNA as structure

Sebuah unit monomer DNA yang terdiri dari ketiga komponen tersebut dinamakan nukleotida, sehingga DNA tergolong sebagai polinukleotida. Rantai DNA memiliki lebar 22-24 , sementara panjang satu unit nukleotida 3,3 [2]. Walaupun unit monomer ini sangatlah kecil, DNA dapat memiliki jutaan nukleotida yang terangkai seperti rantai. Misalnya, kromosom terbesar pada manusia terdiri atas 220 juta nukleotida[3]. Rangka utama untai DNA terdiri dari gugus fosfat dan gula yang berselang-seling. Gula pada DNA adalah gula pentosa (berkarbon lima), yaitu 2-deoksiribosa. Dua gugus gula terhubung dengan fosfat melalui ikatan fosfodiester antara atom karbon ketiga pada cincin satu gula dan atom karbon kelima pada gula lainnya. Salah satu perbedaan utama DNA dan RNA adalah gula penyusunnya; gula RNA adalah ribosa. DNA terdiri atas dua untai yang berpilin membentuk struktur heliks ganda. Pada struktur heliks ganda, orientasi rantai nukleotida pada satu untai berlawanan dengan orientasi nukleotida untai lainnya. Hal ini disebut sebagai antiparalel. Masing-masing untai terdiri dari rangka utama, sebagai struktur utama, dan basa nitrogen, yang berinteraksi dengan untai DNA satunya pada heliks. Kedua untai pada heliks ganda DNA disatukan oleh ikatan hidrogen antara basa-basa yang terdapat pada kedua untai tersebut. Empat basa yang ditemukan pada DNA adalah adenin (dilambangkan A), sitosin (C, dari cytosine), guanin (G), dan timin (T). Adenin berikatan hidrogen dengan timin, sedangkan guanin berikatan dengan sitosin. Pada replikasi DNA, rantai DNA baru dibentuk berdasarkan urutan nukleotida pada DNA yang digandakan. Replikasi

Replikasi merupakan proses pelipatgandaan DNA. Proses replikasi ini diperlukan ketika sel akan membelah diri. Pada setiap sel, kecuali sel gamet, pembelahan diri harus disertai dengan replikasi DNA supaya semua sel turunan memiliki informasi genetik yang sama. Pada dasarnya, proses replikasi memanfaatkan fakta bahwa DNA terdiri dari dua rantai dan rantai yang satu merupakan konjugat dari rantai pasangannya. Dengan kata lain, dengan mengetahui susunan satu rantai, maka susunan rantai pasangan dapat dengan mudah dibentuk. Ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan bagaimana proses replikasi DNA ini terjadi. Salah satu teori yang paling populer menyatakan bahwa pada masing-masing DNA baru yang diperoleh pada akhir proses replikasi; satu rantai tunggal merupakan rantai DNA dari rantai DNA sebelumnya, sedangkan rantai pasangannya merupakan rantai yang baru disintesis. Rantai tunggal yang diperoleh dari DNA sebelumnya tersebut bertindak sebagai cetakan untuk membuat rantai pasangannya. Proses replikasi memerlukan protein atau enzim pembantu; salah satu yang terpenting dikenal dengan nama DNA polimerase, yang merupakan enzim pembantu pembentukan rantai DNA baru yang merupakan suatu polimer. Proses replikasi diawali dengan pembukaan untaian ganda DNA pada titik-titik tertentu di sepanjang rantai DNA. Proses pembukaan rantai DNA ini dibantu oleh enzim helikase yang dapat mengenali titik-titik tersebut, dan enzim girase yang mampu membuka pilinan rantai DNA. Setelah cukup ruang terbentuk akibat pembukaan untaian ganda ini, DNA polimerase masuk dan mengikat diri pada kedua rantai DNA yang sudah terbuka secara lokal tersebut. Proses pembukaan rantai ganda tersebut berlangsung disertai dengan pergeseran DNA polimerase mengikuti arah membukanya rantai ganda. Monomer DNA ditambahkan di kedua sisi rantai yang membuka setiap kali DNA polimerase bergeser. Hal ini berlanjut sampai seluruh rantai telah benar-benar terpisah. Proses replikasi DNA ini merupakan proses yang rumit namun teliti. Proses sintesis rantai DNA baru memiliki suatu mekanisme yang mencegah terjadinya kesalahan pemasukan monomer yang dapat berakibat fatal. Karena mekanisme inilah kemungkinan terjadinya kesalahan sintesis amatlah kecil. Penggunaan DNA Dalam Tehnologi. 1. DNA dalam forensik Ilmuwan forensik dapat menggunakan DNA yang terletak dalam darah, semen, kulit, liur atau rambut yang tersisa di tempat kejadian kejahatan untuk mengidentifikasi kemungkinan tersangka, sebuah proses yang disebut fingerprinting genetika atau pemrofilan DNA (DNA profiling). Dalam pemrofilan DNA panjang relatif dari bagian DNA yang berulang seperti short tandem repeats dan minisatelit, dibandingkan. Pemrofilan DNA dikembangkan pada 1984 oleh genetikawan Inggris Alec Jeffreys dari Universitas Leicester, dan pertama kali digunakan untuk mendakwa Colin Pitchfork pada 1988 dalam kasus pembunuhan Enderby di Leicestershire, Inggris. Banyak yurisdiksi membutuhkan terdakwa dari kejahatan tertentu untuk menyediakan sebuah contoh DNA untuk dimasukkan ke dalam database komputer. Hal ini telah membantu investigator menyelesaikan kasus lama di mana pelanggar tidak diketahui dan hanya contoh DNA yang diperoleh dari tempat kejadian (terutama dalam kasus perkosaan antar orang tak dikenal). Metode ini adalah salah satu teknik paling terpercaya untuk mengidentifikasi seorang pelaku kejahatan, tetapi tidak selalu sempurna, misalnya bila tidak ada DNA yang dapat diperoleh, atau bila tempat kejadian terkontaminasi oleh DNA dari banyak orang. 2. DNA dalam Komputasi DNA memainkan peran penting dalam ilmu komputer, baik sebagai masalah riset dan sebagai sebuah cara komputasi.

Riset dalam algoritma pencarian string, yang menemukan kejadian dari urutan huruf di dalam urutan huruf yang lebih besar, dimotivasi sebagian oleh riset DNA, dimana algoritma ini digunakan untuk mencari urutan tertentu dari nukleotida dalam sebuah urutan yang besar. Dalam aplikasi lainnya seperti editor text, bahkan algoritma sederhana untuk masalah ini biasanya mencukupi, tetapi urutan DNA menyebabkan algoritma-algoritma ini untuk menunjukkan sifat kasus-mendekati-terburuk dikarenakan jumlah kecil dari karakter yang berbeda. Teori database juga telah dipengaruhi oleh riset DNA, yang memiliki masalah khusus untuk menaruh dan memanipulasi urutan DNA. Database yang dikhususkan untuk riset DNA disebut database genomik, dam harus menangani sejumlah tantangan teknis yang unik yang dihubungkan dengan operasi pembandingan kira-kira, pembandingan urutan, mencari pola yang berulang, dan pencarian homologi. 3. Sejarah NA pertama kali berhasil dimurnikan pada tahun 1868 oleh ilmuwan Swiss Friedrich Miescher di Tubingen, Jerman, yang menamainya nuclein berdasarkan lokasinya di dalam inti sel. Namun demikian, penelitian terhadap peranan DNA di dalam sel baru dimulai pada awal abad 20, bersamaan dengan ditemukannya postulat genetika Mendel. DNA dan protein dianggap dua molekul yang paling memungkinkan sebagai pembawa sifat genetis berdasarkan teori tersebut. Dua eksperimen pada dekade 40-an membuktikan fungsi DNA sebagai materi genetik. Dalam penelitian oleh Avery dan rekan-rekannya, ekstrak dari sel bakteri yang satu gagal mentransform sel bakteri lainnya kecuali jika DNA dalam ekstrak dibiarkan utuh. Eksperimen yang dilakukan Hershey dan Chase membuktikan hal yang sama dengan menggunakan pencari jejak radioaktif (radioactive tracers). Misteri yang belum terpecahkan ketika itu adalah: bagaimanakah struktur DNA sehingga ia mampu bertugas sebagai materi genetik? Persoalan ini dijawab oleh Francis Crick dan koleganya James Watson berdasarkan hasil difraksi sinar-x DNA oleh Maurice Wilkins dan Rosalind Franklin. Crick, Watson, dan Wilkins mendapatkan hadiah Nobel Kedokteran pada 1962 atas penemuan ini. Franklin, karena sudah wafat pada waktu itu, tidak dapat dianugerahi hadiah ini. Konfirmasi akhir mekanisme replikasi DNA dilakukan lewat percobaan Meselson-Stahl yang dilakukan tahun 1958.

menurut Hugo de Vries ,mutasi berarti perubahan fenotip yang mendadak,bersifat menurun dan terjadi karena

penyimpangan gen. Secara umum mutasi berarti perubahan materi genetik yang bersifat menurun,terutama bila perubahan itu terjadi pada sel kelamin /gamet. Berdasarkan jenis materi yg mengalami perubahan,mutasi dikelompokkan menjadi dua yaitu mutasi gen dan mutasi kromosom. Pengertian Mutasi 1. Mutasi gen '( mutasi kecil/mutasi titik/point mutation ). Mutasi jenis ini ditandai oleh adanya perubahan struktur molekul asam nukleat ( DNA / RNA ) terutama urutan basa nitrogen. Secara umum,mutasi gen meliputi : a. Mutasi tak bermakna ( non sense mutation ), jika terjadi perubahan satu basa N pada triplet tetapi tidak mengubah urutan asam amino. Contoh : kodon UUA mengalami perubahan menjadi UUU. Perubahan ini tdk menyebabkan perubahan urutan asam amino yg akan terbentuk karena kode UUA, UUU mengkodekan as.amino fenilalanin. b. Mutasi ganda tiga ( triplet mutation ). Tanda terjadinya mutasi jenis ini adalah hilangnya 1 triplet atau lebih. Perubahan ini berakibat pada perubahan urutan asam amino. Contoh : urutan basa N rantai sense DNA sebelum tjd perubahan adalah 5'-AAA-CGA-GAG-3', berubah menjadi 5'-AAA-CGA-3'. ket: triplet GAG hilang .Perubahan ini berakibat pada perubahan urutan asam amino ( dpt menyebabkan perubahan fenotip ).

Pengertian Mutasi 2. Mutasi kromosom. Istilah mutasi kromosom lebih dikenal sebagai aberasi kromosom/kerusakan kromosom. Ada juga yg menyebutnya sbg mutasi besar. Mutasi ini meliputi : a. Perubahan jumlah. - disebut juga ploidi - dibedakan menjadi : a.1. Euploidi. - terjadi perubahan perangkat atau genom kromosom ( kromosom normal pada sel tubuh adalah 2n/diploid, sedangkan pada sel gamet adalah n/diploid . - macam euploidi, al : triploid, tetraploid, poliploid. a.2. An euploidi - tjd perubahan pada salah satu perangkat/genom - disebut juga an eusomik - macamnya : monosomi ( 2n-1 ), nullisomi ( 2n-2 ), trisomi ( 2n+1 ), tetrasomi ( 2n+2 )

KROMOSOM adalah struktur benang dalam inti sel yang bertanggung jawab dalam hal sifat keturunan (hereditas). Kromosom adalah KHAS bagi makhluk hidup. GEN adalah "substansi hereditas" yang terletak di dalam kromosom. Gen bersifat antara lain : - Sebagai materi tersendiri yang terdapat dalam kromosom. - Mengandung informasi genetika. - Dapat menduplikasikan diri pada peristiwa pembelahan sel. Sepasang kromosom adalah "HOMOLOG" sesamanya, artinya mengandung lokus gen-gen yang bersesuaian yang disebut ALELA. LOKUS adalah lokasi yang diperuntukkan bagi gen dalam kromosom. ALEL GANDA (MULTIPLE ALLELES) adalah adanya lebih dari satu alel pada lokus yang sama. Dikenal dua macam kromosom yaitu: 1. Kromosom badan (Autosom). 2. Kromosom kelamin / kromosom seks (Gonosom). THOMAS HUNT MORGAN adalah ahli genetika dari Amerika Serikat yang menemukan bahwa faktor-faktor keturunan (gen) tersimpan dalam lokus yang khas dalam kromosom. Percobaan untuk hal ini dilakukan pada lalat buah (Drosophila melanogaster) dengan alasan sebagai berikut: - Cepat berkembang biak, - Mudah diperoleh dan dipelihara, - Cepat menjadi dewasa (umur 10 - 14 hari sudah de~wasa), - Lalat betina bertelur banyak, - Hanya memiliki 4 pasang kromosom, sehingga mudah diteliti.

Kromosom adalah struktur terorganisir dari DNA dan protein yang ditemukan dalam sel. Ini adalah satu potongan melingkar DNA yang mengandung banyak gen, elemen peraturan dan sekuens nukleotida lainnya. Kromosom juga mengandung DNA-terikat protein, yang berfungsi untuk paket DNA dan mengontrol fungsi-fungsinya. Kata''''kromosom berasal dari bahasa Yunani (''''chroma, warna) dan (''''soma, tubuh) karena harta mereka menjadi sangat kuat diwarnai dengan pewarna tertentu.

DNA dan protein histon yang dikemas ke dalam struktur yang disebut kromosom. Gambar Kredit: US National Library of Medicine Kromosom bervariasi antara organisme yang berbeda. Molekul DNA mungkin melingkar atau linier, dan dapat terdiri dari 10.000 untuk 1000000000 nukleotida dalam rantai panjang. Biasanya sel-sel eukariotik (sel dengan inti) memiliki kromosom linier besar dan sel prokariotik (sel-sel tanpa inti didefinisikan) memiliki kromosom melingkar kecil, meskipun ada banyak pengecualian untuk aturan ini. Selanjutnya, sel dapat mengandung lebih dari satu jenis kromosom, misalnya, mitokondria pada eukariota paling dan kloroplas pada tanaman memiliki kromosom kecil mereka sendiri. Pada eukariota, kromosom nuklir dikemas oleh protein menjadi struktur kental yang disebut kromatin. Hal ini memungkinkan molekul DNA yang sangat panjang untuk masuk ke dalam inti sel. Struktur kromosom dan kromatin bervariasi melalui siklus sel. Kromosom adalah unit penting untuk divisi seluler dan harus direplikasi, dibagi, dan lulus dengan sukses ke sel putri mereka sehingga untuk memastikan keragaman genetik dan kelangsungan hidup keturunan mereka. Kromosom mungkin ada baik sebagai kromosom diduplikasi atau unduplicated-unduplicated adalah untaian linier tunggal, sedangkan kromosom diduplikasi (disalin selama tahap sintesis) berisi dua salinan bergabung dengan sentromer. Pemadatan kromosom diduplikasi selama hasil mitosis dan meiosis dalam struktur empat-lengan klasik. Rekombinasi kromosom memainkan peran penting dalam keragaman genetik. Jika struktur ini dimanipulasi benar, melalui proses yang dikenal sebagai kromosom dan translokasi ketidakstabilan, sel dapat mengalami bencana mitosis dan mati, atau mungkin menghindari apoptosis aberrantly mengarah pada perkembangan kanker. Dalam prakteknya "kromosom" adalah istilah yang agak longgar didefinisikan. Dalam prokariota dan virus, yang genophore istilah yang lebih tepat ketika tidak ada kromatin hadir. Namun, tubuh besar pekerjaan menggunakan istilah kromosom terlepas dari konten kromatin. Dalam DNA prokariota biasanya disusun sebagai lingkaran, yang erat melingkar pada dirinya sendiri, kadang-kadang disertai oleh satu atau lebih kecil, molekul DNA sirkular yang disebut plasmid. Ini genom melingkar kecil juga ditemukan dalam mitokondria dan kloroplas, yang mencerminkan asal-usul bakteri mereka. Para genophores sederhana yang ditemukan dalam virus: molekul-molekul DNA atau RNA yang genophores singkat linier atau melingkar yang sering kali kekurangan protein struktural.

Kromosom (bahasa Yunani: chroma, warna; dan soma, badan) merupakan struktur di dalam sel berupa deret panjang molekul yang terdiri dari satu molekulDNA[1] dan berbagai protein terkait yang

merupakan informasi genetik suatu organisme,[2] seperti molekul kelima jenis histon dan faktor transkripsi yang terdapat pada beberapa deret, dan termasuk gen unsur regulator dan sekuens nukleotida. Kromosom yang berada di dalam nukleus sel eukariota, secara khusus disebutkromatin.[3] Dalam kromosom eukariota, DNA yang tidak terkondensasi berada dalam struktur order-quasi dalam nukleus, dimana ia membungkus histon (protein struktural, Gambar 1), dan di mana material komposit ini disebut kromatin. Selama mitosis (pembelahan sel), kromosom terkondensasi dan disebut kromosom metafase. Hal ini menyebabkan masing-masing kromosom dapat diamati melalui mikroskop optik. Setiap kromosom memiliki dua lengan, yang pendek disebut lengan p (dari bahasa Perancis petit yang berarti kecil) dan lengan yang panjang lengan q (q mengikuti p dalam alfabet). Prokariota tidak memiliki histon atau nukleus. Dalam keadaan santainya, DNA dapat diakses untuk transkripsi, regulasi, dan replikasi. Kromosom pertama kali diamati oleh Karl Wilhelm von Ngeli pada 1842 dan ciri-cirinya dijelaskan dengan detail oleh Walther Flemming pada 1882. Sedangkan Prinsip-prinsip klasik genetika merupakan pemikiran deduksi dari Gregor Mendel pada tahun 1865[4] yang banyak diabaikan orang hingga tahun 1902, Walter Sutton dan Theodor Boveri menemukan kesamaan antara perilaku kromosom saat meiosis dengan hukum Mendel dan menarik kesimpulan bahwa kromosom merupakan pembawa gen.[5] Hasil penelitian keduanya dikenal sebagai teori Sutton-Boveri atau hipotesis SuttonBoveri atau teori hereditas kromosom, yang menjadi kontroversi dan perdebatan para pakar kala itu. Pada 1910, Thomas Hunt Morgan membuktikan bahwa kromosom merupakan pembawa gen

Dalam kehidupan kita sehari-hari sering mendengar kata tes DNA, tanaman hasil rekayasa genetika, dan penyakit-penyakit kelainan yang disebabkan rusaknya sel kromosom.Tes DNA belakangan ini semakin marak yang digunakan untuk mengidentifikasi seseorang, baik untuk negetahui jasat yang meninggal akibat bencana seperti terbakar, sudah menjadi tulang, atau bahkan tes DNA digunakan juga untuk mengetahui kebenaran antara anak dan orang tua.Selain itu juga sering kita mempelajari hal-hal yang berbau bioteknologi seperti rekayasa genetika, baik itu dialami oleh tumbuhan dan binatang.Dalam bidang kedokteran pun kita pernah mendengar pasien yang menderita penyakit kelainan yang disebabkan oleh rusaknya kromosom, sehingga bentuk tubuh atau perilaku orang tersebut tidak lazim atau normal.Berbagai macam pertanyaan mencuat, seperti Tahukah anda apa maksud tes DNA?

lalu mengapa tanaman direkayasa gen-gennya? Kemudian apa yang menyebabkan kromosom menjadi rusak sehingga terjadi kelainan? Ketiga hal tersebut berhubungan dengan kromosom, gen, dan DNA.Untuk kita akan membahas lebih dalam mengenai ketiga hal tersebut yang berkaitan dengan sebuah kehidupan. KROMOSOM

chromosome

Bagian utama dari sebuah sel terdiri atas nukleus dan sitoplasma.Di dalam nukleus terdapt benang-benang halus yang disebut kromatin. Bila sel siap membelah, benang-benang halus tersebut itu dipintal dan membentuk kromosom.Kromosom adalah suatu struktur padat yang terdiri dari dua komponen molekul, yaitu protein dan DNA.Struktur padat kromosom hanya dapat terlihat dengan jelas pada tahap metafase saat pembelahan sel. Nukleosom ( unit Dasar Kromosom ) Cara penyusunan molekul DNA dan protein dalam kromosom sebenarnya cukup rumit.Pengemasan DNA dalam kromosom terjadi pada tahap profaseSecara ringkas pengemasan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : Untai DNA dipintal pada suatu set protein, yaitu histon menjadi suatu bentukan yang disebut unit nukleosom.Unit-unit nukleosom tersusun padat membentuk benang yang lebih padat dan terpintal menjadi lipatan-lipatan solenoid.Lipatan solenoid tersusun padat

menjadi benang kromatin.Benang-benang kromatin tersusun memadat menjadi lengan kromatid.Lengan kromatid kembar disebut kromosom. Bagian-bagian dan bentuk Kromosom Suatu kromosom terdiri dari beberapa bagian, yaitu kromatid, kromomer, sentromer atau kinetokor, satelit, dan telomer. Kromatid Kromatid adalah salah satu dari dua lengan hasil reolikasi (perbanyakan) kromosom.Kromatid melekat satu sama lain di bagaian sentromer.Istilah lain untuk kromatid adalah kromonema (jamak; kromonemata) yang merupakan filamen yang sangat tipis yang terlihat selama tahap profase (dan kadang-kadang pada tahap interfase). Kromomer Kromomer merupakan struktur berbentuk manik-manik yang merupakan akumulasi dari materi kromatin yang terkadang terlihat saat interfase.Kromomer sangat jelas terlihat pada kromosom politen (kromosom dengan DNA yang telah direplikasi berulang kali tanpa adanya pemisahan dan terletak berdampingan sehingga bentuk kromosom seperti kawat). Sentromer

sentromer

Sentromer adalah daerah konstriksi (pelekukan) di sekitar pertengahan kromosom.pada sentromer terdapat kinetokor.Kinetokor adalah bagian kromosom yang merupakan tempat

pelekatan benang-benang spindel selama pembelahan inti dan merupakan tempat melekatnya lengan kromosom. Satelit Satelit adalah bagian kromosom yang berbentuk bulatan dan terletak di ujung lengan kromatid.Satelit terbentuk karena adanya konstriksi sekunder di daerah tersebut. Telomer Telomer merupakan istilah yang menunjukkan daerah terujung pada kromosom.Telomer berfungsi untuk menjaga stabilitas bagian ujung kromosom agar DNA di daerah tersebut tidak terurai. Menurut letak sentromer pada lengan kromatid, kromosom dibagi menjadi empat macam bentuk, yaitu kromosom metasentrik, kromosom submetasentrik, kromosom akrosentrik, dan kromosom telosentrik.Kromosom metasentrik adalah kromosom yang letak sentromernya di tengah-tengah lengan kromatid, sehingga secara relatif sentromer membagi kromatid menjadi dua bagian.Kromosom submetasentrik adalah kromosom yang letak sentromernya tidak berada di tengah-tengah lengan kromatid sehingga kromatid tidak terbagi sama panjangnya.Kromosom Akrosentrik adalah kromosom yang letak sentromernya berda pada posisi antara ujung dengan bagian tengah kromatid.Kromosom telosentrik adalah kromosom yang letak sentromernya di ujung suatu kromatid. Tipe dan jumlah Kromosom Tipe dan jumlah kromosom setiap makhluk hidup berbeda-beda.Dengan mikroskop cahaya, seluruh kromosom dapat dibedakan satu dengan yang lain dari penampilannya.Hal ini dikarenakan ukuran kromosom dan posisi sentromernya berbeda.Masing-masing kromosom juga memiliki suatu pola pita atau garis tertentu ketika diberi zat warna tertentu.Tampilan visual kromosom setiap individu dinamakan kariotipe. Pada manuisa, setiap sel somatik (semua sel selain sperma dan ovum) berjumlah 46 kromosom.Kromosom-kromosom tersebut dapat disusun berpasang-pasangan dimulai dengan kromosom yang terpanjang.Kromosom yang membentuk pasangan memiliki panjang, posisi sentromer, dan pola pewarnaan yang sama dinamakan kromosom homolog.Kedua kromosom dari setiap pasangan membawa gen (unit instruksi yang mempengaruhi sifat herediter tertentu) yang mengendalikan karakter warisan yang sama.Terjadinya pasangan kromosom homolog dalam kariotipe adalah konsekuensi dari asal-usul seksual.Setiap individu mewarisi sebuah kromosom dari setiap pasangan

kromosom dari masing-masing induknya.Dengan demikian, pada manusia ke-46 kromosom dalam sel somatik sebenarnya adalah dua set maternal (dari ibu) dan satu set paternal (dari ayah). Ada satu pengecualian penting terhadap aturan kromosom homolog ini untuk sel somatik, yaitu adanya dua kromosom unik, disebut sebagai X dan Y.Betina memilki sepasang kromosom homolog X (XX), jantan memiliki sebuah kromosom X dan sebuah kromosom Y (XY).Karena keduanya menentukan jenis kelamin suatu individu, kromosom X dan Y dinamakan gonosom atau kromosom seks. Kromosom lainnya selain gonosom dinamakan autosom atau kromosom tubuh.Untuk itu perhitungan jumlah kromosom pada manusia adalah 22 pasang autosom dan sepasang gonosom.Meskipun mammalia betina, termasuk manusia mewarisi du kromosom X, salah satu kromosom X pada setiap sel hampir tidak aktif sama sekali pada waktu perkembangan embriotik.Kromosom X yang tidakaktif pada setiap sel mammalia betina mengalami pemadatan menjadi benda padat, disebut Barr body.barr body letaknya memanjang, terlihat berada di dalam sel somatik betina pada tahap interfase.Sebagian besar gen pada kromosom X yang membentuk Barr Body tidak diekspresikan, meskipun beberapa gen tetap aktif.Sperma dan ovum berbeda dari sel somatik dalam jumlah kromosomnya.Masingmasing sel kelamin atau gamet ini memiliki suatu set tunggal 22 autosom (22A) ditambah satu set kromosom seks yaitu X dan Y.Sebuah sel dengan satu set kromosom tunggal dinamakan sel haploid.Untuk manusia, jumlah haploid adalah 23 ( n = 23).Berikut daftar jumlah kromosom dari beberapa jenis hewan dan manusia. Peran Kromosom dalam Membawa Sifat Individu DNA merupakan molekul panjang yang menyimpan informasi genetik.Total informasi genetis yang di dalam DNA suatu sel disebut genom.Genom DNA tersusun atas gengen.Tiap gen mengandung satu unit informasi mengenai suatu karakter yang dapat diamati. Gen terdapat di dalam kromosom, dengan kata lain gen adalah fragmen DNA di dalam kromosom.

Kromosom 8 Votes Agar Anda memperoleh pemahaman yang lengkap tentang kromosom, berikut ini akan dibahas bagaimana sejarah penemuan kromosom, struktur dam morfologi kromosom, tipe-tipe kromosom dan jumlah kromosom pada beberapa individu. 1. Sejarah Penemuan Kromosom Seperti telah disebutkan di atas bahwa kromosom dapat menyerap warna dengan jelas, sehingga dapat diamati di bawah mikroskop. Kromosom merupakan benda-benda yang halus berbentuk lurus seperti batang atau bengkok yang berada didalam nucleus. Zat penyusun kromosom disebut kromatin dan merupakan jalinan benang-benang halus dalam plasma inti (chroma = berwarna, tin = benang). Flemming (1879) melihat untuk pertama kali membelahnya benda-benda yang ada didalam inti. Flemming menggunakan istilah mitosis untuk menguraikan pembelahan benang-benang (kromosom) dalam inti menjadi separohnya dan pemisahannya ke Inti sel anak. Kemudian sekitar tahun 1880 terlihat adanya mekanisme reduksi kromosom yang diuraikan oleh para ahli lain dengan istilah meiosis yang dikemukan oleh Farmer dan More. Kemudian Roux(1883) merupakan ahli yang mula-mula mempunyai dugaan bahwa benda-benda tersebut terlibat dalam mekanisme keturunan. Benden & Boveri (1887) melaporkan bahwa jumlah benda tersebut (kromosom) berbeda antara mahluk hidup yang satu dengan yang lainnya dan jumlahnya stabil dari generasi ke generasi. Istilah kromosom pertama kali dikemukakan oleh Weldeyer (1888) dan kromosom berasal dari bahasa latin (krom = warna; soma=tubuh, badan). Pada tahun 1865 Mendel menetapkan teori dasar pewarisan sifat berdasarkan percobaan pemuliaannya sebelum perkembangan sitologi diketahui. Setelah De Vries, Correns dan Von Tschemak secara terpisah menguatkan hasil Mendel. Tiga ahli Amerika Serikat yaitu Cannon, Wilson dan Sutton melihat adanya kesejajaran antara unit sifat dari Mendel dan kromosom. Pada tahun 1902 Sutton dan Boveri menyatakan bahwa factor keturunan yang ditemukan oleh Mendel itu terletak pada kromosom. Pada tahun 1933 Morgan menemukan fungsi kromosom dalam pemindahan sifat-sifat antara lain Heitz (1935), Kuwanda (1939), Gritter (1940) dan Kaufman (1948) kemudian menyusul memberikan keterangan banyak tentang morfologi kromosom. 2. Struktur dan Morfologi Kromosom Ukuran kromosom bervariasi dari satu spesies ke spesies yang lainnya. Panjang kromosom berkisar antara 0,2 sampai dengan 50 , dan berdiameter 0,2 sampai dengan 20 . Kromosom merupakan suatu struktur makromolekul yang berisi DNA di mana informasi genetik dalam sel disimpan. Kata kromosom berasal dari kata khroma yang berarti warna dan soma yang berarti badan

Kromosom. Kromosom terdiri atas dua bagian, yaitu bagian pertama disebut sentromer / kinekthor yang merupakan pusat kromosom berbentuk bulat dan bagian kedua disebut lengan kromosom yang mengandung kromonema & gen berjumlah dua buah (sepasang) Jadi jika dilihat secara morfologi kromosom dibagi menjadi dua bagian yaitu Sentromer (bagian yang membagi kromosom menjadi dua bagian). Dan Lengan Kromosom (badan kromosom yang mengandung kromonema dan gen. Jadi berdasarkan panjang lengan dan letak sentromer kromosom dibedakan menjadi empat macam: 1. Telosentrik : sentromer terletak di ujung 2. Akrosentrik : sentromer terletak dekat ujung 3. Submetasentrik : sentromer terletak agak jauh dari ujung 4. Metasentrik : Sentromer terletak ditengah-tengah, sehingga kedua lengan sama panjang.

Sedangkan jika dilihat dari susunan kimia, kromosom mempunyai dua komponen utama didalam kromosom. Komponen pertama adalah DNA (Deoxyribonucleic Acid). Komponen kedua merupakan kelas protein kecil yang bermuatan positif, yang dikenal dengan protein histon, protein ini bersifat basa sehingga dapat menetralkan keasaman DNA, protein ini juga kaya akan asam amino basa seperti lisin dan arginin. Sedangakan kromatin yang merupakn meteri pemebentukan kromosom terdiri dari 27 % DNA, 67 % Protein dan 6 % RNA (Anonim, 2007). Tahapan Siklus Sel dan Pembelahan Meiosis. 1. Siklus Sel Siklus sel merupakan kegiatan yang terjadi dari satu pembelahan sel ke pembelahan berikutnya. Siklus sel meliputi pertumbuhan masa, duplikasi bahan genetis (Interfase) yag terdiri dari G1 (Periode pertumbuhan), S (Sintesis), G2 (persiapan pemebelahan). Sedangkan tahapa kedua adalah tahap mitosis atau kariokinesis. Interfase Fase ini disebut juga fase istirahat artinya sel berhenti membelah tetapi masih tetap melakukan aktivitas non-pembelahan.

Pada tahap G1 sel anakan akan tumbuh menjadi dewasa (terjadi sintesis protein, lipis, inisiasi, replikasi DNA, dan duplikasi Organela) tahap ini berlangsung cukup lama bila dibandingkan tahap-tahap yang lain. Tahap kedua adalah tahap S, Pada tahap ini terjadi replikasi DNA dan sintesis satu set lengkap protein kromosomal histon dan non-histon. Selain itu juga terjadi duplikasi kromosom. Pada Tahap G2 sel mempersiapkan diri untuk membelah. Mitosis.

Pada fase ini akan diawali dengan aktivasi MPF (Mitosis Promoting Factor) yang memicu prose fosfolirilasi protein dan diakhiri dengan desfosforilasi. Fosforilasi akan meyebabkan perubahan morfologi sel mislanya terjadinya kondensasi (pemampatan) kromatin menjadi kromatid, dan dua kromatid bersatu menjadi kromosom, menghilangnya selubung nucleus dan perubahan organisasi sitoskelet. (perubahan terjadi setelah diawali dengan terduplikasinya sentrosoma menjadi dua kutup pembelahan mitotic dan akan memancarkan mikrtubula aster (didekat kutup pembelahan sekitar sentrosoma)). Mitosis meliputi tahap kariokinesis disusul dengan tahap sitokinesis. 1.1. Fase kariokinesis meliputi lima tahap yaitu profase, prometafase, metaphase, anaphase, dan telofase.: a. Profase : Sentrosoma membelah menjadi mikrotubula aster yang terpisah, ujung akan memanjang sehingga sentrosoma menjauh. Kromatin akan menduplikasikan diri dan berkondensasi menjadi kromosom yang terikat pada sentromer. Sentromer diikat kinetokor. Dan kinetokor akan diikat mikrotubula kinetokor. Pada akhir profase menuju prometafase selubung inti akan pecah terurai menjadi komponen-komponen penyusunnya. Komponen-kompinen inti terlarut di sekitar sel yang membelah. b. Prometafase : Pecahnya selubung inti meneyebakan mikrotubula yang berada diluar inti dapat memasuki daerah inti. Akhir prometafase ditandai dengan bergeraknya kromosom ke bidang ekuator pembelahan c. Metafase : Tahap ini akan diawali dengan pengaturan letak dan arah kromosom oleh mikrotubula kinetokor sehingga setiap kromosom menghadap kutup masing-masing. Setelah itu mikrotubula kinetokor menggerakkan kromosom ke bidang equator, sehingga kromosom akan tertata di tengah bidang equator (karena adanya daya tarik yang kuat dari masing-masing kutup pembelahan). d. Anafase : Tahap ini diawali dengan terbelahnya kromosom menjadi dua kromatid, masing-masing dengan sebuah kinetokor. Pada Anafase A, kromatod akan bergerak kearah kutub pembelahan masingmasing karena terjadipemendekan mikrotubula kinetokor yang terjadi secar tiba-tiba. Pada Anafase B, kromatid-kromatid akan berkumpul di kutub pembelahan masing-masing.

e. Telofase : Tahap ini diawali dengan dirakitnya kembali selubung nucleus di sekeliling tiap kromosom baru. Mikrotubula kinetokor hilang, tetapi mikrotubula kutub masih ada. Setelah tahap ini akan masuk ke tahap sitokinesis. 1.2. Fase Sitokinesis : Pada fase ini merupakan pembelahn sitoplasma yang ditandai dengan pelekukan pada sel. Pelekukan terjadi ditengah bidang pembelahan karena aktivitas cincin kontraktil. Pelekukan menyebabkan mikrotubula kutub menjadi tumpang tindih dan akn membentuk mid body. Mid body ini kan berfingsi sebagai tambatan dua sel anakan. Setelah pelekukan pada tengah bidang pembelahan sempurna maka cincin kontraktil selanjutnya menghilang (terurai menjadi komponen-komponen penyusunnya). Dan akhirnya selubung inti dan nucleus terbentuk lengkap. 1. Pembelahan Meiosis. Meiosis merupakan pembelahan reduksi yang hanya terjadi pada gametogenesis . Sel Induk gametogonium yang bersusunan diploid (2N), pada akhir pembelahan menjadi sel anak (gamet) yang bersusunan haploid (N). Meiosis terdiri dari dua tahap yaitu meiosis pertama dan meiosis kedua. Masing-masing dari thap ini memiliki empat fase (Profase, Metafase, Anafase, dan Telofase). 2.1. Meiosis I 2.1.1. Profase, pada tahap profase meiosis masih dibagi dalam lima tahap lagi yaitu 1. Leptoten, DNA kromati berpilin rapat dan padat. Tiap benang kromatin dibina atas dua rangkap DNA. Dan kromatin pada tahap ini sudah disebut dengan kromosom. 2. Zigoten : Pilinan DNA semakin rapat dan padat. Terdapat manic (Kromomer) yang mengandung gen dan tak sama jarakya pada benang kromosom. Kromosom homolog bergandeng dan merapat (bivalent). 3. Pakhiten, Pilinan DNA kian rapat dan padat lagi, kromosom semakin besar dan pendek. Kromatid agak renggang, sehingga batasnya jelas. Kromosom homolog bergandeng rapat dengan kromatid. 4. Diploten, daya tarik menarik antara kromosom homolog hilang (saling merenggangkan diri). Tetap dalam susunan bergandengan. Kromosom tampak rangkap dua. Pada chiasmata masih terjadi perlekatan antara kromosom homolog. Dengan adanya chiasmata, maka terjadi peristiwa pindah silang (crossing over) yang artinya saling pindahnya fragmen kromosom yang berchiasma ke kromosom pasangan 5. Diakinesis, Kromosom pada tingkat pemadatan yang maksimal (besar yang maksimal). Nukleolus lepas dari kromosom, hancur, kemudian menghilang, selaput inti juga hancur, sehingga kromosom berada pada sitoplasma. Sentrosom anak pindah ke kutub bersebrangan inti , dan diantaranya terbentuk gelendong yang terdiri dari mikrotubul dan mikrofilamen. Kromosom menggantung lewat sentromer pada serat gelendong dan tersebar seimbang banyaknya antara kedua kutub

2.1.2. Metafase, Pada fase ini pembentukan serat gelendong lengkap pada fase ini. Dengan hancurnya selaput inti dan pindahnya kromosom ke bidang equator, lengan kromosom terus bergandengan pada sisi kedua sisi equator khayal. Sentromer terletak renggang semua. Jadi pada kedua sisi kromosom dan Sentromer bersebrangan. 2.1.3. Anafase, Kromosom homolog berpisah saling pindah kekutub bersebrangan. Kromatid masih bertaut, karena sentromer belum membelah. 2.1.4. Telofase, Terbentuknya selaput inti di sekeliling kromosom di kedua kutub. Sentrosom berada pada satu sudut disebelah luar selaput inti. Terjadi sitokinesis, sehingga terbentuk dua sel anak. 2.2. Meiosis II 2.2.1. Profase, Waktunya singkat, segera terjadi setelah telofase. Selaput inti menghilang, sentrosom mengganda menjadi dua (masing-masing mengandung sentriol). Serat gelendong terbentuk ditempat inti dan kromosom menggantung lewat sentromernya. Tiap kromosom terdiri dari 2 kromatid yang sentromernya masih satu. Kromosom tersebar seimbang dikedua kutub bersebrangan. 2.2.2. Metafase, pembentukan serat gelendong sempurna, kemudian pindahnya kromosom ke bidang equator. Letak kromosom persis pada bidang equator. 2.2.3. Anafase, Sel memanjang menurut poros kutub ke kutub. Sentromer membelah dua dan akhirnya lepas. Kemudian kromatid dan sentromernya berpisah dan berpindah dikutub yang bersebrangan. 2.2.4. Telofase, Selaput inti terbentuk, pilin DNA kromatid melonggar sehingga panjang dan halus, dan mulai sekarang bisa disebut kromatin. Nukleus muncul dan mulai melekat pada bagian kromatin. Sentrosom menempatkan diri pada satu sisi selaput inti, terjadi cytokinesis, sehingga dari dua sel anak yang terbentuk pada telofase meiosis I sekarang menjadi empat sel anak. Masing-masing anak mengandung kromosom N (haploid). Sel anak akan menjadi gamet matang dan fertilisasi. Jadi proses meiosis ini dapat disimpulkan bahwasannya seorang anak tidak akan sama persis sama. Anatara anak satu dengan anak ke2 tidak akan persis sama. Selalu ada variasi. Variasi timbul karena peristiwa crossing over di meiosis. Proses meiosis mempunyai cirri juga Berjumalah setengah dari yang terkadung dalam gemetogonium (N) Kandungan genya bervariasi anatara anak-1 dan anak selnajutnya maupun dengan induk 2.3. Persilangan 2.3.1. Individu Normal Persilangan antara individu normal kemungkinan besar akan menghasilkan keturunan yang normal juga. Tinggal bagaimana dua individu ini menjaga janin supaya tidak terjadi keabnormalan saat janin keluar. Keabnormalan bisa terjadi karena toksik, maupun mutasi gen, keabnormalan juga boisa terjadi jia dari

salah satu individu ternyata normal heterozigot. Maka dari dengan melakukan hal-hal preventif dan protektif diantaranya : 1. Skrining janin 2. konseling genetik 3. Deteksi pembawa mutasi gen atau translokasi kromosom yang diikuti konseling genetik. 4. Memonitor kehamilan Menghindari faktor-faktor lingkungan yang jelek seperti pekerjaan yang memungkinkan terkena radiasi, obat bius, ionisasi, infeksi bakteri atau virus, merokok, dan alkohol. Orang-orang yang perokok, suka minum alkohol, dan sebagainya ada kemungkinan kromosomnya mengalami kelainan. 2.3.2. Individu Kelainan Kromosom Jika dua individu melakukan persilangan yang mempunyai kelainan kromosom, maka kemungkinan anak yang lahirpun juga akan sama mengalami kelainan. Sebagai contoh orang wanita yang menderita haemofilia mempunyai kromosom XhXh. Maka jika dikawinkan dengan wanita normal XHY, maka hasil dari F1 nya pun ada yang akan menderita haemofilia. Xh Xh XH Normal heterozigot Y Haemofilia XhY haemofilia XH Xh XH Xh Normal heterozigot XhY

Begitupun sama dengan orang yang menderita buta warna (Anonim, 2007). 2.3.3. InBreeding Inbreesing merupakan perkawinan antar individu yang memiliki kekerabatan dekat. Dalam genetika, Inbreeding bertujuan untuk mendapatkan hewan yang homozygot (yang unggul dalam salah satu sifat, misalnya mempunyai kemampuan yang tinggi dalam kenaikan berat badan dan sifat ini menurun). Dalam Inbreeding frekuensi gen, seleksi, genetif drift tidak mengalami perubahan. Sehingga untuk menghasilkan benih yang baik dan unggul dilakukan seleksi atau perkawinan silang. Inbreeding memiliki dampak positif dan negative dalam akuakultur. Dampak positif dari inbreeding adalah diperoleh benih yang unggul, ketahanan terhadap penyakit, dan efisiensi pakan yang baik. sedangkan dampak negatif dari inbreeding yaitu jika terjadi secara tidak terkendali dan tanpa dilandasi pengetahuan yang baik adalah munculnya sifat sifat merugikan yang sebelumnya tertutup sifat

dominan (resesif).permasalahan dari inbreeding yang langsung dirasakan adalah menurunnya kualitas benih 3. JUMLAH KROMOSOM Pada organisme tingkat tinggi, terdapat dua macam sel, yaitu sel kelamin(gamet) dan sel somatic. Sel kelamin merupakan telur (ovum) atau sperma. Sedangkan sel somatic merupakan sel yang meyusun seluruh tubuh kecuali kelamin. Sel somatic mengandung kromosom yang berpasangan/ganda dan selnya disebut diploid (di=dua, ploid=sel kromosom, 2n). Setiap pasangan kromosom pada sel somatic, satu kromosom berasal dari induk maternal (betina) dan satu kromosom pasangannya (kromosom homolog) berasal dari induk paternal (jantan). Sedangkan sel-sel kelamin atau gamet mengandung setengah jumlah set kromosom yang terdapat dalam sel somatic dan dinyatakan dalam sel haploid (n). sebagai contoh manusia menmpunyai 46 buah kromosom yang terdiri dari 22 pasang pada sel kromosom somatisnya, dan 1 pasang kromosom pada sel kelamin. Bagaimanakah hal ini dapat terjadi??? masih ingatkah anda tentang gametogenesis , yaitu ketika sel induk akan membelah secara meiosis menjadi sel-sel anak yang jumlah kromosomnya setengah dari jumlah kromosom sel induk. Satu set kromosom haploid dinamakan genom. Dengan kata lain satu genom adalah satu set kromosom yang bersesuaian dengan set haploid dari satu spesies. Sel somatic dari kebanyakan mahluk hidup memiliki dua genom. Jumlah kromosom dalam setiap sel somatic adalah sama untuk setiap anggota suatu spesies. Misalnya sel-sel somatic manusia mengandung 46 kromosom, berarti terdapat 23 pasang kromosom, sapi memiliki 60 kromosom (30 pasang), kacang eris 14 kromosom (7 pasang). Jumlah kromosom diploid dari satu spesies tidak menyatakan hubungan langsung terhadap posisi spesies dalam klasifikasi filoenetis TUGAS : Cari Jumlah kromosom dari beberapa mahluk hidup ! 4. Tipe Kromosom Autosom (kromosom tubuh) dan Gonosom (kromosom seks) Kromosom yang terdapat di dalam satu sel mahluk hidup dibedakan menjadi dua yaitu kromosom autosom dan gonosom (kromosom seks). Kromosom autosom merupakan kromosom yang menentukan tubuh mahluk hidup, sedangkan kromosom gonosom merupakan kromosom yang menentukan jenis kelamin. Sebagai contoh manusia memiliki 23 pasang kromosom. Dari 23 pasang kromosom tersebut, 22 pasang merupakan kromosom autosom dan satu pasang kromosom gonosom. Pada manusia dan beberapa spesies lain, jenis kelamin jantan dikaitkan dengan pasangan kromosom yang tidak serupa bentuknya (heteromorfis) yang disimbolkan dengan X dan Y. Kromosom X menentukan jenis kelamin betina sedangkan kromosom Y menentukan jenis kelamin Jantan. Jadi apabila pasangan gonosom mengandung kromosom (XY) maka mahluk tersebut merupakan mahluk jantan namun apabila kromosomnya XX maka mahluk tersebut merupakan mahluk betina.

You might also like