You are on page 1of 9

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN ANAK IMUNISASI

Disusun Oleh: M. Arief Alfiandy 03201013130

AKPER BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO 2012

LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN ANAK IMUNISASI PUSKESMAS GAYAMAN

Telah disetujui dan disahkan pada : Hari Tanggal : : Mahasiswa,

M. ARIEF ALFIANDY

Pembimbing Akademik

Pembimbing Puskesmas

ENI SRI ROCHAENI

ABDUL MANAF, AMD Kep

Mengetahui, KEPALA PUSKESMAS GAYAMAN,

Drg. WILIS PUSPITA DEWI. A

Konsep imunologi, reaksi antigen dan antibody Tubuh manusia dilengkapi dengan sederetan mekanisme pertahanan yang bekerja sebagai protektif untuk mencegah masuk dan menyebarnya agen infeksi. Mekanisme pertahan ini dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Mekanisme pertahanan non spesifik Pertahanan non spesifik meliputi kulit dam membrane mukosa, sel-sel fagosit, komplemen, lisozim, interferon, dan berbagai factor humoral lain. Semua mekanisme pertahanan ini merupakan bawaan (innate) artinya pertahanan tersebut secara alamiah ada dan tidak adanya dipengaruhi secara intrinsik oleh kontak dengan aen infeksi sebelumnya. 2. Mekanisme pertahanan spesifik Mekanisme pertahanan spesifik meliputi system produksi antibody oleh sel B dan system imunitas seluler oleh sel T. System pertahanan ini bersifat adaptif dan didapat yaitu menghasilkan reaksi spesifik pada setiap agen infeksi yang dikenali karena telah dikenali karena telah terjadi pemajanan terhadap mikroba sebelumnya. System pertahanan ini sangat efektif dalam memberantas infeksi sehingga mencegah teradinya penyakit di kemudian hari. Hal ini menjadi dasar imunisasi. Respon imun ditengahi oleh berbagai sel dan molekul larut yang disekresi oleh sel-sel tersebut. Sel-sel utama yang terlibat dalam reaksi imun adalah limfosit (sel B, sel T, dan sel NK), fagosit (neutrofil, eusinofil, monosit, dan makrofag), sel asesori (basofil, sel mast, dan trombosit), sel-sel jaringan, dll. Bahan larut yang disekresi dapat berupa antibody, komplemen, mediator radang, dan sitokin. Walaupun bukan merupakan bagian utama dari respon imun, sel-sel lain dalam jaringa juga dapat berperan serta dengan member isyarat pada limfosit atau berespon terhadap ssitokin yang dilepaskan sitokon dan makrofag. Pengertian vaksinasi, imunisasi, imunisasi aktif, imunisasi pasif Pengertian vaksinasi Vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan ke dalam tubuh melaui suntikan (misal : vaksin BCG, DPT, dan campak) dan melalui mulut (misal : vaksin polio).

Pengertian Imunisasi Imunisasi adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja memberikan kekebalan (imunitas) pada bayi atau anak sehingga terhindar dari penyakit (Depkes, 2000). Imunisasi merupakan reaksi antara antigen dan antibody-antiboy, yang dalam bidang ilmu imunologi merupakan kuman atau racun (toxin yang disebut antigen). Imunisasi aktif Imunisasi aktif merupakan imunisasi yang dilakukan dengan cara menyuntikkan antigen ke dalam tubuh sehingga tubuh anak sendiri yang akan membuat antibody yang akan bertahan bertahun-tahun lamanya. Imunisasi aktif ini akan lebih bertahan lama daripada imunisasi pasif. Ada dua jenis kekebalan aktif, yaitu : Kekebalan Aktif Didapat kekebalan yang didapat alami, bila seseorang menderita penyakit, apabila sembuh ia aan kebal terhadap penyakit tersebut. Paparan penyakit trhadap system kekebalan (sel limfosit) tersebut akan beredar dalam darah dan apabila suatu ketika terpapar lagi pada antigan yang sama, sel limfosit akan memproduksi antibody untuk mengembalikan kekuatan imunitas terhadap penyakit tersebut. Kekebalan Aktif Dibuat Kekebalan yang sengaja dibuat yang dikenal dengan imunisasi dasar dan ulangan (booster) yang berupa pemberian vaksin. Di dalam imunisasai aktif terdapat empat macam kandungan dalam setiap vaksinasinya, yang dijelaskan sebagai berikut : Antigen merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi sebagai zat atau mikroba guna terjadinya semacam infeksi buatan berupa polisakarida , toksoid, virus yang dilemahkan atau bakeri yang dimatikan. Pelarut dapat berupa air steril atau berupa cairan kultur jaringan.

Preservative, stabilizer, dan antibiotic yang berguna untuk mencegah tumbuhnya mikroba sekaligus untuk stabilitas antigen. Adjuvans yang terdiri dari garam alumuniun yang berfungsi untuk meningkatkan imunogenitas antigen. Imunisasi pasif Disini tibuh tidak bisa membuat sendiri zat anti akan tetapi tubuh mendapatkan dari luar dengan cara penyuntikkan bahan atau serum yang mengandung zat anti. Atau anak tersebut mendapatkan dari ibu pada saat dalam kandungan. 1. Menurut terbentuknya Pasif alami, yaitu terjadi pada neonatus sampai dengan usia enam bulan, yang didapat dari ibu berupa antibody melaui vaskularisasi pada plasenta, missal difteri, tetanus, dan campak. Pasif didapat, yaitu kekebalan yang didapat dari luar misalnya gamma globulin murni dari darah yang menderita penyakit tertentu. 2. Menurut lokalisasi dalam tubuh Humoral Imunitas humoral terdapat pada immunoglobulin (Ig) yaitu Ig A, G, dan M. Seluler Imunitas seluler terdiri dari fagositosis oleh sel-sel system retikuloendotelial. Imunitas ini berhubungan dengan kemampuan sel tubuh untuk menolak benda asing dan dapat ditujukkan denagn alergi kulit terhadap benda asing.

Jadwal imunisasi dasar dan anjuran

Pengkajian praimunisasi
1. Tulis biodata klien secara lengkap. 2. Pengkajian secara umum mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki. 3. Riwayat penyakit yang oernah diderita 4. Riwayat imunisasi yang pernah didapatkan o/ anak 5. Riwayat prenatal 6. Riwayat kejang 7. Riwayat penyakit keluarga ( Disfungsi imunologi,HIV/ AIDS, Kanker ) 8. Riwayat obat- obatan 9. Riwayat alergi terhadap obat tertentu.

Kontraindikasi imunisasi

Jenis Vaksin BCG DPT Polio

Kontraindikasi Terjadi reaksi anafilaksis terhadap vaksin tersebut. Penyakit sedang atau demam dengan atau tanpa demam. Enselopati dalam 7 hari pasca pemberian DPT sebelumnya. Infeksi dengan HIV. Gangguan imunodefisiensi yang diketahui seperti tumor hematologis dan padat, imunodefisiensi congenital dan terapi imunosupresi jangka panjang.

Campak Hepatitis B TT

Terjadi reaksi anafilaksis terhadap vaksin tersebut. Penyakit sedang atau demam dengan atau tanpa demam. Reaksi anafilaksis terhadap ragi roti biasa. Terjadi reaksi anafilaksis terhadap vaksin tersebut. Penyakit sedang atau demam dengan atau tanpa demam.

Reaksi / efek samping imunisasi Jenis Vaksin BCG Difteri Tetanus Pertusis Polio Campak Efek Samping Timbul eritema, indurasi menjadi ulkus timbul jaringan parut. Umumnya demam dalam 24-48 jam, sakit, kemerahan dan bengkak pada daerah injeksi, rewel, mengantuk dan anoreksia. Sama dengan difteri ditambah urikaria dan malaise, adanya bencolan pada daerah injeksi. Sama seperti tetanus, namun dapat terjadi kehilangan kesadaran, kejang, demam, dan reaksi alergi sistemik. Paralisis karena vaksin jarang terjadi dalam 2 bulan imunisasi. Anoreksia, malaise, ruam, dan demam sampai 10 hari

Cara pemberian imunisasi (dosis, tempat pemberian, tempat penyimpanan) Jenis Vaksin BCG DPT Polio Campak Hepatitis B TT Dosis 0,05 cc Tempat Pemberian Intracutan Tempat Penyimpanan 0-8oC kristal 1 tahun cair 1 kali pakai 0,5 cc 2 tetes 0,5 cc Intramuscular Diteteskan mulut Subcutan 3-7 tahun 6-12 bulan Kristal 2 tahun Cair 1 kali pakai 0,5 cc 0,5 cc Intramuscular Intramuscular 35-37oC Kristal 3-14 hr Cair 1 kali pakai 6 minggu 1-3 hari Kristal 1 mggu Cair 1 kali pakai

Intervensi keperawatan
1. Komunikasi teraupeutik dengan ortu/klg 2. Informasi tentang efek samping vaksin dan resiko apabila tdk imunisasi. 3. Periksa kembali persiapan u/ imunisasi untuk mengantisipasi hal- hal yg tdk diinginkan. 4. Baca dgn teliti informasi tentang produk 5. Tinjau kembali apakah ada indikasi kontra thd vaksin yang akan diberikan. 6. Periksa jenis vaksin dan yakinkan kalau vaksin disimpan dgn baik 7. Periksa vaksin yang akan diberikan, apakah ada tanda- tanda perubahan pada vaksin tersebut, periksa tanggal kadaluawarsa, dan catat hal- hal istimewa, seperti ada perubahan warna. 8. Yakinkan bahwa vaksin yang akan diberikan sesuai jadwal, dan tawarkan tawarkan vaksin lain untuk mengejar imunisasi yang tertinggal. 9. Berikan vaksin dgn tehnik yang benar.

Daftar pustaka
Herdman, T. Hesther.2009. NANDA International Nursing Diagnosis: definition & Classification 2009-2011.Singapura: Markono Print Media Pte Ltd Hidayat, Aiziz Alimul. Pengantar Ilmu keperawatan Anak. Buku 1. jakarta: Salemba Medika. 2006
Wong, Donna L. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Edisi 4. jakarta: EGC. 2003

http://aryuliasunarti.blogspot.com/2010/04/imunisasi-pada-anak.html http://anitatridianto.blogspot.com/2012/05/lp-imunisasi.html

You might also like