You are on page 1of 10

Kel : 2 Nur Laili Nilam W (130915005) Filaili P (130915023) Merrianti () Saktia Yuda ()

Pre eklmsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan

yang ditandai dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan/ atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih (Taufan Nugroho, 2010). Pre eklampsi adalah suatu sindrom klinik dalam kehamilan viable / usia kehamilan > 20 minggu dan atau berat janin 500 gram yang ditandai dengan hypertensi, protein urine dan oedema (Mochtar, 1998). Jadi dapat dikatakan bahwa, preeklamsi berat adalah suatu gangguan yang terjadi pada ibu hamil dengan usia kehamilan lebih dari 20 minggu yang ditandai dengan adanya hipertensi, proteinuri, dan oedema.

Faktor Risiko yang mempengaruhi preeklamsi berat (Vicky chapman,2006) :


genetik. pengaruh paternal. Pre-eklampsia sepuluh kali lebih sering terjadi pada kehamilan pertama Kehamilan ganda memiliki risiko lebih dari dua kali lipat (Duley et al.,

2001).

Pasangan (suami) baru mengembalikan resiko ibu sama seperti

primigravida (Mc Cowman et al., 1996). empat kali lipat (Shennan et al., 1996).

Obesitas (yang dengan indeks masa tubuh > 29) meningkatkan risiko Kondisi dasar maternal yang meningkatkan risiko: hipertensi kronis (Kyle

et al., 1995), penyakit ginjal (Cheston, 1996), intoleransi glukosa termasuk diabetes gestasional (Duley et al., 2001), pre-eklampsia sebelumnya (20% risiko kekambuhan) dan kecenderungan trombotik yang mendasari, terutama sindrom antifosfolipid (Brown et al., 1998).

Gejala yang timbul (obstetrik ginekologi, 2006) :

Tekanan darah sistolik lebih dari 160 mmHg atau diastolik lebih dari 110 mmHg pada dua kali pemeriksaan yang setidaknya berjarak 6 jam dengan posisi ibu tirah baring.

Nyeri epigastrik (ulu hati). Edema paru.

Gangguan fungsi hati tanpa sebab

yang jelas.

Proteinuria lebih dari 5 gr dalam urine 24 jam atau kurang lebih 3 pada pemeriksaan dipstick setidaknya pada 2 kali pemeriksaan acak menggunakan contoh urine yang diperoleh cara bersih dan berjarak setidaknya 4 jam.
Oliguria 400 ml dalam 24 jam. Gangguan serebral atau gangguan penglihatan.

Trombositopeni. Pertumbuhan janin terhambat. Pertambahan berat badan yang

berlebihan.

Peningkatan serum kreatinin

Pengkajian tinggi fundus-simfisis. Kardiotokogram (CTG). Pengkajian ultrasonografi pertumbuhan janin. Pengkajian volume liquor (indeks cairan amnion). Analisis Doppler arteria umbilikalis. Pada beberapa unit juga dilakukan pengkajian bentuk gelombang

Doppler arteria umbilikalis.

Observasi ibu harus meliputi hal-hal sebagai berikut : Pemeriksaan TD dan proteinuria reguler. Uji darah

A. Perawatan aktif yaitu kehamilan segera diakhiri atau

determinasi ditambah pengobatan medisinal.


B. Perawatan konservatif yaitu kehamilan tetap

dipertahankan ditambah pengobatan medisinal.

Komplikasi pada ibu :


Komplikasi pada anak akibat ischemia utero plasenta :


Terjadi eklampsi / kejang. Hipoksia otak, pecahnya pembuluh darah otak dan resiko ciderea. Solusio plasenta. Gawat janin. Kematian janin. Gangguan pertumbuhan Prematuritas

Oedema seluruh organ dan spasme pembuluh darah.


Oedema mata terjadi ablasia retina. Sesak. Pada otak menyababkan oedema serebral dan gangguan visus. Pada hati terjadi peradangan sehingga menyababkan nyeri ulu hati. Gagal jantung dan ginjal

( Pusdiknakes, 1993 )

You might also like