You are on page 1of 12

MAKALAH HADITS TARBAWI TATA CARA BERPAKAIAN ISLAMI Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hadits Tarbawi

Dosen Pengampu : Dra. Chusniatun, M.Ag

Disusun Oleh: 1. Lukluk Sismiati 2. Nurul Junariyah 3. Heni Rohmani 4. Tri Setiyarini 5. Khumaida Salma 6. Nur Astri Fatmawati G 000 080 041 G 000 100 053 G 000 100 059 G 000 100 085 G 000 100 137 G 000 100 159

PROGDI TARBIYAH FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Pakaian merupakan suatu kebutuhan dasar/pokok bagi manusia. Islam sebagai ajaran yang sempurna telah mengajarkan pada umatnya tentang bagaimana tata cara berpakaian baik dan sesuai dengan ajaran islam. Dalam islam berpakaian itu bukan hanya merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi akan tetapi berpakaiannya seorang muslim adalah ibadah dan akan mendapatkan pahala dari Alloh Taala, karena itu setiap muslim wajib berpakaian sasuai dengan apa yang telah di tetapkan Alloh swt. yakni pakaian yang menutupi aurat. Pada zaman modern seperti ini penampilan tampaknya menjadi prioritas utama kalangan muda-mudi di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Mereka tidak memperhatikan tentang auratnya, yang kita ketahui dalam islam sudah ditetapkan tentang aurat baik laki-laki maupun perempuan. Trend-trend pakaian ala kebarat-baratan selalu mereka ikuti, dengan alasan supaya tidak disebut ketinggalan zaman. Tetapi kebanyakan pemuda muslim sekarang tidak menyadari bahwa mode pakaian yang mereka ikuti itu telah jauh dari syariat Islam ketat, membentuk lekuk tubuh, transparan dan tipis. Demikian juga dengan jilbab. Jilbab telah mengalami modifikasi dan berbagai macam model mengikuti perkembangan zaman. Istilahnya sekarang adalah kudung gaul. Begitulah cara barat ingin merusak kaum muslimin lewat pakaian. Mereka mulai mengatur siasat, guna melumpuhkan dan menjerumuskan kaum muslimin ke dalam jurang-jurang fitnah dan kehinaan. Misi mereka hanya satu, yaitu merusak tingkah laku umat muslim dan menjauhkannya dari ajaran agama dan perilaku yang diperintahkan dalam agama ini dengan berbagai cara, termasuk mencecoki mereka dengan pakaian model barat. Padahal Islam mempunyai aturan sendiri terkait pakaian seorang muslim. Islam memandang pakaian adalah identitas sekaligus hiasan yang membedakannya dengan orang non muslim. Islam juga telah mengatur tata cara berpakaian secara syari dan inilah yang akan pemakalah bahas pada kesempatan kali ini.

BAB II PEMBAHASAN

A. Istilah Pakaian Dalam Al-Quran Al-Quran tatkala menyebut istilah pakaian menggunakan beberapa kata, yakni Libas,atau Labus artinya segala sesuatu yang menutup tubuh.

Kata Libas ini tercantum dalam firman Allah yan artinya: Dihalalkan bagi kamu pada malam har puasa bercampur dengan istri-istrimu, mereka itu adalah pkaian bagimu, dan kamupnadalah pakaian bagi mereka (QS. Al-Baqarah: 187).

Kata Labus tercantum dalam firman Alloh yang artinya: Dan telah kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu,guna memelihara kamu dalam peperanganmu; maka hendaklah kmu bersyukur (kepada Allah) (QS. Al-Anbiya: 80) Dari berbagai ayat diatas mengenai kata Libas atau Labus mengandug arti, baik arti hakiki maupun kiasan, yaitu: Istri sebagai pakaian suami, dan suami merupakan pakaian bagi istrinya. Karenanya, istri/suami boleh memakai sesuka hatinya, dengan etap berpedoman pada etka.dan tatkala pakaian itu akan dipakai tidak boleh menolak, kecuali memiliki alasan yang kuat Pakaian adalah untuk menutupi aurat dan tatkala orang memakai pakain akan kelihatan indah, lebih-lebih kalau bahan dan corak wara pakaian disesuaikan dengan bentuk badan, warna kulit,dan tempat.

B. Fungsi pakaian Dalam Qs. al-araf : 26 telah dijelaskan fungsi pakaian, yaitu untuk menutup aurat dan sebagai perhiasan, sedang di Qs. An-Nahl: 81 menjelaskan bahwa fungsi pakaian adalah untuk perlindungan, dan di dalam Qs. Al- ahzab :59 menjelaskan bahwa fungsi pakaian adalah sebagai identitas kemusliman atau kemuslimahan seseorang. Dari 3 ayat tersebut ada empat fungsi pakaian , yakni : 1. Menutup Aurat
Pengertian aurat dari beberapa pendapat ulama, berasal dari bahasa arab awrah,

yang oleh Al-Tsalibi dalam kitabnya yang berjudul Fiqh al-Lughah di jelaskan bahwa awrah hiya kullu maa yustahya min kasyfihi fa huwa awrah (segala sesuatu yang memalukan karena terbukanya, disebut aurat). Sedangkan Ibrahim Anis dalam kitabnya Al-Mujam alWasith mendefinisikan aurat adalah kullu ma yusturuhul

insaanuistinkafan auw hayan (setiap yang ditutup manusia, karena benci melihatnya atau karena malu terlihat). Maka segala sesuatu yang membuat orang malu untuk membukanya di hadapan orang lain adalah aurat. Kalau auratnya diperlihatkan kepada orang lain dengan sengaja , berarti yang bersangkutan sudah tidak memiliki rasa malu, padahal al-hayaau min al-iiman (malu adalah sebagaian dari iman). Bahan kain yang dipakai tidak boleh tipis dan transparan, sehingga lekuk-lekuk tubuh yang harus ditutup tidak kelihatan dari luar. Sebagaimana hadist nabi: dari abuhurairah, dia berkata: Rasulullah SAW bersabda : ada dua golongan ahli neraka yang aku belum pernah melihatnya, yaitu: suatu kaum yang membawa cambuk seperti ekor sapi yang pukulkan kemanusia, dan perempuan-perempuan yang berpakaian (tetapi hakikatnya )mereka itu telanjang, (jalannya)lenggak-lenggok, sanggul mereka seperti punuk unta yang miring. Mereka tidak akan masuk surga dan akan mencium baunya, padahal sesungguhnya bau surge itu tercium dari jarak perjalanan(sejauh) sekian..sekian.. dan dalam riwayat lain disebutkan : dan sesungguhnya baunya tercium dari jarak perjalanan (sejauh) 500 tahun H.R Muslim 2. Sebagai perhiasan Keindahan atau estetika merupakan salah satu fitrah manusia diantara fitrah-fitrah lainnya. Setiap manusia senang dengan keindahan, hanya saja tidak semua manusia memiliki ketajaman dalam menikmati keindahan. Begitu juga dalam hal berpakaian, ada 3

yang hanya memenuhi fungsi pertama saja, yakni yang penting menutupi aurat tetapi ada juga yang lebih banyak perhatiannya kepada keserasian antara badan, warna kulit dan bahan pakaiannya, model serta dimana atau dalam acara tertentu pakaian itu digunakan. Sebagai perhiasan seseorang bebas merancang, membuat bentuk atau model serta warna pakaian yang dianggap indah dan menarik serta menyenangkan, selama tidak melanggar batas-batas yang telah ditentukan atau dalam hal menutup aurat. Qs. al araf 31-32, hadist riwayat bukhori seseorang yang [pakaiannya indah dan kakinya indah (apakah keangkuhan?) Rasulullah SAW bersabda , sesungguhnya allah itu indah senang pada keindahan, keangkuhan adalah menolak kebenaran dan menghina orang lain, HR. Muslim 3. Sebagai perlindungan Pakaian juga berfungsi untuk melindungi sengatan matahari, dinginnya cuaca, sehingga suhu badan akan tetap terjaga. Pakaian dapat menjaga kesehatan manusia, tidak mudah terkena p[enyakit kulit, iritasi kulit atau terjangkit virus lainnya. Sesuai dengan Qs An-Nahl: 81

Terkait dengan ini berarti fungsi pakaian adalah untuk memenuhi syarat keksehatan, keamanan, dan kenyamanan, seperti melindungi tubuh dari terik matahari dan udara dingin, untuk menyelmatkan diri dari serangan musuh yang mengancam. misalnya: baju antariksa dizaman kiwari. 4. Sebagai identitas Untuk membedakan wanita muslimah dengan wanita non muslimah, adalah dari pakaian yang dikenakannya. Kalau wanita mukmin, akan mengenakan pakaian muslimah dimanapun mereka berada, baik dikampus, sekolah, rumah dan sebagaianya. Dan pakaian 4

muslimah itu bukan pakaian dinas yang hanya dipakai ketika sekolah, kerja, kekampus atau pengajian saja, tetapi harus dipakai dimanapun dan kapanpun. Pakaian antara laki-laki dan perempuan sangat berbeda, bagi laki-laki batasan minimal untuk menutup auratnya adalah antara pusar sampai lutut. Sebagaimana hadist nabi SAW: hendaklah seorang laki-laki tidak melihat aurat lelaki lain, dan janganlah orang perempuan melihat aurat perempuan lain.(HR. muslim, Daud dan Tirmidzi) Dalam hadist lain Rasul juga bersabda: tidak dihalalkan bagi laki-laki membuka bagian badan yang ini(antara pusar sampai lutut) kecuali dihadapan istrinya.(HR. Daraqudni dan Baihaqi) Sedangkan perempuan auratnya dalah seluruh tubuh kecuali muka dan pergelangan tangan. Rasul Bersabda: Wanita itu seluruhnya aurat Qs. An-nur ayat 31

Artinya: Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau puteraputera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. Hadist lain, dari Aisya R.A, dia berkata bahwa asma binti abu bakar masuk ke ruang Rasul SAW, sementara pakaian yang dugunakan tipis maka rasulullah SAW berpaling darinya seraya bersabda kepadanya, hai asma, sesungguhnya seorang perempuan apabila telah cukup umur (sudah sampai dating bulan), tidak pantas terlihat tubuhnya, kecuali ini dan ini seraya beliau menunjuk kepada muka dan telapak tangannya. (HR. Abu Dawud).

C. Syarat-Syarat Pakaian Muslim dan muslimah. 95( Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu'min: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang. QS. Al Ahzab: 59 Syarat-syarat pakaian muslim dan muslimah sesuai dengan syariat Islam adalah sebagai berikut:

1. Bagi muslimah, menutup seluruh tubuh selain yang dikecualikan yaitu wajah dan telapak tangan. Maka bajunya untuk model atas-bawah (rok panjang) harus melewati batas pantat bawah. 2. Tidak ketat, sehingga masih menampakkan bentuk tubuh yang tertutup. Serta longgar agar lebih sehat dan memberi keleluasaan bagi otot untuk bergerak, juga tidak menimbulkan penyakit-penyakit kulit, seperti kanker kulit. 3. Tidak tipis/ transparan, sehingga warna kulit dan lekuk tubuh masih bisa terlihat

termasuk juga kain bahan sarung yang lazim gunakan laki-laki. 4. Tidak menyerupai pakaian lawan jenis, artinya seorang muslimah tidak boleh memakai pakaian menyerupai pakaian laki-laki dan sebaliknya seorang muslim tidak boleh

menyerupai pakaian perempuan seperti anting, giwang, gelang dan sebagainya. 5. Tidak berwarna mencolok sehingga bisa menarik perhatian orang lain sebab akan menimbulokan rasa angkuh dan sombong bagi si pemakai. 6. Tidak menyerupai pakaian orang kafir, seperti berpakaian dengan gambar yang menyerupai identitas mereka. QS. Al Hadid: 16 7. Tidak berbuat dzalim, yaitu memakai busana yang bukan pada tempatnya. Misalnya pakaian tidur dipakai ke pasar.

D. Batas-batas Aurat. Para ulama berbeda pendapat dalam menetapkan batas aurat, karena perbedaan penafsiran terhadap ayat tentang aurat. Para ulama telah sepakat bahwa antara suami dan isterinya tidak ada aurah, berdasarkan firman-Nya: Kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. (Al-Muminun (23): 6). (As-Sabuniy, 1971, II: 154). Maka yang dibahas di sini adalah aurat laki-laki dan perempuan terhadap orang lain. 1. Aurat Laki-laki Terhadap Laki-laki. Menurut jumhur ulama, aurat laki-laki terhadap laki-laki antara pusat perut hingga lutut, berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh

Jurhud al-Aslamiy, ia berkata: Rasulullah saw duduk di antara kita dan paha saya terbuka, kemudian beliau bersabda: Ketahuilah bahwa paha adalah aurat. (Ditakhrijkan oleh Abu Dawud dan atTirmuziy, dari Jurhud al-Aslamiy). 2. Aurat Perempuan Terhadap Perempuan. Jumhur ulama berpendapat bahwa aurat perempuan terhadap perempuan adalah sama dengan aurat laki-laki terhadap laki-laki. 3. Aurat Laki-laki Terhadap Perempuan. Jumhur ulama berpendapat bahwa aurat lakilaki terhadap perempuan adalah dari pusat perut hingga lutut, baik terhadap mahram maupun bukan mahram. (As-Asbuniy, 1971, II: 153). 4. Aurat Perempuan Terhadap Laki-laki. Para ulama berbeda pendapat tentang aurat perempuan terhadap laki-laki, dan di antara pendapat-pendapat tersebut ada dua pendapat yang diikuti oleh orang banyak.

E. Adab Berpakaian Adapun adab dalam berpakaian menurut islam adalah sebagai berikut: 1. Membaca doa Ketika akan mengenakan pakaian terlebih dahulu mengucapkan basmallah, yaiu bismillahirrahmanirrahim dan doa 2. Memulai dengan anggota tubuh bagian kanan Sesuai sabda Rasulullah saw berikut: apabila seseorang dari kamu memakai sepatu (kasut), hendaklah ia memulai dari (kaki) kana, dan apabila ia melepasnya hendaklah ia memulainya dari ( kaki) kiri,yakni hendaklah yang kanan itu pertama yng dipakaikan dan yang lain (paling) akhi dlepaskan.(HR Tirmidzi dari Hurairoh). 3. Tidak berlebih-lebihan Rasulullah saw bersabda: makan dan minumlah sserta berpaikaianlah, dan bersedahkalah dengna tidak boros dan berlebih-lebihan (HR. Bukhari) 4. Tidak boleh sombong Selaras dengan sunnah, dari Ibnu Umar r.a, bahwa rasulullah saw bersabda:Allah tidak akan melihat kepada orang yang melabuhkan kainnya karena sombong. (HR. Bukhari dan Muslim) 5. Tidak berdandan ala jahiliyah Dalam berhias, perempuan muslim dilarang meniru dandanan perempuan jahiliyah yang sealu membuka dada dan menutup kepala, membuka betis atau menggunakan busana ketat yang membentuk tubuh.

Sesuai firman Allah swt berikut:

Artinya: dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu (Q.S Al- Ahzab: 33) Perempuan jahiliyah juga sering mentato atau mencacah wajahnya dengan bintik hitam sperti tahi lalat agar kelihatan lebih cantik dan menarik. Padahal mentato, mencacah kulit, atau mengukir kulit dengan gambar atau tulisan tertentu termasuk perhiasan yang dilarang. Rasulullah SAW bersabda: Allah melaknat perempuan yang membuat tato atau mencacah dan yang minta dicacah, yang mencukur alisnya dan wanita yang minta direnggangkan giginya untuk mempercantik diri, yang mereka semua merubah ciptaan Allah (H.R Bukhari dari Abu Hurairah). Dengan demikian, seorang muslimah juga tidak dibenarkan mencukur alis, rambut dahi, atau mengikir giginya. Marilah kita perhatikan hadits berikut ini yang artinya: Aku pernah mendengar Rasulullah melarang perempuan mencabut bulu dahinya, dan perempuan yyang mengukir giginya (H.R Ahmad). 6. Tidak menyerupai pakaian laki-laki atau sebaliknya Rasulullah SAW melaknat laki-laki yang berpakaian seperti pakaian perempuan, dan sebaliknya. Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah SAW mengutuk laki-laki yang memakai pakaian perempuan, dan perempuan yang mengenakan pakaian laki-laki (HR. Abu Dawud Dan Hakim). 7. Tidak menyerupai pakaian pendeta Ajaran Islam melarang umatnya untuk meniru dan meneladani kebiasaankebiasaan golongan lain, termasuk juga dalam hal berpakaian. Rasulullah SAW bersabda: Hendaklah kamu menjauhkan dirimu dari memakai pakaian pendeta-pendeta, karena barangsiapa berpakaian seperti itu, tidak termasuk golonganku (HR. Thabrani).

BAB III PENUTUP Kesimpulan

Pakaian merupakan suatu kebutuhan dasar/pokok bagi manusia. Islam sebagai ajaran yang sempurna telah mengajarkan pada umatnya tentang bagaimana tata cara berpakaian baik dan sesuai dengan ajaran islam. Dalam islam berpakaian itu bukan hanya merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi, akan tetapi berpakaiannya seorang muslim adalah ibadah dan akan mendapatkan pahala dari Alloh Taala, karena itu setiap muslim wajib berpakaian sasuai dengan apa yang telah di tetapkan Alloh swt. yakni pakaian yang menutupi aurat. Tidak hanya berfungsi menutup aurat, berpakaian juga memiliki segudang manfaat, dari masalah kesehatan, kecantikan, dan lain sebagainya yang kesemuanya itu telah diatur oleh Allah SWT.

10

Daftar Pustaka

Deasylawati, dkk. 2009. Makin Cantik Dengan Jilbab. Surakarta: Muhammadiyah University Press. Sudarno, dkk. 2010. Etika & Mode Berpakaian Menurut Syariat Islam. Surakarta: LPID. Burhan Sodiq. 2008. Engkau Lebih Cantik dengan Jilbab. Sukoharjo: Samudera. http://www.teguhbayu.com/2011/06/cara-berpakaian-rapih-dan-baik-menurut.html http://aprilathin.blogspot.com/2009/12/tatacara-berpakaian-dlm-islam.html http://www.to-src.com/2010/10/akhlak-berpakaian-dalam-islam.html

11

You might also like