You are on page 1of 8

Adaptasi

PENDAHULUAN Faktor-faktor yang mempengaruhi adaptasi hewan air terhadap lingkungannya Pengaruh lingkungan terhadap organisme akuatik Faktor-faktor lingkungan sering berfluktuasi, baik yang bersifat harian maupun musiman, kadang-kadang ditemukan kondisi yang ekstrim. Fluktuasi faktor lingkungan akan mempengaruhi kehidupan organisme, proses-proses fisiologis, tingkah lakunya dan mortalitas. Untuk mengurangi pengaruh buruk dari lingkungannnya maka ikan melakukan adaptasi. Adaptasi adalah suatu proses penyesuaian diri secara bertahap yang dilakukan oleh suatu organisme terhadap kondisi baru. Dalam rangka menyesuaikan diri dengan lingkungannya, hewan memiliki toleransi dan resistensi pada kisaran tertentu dari variasi lingkungan. Kemampuan mentolerir variable lingkungan ini erat kaitannya dengan faktor genetik dan sejarah hidup sebelumnya. Kisaran ekstrim dari variable lingkungan yang menyebabkan kematian bagi organisme disebut zone lethal. Kisaran intermedier dimana suatu organisme masih dapat hidup disebut zone toleransi. Namun demikian posisi dari zone-zone tersebut dapat berubah selama hidup suatu organisme. Ikan akan melakukan mekanisme homeostasi yaitu dengan berusaha untuk membuat keadaan stabil sebagai akibat adanya perubahan variabel lingkungan. Mekanisme homeostasis ini terjadi pada tingkat sel yaitu dengan pengaturan metabolisme sel, pengontrolan permeabilitas membran sel dan pembuangan sisa metabolisme. Suhu ekstrim, perbedaan osmotik yang tinggi, racun, infeksi dan atau stimulasi sosial dapat menyebabkan stress pada ikan. Jika terjadi stress, maka ikan akan merespon dengan cara: 1. penurunan volume darah, 2. penurunan jumlah leucosit, 3. penurunan glikogen hati, 4. peningkatan glukosa darah, 5. menyusutnya diameter lambung 6. menipisnya lapisar mukosa Sedangkan pengaruh lingkungan terhadap organisme dapat dibedakan kepada 5 kategori, yaitu: 1. Lethal factor, yaitu faktorr lingkungan yang merusak sistem integrasi dari suatu organisme dan dapat menyebabkan kematian. 2. Controlling factor, yaitu faktor lingkungan yang mempengaruhi aktivitas molekuler pada mata rantai metabolisme. 3. Limiting factor, yaitu faktorr lingkungan mempengaruhi laju metabolisme tetapi melalui pembatasan penyediaan nutrien atau pembuangan sisa metabolisme. 4. Maskingfactor, yaitu faktor lingkungan yang merubah atau menghambat bekerjanya faktor lain (tidak langsung). 5. Directive factor, yaitu faktor lingkungan yang menyebabkan gerakan atau terganggunya aktivitas suatu organisme Pengaruh suhu terhadap pertumbuhan ikan Suhu media berpengaruh terhadap aktifitas enzim pencernaan. Pada proses pencernaan yang tak sempurna akan dihasilkan banyak feses, sehingga banyak energi yang terbuang.

Tetapi jika aktifitas enzim pencernaan meningkat maka laju pencernaan juga akan semakin meningkat, sehingga tingkat pengosongan lambung tinggi. Tingkat pengosongan lambung yang tinggi menyebabkan ikan cepat lapar dan nafsu makannya meningkat. Jika konsumsi pakan tinggi, nutien yang masuk kedalam tubuh ikan juga tinggi, dengan demikian ikan memiliki energi yang cukup untuk pertumbuhan. Suhu media juga berpengaruh terhadap aktifitas enzim yang terlibat proses katabolisme dan anabolisme. Enzim metabolisme berpengaruh terhadap proses katabolisme (menghasilkan energi) dan anabolisme (sintesa nutrien menjadi senyawa baru yang dibutuhkan tubuh). Jika aktifitas enzim metabolisme meningkat maka laju proses metabolisme akan semakin cepat dan kadar metabolit dalam darah semakin tinggi. Tingginya kadar metabolit dalam darah menyebabkan ikan cepat lapar dan memiliki nafsu makan tinggi, sehingga tingkat konsumsi pakan meningkat. Konsumsi pakan yang tinggi akan meningkatkan jumlah energi yang masuk ke dalam tubuh. Energi ini akan digunakan untuk proses-proses maintenance dan selanjutnya digunakan untuk pertumbuhan. Suhu media yang optimum akan mendorong enzim-enzim pencernaan dan metabolisme untuk bekerja secara efektif. Konsumsi pakan yang tinggi yang disertai dengan proses pencernaan dan metabolisme yang efektif, akan menghasilkan energi yang optimal untuk pertumbuhan. Proses metabolisme ikan umumnya meningkat jika suhu naik hingga dibawah batas yang mematikan. Berdasarkan hukum vant Hoff, kenaikan suhu sebesar 10C akan menyebabkan kecepatan reaksi metabolisme meningkat 2-3 kali lipat dibandingkan pada kondisi normal. Kebutuhan protein pada ikan untuk mendapatkan pertumbuhan yang optimum sangat dipengaruhi oleh suhu. Contoh pada suhu 20oC pada ikan Channel Catfish (Ictalurus punctatus) memperlihatkan pertumbuhan optimum dengan kadar protein 35 %, sedangkan pada suhu 25oC membutuhkan protein 40%. Pendekatan-pendekatan yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan pertumbuhan ikan. Untuk memaksimalkan pertumbuhan dapat dilakukan beberapa pendekatan, yaitu: a. Pendekatan sistem Pertumbuhan adalah merupakan fungsi dari wadah pemeliharaan (W), media pemeliharaan (M), biota yang dipelihara (B) dan pakan (P). G = f( W, M, B, P) Dengan demikian komponen sistem budidaya ikan adalah: 1. Wadah pemeliharaan; wadah pemeliharaan harus disesuaikan dengan kebutuhan ikan yang akan dipelihara. Konstruksi kolam harus sesuai dengan karakteristik biota yang akan dipelihara dan teknik budidaya yang akan diterapkan. Pembuatan wadah harus dipertimbangkan topografi lahan, kesuburan lahan dan porositas. Lahan yang relatif datar lebih mudah untuk dibangun daripada lahan yang miring. Lahan datar memiliki resiko kebocoran yang kecil dan biaya pembuatannya lebih murah. Topografi lahan terkait dengan suhu, dimana semakin tinggi lahan maka suhu udara akan semakin dingin. Ketinggian lahan harus disesuaikan dengan suhu optimum biota yang akan dipelihara. 2. Media hidup, meliputi: kuantitas air, air harus tersedia dalam jumlah yang cukup sepanjang tahun, sehingga siklus budidaya tidak terganggu. Lokasi budidaya hendaknya dekat dengan sumber air. 3. Kualitas air, meliputi suhu, turbiditas, tss, tds, salinitas, oksi-gen terlarut, ph, alkalinitas, bahan-bahan toksik: NH3, NO2, CO2 bebas, H2S, dsb. Kualitas air harus berada dalam batas toleransi biota, dengan demikian biota dapat tumbuh dengan baik.

4. Unsur hara sebagai penopang kesuburan (NO3 PO4, K, dsb.), ketersediaan unsur hara sangat berpengaruh terhadap kesuburan perairan. Pada perairan yang kaya unsur hara pakan alami dapat tumbuh secara maksimum, sehingga tersedia pakan yang cukup bagi biota yang dipelihara. 5. Biota yang dipelihara. Spesies, strain, varietas berhubungan dengan sifat genetik (potensitumbuh ketahanan terhadap penyakit). 6. Jenis kelamin 7. Ukuran 8. Kondisl kesehatan 9. Manajemen pemeliharaan 10. Pakan. Ransum harian (FR), diberikan sesuai dengan kebutuhan biota, jumlah pakan yang diberikan disesuaikan dengan perkembangan biota. Komposisi pakan, pakan harus memiliki kandungan gisi yang cukup baik. 11. Frekuensi pemberian pakan ukuran pakan. Pemberian pakan dilakukan secara kontinyu sesuai dengan laju pengosongan lambung ikan. Sedangkan ukuran pakan disesuaikan dengan lebar bukaan mulut ikan, demikian juga warna dan rasa. Dengan demikian konsumsi pakan dapat dimaksimumkan sehingga laju pertumbuhannya tinggi. a. Pendekatan energetik Pertumbuhan terjadi apabila terdapat kelebihan energi, setelah energi yang dikonsumsi dikurang dengan energi yang digunakan untuk segala kebutuhan hidup termasuk energi yang hilang, baik lewat feces ataupun urine. G=K(F+U+M) Pertumbuhan (G) akan maksimum jika nilai K tinggi dan nilai F, U dan M diturunkan serendah mungkin. Cara memaksimumkan nilai K: 1. Menjaga agar kondisi ikan tetap sehat dan selera makannya selalu tinggi 2. Optimalisasi kondisi lingkungan 3. Feeding rate optimal 4. Frekuensi pemberian pakan didasarkan pada kapasitas lambung dan laju pencernaannya 5. Pemilihan pakan yang cocok (ukuran, bentuk, warna) 6. Penambahan atractant Cara meminimumkan nilai F: 1. Menjaga agar kondisi ikan tetap sehat 2. Komposisi pakan sesuai dengan stadia dan kategori ikan (herbivor, karnivor) 3. Bahan baku pakan berkualitas baik 4. Ukuran partikel penyusun pakan hendaknya kecil sehingga mudah dihidrolisa 5. Optimalisasi kondisi lingkungan, terutama suhu dan oksigen terlarut. Cara meminimumkan nilai U: 1. Tingkat protein pakan tidak berlebihan 2. Tingkat energi pakan memadai Cara meminimumkan nilai M: 1. Pembatasan ruang gerak ikan 2. Pengaturan arus air, sehingga konsumsi energi untuk berenang melawan arus menjadi kecil

ADAPTASI Merupakan proses penyesuaian diri makhluk hidup dengan keadaan lingkungan sekitarnya. Masing-masing individu mempunyai cara yang berbeda dalam penyesuaian diri dengan lingkungannya, ada yang mengalami perubahan bentuk tubuh (adapatasi Morfologi), ada yang mengalami perubahan proses metabolisme tubuh (adaptasi Fisiologi) dan ada juga yang mengalami perubahan sikap dan tingkah laku (adaptasi tingkah laku). Adapatasi akan dilakukan oleh makhluk hidup bila keadaan lingkungan sekitarnya membahayakan atau tidak menguntungkan bagi dirinya, sehingga perlu untuk menyelamatkan atau mempertahankan kehidupannya. Macam adaptasi : 1. Adaptasi MORFOLOGI Merupakan proses penyesuaian diri makhluk hidup yang memperlihatkan perubahan bentuk dan struktur tubuh. Ciri adaptasi hewan air : 1. Tubuhnya berbentuk torpedo (stream line). 2. Permukaan tubuh licin karena berlendir. 3. Anggota gerak tubuh berupa sirip. Pada Tumbuhan a. Tumbuhan Xerofit yaitu tumbuhan yang hidup apad aderah yang kekurangan air/minim air. Contohnya Kurma dan Kaktus. Kaktus memilki ciri adaptasi : Batang yang lunak kaya akan air untuk mencukupi kebutuhan air. Lapisan lilin/kutikula pada batang yang tebal untuk mengurangi penguapan. Akar serabut yang panjang untuk mencari air dan hara mineral. Daun yang kecil berbentuk duri untuk mengurangi penguapan. b. Tumbuhan Hidrofit yaitu tumbuhan yang hidup pada perairan atau daerah yang kaya akan air. Contohnya Teratai, Eceng Gondok (Eicchornia crassipes), Kangkung, Paku air (Azolla pinata) dengan cirri adapatasi : Daun yang lebar, tipis dan banyak stomata untuk mempercepat penguapan. Akar serabut dan tangkai yang berongga yang kaya akan Oksigen sehingga memungkinkan untuk mengapung. c. Tumbuhan Higrofit yaitu tumbuhan yang hidup di daerah yang lembab atau kadar air yang sedang/basah. Contohnya adalah Golongan Bryophyta (Lumut) dan Pterydophyta (Paku), Talas/Keladi dengan ciri adaptasi : Daun lebar dan tipis untuk mempercepat penguapan. Memiliki stomata lebih banyak dari golongan Xerofit. Memiliki lapisan lilin/kutikula yang tipis. Sering melakukan gutasi (yaitu penetesan pada ujung daun melalui celah pada tepi daun yang disebut hidatoda/gutatoda). d. Tumbuhan darat. Biasanya termasuk tumbuhan dataran rendah dan dataran tinggi yang meliputi tumbuhan tingkat tinggi. Ciri adaptasi : Daun kecil dan tebal.

Stomata sedikit. Kulit luar yang tebal. 2. Adaptasi FISIOLOGI Merupakan proses penyesuaian diri makhluk hidup terhadap lingkungan sekitarnya yang memperlihatkan perubahan sistem metabolisme dalam tubuhnya. a. Ikan air laut dan ikan air tawar Ikan air laut Ciri adaptasi Ikan air tawar Sedikit Pengeluaran urine Banyak Pekat Urine yang diekskresikan Encer Banyak Minum air Sedikit Lebih rendah dari pada air laut Tekanan osmosis sel tubuh ikan Lebih tinggi dari pada air tawar Lebih tebal Dinding sel tubuh Laebih tipis Pada Tumbuhan a. Zat alelopati yaitu zat yang dapat menghambat pertumbuhan organisme/individu yang berada disekitarnya. Dikeluarkan pada beberapa tumbuhan tertentu sperti fungsi penghasil antibiotic Penisilin yaitu Peniciullium sp. Penicillium sp akan mengeluarkan zat penisilin yang dapat membuat individu disekitarnya menjadi mati. 3. Adaptasi FISIOLOGI Merupakan proses penyesuaian diri makhluk hidup terhadap lingkungannya dengan cara memperlihatkan tingkah laku. Pada Hewan a. Eksdisi yaitu proses pengelupasan kulit pada hewan tertentu untuk kelangsungan hidupnya. Terjadi pada Ular dan Udang. b. Pengeluaran tinta pada Cumi-cumi untuk penyelamatan diri. c. Munculnya ikan Paus ke permukaan air untuk menghirup Oksigen setiap 30 menit sekali. d. Migrasi pada class Aves untuk mencari makanan dan pada ikan Salmon untuk melakukan reproduksi (bertelur) di daerah air tawar. e. Estivasi yaitu masa istirahat dan menghemat energy pada musim kemarau. Terjadi pada Katak/Rana sp. Pada Tumbuhan a. Pengguguran daun pada musim kemarau yang panjang, berguna untuk mengurangi penguapan . Terjadi pada tumbuhan Jati, Flamboyan dan Akasia. b. Pengatupan daun pada Putri Malu/Mimmosa pudica bila ada impuls berupa sentuhan. c. Pengatupan daun pada siang hari yang terik, untuk mengurangi penguapan. Daun akan terlihat layu tetapi tidak mati. d. Penggulungan daun pada siang hari. Terjadi pada tumbuhan jagung/Zea mays. Perilaku adaptif 1. Perilaku Makan yaitu perilaku yang diperlihatkan oleh individu/organisme dalam memperoleh makanannya. Contohnya : a. Mimikri agresif yaitu mengembangakan alat pemikat dengan meniru bentuk mangsa dari pemangsa lain. Terjadi pada Anglerfish/Lophius americanus.

2. Perilaku mempertahankan diri yaitu perilaku yang diperlihatkan oleh individu untuk mempertahan keselamatan diri dari musuh atau keadaan yang berbahaya. Contohnya : a. menggunakan senjata bertahan pada Landak dengan duri pada tubuhnya. 3. Perilaku bertahan pada lingkungan fisik yaitu perilaku yang diperlihatkan oleh individu untuk bertahan hidup pada kondisi fisik yang berubah dengan cepat. Contohnya : a. Lebah madu pekerja memukulkan sayapnya untuk mengipasi sarang saat suhu tinggi. b. Lebah madu pekerja mencari air untuk menyejukkan sarang. c. Lebah akan menggetarkan sayapnya untuk menghangatkansaranag pada musim dingin. 4. Perilaku reproduktif yaitu perilaku yang diperlihatkan individu untuk memperoleh keturunannya. Contohnya : a. Katak/Rana sp jantan yang menyanyi saat musim kawin tiba untuk menarik perhatian yang katak betina. b. Hewanyang mengeluarkan bau menyengat pada hewan jantan untuk menarik perhatian hewan betina. Faktor yang menentukan adaptasi 1. Individu daratan a. Persediaan air tanah, seperti : Adaptasi tumbuhan di lingkungan sedikit air dengan mengurangi penguapan, menyediakan cadangan air. Adaptasi tumbuhan di lingkungan lembab dengan memiliki daun lebar dan tipis, banyak stomata dan gutasi. b. Kisaran suhu, seperti : Memiliki bulu tebakdan banyak lemak untuk suhu dingin. Hibernasi dan estivasi. Berkubang dilumpur. Burung mandi untuk mengatur suhu tubuh. c. Keadaan tanah Jenis tanah akan menentukan jenis tumbuhan dan hewan yang mendominasi suatu daerah. 2. Individu Perairan a. Salinitas/kadar garam perairan Masing-masing perairan memiliki salinitas yang berbeda,seperti di air tawar salinitasnya adalah 0,06% sedangkan air laut salinitasnya 3,5 %. Salinitas akan mempengaruhi perbedaan tebal-tipisnya lapisan kulit, tingkah laku, susunan atau fungsi organ tubuh organisme perairan. b. Kedalaman air Semakin dalam suatu perairan makasemakin besar/tinggi pula tekanan yang terjadi. Mempengaruhi intensitas cahaya yang diperoleh individu.Semakin dalam maka semakin

sedikit cahaya yang diperoleh. Contoh : Ikan Pari dengan tubuh pipih dan lebar. Ikan Cucut dengan tubuh langsing. Gurat sisi/linea lateralis pada tubu ikan. Gelembung udara pada tubuh ikan untuk dapat turun dan naik pada perairan. c. Intensitas cahaya Semakin keruh dan dalam suatu perairan maka intensitas cahaya yang masuk semakin sedikit/rendah. Mempengaruhi suhu air dan aderajat fotosintesis. Dibagi menjadi 3 daerah yaitu daerah fotik, daerah perbatasan (remang-remang), daerah afotik. Semakin kearah daerah afotik makam intensitas cahaya yang masuk perairan akan semakin berkurang. Hal ini akan mempengaruhi organisme yang hidup di dalamnya. d. Kadar Oksigen Daerah permukaan kadar oksigenlebih banyak dibandingkan dengan daerah di bawahnya. Semakin keruh suatu perairan maka kadar oksigen semakin berkurang/rendah. Ciri adaptasinya adalah : Perluasan labirin. Munculnya ikan ke permukaan Tubuh ikan ramping dan berlendir. Tumbuhan Algae banyak memiliki kantung/gelembung udara untuk mengapung. Tumbuhan air banyak memiliki rongga udara pada batang untuk mengapung. Pada Teratai, Kangkung, Eceng Gondok dll. SUMBER TULISAN Hidayati. 2004. BIOLOGI PRAKTIS Untuk SMP Kelas I, II dan III. Ringkasan dan Contoh Soal. Penerbit Hikmah Sejati-Bantul, Yogyakarta. Internet, faktor-faktor pengaruh adaptasi. Kadaryanto, at al. 2007. BIOLOGI 3. Penerbit Yudhistira, Jakarta. Nurhayati, N. 2008. Pelajaran IPA-BIOLOGI BILINGUAL untukSMP/MTs.Kelas IX. Yrama Widya, Bandung. Prawirohartono, S. dan Hadisumarto, S. 1999. Sains BIOLOGI 2b. Untuk SMU Kelas 2 Tengah Tahun Kedua Sesuai Kurikulum 1994. Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. Prawirohartono, S. dan Kuncorowati. 2003. BIOLOGI Untuk Kelas 3 SLTP Kurikulum 1994. Semester 1 dan Semester 2. Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. Saktiyono. 2004. Sains Biologi SMP 2. Esis Penerbit Erlangga, Jakarta. Tim IPA SMP/MTs. 2007. Ilmu Pengetahuan Alam 3. PT. Galaxy Puspa Mega, Jakarta. Tim IPA SMP/MTs. 2001. BIOLOGI 3.Untuk SLTP Kelas 3. PT. Galaxy Puspa Mega, Jakarta.

You might also like